BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

18
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) a. Pengertian Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dapat dikatakan pendekatan yang lebih spesifik diambil dari PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Rusman (2012: 388) mengatakan bahwa standar proses satuan pendidikan mengarahkan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Penerapan pembelajaran tersebut merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat diselenggarakan secara optimal sebagai usaha sadar, usaha terencana, usaha untuk menciptakan suasana dan proses keaktifan, dan usaha untuk memberdayakan potensi siswa yang berkakteristik-holistik. Pembelajaran tersebut dapat menghindarkan pembelajaran yang mengarah pada apa yang disebut sebagai “teaching to the test” atau mengajar yang diarahkan hanya untuk menghadapi soal-soal ujian. Pentingnya pembelajaran yang mengaktifkan siswa patut diterapkan sepenuhnya oleh guru dala kegiatan pembelajaran. Penerapan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan berbagai keterampilan belajar esensial secara efektif, antara lain sebagai berikut : 1) berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif, 2) berpikir logis, kritis, dan kreatif, 3) rasa ingin tahu, 4) penguasaan teknologi dan informasi, 5) pengembangan personal dan sosial, 6) belajar mandiri. Proses pembelajaran dikatakan sedang berlangsung, apabila ada aktivitas siswa di dalamnya, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Meier dalam Yamin (2008:74) mengemukakan bahwa belajar harus dilakukan dengan aktivitas, yaitu menggerakkan fisik ketika belajar, dan memanfaatkan indera siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)

a. Pengertian Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dapat

dikatakan pendekatan yang lebih spesifik diambil dari PAKEM

(partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Rusman

(2012: 388) mengatakan bahwa standar proses satuan pendidikan

mengarahkan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran yang

mengaktifkan siswa. Penerapan pembelajaran tersebut merupakan

suatu hal yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat

diselenggarakan secara optimal sebagai usaha sadar, usaha

terencana, usaha untuk menciptakan suasana dan proses

keaktifan, dan usaha untuk memberdayakan potensi siswa yang

berkakteristik-holistik. Pembelajaran tersebut dapat

menghindarkan pembelajaran yang mengarah pada apa yang

disebut sebagai “teaching to the test” atau mengajar yang

diarahkan hanya untuk menghadapi soal-soal ujian. Pentingnya

pembelajaran yang mengaktifkan siswa patut diterapkan

sepenuhnya oleh guru dala kegiatan pembelajaran. Penerapan

pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui

pengembangan berbagai keterampilan belajar esensial secara

efektif, antara lain sebagai berikut : 1) berkomunikasi lisan dan

tertulis secara efektif, 2) berpikir logis, kritis, dan kreatif, 3) rasa

ingin tahu, 4) penguasaan teknologi dan informasi, 5)

pengembangan personal dan sosial, 6) belajar mandiri.

Proses pembelajaran dikatakan sedang berlangsung, apabila

ada aktivitas siswa di dalamnya, maka pendekatan pembelajaran

yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran berpusat pada

siswa (student centered). Meier dalam Yamin (2008:74)

mengemukakan bahwa belajar harus dilakukan dengan aktivitas,

yaitu menggerakkan fisik ketika belajar, dan memanfaatkan indera

siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran

terlibat dalam proses belajar.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

6

Menurut Rusman (2012: 389) pembelajaran yang melibatkan

aktivitas siswa secara langsung merupakan implementasi dari gaya

belajar yang mengaktifkan siswa, karena dengan aktivitas langsung

dalam proses pembelajaran, maka siswa secara otomatis

melibatkan gerakan fisik, indera, mental, dan intelektual secara

bersamaan.

Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005, pasal 19 (ayat 1) yang berbunyi: “Proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik secara fisiologis

peserta didik.”

Pembelajaran bukanlah komunikasi satu arah (one way

communication) tranformasi dari guru kepada siswa, melainkan

harus berupa komunikasi timbale balik secara interaktif antara

siswa dengan guru. Sanjaya (2008: 137) mengemukakan bahwa,

“PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara

optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang”.

Selanjutnya Sanjaya (2006: 135) mengatakan bahwa: “Dari konsep

tersebut ada dua hal yang harus dipahami, yaitu: pertama,

dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan

kepada aktivitas siswa secara optimal. Artinya PBAS menghendaki

keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional

dan aktivitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar,

PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara

kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan

(psikomotor).”

Kesimpulan yang dapat ditarik mengenai Pembelajaran

Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) adalah pembelajaran yang

memposisikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga

memberikan konsekuensi keterlibatan siswa secara penuh mulai

dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran sampai pada

evaluasi pembelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

7

b. Landasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa

Pendekatan dalam belajar terbagi menjadi dua, yaitu

pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) dan

pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered).

Pendekatan yang berpusat pada guru, pembelajaran bersifat

langsung (direct instruction) yaitu materi disampaikan langsung

oleh guru melalui verbal simbol (ceramah) dan siswa harus

menguasai materi tersebut dengan cara mendengarkan secara

pasif. Pendekatan yang berpusat pada siswa pembelajaran bersifat

tidak langsung (inquiry-discovery) dan siswa belajar dengan cara

mencari serta menemukan sendiri melalui pengalaman langsung

secara kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan

mengelaborasi pengalaman belajarnya.

Beberapa alasan yang melandasi pembelajaran berorientasi

aktivitas siswa diantaranya adalah :

1) Landasan Filosofis

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dilandasi

oleh landasan filsafat pendidikan progresivisme. Sadullah

(2007: 142) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Filsafat

Pendidikan” yang mengemukakan bahwa : Filsafat progresif

berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini

mungkin tidak benar di masa mendatang, karenanya cara

terbaik mempersiapkan para siswa untuk suatu masa depan

yang tidak diketahui adalah membekali mereka dengan

strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan

mereka mengatasi tantangan-tantangan baru dalam

kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang

relevan pada saat ini.

Rusman (2012: 383) mengemukakan bahwa pandangan

filsafat progresivisme pendidikan didasarkan pada enam

asumsi, diantaranya sebagai berikut:

i) Muatan kurikulum harus diperoleh dari minat dan

interest siswa, bukan dari disiplin-disiplin akademik.

ii) Pembelajaran dikatakan efektif jika mempertimbangkan

interst, minat-minat serta bukan kebutuhan-kebutuhan

siswa secara menyeluruh dalam dengan domain kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

8

iii) Pembelajaran pada dasarnya aktif bukan pasif, sehingga

guru yang efektif adalah guru yang memberikan siswa

pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka

belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung yang

bersifat kontekstual.

iv) Tujuan pendidikan adalah mengajar siswa berpikir secara

rasional, sehingga mereka menjadi cerdas, dan mampu

memberi kontribusi pada masyarakat.

v) Di sekolah para siswa mempelajari nilai-nilai personal dan

juga nilai-nilai sosial.

vi) Manusia berada dalam suatu keadaan yang berubah

secara konstan, dan pendidkan memungkinkan masa

depan yang lebih baik dibandingkan dengan masa lalu.

Asumsi inilah yang dijadikan landasan Pembelajaran

Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS), karena pendidikan

dipandangnya sebagai proses pembelajaran yang harus

memperhatikan interest dan minat-minat siswa secara

keseluruhan, belajar merupakan aktivitas siswa baik pada

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik, sehingga

memberikan kemampuan berpikir rasional dan cerdas dalam

menghadapi masalah-masalah dan perubahan-perubahan

dalam kehidupan yang penuh tantangan ini.

2) Landasan Psikologis

Menurut Rusman (2012: 385) pendidikan pada dasarnya

adalah berintikan interaksi anatara guru dengan siswa yang

berlangsung dalam suatu situasi yang kondusif untuk

pelaksanaan pendidikan, baik di sekolah maupun di luar

sekolah, seperti di rumah, lingkungan kerja atau di

masyarakat. Interaksi pendidikan merupakan interaksi

antarindividu yang sangat kompleks dan unik yang

berlangsung dalam suatu konteks pedagogis. Interaksi

pendidikan dipengaruhi oleh kondisi dan latar belakang guru

dan siswa. Menurut Sukmadinata (2003: 32) dikemukakan

bahwa:

“Psikologi pendidikan dibutuhkan untuk lebih memahami

situasi pendidikan, interaksi guru dengan siswa, kemampuan,

perkembangan, karakteristik dan faktor-faktor yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

9

melatarbelakangi perilaku siswa dan perilaku guru, proses

belajar, pengajaran, pembelajaran, bimbingan, evaluasi,

pengukuran, dan lain-lain.”

Sukmadinata (2003: 167) menjelaskan tentang aliran-

aliran psikologis yang melahirkan teori-teori belajar, bahwa,

“secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori

psikologis yaitu; teori disiplin mental, behaviorisme, dan

cognitive gestalt-field”. Secara lebih jelas teori-teori tersebut

dijelaskan sebagai berikut :

i) Teori Disiplin Mental

Teori disilpin mental memandang bahwa individu

memiliki kekuatan, kemampuan, serta potensi-potensi

tertentu yang dikembangkan. Terdapat beberapa teori

psikologi yang termasuk teori disiplin mental, diantaranya

yaitu :

i.i) Teori Psikologi Daya

Teori psikologi daya memandang bahwa individu

memiliki daya-daya seperti daya mengenal,

mengingat, menanggapi, mengkhayal, berpikir,

merasakan, berbuat, dan sabagainya.

i.ii) Vorstellunggen

Teori ini memandang bahwa individu memiliki

kemampuan untuk melakukan atau menanggapi

sesuatu.

i.iii) Teori Naturalism Romantic dari Jean Jacques

Rousseau

Teori ini memandang bahwa individu memiliki

potensi-potensi atau kemampuan-kemampuan yang

masih terpendam dan memiliki kekuatan sendiri

untuk mengembangkan dirinya secara mandiri.

Proses pembelajaran berlangsung rileks, menarik,

dan bersifat alamiah (natural).

ii) Teori Behavioristik

Teori ini menekankan perilaku atau tingkah laku yang

dapat diamati yang bersifat molecular (unsur-unsur).

Teori behavioristik memiliki beberapa ciri, yaitu

mengutamakan bagian-bagian kecil, bersifat mekanistik,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

10

menekankan peranan lingkungan, mementingkan

pembentukan respons, dan menekankan pentingnya

latihan. Beberapa teori psikologi yang termasuk dalam

teori behavioristik, diantaranya sebagai berikut :

ii.i) Teori Koneksionisme dari Thorndike

Teori koneksionisme memandang bahwa tingkah

laku manusia merupakan hubungan stimulus dengan

respons. Terdapat tiga prinsip atau hokum belajar,

yaitu 1) belajar akan berhasil apabila memiliki

kesiapan (law of readiness), 2) belajar akan berhasil

apabila banyak latihan (law of exercise), 3) belajar

akan bersemangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik (law of effect).

ii.ii) Teori Pengkondisian (conditioning)

Teori pengkondisian memandang bahwa tingkah

laku manusia dapat dibentuk melalui pengkondisian

yang dilakukan secara berulang-ulang.

ii.iii) Teori Penguatan (reinforcement) dari B.F. Skinner,

memandang bahwa tingkah laku manusia dapat

dibentuk melalui pemberian penghargaan tas

respons yang dilakukan.

iii) Teori Cognitive Gestalt-Field dari Max Wertheimer

Teori ini menekankan perilaku atau tingkah laku yang

dapat diamati yang bersifat molar (keseluruhan) atau

keterpaduan dari bagian-bagian. Teori Cognitive ini lebih

menekankan pada aspek mental, bukan aspek perilaku.

c. Asumsi yang Mendasari PBAS

Standar proses satuan pendidikan yang tertuang dalam

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 mengamanahkan bahwa

“pembelajaran didesain untuk membuat siswa aktif belajar melalui

kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi”. Pembelajaran

dianggap bermakna jika dalam proses pembelajaran tersebut siswa

terlibat secara aktif, untuk mencari dan menemukan sendiri

pemecahan masalah serta menemukan sendiri pengetahuan

melalui pengalaman langsung. Pembelajaran dianggap terjadi bila

ada keterlibatan siswa secara aktif, artinya pembelajaran yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

11

efektif adalah pembelajaran yang menekankan dan berorientasi

pada aktivitas siswa.

Menurut Rusman (2012: 391) terdapat beberapa asumsi yang

mendasari Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS), yaitu:

1) Asumsi Filosofis tentang Pendidikan

Pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual

semata, tetapi mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki

siswa. Pendidikan merupakan usaha mengembangkan manusia

menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial,

maupun moral. Pendidikan bertugas mengembangkan seluruh

potensi siswa.

2) Asumsi tentang Siswa Sebagai Subjek Pendidikan

Siswa diposisikan sebagai manusia yang sedang dalam tahap

perkembangan dengan karakteristik dan potensi yang unik,

heterogen, aktif, dinamis, dan memiliki motivasi untuk

memenuhi kebutuhannya. Asumsi ini memberikan gambaran

bahwa siswa adalah subjek yang memiliki potensi sehingga

proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa.

3) Asumsi tentang Guru

Guru bertanggung jawab menciptakan suasana yang

memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik, artinya guru

harud bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar siswa.

Filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer

pengetahuan (transfer of knowledge) kepada siswa, tetapi

bagaimana membantu siswa supaya dapat belajar (learn how to

learn). Proses pembelajaran yang baik adalah proes

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mencari, menemukan, dan memecahkan masalah secara

langsung dari pengalaman belajarnya. Pembelajaran seperti ini

lebih dikenala dengan pembelajaran berorientasi pada aktivitas

siswa (student centered).

4) Asumsi yang Berkaitan dengan Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai

suatu sistem, proses belajar akan terjadi apabila siswa

berinteraksi dengan lingkungan yang dirancang dan

dipersiapkan oleh guru, dan lebih efektif bila menggunakan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

12

metode, strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang

tepat dan berdaya guna.

d. Konsep dan Tujuan PBAS

Sanjaya (2006: 137) mengatakan bahwa PBAS dapat dipandang

sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang meneankan

aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

secara seimbang. Terdapat dua hal yang harus dipahami dari

konsep tersebut, yaitu :

1) Dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan

kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS

menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental,

termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Kesimpulannya

kadar PBAS tidak hanya bias dilihat dari aktivitas fisik saja, akan

tetapi juga aktivitas mental dan intelektual.

2) Dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil

belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan

intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan

(psikomotor). Artinya dalam PBAS pembentukan siswa secara

utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.

PBAS tidak menghendaki pembentuka siswa yang secara

intelektual cerdas tanpa diimbangi oleh sikap dan

keterampilan, tetapi juga bertujuan membentuk siswa yang

cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara

motorik terampil.

Secara khusus pendekatan PBAS bertujuan, pertama,

meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Artinya,

melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai

sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan

informasi itu untuk kehidupannya. Kedua, mengembangkan

seluruh potensi yang dimilikinya. Artinya, melalui PBAS diharapkan

tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkembang, tetapi

juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.

e. Peran Guru dalam Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas

Siswa

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

13

Menurut Rusman dalam Sanjaya (2006: 139) ada enam tugas

yang harus dilakukan guru dalam desain pembelajaran berorientasi

aktivitas siswa, yaitu:

1) Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang

harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai

2) Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa

3) Memberi informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus

dilakukan

4) Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang

memerlukannya

5) Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar,

membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan

pertanyaan-pertanyaan

6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan kegiatan

pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam PBAS siswa dituntut

harus aktif mengerjakan tugas-tugas, melakukan eksperimen dan

sebagainya. Aktivitas siswa dalam PBAS mulai dari merumuskan

tujuan pembelajaran, menyusun tugas-tugas yang harus dikerjakan

dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan bersama, sehingga denga

keterlibatan seperti ini akan lebih betranggung jawab terhadap

ketercapaian tujuan tersebut. Keterlibatan inilah yang

membedakan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (PBAS)

dari pendekatan pembelajaran lainnya.

f. Penerapan PBAS dalam Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2006: 141), pembelajaran berorientasi

aktivitas siswa dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan

pembelajaran, misalnya kegiatan mendengarkan, berdiskusi,

bermain peran, melakukan pengamatan, melakukan eksperimen,

membuat sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan

prktik melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dapat dikelompokkan

menjadi tiga aspek, diantaranya sebagai berikut:

1) Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan, keterlibatan siswa

meliputi:

i) Perumusan tujuan pembelajaran

ii) Penyusunan rancangan pembelajaran

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

14

iii) Memilih dan menentukan sumber belajar

iv) Menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang

akan digunakan

2) Kadar PBAS dilihat dari proses pembelajaran, keterlibatan siswa

meliputi:

i) Kegiatan fisik, mental, dan intelektual

ii) Kegiatan eksperimental

iii) Keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif

iv) Keterlibatan siswa untuk mencari dan memanfaatkan

sumber belajar yang ada

v) Adanya interaksi multiarah, yaitu interaksi siswa dengan

siswa, dan interaksi siswa dengan guru

3) Kadar PBAS dilihat dari proses evaluasi, keterlibatan siswa

meliputi:

i) Mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah

dilakukan

ii) Melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas yang

harus dikerjakannya baik secara terstruktur maupun tugas

mandiri yang diberikan guru

iii) Menyusun laporan hasil belajar baik secara tertulis maupun

lisan

Berdasarkan uraian di atas, maka secara lebih singkat

penerapan PBAS dalam pembelajaran matematika adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1

Sintak (Tahap Pembelajaran)

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap 1

1. Mengecek kehadiran

siswa

2. Menyampaikan tujuan

belajar

3. Guru memotivasi siswa

agar berantusias dalam

mengikuti proses

belajar mengajar.

4. Mengingat kembali

mengenai bangun-

Mengingat kembali

mengenai bangun-bangun

segiempat.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

15

bangun segiempat.

Tahap 2 Membagi siswa menjadi 5

kelompok (setiap kelompok

terdiri dari 5 anak)

Membentuk kelompok

sesuai dengan perintah dan

pilihan guru

Tahap 3 Memberikan tugas setiap

kelompok untuk membuat

bangun datar segiempat

(persegi, persegi panjang,

jajar genjang, belah

ketupat, layang-layang, dan

trapesium)

Membuat bangun datar

segiempat (persegi, persegi

panjang, jajar genjang,

belah ketupat, layang-

layang, dan trapesium)

sesuai perintah yang

diberikan oleh guru

Tahap 4 Membimbing dan

mengarahkan siswa untuk

berdiskusi tentang sisi,

sudut, dan diagonal bangun

datar segiempat (persegi,

persegi panjang, jajar

genjang, belah ketupat,

layang-layang, dan

trapesium)

Berdiskusi dengan teman

satu kelompok tentang

tentang sisi, sudut, dan

diagonal bangun datar

segiempat (persegi, persegi

panjang, jajar genjang,

belah ketupat, layang-

layang, dan trapesium)

Tahap 4 Membimbing dan

mengarahkan siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya di

depan kelas

Mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya di

depan kelas

Tahap 5 Bersama-sama dengan

siswa membahas hasil

presentasi

Bersama-sama dengan

guru membahas hasil

presentasi

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan PBAS

Menurut Sanjaya (2006: 143) keberhasilan penerapan PBAS

dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya sebagai berikut :

i) Guru, ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS

dipandang dari sudut guru, yaitu kemampuan guru, sikap

profesionalitas guru, latar belakang pendidikan guru, dan

pengalaman mengajar.

ii) Sarana belajar, keberhasilan implementasi PBAS juga dapat

dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar, yaitu meliputi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

16

ruang kelas dan setting tempat duduk siswa, media dan sumber

belajar, serta lingkungan belajar.

h. Mengaktifkan Siswa Melalui Pendekatan dan Model Pembelajaran

Silberman (1996) dalam bukunya yang berjudul Active Learning

mengemukakan banyak cara yang bias membuat siswa belajar

secara aktif yang disebutnya dengan perlengkapan belajar aktif.

Cara pelaksanaan hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai

metode, strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang

dapat menjadikan siswa aktif dalam belajar, diantaranya sebagai

berikut :

i) Strategi pembentukan tim

ii) Strategi penilaian sederhana

iii) Strategi pelibatan belajar langsung

iv) Belajar dalam satu kelas penuh

v) Menstimulasi diskusi kelas

vi) Pengajuan pertanyaan

vii) Belajar bersama

viii) Pengajaran sesame siswa

ix) Belajar secara mandiri

x) Belajar yang efektif

xi) Pengembangan keterampilan

xii) Penerapan model pembelajaran kooperatif (STAD, jigsaw,

investigasi kelompok, membuat pasangan, TGT, dan model

struktural)

xiii) Penerapan pembelajaran berbasis masalah

xiv) Penerapan pembelajaran kontekstual

xv) Penerapan pembelajaran berbasis komputer

xvi) Penerapan pembelajaran PAKEM dan PAIKEM

xvii) Penerapan model pembelajaran kolaboratif

i. Jenis Aktivitas Siswa

Menurut B. Diedrich dalam Komsiyah (2012: 79) aktivitas siswa

dalam belajar di sekolah terdapat 177 jenis. Jumlah yang banyak

itu oleh Diedrich kemudian dikelompokkan menjadi delapan,

diantaranya sebagai berikut :

i) Visual activities, sebagai contoh misalnya membaca,

memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi,

percobaan dan pekerjaan orang lain.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

17

ii) Oral activities, seperti menyatakan, bertanya, member saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

iii) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,

percakapan, diskusi, music, pidato/ceramah.

iv) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,

peta, diagram.

v) Motor activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat

konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

vi) Mental activities, sebagai contoh: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

vii) Emosinal activities, seperti menaruh minat, meras bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2001) hasil belajar adalah sebagai hasil yang

telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan

terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang

dilakukan. Sedangkan menurut Gagne dalam Suprijono (2009) hasil

belajar berupa :

1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan

spesifik.

2) Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

18

5) Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak objek

tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan

eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai.

Beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan pencapaian yang diukur melalui

alat evaluasi yang dinamakan tes. Penelitian ini mengacu pada

pendapat Sudjana (2002: 22) yang mengatakan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman-pengalaman belajarnya.

Menurut Bloom dalam Sudjana (2011) secara garis besar

membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, diantaranya yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan

sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau

reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik

berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni garakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,

dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Kesimpulan yang lebih singkat dapat dikatakan bahwa ranah

kognitif mencakup kegiatan mental (otak), ranah afektif berkaitan

dengan sikap dan nilai, serta ranah psikomotorik berhubungan

dengan aktivitas fisik. PBAS dapat dipandang sebagai suatu

pendekatan dalam pembelajaran yang meneankan aktivitas siswa

secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan

antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

Penelitian ini juga membutuhkan perpaduan ketiga aspek tersebut

secara seimbang, namun lebih mengacu pada penilaian hasil

belajar ranah psikomotorik, karena siswa dituntut untuk berperan

aktif dalam proses pembelajaran sehingga dibutuhkan aktivitas

fisik tentunya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

19

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003: 54-71) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu faktor

internal (faktor dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor

dari luar. Pertama faktor internal yang meliputi faktor jasmaniah

(kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan). Kedua,

faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga (cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor

masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul,

bentuk kehidupan masyarakat).

c. Ranah Hasil Belajar

Bloom dalam Sudjana (2011) secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah

psikomotorik, yakni garakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

B. Kajian yang Relevan

Suatu penelitian pada umumnya telah terdapat penelitian yang

sebelumnya sebagai dasar sebelum menjalankan penelitian. Beberapa

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut :

Widyasari (2009) yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran

Berorientasi Aktivitas Siswa untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Malang Tahun Ajaran

2008/2009” dengan hasil analisis penelitian diperoleh presentase hasil

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

20

pekerjaan setiap individu sebelum tindakan 66.67%, siklus 1 dengan

presentase 74.80% dan siklus 2 diperoleh persentase 81.94%, sedangkan

hasil kelompok pada siklus 1 persentase 74.80%, dan siklus 2 persentase

89.58%.

Postalina Rosida dan Titin Suprihatin (2011) yang berjudul “Pengaruh

Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa

Kelas 2 SMP” dengan hasil analisis penelitian diperoleh nilai t = 3.103 dan p =

0.003 (p < 0.01), hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok

eksperimen ditemukan peningkatan yang signifikan sedangkan pada

kelompok kontrol ditemukan hasil pretest dan posttest relatif sama.

Eni Rahayu, Alvi Rosyidi, dan Meti Indrowati (2011) yang berjudul

“Achievement of Biology Using Question Student Have Active Learning

Observed from Learning Activity of Student’s on IX IPA Grade of SMA Negeri

1 Sukoharjo” dengan hasil penelitian bahwa tidak terdapat interaksi antara

strategi pembelajaran dengan tingkat keaktifan belajar siswa terhadap hasil

belajar biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia, dapat dilihat

bahwa nilai signifikasi > 0,05.

Amiruddin Takda (2008) yang berjudul “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matakuliah Termodinamika untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA

FKIP UNHALU” dengan hasil penelitian bahwa perangkat pembelajaran

Matakuliah Termodinamika yang telah dikembangkan dan diterapkan dalam

proses pembelajaran memiliki keterbacaan yang efektif dalam

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas mahasiswa mengikuti perkuliahan

pada program studi pendidikan Fisika PMIPA FKIP Unhalu yang menuju

kepada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centre).

Farida Nurhasanah (2012) yang berjudul “Membangun Keaktifan

Mahasiswa pada Proses Pembelajaran Matakuliah Perencanaan dan

Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan

Konstruktivisme dalam Kegiatan Lesson Study” dengan hasil penelitian

bahwa prosentase keaktifan mahasiswa secara individu sebesar 29% dan

keaktifan mahasiswa dalam kelompok sebesar 44%, namun yang perlu

dicermati adalah munculnya mahasiswa-mahasiswa yang awalnya belum

terlihat aktif pada siklus pertama dan kedua, mulai aktif pada siklus ketiga.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini dibuat

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Pembelajaran Berorientasi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

21

Aktivitas Siswa (PBAS) yang diterapkan pada kelas VIIB SMP Kristen Satya

Wacana Salatiga terhadap hasil belajar matematika.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan dengan melihat penelitian yang sebelumnya serta

mengamati secara langsung kondisi awal siswa kelas VIIB SMP Kristen Satya

Wacana Salatiga. Proses pembelajaran yang terlihat guru lebih berperan

aktif (teacher centered) dibandingkan siswa sehingga rata-rata hasil belajar

matematika yang diperoleh cukup rendah, maka diperlukan suatu

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa, yaitu

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS).

Keistimewaan pembelajaran ini adalah siswa berperan aktif melalui

aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara langsung baik saat perencanaan,

proses pembelajaran, maupun saat evaluasi pembelajaran. Menggunakan

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) rata-rata hasil belajar

matematika yang diperoleh akan jauh lebih baik dibanding sebelumnya,

sebab melalui pembelajaran ini diharapkan siswa akan lebih mengerti dan

memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka berpikir dapat

diilustrasikan pada diagram berikut :

PBAS

Gambar 2.1

Guru berperan lebih dominan (teacher centered) dalam proses pembelajaran

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)

Hasil Belajar

Hasil Belajar

Nilai Awal Hasil Belajar

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3626/3/T1_202009050_BAB II.pdf · Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ... strategi-strategi

22

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Melalui Pembelajaran Berorientasi

Aktivitas Siswa (PBAS) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika Kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.”