Laporan Kebulatan Metrologi Industri Universitas Riau 2015

34

description

laporan metrologi industri

Transcript of Laporan Kebulatan Metrologi Industri Universitas Riau 2015

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangJam ukur atau dial indikator adalah alat ukur pembanding yang digunakan dalam industri permesinan dibagian produksi dan kamar ukur. Prinsip kerjanya secara mekanik dimana gerak linier sensor menjadi gerak putaran jarum jam penunjuk.Pengukuran kebulatan merupakan pengukuran yang ditunjukan untuk memeriksa kebulatan suatu benda, atau dengan kata lain untuk mengetahui apakah suatu benda benar-benar bulat atau tidak, jika dilihat secara teliti dengan menggunakan alat ukur. Komponen dengan kebulatan ideal amat sulit dibuat, dengan demikian kita harus mentolerir ketidak bulatan dalam batas-batas titik sesuai dengan tujuan dan fungsi dari komponen itu. Kebulatan mempunyai peranan penting dalam hal: Membagi beban sama rata, menentukan umur komponen, menentukan kondisi suaian, menentukan ketelitian putaran, Memperlancar pelumasan.

1.2 Tujuan Adapun tujuan diadakannya praktikum metrologi industri tentang pengukuran kebulatan adalah sebagi berikut:1. Memahami prinsip dasar proses pengukuran kebulatan2. Mampu melakukan proses pengukuran kebulatan3. Mampu menganalisis hasil pengukuran kebulatan

1.3 Alat-AlatAdapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum metrologi industri tentang pengukuran kebulatan adalah sebagi berikut:1. Dial IndicatorDigunakan untuk mengukuran penyimpangan kebulatan pada benda kerja yang silindiris, sehingga dapat diteliti bahwa benda kerja memiliki kebulatan sempurna atau ketidakbulatan.

Gambar 1.1 Dial Indicator

2. Meja Rata Digunakan sebagai tempat kedudukan dari dial indicator. Meja rata yang baik memiliki sertifikasinya

Gambar 1.2 Meja Rata

3. WaterpassDigunakan untuk mengukur kerataan dari kedudukan meja rata yang akan digunakan dalam pengujian pengukuran kebulatan.

Gambar 1.3 Waterpass

4. V-BlokDigunakan sebagai alat bantu untuk meletakkan benda kerja agar dapat dengan mudah diputar benda kerja saat dilakukan pengukuran kebulatan

Gambar 1.4 V-Blok

1.4 Benda UkurAdapun benda ukur yang digunakan dalam praktikum metrologi industri tentang pengukuran kebulatan adalah sebagi berikut:1. SilindrisMerupakan benda ukur yang digunakan dalam pelaksaan pengukuran

Gambar 1.5 Benda Ukur Silindris

1.5 Prosedur Praktikum Adapun prosedur praktikum yang telah dilakukan dalam praktikum metrologi industri tentang pengukuran kebulatan adalah sebagi berikut:1. Siapkan alat dan benda ukur yang akan digunakan dalam praktikum.1. Meja rata dilakukan pengecekan dengan menggunakan water pass dengan menggunakan metode union jack (vertikal dan horizontal).

Gambar 1.6 Metode Union Jack1. Benda ukur diberi tanda pada pinggirnya dan diberi nomor urut searah jarum jam (1 sampai dengan 12).

Gambar 1.6 Benda Ukur Diberi Tanda

1. Alat dan benda ukur diletakkan di atas meja rata.1. Letakan benda ukur pada v-blok, kemudian diatur sehinggan sensor jam ukur menempel pada permukaan benda ukur yaitu pada posisi nomor 1.

Gambar 1.7 Dial Indicator Pada Posisi Nomor 1

1. Atur ketinggian sensor jam ukur sehinggan jarum menunjuk nol.1. Putar (angkat) benda ukur dengan hati-hati dan perlahan sehingga sensor jam ukur kurang lebih pada posisi nomor 2, baca kedudukan jam ukur.

Gambar 1.8 Benda Ukur Diputar

1. Ulangi prosedur nomor 6 sampai seluruh posisi benda ukur diperiksa (dilakukan oleh pengamat A).1. Lakukan pengukuran dengan cara membalik arah putaran benda ukur (dari nomor 12 sampai 1).1. Dengan tanpa mengubah set up, ulangi prosedur nomor 6 sampai 8 (dilakukan oleh pengamat B), dimana kedudukan sensor jam ukur tidak tepat pada posisi garis yang bernomor, melainkan lebih kurang pada tengah-tengah selang antara kedua garis bernomor (dari selang di antara nomor 1 dan 2 s/d nomor 12 dan 1, kemudian diputar balik).1. Buat grafik kebulatan dari benda ukur pada kertas grafik koordinat polar dengan menggunakan keempat metode.1. Lakukan analisis kebulatan dengan menggunakan software pengukuran kebulatan dengan menggunakan metode yang lain, lalu bandingkan.

BAB IITEORI DASAR

2.1Pengertian MetrologiMetrologi adalah ilmu disiplin yang mempelajari tentang suatu pengukuran yang mana pengukuran yang dilakukan dengan mengukur dimensi dar benda kerja guna memperoleh hasil yang mendekati dari kebenaranya.Sedangkan proses pengukuran dapar dilakukan sebagai suatu proses membandingkan suatu parameter atau variabel dengan suatu parameter atau variabel yang dianggap sebagai acuan (Patokan) dan acuan inilah yang bisa disebut sebagai Standar. Standar ini tidak selalu dapat digunkan pada suatu tempat, kadangkala acuan atau standar tadi tidak bisa digunakan pada semua tempat sebagai pembanding. Hal ini disebabkan karena susahnya membawa standat tersebut sehingga tidak praktis membawa standar tersebut ke lokasi pengukuran.2.2Jenis-Jenis Alat UkurAlat ukur geometri bisa diklasifikasikan menurut prinsip kerja, kegunaan, atau sifatnya secara garis besar. Alat ukur geometris diklasifikasikan menurut sifatnya dibagi menjadi 5 jenis dsar dan 2 jenis turunan.A. Jenis dasar:1. Alat Ukur LangsungAlat ukur langsung yaitu alat ukur yang dapat menujukkan hasil pengukuran secara lansung angka yang dibaca pada bagian penunjuk alat ukur tersebut adalah harag pengukuran. Contohnya : meteran, mistar ingsut, dan micrometer.2. Alat Ukur Pembanding (Komparator)Alat ukur yang bisa dibandingkan hasil pengukuran dangan selisih benda ukur dengan ukuran standar hasil pengukuran adalah merupakan jumlah angka yang menunjukkan oleh alat ukur dengan ukuran benda stndar contohnya: jam ukur (dial indicator) dan pupitas (dial test indicator).3. Alat Ukur Standar (Acuan) Alat ukur yang digunakan sebagai standar pengukuran, pengunaaan alatukur ini biasanya bersamaan dengan lata ukur pembanding. Alat ukur standar yang fleksibel adalah sejumlah balok ukur yaitu balok baja yang dibuat khusus untuk menunjukkan nilai panjang yang ketelitiaanya dibuat demikian rupa sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya sampai 3 dan 4 angka dibelakang koma.4. Alat Ukur Kaliber BatasAlat ukur kaliber batas adalah alat ukur yang dingukan diluar batas toleransi atau tidaknya. Jika produk dianggap bagus maka benda masih dalam batas toleransi, jika produk jelek makan benda masih diluar batas toleransi.5. Alat Ukur BantuBenda yang digunkan sebagai alat bantu selama proses pengukuran berlangsung. Contohnya: V-Blok dan Pemegang micrometer.

B. Jenis turunan:6. Alat Ukur Khas (khusus atau spesifik)Alat ukur ini dibuat untuk mengukur geometri yang khas misalnya kekasaran permukaan, profil gigi dari suatu roga gigi.7. Alat Ukur KoordinatAlat ukur yang memiliki sensor yang dapat digerkkan dalam ruang, koordinan sendor dibaca melalui tiga skala axis yang disusun seperti koordinan kartesian (X,Y,Z) dapat dilengkapi dengan sumbu putar (koorinat polar).Selain berdasarkan sifatnya yang menhasilkan klasifikasi dasar dan klasifikasi turunan dengan 7 jenis alat ukur yang telah dijelaskan diatas, cara klasifikasi lain mengenai alat ukur geometrk adalah menurut prinsp kerja utama. Mekanik Optik Elektrik Fluidic Hidrolik Pneumatic Aerodinamik

2.3 Pengertian Pengukuran KebulatanPengukuran kebulatan merupakan pengukuran yang ditunjukan untuk memeriksa kebulatan suatu benda, atau dengan kata lain untuk mengetahui apakah suatu benda benar-benar bulat atau tidak, jika dilihat secara teliti dengan menggunakan alat ukur. Pengukuran kebulatan merupakan salah satu dari tipe pengukuran yang tidak berfungsi menurut garis. Kebulatan dan diameter adalah dua karakter geometris yang berbeda, meskipun demikin keduanya saling berkaitan. Ketidakbulatan akan mempengaruhi hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran diameter tidak selalu akan menunjukan ketidakbulatan.Sebuah benda yang berbentuk silinder pada dasarnya dalam perbedaan tempat punya perbedaan jari-jari. Dengan menggunaakan alat ukur dial indikator pada benda ukur poros hasil proses bubut/palat bubut, serta alat bantu V block dan dial standar kita dapat melakukan pengukuran kebulatan untuk memeriksa kebulatan benda tersebut. Dial indikator dapat digunakan untuk mengukur perubahan ketinggian pada permukaan suatu benda. Jadi dapat diketahui benda tersebut memiliki permukaan yang rata atau tidak. Dengan memanfaatkan prinsip yang sama, sebuah benda yang berbentuk silinder dapat diperiksa kebulatannya. Dengan menetapkan suatu titik pada sisi silinder sebagai acuan (titik nol) kemudian melakukan pengukuran terhadap titik lain dapat diketahui apakah terjadi pelekukan atau penggundukan yang mempengaruhi kebulatan kebulatan benda tersebut dan seberapa besar nilainya.Dalam mesin-mesin atau peralatan teknis, banyak sekali ditemukan komponen-komponen yang mempunyai penampang bulat, baik berupa poros,Komponen dengan kebulatan ideal amat sulit dibuat, dengan demikian kita harus mentolerir ketidakbulatan dalam batas-batas titik sesuai dengan tujuan dan fungsi dari komponen itu. Kebulatan mempunyai peranan penting dalam hal: Membagi beban sama rata Menentukan umur komponen Menentukan kondisi suaian Menentukan ketelitian putaran Memperlancar pelumasanSaat kebulatan dibicarakan, selain penyebab dan cara penanggulangan ketidak bulatan, pasti akan mengait dengan cara mengukur kebulatan dan bagaimana cara menyatakan harga ketidakbulatan, karena sampai saaat ini ada beberapa defenisi mengenai parameter kebulatan. Ketidak bulatatan merupakan salah satu jenis kesalahan bentuk dan umurnya amat berkaitan dengan beberapa kesalahan bentuk lainya seperti: Kesamaaan sumbu dan konsentrisitas (concentricity) Kelurusan (straighness) Ketegaklurusan (perpendicularity) Kesejajaran (parallelism) Kesilindrikan (clindricity)Kebulatan dapat diukur dengan cara sederhana yang meskipun tidak memberikan hasil yang memuaskan dapat kita terima untuk memprtimbangkan kualitas geometrik dari komponen yang tidak menuntut persyaratan yang tinggi. Alat ukur kebulatan dibuat dengan persyaratan pengukuran kebulatan, dan pada beberapa jenis mampu digunakan pula untuk mengukur berbagai kesalahan bentuk.

2.4Dial IndicatorProses pengukuran secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses membandingkan suatu parameter atau variabel dengan suatu parameter atau variabel yang dianggap sebagai acuan (patokan) dan acuan inilah yang biasa disebut orang sebagai standar.Dial indikator adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kebulatan suatu benda.Berdasarkan jenis alat ukur, Dial Indikator termasuk jenis alat ukur pembanding (komparator) .Karena alat ukur ini biasa digunakan untuk pembanding atau komparator, angka yang ditunjukan alat ukur ini merupakan selisih ukuran benda ukur dengan ukuran benda standar. Hasil pengukuran adalah merupakan jumlah angka yang ditunjukan oleh alat ukur tersebut dengan ukuran benda standar. Sedangkan menurut proses pengukuran geometri Dial Indikator termasuk proses pengukuran tak langsung yaitu pengukur yang dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur dari jenis pembanding, standar dan alat ukur bantu. Dimensi benda ukur adalah jumlah harga yang ditunjukan oleh alat ukur pembanding dengan dimensi alat ukur standarnya.

2.5Prinsip Kerja Dial IndikatorPrinsip kerja dial indikator menggunakan pengubah mekanik (kinematika) yang menerusakan serta merubah isyarat sensor yang biasanya berupa gerakan translasi mejadi gerakan rotasi. Yaitu pasangan roda gigi dengan batang gigi dari sistem roda gigi yang diterapkann pada jam ukur (dial indikator).

2.6Cara Kerja Dial IndikatorDial inikator merupakan prinsi kerja mekanik yang mana terdiri dri sensor pengubah batang gigi, roda gigi dan pegas beserta bagian penunjuk berupa jarum dan skala pembacaan. Pada bagian penujujk jaru mukur dan skala untuk membaca skala untuk menghindari kesalahan dalam membaca hasil pengukuran sering disebut dengan kesalan peralatan.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Dial Indikator(Sumber: Rochim Taufiq. 2006. Spesifikasi , Metrology & Control Kualiasat Geometri I , Bandung :ITB)Pada gambar terlihat bagian dial indicator yaitu pegas koil dan pegas spiral. 1. Pegas KoilBerfungsi untuk penekan batang bergigi sehingga sensor selalu menekan kebawah. 2. Pegas Spiral Berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan sisi yang sama untuk kedua arah putaran (guna menghindari Back lash / keterlambatan gerak balik,yang mungkin terjadi karena profil gigi yang tak sempurna ataupun kehausan). Sebagaimana dengan jam mekanik beberapa jenis jam ukur atau dial indikator mempunyai batu (jewel) untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi. (pengaturan pada posisi nol) setelah dua tanda pembatas pada jam ukur diatur posisinya sesuai dengan daerah toleransi produk, pemeriksaan kualitas geometrik produk dapat dilakukan dengan mudah. Jika tidak perlu kecermatan tinggi, benda silindris mungkin diperiksa kesilindrisan ataupun kebulatannya dengan jam ukur, dalam hal ini benda ukur harus diletakkan diatas V- blok. Pada saat melakukan pengukuran jika sensor bergerak kedalam atau keatas maka roda gigi (Zp) akan bergerak berputar berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan roda gigi jam ukur (Z1) akan berputar searah jarum jam dengan menujukkan skala hasil pengukuran, sehingga pegas spiral akan berputar berlawanan arah jarum jam. Karena adanya gerak balik dari pegas spiral, dan sebaliknya jika sensor bergerak keluar atau kebawah maka roda gigi (Zp) akan bergeraj berputar searah jarum jam, sedangkan roda gigi jam ukur (Z1) akan berputa berlawanan arah jarum jam dengan menunjukkan skala hasil pengukuran.Pada dial indicator, jika jarum ukur menunjukkan hasil penskalaan pada posisi kanan dari pandangan pengamat maka pengukuran yang dihasilkan bernilai (+) positif yang mana mengalami penggundukan, sebaliknya jika menunjukkan penskalaan pada posisi kiri dari pandangan pengamat maka pengukuran yang dihasilkan benilai (-) negative yang mana mengalami pelekukan pada benda ukur.

2.7Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Rancangan Dial IndikatorAdapun beberapa hal yang harus diperhatikan pada perancangan dial indicator adalah sebagai berikut:1. Suatu gerakan translasi sensor sepanjang satu pits batang gigi(rack: misalnya 0,25 mm) akan memutar roda gigi pasangannya (pinion) sebesar 1/zp putaran(zp: jumlah gigi pinion, misalnya 10) putaran pinion diteruskan menjadi putaran jarum penunjuk melalui pasangan roda gigi. Bila perbandingan pasangan roda gigi sebesar z2/z1(misalnya 50/10) dan satu putaran penuh jarum penunjuk dinyatakan dengan n skala (misalnya 100) mka kecermatan jam ukur ini dapat dirancang dengan rumus:

Kecermatan 1 skala= = = 0,005 ; mm

2. Gigi suatu roda gigi (atau batang gigi) ftak mungkin di buat dengan profil involute ideal. Oleh sebab itu, tebal gigi umumnya dirancang dengan toleransi minus yang berarti tebal gigi dibuat sedikit lebih kecil daripada ketebalan gigi nominal. Bila pasangan roda gigi ini dirakit dengan jarak senter nominal, pasangan gigi akan meneruskan dengan hanya salah satu giginya yang saling berhimpit (sisi gigi lainnya tak saling bersinggungan, jadi ada celah di antaranya untuk menjaga jangan sampai pasangan roda macet gara-gara ada kesalahan profil yang berharga positif). Bila putaran diubah arahnya, sementara roda gigi pemutar dan yang diputar tetap fungsinya, roda gigi pemutar akan berbalik dahulu untuk sepanjang celah gigi sebelum berfungsi penuh memutar roda gigi yang diiputar. Kejadian ini dinamakan sebagai keterlambatan gerakan balik (back-lash). Back-lash yang terjadi pada pasangan roda gigi pemutar jarum penunjuk akan mengganggu pembacaan skala karena posisi jarum penunjuk yang berubah-ubah jika sensor sedikit berubah (bergetar). Untuk mengurangi efek back-lash digunakan back lash ccompensator yaitu roda gigi pemutar untuk arah putaran kebalikan dengan arah putaran roda gigi pemutar utama. Roda gigi pemutar utama berfungsi saat sensor bergerak naik dengan daya dorong berasal dan ensor. Roda gigi pemutar arah kebalikan berfungsi saat sensor bergerak turun dengan daya dorong pegas spiral (energi disimpan oleh pegas spiral saat sensor bergerak naik. Tekanan ringan diberikan sensor permuakaan benda ukur (tekanan pengukuran) berasal dari pegas penekanan batang gigi.

2.8 Metode Pengukuran KebulatanAdapun metode yang digunakan dalam pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:1. Least Squares Circle.Refrensi Least Squares Circle (LSC) adalah metode yang paling umum digunakan. Luas daerah yang tertutup oleh profil sama dengarn luas daerah yang berada pada luar. Hal ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.2 Least Squares Circle(Sumber: Dodi Sofyan Arief. Modul Praktikum Metrology Industry,UR.2014 )

2. Minimum Circumscribed CircleMetode Minimum Circumscribed Circle (MCC) menghitung lingkaran standar dengan jari-jari minimum yang dapat menutupi profil data. Hal ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.3 Minimum circumscribed circle(Sumber: Dodi Sofyan Arief. Modul Praktikum Metrology Industry,UR.2014 )3. Maximum Inscried Circle Metode Maximum Iscribed Circle (MIC) menghitung lingkaran standar dengan jari-jari maksimum yang ditutupi profil data. Hal ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.4 Maximum inscribed circle(Sumber: Dodi Sofyan Arief. Modul Praktikum Metrology Industry,UR.2014 )4. Minimum Zone CircleMetode Minimum Zone Circle (MZC) menghitung dua lingkaran konsentrik yang menutupi profil data seperti memisah arah radial minimum. Hal ini dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.5 Minimum zone circle(Sumber: Dodi Sofyan Arief. Modul Praktikum Metrology Industry,UR.2014 )

2.9Metode Konvensional Pengukuran KebulatanAdapun metode konvensional pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:1. Pengukuran Kebulatan Menggunakan Metode DiameterDiameter profil lingkaran diukur mengunakan sebuah micrometer pada beberapa sudut yang berada disekitar sumbu pusat dari benda kerja. Kebulatan diekspresikan sebagai perbedaan antara maksimum dan minimum diameter terukur, kebulatan suatu dapat di tentukan dalam cara yang sama menggunkan sebuah micrometer dalam. Hal ini metode yang sederhana yang efektif untuk mengunakan bagian-bagian biasa sejak definisi baru diperkenalakan evaluasi parameter ini harus menujukkan kepada keseragaman diameter.

Gambar 2.6 Kebulatan Metode Diameter(Sumber: Muhammad Yanis. 2010. Analisis Profil Kebulatan Untuk Menentukan Kesalahan Geometrik Pada Pembuatan Komponen Menggunakan Mesin Bubut Cnc. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol. 19)

2. Pengukuran Kebulatan Mengunakan Metode RadiusBenda kerja diganjal pada sebuah pusat sepanjang sumbu pusatnya dan dioperasikan. Sebuah dial indicator mengukur penempatan jari-jari sebuah bagian silang pada interval siku-siku spesifik. Kebulatan ditentukan sebagai perbedaan antara pembaca indicator.

Gambar 2.7 Kebulatan Metode Radius(Sumber: Muhammad Yanis. 2010. Analisis Profil Kebulatan Untuk Menentukan Kesalahan Geometrik Pada Pembuatan Komponen Menggunakan Mesin Bubut Cnc. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol. 19)

3. Pengukuran kebulatan mengunakan 3 point Pengukuran kebulatan mengunakan metode 3 point membutuhkan V-blok.Sebuah saddle gage atau tripod gage seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini:a) Benda kerja didukung pada dua point dengan v-blokb) Benda kerja didukung pada saddle gagec) Benda kerja didukung pada tripod gage

Gambar 2.8 Kebulatan Metode 3 Point(Sumber: Muhammad Yanis. 2010. Analisis Profil Kebulatan Untuk Menentukan Kesalahan Geometrik Pada Pembuatan Komponen Menggunakan Mesin Bubut Cnc. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol. 19)

BAB IIIDATA PENGAMATAN

3.1Data Pengamatan A dan BTable 3.1 Hasil PengamatanNoPengamat ANoPengamat B

Simpangan Dial Indikator (m)Simpangan Dial Indikator (m)

1 (m)2 (m)Average (m)1 (m)2 (m)Average (m)

173510-8-4

2-20-12-2-7-4.5

3523.53-3-8-5.5

4523.54-3-5-4

5523.55-3-4-3.5

6191416.56-2-9-5.5

764570105

87358-2-9-5.5

96249-1-8-4.5

1075610-2-5-3.5

11867115-40.5

1277712-110

3.2Perhitungan DataAdapun perhitungan yang dihasilkan dari negukuran kekasaran adalah sebagai berikut:a. Pengamat A

b. Pengamat B

BAB IV ANALISA

4.1Analisa Pengamat A

Gambar 4.1 Metode Least Squares Circle Pengamat A

Dari grafik diatas dapat dilitah bahwa titik tertinggi pada posisi ke-6 dengan nilai 16,5. Sedangkan titik terendah pada posisi ke-2 dengan nilai-1. disetiap titik pengukuran memiliki nilai yang yang berbeda dikarenakan oleh beberapa sebab, adapun sebab terjadinya penyimpangan pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:1. Terjadinya kesalahan dalam proses permesinan sehingga benda ukur memiliki nilai pengukuran yang beragam.2. Proses pemutaran benda ukur dilakukan secara manual yang diputar oleh praktikan, maka benda ukur bisa terangkat sehingga titik referensi berubah, sehingga menujukkan nilai skala yang berbeda.Sehingga dari kebulatan dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran kebulatan oleh pengamat A mengalami ketridakbulatan dan cenderung berbentuk lonjong.

Gambar 4.2 Minimum Circumscribed Circle Pengamat A Nilai R1= 38 mm Nilai R2 = 22 mm Nilai x = R1-R2= 38 mm 22 mm= 16 mm

Gambar 4.3 Maximum Inscribed Circle Pengamat A

Nilai R1= 22 mm Nilai R2 = 38 mm Nilai x = R2 - R1= 38 mm 22 mm= 16 mm

Gambar 4.3 Minimum Zone Circle Pengamat A

Nilai R1= 22 mm Nilai R2 = 38 mm Nilai x = R2 - R1= 38 mm 22 mm= 16 mm

4..2 Analisa Pengamat B

Gambar 4.4 Metode Least Squares Circle Pengamat B

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik tertinggi pada posisi ke-7 dengan nilai 5. Sedangkan titik terendah pada posisi ke-3,6,8,9 dengan nilai-5,5. disetiap titik pengukuran memiliki nilai yang yang berbeda dikarenakan oleh beberapa sebab, adapun sebab terjadinya penyimpangan pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:1. Terjadinya kesalahan dalam proses permesinan sehingga benda ukur memiliki nilai pengukuran yang beragam.2. Proses pemutaran benda ukur dilakukan secara manual yang diputar oleh praktikan, maka benda ukur bisa terangkat sehingga titik referensi berubah, sehingga menujukkan nilai skala yang berbeda.Sehingga dari kebulatan dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran kebulatan oleh pengamat B mengalami ketridakbulatan dan cenderung dianggap memiliki nilai kebulatan yang bagus.

Gambar 4.5 Minimum Circumscribed Circle Pengamat B

Nilai R1= 54 mm Nilai R2 = 45 mm Nilai x = R1 - R2= 54 mm - 45 mm= 9 mm

Gambar 4.6 Maximum Inscribed Circle Pengamat B

Nilai R1= 45 mm Nilai R2 = 54 mm Nilai x = R2 - R1= 54 mm 45 mm= 9 mm

Gambar 4.7 Minimum Zone Circle Pengamat B

Nilai R1= 45 mm Nilai R2 = 54 mm Nilai x = R2 - R1= 54 mm 45 mm= 9 mm

9BAB VPENUTUP

5.1KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:1. Prinsip kerja dial indicator mengunakan prinsip dasar mekanik yang mana mengubah gerakan isyarat sensor dari translasi menjadi rotasi dengan bantuan jarum ukur yang menunjukkan nilai dari skala dial indicator. 2. Pengukuran kebulatan kebulatan merupakan pengukuran yang ditujukkan untuk memeriksa kebulatan dari suatu benda atau dengan kata lain untuk mengetahui apakah suatu benda tersebut benar-benar bulat atau tidak jika dilihat secara teliti.3. Dari hasil analisa didaptkan hasil dari pengamat A dan pengamat B berbeda. Namun dari keduanya menyatakan bahwa benda ukur memiliki sifat keterbulatan disebabkan oleh sebagai berikut:1. Proses manufaktur yang kurang baik.2. Finishing yang kurang baik dalam proses permesinan. 3. Kurangnya keakuratan dari alat ukur dan mesin dalam melakukan pengerjaan.

5.2 SaranAdapun kesimpulan yang dapat diberikan kepada pembaca dalam pelaksaan praktikum pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:1. Hendaknya menguasai teori terlebih dahulu agar memudahkan dalam proses praktikum pengukuran kebulatan.2. Bersikap sopan santun pada saat didalam laboratorium metrology industri.3. Harus serius selama praktikum berlangsung.4. Harus mengikuti prosedur praktikum metrologi industri dengan baik.5. Pembacaan nilai skala hendaknya sejajar dengan pendangan praktikan.6. Kekompakan dalam kelompok harus solid agar mudah mengkoordinir anggota kelompok.DAFTAR PUSTAKA

Http://slideshare.net/poetrieinstein/106137643-LaporanPraktikumMetrologiIndustriPengukuranKebulatanKelurusanKalibrasiAlatUkurDanKeraatanMeja Modul Praktikum Metrology Industry, Universitas Riau Muhammad Yanis. 2010. Analisis Profil Kebulatan Untuk Menentukan Kesalahan Geometrik Pada Pembuatan Komponen Menggunakan Mesin Bubut CNC. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol. 19 Rochim Taufiq.2006. Spesifikasi, Metrology Dan Industry Kualitas Geometric I, Bandung:ITB