DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN...

69
fl GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN ATEROMA AORTA POTONG BEKU DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE (Oyctolagus cuniculus) HIPERLIPEMIK DENGAN DAN TANPA ANTIBIPERLIFIDEMIA DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN NSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN...

Page 1: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

fl GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN ATEROMA AORTA POTONG BEKU

DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE (Oyctolagus cuniculus) HIPERLIPEMIK

DENGAN DAN TANPA ANTIBIPERLIFIDEMIA

DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

NSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

ABSTRAK

ZULFIK.ML Gambaran histopatologi jaringan ateroma aorta potong beku dari kelinci New Zealand white (Otyctolagus nmiculus) hiperlipemik dengan clan tanpa pemberian antihiperlipidemia D i b i i i g oleh DEWI R A W AGUNGPRIYONO.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi perubahan jaringan buiuh darah pada kelinci hiperlipemik dengan dan tanpa pemberian obat antihiperlipidemia menggunakan tehnik potong beku (Ctyo-section). Penelitian dilakukan menggunakan 12 ekor keliici jantan jenis New Zealand white (Otyctolagus cuniculus) jrang dibagi dalam 3 keIompok perlakuan, yaitu kelompok perlakuan hiperlipemik (H), kelompok perlakuan hiperlipemik dengan pemberian anti-hiperlipidemia (HA) serta kelompok kontrol (KN). Kondisi hiperlipemik diperoleh dennan uemberian kolesterol murni sebesar 0.2dekorhari - - - selama 3 bkan,-obat anti-hiperlipidemia yang digunakan adalah golongan statin dengan dosis 1,25g/ekor&& pada hulm ke 2 hingga a i r penelitiar?: Pengamatan jaingan aorta potong be& yang diwamai dengan Sudan Black menunjukkan bahwa kelinii jenis New %aland white (Oryctolagus cuniculus) peka terhadap proses aterogenesis. Proses aterogenesis yang terjadi adalah penumpukan lipid dipermukaan endotel, inisiasi lipid pada tunika intima hingga tunika media d m pembentukan plak ateroma. Kelompok perlakuan KN, H dan HA menunjukkan proses aterogenesis. Pemberian obat anti hiperlipidemia dapat menurunkan kadar kolesterol total darah dan merusak struktur plak yang terbentuk. Tehnik potong beku dengan pewamaan Sudan Black dapat menunjukkan distribusi lipid pada dinding aorta dan kerapuhan plak ateroma dengan jelas.

Kata kunci : Ateroma, Hiperlipidemik, Keliici (Oryctolagus cuniculus), Kolesterol

ABSTRACT

ZULFIKAR Histopathology of Atheromatous Aorta Frozen Section from Hyperlipemic Rabbit New Zealand white (Oryctolagus cuniculus) With and Without Anti-hyperlipidemia Drug Treatment. Under guidance DEWI RATIH AGUNGPRIYONO.

The aim of the research is to investigate the histopathology of atheroma lesion within aorta wall from hyperlipemic rabbit (Oryctolagus cuniculus) with and without anti- hyperlipidemia drug treatment using Cryo-section method. The research use 12 New Zealand white rabbit (Oryctolagus cuniculuc;) devided into 3 groups, hyperlipemic rabbit group (H), hyperlipemic rabbit group with anti-hyperlipidemia drug treatment (HA) and control group (KN). The hyperlipemic condition of the animal was obtained by giving the rabbit 02g/day pure cholesterol for 3 months, and anti-hyperlipidemia drug of choice is statin dose 1.25glday for 2 month treatment. The examination of aorta wall revealed that the New Zealand white rabbit is responsive for the atherogenesis process, The atherogenesis observed inclllde lipid accumulation on the endothelial surface, lipid initiation in the intimal up to the medial layer of aorta wall and atheroma plaque formation. All the rabbits showed the athrogenesis process. The anti-hyperlipidemia drug could decrease the blood total cholesterol level and damaged the plaque structure. The cryo-section technique with Sudan Black staining could show lipid distribution on arterial wall and fragile atheroma lesion obviously.

Keywords : Atheroma, Cholesterol, Hiperlipemic, Rabbit (Oryctolagus cuniculus)

Page 3: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN ATEROMA AORTA POTONG BEKU

DARI KELINCI NEW ZEALAND WHITE (Oiyctolagm ccu~tic~dus) HtPERLIPEMIK

DENGAN DAN TANPA ANTXHIPERLIPJDEMIA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

Fakultas Kedokteran Hewan

DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Judul : Ganibaran histopatologi jariGgaa ateroma aorta potong bsku dari keliici

new zealand white (Oryetolagus Cuniculus) hiperlemik dengan dan tanpa

antihiperlipidemia

: zulfikar

drh. Dewi Ratih Ag5mriyono Ph.D. Dosen Pembimbing

Dietahui:

Tanggal Lulus : ... 0 6 FEB 2009

Page 5: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH, zat yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala amal

perbuatan hamba-hambaNYA. Dialah yang menjad'ian siang dan malam silih berganti

sebagai perenungan bagi orang-orang yang mau berfikir. Dialah yang menjadi ilham dalilro

setiap kata, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran

histopatologi jarhgan ateroma aorta potong beku dari hiperlemik kelinci new zealand

white (oryctolagus cuniculus) dengan dan tanpa antihiperlipidemia. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga dm sahabatnya. Tulisan ini

merupakan hasil penelitian yang telah dilakuakan penulis di laboratorium Patologi,

Departemen K l i Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan-Institut Pertanian

Bogor.

Ddam menyelesaikar studi dan penulisan, penulis banyak mendapatkan dukungan

dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karenanya, penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Keluargaku tercinta: Bapak (Alm), Mamah, A'Ari, A' Puad, Mas Wibi dan Teh Yayu

serta keponakanku Zahra dan Nindy, I love you all.

2. Special untuk kakek ku tercinta, H. Thoin hanya ALLAH yang dapat membalas segala

kebaikanmu, serta do'a kejayaan untuk seluruh Bani Thoin dan Bani Dudung.

3. Drh. Dewi Ratih Agungpriyono Ph.D atas filosofi hidup, bimbingan, arahan dan saran

kepada penulis selama masa studi, penelitian clan penyusunan skripsi ini. Teriring do'a

untuk seluruh keluarga Dr. Srihadi A, jazakumullahu ahsanul jaza.

4. Ir. Nurjanah M.Si atas dukungan moriil maupun materiil selama penelitian clan Lilian

Devanita S . M selaku teman penelitian penulis.

5. Teman-teman Asternidea 41, F5 (AIi, Fajrin, Dwisand, Agus P), BaIio 27 (Adriyan, bang

Agung, all penghuni lama dan penghuni baru) terima kasih atas dukungan dan

bantuannya.

6. Pak Kasnadi, Pak Sholeh, Pak Endang dan seluruh dosen dan pegawai Departemen

Patologi, atas bantuan, saran dan support kepada penulis.

Serta semua pihak y'ang yang telah membantu penulis sejak kuliah sampai kelulusan

tiba. Semoga tulisan ini bermanfaat d m menjadi teman kebaikan bagi penulis di akhirat kelak.

Bogor, Januari 2009

Penulis

i

Page 6: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Penulis dilahirkan di Bekasi, Jaxa Barat, pada tanggal 04 Maret 1987. Penu!is

merupakan anak ke empat dari l i i a bersaudara, Buah hati dari Ayahanda Muhammad Hasan

dan Ibunda Nurlaela.

Penulis menamatkan p e n d i d i i SD hingga SMU di Bekasi, Jawa Barat. Pendidikan

formal penu!is diawali di SDN Karang Asih dan lulus pada tahun 1998. Sekolah Lanjutan

Pertama tamatkan di MTsN Cikarang pada tahun 2001. Sekolah Menengah Umum

ditamatkan di SMLJN 1 Cikarang Utara pada Tahun 2004. Pada Tahun yang sama (2004)

penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultzs Kedokteran Hewan di lnstitzlt Pertanian Bogor

melalui jalur USMI.

Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis Artif di berbagai kegiatan intra kampus

dan ekstra kampus. Tahun 2004-2005 Penulis aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)

FKH IPB sebagai ketua Komisi 1 dan Staf Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

KM IPB. Tahun 2005-2006 penulis terpilii sebagai Ketua DPM KM FKH IPB dan Staf

Badan Pengawas JMAKAHI. Pada Tahun 2006-2007 penulis aktif sebagai staf Departemen

Kebijakan Nasional BEM KM IPB, staf divisi Hubungan Luar (PR) Himpunan Profesi

Ruminansia, staf DKM An Nahl, dan Badan Pengawas IMAKAHI (2005-2007). Pada tahun

2007 sebagai staff komisi 1 L)PM KM FKH IPB. Selain itu penulis menjadi asisten Mata

Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan asisten praktikum Patologi Sistemik 11 pada

tahun 2008. Penulis aktif sebagai pendamping POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga)

Benteng Harapan, Pengajar pada bibingan belajar Prima Eksakta, Mentor PA1 SMP

Pembangunan 1 dm pernah beke j a pada Pt. Surveyor Indonesia (Juli-September 2008).

Penulis me~pakan penenma beasiswa Genesis dan Beasiswa plus-plus.

Page 7: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

DAFTAR IS1

Halaman

KATA PENGANTAR ........................... , ............................................................. i ..

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... I1

DAFTAR IS1 .................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi ..

DAFTAR LAMPIRAN .............................. -. ......................................................... VII

PENDAEfuLUAN

Latar Betakang ............................................................................................. 1

Tujuan ........................................................................................................... 2

Hipotesis ....................................................................................................... 2 . . Manfaat Penel~tlan ........................................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ............................ . ........................ 3

Kelinci ......................................................... ................................................ 4

Lipid ............................................................................................................. 5

Hiperlipidemia .............................................................................................. 12

Aterosklerosis ................................................................................................ 14 . . Obat Antihiperl~p~demia ................................................................................ 16

Sediaan Potong Beku .................................... --.- ........................................... 18

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat ....................................................................................... 21

Bahan dan Alat ............................................................................................. 21 . . Desain Penellban .......................................................................................... 21

iii

Page 8: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Evaluasi Histopatologi .................................................................................. 23

Pengamatan Histopatologi ......................................................................... 24

Analisis Data ................................................................................................. 24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan Gejala Klinis .............................................................................. 25

Kadar Lipid dalam Darah Hewan dan Indeks Aterogenik ............................ 26

Ketebalan Plak Ateroma dan Gambaran Histopatologis Ateroma ................ 30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ................................................................................................... 35

Saran ............................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36

LAMPIRAN ........................................................................................................... 40

Page 9: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Halaman

.................... 1 Pola konsumsi pakan dan berat badan kelinci selama percobaan 25

......................................... 2 Kadar kolesterol total. LDL. HDL. dan trigliserida 27

3 Tebal plak aterorna dan intensitas lipid ............................................................ 30

...................................................... 4 Kandungan zat makanan pada pellet Rb12 32

Page 10: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

DAFTAR GAMBAR

Halaman . . .............................................................................. 1 Penampang janngan arteri 3

............................................................................ 2 Kelinci New Zealand white 4

3 Metabalisrne lipoprotein ................................................................................ 6

4 Metabolisme VLDL dan LDL ........................................................................ 11

5 Skema tahapan proses aterosklerosis ............................................................. 15

.......................................................................................................... 6 Cryostat 19

7 Bagan perlakuan yang diberikan saat penelitian ............................................ 22 . .

8 Pertambahan berat badan kellncl .................................................................. 26

9 Kadar kolesterol total darah .................................................................... 29

10 Indeks aterogenik darah kelinci ..................................................................... 30

11 Gambaran histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan hiperlipemik 31

12 Gambaran histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan kontrol

negatif ............................................................................................................. 31

13 Gambaran histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan

hiperlipernik dengan obat antihiperlipidemia ................................................. 34

14 Gambaran histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan

hiperlipemik dengan obat antihiperlipidemia ................................................. 34

Page 11: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Halaman . . .............................................................................. 1 Analisa indeks aterogenik 41

................................................................................... 2 Analisa kolesterol total 43

3 Analisa trigliserida ......................................................................................... 46

4 Analisa HDL .................................................................................................. 48

5 Analisa LDL ................................................................................................... 50

............................................................................. 6 Analisa rataan berat badan 53

................................................................................. 7 Analisa konsumsi pakan 54

8 Analisa konversi pakan .................................................................................. 56

9 Analisa tebal plak ateroma ........................................................................... 57

..................................................... 10 Prosedur pembuatan sediaan potong beku 58

Page 12: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Latar Belakang

Perkembangan teknologi dunia semakin pesat berkembang seiring bergantinya zaman.

Pola hidup masyarakat modem yang mengejar percepatan tak dapat dipungkiri telah merubah

pola hidup masyarakatnya. Pola hidup yang serba cepat ini jugalah yang menyebabkan pola

konsurnsi makanan masyarakat berubah. Masyarakat dunia kini lebih menyukai segala ha1

yang berbau instan dan cepat , termasuk makanan. Padahal, pola makanan yang serba instan

ini sebagian besar rentan akan tingginya kadar zat-zat yang sebenarnya diperlukan sedikit

oleh tubuh menjadi berlebihan. Salah satu zat yang akrab ditelinga kita adalah kolesterol dan

lemak. Kadar kolesterol yang tinggi pada makanan siap saji dan impor saat ini telah sangat

mengkhawatirkan, ha1 ini terbukti dengan tingginya angka penyakit akibat hiperkolesterol

didunia.

Tak jauh berbeda dengan dunia intemasional yang menempatkan penyakit

kardiovaskular sebagai penyakit berbahaya, dalam sebuah survey penyakit yang ditayangkan

di salah satu layar televisi baru-baru ini (maret ZOOS), Indonesia yang masih terhitung sebagai

negara berkembangpun temyata memiliki catatan bur& terhadap penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular menenlpati m t a n pertama dalam penyakit yang paling banyak

merenggut nyawa penduduk Indonesia. Penyakit kegagalan jantung/jantung koroner

mempakan penyakit paling berbahaya di Indonesia dengan memegang catatan kematian lebih

dari 300.000 orang pertahun. Sedangkan penyakit kedua paling berbahaya adalah penyakit

penyumbatan pembuluh darah aorta yang sering disebut sebagai aterosklerosis. Ironisnya

negara yang masih berkembang ini, yang masih belum secara sempurna mengadopsi ilmu

pengetahuan dan teknologi dunia, mendapatkan catatan penyakit yang telah merepotkan

negara-negara maju.

Aterosklerosis adalah salah satu penyakit degeneratif yang paling banyak menyita

perhatian masyarakat perkotaan. Aterosklerosis adalah penyakit akibat tingginya kadar

kolesterol dalam darah yang menimbulkan penirnbunan lemak pada dinding (tunika intima

dan tunika media) pembuluh darah berupa plak (Guyton dan Hall 1997). Plak-plak inilah

yang menyebabkan aliran darah tersumbat p& berbagai pembuluh darah di seluruh tubuh.

Dengan terhambatnya pembuluh darah, maka sistem sirkulasi akan terganggu dan me.-ambat

pada terganggunya fimgsi ke j a jantung dan ke j a fisiolagis tubuh.

Page 13: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Menurut Hemlan (1991) faktor penyebab penyakit kardiovaskular dibagi menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama adalah faktor resiko primer seperti hipertensi, merokok, kadar

kolesterol tinggi, dan tingginya LDL (Low Density Lipoprotein). Faktor kelompok kedua

meliputi obesitas, stress, kurangnpa kegiatan fisik, genetik, jenis kelamin, trigliserida darah

yang meninggi dan meningkatnya umur.

Pencegahan penyakit kardiovaskular yang dipublikasikan oleh lembaga kesehatan

adalah dengan diet rendah kolesterol; diet makanan berserat tinggi dan olahraga teratur. Pola

hidup teratur tersebut sangat sulit dilakukan sehingga masyarakat modem lebih banyak

memilih cara pengobatan. Pengobatan penyakit kardiovaskular saat ini masih terus

dikembangkan dan masih populer pada obat-obatan dari golongan stntin. Penelitian medis

tentang aterogenesis juga sangat banyak digalakkan, namun sampai saat ini belum adanya

penelitian aterogenesis dengan evaluasi lipid.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini betujuan untuk mempelajari perubahan jaringan aorta potong beku pada

kelinci New Zealand white (Oryctolagus cuniculus) hiperlipemik dengan dan tanpa

pemberian antihiperlipidemia.

Hipotesis

Pemberian obat antihiperlipidemia mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah

kelinci hiperlipemik dan pewamaan sudan black pada sediaan potong beku mampu

memberikan gambaran yang jelas terhadap distribusi lipid pada plak ateroma.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang

kedokteran, khususnya penyakit kardiovaskular. Data yang dihasilkan dapat memberi

informasi mengenai efek obat antihiperlipidemia terhadap plak yang terbentuk berdasarkan

intensitas lipid dalam plak dan tunika media dan dapat memperkenalkan tehnik sediaan

potong beku dalam analisa lipid dalam jaringan.

Page 14: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan HistoIogi Buluh Darah

Sistem a l i i darah terdii atas jantung, arteri, kapiler, sinusoid dan vena.

Arteri meNpt3kaII bulnh darah yang mengalirkan darah dari jantung menuju

jaringan. Aorta meNptIkaIB arteri tipe penyalur yang memilii dindig tebal dan

bersifat etastis @elman dan Venable 1989).

Aorta berjalan meliitasi rongga toraks dan abdomen, dan segmen-segmen

aorta diberi nama sesuai dengan l o k a s i i Beberapa nama aorta diantaranya

adalah aorta thorasika, aorta abdominalis dan aorta terminalis (Price dan Wilson

2005).

Gambar 1 Penampang jaringan arteri (A. Tunika intima, B. Tunika Media dan C. Tunika Adventisia) (Sumber: http://imapes.rroogle.co.id 2008)

Dinding arteri terdii dari tiga lapisan: intima, media dan adventisia

(gambar 1). Intima adalah bagian terdalam dinding arteri yang mengalami kontak

langsung dengan suplai darah. Intima terdiri atas selapis sel endotel. Fungsi utama

endotel adalah sebagai sekat antara aliran darah dan diiding pembuluh darah

bagian dalam. Selain itu endotel juga berfungsi mencegah terbentuknya sumbatan

pada pembuluh darah, menghambat terbentuknya bekuan darah, serta

mensekresiian zat vasoaktif. Zat-zat yang diekskresi oleh endotel diantaranya

adalah endotelin (vasakonstriktor paling kuat), tromboksan A2, Prostaglandin Hz,

angiotensin dan Plutelet Derived Growth Factor (PDGF) (Price dan Wilson

2005).

Page 15: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Lapisan Media terletak pada bagian tengah dinding arteri dan terdiri atas

jalinan lapisan sel otot polos. Setiap otot polos dikeliligi oleh membran basalis

yang tidak kontinu. Pada sel otot polos ini ditemukan sel-sel reseptor untuk

lipoprotein berdensitas rendah (LDL), insulin, stimulator pertumbuhan dan

inhibitor pertumbuhan (Price dan Wilson 2005).

Lapisan adventitia terletak di bagian terluar dindiig arteri yang

memberikan kekuatan utama pada pembuluh darah (Price dan Wilson 2005).

Batas terdalam lapisan adventisia adalah lapisan media dan batas luarnya adalah

depo lemak (Davies 1986). Lapisan adventisia terdiri atas jaringan fibril kolagen,

serabut elastis, fibroblas, beberapa sel otot polos, serabut syaraf dan pembuluh

darah (Price dan Wilson 2005).

Garnbar rib adi).

Asal mula keberadaan kelici New zealand adalah kelinci Eropa yang

didistribusikan ke berbagai belahan dunia melalui pelayaran kapal jarak dekat

oleh para nahkoda dari eropa untuk memenuhi ketersediaan jumlah daging.

Kelinci eropa (Olyctolagus cuniculus) yang terdishibusikan bersama dengan

pelayaran kapal laut Eropa menuju New Zealand dan Australia ini selanjutnya

lebii diienal sebagai kelinci New Zealand. Kelinci New Zealand terdiri dari

kelinci New Zealand white, New Zealand black dan New Zealand red. Keliici

New Zealand white memiliki berat 10 Lb untuk jantan dan 11 Lb untuk betina

saat dewasa. Adapun secara genotipe New zealand white memiliki genotipe cc

(Fox 1974).

Page 16: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Berdasarkan taksonomi, kelinci m e m i l i taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Sub kelas : Theria

Infrakelas : Eufheria

Famili : Leporidae

Sub-famili : Leporinae

Genus : Oryetolagus

Spesies : Oryctolagus cuniculus

Nama umum : Kelinci New Zealand White (Fox 1974)

Keliici mempakan hewan model aterosklerosis yang digunakan pertama

kali clan telah digunakan dalam eksperimen pada beberapa kajian selama 65 tahun

terakhit (Clarkson et al. 1974). Penyelidikan awal pada penelitian induksi

aterosklerosis keliici dilakukan oleh Ignatowski. Ignatowski menemukan bahwa

lesio lipid lamina intima arteri yang te rjadi akibat diet susu, dagicg d m telur pada

kelici m e m i l i kesamaan dengan pembentukan lapisan lemak pada manusia

(Clarkson et al. 1974). Secara alamiah lesio arteri dapat terjadi pada kelinci.

Peneliti yang menggunakan kelinci harus menyadari lesio ini, karena lesio arteri

ini sangat bervariasi antar spesies kelici. Dengan berpedoman pada penelitian

Zeek (1933) tentang seleksi jenis kelinci untuk menghadirkan ataupun

meniadakan lesio arteri, para peneliti kini cenderung menjadikan kelinci New

Zealand white atau Dutch belted sebagai sumberdaya yang paling tepat dalam

penelitian aterosklerosis. Penelitian aterosklerosis pada kelinci juga ham

memperhatikan fenomena lesi spontan clan respon hewan sehingga dapat

dilakukan manipulasi eksperimen dengan tepat (Clarkson et al. 1974).

C. Lipid

Lipid adalah biomolekul yang bersifit solid dan mudah larut dalam pelarut

nonpolar. Lipid memiliki rumus kimia C,,H2wl -COOH. Lipid terdiri dari kelas

steroid, asam lemak, triasilgliserol clan lipid polar (Marinetti 1990). Lipid

Page 17: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

diperoleh melalui jalur eksogen dan endogen. Lipid endogen merupakan lipid

yang berasal dari sintesis kolesterol oleh hati, sedangkan lipid eksogen adalah

lipid yang berasal dari luar tubuh melalui asupan makanan. Metabolisme lipid

digambarkan melalui Gambar 3 berikut.

b O ~ t t . n w 8 Ejndi~genms ." Gut Liver

LWbdxitJnlian

Alhemscbtic

Perilpheri4 &I Gambar 3 Metabolisme lipoprotein. (Sumber: http//www.google.wm 2008)

Melalui jalw eksogen, makanan yang mengandung lipid masuk kedalam

saluran pencemaan yang selanjutnya dicema usus. Pada proses pencemaan di

usus, asam lemak ataupun kolesterol dikemas dalam bentuk kilomikron.

Kilomion akan membawa asam lemak ataupun kolesterol ke dalam dm darah

dan diuraikan menjadi asam lemak bebas clan sisa kilomikron. Asam lemak bebas

akan menembus jaringan lemak ataupun sel otot untuk diubah menjadi cadangan

energi, sedangkan sisa kilomikron akan dirnetabolisme oleh hati untuk

menghasilkan kolesterol bebas (Poedjiadi 1994). Jalur eksogen me~pEtkan jahr

Page 18: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

yang didominasi dengan metabolisme lipoprotein dan dijelaskan kemudian pada

sub bab metabolisme lipoprotein.

C.1. Kolesterol

Kolesterol me~pCikaLI kelompok steroid, suatu zat yang termasuk

golongan lipid. Metabolisme kolesterol erat hubungannya dengan metabolisme

lipid (Girindra 1988). Kolesterol mempunyai rumus molekul Cz7a50H dan dapat

dinyatakan sebagai 3 hidroksi -5,6 kolesten karena mempunyai satu gugus

hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada C5 dan C6, serta percabangan

pada Clo, C13, dan C17 (Mayes 1996). Kolesterol mempunyai rantai hidrokarbon

dengan delapan atom karbon yang diberi nomor 20 s a p & 27 sebagai lanjutan

nomor pada inti steroid (Ismadi 1993).

Kolesterol terdapat di dalam semua sel hewan dan tersebar luas di seluruh

jaringan tubuh. Pada mamalia, jaringan-jaringan yang diketahui mmpu

mensintesis kolesterol antara lain hati, korteks adrenal, Mit, usus, testis,

lambung, otot, jaringan adiposa, dan otak. Sekitar 17 % berat kering otak terdiri

dari kolesterol (Tillman et al. 1991). Di dalam tubuh tidak dapat dibedakan

kolesterol yang b e d dari sintesis di dalam tubuh clan kolesterol yang berasal

dari makanan.kolestero1 (Muchtadi et al. 1993).

Fungsi kolesterol di dalam tubuh adalah sebagai prekursor pembentuk

asam empedu yang dibutuhkan untuk mengemulsikan lemak pada usus halus.

Kolesterol juga diperlukan pada sintesis hormonal dan me~pakan unsur penting

pada dinding sel. Selain itu didalam tubuh, kolesterol me~pakan substansi semua

senyawa steroid, seperti kortikosteroid dan vitamin D (Mayes 1996). Peranan lain

kolesterol yaitu membantu sel syaraf dalam menjalankan fungsinya, dimana tanpa

kolesterol k w r d i i i gerak tubuh dan kemampuan berbicara akan terganggu

(Herman 1991).

C.1.1. Biosintesis Kolesterol

Semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti dapat mensintesis

kolesterol. Retikulm endoplasma dan sitosol sel berperan pada sintesis

kolesterol. Mi dari separuh kolesterol tubuh b e d dari sintesis yang

berjumlah sekitar 700 mghari d m sisanya b e d dari makanan sehari-hari. Hati

Page 19: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

menghasilkan lebih kurang 10% dari seluruh sintesis dan 10% lagi diperoleh dari

usus (Mayes 1996).

Kolesterol terdapat dalam jaringan dan lipoprotein plasma, bisa sebagai

kolesterol bebas atau sebagai estemya Via berikatan dengan asam lemak rantai

panjang. Senyawa tersebut disintesis dari asetil-KoA dan akhirnya dikeluarkan

dari tubuh sebagai konjugat garam-garam empedu atau kolesterol (Mayes 1996).

Terdapat lima tahap biosintesis kolesterol, yaitu (1) sintesis mevalonat, suatu

senyawa enam karbon dari asetil-KoA, terbentuk akibat reaksi kondensasi dan

reduksi yang berlangsung di dalam mitokondria, (2) unit isoprenoid dibentuk dari

mevalonat melalui pelepasan C02 pada reaksi fosforilasi oleh ATP, (3) enam unit

isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa antara skualen,

(4) skualen mengadakan siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk yaitu

lanosterol yang berlangsung di dalam Retikulum Endoplasma, dan (5) kolesterol

dibentuk di dalam membran reticulum endoplasma dari lanosterol setelah

melewati beberapa tahap, termasuk pelepasan tiga gugus metal (Mayes 1996).

Banyak faktor yang mempengamhi keseimbangan kolesterol di dalam

jaringan yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan dan penurunan

kolesterol. Peningkatan kolesterol tcrjadi karena (1) ambilan lipoprotein yang

mengandung kolesterol oleh reseptor LDL, (2) ambilan lipoprotein yang

mengandung kolesterol oleh jalur yang tidak diperantarai reseptor, (3) ambiian

kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya kolesterol oleh sel membran, (4)

sintesis kolesterol, dan (5) hidrolisis ester kolesterol oleh enzim kolesterol ester

hidrolase. Sedangkan penurunan kolesterol terjadi karena (1) keluarnya kolesterol

dari membran sel ke lipoprotein yang mengandung sediit kolesterol khususnya

HDL3 atau HDL m e n yang duancang oleh enzim LCAT (lecithin cholesterol

acyltranferase), (2) esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (acyl CoA :

cholesterol acyltranferase) dan (3) penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa-

senyawa steroid lainnya seperti hormon atau asam empedu di hati (Mayes 1996).

C.2. Metabolisme Lipoprotein

Lipoprotein adalah partikel berbentuk sferis (padat dan kecil) yang terdiri

dari ratwan molekul lipid dan protein. Lipid utama di dalm lipoprotein adalah

Page 20: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

kolesterol, triasilgliserol, dan fosfolipid. Triasilgliserol dan bentuk esterifikasi

kolesterol adalah lemak non polar yang tidak larut air (hidrofobii) yang

membentuk inti lipoprotein. Fosfolipid clan sejumlah kecil kolesterol bebas yang

larut dalam lipid dan air, menutupi permukaan partikel dan bertindak sebagai

pembatas antara komponen inti dan plasma Apolipoprotein menempati

permukaan lipoprotein dan berfmgsi sebagai pemisah antara lipid dengan

lingkungan berair, serta mempunyai peran sangat penting dalam pengaturan

transport lipid dan metabolisme protein (Gibe rg dan Goldberg 1998).

Metabolisme lipoprotein dapat terlihat pada Gambar 3.

Berdasarkan berat jenisnya lipoprotein diielompokkan menjadi empat

kelas utama berturut-huut dari terendah hingga tertinggi, yaitu kilomikron, VLDL

(vey low density lipoprotein), LDL (low density lipoprotein), dan HDL (high

density lipoprotein) (Gum 1992).

C.2.1. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang banyak mengandung triasilgliserol,

disintesis di dalam mukosa usus halus dari lemak eksogen dan bernkuran paling

besar dengan divneter lebii dari 100 nm (Marinetti 1990). Kilomilcron yang baru

terbentuk atau disebut kilomikron nasen sebagian besar terdiri dari triasilgliserol.

Bersama dengan ester kolesterol, triasilgliserol terdapat di dalam inti lipoprotein

ini. Penelitian baru menunjukkan bahwa protein tertentu yaitu microsomal

Piglyceride fransfer protein (MI1P) bertanggung jawab atas pengangkutan dan

masuknya triasilgliserol ke dalam inti kilomikron (Grundy 1996).

Kilomikron nasen akan disekresikan ke dalam kelenjar limfe intestinum

dan kemudian dibawa ke dalam sirkulasi melalui d u b torasikus (Dominiczak

1994). Di dalam pembuluh darah perifer, kilomilcron akan bereaksi dengan enzim

lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler jaringan

ekstra hepatic. Enzim ini akan menghidrolisis triasilgliserol dalam inti kilomikron

dan melepaskan asam lemak bebas serta gliserol. Hampir semua asam lemak yang

dilepas di kapiler jaringan adiposa diambii oleh sel adiposit untuk resintesis

menjadi ti,asilgliserol dan disimpan. Asam lemak yang dilepas di kapiler otot

akan diambii dan digunakan sebagai energi (Grundy 1996).

Page 21: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Partikel kilomikron yang tersisa (kilomikron remnan) mengandung lebii

sedikit triasilgliserol dan banyak mengandung kolesterol dan ester kolesterol, akan

diambil oleh hati melalui reseptor khusus apo E serk reseptor LDL (Mayes 1996).

Lemak dari kitomikron remnan di dalam sel hati mengalami hidrolisis menjadi

asam lemak bebas, monoasilgliserol, gliserol, dan kolesterol. Komponen tersebut

akan diresintesis menjadi triasilgliserol dan turut membentuk VLDL atau HDL.

Kolesterol dan ester kolesterol dari kilomikron remnan akan mengalami (1)

perubahan menjadi asam empedy (2) disekresikan ke dalam empedu sebagai

sterol netrai, atau (3) bergabung ke dalam VLDL atau HDL dan dilepaskan ke

dalam plasma (Groff ef a1 1995).

C.2.2. High Density Lipoprotein @DL)

HDL adalah partikel lipoprotein yang padat dan kecil, disintesis di hati

maupun usus. Bila diisolasi dengan menggunakan ultrasentifbgal, HDL terpecah

menjadi dua kelas utama yaitu HDL2 dan HDL3 (Kane dan Malloy 1997). HDL2

berukuran lebih besar dan kaya lipid bila dibandiigkan dengan HDL3 yang lebih

kecil dan padat.

HDL3 terdii dari lapisan ganda fosfolipid, mengandung apolipcprotein

dan kolesterol bebas, dan disebut sebagai HDL nasen (Mayes 1996 ; G i b e r g

dan Goldberg 1998). Kolesterol bebas yang berasal dari membran sel ditransfer ke

HDL3, dan diubah menjadi ester kolesterol oleh enzim LCAT. Ester kolesterol ini

akan bergerak masuk ke dalam inti HDL3 (Gibe rg dan Goldberg 1998). Reaksi

terus berlangsung, inti nonpolar mendesak lapisan ganda sehingga terpisah sampai

bentuknya berubah menjadi sferis. Pembentukan ester kolesterol tersebut akan

meningkatkan kapasitas HDL3 untuk menerima lebii banyak kolesterol bebas

sehingga terbentuk HDL;! yang berukuran lebii besar dan kaya lipid @layes

1996). Fungsi HDL sebagai pembawa kolesterol dari jaringan perifer ke hati

disebut sebagai transport kolesterol terbalik. Hal tersebut diduga merupakan

mekanisme utarna dari HDL guna meliidungi terhadap te jadiiya aterosklerosis.

HDL dapat menghilangkan kolesterol dari sel busa pada luka aterosklerosis atau

melindungi LDL dari modifikasi oksidzsi. Rendahnya kadar HDL di dalam

plasma akan meningkatkan reeiko penyakit jantung koroner (Gibe rg dan

Goldberg 1998).

Page 22: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

C.2.3. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

VLDL addah lipoprotein endogen yang disintesis di dalam hati, berhgsi

membawa triasilgliserol, fosfolipid, dan kolesterol dari hati ke jaringan lain dalam

tubuh. VLDL lebii kecil dibandingkan kilomikron, dan mempunyai diameter

antara 30-90 nm serta densitas kurang dari 1.006 glml (Marinetti, 1990).

VLDL di dalam plasma akan berinteraksi dengan lipoprotein lipase (LPL),

yaitu suatu enzim pada endotelium dinding kapiler yang terikat dengan rantai

proteoglikan pada heparan sulfat sehingga terjadi hidrolisis sebagian triasilgliserol

dan kembaliiya apolipoprotein C ke HDL. Hidrolisis triasilgliserol akan

membentuk asam lemak bebas dan gliserol (Gambar 4 bagian 3). Asam lemak

bebas yang dilepas akan kembali ke sirkulasi, sebagian akan terikat dengan

albumin dan &transfer ke dalam jaringan (Mayes 1996).

Gambar 4 Metabolisme VLDL dan LDL (Sumber http//www.google.com)

Page 23: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Partikel VLDL yang tersisa setelah hidrolisis (remnan) mengandung

sebagian kecil triasilgliserol, ester kolesterol, fosfolipid, apolipoprotein B-100 dan

E. VLDL remnant (IDL) akan mengalami dua kemungkinan yaitu : (1) diambil

oleh hati melalui reseptor LDL atau (2) diubah menjadi LDL dengan melibatkan

lipase hepatik yang akan menghidrolisis triasilgliserol dan fosfolipid serta

melepaskau semua apolipoprotein E (Grundy 1996).

C.2.4. Low Density Lipoproteirr (LDL)

LDL sebagian besar terbentuk dari sisa hidrolisis VLDL remnan, namun

terdapat bukti bahwa sebagian diproduksi langsung oleh hati (Mayes, 1996). LDL

mempakan pembawa kolesterol terbanyak yaitu kurang lebii 60 % dari kolesterol

total plasma, sedangkan triasilgliserol me~pakan komponen paling sediit dalam

LDL. Fungsi utama dari LDL adalah membawa sterol ke dalam jaringan perifer,

digunakan untuk konstruksi membran atau untuk pembentukan hormon steroid

(Groff ct al. 1995).

Metabolisme LDL diawali dengan terikatnya partikel LDL pada reseptor

spesifik apo B-100E, yang terletak pada perrnukaan sel. Reseptor LDL bereaksi

dengan ikatan pada LDL yaitu apo B-100 dan LDL diambil dalam keadaan utuh

melalui endositosis. Setelah melepaskan LDL, reseptor kembali ke permukaan sel

(Gambar 4 bagian 5). LDL yang terpisah masuk ke dalam lisosom, dimana

komponen lipoprotein dan ester kolesterol mengalami hidrolisis menjadi asam

amino dan kolesterol bebas (Kane dan Malloy 1997).

Kolesterol bebas yang diiasilkan mempunyai fungsi regulator (lipid)

sebagai berikut : (1) menurunkan jumlah m-RNA sehingga menekan reseptor

LDL dan mencegah masuknya LDL ke dalarn sel, (2) mengatur aktivitas kedua

enzim mikrosomal yaitu HMG-KoA reduktase dan ACAT. Aktivitas enzim

HMG-KoA reduktase dihambat sehingga laju sintesis kolesterol ditekan,

sebaliiya aktivitas ACAT diiaikkan untuk memacu pembentukan ester

kolesterol yang bisa disimpan di dalam sitoplasma sel (Groff ct al. 1995).

D. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia addah suatu k e z k patologis akibat kelainan

metabolisme lemak darah yang ditaadai dengan meningginya kadar kolesterol

Page 24: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau k o m b ' i i

keduanya (Kamaludin 1995). Menurut Marinetti (1990), faktor yang

mempengaruhi kejadian hiperlipidemia adalah nutrisi, faktor gene ts kelainan

metabolisme, urnur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan ketidak seimbangan

hormonal.

Berdasarkan mekanisme terjadinya, kejadian hiperlipidemia dapat terjadi

dengan 3 mekanisme, yaitu kelainan pada enzirn lipoprotein lipase dan ApoC-11,

kelainan dalarn eliminasi LDL, dan kelainan ApoE dan pembuangan sisa

(Marinetti 1990). Menurut Price dan Wilson (2005), berdasarkan penyebabnya

hiperlipidemia dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu hiperlipidemia primer dan

sekunder. Hiperlipidemia primer terjadi akibat kelainan gecetik yang mengkode

enzim, apoprotein, atau reseptor yang terlibat ddam metabolisme lipid.

Hiperlipidemia sekunder te rjadi akibat gangguan sistemik. Penyebab utama

hiperlipidemia sekunder adalah obesitas, asupan alkohol berlebihan, diabetes

melitus, hipotiroidisme dan sindrom nefrofik.

Berdasarkan tipenya, Fredrickson (1978) mengelompokkan hiperlipidemia

menjadi tipe I - V yaitu,

1. Jenis I (Sindrom Buerger-Gruetz atau hiperkilomikroilemia keturunan).

Keadaan ini ditandai dengan kadar kilomikron yang tinggi walau diet

lemak normal. Hal ini disebabkan kurangnya en& lipoprotein lipase

ataupun apoprotein C-II.

2. Jenis IIA (Folygenic hiperkolesterolemia atau hiperkolesterolemia

ketunman). Kondisi ini dicirikan dengan kenaikan kadar LDL, kenaikan

kadar kolesterol dan normalnya level trigliserida dan VLDL. Hal ini

disebabkan karena terhalangnya penurunan/eliminasi LDL akibat

kerusakan reseptor pada kromosom 19.

3. Jenis IlB (Hiperlipidemia kombinasi). Kondisi yang te rjadi sama dengan

jenis IIA akan tetapi pada jenis ini VLDL mengalami peningkatan juga.

Hal ini disebabkan karena kelebihan pembentukan VLDL oleh hati.

4. Jenis III (Disbetalipoprotein). Kondisi penyakit ini ditandai dengan

meningkatnya kepekatan IDL. Keadaan ini ciisebabkan karena

pembentukan IDL yang berlebihan karena k&usakan apoprotein E.

Page 25: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

5. Jenis TV (Hipertrigliseridemia atau endogenous hiperlipemia). Kenaikan

kadar VLDL yang meningkat baik saat level LDL normal ataupun

menurun, level kolesterol normal dan peningkatan trigliserida merupakan

karakteristik jenis ini. Kondisi demikian tejadi disebabkan karena

kelebihan dad atau penurunan penguraian VLDL.

6. Jenis V (Keturunan kombinasi hipertrigliseridemia). Kondisi jenis ini

menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, VLDL dan

kilomikron walaupun kadar LDL normal ataupun menurur. Jenis V

hiperlipidemia ini te rjadi karena peningkatan pembentukan atau penurunan

eliminasi VLDL dan kilomikron.

E. Aterosklerosis

Aterosklerosis, berasal dari bahasa yunani "athero" (yang berarti lekat

atau jenuh) dan "sclerosis" (yang berarti pengeman) khususnya menyangkut

pembahan pada lamina intima arteri. Aterosklerosis adalah suatu penyakit dari

arteri-arteri yang berukuran besar dan sedang dirnana lesi lemak yang disebutplak

ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri ( Guyton & Hall 1996).

Secara morfologi, aterosklerosis terdii atas lesi-lesi fokal pada arteri-arteri otot

dan jaringan elastis berukuran sedang dan besar seperti aorta, a. poplitea,

afemoralis, a karotis dan a renalis (Price dan Wilson 2005).

Menurut Price dan Wilson (2005), faktor resiko aterosklerosis dibagi

menjadi 3, yaitu faktor yang tak dapat diubah, faktor yang dapat diubah dan faktor

resiko negatif. Faktor resiko yang tak dapat diubah adalah usia dan riwayat

penyakit arteri koroner keluarga Adapun faktor resiko yang dapat diubah adalah

hiperlipidemia, rendahnya kadar HDL-C (High Density Lipoprotein-Cholesterol/

kolesterol lipoprotein serum densitas tinggi), hipertensi, merokok sigaret, diabetes

melitus, obesitas, ketidakaktifan fisik dan hiperhomosistein. Sedangkan faktor

resiko negatihya adalah tingginya kadar HDL-C.

Lesio ateroma ataupun aterosklerosis berkembang pada tunika intima dan

tunika media Lipid densitas rendah (LDL) mengoksidasi, membah fungsi barier

endotel, dan merusak membmn basal arteri. Secara normal, tubuh akan

memperbaiki kerusakan, tetapi proses perbaikan menjadi predisposisi pembentuk

plak fibrosa (Kitaev et al. 2004).

Page 26: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Patogenesa kejadian aterosklerosis secara sistematis dapat diuraikan pada

gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5 Skema tahapan proses aterosklerosis ( A. Kerusakan dinding endotel, B. Permulaan akumulasi LDL, C. Pembentukan plak ateroma dan D. Infiltrasi jaringan ikat dalam plak)(Surnber : htto://cardio.bayer.com 2008)

Ke.rusakan mekanis ataupun kimia menyebabkan kerusakan dindiig

endotel sel. Perubahan laju normal darah dan adanya tempat melekat dan

akumulasi trombosit, memicu terbentuknya trombus pada dinding pembuluh

(Gambar 58). Perubahan sel endotel menyebabkan sel darah putih (makrofag)

masuk dan migrasi ke lapisan ini, dimana sel darah putih menjadi makrofag aktif.

Lalu makrofag membuat jalan ke lapisan endotel lebih dalam dan memulai

merubah dan mengumpullran LDL kolesterol teroksidasi (Gambar 5B). LDL

kolesterol teroksidasi ini terkumpul membentuk sel busa dalarn makrofag. Lesi

diawal ini disebut endapan lemak (plak), dengan kumpulan sel busa Sel busa

menyebabkan pergantim sel endotel dengan sel otot yang berasal dari lapis

Page 27: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

medium dinding arteri. Sel ini berubah menjadi sel yang menyusun jaringan ikat

penunjang dan mampu menyerap lipid lain di peredaran darah. Pada lesio ini,

akan dimulai siklus peradangan proliferatif, yang memicu pembentukan trombus

pada dindiig arteri (Gambar 5C). Di akhir waktu, akumulasi lapisan lipid

menstimulasi masuknya lipid di sirkulasi secara kontiny deposit kolesterol,

ekspansi sel otot polos dan pembentukan jaringan &at. Seluruh faktor tersebut

menuntun untuk terjadinya plak fibrosa, yang melekat pada sisi arteri dan

bertambah ukuran, sehingga ukuran lumen arteri menyempit (Gambar 5D). Plak

fibrosa tersusun atas bentukan jaringan ikat padat dengan sel otot polos yang

menempel dan biasanya ditutup dengan lapisan lipid dan runtuban sel nekrosa

Seiring wakty plak akan berkalsifikasi yang menyebabkan penutupan sebagian

saluran darah (Staros 2006).

Aterosklerosis menyebabkan iskemia karena obstruksi aliran darab,

disfungsi kontraksi vaskular (Dupasquier 2006), idark miokard atau stroke,

embolisasi dan aneurisme (akibat kerusakan bagian medial dinding arteri)

(Marinetti 1990).

F. Oba: Anti Hiperlipidemia

Pada umumnya hiperkolesterolemia atau hipertrigliseridemia ringan masih

dapat dikendalikan dengan hanya melakukan diet rendah lemak jenuh dan kalori.

Namun pada kasus berat dan atau bersifat herediter yang sexing menyerag pada

usia muda maka diet saja ti& mampu menanggulanginya. Sehingga

digunakanlah obat-obat antihiperlipidemia yang mampu mengendalii kadar

plasma kolesterol, trigliserida atau keduanya dengan baik (Kamaludin 1997).

Terdapat beberapa kelompok obat yang dapat membantu mengurangi

gejala serta resiko penyakit yang lebii parah, diantamnya adalah golongan statin,

Niacin, Fibrate dan Cholestyramine (Oqbru 2008). Sedangkan berdasarkan jenis

lipid yang diturunkan kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat

digolongkan menjadi obat antihiperkolesterolemia (Kolestiramin, Niacin, Fibraf

lovastatin, dekstrotiroksin) dan antihipertrigliseridemia (Niacin, Fibrat, Fish Oil,

dan kombiiinya) (Kamaiiidin 1995).

Page 28: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Statin adalah golongan obat yang berfungsi menurunkan tingkat kolesterol

dalam darah dengan cara mengurangi produksi kolesterol oleh organ hati.

Statin memblokade enzym HMG CoA (hidroxy-methilglutaryl-coenzyme A

reductuse) dalam hati yang bertugas membuat kolesterol (Oqbru 2008).

Dengan terblokadenya enzim HMG CoA maka suMasi LDL (pembawa

kolesterol) akan men- (Hitner clan Nagle 1999).

Statin digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia, k o m p l i i i

aterosklerosis pembuluh darah, serangan jantung, stroke, intermittent

k l a u d i i i (kepincangan yang berselang) dan sangat baik dalam menurunkan

LDL @hnaludii 1997; Oqbru 2008). Selain itu, Statin juga memperlihatkan

efek sebagai anti oksidan (Staros 2006).

Contoh obat komersial golongan statin diantaranya adalah Simvastatin,

Lovastatin, Pravastatin, Fluvastatin, Atorvastatin (Lipitor), dan Rosuvastatin.

Statin memiliki efek samping ringan seperti sakit kepala, mud, muntah,

konstipasi, diare dan linglung. Sedmgkan efek samping yang serius adalah

kerusakan hati, dan rhabdomyolysis (kerusakan parah pada sel otot) (Oqbru

2008). S e l m efek samping statin juga memiliki konfraindikasi terhadap

wanita hamil (Hitner dan Nagler 1999).

2. Niacin

Niacin atau asam nikotinat berfimgsi menurunkan kolesterol dan

trigliserida, dengan p e n m a n yang sangat nyata untuk trigliserida. Selain itu

niasin juga menyebabkan kenaikan level HDL. Niasin bekerja menekan

sintesa trigliserida sehingga sekresi VLDL turun. Secara tidak langsung LDL

akan turun dan HDL akan meningkat dan kolesterol men- &amdudin

1997).

Efek samping obat ini adalah rasa gatal, hiperemia pada Mit, ulser usus,

pemt kembung, gangguan fungsi hati, menurunkan toleransi terhadap

glukosa, glukosuria, hiperurisemia clan ikterus. Pada efek yang parah, dapat

mem'cmgkitkan serangan disritmia jantung dengan fibrilasi atrial (Kamaludin

1997). Kontraindikasi obat ini terjadi pada penderita penyakit hati, u l b

Page 29: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

peptikum dan diabetes mellitus. Obat ini mudah diserap di semua bagian

saluran cema dan diekskresi melalui urin (Kamaludin 1997).

3. Fibrate

Fibrate bekeja merangsang enzim Lipoprotein lipase sehingga

menurunkan serum trigliserida menghambat sintesa kolesterol dalam hati dan

meningkatkan HDL sehingga menurunkan kadar kolesterol dan menarik

cadangan kolesterol dalam jaringan. Contoh obat golongan fibrate adalah

klofibrat dan gemfibrozil (Kamaludii 1997).

Efek samping obat ini adalah nyeri lambung, mual, muntab, diare clan

bertambahnya berat badan. Selain itu, fibrat juga dapat meningkatkan

aktivitas koumarin saat dipakai bersarnaan dengan koumarin (Kamaludin

1997)

4. Cholestyramine

Kolestiramin mengikat asam empedu di dalam usus halus, mengkonversi

kolesterol menjadi asam empedu, dan menurunkan kadar LDL. Karena fimgsi

kejanya, obat ini dapat mengganggu penyerapan digitoksin, fenobarbitai,

klorotiazid, warfarin, asam flufenamat, asam mefenamat dan tetrasikli

(Kamaludim 1997).

Efek samping kolestiramin adalah .konstipasi, Flaws (kecacatan),

hipokloremik metabolii asidosis, peningkatan ringan alkali fosfatase dan

transaminase, pembentukan batu empedu, sfeafosis, dan hilangnya

penyerapan vitamin A dan D pada dosis tinggi (Kamaludin 1997).

G. Sediaan Potong Beku

Sediaan potong beku mempakan prosedur yang diynakan untuk

meneguhkan dengan cepat diagnosa histopatologis dari proses patologis

(Alonsozana 1992). Bagian terpenting dalan sediaan potong beku adalah cryosfat,

yaitu alat bempa microtome khusus yang dilengkapi denganfieezer. Microtome

yang digunakan sangatlab akurat dan mampu memotong dengan ketebalan 1

mikron (Gal d m Cagle 2005). Ke~itungan penggunaan prosedur potong beku

Page 30: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

adalah kemudahan diagnosa dan kontras patologis yang jelas, sehingga proses

patologis dapat terlihat (Gal clan Cagle 2005; Alonsozana 1992).

Gambar 6 Cryotome. (Sumber: koleksi pribadi)

Prosedur potong beku telah dikenal sejak 1905 oleh Dr. William Mayo.

Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh Dr. Thomas Cullen di Baltimore. Setelah

cara fiksasi dengan formalii ditemukan, Wilson baru benar-benar sepenuhnya

menemukan prosedur yang tepat (Gal dan Cagle 2005). Prosedur ke rja pembuatan

sediaan potong beku dapat dilihat pada lampiran 10.

Penggunaan sediaan potong beku sangat tepat dalam evaluasi lipid pada

ateroma. Karena pada pembuatan sediaan potong beku ateroma, dehidrasi dengan

menggunakan sukrosa. Dengan menggunakan dehidrasi sukrosa, lipid tak akan

larut bersama dengan allcohol, sehingga lipid akan terWlat jelas pada gambaran

histopatologis.

Page 31: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Metodologi Penelitian

WaMu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2007 sampai dengan Februari

2008. Penelitian ini dilakukan di Bagian Patologi, Departemen K l i , Reproduksi

dan Patologi, Fakultas Kedoktemn Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan Penelitian utama yang digunakan adalah kolesterol, untuk membuat

hewan percobaan mengalami kondisi hiperlipidemia. Hewan percobaan yang

dipergunakan adalah 12 ekor kelinci New Zealand white atau European rabbit

(Oryctolagus cuniculus) jantan dengan bobot badan 12,s Kg dan berumur'mta-

rata 6 bulan. Bahan lain yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak pellet

kelinci komersial jenis Rb12 (pakan) kelinci, air minum, obat anti koksidia

(Sulfamixe), anthelmentik (AlbendazoleQ), preparat sulfat (Zalf PagodaQ),

ivermectin sebagai antiektoparasit dan preparat antihiperkolesterolemia

(Simvastatin*). Adapun bahan pembuatan preparat potong beku adalah formalin

lo%, aquades, sukrosa, N2 cair, albumin, Tissue ~ e k ' - OCT compound (optimum

cutting tissue ), Propylen Glycol, Sudan Black, Nuclear Fast Redkernechtrot,

silo1 dun Glycerin Jelly.

Alat yang digunakan an tm lain adalah 12 buah kandang pemeliiharaan

berbahan besi, tempat pakan dan rninum berbahan semen, timbangan elektrik,

spoit 3m1, sendok, gelas, kertas label, alat-alat nekropsi dan alat-alat untuk

membuat sediaan preparat potong beku (Tissue cassette, Refrigerator, Cryosfat,

gelas objek dan gelas penutup) mikroskop cahaya dan Digital Camera

Microscope.

Desain Penelitian

Sebelum perlakuan utama, kelinci terlebii dahulu diadaptasikan dengan

kondisi laboratorium. Pada masa adaptasi ini dilakukan pemberian antikoksidia

(Sulfamix@) dengan dosis 3mlIlL atau 6,25d untuk masing-masing hewan.

Pemberian antikoksi ini diseliigi dengan pemberian anthelmentik dengan pola

2:3:2 (2 hari antikoksidia, 3 hari anthelrnentik dan dilanjutkan dengan 2hari

Page 32: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

antikoksidia). Adapun pemberian anthelmentik (Albendazole@), masing-masing

kelinci diberikan 1 mllekor. Diet makan dan minum yang diberikan berupa lOOgr

pakan dan air ad libitum. Selanjutnya, 12 ekor kelinci dibagi menjadi 3 kelompok

perlakuan yang terdii dari kontrol negatif (KN), kelompok hiperlipidemik tanpa

obat antihiperlipidemia (H) dan perlakuan kelompok hiperlipidemik dengan obat

antihiperlipidemia (HA). Kelompok kontrol negatif adalah kelompok kelinci

tanpa perlakuan apapun kecuali pakan dan minum. Kelompok hiperlipidemik

tanpa obat antihiperlipidemia diberikan pakan dan minum seperti kelompok

kontrol negatif namun diikuti dengan pemberian kolesterol per oral. Perlakuan

kelompok hiperlipidemik dengan obat antihiperlipidemia adalah kelompok

perlakuan yang mendapatkan perlakuan kolesterol dan Smvastatin. Dosis

Simvastatin diperoleh dengan mengkonversikan dosis melalui berat badan.

Sedangkan dosis kolesterol diberikan berdasarkan penelitian-penelitian

sebelumnya. Garis besar alur penelitian digambarkan pada Gambar 7.

Pengambilansampel darah

Minggu ke- 1 1 1 2

Masa Adaptasi Pernberian obat antihiperlipidemia

Pemberian kolesterol

Pakan dan Minurn ad libitum Gambar 7 Bagan perlakuan yang diberikan saat penelitian

Pemberian kolesterol dilakukan peroral sebanyak 0,2 gr/ekor/hari

(berdasarkan penelitian Kolodgie et al. 1996). Sedangkan statin diberikan peroral

sebanyak 1,25mg/ekor/hari. Perlakuan yang diberikan dilakukan dengan

menggunakan alat bantu bexupa s p i t 3ml. Pengamatan gejala klinis dilakukan

dengan kontrol jumlah pakan dan pertambahan berat badan. Kontrol terhadap

jumlah pakan dilakukan setiap hari, sedangkan penghitungan berat badan

dilakukan setiap minggu. Pemeriksaan kadar HDL, LDL, Trigliserida dan

Page 33: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

kolesterol total dalam darah dilakukan setiap empat minggu, dengan pengambi i

darah via v. auricularis. Pa& atchir percobaan, hewan dinekropsi guna evalwi

organ secara patologi anatomis dan histopatologi. Hewan dieutanasi dengan cara

ex-sanguinasi v. jugularis. Setelah hewan mati dan darah keluar maka diambil

aorta dan organ jantung dan arteri hewan. Setelah di dapat, organ tersebut

difiksasi dalam f o r d i n 10%.

Evaluasi Histopatologi

Sebelum dibuat sediaan histopatologi terlebii dahulu organ di potong

setebal & 0,Scm dan di susun dalam tissue cassette. Setelah siap dalam cassette,

organ yang telah ditempatkan di dalam cassette didehidrasikan dengan cara

merendamnya dalam larutan sukrosa secara bertingkat (20%, SO%, 66%).

Selanjutnya jaringan potong aorta ditempatkan cup pencetak (yang terbuat dari

alumunium foil), dilanjutkan dengan pembekuan jaringan aorta dengan Nz cair.

Setelah aorta membeku, dilakukan penanaman aorta dalam OCT Compound

dengan cara memberikan cairan Tissue tek (OCT compound) sampai seluruh

pennukaan preparat dalam cup alumunium foil terselubung. Selanjutnya cup

berisi preparat dibekukan di dalam Cryo chamber. Apabila telah mengeras cup

disimpan dalamfieezer.

Pemotongan preparat dilakukan dengan menggunakan cryostat dengan

tebal potongan 5p1, dimana setiap blok diambii 3 irisan jaringan. Setelah

dipotong maka irisan jaringan dilekatkan diatas gelas objek yang telah diberi

perekat albumin dan diletakkan pada suhu ruang sehingga dengan sendi iya akan

melelehkan OCT Compound. Setelah OCT Compound meleleh dan sediaan

m e n g e ~ g , sediaan dibilas dengan aquades 10-15 detik. Sediaan selanjutnya

dianginkan selama 1 menit Bila telah dianginkan, sediaan dimasukkan ke dalam

lmtan pro@n gIycol 100°? dalam dua tahap, masing-masing selama 5 menit.

Selanjutnya diwarnai dengan larutan sudan black selama 7 menit sambil digerak-

gerakkan. Selanjutnya sediaan dimasukkan ke dalam larutan propylen glycol 85%

selama 3 menit, lalu bilas dengan aquades. Tahap berikutnya adalah sediaan

dicelup dalam larutan kernechtrot selama 3 menit, lalu dibilas dengan air kran

(Fasif), air kran (yang digerak-geralkan) dan aquades. Selanjutnya dilakukan

mounting dengan glyserin jelly.

Page 34: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Sediaan potong beku ini mempakan sediaan yang tidak dapat bertahan

Iama sehingga hams segera didokumentasikan.

Pengamatan Hktopatologi

Pengamatan histopatologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop

cahaya dengan pe:besaran lensa objektif 20x dan 40x. Sediaan mempakan organ

aorta yang dipotong menjadi 5 irisan tranversaI. Kelima irisan tersebut diiris

dengan ketebalan 5 pm dengan tiga kali ulangan, sehingga satu aorta akan

diperoleh 15 lingkaran yang terbagi dalam tiga slide gelas objek. Setiap lingkaran

selanjutnya di ukur ketebalan plak , intensitas lipid pada plak dan intensitas lipid

pada tunika media masing-masing aorta. Ketebalan plak d i t u n g dengan

menggunakan video mikrometer. Batasan pengukuran yang dilakukan di mulai

dari batas plak ateroma terdekat dengan lumen, dan berakhir pada batas terjauh

plak terdekat dengan tunika media. Ketebalan plak terhitung adalah ketebalan plak

rata-rata yang diukur dari 3 lokasi berbeda dengan karakteristik plak terlebar,

sedang dan terpendek. Intensitas lipid pada plak ateroma dan tunika media

d i t u n g berdasarkan kepekatan lipid (endapan berwarna hitam) pada gambaran

Xstopatologis. Plak ateroma ataupun tunika media dengan kepekatan lipid tinggi

diberi skor (*), (*) pada kepekatan sedang dan (+) pada kepekatan rendah.

Plak ateroma akan terlihat berwama hitam akibat pewamaan sudan black

dan sel-sel ataupun lamina aorta akan terlihat berwama merah akibat terwamai

oleh kernechhot.

Analisis Data

Data ketebalan plak terhitung selanjutnya diuji dengan menggunakan uji

ANOVA dan uji Duncan. Uji data ini dilakukau pada data pembahan bobot badan,

angka konversi pakan, evaluasi darah (Kolesterol totat, LDL, HDL dan trigliserida

darah), dan plak yang terbentuk. Data evaluasi darah juga diolah untuk

mendapatkan indeks aterogenik. Indeks aterogenik dihitung melalui hasil selisih

antara kolesterol total dan HDL, dibandingkan dengan HDL.

Page 35: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan Gejala &is

Pengamatan gejala Minis dilakukan dengan melakukan pengamatan

aktifitas fisiologis hewan coba. Aktifitas fisiologis yang teramati adalah pola

nafsu makan hewan yang diperoleh dari hasil penimbangan sisa pakan dan

penghitungan jumlah pakan yang dikonsumsi. Jumlah pakan yang dikonsumsi erat

kaitannya dengan pola pertumbuhan berat badan hewan coba. Angka konversi

pakan (FCR) adalah besamya persentase kenaikan berat badan akibat konsumsi

pakan. Besarnya FCR didapatkan dari hasil bagi antara total konsumsi pakan

dengan tingkat kenaikan berat badan. Jumlah konsumsi perhari, konversi pakan

dan persentase kenaikan berat badan disajikan dalam Tabel 1 dan pertambahan

berat badan dari awal hingga akhir penelitian digambarkan oleh Gambar 1.

Tabel 1 Konsumsi pakan dan berat badau kelinci selama percobaan Rataan Kenaikan Konversi Rataan

Perlakuan Konsumsi Berat Pertambahan Pakan (grlhari) Badan(Y0) Berat Badan

Kontrol negatif (KN) 83,03+7,96* 12,07 0,43i0,15' 246,12 Hiperlipemik (H) 82,85+10,57" 15,63 1,12M,70D 341,22 Hiperlipemik dengan Obat anti 74,69i10,64' 15,52 0,54H,49 ' 320,99 Hipertipidemik (HA)

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh humf superscript yang sama pnda kolom menunjukan nilai yang tidak berbeda nyata (a= 0,05)

Pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa kontrol negatif (KN) menunjukan

konsumsi pakan terbanyak (83,03gr), kelompok perlakuan hiperlipemik (H)

memiliki tingkat konsumsi 82,85 gr, sedangkan kelompok perlakuan hiperlipemik

dengan obat antihiperlipemik (HA) menunjukkan nilai konsumsi terendah

(74,69gr). Perbedaan konsumsi ini tidak berbeda nyata, dan menunjukkan bahwa

pemberian obat anti hiperlipemik tidak menyebabkan gangguan atau

berkumngnya nafsu makan. Tidak adanya gangguan makan dicirikan dengan tidak

terjadinya muntah pada hewan selama perlakuan. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Hitner dan Nagle (1999) bahwa pemberian obat anti hiperlipidemia

(sediaan statin) dalam dosis rendah tidak menyebabkan muntah.

Pada Tabel 1 juga terlihat bahwa perbedaan nilai konsumsi pakan tidak

berbeda nyata terhadap kenaikan berat badan antar perlakuan. Perbedaan ini

menunjukkan, bahwa pada tingkat konsumsi pakan tertinggi justru kenaikan bobot

Page 36: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

badannya me~pZIkaII yang terendah. Kenaikan bobot badan rata-rata terbesar

adalah pada perlakuan H. Berdasarkan rentang waktu penelitian (Gambar I),

kelompok perlakuan H telah menunjukkan peningkatan yang berkelanjutan dari

awal penelitian sampai akhir penelitian dan kelompok perlakuan KN lebih

menuqjukkan peningkatan yang moderat. Kelompok perlakuan HA dari minggu

ke-0 sampai minggu ke-11 menunjukkan kenaikan bobot badan yang tidak jauh

berbeda dengan kelompok perlakuan KN, akan tetapi setelah melewati minggu ke-

11 kenaikan bobot badannya meningkat lebii cepat.

2 750

Minggu ke.

Gambar 8 Pertambahan berat badan kelinci

kales .tefo yymg dibe* @ru 2gii,ekofM 12

minggu), sedangkan pakan yang diberikan jumlahnya sama (100gr) untuk setiap

hewan coba. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan berat badan yang terjadi

lebih diakibatkan oleh variasi tingkat kecemaan antar individu kelompok

perlakuan. Hasil percobaan ini sejalan dengan pendapat Metzger (2006) bahwa

tingkat kecemaan hewan berbeda antar spesies bahkan antar individu keliici.

Kadar Lipid dalam Darah Hewan Percobaan dan Indeks Aterogenik

Salah satu indikator terjadiiya aterosklerosis adalah meningkatnya kadar

kolesterol dalam plasma darah dalam bentuk LDL dalam plasma darah. Kadar

LDL darah sangat erat kaitannya dengan pembentukan aterosklerosis (Guyton dan

Hall 1997; Spector dan Spector 1993). Kadar LDL didapat dari nunus; LDL =

Total Kolesterol - (HDL + TGl5) ; dengan asumsi TGl5 merupakan VLDL (Very

Page 37: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Low Density Lipoprotein) (Friedwald et al. 1972). Kadar Lipid darah hewan

percobaan digambackan oleh Tabel 2.

Tabel 2 Kadar kolesterol total, kadar lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas tinggi (IIDL) dan trigliserida

I Bulanke-O I ' Bulanke-1 I Bulan ke-2 I Bulan ke-3

Kontrol negatif

Hiperlipemik

I Rataan kadar High Density Lipoprotein @DL) (mgldl)

18,59&13,87'

16,27+10,19' I

Hiperlipemik 1 22,O3*7,5la / 61,51;U2,81a 1 77,19&31,8W 1 113,17*70,33'

I

63,85+25,23' Hiperlipsmik denpn Obat anti Hiperlipidemik

Kontrol oegstif

14,8845,69'

92,93+66,15'

47,29331,03' 128,82+139,07"

Bulan kc4

24,07+8,13'

55,5017534.

177,86t104,19'

8'2,37+8,3Ia

Hiperlipemik dengan Obat anti Hiperlipidemik

Kontrot nestif

Hiperlipemik

33,61+20,09'

161,94+176,02'

Bulan ke-1

60,75*13,97"

117,9%72,57% 39,63+20,49'

I I I I

bcrbeda nyata @>0,05)

Rataan kadar Trig'serida (mgldl)

Hiperlipemik denmn Obat anti ~ikrlipidcmik I

Bulan ke-2

64,11+24,18'

136,6%98,28'

Bulan ke-O

52,57+20,19'

56,67+16,35'

I

Bulan ke-3

53,40+22,34'

53,W16,22'

11237+103.09'

Ketcmgan : Nilai yang diikuti oleh humf superscript yang samn padn kolom mcnunjukan nilni ymg tidak

Bulan kc-1

69,23M3,34=

44,87+5,87'

91.021105.00a

Bulan ke-2

28,2011 1,10*

21,7%t8,0On

Bulan ke-3

53,76a22,65"

65,5P+38,4XL

28,2Q+8,001 147.31+157.91n

Page 38: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Pemberian kolesterol0,2g/ekor/hari diberikan diawal rninggu ke-3, setelah

hewan mengalami masa karantina dan adaptasi kandang. Pada Tabel 2 terlihat

tidak terjadi perbedaan yang nyata atau kadar lipid yang relatif homogen antar

perlakuan pada bulan ke-0 karena efek dari perlakuan belurn terlihat. Efek

pemberian kolesterol ter l i i t pada bulan ke-1, diiana terjadi perbedaan kadar

lipid darah yang nyata (P<0,05) pada perlakuan H dan HA. Pada tabel terlihat

kelompok perlakuan H mengalami kenaikan LDL lebih dari 500% dan kolesterol

total lebii dari 300% dibandi ian bulan ke-0. Peningkatan kadar lipid ini juga

terjadi pada kelompok perlakuan HA yang mengalami kenaikan kadar LDL,

kolesterol total dan HDL pada bulan ke-1. Dengan demikian, dapat diietahui

bahwa telah terjadi peningkatan kadar kolesterol dan LDL melebii kadar normal

pada hewan percobaan yang diberi perlakuan kolesterol. Kadar kolesterol normal

darah kelinci berkisar antara 40-80 mddl untuk TPC (Total Plasma Colesterol/

kadar kolesterol total), 10-40 mg/dl untuk LDL, dan 60-110 mddl untuk

trigliserida (Momuat 2001). Perlakuan H dan perlakuan HA mengalami

peningkatan yang tinggi karena pemberian pemberian kolesterol dosis rendah

pada jangka waktu yang lama (Kolodgie et a1 1996). Kejadian peningkatan

kolesterol total mudah terjadi pada kelinci karena kelinci memang sangat sensitif

terhadap diet kolesterol (Clarkson et a1 1974; Mahfoudz dan Kumerrow 2000).

Peningkatan yang mudah te rjadi pada kelinci ini &karenakan kelinci tidak mampu

meningkatkan ekskresi sterol sehingga menghasilkan peningkatan pengeluaran

ester kolesterol hati yang kaya lipoprotein ke dalam sirMasi (Kolodgie et al

1996).

Pada Tabel 2 selanjutnya dapat terlihat peningkatan kadar lipid darah

kelompok perlakuan HA yang tertahan pada bulan ke-2 dan menurun pada bulan

ke-3. Pada kelompok perlakuan HA profil LDL meningkat mulai minggu ke-1 dan

minggu ke-2, pada rninggu ke-3 terjadi penurunan secara tidak sign3kan

p . 0 5 ) kadar LDL dari 128 mddl menjadi 82 mg/dl. Selain kadar LDL yang

menurun, kadar kolesterol total juga mengalami penurunan tidak signifikan

(B0.05) pada bulan ke-3 d i a n a kadar kolesterol total turun menjadi 127 mg/dl.

Untuk lebih jelas, perubahan kadar kolesterol total terlihat pada Gambar 9.

Kejadian penurunan kadar kolesterol darah dan LDL ini terjadi seiring dengan

Page 39: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

adanya pemberian antihiperlipidemia (simvastatin@) yang dimulai pada bulan ke-

1. Sehingga, berdasarkan fungsi fisiologis tubuh, p e n m a n kadar kolesterol dan

LDL ini dapat dikatakan terjadi akibat efek kerja statin yang m e n d a n total

kolesterol darah (Blankenhorn and Hodis 1993). Statin memblokade enzim HMG

CoA pa& hati yang bertanggungjawab menghasilkau kolesterol (Oqbru 2008).

Terblokadenya pembentukan kolesterol menyebabkan pembentukan VLDL akan

berkurang, dengan berkurangnya VLDL maka jurnlah IDL menurun, sehingga

LDL yang beredar dalam darah akan berkurang (Strandberg et a1 1997).

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemberian kolesterol

0,2gr/ekormari telah dapat menaikkan kadar lipid darah melewati ambang batas

normal (hiperlipidemia) dan pemberian obat antihiperlipidemia (simvastatinm)

1,25mg/ekorhari baru menunjukkan p e n m a n kolesterol yang sigfnitikan

setelah 3 bulan.

". w - o 0 1 2 3 h H i p e r l i p e m i k r dengan

Bulan kt?- antihiperlipiderr~ia

Gambar 9 Kadar kolesterol total darah

Indeks aterogenik merupakan indikator untuk mengetahui resiko terjadinya

aterosklerosis (Sihombing 2003). Indeks aterogenik merupakan hasil perhitungan

selisih antara kolesterol total clan HDL, dibandingkan dengan HDL. Adapun

indeks aterogenik disajikan pada Gambar 10. Pada grafik, terlihat bahwa indeks

aterogenik tertinggi adalah kelompok perlakuan H, kelompok terendah adalah

kontrol negatif dan perlakuan HA berada pada rata-rata 1,12. Indeks aterogenik

normal menurut Vidyadaran et a1 (1997) adalah 5 5. Dari ketiga perlakuan, yang

memiliki indeks aterogenik diatas 5 hanyalah kelompok perlakuan hiperlipemik,

sedangkan kelompok perlakuan lainnya berada pada level normal indeks

aterogenik. Kelompok Perlakuan H adalah kelompok perlakuan yang diberikan

kolesterol secara terns menerus tanpa perlakuan pencegahan terhadap

Page 40: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

aterosklerosis, sehingga mengalami resiko tertinggi aterosklerosis. Berbeda halnya

dengan kelompok perlakuan HA, Kelompok ini diberikan perlakuan obat

antihiperlipidemik yang diberikan bersarnaan dengan pemberian kolesterol pada

bulan ke-1 .

K.Nqatil Hi(~r1ipidcmik Hipcrlipidemikdengan obat

Anrihiperiipidemik

Perlaku~n

Gambar 10 Indeks atemgenik d a d kelinci

Ketebalan Plak Ateroma dan Gambaran Histopatologis Ateroma

Aterosklerosis sering disinonimkan dengan plak ateroma (Spector dan

Spector 1993), sehingga pembahasan tentang aterosklerosis tidak akan lepas dari

plak ateroma Pada pengamatan histopatologi aorta potong beky diketahui tebal

plak ateroma yang terjadi. Hasil perhitungan rata-rata tebal plak ateroma setiap

kelompok perlakuan tersaji pada Tabel 3 dan gambaran histopatologinya pada

Gambar 11,12,14 dan 15.

Tabel 3 Tebal plak ateroma dan intensitas lipid

Pcrlakuan . . - - - .-

Kontml negatif I 0,4M0,39' 1 + I +

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pada setiap perlakuan didapati

plak ateroma. Kelompok perlakuan KN meNpt3kan kelompok perlakuan dengan

rata-rata tebal plak terendah dan kelompok perlakuan HA me~pakan kelompok

perlakuan dengan rata-rata tebal plak tertinggi. Namun, berdasakan hasil analisa

statistik perbedaan antar perlakuan ini tidak nyata e0.05). Apabila dibandingkan

Tebal Plak ( ~ m )

Hiperlipidcmik

Hipcrlipidemik dcngan Obat

Anti Hiperlipidemik

Intensitas lipid Plak Atcroma

1,32&0,66'

Keterancan : Nilni , m e diikuti oleh huruf vane sama ~ n d n kolom menuniukan nilni vane. tidak berbeda nvata

2,8W2,53*

Intensitas lipid Tuniks

Media

CH

t+

t+e

+

Page 41: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

dengan indeks aterogeniknya, seharusnya kelompok H mengalami plak ateroma

paling tebal, karena kelompok H memilii indeks aterogenik >5. Kenyataan lain

adalah bahwa kelompok HA dan KN juga mengalami aterogenesis, walaupun

dengan indeks aterogenesis yang rendah (55). Dengan demikian terlihat bahwa

ada faktor lain selain pemberian yang mempengaruhi aterogenesis pada penelitian

ini.

Gambar Gambaran histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan hiperlipemik. ateroma (huruf A), B. Akumulasi lipid pada tunika media (humf B), C. Adventisia (hmf C). Pewamaan: Sudan Black, Perbewan 400x, Bar =2pm

Plak unika

Gambar 12 Gambaran histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan kontrol negatif. A. Infiltrasi lipid p a d a e a intima (A), B. Tunika media (B), C. Tunika adventisia (C). Pewamaan: Sudan Black, Perbesaran 400x, Bar =2w.

Aterosklerosis dicirikan dengan akumulasi lipid intraseluler dan lipid

ektraseluler, sel busa dan proliferasi sel otot halus arteri dan akumulasi komponen

jaringan ikat (Yl2-Herttuala et al. 1996). Gambar 11 me~pcikan gambaran

histopatologi sediaan potong beku aorta dari perlakuan H mperlipidemik), pada

gambar tersebut terlihat adanya penumpukan lipid berwama hitam yang

Page 42: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

merupakan bentuk plak ateroma pada tunika intima (penunjuk A). Selain itu,

akurnulasi lipid juga terlihat pada tunika media sebagai butiian-butiran hitam

(penunjuk B). Diet pakan yang mengandung kolesterol terus menerus memicu

peningkatan kolesterol darah, kolesterol darah terbanyak dibawa oleh LDL-C

(Low Density Lipoprotein -serum) dalam sirkulasi. LDL akan dioksidasi pada

lokasi kerusakan endotel yang selanjutnya akan dimakan oleh makrofag dan

membentuk ateroma. Karena kelompok perlakuan H diberi asupan kolesterol terus

menerus tanpa diobati, maka kelompok perlakuan H mengalami ateroma.

Gambar 12 merupakan gambaran histopatologis sediaan potong beku dari

aorta kelompok perlakuan KN. Pada gambar ini endapan lipid (benvarna hitam)

hanya terlihat pada tunika intilna saja, sedangkan tunika media relatif bersih dari

butiran lipid. Telnuan lesio ateroma pada KN melnperkuat pernyataan Mahfoudz

dan Kumerrow (2000) bahwa kelinci merupakan hewan yang sangat mudah

membentuk endapan lipid. Menurut Kolodgie et al. (1996) kepekaan

pembentukan lesio ateroma terjadi karena kelinci tidak marnpu meningkatkan

ekskresi sterol sehingga terjadi peningkatan pengeluaran hasil metabolit hati yang

kaya akan lipoprotein ke dalam sirkulasi, sehingga plak ateroma akan mudah

terjadi. Pada penelitian ini, plak ateroma tetap terjadi sekalipun kelompok

perlakuan KN tidak menerima perlakuan kolesterol. Adapun kejadian ateroma

yang terjadi, kemunglunan terjadi karena adanya kandungan lipid pada ransum

pakan yang lebih dari kebutuhan kelinci. Menurut Clarkson et al. (1974),

kebutuhan lemak kelinci adalah 3,5gr, sedangkan berdasarkan pakan komersial

Rb12 (Tabel 4) jumlah lipid yang terkonsumsi adalah 4gr. Sehingga telah terjadi

kelebihan asupan lipid yang terkonsumsi.

Tabel 4 Kandungan zat makanan pada pellet kelinci RblZ

Protein I 16%

Kandungan zat makanan Persentase zat dalam pakan

Lipid

- (sumber: http//www.cahaeral 18.indonetwork.co.id 2008)

Air

45'0

Kalsium

12%

1,3696 Serat kasar 14%

Fhosvhor 0,796

Page 43: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Pada Gambar 12 memang terlihat adanya inisiasi lipid pada tunika intima,

namun pada tunika media infiltrasi lipid sangat sediit dibuktikan dengan

sedikitnya bercak dan warna lapisan otot lebii jernih. Dari paparan tersebut, dapat

dikatakan bahwa dalam keadaan normal, ateromatosis dapat te rjadi pada hewan

kelinci dengan asupan pakan mengandung lipid.

Pemberian obat antihiperlipidemia (Simvastatin", diharapkan dapat

m e n d a n ketebalan plak ateroma, karena sirkulasi LDL yang mentransport

kolesterol telah dihambat dan pada saat yang sama level HDL meningkat. Secara

teori, dengan mengurangi kadar LDL, kadar kolesterol dalarn plasma akan

terkurangi (Hitner d m Nagle 1999). Dengan berkurangnya level kolesterol dalam

plasma, diiarapkan kemungkinan masuknya LDL teroksidasi akan berkurang

sehingga ketebalan plak ateroma yang terjadi berkurang.

Kelompok perlakuan HA (Hiperlipidemia dengan obat Antiluperlipidemia)

diwakili oleh Gambar 14 dan Gambar 15. Hal yang perlu dicermati dari kelompok

perlakuan HA adalah bahwa sediaan histopatologi HA menunjukkan ketebalan

plak tertinggi, meskipun hasil analisa lipid darah menunjukkan penunman kadar

LDL. Hasil pengukuran plak ateroma yang terjadi pada kelompok HA

menunjukkan plak ateroma tertinggi diantara perlakuan lainnya Alcan tetapi,

apabila diliiat lebih teliti pada Gambar 15, maka plak ateroma yang terbentuk

tidak sepadat plak pada kelompok H dan KN (Tabel 3). Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian simvastatin@ menyebabkan terkikisnya bentukan plak ateroma

Gambaran pIak tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Son er al. (2003)

tentang kemarnpuan statin yang dapat merusak stabilitas plak ateroma dan

mengikis plak yang terbentuk.

Tingginya plak yang terjadi pada kelompok HA pada dasamya mempakan

efek negatif dari ~imvastatin@ sendiri. Selain mampu menurunkan kadar lipid

darah, ~imvastatin~ jugs dapat menyebabkan kerusakan plak ateroma Disamping

kebaikannya, simvasGrtin@ (apabila penggunaannya tidak diperhatikan) juga dapat

mengakibatkan t o k s i i i pada otot (Oqbm 2008) clan hati (l3ottorf 2004).

Pendapat ini ditegaskan oleh penelitian Devanita (2008), bahwa ~imvastatin@

menyebabkan efek toksii dan mengakibatkan j d a h sel hati yang mengalami

kematian menjadi meningbt. Dengan meningkatnya kematian sel hati makz

Page 44: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

kemampuan hati dalam menghasilkan HDL berkurang (Tabel 3). Kurangnya

HDL menyebabkan pengangkutan kolesterol dari jaringan perifer dan sirkulasi

akan berkurang, sehingga kemampuan HDL menghilangkan kolesterol dari

sirkulasi berkurang. Hal inilah yang menyebabkan pembentukan plak pada

kelompok H lebii progresif dibandingkan perlakuan lainnya. Pembentukkan plak

ateroma yang progresif tersebut dapat terlihat pada Gambar 15.

Gambar 14 Gambamn histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan biperlipemik dengan obat antihper1ipidemia plak ateroma (panah A), akumulasi lipid pada fmh media (panah B). pewhaan: sudan black, perbesaran 400x, bar =5pm

Gambar 15 Gambamn histopatologi jaringan potong beku aorta perlakuan hiperlipemik dengan obat antihiperlipidemia. tebal plak (A). pewamaan: sudan black perbesaran 200y bar =2pm

Page 45: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

KESLMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tehnik potong beku dan pewarnaan lemak dapat menunjukkan dengan jelas distribusi

lipid pada plak ateroma.

2. Pemberian obat antihiperlipidemia menyebabkan kerapuhan plak ateroma.

Saran

Diperlukan penelitian lebii lanjut mengenai besaran kontribusi aktifitas fisiologis clan

tingkat stress pada pembentukan plak ateroma d m kajian tingkat seluler lanjutan mengenai

efek statin.

Page 46: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

DAFTAR PUSTAKA

Alonsozana GLG. 1992. Frozen section procedure (intraoperative consultation). http:Nw.netautopsy.org/axsop [7 januari 20091

Bird RP dan Draper HH. 1984. Conzparative Studies on D!fferent Methods of Malonadelzyde Deternzination. Di dalanz Abidin, Z . 1996. Kadar Malonaldelzida dan Zat Gizi Antioksidan pada Plasma Populasi Remaja Rentan Pencemaran Makanan. Skripsi. Bogor: Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian.

Blankenhom DH and HN Hodis. 1993. Atherosclerosis--reversal with therapy. West J Med. 159(2): 172-179.

Bottorf MB. 2004. Safety and Statins: Pharmacologic an clinical perspectives. Preventive Medicine in Managed Care. Vol4, No.2 (30-37).

Clarkson BT, Lehner NDM and Bullock C. 1974. Arteriosclerosis Research Aplicafion. Di dalajn: Weisbroth S H , Flatt RE, Kraus AL, Editor. The Biology of The Laboratory Rabbit. New York: Academic Press. hlm 155- 177.

Conti MPC, Levillaind MP and Lemonnier A. 1991. Improve fluorometric determination of malonaldehyde. J Clin Chetn Soc. 103: 6472-6477.

Cook RP. 1958. CHOLESTEROL: Clzemisrv Biochenzistiy and Pathology. New York: Acadelnis Press Inc.

Davies MJ MD, 1986. Colour Atlas of Cardiovascular Pathology. Hprvey Miller Publisher. USA: Oxford University Press.

Dellman HD dan Venable. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner 1. Ed ke-1. Jakarta: UI Press.

Devanita L. 2008. Kajian patologi hati kelinci hiperlipidemia dengan dan tanpa pemberian antihiperlipidemia. m. Departemen Klinik Reproduksi Patologi. Fakultas Kedokteran Hewan. Bogor: IPB.

Dominiczak MH. 1994. Apolipoprotein and Lipoprotein in Hunzan Plasma. N Rifai Dan GR Wamick (eds). Laboratory Measurenzent of

Lipid, Lipoprotein, and Apolipoprotein. Washington DC: AACC Press.

Dupasquier CMC, AM Weber, BP Ander, PP Rampersad, S Steigenvald, JT Wigle, RW Mitchell, EA Kroeger, JSC Gilchnst, MM Moghadasian, A Lukas and GN Pierce.. 2006. Effect of dietary flaxseed on vascular contractil functionand atherosclerosis during prolonged hypercolesterolemia in rabbits. http://nww.ajpheart. Org. [17 Januari 20081

Fox RR. 1974. Taxonomy and Genetics Di dalam: Weisbroth SH, Flatt RE, Kraus AL (eds). The Biology of The Laboratoly Rabbit. New York: Academic Press. Hlm 1-22.

Page 47: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Frederickson D, et al. 1978. The Familial Hyperlipidemias. Di dalam Spector WG & Spector TD. 1993. Pengantar Patologi Umum. Edisi ke-3. Soetjipto, Harsoyo, Hana A, Astuti P, pene rjeinah. UK: Longman Group Limited. Tejemahan dari: An Introduction to General Pathology.

Friedwald WT, Levy RI and Fredriskson DS. 1972. Estimation of the concentration of low-density lipoprotein cholesterol in plasma without use of the preparative ultra-centrifuge. J Clin Chem 18:499-502.

Gal AA and Cagle PT. 2005. The 100-year anniversary of the description of the frozen section procedure. J A M ; 294: 3 135-7.

Ginsberg HN and IJ Goldberg. 1998. Disorder of Intermediary Metabolisnz. Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB,

Kasper DL, Hauser SL dan Longo DL (eds). McGraw Hill Health Professions Division, New York

Girindra A. 1988. Biokimia I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Di dalam Sihombing ABH, Pemanfaatn Rumput Laut sebagai Sumber Serat Pangan dalam Ransum untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Darah Tikus Percobaan. Skripsi. Bogor: Departemen Teknologi Pangan dan Gizi,. Fateta, LPB.

Graves DT, Jiang Y and Anthony JV. 1999. The Expression of MCP-1 and other chemokines by osteoblast. Di dalam Groff JL, Gropper SS dan Hunt SM. 1995. Advanced Nutrition and Human Metabolism. USA: West Publishing Company.

Groff JL, SS Gropper dan SM Hunt. 1995. Advanced Nutrition and Human Metabolism. USA:West Publishing Company.

Grundy SM. 1996. Dietary Fat. Di dalam Ziegler EE dan LJ Filer. Present (eds) Knowledge in Nutrition. Edisi ke-7. washington DC: ILSI Press

Gun MI. 1992. Role of Fats in Food Nutrition 2nd Edition. London: Elsevier Applied Sci.

Guyton AC and Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-9. Irawati

Setiawan, editor. Jakarta: EGC.

Hagen KW. 1974. Colony Husbanda~y dalam The Biology of The Laboratory Rabbit. New York: Academic Press.

Herman S. 1991. Pe~zgarulz Gizi terlzadap Penyakit Kardiovaskuler. Cermin Dunia Kedokteran. 73 : 12-16

Hitner H and Nsgle B. 1999. Basic Pharmacology 4& Edition. USA: GlencoeMcGrawl-Hill.

Ismadi M. 1993. Biokimia, Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Jilid 2. Edisi Ke-4. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Page 48: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Kamaludin MT. 1993. Farmakologi Obat Anti Hiperlipidemia. Cermin Dunia Kedokteran. 85:26-31.

Kane JP and MJ Malloy. 1997. Disorder of Lipoprotein Metabolism. Di dalam Greenspan FS dan GJ Strewler (eds). Basic and Clinical Endocrinology. London: Prentice Hall International Limited.

Kitaev MI, Aitbaev KA and Liamtsev VT. Effect of Hypoxia on Development of Atherosclerosis in Rabbits. http://www.ncbi.nlm.nilt.gov/enfre~/que~. [ 27 Januari 20071

Kolodgie FD, AS Katocs Jr, EE Largis, SM Wrenn, JF Cornhill, EE Herderick, SJ Lee and R Vinnani. 1996. Hypercolesterolemia in the rabbit induced variability in response to dietary cholesterol and development of lesion type. Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology. Am Heart J. 16:1454-1464.

Mahfouz MM dan Kummerow FA. 2000. Cholesterol-rich diets have different effects on lipid peroxidation, cholesterol oxides, and antioxidant enzymes in rats and rabbits. JNutr Biocl~enz. 11:293-302.

Marinetti GV. 1990. Disorder ofLipid Metabolisnz. New York: Plenum Press.

I Mayes PA. 1996. Lipid Transport and Storage. Di dalam Muny RK, DK

Granner, PA Mayes dan VW Rodwell (eds). Harper Biochemistry 241h ed. London: Prentice Hall International, Inc.

Metzger S. 2006. Examination on Carcass Traits and Meat Quality of Rabbit. Dissertation. Department of Pig and Small Animal Production. Faculty of Animal Science. Kaposvhr: University of KaposvAr. hrtp//www.ncbi. nlm.nih [8 Januari 20091

Momuat LI. 2001. Minyak Sawit Mempercepat Regresi Aterosklerosis Aortapada Kelinci Hiperkolesterolemia Ringan, tetapi Tidak pada yang Hiperkolesterolemia Berat. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor : IPB.

Muchtadi D, NS Palupi dan M Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi : Sumber, Fungsi, dan Kebutuhan bagi Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Oqbru 0 . 2008. Http//www.Medicinenet.Com/script~main/art. [Juni 20081

Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Price SA dan LM Wilson. 2005. I'ATOFISIOLOGI: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. BU Pendit, H Hartanto, P Wulansari, DA Mahanani, penerjernah; H Hartanto, N Susi, P Wulansari, DA Mahanani, editor.

Page 49: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Edisi ke-6. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes.

Sihombing ABH. 2003. Pemanfaatan Rumput Laut Sebagai Sumber Serat Pangan dalam Ransum Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Daralz Tikw Percobaan. Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor: IPB.

Son JW, Koh KK, Ahn JY, Jin DK, Park GS, Kim DS and Shin EK. 2003. Effect of Statin on Plaque Stability and Thrombogenicity in Hypercholesterolemic Patients with Coronary Artery Disease. Intr J Card 88(2003): 77-82.

Spector WG dan Spector TD. 1993. Pengantar Patologi Ulnutn. Ed ke-3. Soetjipto, Harsoyo, Hana A, Astuti P, penerjemah. UK: Longman Group Limited. Terjemahan dari: An Introduction to General Pathology.

Staros EB. 2006. Genetic Variations in TLRs and Other Molecules Are Potentially Important in the Pathogenesis of Atherosclerosis and the Response to Statins. Am JClin Patlzol. 125(1): 8-15.

Strandberg TE, S Lehto, K Pyijrala, A Kesaniemi and H Oksa. 1997. cholesterol lowering after participation in the scandinavian simvastatin survival study (4s) in Finland. European Heart Journal 18(11): 1725-1727.

Tillman AD, H Hartadi, S Reksohadiprodjo, S Prowirokusuino dan L Lebdosukedjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Vidyadaran MK, Ng TKW, Teh CB, Tee ES, Thong ML , Kandiah M and Ehalid AH. 1997. A Critical evaluation of high density lipoprotein cholesterol as an index of coronary artery disease risk in malaysians. Ma1 JNutr 3: 61- 70.

Yla-Herttuala S, Luoma J, Kalionpaa H, Laukkanen M, Lehtolainen P and Viita H. 1996. Pathogenesis of atherosclerosis. JClin Postm. (1996) S47- S49.

Zeek PM. 1933. Familial factor in arteriosclerosis in rabbits. Arch Patlzol. 16;32. Di dalarn Clarkson BT, Lehner NDM and Bullock C. 1974. Arteriosclerosis Research Aplication. Di dalam: Weisbroth SH, Flatt RE, Kraus AL, Editor. The Biology of The Laboratory Rabbit. New York: Academic Press. hlm 155-177.

Page 50: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri
Page 51: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Lampiran 1. Analisa Indeks Aterogenik

Descriptives

Test of Homogeneity of Variances

ANOVA

Std. Error ,34020 ,06839 ,62781 ,20713 ,07219 ,37817

,17704 ,22718 ,I 1780

1,09546 ,62788 ,48991 ,24862 ,69832 ,76632 ,48225

IA-B1 K.Negatif K.positif Statin Total

IA-B2 K.Negatif K.positif Statin Total

IA-B3 K.Negatif K.positif Statin Total

IA-B4 K.Negatif K.positif Statin Total

95% Confidence Interval for

IA-B1 [A-62 IA-B3 IA-!34

Minimum 5 6

1,09

,35 .35 ,33 ,92 -16 , I6 , I7

1.12

-66 , I7 ,oo

2,08

2 8 ,oo

Mean 1,2400 1,2267 1.2067 1,2244 ,4533

1,6167 ,4833 ,851 1 ,3467

2,5600 1.8300 1,5789 ,4167

2.9867 1,7933 1,7322

N 3 3 3 9 3 3

3 9 3 3 3 9 3 3 3 9

Mean Lower Bound

- 2 3 7 ,9324

-1.4946 ,7468 ,1427

-,0105 -,2784 ,3272

-,I602 -2,1534 -.a715 ,4492

-6531 -,0179

-1,5039 ,6202

dfl 2 2 2 2

Levene Statistic

5,242 2,488 4,658 2,734

Maximum 1,60 1,30 2.43 2.43

,58 2,22

,77 2.22

-57 4-71 2,81 4,71

-86 4,36 2,76 4,36

Std. Deviation ,58924 ,11846

1,08740 ,62139 ,12503 ,65501

,30665 ,68155 ,20404

1,89739 1,08752 1.46973 ,43062

1.20952 1.32730 1,44674

Upper Bound 2,7037 1,5209 3,9079 1.7021 ,7639

3,2438 1,2451 1,3750 ,8535

7.2734 4,5315 2.7086 1.4864 5.9913 5,0905 2,8443

df2 6 6 6 6

Sig. ,048 ,163

,060 ,143

Page 52: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

?ost Hoc Tests Indeks atherogenik

Multiple Comparisons

The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets Inileks Atherogenik

IA-62

K.positii 1,2267 K.Negatif 1.2400

Sig. 1 ' 1 ,958 / Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Periakuan Duncans K.Negatif

Statin K.positif Sig.

Perlakuan Duncana Statin

a. Uses Hamlonic Mean'Sample Sue = 3.000.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Sue = 3,000.

N 3 3 3

N 3

= .05

1 - 1.2067

Subset for alpha = .05 1 ,4533 ,4833

,934

2

1.6167 1,000

Page 53: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000

Perlakuan . Duncana K.Negatif

Statin K.positif Sig.

Lampiran 2. Analisa Kolesterol Total

Descriptives

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

N 3 3 3

Test o f Homogeneity o f Variances

81 K-negatif Kgositif Statin Total

82 K-negatif K p s i t i f Statin Total

83 K-negatif Kgositif Statin Total

84 K-negatif K g o s i t i Statin Total

Subset for alpha

= .05 1 ,3467

1,8300 2,5600

,085

N 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 9

[A-w

B1 82 83 84

Perlakuan Duncana K.Negatif

Statin K.wsitif Sig.

Mean 53.1667 49,6333 77,5000 60,1000 43,2600

163.6170 183,3343 130.0704 57,7233

259.3487 2i6,2593 177,7771 68,4210

435.9650 127,1930 210.5263

df l 2 2 2 2

Levene Statistic

,210 3,078 4,476 5,767

N 3 3 3

Std. Deviation 23,11068 18,79051 23,63810 23,11125 19,31928 96.94089

154.35672 112,74359 47.18961

112,65489 196,70616 147,84524 63,81222

236,26145 81,59314

214,17887

df2 6 6 6 6

Sig. ,816 ,120

,065 ,040

Subset for alpha = .05

Std. Error 13,34295 10.84871 13,64747 7.70375

11,15399 55,96885 89,11790 37,58120 27,24493 65,04133

113,56836 49.28175 36.84200

136,40561 47,10782 71,39296

1 ,4167

1,7933

,165

2

1.7933 2,9867

,219

95% Confidence Interval for

Minimum 38,40 2830 50,9[1 28,80 24,90 78,05 47.56 24.90 29.27

129,27 78,05 29,27 3158

i63,16 44.74 31,58

Mean Lower Bound

-4.2434 2,9551

18,7797 42.3351 -4,7318

-77,1975 -200.1090

43,4080 -59,5021 -20,5016

-272,3859 64.1332

-90,0973 -150.9410 -75,4956 45.8939

Maximum 79,80 65.30 96,IO 96,lO 63,42

268.90 351,22 351,22 112.20 324,39 441,46 441,46 142,ll 573,68 207.90 573.68

Upper Bound 11 0.5768 96,3116

136.2203 77,8649 91,2518

404.4315 566.7777 216,7328 174.9488 539,1989 704,9045 291,4210 226;9393

1022.8710 329,8816 375.1588

Page 54: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

ANOVA

Post Hoe Tests Kolestreol TotaI

Multiple Comparisons

I I Mean I I I Difference

Dependent Variabit (I) Periakuan (J) Periakua (I-J) 61 LSD K-negatif Kgositif 1 3,53333

Statin Kgositif K-negatif

Statin Statin K-negafif

Kgositif 82 LSD K-negatif Kgositif

Std. E m r

Statin 140,07433

-24,33333 -3,53333

-27,86667 24,33333 27.86667

.120,35700

Statin Statin K-negatif

Kgositi i 83 LSD K-negatif Kgositif

Sig.

Kgositif K-negatif 1120,35700 186,40572 1 ,213 1 -91.0702 1 331.7842 86.40572

Statin K p s i t i f K-flegatif

Statin Statin K-negatif

95% Confidence Interval Lower Bound lupper Bound

17,92544 1 ,850 17.92544 17.92544 17,92544 17,92544 17,92544 86,40572

,156 1 -351.5015 1 71,3529

-19,71733 140,07433 19,71733

-201.62533

Kgositif 84 LSD K-negatif Kgositif

Statin Kgositif K-negatif

Statin Statin K-negaui

Kgositif

-40,3286 1 47,3953

-158,53600 201,62533 43.08933

158,53600

,223 ,850 ,171 ,223 ,171 ,213

86,40572 86,40572 86.40572 09.14954

*.The mean difference is significant at the .05 level.

-43,08933 -367,54400a -58,77200 367,54400'21,60858 308,77200 ̂68,77200

-308,77200'

09.14954 09,14954 09,14954 09.14954

-68,1953 -47,3953 -71,7286 -19,5286 -15,9953

-331.7842

,827 ,156 ,827 ,114

09,14954 21,60858 21.60858

21,60858 21.60858 21,60E58

19,5286 40,32$6 15.9953 68.1953 71,7286 91.0702

,197 ,114 ,707 ,197

-231,1445 -71,3529

-191,7099 , -468,7046

,707 ,023 ,646 ,023

,044 ,646

,044

191,7099 351,5015 231,1445 65,4540

-425.6153 -65,4540

-223,9900 -108,5433

108.5433 468.7046 310,1686 425,6153

-310,1686 -665,1095 -356.3375

69,9785 11,2065

-238,7935 -606,3375

223,9900 -69,9785 238.7935 665,1095 605,3375 356,3375 -11,2065

Page 55: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Homogeneous Subsets Kolesterol To ta l

Perlakuan ( N 1 1 Duncana K-negatif I 3 1 43.2600

Kgositif / 31163.6;;iI Statin 3 183,3343 Sig.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed a. Uses Harmonic Mean Sample Sue = 3,000.

&I

I I [ Subset for alpha = .05

I Kgositif I 3 1 1 435,9650 1

Perlakuan I N

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000

Duncana K-negatif I 3 1 68.4210 1 1

I

Subset for alpha

= .05 Perlakuan

57,7233

2

sig. I

Statin 3 216,2593 Kgositii 3 259,3487 Sig. I 1 1 125 /

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

,646 1 1.000

a. Uses Harmonic Mean Sample Sue = 3.000.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 56: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Lampiran 3. Analisa Trigliserida

Descriptives

Test of Homogeneity of Variances

ANOVA

81 B2 83 B4

Within Groups 53860,612 6 8976,769 Total 69430,134 8

Levene Statistic

9,865 8.487

,571 5.662

dfl 2 2 2 2

df2 6 6 6 6

Sig. ,013 ,018 ,593

,042

Page 57: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

lost H o c Tests T r i g l i e r i d a

Multiple Comparisons

Bomogeneous Subsets Tr ig l iser ida

I I I Subset I I I for alpha I

K p s i t i f Statin

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Perlakuan Duncana K-negatif

8 3

Subset for alpha

Perlakuan Duncana Kgositif 21,7950

K-negatii 28,2050 Statin 28.2050

N 3

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

= .05 1

52,5667

Sig. I ,438

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 58: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Kgositif Statin Sig.

Perlakuan Duncana Kgositif

K-negatii Statin Siq.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

N 3 3 3

N 3 3 3

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Subset for alpha

= .05 1

44,8720 69,2310 91,0257

.436

Subset for alpha

= .05 1

53.7633 65.5913 147,3120

.286

Lampiran 4. Analisa HDL Descriptives

Test of Homogeneity of Variances

Statin Total

04 K-negatif Kgositif Statin Total

3 9 3 3 3 9

B1 82 83 84

138,6227 92.6437 53.4050 113.1667 53.W17 73.1911

dfl 2 2 2 2

Levene Statistic

4,358 3,764 2,407 2,415

98.28183 62,72067 22.33841 70,32842 16,21919 48.22758

df2 6 6 6 6

Sig. ,068 ,087 ,171 ,170

56.74304 20,90689 12,89709 40,60298 9.38416 16.07586

-107.5229 44,4323 -2.0867 61.5339 12.7110 35.1201

380.7683 140.8550 108.8967 287.8672 93.2924 110,2621

33.89 33.89 31.72 46.37 34.27 31,72

229,74 229.74 76.34 186.56 62.50 186.56

Page 59: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

ANOVA

Post Hoc Tests HDL

Multiple Comparisons

Page 60: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Homogeneous Subsets HDL

I 1 Subset I

81 53

Perlakuan I N

1 1 Subset 1

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. a, Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Subset for alpha

= .05 1

22,0333 24,0667 39.6333

,172

Perlakuan Duncana Kgositif

K-negatif Statin Sig.

Perlakuan Duncana K-negatif

Kgosit i i Statin Sig.

1

Kgositif Statin Siq.

N 3 3 3

Duncana K-negatif I 3 1 60,7527

N 3 3 3

Perlakuan 1 N

3 3

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Subset for alpha

= .05 ,

1 64.1130 77,1953 136,6227

,210

1

61,5143 117,9213

,197

K-negatii Kgosit i i Siq.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Duncana Statin I 3 1 53.0017

Lampiran 5. Analisa LDL

3 3

53,4050 113.1667

,154

Statin Total

84 K-rmgatif K-vositif Statin Total

3 9 3 3 3 9

128.8250 120,7298 33.6107

161,9440 82,3729 92.6423

139,06797 108.68453 20.90852

176.02563 8,31003

104.97695

80,29093 36.22818 12,07154

101.62844 4,79780

34.99232

-216.6390 37.1874

-1 8.3290 -275.3279

61.7291 11,9499

474,2890 204,2721

85.5503 599.2159 103.0156 173.3348

33.90 11,51 111.15 58.42 74.74 10.15

288.46 288.46 50.23

365.19 91.23

365.19 >

Page 61: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Test of HornogeneiQ of Variances

ANOVA

B1 82 83 64 .

Levene Statistic

3.094 2,441 1.087

13,270

dfl 2 2 2 2

df?. 6 6 6 6

Sig. ,119 ,168 ,395 ,006

Page 62: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

?ost Hoe Tests LDL Multiple Comparisons

Homogeneous Subsets LDL

Perlakuan Duncan8 Kgositif

K-negatif Statin Sig.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Means for groups in homogeneous subsets are displayed a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. a. Uses Harmonic Mean Sample Sue = 3,000.

Perlakuan Duncane K-negatif

Statin Kgositif Sig.

N 3 3 3

Subset for alpha

= .05 1

16.2667 18.5867 47,2980

,123

N 3 3 3

Subset for alpha

= .05 1

55,5033 128,8250 177.8610

,233

Page 63: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Lampiran 6. Analia Rataan Berat Badan

Descriptives

rataan BB

Perlakuan Duncana K-negatif

Statin Kgositif Sig.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. a. Uses Harmonic Mean Sample She = 3.000.

Perlakuan Duncana K-negatif

Statin KgosiM Sig. -

Test o f Homogeneity of Variances

N 3 3 3

N 3 3 3

Subset for alpha

= .05 1

14.8850 63,8477 92,9277

,065

ANOVA

rataan BB

Subset for alpha

= .05 1

33,6107 82,3723 161,9440

,189

- K - negatif Kgositii Statin Total

Levene Statistic

1,258

Maximum 2217.86 260635 2353.97 2606,55

N 3 3 3 9

Std. Error 41,70809 129.5911 1 145,43816 73.23457

Minimum 2080.85 2157.91 1855,18 1855,18

Mean 2162.5933 2386,7800 2084.0900 2211.1544

95% Confidence Interval for Mean

dfl 2

Std. Deviation 72.24054 224,45839 251.90628 219,70371

Lower Bound 1983,1379 1829,1944 1458.3201 2042,2752

Between Groups Wthin Groups Total

Upper Bound 2342.0488 2944,3656 2709.8599 2380,0337

df2 6

df 2 6 8

Sum of Squares 148043.7 2381 14,l 386157,7

Sig. ,350

Mean Square 74021.835 39685,679

F 1,865

Sig. ,234

Page 64: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

ost Hoc Tests Rataan BB

Multiple Comparisons

Dependent Variable: rataan BB

I I Mean I Difference

(I) Perlakuan (J) Perlakuan I -

(I-J) ) Std. Error LSD K-negatif Kgositif ( -224.18667 1162,65645 -

Statin ( 78.50333 (162,65645 Kgositif K-negatii 1 224.18667 1162,65645

Statin 1 302,69000 1162,65645 Statin K-negatif 1 -78,50333 1162,65645

:omogeneous Subsets Rataan BB

Kgositif

95% Confidence Interval Lower Bound U er Bound

-622,1927 173,8193 -319,5027 476,5093

,217 -173,8193 622,1927

Subset for alpha

-302,69000 162,65645

Perlakuan ) N

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

1

K-negatif Kgositif Siq.

ampiran 7. Analisa Konsumsi Pakan

Duncana Statin I 3 12084,0900 3 3

Test of Homogeneity of Variances

2162,5933 2386,7800

,122

rataan konsum pakan

rataan konsum pakan

K - negatif Kgositif Statin Total

Levene Statistic

,143

Std. Deviation 7,96406

10,56821 10.64226 9,441 15

95% Confidence Interval for Mean

Minimum 76.85 72,60 66.12 66,12

Std. Error 4,59805 6,10156 6,14431 3,14705

N 3 3 3 9

Lower Bound 63.2495 56,5971 46.2498 72.9329

dfl

Maximum 92,02 93,71 86.60 93,71 -

Mean 83,0333 62,8500 74,6867 80,1900

Upper Bound 102,8172 109.1029 101,1235 87,4471

2 ( 6 ( ,869 df2 Sig.

Page 65: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

ANOVA

,ost Hoc Tests Konsumsi pakan

rataan konsum pakan .

Multiple Comparisons

iomogeneous Subsets Konsurnsi pakan

Between Groups Within Groups Total

Subset for alpha

F ,709

Sig. ,529

Mean Square 68.170 96,124

Sum of Squares 136,340 576.742 713,083

Perlakuan I N

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

df 2 6 8

1

Kgositif K-negatii Sig.

Duncana Statin I 3 1 74.6867

3 3

82,8500 83,0333

.352

Page 66: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

.ampiran 8. Analisa Konversi Pakan

Descriptives

rasio konvers pakan t

I I I I 1 95% Confidence Interval for I I

Test o f Homogeneity of Variances

K-negatif Kgositif Statin Total

rasio konvers pakan

I ~evene I 1

N 3 3 3 9

ANOVA

Statistic I dfl

Mean ,4300 1.1200 ,5367 .6956

df2 I Sig.

Post Hoc Tests KOnversi Pakan

Multiple Comparisons

4.579 1 2 1 6 1 ,062

rasio konvers pakan

Std. Deviation ,14731 ,69635 ,49743 ,54035

Between Groups Within Groups Total

Std. Error ,08505 ,40204 ,28719 ,18012

Sum of Squares

,828 1,508 2,336

df 2 6 8

Mean Square ,414 ,251

F 1.647

Mean

Sig. ,269

Minimum 26 -65 -22 .22

Lower Bound ,0641 -,6098 -,6990 ,2802

Maximum 32 1.92 1,11 1.92

Upper Bound ,7959 2,8498 1,7723 1.1109

Page 67: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Homogeneous Subsets Konversi Pakan

rasio-konversgakan

Subset for alpha

= .05 Perlakuan I N

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

1

Sig. I

Lampiran 9. Analisa Tebal Plak Atheroma

Duncan8 K-negatif I 3 1 ,4300

,154

Descriptives

tebal olak

Test of Homogeneity of Variances

tebal plak I ~evene I I

~ - - ~

K-negatif Kgositif Statin Total

Std. Deviation ,35553 ,37170

2.84649 1,88743

ANOVA

tebalglak

N 3 3 3 9

statistic I df l

Mean ,5318

1,5162 3,2946 1,7809

dP2 1 sin.

Maximum ,77

1,78 6,56 6,56

Std. Error ,20526 ,21460

1,64342 ,62914

10.306 1 2 1 6 1 ,011

Between Groups Within Groups Total

F 2,109

Minimum -12

1.09 1,31

,12

95% Confidence Intewal for Mean

Sum of Squares

11,765 16,734 28,499

Sig. ,202

Lower Bound -,3513 ,5929

-3,7765 ,3301

Upper Bound 1.4150 2,4395

10,3657 3,2317

df 2 6 8

Mean Square 5,882 2,789

Page 68: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

'ost Moc Tests T%bal Plak Atheroma

iviultiple Comparisons

lomogeneous Subsets Tebal Plak Atheroma

tebalglak

Subset for alpha

= .05 Perlakuan

,5318 Kgositif 1.5162 Statin 3,2946 Sig. ) 1 ' 1 ,098 1

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Page 69: DARI KELINCT NEW ZEALAND WHITE DENGAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49999/B09zul.pdf · Anatomi dan Histologi Pembuluh darah ... 1 Penampang janngan arteri

Lampiran 10. Prosedur Standar Potong Beku

1. .Taringan dibekulcan dengan nitrogen cair.

2. Pastikan Cryostat bekerja pada temperatur -20°C sampai 30°C. Selanjutnya,

tempatkan sedikit OCT pada wadah yang telah berisi jaringan. (Gelembung tidak

boleh terdapat pada sediaan)

3. Tempatkan spesimen yang telah dibekukan kebagian tengah cryobar pada cryostat

untuk proses pembekuan. Blok spesimen akan berwama putih solid saat telah

membeku.

4. Bila spesilnen telah beku sempuma, tempatkan sedikit cairan OCT pada tengah disk

object untuk merekatkan blok spesimen. Selanjutnya tempatkan kembali pada

cryobar, hingga spesimen menempel sempuma.

5. Apabila telah sempuma, tempatkan object disk yang telah ditempeli spesimen pada

object disk holder dan dieratkan dengan memutar skmp objec dik holder.

6. Pastikan ada cukup jarak antara blok spesimen dengan pisau nzicrolome dan atur tebal

spesimen yang akan dipotong dengan memutar pengatur tebal spesimen pada

cryotome.

7. Gerakkan blok spesimen kearah pisau microtolne dengan memutar penggerak blok

pada bagian luar cryostat. Potong dan buang beberapa potongan pertama.

8. Selanjutnya ambil beberapa spesimen yang dibutuhkan dan rekatkan pada gelas objek.

9. Proses selanjutnya adalah melakukan pewamaan dengan Sudan Black dan

Kemechtrot.