BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

15
8 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ngadiman dan Puspitasri (2014) telah melakukan Penelitian dengan judul “Pengaruh leverage, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance)”. Peneltian ini mengunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan sampel berupa laporan keuangan dari 170 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan metode tidak acak. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 21 hasil Penelitian menunjukan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Sedangkan variabel kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Darmawan dan Sukartha (2014) telah melakukan penelitiandengan judul “Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return on Assets (ROA), dan Ukuran Perusahaan pada penghindaran pajak”. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam peringkat CGPI periode 2010-2012.jumlah sampel pada penelitian ini berumlah 55 perusahaan. Penghindaran pajak dapat diukur dengan selisih antara laba komersial dengan laba fiskal kemudian dibagi dengan total aset perusahaan. hasil penelitian ini menunjukan bahwa Corporate Governance,

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

8

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Ngadiman dan Puspitasri (2014) telah melakukan Penelitian dengan judul

“Pengaruh leverage, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan terhadap

penghindaran pajak (Tax Avoidance)”. Peneltian ini mengunakan populasi

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Data yang

digunakan merupakan data sekunder dan sampel berupa laporan keuangan dari

170 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Penelitian ini

menggunakan metode tidak acak. Teknik pemilihan sampel menggunakan

purposive sampling dan data dianalisis menggunakan analisis regresi linear

berganda. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 21 hasil

Penelitian menunjukan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh signifikan

terhadap Tax Avoidance. Sedangkan variabel kepemilikan institusional dan ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.

Darmawan dan Sukartha (2014) telah melakukan penelitiandengan judul

“Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return on Assets (ROA),

dan Ukuran Perusahaan pada penghindaran pajak”. Populasi yang menjadi objek

penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

masuk dalam peringkat CGPI periode 2010-2012.jumlah sampel pada penelitian

ini berumlah 55 perusahaan. Penghindaran pajak dapat diukur dengan selisih

antara laba komersial dengan laba fiskal kemudian dibagi dengan total aset

perusahaan. hasil penelitian ini menunjukan bahwa Corporate Governance,

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

9

Return on Assets (ROA) dan Ukuran Perusahaan berpengaruh pada penghindaran

pajak sedangkan Leverage tidak berpengaruh pada penghindaran pajak.

Swingly dan Sukartha (2015) telah melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Sales

Growth pada Tax Avoidance”. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013. Data diperoleh

dengan cara mengakses halaman Bursa Efek Indonesia. Cara penentuan sampel

dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan teknik

purposive sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 41 perusahaan dan

jumlah pengamatan (observasi) sebanyak 123 kali. data pada penelitian ini

dianalisis dengan teknik analisis linier berganda. Hasil Penelitian ini menunjukan

bahwa Karakter Eksekutif,dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap

Tax Avoidance. Leverage berpengaruh negative terhadap Tax Avoidance. Komite

Audit,dan Sales Growth tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance.

Yolanda,dkk (2016) telah melakukan penelitian dengan judul “pengaruh

Return On Assets, ukuran perusahaan,dan Sales Growth terhadap penghindaran

pajak”. Sampel dalam penelitian ini berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data

laporan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa Return On Assets dan Sales Growth berpengaruh negatif terhadap tax

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

10

avoidance sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax

avoidance.

B.Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Agensi

Teori agensi mengidentifikasi bahwa di dalam perusahaan terdapat pihak-

pihak yang memiliki berbagai kepentingan utnuk mencapai tujuan perusahaan

sehingga menimbulkan hubungan agensi. Jensen dan Mckling (1976) menyatakan

bahwa hubungan agensi adalah kontrak antara satu orang atau lebih (principal)

yang melibatkan orang lain (agent) untuk melaksanakan beberapa jasa atas nama

mereka yang melibatkan pendelegasian beberapa otoritas pengambilan keputusan.

Menurut Eisenhard (1989) teori agensi dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi

yaitu :

a. Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat

untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas

(bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion)

b.Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI)

antara prinsipal dan agen.

c.Asumsi tentang informasi.

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai

barang komoditi yang bisa diperjual belikan.

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

11

Hubungan agensi mengakibatkan munculnya asimetri informasi karena Agent

mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan

perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan principal. Menurut Scott

(2003) terdapat dua jenis asimetri informasi, yaitu: 1) Adverse Selection, pada

awalnya terdapat indikasi untuk memberikan informasi, tetapi karena pihak lain

tidak tahu atau dianggap tidak tahu maka informasi tidak jadi diberikan. 2) Moral

Hazard, sejak awal telah terdapat indikasi untuk tidak memberikan informasi

tersebut kepada pihak lain. Asimetri informasi yang terjadi mendorong agent

untuk dapat bertindak sesuai dengan kepentingannya terlebih dahulu

dibandingkan dengan pihak lain. Hal ini sesuai dengan teori agensi yang

mengasumsikan bahwa setiap individu bertindak sesuai dengan kepentingan

masing-masing untuk memaksimalkan keuntungan miliknya. Teori ini berusaha

untuk mengambarkan Faktor-Faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan

dalam merancang Kontrak insentif (Warsidi dan Pramuka, 2009)

2. Tax Avoidance

Jacob (2014) mendefinisikan Tax Avoidance sebagai suatu tindakan untuk

melakukan pengurangan atau meminimalkan kewajiban pajak dengan hati-hati

mengatur sedemikian rupa untuk mengambil keuntungan dari celah-celah dalam

ketentuan pajak seperti: pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan

objek pajak. sebagai contoh: perusahaan yang mengubah tunjangan karyawan

dalam bentuk uang menjadi pemberian natura,karena natura bukan merupakan

objek pajak dalam pph pasal 21.Menurut mardiasmo (2003) dalam Budiman dan

Setiyono (2012), penghindaran pajak (Tax Avoidance) adalah suatu usaha

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

12

meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang yang ada.

Perusahaan melakukan Tax avoidance karena pajak merupakan beban yang akan

mengurangi laba bersih yang dihasilkan. Oleh sebab itu perusahaan akan

melakukan berbagai cara untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.

Suandy (2011) memaparkan beberapa faktor yang memotivasi wajib pajak

untuk melakukan penghematan pajak dengan ilegal, antara lain:

1.Jumlah pajak yang harus dibayar.

Besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, semakin besar

pajak yang harus dibayar, semakin besar pula kecenderungan wajib pajak untuk

melakukan pelanggaran

2.Biaya untuk menyuap fiskus.

Semakin kecil biaya untuk menyuap fiskus, semakin besar kecenderungan

wajib pajak untuk melakukan pelanggaran;

3.Kemungkinan untuk ketahuan.

Semakin kecil kemungkinan suatu pelanggaran terdeteksi maka semakin

besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran; dan

4.Besar sanksi

Semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran, semakin besar

kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.

Menurut komite fiskal OECD dalam Fadhilah (2014) menyebutkan bahwa

terdapat tiga karakter dari tax avoidance yaitu :

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

13

1. Adanya unsur artificial arrangement, dimana berbagai pengaturan seolah-olah

terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor

pajak.

2. Seringkali memanfaatkan loopholes (celah) dari undang-undang atau

menerapkan ketentuan ketentuan legal untuk berbagai tujuan, yang berlawanan

dari isi undang-undang sebenarnya,

3. Terdapat unsur kerahasiaan. Biasanya konsultan yang ditunjuk perusahaan

untuk mengurus pajak perusahaan tersebut menunjukkan cara penghindaran pajak

yang dilakukannya dengan syarat wajib pajak harus menjaga kerahasiaannya

sedalam mungkin.

Menurut Merks (2007) dalam prakoso, (2014) ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk melakukan tax avoidance, yaitu :

1. Memindahkan subjek pajak dan/atau objek pajak ke negara-negara yang

memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak (tax heaven

country) atas suatu jenis penghasilan (substantive tax planning)

2. Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansi ekonomi dari

transaksi melalui pemilihan formal yang memberikan beban pajak yang

paling rendah (Formal tax planning)

3. Ketentuan Anti Avoidance atas transaksi transfer pricing, thin capitalization,

treaty shopping, dan controlled foreign corporation (Specific Anti Avoidance

Rule); serta transaksi yang tidak mempunyai substansi bisnis (General Anti

Avoidance Rule).

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

14

3. RETURN ON ASSETS (ROA)

Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang

dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset

tersebut (Hanafi dan Halim, 2009:159). Menurut Lestari dan Sugiharto (2007)

dalam Prakosa (2014), ROA merupakan pengukur keuntungan bersih yang

diperoleh dari penggunaan aktiva. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan

dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan

untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2002:89)

Menurut IAI (2004:14) total aktiva adalah segala sumber daya yang dikuasai

oleh perusahaan akibat dari transaksi masa lalu yang diharapkan dapat

memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Total

aktiva itu sendiri merupakan jumlah dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

Perusahaan yang mempunyai jumlah aktiva yang besar akan lebih diperhatikan

oleh investor, kreditur, pemerintah, dan pihak lainnya.

Menurut Abdullah (2005:124) beberapa kegunaan dari Return On Assets

(ROA) dikemukakan sebagai berikut:

1. Salah satu kegunaanya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila

perusahaan sudah menjalankan praktik akuntansi yang baik maka manajemen

dapat menggunakan Return On Assets (ROA) dapat mengukur penggunaan

modal kerja, efisiensi produk dan efisiensi bagian penjualan.

2. Return on assets (ROA) dapat membandingkan efisiensi penggunaan modal

pada perusahaan dengan perusahaan lain jenis.

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

15

3. Return on assets (ROA) dapat digunakan untuk mengukur tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh devisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua

biaya dan modal dalam bagian yang bersangkutan.

4. Return on assets (ROA) dapat digunakan untuk mengukur rentabilitas dari

masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

5. Return on assets (ROA) selain berguna untuk keperluan control, juga berguna

untuk keperluan perencanaan.

4. Pertumbuhan penjualan

Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan merupakan

indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa perusahaan

tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan

untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Tingkat pertumbuhan penjualan

merupakan ukuran sampai sejauhmana perusahaan mampu meningkatkan

penjualannya, sehingga semakin tinggi peningkatan penjualan, maka akan

semakin tinggi pula struktur modal perusahaan. Menurut Perdana (2013) dalam

dewinta dan Setiawan (2016). pertumbuhan penjualan pada suatu perusahaan

menunjukkan bahwa semakin besar volume penjualan maka laba yang akan

dihasilkan pun akan meningkat. Pertumbuhan yang meningkat memungkinkan

perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan karena

dengan pertumbuhan penjualan yang meningkat, perusahaan akan memperoleh

profit yang meningkat pula. Pertumbuhan penjualan dapat dihitung melalui

perhitungan dari penjualan akhir periode pada tahun i dikurangi dengan penjualan

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

16

akhir periode tahun sebelumnya dibagi dengan penjualan akhir periode tahun

sebelumnya.

5. Ukuran Perusahaan

Machfoedz (1994) dalam Kurniasih (2013) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi

perusahaan besar dan kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total

asset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan jumlah

penjualan. Aset dinilai memiliki tingkat kestabilan yang cukup berkesinambungan

(Maria dan Kurniasih,2013). Menurut IAI (2004:14) total aktiva adalah segala

sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan akibat dari transaksi masa lalu yang

diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa yang

akan datang. Total aktiva itu sendiri dilihat dari jumlah dari aktiva lancar dan

aktiva tetap. Perusahaan yang mempunyai jumlah aktiva yang besar akan lebih

diperhatikan oleh investor, kreditur, pemerintah, dan pihak lainnya.

Semakin besar total asset maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki

prospek baik dalam jangka waktu yang relative panjang. dikarenakan perusahaan

lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan

perusahaan dengan total asset yang kecil (Ngadiman & Puspitasari, 2014).

Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan besar cenderung memiliki sumber

daya yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil sehingga dalam melakukan

pengelolaan pajak dapat optimal. Sebaliknya perusahaan berskala kecil tidak

dapat optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan kekurangan ahli

dalam perpajakan (Nicodeme, 2007 dalam Darmadi 2013).

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

17

Xaf0 penentuan untuk perusahaan didasarkan pada total asset perusahaan

(Machfoedz,1994) dalam Febrianty (2011). Kategori ukuran perusahaan sebagai

berikut:

a. Perusahaan Besar

Perusahaan besar adalah Perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih

dari RP 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki Penjualan lebih dari

Rp 50 Milyar/tahun.

b. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah Perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih

besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar/tahun.

c. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Paling

banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil

penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.

6. Leverage

Menurut (Fakhrudin, 2008 :109). Leverage merupakan jumlah utang yang

digunakan untuk membiayai atau membeli asset-asset perusahaan. menurut

(Kurniasih dan Sari, 2013). Leverage adalah rasio yang mengukur kemampuan

utang baik jangka panjang maupun jangka pendek untuk membiayai aktiva

perusahaan. menurut (Marfu’ah, L. 2015) Perusahaan menggunakan Leverage

dengan maksud agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

18

dan sumber dananya dengan demikian dapat meningkatkan keuntungan pemegang

saham.

Untuk menghitung leverage bisa menggunakan beberapa ukuran yaitu debt

to equity ratio, debt to asset ratio, debt service coverage, serta long term debt to

total equity. Dalam penelitian ini, leverage ratio dihitung dengan Debt to Assets

Ratio (DAR). Debt to Assets Ratio (DAR) digunakan untuk mengukur bagian

aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang dalam

struktur laporan keuangan perusahaan.

C.Kerangka Pemikiran

Variabel Independent Variabel Dependent

D. Hipotesis.

1. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Tax Avoidance

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) dalam Prakosa (2014), ROA

merupakan pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.

Semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari laba bersih

perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Profitabilitas tinggi akan

berdampak pada besarnya pajak terutang sehingga perusahaan akan berusaha

Return On Asset

Pertumbuhan Penjualan

Ukuran perusahaan

Leverage

Tax avoidance

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

19

untuk meminimalkan pajak terutangnya. Menurut (Chen et, al, (2010) dalam

Prakosa, (2014). Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki

kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang mengurangi

jumlah beban kewajiban perpajakan. Berdasarkan hasil dari penelitian darmawan

dan sukartha (2013) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak dikarenakan perusahaan mampu mengelola asetnya dengan

baik salah satunya dengan memanfaatkan beban penyusutan dan amortisasi, serta

beban penelitian dan pengembangan yang dapat dimaanfatkan sebagai pengurang

penghasilan kena pajaknya serta memperoleh keuntungan dari insentif pajak dan

kelongaran pajak lainnya sehingga perusahaan tersebut terlihat melakukan

penghindaran pajak sehingga tercapai keuntungan yang maksimal. Penelitian

Handayani, (2015) diperoleh hasil bahwa Return On Assets berpengaruh negatif

terhadap aktivitas tax Avoidance.

Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: ROA berpengaruh terhadap Tax Avoidance.

2. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance

Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan merupakan

indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa perusahaan

tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan

untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”. Tingkat pertumbuhan penjualan

merupakan ukuran sampai sejauhmana perusahaan mampu meningkatkan

penjualannya. penelitian Budiman dan Setiyono (2012) diperoleh hasil bahwa

pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

20

Pertumbuhan yang meningkat memungkinkan perusahaan akan lebih dapat

meningkatkan kapasitas operasi perusahaan. Sebaliknya bila pertumbuhannya

menurun perusahaan akan menemui kendala dalam rangka meningkatkan

kapasitas operasinya. Penelitan Yolanda dkk (2016) diperoleh hasil bahwa

pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak

dikarenakan pertumbuhan penjualan yang tinggi mengindikasikan laba yang

tinggi pada perusahaan sehingga mampu memberi kontribusi agar manajemen

untuk tidak melakukan penghindaran pajak.

dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh pada Tax Avoidance

3. Pengaruh Ukuran Perusahaaan Terhadap Tax Avoidance

Machfoedz (1994) dalam Kurniasih (2013) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi

perusahaan besar dan kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total

asset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan jumlah

penjualan. ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan total asset. Aset

dinilai memiliki tingkat kestabilan yang cukup berkesinambungan (Maria dan

Kurniasih,2013).

Semakin besar asset yang dimilki semakin meningkat juga jumlah

produktivitasnya. Hal tersebut akan membuat laba semakin tinggi sehingga

mempengaruhi tingkat pembayaran pajaknya. Perusahaan yang termasuk dalam

perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan

perusahaan kecil sehingga dalam melakukan pengelolaan pajak dapat optimal.

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

21

Sebaliknya perusahaan berskala kecil tidak dapat optimal dalam mengelola beban

pajaknya dikarenakan kekurangan ahli dalam perpajakan (Nicodeme, 2007 dalam

Darmadi 2013).

Menurut Darmawan dan Sukartha (2014) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh pada penghindaran pajak. makin besar

Perusahaan maka makin besar sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

tersebut untuk mengelola beban pajaknya. Hasil dalam penelitian Darmawan dan

Sukartha didukung dengan teori kekuasaan politik yang menjelaskan bahwa

perusahaan yang besar akan memiliki sumber daya yang besar untuk

mempengaruhi proses politik yang dikehendaki dan menguntungkan perusahaan

termasuk untuk melakukan penghindaran pajak agar mencapai penghematan pajak

yang optimal.

H3:Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Tax Avoidance

4. Pengaruh Leverage Terhadap Tax Avoidance

Leverage adalah rasio yang mengukur kemampuan utang baik jangka

panjang maupun jangka pendek untuk membiayai aktiva perusahaaan (Kurniasih

dan Sari, 2013). Menurut Suyanto dan supramono (2012) Perusahaan

dimungkinkan menggunakan utang dalam memenuhi kebutuhan operasional dan

investasi perusahaan. akan tetapi pengggunaan utang akan menimbulkan beban

tetap (Fixed rate of return) yang disebut dengan bunga. beban bunga dapat

digunakan sebagai pengurang dalam perhitungan pajak semakin besar utang yang

dimiliki maka laba kena pajak akan menjadi lebih kecil Karena insentif pajak atas

bunga utang semakin besar, Darmawan dan Sukartha (2014). hal tersebut

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/36442/3/jiptummpp-gdl-ahmadzaki2-50478-3-babii.pdfuntuk melaksanakan beberapa jasa atas nama . mereka yang melibatkan

22

membawa pengaruh kepada perusahaan untuk meningkatkan pengunaan utang,

penelitian Ozkan, 2011 dalam kurniasih dan sari, 2013 memberikan bukti bahwa

perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang

agar mengurangi pajak.

menurut Marfu’ah, 2015. dalam penelitianya menyatakan bahwa leverage

berpengaruh terhadap tax avoidance Semakin tinggi nilai dari rasio leverage

berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan

perusahaan maka akan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang

tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh

berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai leverage maka

tindakan tax avoidance perusahaan akan semakin tinggi. Utang akan

mengakibatkan munculnya beban bunga sehingga dapat menjadi pengurang laba

kena pajak. dari penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

H4: Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance