BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

15
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka dalam BAB II ini akan membahas tentang : 2.1 Kajian Teoritis yakni Efektivitas, pengertian museum, fungsi museum, manfaat menjaga dan melestarikan museum. 2.2 Kajian Empiris, dan 2.3 penelitian terdahulu. 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Efektivitas Efektivitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010: 13), efektivitas dapat dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek- aspek antara lain: (1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya, (2) Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya kegiatannya. 2.1.2 Museum a. Pengertian Museum Museum adalah lembaga yang diperuntukkan untuk masyarakat umum, lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka dalam BAB II ini akan membahas tentang : 2.1 Kajian

Teoritis yakni Efektivitas, pengertian museum, fungsi museum, manfaat

menjaga dan melestarikan museum. 2.2 Kajian Empiris, dan 2.3 penelitian

terdahulu.

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Efektivitas

Efektivitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu

yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana

yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata

efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai

dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010: 13), efektivitas

dapat dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-

aspek antara lain: (1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas

jika melaksanakan tugas atau fungsinya, (2) Aspek ketentuan dan peraturan,

efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan

yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya kegiatannya.

2.1.2 Museum

a. Pengertian Museum

Museum adalah lembaga yang diperuntukkan untuk masyarakat umum,

lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

9

perkembangannya. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan

serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan

kesenangan atau hiburan.

b. Fungsi Museum

Berdasaran Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1995, museum bertugas

untuk menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan kolektif museum

berupa benda cagar budaya. Museum mempunyai empat fungsi besar yaitu:

1. Sebagai tempat pelestarian, museum wajib melaksanakan kegiatan sebagai

berikut: (a) Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi

koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi, (b)

Perawatan yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan

koleksi, (c) Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlidungan untuk menjaga

koleksi dari ganguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.

2. Sebagai sumber informasi, museum melakukan kegiatan pemanfaatan melalui

penelitian dan penyajian, (1) Penelitian di lakukan untuk mengembangkan

kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) Penyajian wajib

tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.

3. Sebagai tempat ilmu pengetahuan. Dibalik benda–benda koleksi

tersembunyilah bermacam–macam pengetahuan yang setiap saat mengajak

para cendekiawan untuk mengungkap tabir rahasianya. Oleh karena itu

museum alamat yang tepat bagi mereka yang mengadakan reseach/

penyelidikan/penelitian dan juga bagi mereka yang ingin menambah

pengetahuan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

10

4. Sebagai pendidikan kebenaran. Penulisan tugas edukasi oleh museum tidak

seperti pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah, universitas-

universitas karena yang harus di didik oleh museum bukan hanya kelompok

anak-anak, mahasiswa, tetapi terdiri dari manusia yang berlainan tingkat

kecerdasannya dan pendidikannya, lain kebangsaannya dan lain pula

pandangan hidupnya.

c. Manfaat menjaga dan melestarikan peningalan sejarah

Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peniggalan

sejarah antara lain yaitu: (a) Menjaga khasanah kebudayaan Bangsa Indonesia, (b)

Menambah pendapatan Negara karena digunakan sebagai objek wisata, (c)

Menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati

oleh generasi yang akan datang, serta (d) Membantu dunia pendidikan dan ilmu

pengetahuan dengan memanfaatkan untuk obyek penelitian.

d. Tujuan Museum

1. Memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat dan sivitas akademika

tentang eksistensi dan peran Museum Pendidikan.

2. Memberikan informasi tentang perkembangan pendidikan nasional baik

secara horisontal atau vertikal, baik sejenis maupun jenjang pendidikan

melalui berbagai koleksi, simbol, dan dokumen yang terkait dengan

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun.

3. Memberdayakan sivitas akademika UNY dan masyarakat pemerhati

pendidikan untuk berkreasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

4. Memberikan penghargaan kepada para perintis, tokoh dan pejuang

pendidikan nasional.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

11

5. Menambah dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wisata kampus

yang bersifat edukatif – rekreatif.

2.2 Kajian Empiris

2.2.1 Pengertian Sejarah

Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun

berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-

peninggalan itu tersebut sumber sejarah. Ada tiga aspek dalam sejarah yaitu masa

lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak

untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai dan

moral.

Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari

masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peristiwa yang terjadi pada

masa lampau akan memberi kita gambaran tentang kehidupan manusia dan

kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab dan

akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun

belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah. Sejarah

terus berkesinambungan sehingga merupakan tentang peristiwa yang panjang.

Oleh karena itu sejarah mencakup:

1. Masa lalu yang dilukiskan berdasarkan urutan waktu (kronologis);

2. Ada hubungannya dengan sebab dengan akibat;

3. Kebenarannya bersifat subyektif sebab masih perladanya penelitian lebih

lanjut untuk mencari kebenaran yang hakiki;

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

12

4. Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masa kini, dan masa yang akan

datang.

2.2.2 Fungsi Sejarah

Nugroho Notosusanto mengklasifikasikan fungsi sejarah sebagai berikut:

1. Fungsi Rekreatif

Sejarah dituliskan sesuai fakta yang tersaji dan disusun dengan

menggunakan kronologi seta gaya bahasa yang nembuatnya dapat dinikmati

sebagai sebuah karya seni. Peristiwa sejarah yang disusun secara naratif serta

mengandung hal-hal yang memiliki karakteristik romantis serta nilai-nilai

keindahan akan menimbulkan perasaan senang bagi siapapun yang membacanya.

Oleh sebab itu, sejarah dapat dikategorikan sebagai sarana “rekreasi” bagi

manusia untuk kembali menjelajahi masa lalu.

2. Fungsi Inspiratif

Fungsi inspiratif yang terkandung dalam sebuah sejarah dapat terwujud

melalui peristiwa tertentu yang memberikan dampak bagi siapapun yang terlibat

didalamnya, baik pelaku, maupun orang-orang yang menyaksikan peristiwa

tersebut. Sejarah juga dapat menjadi sarana pendidikan moral bagi manusia yang

hidup di masa kini sebab ada banyak hal dan pelajaran yang dapat dipetik dari

berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau.

3. Fungsi Instruktif

Sejarah juga dapat berperan sebagai media penyampaian pengetahuan pada

subjek pembelajar. Siapapun yang menyaksikan atau membaca sebuah peristiwa

sejarah akan mendapatkan gambaran mengenai kehidupan masa lalu dan dapat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

13

menarik pelajaran dari peristiwa tersebut untuk diaplikasikan ke dalam

kehidupannya.

4. Fungsi Edukatif

Sejarah dapat menjadi pelajaran bagi setiap orang agar dapat mengambil

hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Seseorang yang mengerti dan

menghargai sejarah akan mampu untuk bertindak dengan bijak dan berpikir secara

rasional.

2.2.3 Jenis-jenis sumber sejarah dan pembagiannya

2.2.3.1 Jenis jenis sumber sejarah

Jenis-jenis sejarah atau dalam istilah lain dapat disebut dengan macam-

macam sumber sejarah ini akan mengarah kepada suatu pertanyaan “berupa apa

saja sumber-sumber sejarah itu ?” dalam hal ini tentunya ada beberapa jenis benda

yang dapat menjadi sumberatau bukti sejarah. Benda-benda itu berupa:

1. Benda peninggalan atau visual

Benda peninggalan sejarah ini berupa bangunan seperti candi, patung-

patung, keraton, uang kuno, artefak dan masih banyak lagi benda-benda yang

berupa peninggalan sejarah lainya yang dapat Anda temui di museum-museum

sejarah. Berikut ini adalah contoh sumber sejarah berupa peninggalan berupa visual.

2. Tulisan atau Dokumen

Peninggalan sejarah berbentuk tulisan ini dapat berupa tulisan-tulisan yang

mencatat peristiwa yang terjadi di masa lampau atau laporan-laporan berbentuk

tulisan yang memuat fakta-fakta sejarah. Berikut contoh dari sumber sejarah

berbentuk tulisan ini adalah prasasti, surat perjanjian, arsip-arsip kerajaan atau

keraton, atau dokumen-dokumen lain yang dapat dijadikan sumber sejarah.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

14

3. Lisan Atau Ungkapan

Sumber sejarah berikutnya adalah berbentuk lisan atau ungkapan yang

berasal dari saksi atau pelaku sejarah sehingga dapat dipertanggujawabkan

ungkapan cerita itu. Sumber sejarah berupa lisan ini dapat diperoleh dengan

menanyakan langsung dari pelaku atau saksi sejarah (wawancara), atau dari cerita

turun temurun yang dapat dipertanggung jawabkan keaslianya. Contoh dari

sumber sejarah ini adalah cerita atau ungkapan yang mengandung peristiwa masa.

Brarti, jika seseorang bercerita biografi pahlawan, itu adalah salah satu contoh

sumber sejarah.

Berdasarkan penjelasan mengenai lisan atau tulisan, jika ditarik

kesimpulan, benda-benda sumber sejarah itu terdiri dari tiga macam yaitu yang

berbentuk benda/visual, tulisan, lisan atau ungkapan. Dengan demikian, ketika

seseorang hendak melakukan penelitian terkait dengan sejarah, maka harus

menggunakan ketiga jenis benda yang telah disebutkan. Karena benda yang

berbentuk visual, tulisan, dan lisan merupakan bukti adanya sejarah.

2.2.3.2 Pembagian Sumber Sejarah

Sumber sejarah ini secara umum dibagi menjadi dua, Pertama adalah

sumber primer dan yang ke dua adalah sumber skunder. Pembagian sumber

sejarah ini juga berdasarkan sifat sumber sejarah

1. Sumber Primer

Sumber primer ini adalah sember sejarah yang berkaitan langsung dengan

sejarah itu sendiri. Bisa dikatakan bahwa sumber sejarah yang primer ini adalah

orang-orang yang melihat kejadian sejarah dengan mata kepala mereka sendiri

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

15

tanpa pelantara. Atau orang-orang yang mendengar langsung dengan telinga

mereka sendiri ketika peristiwa sejarah itu terjadi.

Dan yang paling primer lagi adalah sumber yang berasal dari pelaku atau

tokoh sejarah itu sendiri. Karena pelaku sejarah ini adalah seseorang yang telah

mengalami langsung peristiwa sejarah itu sendiri. Intinya, setiap orang yang

berada ditempat kejadian peristiwa sejarah itu merupakan sumber primer. Jika

merujuk benda yang bukan manusia, maka benda-benda yang terlibat langsung

dengan peristiwa sejarah juga termasuk sumber primer. Contoh sumber sejarah

primer seperti, candi dan keraton dan sebagainya.

2. Sumber Skunder

Sumber skunder ini dapat dikatakan sebagai sumber yang kedua. Artinya,

orang-orang yang melihat atau mendernga langsung dengan panca indra mereka

sendiri dengan melalui pelantara benda lain seperti TV, radio, atau mereka yang

mendengar cerita peristiwa sejarah melalui sumber primer. Buku-Buku yang

menulis tentang sejarah berdasarkan sumber-sumber primer juga termasuk sumber

skunder. Karena melalui sumber primer peneliti menuangkan peristiwa sejarah

melalui tulisan yang berbentuk buku.

2.2.4 Pengertian Peninggalan Sejarah

Pengertian peninggalan sejarah adalah benda-benda sisa masa lampau

yang mempunyai nilai sejarah dan masih ada hingga kini. berbagai peninggalan

sejarah banyak sekali jenisnya, tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Berikut

ini adalah beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di Indonesia berdasarkan

tempat asalnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

16

1. Pulau sumatera

a. Nekara perunggu

Nekara perunggu adalah gendang besar terbuat dari perunggu

berhiaskan ukiran orang menari, perahu, dan topeng. Nekara perunggu

merupakan peninggalan dari zaman perunggu yang dipergunakan dalam

upacara ke-agamaan.

b. Candi muara takus dan biaro bahal

Candi muara takus terletak di dekat bangkinang (Riau), di tepi

sungai Kampar. Sedangkan candi biaro bahal terletak di padang sidempuan

(Sumatra utara). Kedua candi tersebut bercorak agama budha sebagai

lambing kebesaran kerajaan Sriwijaya.

c. Prasasti

Prasasti adalah tulisan atau gambar yang terdapat pada batu atau

tembaga. Prasasti disebut juga batu bertulis. Beberapa contoh prasasti di

Sumatra adalah Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu, dan Prasasti

Talang Tuo di Palembang (Sumatra Selatan); Prasasti Kota Kapur di Pulau

Bangka (Bangka Belitung); dan Prasasti Karang Berahi (Jambi).

2. Pulau jawa

a. Kapak parimbas

Kapak perimbas adalah alat potong berupa kapak yang tidak memiliki

tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam Penelitian terhadap

kapak ini dilakukan di Pacitan (Jawa Timur).

b. Candi Borobudur

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

17

Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang (Jawa Tengah).

Candi ini didirikan pada awal abad IX dan bercorak agama Buddha.

c. Candi prambanan

Candi prambanan terletak di kabupaten klaten (jawa tengah). Candi

ini didirikan pada abad IX dan bercorak agama hindu.

d. Candi kedongsongo

Candi Gedong Songo terletak di Desa Candi, Kabupaten Semarang

(Jawa Tengah). Kompleks percandian Gedong Songo berada di lereng

sebelah selatan Gunung Ungaran. Dari 9 kelompok candi yang ada,

sekarang tinggal 6 kelompok candi. Candi ini diperkirakan berasal dari

abad ✓III — IX. Candi Gedong Songo berporak agama Hindu.

e. Candi kalasan

Candi Kalasan terletak di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman (DI

Yogyakarta). Candi ini didirikan pada pertengahan abad IX dan bercorak

agama Buddha. EL Candi Mendut dan Candi Pawon.

f. Candi mendut dan candi pawon

berada tidak jauh dari Candi Borobudur. Candi Pawon terletak di

sebelah timur Candi Borobudur dan di sebelah barat Candi Mendut. Candi

Pawon merupakan candi peninggalan agama Buddha sedangkan Candi

Mendut berada di ujung timur Candi Pawon. Candi Mendut dan Candi

Pawon diperkirakan sezaman dengan Candi Borobudur yang dibangun

pada abad IX dan bercorak agama Buddha.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

18

g. Arca prajnaparamita

Arca Prajnaparamita adalah patung seorang ratu peninggalan dari

Kerajaan Singasari pada abad XIII. Arca ini disimpan di negeri Belanda,

sedangkan tiruannya disimpan di Museum Pusat Jakarta. Prajnaparamita

dianggap sebagai perwujudan Ken Dedes di Singasari. Ken Dedes adalah

permaisuri dari Ken Arok yang dianggap sebagai ibu yang bijaksana.

h. Candi kidal

Candi Kidal terletak di sebelah tenggara Kota Malang, tepatnya di

Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang (Jawa Timur). Candi ini sebagai

tempat perabuan jenazah Anusapati pada tahun 1248. Di candi ini pernah

ditemukan pula arca Syiwa Mahadewa yang sekarang disimpan di

Museum Royal Tropi-cal lnstitute, Negeri Belanda. Candi ini merupakan

candi agama Hindu.

i. Candi jago

Candi Jago yang disebut juga Candi Jajaghu berada di Desa Jago,

Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang (Jawa Timur). Candi ini tempat

pemakaman Rangga Wuni yang meninggal tahun 1268. Candi Jago

menunjukkan perpaduan antara dua agama, yaitu agama Hindu dan

Buddha.

j. Candi singasari

Candi Singasari terletak di Kecamatan Singasari, Kabupaten

Malang (Jawa Timur). Candi ini merupakan candi tempat ditemukannya

arca Prajnaparamita. Berdasarkan arca-arca yang ditemukan, diperkirakan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

19

candi ini merupakan perpaduan latar belakang keagamaan antara

Buddhisme dan Syiwaisme. Candi yang dibangun pada abad XII ini

merupakan penghormatan pada Raja Kertanegara yang wafat pada tahun

1292.

k. Candi panataran

Candi Panataran terletak di Kabupaten Blitar (Jawa Timur). Candi

ini termasuk salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Di halaman

Candi Panataran ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 1119 Saka

atau 1197 Masehi, dikenal sebagai Prasasti Palah. Prasasti Palah dibuat

oleh Raja Srengga dari Kediri. Nama Palah juga ditemukan dalam

Nagarakertagama yang menyebutkan bahwa ketika Hayam Wuruk

berkeliling Jawa Timur singgah di sebuah bangunan suci bernama Palah.

l. Gua maharani

termasuk peninggalan sejarah dalam masa perjuangan fisik

melawan penjajah. Gua ini terietak di Desa Tunggal, Kecamatan Pacitan,

Kabupaten Lamongan (Jawa Timur).

m. Prasasti.

Prasasti yang terdapat di Pulau Jawa di antaranya adalah Prasasti

Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, dan Prasasti Jambu (Jawa Barat); Prasasti

Dinoyo (Jawa Timur); Prasasti Kalasan, dan Prasasti Kedu (Jawa

Tengah).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

20

3. Pulau Kalimantan

a. Kubang

Kubang adalah semacam bangunan berbentuk cungkup digunakan

untuk makam raja-raja Gowa dan Tallo yang terdapat di Makasar, Provinsi

Sulawesi Seratan.

b. Yupa

Yupa merupakan prasasti yang dipahat pada tiang atau tugu batu,

contohnya adalah prasasti Mulawarman yang terletak di tepi Sungai Maha-

kam, Kutai, Kalimantan Timur.Yupa ini buatan para Brahmana

untukpenghormatan kepada Raja I Mulawarman. Prasasti ini berhuruf

Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Pada prasasti disebutkan bahwa Raja

Mulawarman telah mengadakan upacara besar di tempat suci bernama

Wapra Keswara dan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada

para Brahmana.

4. Pulau bali dan nusa tenggara

a. Kelompok candi padas

Kelompok candi ini terletak di Gunung Kawi, Tampaksiring, Provinsi Bali

b. Taman mayura

Taman Mayura terdapat di Desa Pamotan, Kecamatan

Cakranegara, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Taman Mayura atau Bale

Kambang (taman di atas air) adalah salah satu bangunan yang terdapat di

kompleks Taman Mayura. Mayura berarti burung merak (Sanskerta).

Taman Mayura semula bernama Taman Kelepug dari bahasa Bali yang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

21

berarti mata air. Diberi nama demikian, karena terdapat mata air yang

terletak di bawah Bale Kambang. Taman Mayura dibangun pada abad

XVIII oleh Kerajaan Singasari atau Karangasem Sasak pada masa

pemerintahan Raja I Gusti Wayan Tiga.

5. Kepulauan Maluku

Beberapa peninggalan sejarah yang terdapat di Kepulauan Maluku

diantaranya adalah Masjid Kesultanan Ternate dan Gereja Banda Neira. Selain

peninggalan berupa bangunan, karya sastra berikut juga termasuk sebagai

peninggalan sejarah seperti: Kitab Mahabrata ditulis Resi Wiyasa, Kitab

Ramayana ditulis Resi Walmiki, Kitab arjunawiwaha ditulis Mpu Kanwa, Kitab

smaradahana ditulis Dharmaja, Kitab sutasoma ditulis Mpur Tantular, Kitab

nagarakertagama Mpu Prapanca., Kitab bharatayudha ditulis Mpu Sedah dan Mpu

Panuluh

2.2.5 Upaya Pelestarian Peninggalan Sejarah

Peninggalan sejarah banyak macam, jenisnya dan manfaatnya banyak

sekali. Menghargai peninggalan sejarah itu. Cara kita menghargai agar tetap

lestari, antara lain: (a) Memelihara peninggalan sejarah sebaik-baiknya, (b)

Melestarikan benda sejarah tersebut agar tidak rusak, (c) Tidak mencoret-coret

benda peninggalan sejarah, (d) Turut menjaga kebersihan dan keutuhan, (e) Wajib

menaati tata tertib yang ada dalam setiap tempat peninggalan sejarah, (f) Wajib

menaati peraturan pemerintah yang berlaku.

2.3 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lain.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/36877/3/jiptummpp-gdl-sitimaisya-49999-3-babii.pdfuntuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran nilai

22

Tabel 2.1 Penelitian Tedahulu

No Peneliti Temuan Relevan

1. Udjan Verny (2012)

Judul “Fungsi

museum Bung karno

Ende Sebagai Suatu

Tempat Pelestarian

Benda-Benda

Bersejarah di

Kabupaten Ende”

Fungsi museum bung karno

ini merupakan upaya

pelestarian benda-benda

bersejarah yang dapat

dijadikan sumber belajar dan

objek rekreasi. Museum ini

mempunyai latar belakang

sejarah yang menarik karena

museum ini merupakan bekas

tempat tinggal Bung karno

Presiden 1 RI dan

keluarganya pada masa

pemerintahan Hindia

Belanda. Museum bung karno

digunakan dalam dunia

pendidikan khususnya

pendidikan sejarah dan

memperkenalkan kepada

masyarakat serta nilai-nilai

sejarah dibalik berdirinya

museum bung karno.

Penelitian ini dianggap

relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan

karena sama-sama

membahas tentang

museum atau peninggaln

bersejarah. Perbedaan yang

mendasar antara penelitian

yang akan dilakukan

adalah terletak pada judul

dan lokasi penelitian

dengan fungsi museum

bung karno ende sebagai

tempat pelestarian benda-

benda bersejarah di

kabupaten ende.

Sedangkan penelitian yang

akan dilakkukan lebih

menitik beratkan pada

Efektivitas fungsi museum

dalam, melestarikan

peninggalan sejarah di kota

probolinggo

2. Arif Widayanto

(2011) “Pemanfaatan

Museum Diponorogo

Sebagai Sumber

Belajarsejarah Pada

Materi Bentuk-

Bentuk Perlawanan

Rakyat Indonesia

Dalam Menentang

Kolonialis Bangsa

Barat Periode

Sesudah Tahun 1800

Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Kelas

VIII SMP Negeri 3

Magelang Tahun

Pelajaran 2010/2011

Pemanfaatan museum sebagai

sumber belajar sejarah utuk

meningkatkan hasil belajar

dan mutu pendidikan tentang

sejarah pada siswa kelas VIII

di SMP Negeri 3 Magelang.

Museum sangat bermanfaat

dalam meningkat motivasi

belajar siswa karena siswa

lebih cepat mengerti apabila

melihat secara langsung atau

mempraktekkan. Proses

pembelajaran sejarah masih

belum terkonvesianal dan

kurang memanfaatkan

sumber belajar dilingkungan

sekitar siswa sehingga hasil

belajar masih rendah.

Penelitian ini dianggap

relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan

karena sama-sama

membahas tentang

museum atau peninggaln

bersejarah. Perbedaan yang

mendasar antara penelitian

yang akan dilakukan

adalah terletak pada judul,

lokasi dan penelitian

dengan pemanfaatan

museum sebagai sumber

belajar sejarah untuk

meningkatkan hasil belajar

dan mutu pendidikan

tentang sejarah pada siswa.

Penelitian yang akan

dilakkukan lebih menitik

beratkan pada Efektivitas

fungsi museum dalam,

melestarikan peninggalan

sejarah di kota probolinggo