BAB II KAJIAN PUSTAKA - · PDF fileLaporan Tugas Akhir ... Sistem adalah suatu kebulatan atau...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - · PDF fileLaporan Tugas Akhir ... Sistem adalah suatu kebulatan atau...
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----1111
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani
yaitu “Systema”, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang
mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang
tidak terpisahkan.
Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit
dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat dilihat bahwa sistem
terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan
dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka
gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi disebut suatu sistem.
Berikut ini adalah definisi kata Sistem menurut beberapa para ahli:
1. Buckley
Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara
utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-
bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of
interdependence of its parts).
2. H. Kerzner
Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia
dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur
sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat
bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran
bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya
aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem
untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----2222
dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen,
sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling
mendukung.
3. B.S. Blanchard (1990)
Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu
pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan
operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses
yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional,
sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.
Sebagai contoh yaitu dalam hal konstruksi bangunan sipil, khususnya
konstruksi jembatan, maka yang dimaksud dengan sistem konstruksi
adalah suatu konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari sub-sistem
yaitu: bangunan atas jembatan, bangunan bawah jembatan, dan dilengkapi
dengan bangunan pelengkap jembatan.
2.1.2 Jenis Sistem
Sistem dapat dibedakan menjadi 2 jenis (Davis, B. Gordon, Kerangka dasar Sistem Informasi
Manajemen bag I , cetakan keempat 1987) yaitu:
a. Sistem tertutup : sistem yang mandiri, tidak bertukar materi, informasi
atau energi dari lingkungannya dan tidak terpengaruh dari gejolak di
luar sistem. salah satu contohnya yaitu sistem komputer.
b. Sistem terbuka : sistem yang mengadakan pertukaran informasi atau
energi dengan lingkungannya. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat
adaptasi sehingga dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam
lingkungannya sehingga dapat meneruskan eksistensinya,
mengorganisasikan diri dan mengubah organisasinya sebagai tanggapan
atas perubahan yang terjadi. Salah satu contohnya yaitu sistem
organisasi atau sistem biologis seperti manusia.
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----3333
Gambar 2.1 Sistem tertutup
Gambar 2.2 Sistem terbuka
2.2 Manajemen
Setiap kegiatan manusia mempunyai tujuan tertentu. Dalam mencapai
tujuannya, setiap/kelompok orang akan melakukan usaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya. Namun seringkali yang terjadi
pencapaian tujuan tersebut tidak dilakukan dengan baik yaitu secara
efisien dan efektif. Oleh karena itu diperlukanlah manajemen yang
merupakan sistem pengaturan terhadap unsur yang terlibat dalam proses
pencapaian tujuan seperti dapat dilihat pada gambar 2.3. Jadi secara
umum manajemen adalah suatu usaha atau cara untuk memanfaatkan
sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif dan efisien.
Gambar 2.3 Manajemen
Tidak ada pertukaran
dengan Lingkungan
Menerima masukan yang diketahui, tidak diketahui
dan gangguan Lingkungan
Diketahui
Tidak Diketahui
Gangguan
Keluaran
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----4444
2.2.1 Unsur-unsur manajemen
Sebagai salah satu komponen penting dalam lingkup manajemen adalah
unsur-unsur manajemen atau sumber daya. Sumber daya yang dimaksud
dikenal dengan 5 M yaitu manusia (man), bahan (material), mesin/peralatan
(machine), metode/cara kerja (method), modal uang (money). Dalam rangka
mencapai tujuannya setiap orang/kelompok akan mengoptimalkan
pemakaian sumber daya tersebut sehingga tercapai tujuan kegiatan secara
efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan unsur-unsur atau sumber daya
ini secara efisien, ketersediaannya yang terbatas tidak menjadi halangan
sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat memberikan hasil
yang maksimal.
2.2.2 Tingkatan Manajemen
Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen(Azhar Susanto,”Sistem Informasi
Manajemen”,2002:187) yaitu :
1. Tingkat Manajemen Atas (Top Management) adalah tingkatan paling tinggi
dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja.
Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat konseptual yang
meliputi kebijaksanaan, strategi dan keputusan dan meliputi kurun
waktu rencana jangka panjang.
2. Tingkat Manajemen Menengah (Middle Management) adalah tingkatan
manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen
terbawah.
3. Tingkat Manajemen Bawah (First Line Management) adalah tingkatan
manajemen pada tingkat yang terbawah dari suatu organisasi. Pada
tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja
pengoperasian.
Tingkatan manajemen tersebut dapat digambarkan seperti piramida,
dimana semakin ke atas semakin mengecil. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pada tingkat paling atas mempunyai tanggung jawab yang besar dari
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----5555
tingkat di bawahnya. Oleh sebab itu, tingkatan paling atas (top managent)
biasanya hanya terdiri dari satu orang atau bisa disebut dengan manager.
Gambar 2.4 Tingkatan Manajemen
2.2.3 Proses Manajemen
Dalam proses manajemen terdapat 2 (dua) kata kunci yang perlu
diperhatikan dalam mencapai tujuan akhir ini, yaitu:
1. Efisien, yaitu penghematan. Kegiatan yang dilakukan diupayakan agar
tidak boros terhadap :
a) Sumber daya, baik dari segi biaya, material dan manusia, peralatan
terutama dikarenakan adanya keterbatasan terhadap sumber daya
yang dimiliki.
b) Waktu. Perlu mengatur agar waktu yang ada dapat dipergunakan
sebaik-baiknya.
2. Efektif, yaitu tepat guna. Melakukan pemilihan penggunaan sumber
daya setepat-tepatnya untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang
dikehendaki.
a. Urutan. Terkadang ada kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
terlebih dahulu sebelum dapat melakukan kegiatan lainnya.
b. Prioritas. Dalam kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan
untuk menyelesaikan semua kegiatan yang telah direncanakan, perlu
Top
Management
Middle
Management
First line
Management
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----6666
memilih kegiatan mana saja yang terpenting yang harus dilakukan
tanpa penundaan lagi.
Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan diperlukan serangkaian kegiatan
sebagai suatu usaha/cara melakukan manajemen yang disebut proses
manajemen. Ada enam dasar fungsi manajemen dalam proses manajemen
(Soekirno, Purnomo, “Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi“, Bandung, 2006), yaitu:
1. Penetapan tujuan (goal setting) :
Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses
manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapaioleh suatu
organisasi di masa yang akan datang. Efektivitas pencapaian tujuan
tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajemen, juga ditentukan
oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri.
2. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan
asumsi-asumsi mengenai kegiatan di masa yang akan datang untuk
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan juga
dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun (horison)
perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau
yang lebih dikenal dengan rencana jangka panjang (strategis). Ada rencana
yang jangkauan waktunya lebih pendek, yang disebut sebagai rencana
pengoperasian (taktis).
3. Pengisian Staff (Staffing)
Staffing Adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan,
penempatan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi.
Pada dasarnya prinsip dan tahapan proses manajemen ini adalah
menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat
yang tepat (right people, right position, right time). Sebelum mencari orang
untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu
ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing-masing posisi
pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan ruang lingkup tugas,
tanggung jawab dan keahlian serta ketrampilan yang disyaratkan yang
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----7777
dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job
requirement).
4. Pengarahan (Directing)
Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung
usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar bekerja dengan baik,
bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan
serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik dan bagaimana
mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
5. Supervising
Supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-
individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan
organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses ini dikenal adanya
suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal
dan informasi dalam suatu organisasi.
6. Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses
evaluasi kinerja dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapka. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan
kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat
apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.
Keenam fungsi manajemen tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian yang disebut dengan proses manajemen seperti dapat dilihat pada
gambar 2.5, yang terdiri dari :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan informasi dan
pembuatan asumsi-asumsi di masa yang akan datang untuk
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----8888
2. Pelaksanaan (execution)
Merupakan salah satu proses manajemen yang bertujuan untuk
melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencapai
suatu tujuan. Dalam proses pelaksanaan ini terdapat beberapa fungsi
manajemen antara lain pengisian staff (staffing), pengarahan (directing),
dan pengawasan (supervising).
3. Pengendalian (controlling)
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penetapan apa yang
telah dicapai, yaitu proses evaluasi/pengukuran kinerja dalam
pelaksanaan terhadap rencana yang telah disusun dan jika diperlukan
dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian sangat erat kaitannya dengan proses perencanaan sebab
pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan
tersebut dapat dicapai atau tidak.
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis.
Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu
tahapan-tahapan yang berdiri sendiri, melainkan sebagai proses yang
berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahap
proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya
dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian.
Gambar 2.5 Proses manajemen
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----9999
2.3 Definisi dan Prinsip Mutu
Sebelum ISO 9000 lahir, berbagai definisi mutu telah dinyatakan oleh para
ahli manajemen dunia, diantaranya adalah
• Juran (1951), Kecocokan dengan tujuannya atau penggunaannya
• Fegeinbaum (1951), Gabungan seluruh karakteristik barang dan jasa
dalam bidang marketing, manufaktur, dan pemeliharaan yang dalam
penggunaannya akan memenuhi harapan pelanggan
• Edward Deming (1986) mendefinisikan mutu menurut konteks,
persepsi pelanggan dan kebutuhan serta kemauan pelanggan.
• Goestsch dan Davis (1994), membuat definisi mutu sebagai suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
• Hardjosoedarmo (2004) mendefinisikan mutu adalah karakteristik
barang dan jasa yang ditentukan oleh pelanggan (consumer) dan
diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang
berkelanjutan.
• Mutu adalah penilaian subyektif dari pelanggan; penilaian ditentukan
oleh persepsi pelanggan terhadap barang dan jasa; mutu tergantung
pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh pelanggan.
Mutu merupakan keseluruhan sifat dan karakteristik dari suatu produk
atau jasa yang menyangkut kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
yang telah ditentukan. Jadi definisi ini berkaitan dengan pemuasan
kebutuhan klien atau pelanggan.
Untuk suatu proyek gedung misalnya, klien dapat berarti pemilik, atau
pengguna bangunan. Sebagai contoh, apabila klien diartikan sebagai
pemilik atau pemberi tugas yang akan membiayai perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi dari proyek, maka kebutuhan yang harus dipenuhi
oleh perencana dan kontraktor meliputi:
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----10101010
� Untuk perencanaan :
- Estetika seperti selera desain yang baik.
- Fungsionalitas seperti, perencanaan sesuai dengan kebutuhan,
memenuhi peraturan yang ada.
- Durabilitas seperti, bahan dan peralatan yang dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik selama masa layan.
- Keselamatan seperti, aman untuk penghuni, mengikuti peraturan
yang ada.
- Biaya seperti, didalam batas dana yang tersedia.
� Untuk konstruksi :
- Workmanship seperti, kualitas perkerjaan konstruksi
- Integritas seperti, sesuai dengan gambar dan spesifikasi
- Waktu penyelesaian proyek sperti sesuai dengan persyaratan pemilik.
Untuk mencapai keseragaman pemahaman akan mutu dan hal-hal yang
berhubungan dengan mutu, maka International Organization for
Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 8402 : Manajemen Mutu dan
Jaminan Mutu – Kosa kata sebagai dokumen pendukung ISO 9000. Berikut
ini diuraikan definisi dan prinsip mengenai mutu yang terkandung dalam
ISO 8402 tersebut.
a. Mutu (Quality)
Keseluruhan karakteristik/spesifikasi mutu barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan,
baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang
tersirat.
Barang dan jasa ini dapat berupa hasil kegiatan atau proses berupa
produk berwujud dan tak berwujud seperti jasa, program komputer dan
desain,dapat pula berarti suatu kegiatan proses seperti pelaksanaan
proses produksi.
Kebutuhan pelanggan sebagai penerima produk berupa barang atau jasa
tersebut dapat meliputi berbagai aspek seperti kinerja, kegunaan,
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----11111111
keandalan yang mencakup ketersediaan, reliabilitas, dan daya rawat
serta keselamatan, lingkungan, ekonomi dan estetika. Kebutuhan
pelanggan yang dinyatakan biasanya telah dispesifikasi dalam lingkup
kontrak sedangkan untuk lingkup lainnya, kebutuhan yang tersirat
harus diidentifikasikan dan didefinisikan. Dalam banyak kasus,
kebutuhan ini dapat berubah sejalan dengan waktu sehingga perbaikan
spesifikasi secara berkala perlu dilakukan.
Pemenuhan mutu barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai tahapan
kegiatan yang saling berkaitan yang disebut dengan rangkaian mutu
(quality loop), mulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan
terpenuhinya persyaratan mutu. Untuk mencapai mutu yang
memuaskan secara ekonomis, maka setiap tahapan kegiatan dalam
rangkaian mutu harus dilibatkan secara menyeluruh.
b. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Teknik dan kegiatan yang digunakan untuk memenuhi
karakteristik/spesifikasi mutu.
Dalam pengendalian mutu, terdapat berbagai teknik dan kegiatan untuk
meyakinkan suatu produk berupa barang atau jasa memenuhi
spesifikasi yang telah diterapkan. Pengendalian mutu ini diperlukan
sebagai indikator setiap tahapan pengerjaan untuk melihat apakah
persyaratan mutu produk telah terpenuhi dan berguna sebagai umpan
balik apabila terjadi ketidaksesuaian yang memerlukan perbaikan.
Melaksanakan pengendalian mutu berarti :
• Menggunakan pengawasan mutu sebagai dasar
• Melaksanakan pengendalian biaya, waktu dan mutu secara
terintegrasi
• Melakukan pengendalian jumlah produksi dan waktu pengiriman
Proses pengendalian tidak dapat dilakukan hanya dengan perintah dari
atas saja karena bisa saja perintah tersebut macet atau menyimpang
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----12121212
sehingga berakibat tidak sesuainya perintah dengan tujuan yang
diinginkan.
Untuk itu pengendalian harus diatur berdasarkan ungkapan ”Plan-Do-
Check-Action (PDCA)” yang meliputi :
1. Tentukan tujuan serta metoda untuk mencapai tujuan (Plan)
Target harus ditentukan berdasarkan informasi , dasar pemikiran dan
data yang lengkap. Metode yang ditetapkan harus dapat diterima oleh
semua pihak karena itu harus dilakukan standarisasi yang harus
diperbaiki secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu agar
sesuai dengan kondisi yang terus berubah.
2. Sertakan Pendidikan dan latihan dalam melaksanakan pekerjaan (Do)
3. Periksa akibat dari pelaksanaan (Check)
Pemeriksaan dilakukan untuk menemukan penyimpangan dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
memeriksa penyebabnya dan memeriksa akibatnya.
4. Ambil tindakan yang tepat (Action)
Setelah faktor-faktor penyebab penyimpangan ditemukan maka harus
diambil tindakan yang tepat sehingga dapat dicegah terjadinya
kesalahan yang sama.
Gambar 2.6 Siklus PDCA
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----13131313
c. Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang diimplementasikan
dalam sistem manajemen mutu untuk memberikan suatu keyakinan yang
memadai bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu.
Ada dua tujuan mengenai jaminan mutu yaitu:
1. Ke dalam perusahaan (internal)
Jaminan mutu memberikan keyakinan kepada manajemen dan
seluruh karyawan perusahaan.
2. Ke Luar perusahaan (eksternal)
Jaminan mutu memberikan keyakinan kepada pelanggan dan
pihak-pihak yang terkait.
Pada dasarnya, jaminan mutu ini tidak dapat memberikan keyakinan
yang cukup kecuali jika persyaratan mutu benar-benar mencerminkan
kebutuhan pelanggan. Jaminan mutu ini merupakan fungsi pencegahan,
bukan pengendalian, walaupun beberapa kegiatan jaminan mutu dan
kegiatan pengendalian mutu saling berhubungan. Untuk
mengimplementasikan jaminan mutu secara efektif, prosedur dan
instruksi kerja yang tepat dan sistematis yang digunakan dalam
mengendalikan suatu proses harus diikuti dan dijalankan dengan baik.
d. Manajemen Mutu (Quality Management)
Aspek keseluruhan cara manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu.
Kebijakan mutu (quality policy) yang dimaksud adalah keseluruhan
maksud dan tujuan perusahaan mengenai mutu yang secara formal
dinyatakan oleh manajemen puncak (top management).
Untuk mencapai mutu yang diinginkan, diperlukan adanya komitmen
dan keterlibatan seluruh karyawan dalam perusahaan sedangkan
tanggung jawab manajemen mutu berada pada manajemen puncak.
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----14141414
Manajemen mutu sendiri mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
• Mendefinisikan sasaran
Dimulai dengan suatu komitmen tertulis terhadap kebijakan dan
organisasi yang terdefinisi lalu diteruskan dengan instruksi prosedur
yang rinci untuk setiap langkah proses produksi.
• Menentukan standar
Dalam sistem itu sendiri terdapat beberapa standar, misalnya :
standar pembelian material, kemampuan supplier mengirim material
sesuai persyaratan, kesesuaian dengan tuntutan produk dan
sebagainya. Untuk semua standar tersebut harus dibuatkan prosedur
dan sistem verifikasi.
• Sistem produksi
Setelah mendefnisikan kedua hal diatas, maka dibutuhkan suatu
sistem untuk menangani setiap proses produksi. Misalnya suatu
sistem pengukuran pembelian, material masuk, kondisi dalam proses,
inspeksi akhir dan pengiriman. Termasuk tes dan teknik pengukuran
serta tes dan kalibrasi peralatan yang digunakan.
Dalam manajemen mutu terdapat 2 elemen pokok yaitu jaminan mutu
dan perbaikan mutu. Unsur jaminan mutu terdiri dari desain mutu dan
pengendalian mutu sedangkan unsur perbaikan mutu terdiri dari audit
dan kerja kelompok seperti yang diperlihatkan pada gambar
Gambar 2.7 Manajemen mutu
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----15151515
Perbaikan mutu biasanya didahului dengan tinjauan dan perubahan
rencana mutu, sehingga manajemen mutu menggambarkan suatu siklus
pergerakan spiral yang berkesinambungan untuk mencapai performa
yang lebih tinggi dalam jangka panjang dengan urutan sebagai berikut :
rencana mutu, pengendalian mutu, audit dan kerja kelompok.
Rencana mutu adalah dokumen yang berisikan penetapan mutu yang
diinginkan, sumber daya, dan urutan kegiatan yang terkait dengan
produk, jasa, dan kontrak atau proyek khusus.
e. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management system)
Struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, dan sumber daya untuk
mengimplementasikan manajemen mutu.
Tujuan sistem manajemen mutu atau sistem manajemen mutu adalah
memungkinkan para karyawan perusahaan untuk mengetahui
wewenang dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat dicapai dengan
mendokumentasikan manual kerja secara teratur dan pelatihan yang
memadai untuk para karyawan. Dalam suatu perusahaan, sebelum
menerapkan sistem manajemen mutu, keseluruhan maksud dan tujuan
mengenai mutu perlu dituangkan dalam kebijakan mutu dengan
melibatkan seluruh karyawan perusahaan yang dimulai dari manajemen
puncak agar sistem manajemen mutu dapat berjalan dengan baik.
Maksud dan tujuan mengenai sistem manajemen mutu hendaknya
sebagai berikut :
• Mencapai dan mempertahankan mutu produk yang dihasilkan
sehingga terus-menerus memenuhi persyaratan mutu.
• Meningkatkan mutu operasi perusahaan sehingga memenuhi semua
kebutuhan pelanggan dan pihak-pihak yang terkait (stakeholder),
baik kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat,
secara berkesinambungan.
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----16161616
• Memberikan keyakinan kepada manajemen dan seluruh karyawan
perusahaan bahwa mutu yang dikehendaki dapat tercapai,
dipertahankan, serta ditingkatkan.
• Memberikan keyakinan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang
terkait bahwa mutu yang dikehendaki sedang dan akan dicapai dalam
produk yang akan diserahkan.
f. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Pendekatan manajemen suatu organisasi yang berpusat pada mutu
berdasarkan pada partisipasi seluruh anggota organisasi, dengan tujuan
mencapai sukses jangka panjang berupa kepuasan pelanggan serta
keuntungan yang diperoleh bagi organisasi dan masyarakat sekitarnya.
Konsep mutu dalam manajemen mutu terpadu mengandung arti sebagai
hasil akhir yang dituju oleh seluruh elemen manajemen. Agar suatu
perusahaan dapat menjalankan manajemen mutu terpadu dengan baik
dibutuhkan usaha pendekatan yang sungguh-sungguh dalam
kepemimpinan manajemen puncak serta pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan bagi seluruh anggota organisasi.
Adapun karakteristik dari Total Quality Management adalah:
• Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
• Memiliki obsesi yang tinggi pada mutu atau kualitas.
• Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
• Memiliki komitmen jangka panjang.
• Membutuhkan kerja sama tim (teamwork).
• Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
• Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
• Memberikan kebebasan yang terkendali.
• Memiliki kesatuan tujuan.
• Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan /tenaga kerja.
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----17171717
Sementara sistem dan metoda kontrol dapat dengan mudah diciptakan,
pembentukan sikap umumnya lebih sulit dan memerlukan waktu lama
sebelum dapat dihayati oleh seluruh karyawan. Pimpinan perusahaan
harus secara konsisten melaksanakan pembinaan dan menunjukkan
bahwa permasalahan mutu mendapat perhatian serius dengan
konsisten.
Beberapa kondisi yang perlu diciptakan adalah sebagai berikut:
� Semangat untuk meningkatkan mutu harus tampak di lingkungan
perusahaan.
� Pemberian penghargaan bagi karyawan yang berhasil menjaga atau
meningkatkan mutu.
� Mutu harus tetap diutamakan walaupun pekerjaan terlambat atau
biaya sudah membengkak.
2.4 Manfaat Sistem Manajemen Mutu
Banyak perusahaan mulai memberikan perhatian pada peningkatan mutu
sebagai suatu cara yang efektif untuk memenangkan persaingan lokal dan
internasional. Melalui jaminan mutu, pemberi pekerjaan akan merasa yakin
bahwa proyeknya akan dikerjakan dengan efesien. Di masa mendatang
persyaratan tenderpun akan lebih menekankan pada aspek mutu sehingga
calon konsultan atau kontraktor harus dapat menyakinkan pemilik bahwa
bukan saja hasil akhir yang tercapai, tetapi juga pelaksanaan pekerjaan
dilakukan melalui tahapan yang sepenuhnya dikendalikan sehingga
kegiatan perbaikan-perbaikan yang tidak perlu dapat dihindari.
Terdapat banyak keuntungan yang bisa didapat oleh perusahaan yang
melaksanakan sistem pengendalian mutu dengan efektif dan efesien, di
antaranya :
� Meningkatkan efisiensi melalui upaya melancarkan operasi perusahaan.
Suatu sistem yang berjalan lancar akan menghemat biaya. Selalu lebih
murah melaksanakan pekerjaan dengan terencana dan benar, tanpa
harus melakukan pengulangan.
L aporan Tugas A khir S istem M an ajem en M utu pada proyek E P C
B A B II K ajian Pustaka IIIIIIII----18181818
� Memungkinkan penyempurnaan secara kontinu dan sistematik seluruh
kegiatan. Sistem manajemen mutu yang dikembangkan dengan baik
memungkinkan manajemen untuk memberikan perhatian khusus pada
kegiatan yang potensial memberikan masalah dan dapat pula
menggiatkan staf untuk memantau dan memperbaiki kinerja bagiannya.
� Membangun kepercayaan klien dengan dipenuhinya persyaratan-
persyaratan yang diajukan dan dengan demikian diperoleh pekerjaan
lain atau klien baru.
� Meningkatkan semangat staf karena sertifikasi oleh pihak ketiga
menjadikan perusahaan dikenal dan diakui serta meningkatkan
pandangan terhadap perusahaan.