BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran...

23
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dari dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (Reffiane dan Saptaningrum, 2011: 43). Menurut Majid (2014:80), pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemanduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik. Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran

dari dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep

pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep

pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra

mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (Reffiane dan Saptaningrum, 2011:

43). Menurut Majid (2014:80), pembelajaran tematik merupakan salah satu model

pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem

pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok

aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara

holistik, bermakna, dan otentik.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik

merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan

beberapa aspek baik intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan

adanya pemanduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.

Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat

memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

12

dan nyata yang menghubungkan antar-konsep dalam intra maupun antar-mata

pelajaran.

2. Prinsip Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan beberapa

aspek baik intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran yang bertujuan

memberikan kegiatan pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik. Dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip. Menurut Majid

(2014:89), ada beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik

yaitu sebagai berikut: a) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang

aktual.b) Pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran

yang mungkin saling terkait. c) Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan

dengan tujuan kurikulum yang berlaku. d) Materi pembelajaran yang dapat

dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa. e)

Materi yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa prinsip dari

pembelajaran tematik. Pertama, tema yang aktual yaitu dekat dengan kehidupan

sehari-hari siswa dan lingkungannya. Kedua, materi di dalam satu tema saling

berkaitan sehingga dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Ketiga,

pembelajaran tematik mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang terdapat

dalam kurikulum. Keempat, materi pembelajaran yang dipadukan sesuai dengan

karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

Kelima, memadukan materi yang bisa dipadukan, jika materi tidak

memungkinkan untuk dipadukan tidak dipaksakan untuk dipadukan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

13

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik

memiliki beberapa karakteristik. Majid (2014:89) menyatakan bahwa terdapat

enamkarakteristik pembelajaran tematik.Karakteristik tersebut meliputi, berpusat

pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak

begitu jelas, menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran, bersifat fleksibel,

dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa

sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

Guru sebagai fasilitator yaitu guru hanya bertugas memberikan kemudahan-

kemudahan kepada siswa dan mendampingi siswa untuk melakukan aktifitas

belajar.

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan

pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang

lebih abstrak. Sehingga siswa lebih mudah untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran dan mudah untuk memahami materi pelajaran yang diberikan.

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas. Hal ini dikarenakan pembelajaran tematik memadukan materi

yang dapat dipadukan dan tidak memaksakan. Fokus pembelajaran diarahkan

kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan

siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

14

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksible) di mana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Selain itu, guru juga dapat mengaitkannya materi pembelajaran tematik dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

Sehingga tidak hanya materi saja yang didapatkan siswa, tapi juga contoh

pelaksanaannya dalam kehidupan siswa.

Pembelajaran tematik dalam penerapannya menggunakan prinsip belajar

sambil bermain dan menyenangkan. Dengan begitu siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran lebih antusias dan menyenangkan. Sehingga tujuan dari

kegiatan pembelajaran tercapai.

B. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut

Para Ahli

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Contextual Teaching and

Learning (CTL). Menurut Suprihatiningrum (2013: 178), CTL merupakan

pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Ciri

kontekstual, yaitu mengaitkan topik atau konsep yang dipelajari dengan

kehidupan sehari-hari anak dan perkembangan psikologisnya. Jhonson (2002:67)

menyatakan sistem CTL dalam proses pendidikan memiliki tujuan menolong para

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

15

siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan

keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya

mereka.

Dengan demikian, CTL adalah pembelajaran yang menggunakan

pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan berbagai masalah, baik

masalah nyata maupun simulasi dan juga materi yang diberikan dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa dapat membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan. Materi

yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari akan membuat siswa lebih tertarik

dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Sehingga tujuan dari kegiatan

pembelajaran akan mudah tercapai.

2. Prinsip Ilmiah CTL

Pendekatan CTL memiliki beberapa prinsip dalam pelaksanaannya.

Menurut Johnson (2009: 68), terdapat tiga prinsip dalam pembelajaran dengan

CTL. Pertama, prinsip kesalingbergantungan yaitu adanya keterkaitan antara

siswa dengan beberapa komponen sekolah. Kedua,prinsip diferensiasi yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali bakat dan memunculkan cara

belajar mereka sendiri karena setiap individu itu unik. Ketiga, prinsip pengaturan

diri yang mana menuntut guru untuk mendorong setiap siswa mengeluarkan

seluruh potensinya.

Setiap prinsip dalam CTL memberikan kesempatan pada siswa untuk

mendapatkan pembelaran yang bermakna. Siswa menjadi lebih aktif, kreatif,

berpikir kritis, dan mampu mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Dan juga

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

16

siswa mampu bekerjasama dan bersosialisasi dengan baik terhadap warga sekolah.

Sehingga dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang ada

dalam CTL.

3. Karakteristik Pembelajaran CTL

Setiap pendekatan pembelajaran memiliki karakteristiknya masing-

masing. Begitu juga pendekatan CTL yang mana memiliki beberapa karakteristik.

Menurut Majid (2014:181) ada beberapa karakteristik pembelajaran kontekstual,

yaitu sebagai berikut.

1) Kerjasama; 2) saling menunjang; 3) menyenangkan dan tidak membosankan; 4) belajar dengan bergairah; 5) pembelajaran terintegrasi; 6) menggunakan berbagai sumber; 7) siswa aktif. 8) sharingdengan teman. 9) Siswa kritis dan guru kreatif; 10) dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain; dan 11) laporan kepada orang tua bukan hanya raport tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Johnson (2009:65), sistem CTL mencangkup delapan

karakteristik meliputi, 1) membuat keterkaitan yang bermakna; 2) melakukan

pekerjaan yang berarti; 3) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri; 4)

bekerjasama; 5) berpikir kritis dan kreatif; 6) membantu individu untuk tumbuh

dan berkembang; 7) mencapai standar yang tinggi; dan 8) menggunakan penilaian

autentik.

Berdasarkan pemaparan di atas terdapat dua pendapat tentang karakteristik

CTL. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik CTL

meliputi, 1) kerjasama dengan teman;2) siswa aktif, kritis dan kreatif; 3) guru

mendesain kegiatan pembelajaran dengan kreatif;4) membuat keterkatitan yang

bermakna; 5) kelas penuh dengan hasil karya siswa; 6) sumber-sumber belajar

berupa gambar, peta artikel dan sebagainya; dan 7) laporan kepada orang tua

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

17

siswa bukan hanya raport tapi juga hasil karya siswa, karangan siswa, dan lain-

lain.

Dari karakteristik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa CTL

akan membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif dan berpikir kritis, serta mampu

bekerjasama dengan teman dalam kegiatan pembelajaran. Materi yang diberikan

mengaitkan pengetahuan dengan dunia nyata siswa. Dalam kegiatan pembelajaran

menggunakan berbagai sumber mulai dari buku, gambar, artikel, peta, dan lain-

lain. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan

soal-soal saja tetapi juga membuat suatu karya baik berupa tulisan, gambar

maupun benda. Sehingga kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan

materi dan mengerjakan soal saja, tapi juga aktif dan mampu bekerjasama dengan

teman-teman satu kelasnya, serta mampu menghubungkan pengetahuan yang

sudah didapat dengan kehidupan sehari-hari.

C. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Pengertian LKS (Lembar Kerja Siswa)

Menurut Prastowo (2013: 203), LKS (Lembar Kerja Siswa) yaitu materi

bahan ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik

diharapkan dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri. Adapun pengertian

lain tentang LKS yaitu lembaran-lembaran berisi tugas yang berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik, biasanya berupa petunjuk atau langkah-

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus jelas kompetensi dasar yang

ingin dicapai (Diknas, 2004). Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan

suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi,

ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembealjaran yang harus

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

18

dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai.

Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas

yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan

arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan. Dari penjelasan

ini dapat dipahami bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-

lembar kertas berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas

pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada

kompetensi dasar yang harus dicapai.

2. Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS sering digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.

Digunakannya LKS dalam kegiatan pembelajaran tentu memiliki beberapa tujuan.

Menurut Pratowo (2013: 206), paling tidak ada empat poin yang menjadi tujuan

LKS, meliputi a)menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan; b) menyajikan tugas-tugas yang

meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan; c)

melatih kemandirian peserta didik; dan d) memudahkan pendidik dalam

memberikan tugas kepada peserta didik.

Sedangkan menurut Achmadi (1996:35), LKS memiliki beberapa tujuan,

yaitu sebagai berikut.

a) Mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. b) Membantu siswa mengembangkan konsep. c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. d) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. e) Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis. f) Membantu siswa dalam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

19

memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan dua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa LKS memiliki

beberapa tujuan. Pertama, mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan

pembelajaran. Kedua, menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik

untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. Ketiga, menyajikan tugas-tugas

yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan.

Keempat, melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangankan

keterampilan proses. Kelima, membantu peserta didik dalam memperoleh

informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran

yang sistematis. Keenam, membantu peserta didik dalam memperoleh cacatan

materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

3. Syarat Penyusunan LKS

Dalam menyusun LKS harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. LKS

digunakan oleh guru sebagai salah satu bahan ajar pendukung untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Sehingga dalam menyusun LKS harus memperhatikan

syarat-syarat dalam menyusunnya.

Keberadaan LKS memperi pengaruh yang cukup besar dalam proses

pembelajaran sehingga LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat

didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik (Darmojo dan Kaligis, 1993: 41).

Syarat-syarat didaktik LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya

kegiatan pembelajaran harus memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKS harus

mengikuti asas-asas belajar-mengajar yang efektif. Syarat didaktik meliputi, a)

memperhatikan adanya perbedaan individual, b) tekanan pada proses untuk

menemukan konsep-konsep, c) memiliki variasi stimulus melalui berbagai media

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

20

dan kegiatan siswa, d) dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,

emosional, moral, dan estetika pada diri siswa, e) pengalaman belajarnya

ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa dan bukan ditentukan oleh

materi bahan pelajaran.

Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan

bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada

hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu

siswa. Berikut ini syarat-syarat konstruksi yang meliputi:

a) menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa, b) menggunakan struktur kalimat yang jelas, c) memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, d) indarkan pertanyaan yang terlalu terbuka, e) tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa, f) menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKS, g) menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, h) menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata, i) dapat digunakan untuk semua siswa, baik yang lamban maupun yang cepat, j) memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi, k) mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

Syarat-syarat teknik dalam penyusunan LKS berkenaan dengan cara

penulisan yang meliputi, a) menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan

huruf Latin atau Romawi, b) gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik,

bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, c) gunakan tidak lebih dari 10 kata

dalam satu baris, d) gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan

jawaban siswa, dan e) usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya

gambar serasi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

21

Menurut Depdikbud (2004:25) agar LKS tepat dan akurat, maka harus

dipenuhi syarat-syarat penyusunan LKS. Syarat yang pertama yaitu susunan

kalimat dan kata-kata yang digunakan singkat, jelas, sederhana, dan mudah

dimenngerti. Kedua, menggunakan gambar dan ilustrasi yang membantu siswa

untuk memahami materi. Dan syarat yang ketiga yaitu tata letak dalam LKS

disusun secara logis dan sistematis yang membantu siswa untuk memahami

materi, serta mengggunakan desain LKS yang menarik.

Syarat-syarat penyusunan LKS seperti yang sudah disebutkan di atas harus

di sesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. LKS yang disusun untuk siswa SD

akan berbeda dengan LKS yang disusun untuk siswa SMP. Kalimat dan kata-kata

yang digunakan di dalam LKS untuk siswa SD lebih sederhana, komunikatif dan

mudah dimengerti. Gambar-gambar dan ilustrasi akan membantu siswa untuk

memahami materi dan juga dengan adanya gambar dan ilustrasi akan membuat

LKS yang disusun lebih menarik. LKS yang disusun juga harus berurutan secara

logis dan sistematis, serta desain LKS dibuat lebih menarik.

4. Langkah-Langkah Aplikatif Penyusunan LKS

Sebelum menyusun LKS kita terlebih dahulu harus tahu komponen apa

saja yang terdapat dalam LKS. Sauatu LKS memiliki enam komponen yaitu

petunjuk belajar, kompetensi yang ingin dicapai, informasi pendukung, latihan-

latihan, lembar kegiatan, dan evaluasi (Prastowo, 2013: 208). Setelah mengetahui

komponen LKS, kita perlu memahami langkah-langkah penyusunannya. Menurut

Diknas (2004), langkah-langkah penyusunan LKS yaitu, a) melakukan analisis

kurikulum; b) menyusun peta kebutuhan LKS; c) menentukan judul LKS; dan d)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

22

penulisan LKS dengan langkah-langkah meliputi merumuskan KD, menentukan

alat penilaian, menyusun materi, dan memperhatikan struktur bahan ajar.

Melakukan analisis kurikulum, langkah ini dimaksudkan untuk

menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Pada

umumnya, dalam menentukan materi, langkah analisis yang dilakukan dengan

melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS

yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS

sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. Langkah ini biasanya

diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-

materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.Setelah

menentukan judul LKS langkah selanjutnya yaitu penulisan LKS.

Dalam penulisan LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah

merumuskan kompetensi dasar merumuskan kompetensi dasar, menentukan alat

penilaian, menyusun materi, dan memperhatikan struktur LKS yang meliputi: (a)

judul, mata pelajaran, semester, dan tempat; (b) kompetensi yang akan dicapai;

(c) petunjuk belajar; (d) Indikator; (e) informasi pendukung, (f) tugas-tugas dan

langkah-langkah kerja; dan (f) penilaian (Diknas, 2004).

Dalam menyiapkan LKS, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan

oleh pendidik. Untuk bisa membuat LKS yang bagus, pendidik harus cermat

dalam menyusun LKS. Penyusunan LKS harus sistematis dan sesuai dengan

kompetensi dasar yang sudah dirumuskan. Karena, sebuah lembar kerja harus

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

23

memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang

harus dikuasai oleh peserta didik.

D. Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Kontekstual

LKS berbasis Kontekstual berisikan komponen LKS pada umumnya,

hanya saja dalam penyampian materi, soal-soal dan unjuk kerja menggunakan

pendekatan kontekstual. Komponen LKS berbasis kontekstual meliputi:

1. Petunjuk Belajar

Petunjuk belajar berisi langkah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar

kepada siswa dan langkah bagi siswa untuk mempelajari bahan ajar. Langkahnya

meliputi memahami materi, pengerjaan unjuk kerja/percobaan dengan bekerja

sama dalam kelompok, pengisian tugas secara individu, diskusi setelah

pelaksanaan unjuk kerja/percobaan dan penugasan.

2. Kompetensi yang Ingin Dicapai

Bahan ajar berisi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil

belajar yang harus dicapai siswa. Namun, dalam LKS berbasis Kontekstual

standar kompentensi ditiadakan karena menggunakan pembelajaran tematik.

Kompetensi dasar dan indikator yang di ambil dari tema “Organ Tubuh Manusia

dan Hewan”subtema “Tubuh Manusia”.

Indikator dari KD 3.2 menguraikan tentang anggota tubuh manusia dengan

bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

dan memilah kosakata, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi, (1)

mengidentifikasi anggota tubuh manusia beserta fungsinya berdasarkan gambar

yang diamati dan (2) menguraikan anggota tubuh manusia beserta fungsinya

berdasarkan gambar yang diamati dalam bentuk cerita.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

24

Pada mata pelajaran Matematika Indikator dari KD 3.6 menentukan

hubungan antar satuan kuantitas dalam kehidupan sehari-hari (rim, lusin, kodi)

meliputi, (1) memahami kesetaraan antar satuan kuantitas (rim, lusin, kodi), (2)

menuliskan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan konsep

antarsatuan kuantitas, dan (3) menggunakan kesetaraan satuan dalam perhitungan

atau pemecahan soal.

Pada mata pelajaran IPA Indikator dari KD 3.1 Mendeskripsikan rangka

manusia dan fungsinya meliputi, (1) menyebutkan bagian rangka manusia dan (2)

mengenali tulang rangka manusia. Indikator pada KD 4.1 membuat bagan rangka

manusia dan fungsinya yaitu memberi keterangan pada gambar mengenai bagian-

bagian dan fungsi rangka manusia. Pada mata pelajaran PPKn indikator dari KD

3.6 memahami perlunya saling memenuhi keperluan hidup yaitu mengenali

karakteristik manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Pada mata pelajaran PJOK Indikator pada KD 3.5 memahami konsep

aktivitas latihan daya tahan jantung dan paru (cardiorespiratory) untuk

pengembangan kebugaran jasmani yaitu menyebutkan aktifitas latihan daya tahan

jantung dan paru. Untuk Indikator pada KD 3.11 memahami bahaya merokok bagi

kesehatan yaitu (1) menyebutkan bahaya merokok, dan (2) menjelaskan penyakit-

penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok.

3. Kegiatan Belajar yang meliputi:

a. Ringkasan materi

Berisikan materi tentang subtema “TubuhManusia” yang meliputi bagian

tubuh manusia, rangka manusia, aktivitas latihan daya jantung dan paru-paru,

satuan kuantitas dan bahaya merokok. Penyampaian materi di dalam LKS

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

25

dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Misalnya memberikan contoh

menunjukkan bagian tubuh hidung, memberikan penjelasan tentang fungsi dari

hidung yaitu bernafas. Kemudian mengaitkannya dengan cara menjaga kesehatan

pernafasan yaitu dengan menghindari asap rokok dan menjaga kesehatan dengan

berolahraga. Setelah itu diberikan materi tentang satuan kuantitas yang

dihubungkan dengan jumlah baju olahraga, misalnya 1 kodi kaos olahraga berisi

20 potong kaos.

b. Latihan Soal

Berisikan soal-soal yang berkaitan dengan materi pada subtema “Tubuh

Manusia”. Soal yang ada di LKS disampaikan dengan menghubungan materi dan

kehidupan nyata siswa (kontekstual). Salah satu contohnya yaitu latihan soal pada

materi satuan kuantitas diberikan dengan menggunakan soal cerita yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

c. Unjuk Kerja/Percobaan

Berisikan langkah prosedural untuk melaksanakan unjuk kerja/percobaan.

Dalam pelaksanaannya dilakukan secara berkelompok dan menggunakan

pendekatan kontekstual. Unjuk kerja/percobaan yang dilakukan memberikan

kemampuan kepada siswa untuk menghubungkan antara materi dengan kehidupan

sehari-hari.

E. Kajian Materi Tema “Organ Tubuh Manusia dan Hewan” subtema

“Tubuh Manusia”

1. Materi Tubuh dan Rangka Manusia

Dalam Buku Tematik Kurikulum 2013 Tema Organ Tubuh Manusia dan

Hewan (Subekti, dkk., 2014: 2), bagian tubuh manusia terdiri dari tubuh bagian

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

26

kepala, tubuh bagian badan atas, tubuh bagian badan bawah, tubuh bagian tangan,

tubuh bagian kaki, tubuh bagian umum, dan tubuh bagian dalam.

Gambar 2.1Bagian Tubuh Manusia

Sumber: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 5 Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, 2014

Sejalan dengan buku tersebut, tubuh manusia terbagi menjadi beberapa

bagian. Namun, tubuh bagian badan akan lebih mudah dipahami oleh siswa

apabila tidak dipisah menjadi tubuh bagian atas dan tubuh bagian dalam. Hal ini

akan menyulitkan untuk membedakan anggota tubuh bagian mana yang masuk ke

bagian badan atas dan badan bawah. Seperti anggota tubuh perut masuk ke

anggota tubuh bagian badan atas atau badan bawah, siswa akan mengalami

kesulitan menempatkannya. Sehingga untuk lebih mudah pahami siswa, bagian

tubuh manusia pembagiannya dapat disederhanakan menjadi tubuh bagian kepala,

tubuh bagian badan, tubuh bagian tangan, tubuh bagian kaki, tubuh bagian umum,

dan tubuh bagian dalam.

Setelah mampu membedakan bagian-bagian tubuh manusia, siswa dapat

menyebutkan nama anggota bagian tubuh. Nama anggota tubuh bagian kepala

seperti rambut, dahi, mata, hidung, telinga, dan lain-lain. Nama anggota tubuh

bagian badan meliputi leher, pundak, dada, perut, dan lain-lain. Nama anggota

tubuh bagian umum meliputi kulit, bulu, dan pori-pori. Nama anggota tubuh

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

bagian dalam meliputi jantung, paru

nama anggota tubuh bagian tangan dan kaki siswa mampu menyebutkan

sendiri karena dapat diamati sendiri oleh siswa secara langsung.

Sumber: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 5 Tema Organ Tubuh

Pembagian tulang rangka berdasarkan bentuknya seperti yang sudah

diuraikan sebelumnya yaitu tulang pipa yang berbentuk seperti pipa. Contoh

tulang pipa adalah tulang paha, tulang betis, tulang lengan atas, dan lain

Tulang pendek berbentuksilinder kecil (bulat pendek). Contoh tulang pendek

adalah ruas-ruas tulang bel

tangan. Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Contoh tulang pipih adalah tulang

dada, tulang tempurung kepala, tulang rusuk, dan tulang belikat.

2. Materi Satuan Kuantitas

Ketika menjalankan aktifitas s

beberapa istilah seperti lusin, gross, rim, dan kodi di dalam matematika. Istilah

tersebut disebut sebagai satuan ukuran kuantitas atau jumlah. Satuan ini biasa

digunakan untuk menyatakan banyaknya jumlah dari suatu

BerdasarkanBuku Tematik Kurikulum 2013 Tema Organ Tubuh Manusia dan

Hewan (Subekti, dkk

bagian dalam meliputi jantung, paru-paru, lambung, usus, dan lain

nama anggota tubuh bagian tangan dan kaki siswa mampu menyebutkan

sendiri karena dapat diamati sendiri oleh siswa secara langsung.

Gambar 2.2Rangka Manusia Sumber: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 5 Tema Organ Tubuh

Manusia dan Hewan, 2014

Pembagian tulang rangka berdasarkan bentuknya seperti yang sudah

uraikan sebelumnya yaitu tulang pipa yang berbentuk seperti pipa. Contoh

tulang pipa adalah tulang paha, tulang betis, tulang lengan atas, dan lain

Tulang pendek berbentuksilinder kecil (bulat pendek). Contoh tulang pendek

ruas tulang belakang, tulang pergelangan kaki, dan tulang pergelangan

tangan. Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Contoh tulang pipih adalah tulang

dada, tulang tempurung kepala, tulang rusuk, dan tulang belikat.

Materi Satuan Kuantitas

Ketika menjalankan aktifitas sehari-hari kalian pasti pernah mendengar

beberapa istilah seperti lusin, gross, rim, dan kodi di dalam matematika. Istilah

tersebut disebut sebagai satuan ukuran kuantitas atau jumlah. Satuan ini biasa

digunakan untuk menyatakan banyaknya jumlah dari suatu benda atau barang.

Buku Tematik Kurikulum 2013 Tema Organ Tubuh Manusia dan

Subekti, dkk., 2014: 12) menyebutkan bahwakesetaraan dalam satuan

27

paru, lambung, usus, dan lain-lain. Untuk

nama anggota tubuh bagian tangan dan kaki siswa mampu menyebutkannya

Sumber: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 5 Tema Organ Tubuh

Pembagian tulang rangka berdasarkan bentuknya seperti yang sudah

uraikan sebelumnya yaitu tulang pipa yang berbentuk seperti pipa. Contoh

tulang pipa adalah tulang paha, tulang betis, tulang lengan atas, dan lain-lain.

Tulang pendek berbentuksilinder kecil (bulat pendek). Contoh tulang pendek

akang, tulang pergelangan kaki, dan tulang pergelangan

tangan. Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Contoh tulang pipih adalah tulang

hari kalian pasti pernah mendengar

beberapa istilah seperti lusin, gross, rim, dan kodi di dalam matematika. Istilah

tersebut disebut sebagai satuan ukuran kuantitas atau jumlah. Satuan ini biasa

benda atau barang.

Buku Tematik Kurikulum 2013 Tema Organ Tubuh Manusia dan

kesetaraan dalam satuan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

28

kuantitas meliputi, (a) 1 lusin = 12 buah; (b) 1 gross = 12 lusin= 144 buah; (c) 1

kodi = 20 potong, dan (d) 1 rim = 500 lembar.

Dalam buku BSE AyoBelajar Matematika Untuk SD dan MI kelas IV

(Mustaqim dan Astuti, 2008: 93) menyebutkan bahwa ukuran-ukuran tersebut

biasanya digunakan sesuai dengan jenis barang tertentu. Istilah lusin lebih sering

digunakan untuk menyatakan jumlah barang seperti gelas, piring, sendok, toples,

dan sebagainya.Istilah rim biasanya digunakan untuk menyatakan jumlah

lembaran pada kertas.Gross umumnya digunakan untuk menyatakan jumlah alat-

alat tulis seperti buku, pensil, dan sebagainya.Sedangkan kodi biasanya

dipergunakan untuk menyatakan jumlah dari barang-barang tekstil seperti kain,

celana, baju, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa satuan kuantitas

(banyaknya benda) terbagi menjadi lusin, gross, kodi, dan rim. Masing-masing

satuan kuantitas memiliki fuungsi yang berbeda untuk menyatakan jumlah barang.

Misalnya rim untuk jumlah lembar, kodi untuk jumlah kain yang biasanya

dinyatakan dalam beberapa potong, gross untuk jumlah alat tulis, dan lusin untuk

menyatakan jumlah seperti gelas, piring dan sebagainya.

3. Materi Aktifitas Daya Tahan Jantung

Meningkatkan kebugaran sangat baik bagi jantung, paru-paru, tulang, dan

persendian. Manfaatnya juga dapat menurunkan risiko serangan jantung, diabetes,

tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis kanker. Jika sudah mengalami satu atau

lebih gangguan kesehatan ini, berolahraga akan membantu tubuh mengendalikan

berbagai masalah kesehatan lainnya sehingga tubuh merasa lebih baik.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

29

Dalam buku Buku Tematik Kurikulum 2013 Tema Organ Tubuh Manusia

dan Hewan (Afikri et al., 2014: 12) menyebutkan bahwa seberapa jauh latihan

aerobik dapat meningkatkan kebugaran tergantung pada seberapa baik tubuh

menggunakan oksigen. Manfaat ini tergantung pada kondisi jantung, paru-paru,

dan otot. Setiap aktivitas yang membuat jantung berdetak lebih cepat dapat

meningkatkan kebugaran. Kebugaran yang diperoleh dari latihan aerobik ini

disebut juga ‘kardio’.Kardio adalah singkatan dari latihan kardiovaskular, yaitu

setiap latihan yang membuat jantung bekerja lebih keras untuk sementara waktu.

Latihan ini termasuk jogging, bersepeda, atau berenang.

4. Materi Bahaya Merokok

Kesehatan atau sehat merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh

semua manusia. Dengan sehat, manusia dapat melakukan segala bentuk aktivitas

yang mereka kehendaki untuk bertahan hidup dengan leluasa tanpa adanya

hambatan yang mengganggu aktivitas mereka.Namun dengan kesehatan itu,

manusia juga dapat menjalankan aktivitas mereka yang dapat membuat mereka

menjadi tidak sehat. Memang menjaga kesehatan dan melakukan hal-hal yang

dapat menjaga kesehatan tidaklah mudah. Banyak hambatan yang membuat

kesehatan manusia terganggu, salah satunya adalah rokok.

Ada banyak bahaya bagi kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok.Menurut

Nurrahmah (2014: 81) menyatakan bahwa salah satu contoh bahaya rokok bagi

kesehatan yaitupenyakit paru-paru yang diderita oleh penderita bronchitis disebut

emfisema atau penyakit sulit bernafas dimana sebagian dinding paru-paru rusak.

Rusaknya dinding paru-paru mengakibatkan darah lebih sulit mengambil oksigen.

Penyebab utama penyakit emfisema adalah bernafas dalam udara yang tercemar.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

30

Asap rokok merupakan udara tercemar yang terhisap setiap hari sehingga selain

perokok juga dapat menderita penyakit ini. Perokok pasif yang tinggal serumah

dengan perokok, dua kali akan lebih mudah terkena kanker paru-paru

dibandingkan mereka yang tinggal di lingkungan bebas asap rokok.

Rokok berbahaya bagi kesehatan perokok itu sendiri maupun orang yang

menghirupnya (perokok pasif). Seperti yang sudah di uraikan sebelumnya salah

satu bahayanya yaitu rokok menyebabkan penyakit paru-paru. Oleh karena itu

rokok harus dihindari untuk menjaga kesehatan tubuh.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang pertama yaitu yang dilakukan oleh Erna Wahyuni

dengan judul penelitian “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika

SMP berbasis Kontekstual untuk Memfasilitasi Pencapaian Kemampuan

Memecahkan Masalah”. Kualitas LKS Matematika SMP Berbasis Kontekstual

yang dikembangkan tergolong dalam kategori baik dengan persentase keidealan

79,12%. Respon siswa terhadap LKS ini tergolong dalam kategori sangat tinggi

dengan 80 skor 40,69 dari skor maksimal ideal 45 dan persentase keidealan

respon 90,42%. Perbedaan dengan pengembangan LKS oleh peneliti yaitu pada

materi yang digunakan. Sama-sama mengembangkan LKS berbasis kontekstual

akan tetapi materi di dalam LKS yang dikembangkan oleh Erna Wahyuni yaitu

matematika SMP. Sedangkan materi di dalam LKS yang dikembangan peneliti

yaitu tematik kelas 5 subtema tubuh manusia. Kurikulum yang digunakan juga

berbeda. Di dalam LKS yang dikembangan oleh Erna Wahyuni menggunakan

kurikulum KTSP, sedangkan peneliti menggunkan Kurikulum 2013.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

31

Penelitian relevan kedua yaitu yang dilakukan oleh Ahsanu Amalia

dengan judul penelitian “Pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan

Kontekstual pada Materi Kubus dan Balok Kelas VIII SMP Negeri 1 Ngoro”.

Dari hasil penelitian yang sudah dianalisis menunjukkan bahwa hasil validasi

LKS dari para validator yaitu 4,2 yang menunjukkan kategori sangat valid.

Respon positif diberikan siswa terhadap pengembangan pengembangan LKS

karena LKS dengan pendekatan kontekstual menarik dan memotivasi siswa untuk

belajar. Perbedaan dengan LKS yang dikembangkan oleh peneliti yaitu pada

materi di dalam LKS dan kurikulum yang digunakan. Materi di dalam LKS yang

dikembangkan oleh Ahsanu Amalia yaitu matematika SMP dan menggunakan

kurikulum KTSP. Sedangkan materi yang di dalam LKS yang dikembangkan oleh

peneliti yaitu tematik kelas 5 subtema tubuh manusia dan menggunakan

Kurikulum 2013.

Penelitian revelan ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Martha

Farully Ulvy dengan judul penelitiannya yaitu “Pengembangan Lembar Kerja

Siswa dengan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Kelas VII

SMPN 12 Malang”. LKS yang dikembangkan mendapatkan hasil validasi 4,02

yang menunjukkan kategori valid. Dan renspon siswa terhadap LKS sangat baik.

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis respon siswa yang memperoleh presentase

sebesar 85,24%. Sama-sama mengembangan LKS dengan pendekatan

kontekstual. Namun, LKS yang dikembangkan oleh Martha menggunakan materi

matematika SMP kelas VII. Sedangkan peneliti menggunakan materi tematik SD

kelas V subtema Tubuh Manusia. Sehingga materi di dalam LKS tidak terbatas

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

32

pada satu mata pelajaran saja seperti LKS yang dikembangkan oleh Martha

Farully Ulvi.

Penelitian relevan keempat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dini

Maulidya Amanah dengan judul penelitiannya yaitu “Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) dengan Tema Kegemaranku Sebagai Penunjang Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 bagi Siswa SDN Sumbersuko 01 Wagir”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan layak

berdasarkan validasi dari para ahli, ditandai dengan presentasi nilai mencapai 98%

dari ahli media, 98% dari ahli materi, dan 89% oleh ahli pembelajaran. Dan juga

LKS yang dikembangkan mendapatkan respon positif dari para siswa dengan

kriteria sangat baik dan kategori sangat layak untuk digunakan sebagai penunjang

proses pembelajaran. LKS yang dikembangan oleh Dini Maulidya Amanah

bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik kurikulum 2013

yang mencangkup pendekatan saintifik di dalamnya. Sama seperti yang dilakukan

peneliti yaitu mengembangkan LKS untuk pembelajaran tematik. Namun peneliti

menggunakan pendekatan kontekstual dan materi kelas V SD subtema Tubuh

manusia, sedangkan LKS yang di kembangkan Dini Maulidya Amanah

menggunakan pendekatan saintifik dan materi kelas I SD.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematikeprints.umm.ac.id/35588/3/jiptummpp-gdl-dianamira-49807-3-babii.p… · pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam

33

Gambar 2.3Kerangka Berpikir

G. Kerangka Berpikir

LKS untuk pembelajaran

tematik kelas 5 SD

Hanya berisi

ringkasan materi

dan soal-soal saja

LKS belum

mengaitkan dengan

dunia nyata siswa

Pengembangan LKS berbasis

Kontetkstual

Siswa mengalami kesulitan

dalam memahami materi pada

subtema Tubuh Manusia

LKS berbasis Kontekstual pada

Pembelajaran Tematik Subtema

Tubuh Manusia Kelas V SD

Validasi

dari Ahli

LKS

Validasi

dari Ahli

Materi