BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah...

31
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN Pada bab ini dibahas kajian pustaka, konsep, landasan teori, dan model penelitian. Keempat hal tersebut dipaparkan sebagai berikut. 2.1 Kajian Pustaka Tujuan kajian pustaka adalah untuk mengetahui kualitas penelitian sebelumnya serta mengetahui hal-hal menarik terkait dengan penelitian ini sehingga terdapat perbedaan dan kebaruan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini diacu penelitian sebelumnya yang dilakukan beberapa ahli yang berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) untuk meningkatkan kemampuan menulis recount text. Adapun penelitian-penelitian yang pernah dilakukan yaitu sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilaksanakan oleh Widiadnya (2013) dalam tesisnya yang berjudul “Penerapan Metode Presentation, Practice, and Production dalam Pembelajaran Menulis Peserta didik Kelas VII SMP Angkasa Kuta Tahun Pelajaran 2012/2013’. Dari hasil penelitian tersebut ditunjukkan bahwa nilai rata-rata tes akhir sebelum penerapan metode PPP (presentation, practice, and production) dikategorikan buruk, yaitu berkisar pada nilai 60. Setelah menerapkan metode PPP (presentation, practice, and production) pada siklus II, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan menjadi 77 yang 11

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL

PENELITIAN

Pada bab ini dibahas kajian pustaka, konsep, landasan teori, dan model

penelitian. Keempat hal tersebut dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Kajian Pustaka

Tujuan kajian pustaka adalah untuk mengetahui kualitas penelitian

sebelumnya serta mengetahui hal-hal menarik terkait dengan penelitian ini

sehingga terdapat perbedaan dan kebaruan dengan penelitian sebelumnya. Dalam

penelitian ini diacu penelitian sebelumnya yang dilakukan beberapa ahli yang

berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice,

and production) untuk meningkatkan kemampuan menulis recount text. Adapun

penelitian-penelitian yang pernah dilakukan yaitu sebagai berikut.

Pertama, penelitian yang dilaksanakan oleh Widiadnya (2013) dalam

tesisnya yang berjudul “Penerapan Metode Presentation, Practice, and

Production dalam Pembelajaran Menulis Peserta didik Kelas VII SMP Angkasa

Kuta Tahun Pelajaran 2012/2013’. Dari hasil penelitian tersebut ditunjukkan

bahwa nilai rata-rata tes akhir sebelum penerapan metode PPP (presentation,

practice, and production) dikategorikan buruk, yaitu berkisar pada nilai 60.

Setelah menerapkan metode PPP (presentation, practice, and production) pada

siklus II, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan menjadi 77 yang

11

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

12

dikategorikan baik. Selanjutnya, pada siklus III nilai rata-rata peserta didik terus

meningkat menjadi 81. Nilai tersebut masih termasuk dalam kategori baik.

Peningkatan ini terjadi karena motivasi belajar peserta didik setelah melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan metode PPP (presentation, practice, and

production) sangat antusias. Kelebihan penelitian ini adalah digunakannya metode

yang jelas dalam merumuskan setiap data yang dianalisis dan memberikan

tahapan yang berbeda sehingga hasil belajar dapat dianalisis dengan baik.

Kekurangan penelitian ini adalah tidak dicantumkannya berapa rentangan nilai

pada data-data yang digunakan pada setiap siklus. Dengan demikian, data yang

dicantumkan tersebut tidak dapat memberikan kejelasan bagi pembaca untuk

memahami rentangan nilai maksimal atau minimal yang menjadi dasar acuan

peneliti dalam memberikan skor atau nilai. Relevansinya dengan penelitian ini

adalah (1) sama-sama melihat peningkatan hasil belajar peserta didik dalam aspek

menulis sebuah teks, (2) sama-sama mengujicobakan metode belajar yang sama,

yaitu penerapan metode PPP (presentation, practice, and production) dalam

keterampilan menulis. Namun, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan

dengan penelitian yang dilaksanakan ini. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

peneliti sebelumnya, aspek yang dianalisis adalah kemampuan peserta didik

dalam menulis descriptive text, sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini

menganalisis kemampuan peserta didik dalam menulis recount text.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Milati (2011) dengan judul tesis

“Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Passive Simple Present Tense

Peserta Didik SMPN 1 Tegallalang dengan Pendekatan Chain and Card Game”.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

13

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri

atas empat tahapan dalam setiap siklus yang diterapkan. Kelebihan penelitian

Milati adalah hasil analisis data kuantitatif yang digunakan menunjukkan bahwa

pendekatan chain and card game dapat meningkatkan kemampuan menulis

kalimat passive simple present tense pada peserta didik di SMPN 1 Tegallalang.

Sebaliknya, kekurangannya adalah pendekatan chain and card game yang

digunakan tidak dijelaskan secara terperinci sehingga menyulitkan pembaca untuk

mengerti metode-metode dalam permainan kartu tersebut. Relevansinya dengan

penelitian yang dilakukan adalah mengkaji peningkatan kemampuan menulis

dalam bahasa Inggris. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

adalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense

dan pendekatan chain and card game, sedangkan penelitian ini menganalisis

penggunaan kalimat simple past tense dalam membuat recount text dengan

menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2013) dengan tesis yang

berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text dengan Menggunakan Metode

Picture Series pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.” Penelitian yang

dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat

tahapan dalam setiap siklus. Penelitian ini menggunakan tiga siklus. Dari hasil

data kuantitatif dapat dilihat bahwa penerapan metode picture series dapat

meningkatkan kemampuan menulis peserta didik, khususnya dalam menulis

recount text. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi tes dan observasi, sebelum

metode picture series diterapkan nilai peserta didik hanya mencapai 70,22 yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

14

diindikasikan bahwa nilai tersebut termasuk dalam kategori kurang dan di bawah

KKM. Namun, setelah diterapkan metode picture series pada siklus I, II, dan III

terjadi peningkatan nilai peserta didik mencapai 79,54 dengan kategori baik.

Kelebihan penelitian ini adalah peneliti memaparkan langkah-langkah penerapan

metode picture series dengan jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud

penulis. Kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak menggunakan metode

penskoran yang jelas untuk menganalisis karangan, sehingga pada analisis data

kuantitatif peneliti hanya mencari nilai rata-rata dari setiap siklus. Relevansi

penelitian Pertiwi dengan penelitian ini adalah menganalisis kemampuan menulis

peserta didik dalam jenis karangan recount. Perbedaan penelitian Pertiwi dengan

penelitian ini adalah penelitian sebelumnya menggunakan metode picture series,

sedangkan penelitian ini menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation,

practice, and production).

Keempat, sebuah artikel jurnal penelitian yang dilakukan oleh D.

Manurung (2013) yang berjudul “Improving the Students’ Achievement in Writing

Recount Text by Using Transitions-Action-Details (TAD) Strategy”. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap-tiap

siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data

kuantitatif didapatkan melalui tes tulis dan data kualitatif diperoleh dari observasi,

wawancara, dan catatan harian. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis recount text.

Sebelum menerapkan strategi TAD (transitions-action-details), nilai peserta didik

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

15

hanya mencapai 44, 33. Namun, setelah diterapkannya strategi TAD (transitions-

action-details), nilai peserta didik meningkat menjadi 61, 13 pada siklus I, dan

mencapai 82,66 pada akhir siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan

strategi TAD (transitions-action-details) mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam menulis recount text. Relevansi penelitian tersebut dengan

penelitian yang dilakukan ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas. Namun,

perbedaan dengan penelitian tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran

PPP (presentation, practice, and production) dalam menganalisis kemampuan

menulis recount text.

Kelima, sebuah e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha (Volume 3 Tahun 2013) yang ditulis oleh Sutarmi dkk dengan judul

“Pengaruh Pembelajaran Scaffolding terhadap Keterampilan Menulis Teks

Recount Berbahasa Inggris dan Kreativitas Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 3

Manggis”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan

rancangan the posttest only nonequivalent control group design. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis

recount text dan kreativitas antara peserta didik yang belajar dengan pembelajaran

scaffolding dan peserta didik yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Penerapan pembelajaran scaffolding selain membantu meningkatkan keterampilan

menulis peserta didik juga sekaligus mampu meningkatkan kreativitas peserta

didik. Hal itu terjadi karena di dalam pembelajaran scaffolding terdapat tujuan dan

pengertian yang berkaitan dengan pengembangan konsep diri peserta didik.

Kelemahannya, teori yang dipaparkan tidak jelas sehingga pembaca masih

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

16

mereka-reka maksud yang dituliskan. Selain itu, dalam mengkaji data-data tidak

dijelaskan secara konkret dan jelas sehingga sulit dipahami oleh pembaca.

Relevansinya dengan penelitian ini adalah melakukan penelitian yang melihat

kemampuan peserta didik dalam menulis recount text. Perbedaannya adalah

penelitian sebelumnya menggunakan metode scaffolding, sedangkan penelitian ini

menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

2.2 Konsep

Konsep merupakan sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang

abstrak dari situasi, objek, atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide, atau

gambaran mental (Kunandar, 2011:90). Adapun beberapa konsep yang dibahas

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.2.1 Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup)

melakukan selalu. Menurut Stephen dan Timothy (2009:57), kemampuan (ability)

berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beberapa tugas dalam suatu

pekerjaan. Menurut Caplin (1997: 34), kemampuan merupakan tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan

kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan dan praktek

(Robbins, 2000:67).

Dari pengertian kemampuan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

17

keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan,

misalnya kemampuan menulis sebuah recount text.

2.2.2 Keterampilan

Keterampilan berasal dari terampil yang berarti cakap. Keterampilan

adalah kemampuan mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat

yang membutuhkan kemampuan dasar (Ibid, 2000: 494-495). Menurut

Poerwadharminta (1996:108), keterampilan merupakan kecekatan, kecakapan,

atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sejalan

dengan pendapat Poerwadharminta, Soemaryadi (1995:2) menjelaskan bahwa

keterampilan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan

cepat.

Dari pengertian keterampilan di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan

baik, cakap, dan cermat sehingga hasil yang dikerjakan tersebut sangat

memuaskan.

2.2.3 Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan

(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya. Menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis

sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca

(Dalman, 2014:3).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

18

Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2014:4), menulis merupakan

suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai alat atau medianya. Menurut Tarigan (2005:21) menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan

memahami lambang-lambang grafis tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas, Marwoto (dalam Dalman, 2014:4)

menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasan dalam

bentuk karangan secara leluasa. Artinya, keterampilan menulis itu membutuhkan

pengetahuan dan pengalaman yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan

ide, gagasan, atau pendapat dengan mudah dan lancar. Djibran (2008: 17)

menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan,

pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur.

Dari pengertian-pengertian menulis di atas, pemahaman mengenai menulis

dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses penyampaian pikiran, perasaan,

pengalaman, ide, gagasan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna

yang dituangkan ke dalam sebuah media (seperti kertas, buku, laptop) dengan

penggunaan tata bahasa, tata tulis, kosakata, dan struktur kata yang tepat sehingga

pembaca memahami maksud tulisan tersebut.

2.2.4 Recount Text

Recount text adalah jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi

seseorang yang disampaikan secara terurut. Dengan kata lain, peserta didik

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

19

menceritakan kejadian yang dialami kepada orang lain yang dapat diungkapkan

melalui bentuk tulisan yang di dalamnya dituliskan kronologis peristiwa-peristiwa

yang terjadi (Fadlun, 2011: 98). Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa

recount text adalah sebuah jenis teks yang berisi tentang pengalaman seseorang

atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau yang diungkapkan secara terurut.

Terdapat tiga jenis recount text, yaitu (1) personal recount: menceritakan

kembali pengalaman di mana penulis terlibat secara langsung; (2) factual recount:

menceritakan kembali kejadian atau insiden, seperti berita koran, laporan

kecelakaan; dan (3) imaginative recount: menceritakan peran yang bersifat

imajinatif dan menghubungkan kejadian khayalan (Emilia dkk., 2008:16). Adapun

jenis recount text yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

personal recount. Personal recount dipilih dalam penelitian ini karena peserta

didik mengalami kejadian atau pengalamannya di masa lampau yang selalu

diingat sehingga peserta didik dengan mudah menentukan ide cerita dan

mengembangkannya menjadi sebuah paragraf.

Organisasi recount text biasanya dimulai dengan orientation yang

memasukkan unsur-unsur informasi latar belakang untuk membantu pembaca

memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan, di mana, dan

mengapa yang biasanya ditulis dalam paragraf pertama. Selanjutnya diikuti

dengan kejadian penting (important events) yang dijelaskan dan biasanya disusun

dalam urutan waktu kejadian pertama sampai dengan kejadian terakhir. Akhirnya,

teks ini mempunyai banyak komentar evaluatif atau pernyataan simpulan (re-

orientation) yang mungkin hanya berupa komentar mengenai kejadian yang telah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

20

terjadi sebelumnya. Akan tetapi, ini bersifat opsional yang sering merupakan

komentar yang merefleksikan perasaan penulis tentang kejadian-kejadian yang

disebutkan sebelumnya.

Tabel 2.1

Generic / Schematics Structure of Recount Text

Generic

Structure/Schematics

structure

Function

Orientation Pembukaan (pengenalan tokoh, tempat, waktu, dan

kejadian/aktivitas si pelaku)

Sequence of Events Kejadian (rangkaian kejadian yang dilakukan)

Reorientation/Conclusion

Simpulan (penutup yang menjelaskan perasaan si

pelaku dengan kejadian atau aktivitas yang

dilakukan)

Sumber: Rangkuman Intisari Bahasa Inggris (Fadlun, 2011:98).

2.2.5 PPP (Presentation, Practice, and Production)

Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) adalah

suatu metode yang cocok diterapkan untuk mengajarkan struktur bahasa

(misalnya tata bahasa atau kosakata) dalam bahasa asing karena memiliki

tahapan-tahapan pengajaran yang terpusat pada aktivitas siswa. Seperti namanya,

PPP terbagi atas tiga fase, yaitu bergerak dengan kontrol pendidik yang ketat

terhadap kebebasan pembelajar, fokus pada keterampilan, baik lisan maupun tulis,

dapat juga diterapkan lebih luas untuk metode terkait yang bergantung pada

perkembangan presentasi, melalui latihan terkontrol sehingga menghasilkan suatu

produk yang baik (Harmer, 2007).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

21

Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production)

merupakan suatu metode pembelajaran yang mengedepankan pengawasan

terhadap aktivitas peserta didik di dalam proses pembelajaran untuk memproduksi

atau menghasilkan suatu produk, seperti sebuah karangan recount text. Terdapat

tiga tahapan dalam penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice,

and production), yaitu tahap penyajian (presentation), tahap praktik/latihan

(practice), dan tahap produk/hasil (production). Tahapan-tahapan metode tersebut

dapat diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan kreativitas dari tenaga

pendidik (Harmer, 2007).

2.2.6 Sintaksis

Sintaksis merupakan bagian dari subsistem gramatika atau tata bahasa

yang membahas kalimat dan kata merupakan satuan terkecil dalam suatu

gramatikal. Sintaksis menerangkan pola-pola kalimat dan bagian-bagian yang

membentuk kalimat tersebut. Bahasan sintaksis meliputi urutan yang menentukan

makna gramatikal, bentuk kata, dan intonasi/tanda baca (Kentjono, 1982:53).

Berikut dapat dijabarkan beberapa bahasan sintaksis yang disinggung dalam

penelitian ini, yang digolongkan sebagai berikut.

a. Grammar meliputi penggunaan finite and nonfinite verb.

b. Mechanics meliputi ejaan (spelling), pilihan kata (diction), dan tanda baca

(punctuation).

c. Organisasi ide/gagasan meliputi tittle, orientation, events, dan re-orientation.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

22

2.2.7 Motivasi

Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987), motivasi adalah pemberian

atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan yang

menjadi motif. Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002), motivasi mewakili

proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan

terjadinya persistensinya kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan

tertentu.

Gray (dalam Winardi, 2002) mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah

proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu yang

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Soemanto (1987) juga mendefiniskan

motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan

reaksi-reaksi pencapaian tujuan.

Berdasarkan pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah kekuatan, energi aktif, perubahan tenaga pada diri seseorang yang

tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi sehingga mendorong individu

tersebut untuk bertindak atau melakukan sesuatu karena adanya tujuan,

kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. Motivasi dapat muncul dalam

diri seseorang di samping juga dapat muncul karena adanya rangsangan faktor

luar. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan sebagai daya penggerak

dalam diri setiap peserta didik sehingga dapat menumbuhkan gairah dan semangat

belajar. Motivasi dalam diri peserta didik sangat menentukan hasil belajar peserta

didik itu sendiri.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

23

2.3 Landasan Teori

Teori merupakan seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi

yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi

hubungan antarvariabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena (Kerlingker dalam Sugiyono, 2013:79).

Teori utama dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran bahasa karena

penelitian ini lebih menekankan proses pembelajaran di kelas dengan tujuan agar

peserta didik mampu menghasilkan tulisan yang dapat membangun keterampilan

berbahasa. Teori tersebut didukung oleh teori-teori lain yang relevan, yaitu (1)

teori menulis yang digunakan untuk memahami dan memeriksa ketentuan-

ketentuan yang ada dalam proses menulis, seperti memeriksa penggunaan bahasa,

tanda baca, ejaan, pengembangan ide dalam tulisan, dan mengoreksi hasil tulisan

mereka; (2) teori tata bahasa Inggris digunakan untuk memahami dan memeriksa

kemampuan peserta didik dalam menggunakan tata bahasa Inggris khususnya

dalam penggunaan past tense.

2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa

Menurut Brown (1987:6), pembelajaran adalah proses memperoleh atau

mendapatkan pengetahuan tentang subjek atau keterampilan yang dipelajari

melalui belajar, pengalaman, atau instruksi (“learning is acquiring or getting

knowledge of a subject or skill by study, exoerience or instruction”). Brown juga

menambahkan bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif

tetap dan merupakan hasil latihan yang dilakukan secara berulang-ulang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

24

(“Learning is relatively permanent change in a behavioral tendency and is the

result of reinforced practice”).

Menurut Cahyo (2012:27), dalam teori pembelajaran ada dua pendekatan

yang digunakan, yaitu (1) pendekatan behavioristik dan (2) pendekatan

konstruktivisme. Pendekatan behavioristik adalah suatu dasar pemikiran yang

memandang peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa

yang disebut stimulus (S) dan respons (R) yang diberikan atas stimulus tersebut.

Di pihak lain, pendekatan kontruktivisme adalah pendekatan yang memandang

subjek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Dari dua pendekatan tersebut yang sesuai dengan penelitian ini

adalah pendekatan behavioristik, yaitu stimulus diberikan kepada peserta didik

berupa penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and

production) serta tahapan menulis recount text dan respons yang diberikan peserta

didik adalah hasil tulisan recount text sederhana.

Skinner (1957) seorang psikolog Amerika Serikat yang menganut aliran

behaviorisme menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku.

Seseorang dianggap telah belajar jika telah mampu menunjukkan perubahan

tingkah laku. Dalam kutipan bukunya yang berjudul Verbal Behavior dinyatakan

bahwa teknik pendidikan yang menekankan pada penghafalan, baik bahan lisan

maupun tulisan, sangat bergantung pada dorongan atau motivasi. Sebagai contoh,

beberapa baris puisi yang diberikan kepada peserta didik dan dia diperintahkan

untuk “belajar”. Pendidik kemudian meminta peserta didik untuk membaca puisi.

Penghargaan atau pujian akan diberikan jika ia melakukannya dengan benar.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

25

Sebaliknya, pendidik akan menghukumnya jika peserta didik salah

mengucapkannya. Hal itu dilakukan dalam rangka menghasilkan tanggapan yang

kemudian dapat diperkuat.

“In educational techniques, there were required motivation in learning

process by giving rewards and punishment. It used to generate a good

response. (Skinner, 1957:255).

Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan input yang berupa

stimulus dan keluaran output yang berupa respons. Penguatan (reinforcement)

adalah faktor penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang dapat

memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positif

reinforcement), maka respons semakin kuat. Demikian juga penguatan dikurangi

(negative reinforcement) maka respons juga semakin kuat. Misalnya seorang

peserta didik perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika peserta didik

tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan.

Akan tetapi, jika sesuatu tidak mengenakkan peserta didik (sehingga ia melakukan

kesalahan) dikurangi (bukan malah ditambah) dan pengurangan ini mendorong

peserta didik untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut

penguatan negatif. Penguatan negatif tidak sama dengan hukuman.

Ketidaksamaannya, yaitu bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar

respons yang muncul berbeda dengan respons yang sudah ada, sedangkan penguat

negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respons yang sama menjadi

semakin kuat. Penguatan positif dan penguatan negatif bertujuan untuk

memperkuat respons. Terdapat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan

negatif, yaitu penguatan positif bertujuan untuk menambah respons, sedangkan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

26

penguatan negatif bertujuan untuk mengurangi kesalahan agar memperkuat

respons. Efek prosedur dalam memberikan respons dari kondisi pengendalian

tertentu biasanya dilakukan dengan cara lain. Selain menggunakan berbagai

macam penguatan, suatu ketergantungan diatur dengan respons verbal dan

penguat umum. Setiap peristiwa yang bersifat mendahului suatu ganjaran berbeda

dapat digunakan sebagai penguat untuk membawa perilaku bawah kontrol

seseorang pada semua kondisi yang kurang tepat dan rangsangan yang buruk

(Skinner, 1957:54)

“By provide the reinforcement could strengthen the responses.

Giving reinforcement, reward, and punishment would be able to

control the responses” (Skinner, 1957:54).

Menurut pendapat Douglas Brown (dalam Iskandarassid, 2009:4), yang

juga merupakan penganut paham behaviorisme, pembelajaran dimaknai sebagai

proses menuju ke arah yang lebih baik. Pembelajaran juga merupakan penguasaan

atau pemerolehan pengetahuan tentang subjek atau sebuah keterampilan dengan

belajar, pengalaman, atau instruksi. Variasi belajar dapat diamati melalui proses

tingkah laku atau penampilan anak didik. Ada enam jenis tingkah laku, yaitu (1)

suatu kegiatan belajar peserta didik yang ditampilkan melalui proses stimulus (S)

- respons (R), S adalah situasi yang ditampilkan stimulus, sedangkan R adalah

respons atas stimulus; (2) untaian dan rangkaian, suatu kegiatan belajar yang

terjadi berdasarkan rentetan atau rangkaian respons yang dihubungkan –

hubungkan; (3) perbedaan yang beragam, proses belajar terjadi atas serangkaian

respons yang khusus; (4) penggolongan, jenis belajar yang terjadi atas

penggolongan suatu benda, keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi;

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

27

(5) menggunakan urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak sesuai

dengan landasan komponennya; dan (6) memecahkan masalah, kemampuan

berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah.

Kedua pandangan Skinner dan Brown mengenai pendekatan behavioristik

dalam teori pembelajaran di atas mengemukakan bahwa pendekatan behavioristik

diterapkan dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar ditekankan sebagai

aktivitas “mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali

pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan

dari bagian-bagian keseluruhan. Beberapa aplikasi teori behaviorisme dalam

pembelajaran adalah (1) bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit

secara organis; (2) hasil belajar harus segera diberitahukan kepada peserta didik,

yaitu jika salah, dibetulkan dan jika benar, diperkuat; (3) proses belajar harus

mengikuti irama dan yang belajar, materi pelajaran menggunakan sistem modul;

(4) tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic; (5) dalam proses

pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri; (6) dalam proses pembelajaran

tidak dikenakan hukuman; (7) dalam pendidikan diutamakan mengubah

lingkungan untuk menghindari pelanggaran agar tidak menghukum; (8) tingkah

laku yang diinginkan pendidik diberikan hadiah; (9) hadiah diberikan kadang-

kadang (jika perlu); dan (10) tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil,

semakin meningkat mencapai tujuan (Skinner, 1957).

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pembelajaran PPP

(presentation, practice, and production) yang merupakan stimulus (S) untuk

mendapatkan respons (R) berupa karangan siswa, yaitu recount text. Penguatan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

28

(reinforcment) yang diberikan dalam penelitian ini adalah pengulangan materi dan

latihan menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and

production) dalam menulis sebuah recount text sebelum penugasan diberikan.

Penelitian ini diberikan penguatan positif berupa pujian kepada peserta didik yang

mampu memperoleh hasil yang baik dalam menulis sebuah recount text.

Penguatan positif ini bertujuan untuk mendapatkan respons yang baik pada hasil

kegiatan menulis recount text di tahap berikutnya.

2.3.2 Menulis

Teori pembelajaran bahasa di atas diterapkan pada model linguistik yang

diteliti, yaitu dalam proses pembelajaran menulis yang difokuskan pada produk

dari proses penulisan itu sendiri. Menurut Tarigan (2000:21), menulis adalah

mengeluarkan dan mengekspresikan isi hati dalam bentuk tulisan. Keterampilan

menulis tidak langsung datang dengan sendirinya, tetapi harus melalui banyak

latihan dan praktik secara teratur. Menulis merupakan suatu representasi bagian

dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hasil dari tulisan yang dikerjakan dapat

dilihat proses yang berkaitan dengan hasil tulisan yang telah dibuat sehingga

dapat diamati secara langsung. Ketika berkonsentrasi pada produk, seseorang

hanya tertarik pada hasil akhirnya. Dalam bentuk yang paling sederhana,

pendekatan proses meminta peserta didik untuk mempertimbangkan prosedur

penyusunan hasil kerja yang baik.

“In the teaching of writing, it is very important to understand the

procedures and steps to write the right text which committed from the

beginning to the end to get a good product (Harmer, 2007:325)”.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

29

Menurut Harmer (2007), terdapat berbagai tahapan dalam proses menulis,

yaitu penyusunan, peninjauan, menyusun kembali, dan terakhir adalah menulis

yang dilakukan secara rekursif sehingga pada tahap pengeditan mungkin

dirasakan perlu untuk kembali ke fase pramenulis dan berpikir lagi. Potongan

tulisan dapat diedit seperti yang disusun sebelumnya. Tahapan menulis, di

antaranya adalah (a) periksa penggunaan bahasa (tata bahasa, kosakata, kata

penghubung), (b) periksa tanda baca (dan tata letak), (c) periksa ejaan Anda, (d)

periksa tulisan Anda untuk pengulangan yang tidak perlu, (e) tentukan informasi

untuk setiap paragraf, (f) tuliskan berbagai ide, (g) pilih ide-ide terbaik untuk

dimasukkan, (h) menulis salinan bersih dari versi yang dikoreksi, dan (i) tulislah

versi kasar (Harmer, 2007: 326).

Menurut beberapa pendapat yang dikutip dari dailywritingtips.com (dalam

Dalman, 2014:5), tahap-tahap menulis yang baik adalah prewriting, writing,

revising, editing, dan publishing. Dalam tahap prewriting, hal yang harus

diperhatikan adalah pemilihan ide/tema, menentukan topik, menetapkan tujuan

dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi yang diperlukan, serta

mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan. Tahap

selanjutnya adalah tahap writing. Dalam tahap ini penulis harus dapat

mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan,

dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan

dengan memperhatikan struktur karangan yang terdiri atas bagian awal, isi, dan

akhir. Berikutnya adalah tahap revising, yaitu penyuntingan. Penyuntingan adalah

pemeriksaan dan perbaikan unsur-unsur mekanik karangan seperti ejaan, tanda

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

30

baca, diksi, pengalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan,

dan kovensi tulisan lainnya. Setelah itu adalah tahap editing, yaitu perbaikan yang

lebih mengarah pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan. Tahap terakhir

adalah publishing. Tahap ini adalah tahap yang optional, maksudnya bisa ada dan

bisa juga tidak. Tahap ini adalah pencetakan atau pengeprinan. Dalam tahap ini

tulisan yang sudah dibuat dapat diperbanyak dan diedarkan ke publik untuk

dibaca khayalak ramai.

Salah satu kunci seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar

menggunakan bahasa terutama dalam hal menulis adalah karena mereka mengerti

akan genre. Genre adalah jenis teks yang mempunyai konstruk sosial dan

teridentifikasi sebagai konstruk, struktur, dan fungsi sosialnya. Ketika peserta

didik belajar menulis sebuah genre maka mereka harus memperhatikan topiknya,

jenis teks apa yang akan dibuat, bagaimana struktur skematisnya, dan fungsi

sosialnya (Harmer, 2007: 300). Di samping itu, kejelasan merupakan asas yang

pertama dan utama bagi hampir semua karangan, khususnya ragam karangan

faktawi. Setiap pembaca menghargai karangan yang dapat dibaca dan dimengerti

secara jelas. Karangan yang kabur, ruwet, dan sulit dimengerti maksudnya akan

membosankan pembaca dan melatih pikiran. Berikut ini dijelaskan ciri-ciri

karangan yang jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca. Ciri-ciri yang dimaksud

adalah (1) setiap orang menyukai karangan yang dapat dipahami tanpa susah

payah untuk dimengerti; (2) sederhana; karangan yang jelas tidak terlebih-lebihan

dengan kalimat-kalimat dan kata-kata semakin sederhana, karangan itu dapat

menggambarkan suatu buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca; (3)

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

31

langsung, karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok

soalnya; dan (4) tepat, karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide

yang terdapat dalam pikiran penulis.

Teori menulis yang dijabarkan oleh Harmer tersebut memiliki relevansi

dengan penelitian ini karena peserta didik melakukan kegiatan menulis. Tulisan

peserta didik berupa recount text merupakan salah satu bentuk genre yang

memiliki konstruk, struktur, dan fungsi sosial. Selain itu, juga memiliki ketentuan-

ketentuan pada tahap penulisannya. Pada proses menulis tersebut peserta didik

dituntut untuk memahami ketentuan-ketentuan yang ada, seperti memeriksa

penggunaan bahasa, tanda baca, ejaan, pengembangan ide dalam tulisan, dan

mengoreksi hasil tulisan mereka. Terkait dengan hal tersebut maka proses menulis

yang dilakukan memerlukan latihan dan praktik secara teratur. Dalam penelitian

ini peserta didik diberikan latihan-latihan sebelum praktik menulis sebuah

karangan recount text dilakukan. Untuk mempermudah peserta didik dalam

strategi menulis recount text, tenaga pendidik dapat memberikan sebuah

perencanaan atau tahapan-tahapan sederhana dalam menentukan topiknya. Hal

tersebut berupa sebuah planning organizer. Planning organizer adalah

perencanaan sebuah recount text yang berisikan struktur organisasi dan ketentuan-

ketentuan yang mendukung teks itu sendiri. Penambahan instrumen ini bertujuan

untuk mengingatkan peserta didik tentang definisi, fungsi, tahapan, serta aspek

kebahasaan yang harus diperhatikan dalam membuat recount text.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

32

Gambar 2.1 Planning Organizer

Teori menulis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat

digunakan untuk membedah rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu

mengungkap tentang kemampuan menulis sebelum dan sesudah diberikan

tindakan secara kualitatif.

2.3.3 Tata Bahasa Inggris

Dalam setiap karangan yang ditulis, seorang penulis tidak dapat terlepas

dari kaidah-kaidah tata bahasa yang menjadi acuan. Pada karangan sederhana

PLANNING ORGANIZER

TITLE

SEQUENCE OF EVENTS

RE-ORIENTATION

Commentary, Conclusion

ORIENTATION

Who? When? Where? What?

Event 1 Event 2 Etc.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

33

bahasa Inggris terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses

menulis. Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan

struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu

bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Beberapa kesalahan dalam

penggunaan tata bahasa Inggris dalam menulis recount text ditinjau dari beberapa

kategori kebahasaan seperti berikut.

2.3.3.1 Penggunaan Grammar

Grammar yang dibahas dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai

berikut.

A. Finite Verb

Finite verb merupakan bentuk kata kerja utama dalam sebuah kalimat

bahasa Inggris dan dapat berubah bergantung pada tense (present dan past)

dan subject agreement atau penggunaan pronominal. Berikut penjabaran

tentang finite verb.

1. Tenses biasanya digunakan untuk menunjukkan waktu saat kegiatan itu

dilakukan. Tenses dikenal dengan sistem kala dalam bahasa Indonesia.

Alexander (2003:159) menyebutkan seperti di bawah ini.

“Tenses must always be shown by the actual from of the verb and it

is used to indicate the time, and sometimes the continuation or

completeness, of an action in relation to the time of speaking”

Alexander (2003:159)

Tenses dapat ditentukan melalui bentuk verba yang digunakan dalam

suatu kalimat untuk mengindikasikan waktu. Jadi, tenses adalah kegiatan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

34

yang dilakukan oleh seseorang yang menggambarkan waktu kegiatan tersebut

dilakukan. Berikut merupakan beberapa contoh kalimat untuk menerangkan

tenses.

a. I drink coffe everyday. Kalimat tersebut tergolong simple present tense

untuk menyatakan kebiasaan.

b. I drank coffe this morning. Kalimat tersebut tergolong simple past

tense untuk menyatakan kegiatan pada masa lampau.

2. Subject agreement atau penggunaan pronominal (pronoun), yaitu kata

ganti orang atau benda. Berdasarkan pendapat Azar (2003:171--178) dan

Langan (2006:252--258), diketahui bahwa dalam bahasa inggris terdapat

empat pronominal (pronoun), yaitu sebagai berikut.

a. Subject pronouns, yaitu kata ganti yang berkedudukan sebagai subjek

kalimat, misalnya I, You, We, They, He, She, It.

b. Object pronouns, yaitu kata ganti yang berkedudukan sebagai objek

kalimat, misalnya me, you, us, them, him, her, it.

c. Possessive pronouns, yaiu kata ganti yang berkedudukan sebagai

pemilik (kepunyaan) dan diikuti kata benda/milik, misalnya my….

Your…., our…., their…, his…., her…, its….

d. Possessive pronouns, yaitu kata ganti yang berkedudukan sebagai

pemilik (kepunyaan) dan tidak diikuti kata benda/milik, misalnya mine,

yours, ours, theirs, his, hers.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

35

e. Reflexive pronouns, yaitu kata ganti yang digunakan jika subjek dan

objeknya sama, misalnya myself, yourself, yourselves, ourselves,

themselves, himselves, herselves

B. Nonfinite Verb

Nonfinite verb merupakan kebalikan dari finite verb yang

berkedudukan sebagai pelengkap dan tidak bisa menjadi kata kerja utama

(main verb) di dalam sebuah kalimat. Nonfinite verb tidak dipengaruhi oleh

tense dan subjek. Beberapa contoh nonfinite verb, yaitu sebagai berikut.

1. Gerund merupakan suatu kata kerja yang dibentuk dari verb dengan

ditambahkan suffix –ing dan berfungsi sebagai noun. Penggunaan gerund

sebagai berikut.

a. Gerund as a subject

Contoh : running maybe hard for some people.

b. Gerund as direct object

Contoh : I hate waiting

c. Gerund as a subject complement

Contoh : my favorite activity is shooping

d. Gerund as an object of preposition

Contoh : they discussed an article about telling the truth

e. Gerund as appositive

Contoh : my friends favorite activity, shooping, has made her

spend much money

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

36

2. To-infinitive merupakan bentuk kata kerja nonfinite yang tidak dapat

dijadikan predikat dalam kalimat dan tidak mengalami perubahan bentuk

tentang orang (person) dan jumlah (number). Infinitive biasanya dibentuk

dengan meletakkan to sebelum kata kerja dasar sehingga disebut to

infinitive, tetapi ada juga tidak didahului to sehingga disebut bare

infinitive.

Contoh: The peacocks like to dance.

2.3.3.2 Mekanisme Penulisan

Mekanisme penulisan dalam penelitian ini meliputi ejaan (spelling), tanda

baca (punctuation), dan penggunaan huruf kapital (capitalization) yang dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1. Spelling (ejaan), yaitu menekankan pada ejaan dalam penulisan. Kesalahan

spelling muncul karena dalam bahasa Inggris terdapat variasi spelling (sepeti

American and British English) sehingga perlu lebih ditekankan spelling apa

yang dipakai peserta didik. Dalam penulisan color atau colour disesuaikan

dengan spelling yang digunakan (Harmer, 2001:256).

2. Punctuation (tanda baca) merupakan tanda-tanda yang dipakai sesuai dengan

ejaan yang berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu

penulisan, intonasi, dan jeda saat membaca (Langan, 2006:325--382). Berikut

penjabaran jenis-jenis tanda baca:

a. Tanda titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita atau untuk

keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

37

b. Tanda koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal

yang disebutkan dalam kalimat serta untuk keperluan singkatan, gelar, dan

angka-angka.

c. Tanda kurung ((…)) berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum

banyak diketahui.

d. Tanda kutip satu/apostrof (‘) berfungsi untuk mengasosiasikan suatu

istilah.

e. Tanda petik (“…”) berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau

percakapan dalam naskah drama.

f. Tanda seru (!) berfungsi untuk menegaskan, memberikan peringatan

bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu diperhatikan.

g. Tanda tanya (?) berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.

h. Tanda hubung (…-…) berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata,

kata ulang, dan rentang suatu nilai.

i. Tanda titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.

3. Penggunaan huruf kapital (capital letter) harus disesuaikan dengan kaidah-

kaidah dalam penulisan sebuah teks yang benar. Penggunaan huruf kapital

dijabarkan sebagai berikut.

a. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis huruf pertama pada

awal kalimat. Contoh: My brother is at home right now.

b. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis pronoun ‘I’, baik

berdiri sendiri maupun manakala disatukan dengan auxiliary. Contoh,

I’ve never met such a wonderful person as you are.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

38

c. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis huruf pertama proper

noun (sebutan nama orang/tempat/benda). Contoh: Setiawan, Indonesia.

d. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis huruf pertama nama

hari, hari besar, dan bulan. Contoh, Sunday, January, Christmast.

Selanjutnya, teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena

dapat digunakan untuk membedah permasalahan pertama dan kedua, yaitu

mengungkap tentang kemampuan peserta didik dalam menggunakan tata bahasa

Inggris khususnya dalam penggunaan simple past tense dalam menulis sebuah

recount text sebelum dan setelah diberikan tindakan secara kualitatif.

2.4 Model Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan class action

research (penelitian tindakan kelas) yang berjudul “Kemampuan Menulis Recount

Text Melalui Metode Pembelajaran PPP (Presentation, Practice, and Production)

Peserta Didik Kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penelitian ini mengkaji dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek terapannya

(pembelajaran). Aspek kebahasaan yang dianalisis adalah kemampuan menulis

recount text peserta didik yang lebih menekankan unsur tata bahasa, struktur teks,

pengembangan ide, dan tata tulisnya. Di pihak lain dalam aspek terapan

(pembelajaran), yang lebih diutamakan adalah penerapan metode pembelajaran

PPP (presentation, practice, and production) untuk meningkatkan hasil belajar

menulis peserta didik dalam pembelajaran recount text. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada diagram model penelitian berikut.

Kemampuan Menulis Recount Text Melalui Metode Pembelajaran PPP

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

39

(Presentation, Practice, and Production) Peserta Didik Kelas VIII

SMP PGRI 4 Denpasar

Hasil evaluasi

sebelum

penerapan

metode PPP

Hasil evaluasi

setelah

penerapan

metode PPP

Faktor-faktor

yang

memengaruhi

hasil evaluasi

Metode ceramah

Sumber : Silabus dan RPP

Metode PPP (Presentation, Practice, and

Production) oleh Harmer (2007)

Data: Recount Text

Deskriptif Kuantitatif Deskriptif Kualitatif

Linguistik Terapan

Deskriptif Interpretatif

Hasil Penelitian

Tabel dan persentase yang

disajikan secara deskriptif

Penerapan tata bahasa

Linguistik

Peningkatan kemampuan

menulis

Siklus PTK yang dilakukan secara berulang dalam proses

pembelajaran melalui empat tahapan menurut Arikunto

Teori

Behavioristik

Gambar 2.2 Diagram Model Penelitian

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

40

Dalam penelitian yang berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text

Melalui Metode Pembelajaran PPP (Presentation, Practice, and Production) pada

Peserta didik Kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar” digunakan teori behavioristik

sebagai landasan dasar atau teori utama dalam proses pembelajaran di kelas. Teori

behavioristik memandang adanya perubahan tingkah laku, karakter, dan

pengetahuan peserta didik melalui praktik yang dilakukan secara berulang-ulang.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di kelas peneliti mengajar peserta

didik menggunakan pendekatan behavioristik dengan memberikan latihan yang

terbimbing, terkontrol, dan berulang-ulang sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berbahasa peserta didik, khususnya kemampuan menulis recount text.

Pada setiap akhir siklus tindakan pembelajaran, peneliti memberikan penugasan

berupa menulis sebuah karangan recount yang dikoreksi berdasarkan teori

menulis dan teori tata bahasa. Teori tata bahasa Inggris yang dikemukakan oleh

Yule (2010) digunakan untuk melihat, mengkoreksi, dan menilai hasil tulisan

peserta didik dalam membuat sebuah recount text. Di samping itu, terdapat teori

menulis yang dikemukakan oleh Harmer (2007) digunakan untuk melihat,

mengoreksi, dan menilai hasil tulisan peserta didik yang dilihat dari

pengembangan ide, kosakata, ejaa, dan tanda baca.

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu hasil evaluasi sebelum

diterapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production),

digunakan metode konvensional dengan teknik ceramah dalam proses

pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang dipakai di

sekolah bersangkutan. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, yaitu hasil

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN …wisuda.unud.ac.id/pdf/1390161015-3-BAB II.pdfadalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense dan pendekatan

41

evaluasi setelah penerapan metode pembelajaran PPP, digunakan teori tata bahasa

Inggris oleh Yule (2010) yang didukung dengan penerapan metode pembelajaran

PPP, teori behaviorstik, dan teori menulis. Untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi hasil evaluasi peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung, dilakukan observasi setiap pembelajaran berlangsung melalui teori

pembelajaran behavioristik yang didukung dengan penerapan metode

pembelajaran PPP dan hasil analisis kuesioner peserta didik.

Hasil data yang diharapkan berupa karangan recount yang didapatkan

dengan pengaplikasian tahapan-tahapan menulis. Hasil data tersebut kemudian

dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan membuat tabel dan persentase

tingkat pemahaman peseta didik dalam membuat sebuah recount text yang

disajikan secara deskriptif. Kemampuan yang dianalisis adalah penerapan tata

bahasa yang tepat, pengembangan ide, organisasi teks, dan mekanisme teks

tersebut. Hasil data tersebut juga dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan

menyajikannya dalam bentuk deskriptif interpretatif. Dalam hal ini dijelaskan

peningkatan kemampuan menulis peserta didik dari sebelum penerapan metode

pembelajaran PPP dan setelah penerapan metode pembelajaran PPP serta faktor-

faktor yang memengaruhi hasil belajar menulis peserta didik sehingga dari hasil

analisis tersebut didapatkan hasil penelitian yang konkret.