BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

19
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Menurut Piaget, dalam belajar telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi. Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Proses adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan. Pertama proses menggabungkan atau mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia disebut dengan asimilasi. Kedua, mengubah stuktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan struktur pengetahuan baru, sehingga terjadi keseimbangan (equilibrium). Menurut Vygotsky (Esa Nur Wahyuni: 2008), belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Dari dua pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses manusia untuk mencari informasi dan meggabungkan informasi tersebut dengan informasi yang sudah ada melalui pengalaman yang dialaminya. 2.1.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan pada diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, suatu keberhasilan dan kegagalan merupakan suatu masalah yang selalu akan dihadapi oleh subjek belajar. Keberhasilan dan kegagalan ini sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Syah (2008) menyatakan, Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Menurut Piaget, dalam belajar telah

terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses

adaptasi. Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan

informasi yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah

disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Proses adaptasi adalah

proses yang berisi dua kegiatan. Pertama proses menggabungkan atau

mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia disebut dengan

asimilasi. Kedua, mengubah stuktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan

struktur pengetahuan baru, sehingga terjadi keseimbangan (equilibrium).

Menurut Vygotsky (Esa Nur Wahyuni: 2008), belajar adalah sebuah

proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan

proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial

sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan

sosial budaya.

Dari dua pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan

proses manusia untuk mencari informasi dan meggabungkan informasi

tersebut dengan informasi yang sudah ada melalui pengalaman yang

dialaminya.

2.1.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan

pada diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, suatu keberhasilan dan kegagalan

merupakan suatu masalah yang selalu akan dihadapi oleh subjek belajar.

Keberhasilan dan kegagalan ini sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Syah (2008)

menyatakan, Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

7

1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

di sekitar siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis

upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran

(hlm. 133).

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat diuraikan lebih lanjut sebagai

berikut:

1) Faktor Internal

a. Faktor Fisik

Faktor fisik adalah faktor yang berkenaan dengan keadaan fisik anak

yang pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar

siswa. Faktor fisik meliputi: usia, kesehatan tubuh, kelainan atau cacat

tubuh, kemalangan, panca indera, dan keadaan lain yang berhubungan

dengan fisik.

b. Faktor Psikologis

1. Minat

Minat adalah suatu rasa suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat berupa kekuatan

yang berasal dari dalam yang menyebabkan seseorang menaruh

perubahan pada objek tertentu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui

pernyataan yang dapat menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu

hal dari pada yang lainnya, dapat pula ditunjukkan dengan partisipasi

dalam suatu aktivitas, maka minat dapat mendorong siswa untuk belajar

lebih giat sehingga prestasi yang dicapai siswa akan meningkat.

2. Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses

dan hasil belajar siswa, karena apabila seseorang belajar pada bidang

yang sesuai bakatnya akan memperbesar kemungkinan berhasilnya

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

8

usaha itu. Hasil belajar yang dicapai bisa lebih tinggi jika bahan yang

dipakai sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh siswa karena siswa

merasa senang dan lebih giat dalam belajar.

2. Motivasi

Motivasi adalah keadaan seseorang dimana pribadi seseorang yang

mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas. Jadi motivasi belajar

adalah kondisi psikologis yang mendorong individu untuk belajar,

peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa

senang dan semangat untuk belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar

seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Dengan motivasi

yang kuat, seseorang akan berusaha untuk mengatasi masalah yang

dihadapinya.

3. Konsentrasi

Dalam proses belajar konsentrasi sangat diperlukan, sehingga

segala informasi yang disampaikan sepenuhnya dapat dipahami.

Seorang siswa belajar, tetapi perhatiannya tidak dikonsentrasikan pada

hal yang dipelajari, maka hasilnya dapat berkurang.

4. Kepercayaan Diri Sendiri

Kepercayaan diri yang dimiliki akan mampu mendorong semangat

dalam mengikuti proses belajar. Kepercayaan bahwa dirinya memiliki

kemampuan yang sama dengan temannya, akan mampu meningkatkan

pencapaian hasil belajar sehingga prestasi belajar meningkat pula.

5. Intelegensi atau Tingkat Kecerdasan

Intelegensi atau tingkat kecerdasan besar pengaruhnya terhadap

kemajuan proses belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang

mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari

pada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa

yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil

dalam belajarnya, hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang

sangat kompleks dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Siswa yang mempunyai kondisi intelegensi normal akan dapat berhasil

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

9

dalam belajarnya jika kondisi yang diciptakan mendukung proses

belajar dengan baik.

6.Ingatan

Seseorang apabila mempunyai daya ingat yang baik dapat dengan

mudah mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan dialami dengan

baik pula, sedangkan seseorang yang mempunyai daya ingat yang

buruk akan mudah melupakan sesuatu yang telah dipelajari dan

dialami.

2) Faktor Eksternal

a. Faktor Sosial

1) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga, terdiri dari orang tua, kakak, adik, dan

kerabat keluarga. Cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga dapat

memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan

hasil belajar yang dicapai siswa.

2) Lingkungan Sekolah

Lingkugan sekolah, berupa hubungan antar teman, kemampuan

profesional guru mengajar, suasana kelas dan kondisi sekolah dapat

mempengaruhi semangat belajar siswa, sikap guru dalam memberi

bimbingan yang baik dalam belajar akan memotivasi siswa dalam

belajar.

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat meliputi masyarakat dan teman bergaul

akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Belajar kelompok di

masyarakat akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Faktor Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial antara lain gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

10

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-

faktor ini turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat diartikan sebagai cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran materi tertentu. Pendekatan belajar juga berpengaruh

terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.

2.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena

belajar merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa.

Perubahan yang dimaksud adalah pengetahuan dan kecakapan baru maupun

penyempurnaan dari hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil dari

kegiatan belajar sering disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan

kemampuan yang telah dicapai siswa selama mengikuti proses belajar

mengajar.

Winkel (dalam Purwanto:2011) berpendapat bahwa hasil belajar

adalah merupakan salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau

keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot

atau nilai yang berhasil diraihnya.

Abdurrahman (2003:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh siswa setelah mereka melalui kegiatan

pembelajaran. Kingsley (dalam Sudjana, 2010:22) membagi 3 macam hasil

belajar, yaitu:(1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan

pengertian, (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing dapat diisi dengan

bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Sedangkan menurut Gagne

membagi lima katagori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan

intelektual, stategi kognitif, sikap , dan keterampilan mororis. Hasil belajar

yang diperoleh siswa merupakan sebab akibat dari proses belajar yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

11

dilakukan siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang

dicapai siswa (Sudjana, 2010:3).

Dari pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan atau keberhasilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran sesuai dengan nilai yang telah diraih.

2.3 Pengertian Pembelajaran IPA

IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berawal dari fenomena

alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan

fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan

ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan

menggunakan metode ilmiah.

Definisi di atas dapat diartikan bahwa IPA merupakan cabang

pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data,

dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat

kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data

terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA

merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa

fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu

rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

2.3.1 Karakteristik IPA

Disiplin ilmu IPA memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya.

Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri

khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah

merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan

antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis

serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari

kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93). Ciri-

ciri khusus tersebut dipaparkan sebagai berikut :

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

12

1) IPA mempunyai nilai ilmiah

artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang

dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang

dilakukan terdahulu oleh penemunya.

2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam.

3) IPA merupakan pengetahuan teoritis

Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus,

yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,

penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya

kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain

4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan

Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu

hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk

eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).

5) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap

Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses

merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,

perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian

hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan.

2.4 Pengertian media belajar

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Wilkinson dalam (Ahsa, 2012)

mengartikan “media sebagai alat dan bahan selain buku teks yang dapat

dipergunakan untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar

mengajar”, sedangkan Gagne (dalam Ahsa, 2012) juga mengemukakan bahwa

“media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar”.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

13

Dari kedua pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa media

belajar adalah alat yang digunakan oleh guru selain buku teks dalam

menyampaikan materi pembelajaran yang dapat merangsang kreatifitas dan

motivasi siswa dalam belajar.

Dalam upaya untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu untuk

mengajar menurut Edgar Dale (Azhar Arsyad, 2011 : 10-12) salah satu

gambaran yang dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media

dalam pembelajaran. Edgar Dale (Azhar Arsyad, 2011) membuat klasifikasi

sesuai tahapan belajar anak dari tingkat yang konkret sampai ke yang abstrak.

Gambar 2.1

Kerucut pengalaman menurut Edgar Dale

Dari klasifikasi yang disampaikan oleh Edgar Dale (Azhar

Arsyad,2011)dikenal dengan sebutan„kerucut pengalaman‟ yang kemudian

dijadikan pedoman dalam menentukan alat bantu yang sesuai untuk

pengalaman belajar anak.

Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan

beberapa hal sebagai berikut ini:

1. Sebagai sarana bantu dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang

lebih efektif.

2. Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan

komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang

diharapkan.

3. Mempercepat proses belajar.

4. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

5. Mengkongkritkan yang abstrak

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

14

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di

pahami oleh siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan

pengajaran dengan baik

c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata lisan dari guru, siswa tidak bosan, dan

guru tidak kehabisan tenaga.

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga ada aktivitas lain

yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan

lain-lainya.

2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran Powerpoint

I Nyoman Sudana Degeng (1993) menyatakan bahwa media Powerpoint

merupakan salah satu media yang dibuat secara khusu untuk mampau

menampilka program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,

mudah dalam penggunaan dan relatih murah karena tidak membutuhkan alat

lain selain alat untuk menyimpan data. Powerpoint juga merupakan salah satu

media untuk menyampaikan presentasi.

Prosedur pembuatan media power point adalah:

a. Identifikasi program, hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaian antara

program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar

belakang kemampuan, usia dan jenjang pendidikan. Dalam hal ini

diperlu jugauntuk mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung

seperti gambar, animasi, video, dll.

b. Mengumpulkan bahan pendukung yang sesuai dengan kebutuhan

materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan

bahan yang diperlukan dapat dilakukan dengan cara mencari melalui

internet (browsing), selain itu dapat menggunakan bahan yang sudah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

15

ada, jika diperlukan untuk memproduksi sendiri, misalnya untuk

kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan

gambar melalui scanning image. Berkaitan dengan penyampaian

materi dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan

utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk

powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek atau pokok-

pokok bahasan.

c. Setelah semua bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum,

selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai.

Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk

Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).

d. Setelah program selesai dibuat, tidak dapat langsung digunakan

sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak,

dan kebenaran konsep, selanjutnya jika masih ada yang kurang

dilakukan perbaikan dan powerpoint siap digunakan.

Menurut Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) tips

dalam membuat media menggunakan powerpoint yang menarik yaitu :

a. Gunakan background yang sederhana, kontras dan konsisten, serta

hindari background yang rumit karena dapat mengganggu sehingga

dapat mengurangi konsentrasi.

b. Gunakan huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial,

verdana, Tahoma dan trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan

bersambung karena sulit untuk dipahami sehinggga tujuan presentasi

tidak dapat tercapai.

c. Visualisasikan pesan Anda, jangan gunakan tulisan hal ini dapat

membuat presentasi yang disampaikan kurang menarik karena peserta

sudah membaca materi pada slide.

d. Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi

dan suara agar materi yang disampaikan lebih menarik, tapi jangan

berlebihan karena dapat menyebabkan perhatian peserta tertuju pada

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

16

animasi yang ada dan kurang memperhatikan materi yang

disampaikan.

e. Buatlah background atau template sendiri untuk meningkatkan daya

tarik presentasi dan memperjelas pesan yang disampaikan.

f. Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, sebaiknya teks

yang digunakan dengan intensitas yang gelap, demikian sebaliknya

agar peserta dapat membaca teks dengan jelas.

g. Gunakanlah warna yang menarik untuk memperindah tampilan

sekaligus memberikan fokus pada penyajian. Tapi jangan terlalu

banyak karena akan terkesan ramai dan mengganggu sajian materi.

h. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi agar tampilan menjadi

lebih menarik perhatian

i. Hindari kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide karena tidak

semua warna yang dikombinasikan dapat memberikan efek warna

yang baik.

j. Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti

arial, Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif

karena hal ini dapat mengakibatkan teks sulit dibaca.

k. Besar huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul

l. Maksimal 6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide

m. Gunakan kata-kata yang powerful

2.4.2 Kelebihan dan kelemahan Power Point

a) Kelebihan

1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf Dan

animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2) Dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan

animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat

3) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentangbahan ajaryang tersaji.

4) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

17

5) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar

yangsedangdisajikan.

6) Dapat diperbaiki dan diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat

dipakai secara berulang-ulang

7) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD /

Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

b) Kekurangan

1) Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.

2) Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para

pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan

3) Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka

kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan

melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut.

4) Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk

mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak

hambatan.

2.5 Model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir pembelajran yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.

Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta

didik.

Model pembelajaran STAD adalah pembelajaran yang melibatkan adanya

sebuah kompetisi yang terjadi antar kelompok. Siswa dibagi kedalam

kelompok yang heterogen. Siswa diberi materi untuk dipelajari bersama dalam

kelompok. Siswa yang lebih memahami materi dapat mengajari teman yang

belum mengerti. Setelah semua memahami materi kemudian siswa diuji secara

individu melalui kuis. Dari kuis ini dapat diketahui seberapa besar pemahaman

siswa dalam mempelajari materi di dalam kelompok dengan nilai atau skor

yang diperoleh. Jadi, setiap anggota kelompok harus berusaha untuk

memperoleh nilai maksimal agar mendapatkan skor yang tinggi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

18

Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen

beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerja sama,

berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang

diberikan (Budi Wahyono, 2012). Menurut Pradyo Wijayanti (2002) STAD

merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan pendekatan yang baik untuk guru yang baru

memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas (Budi

Wahyono, 2012).

Menurut Slavin ( 2005 ) STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu

presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor perkembangan individu, dan

rekognisi tim”. STAD dibagi menjadi beberapa kegiatan pengajaran, yaitu

sebagai berikut:

1. Presentasi kelas

Tujuan pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai

dengan yang direncanaan. Setiap awal dalam model pembelajaran

kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian ini

mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari

keseluruhan pelajaran.

2.Tim

Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru

dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.

Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih

keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan

teman satu kelompok. Guru mengamati kegiatan pembelajaran secara

seksama, memperjelas perintah, mereview konsep, atau menjawab

pertanyaan.

3.Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Tujuannya untuk menunjukkan apa

saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

19

digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam

nilai kelompok.

4. Skor Kemajuan Individu

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan

kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka

bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada

sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal

kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat

melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa

diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa

selanjutnya akan mengumpulan poin untuk tim mereka berdasrakan

tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal

mereka.

5. Rekognisi tim

Langkah awal adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan

individu. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata

nilai perkembangan individu.

2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan STAD

Menurut Purwanti Kartika Yuni ( dalam Kokom Komalasari:2010) suatu

strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Model

pembelajaran STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai

berikut: (1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung

tinggi norma-norma kelompok, (2) Siswa aktif membantu dan memotivasi

semangat untuk berhasil bersama, (3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya

untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, dan (4) Interaksi antar

siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga

memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut: (1)

Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai

target kurikulum, (2) Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembagian

kelompok sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

20

pembelajaran kooperatif, (3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga

tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif, dan (4) Menuntut

sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

2.6 Langkah - langkah penerapan metode Student Teams Achievement Divisions

(STAD)dengan media powerpoint

Tahap Kegiatan

Awal 1. Guru membuka pelajaran

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

dalam pembelajaran

4. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembalajaran yang akan

dilakukan

Inti 1. Siswa dibentuk ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5

orang secara heterogen baik kemampuan, jenis kelamin dan

lain-lain.(pembagian tim)

2. Guru menampilkan materi dalam bentuk slide (presentasi

kelas penyampaian materi oleh guru)

3. Siswa mendengarkan guru dalam menyajikan pelajaran.

4. Siswa dengan panduan guru saling membantu mempelajari

materi kepada teman dalam kelompok, siswa yang sudah

memahami materi membantu teman yang lain. (kerjasama

tim)

5. Guru membagi lembar kegiatan siswa

6. Guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan

siswa.

7. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan latihan soal dari

materi yang telah dipelajari.

8. Guru menjawab pertanyaan dari kelompok siswa yang kurang

memahami materi

9. Guru membagikan soal untuk kuis dari materi yang telah

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

21

dipelajari. (pelaksanaan kuis )

10. Guru menjelaskan petunjuk pengerjaan kuis kepada siswa,

dalam mengerjakan kuis siswa tidak diperkenankan saling

membantu.

11. Siswa bersama guru membahas kuis. (untuk memberikan skor

kemajuan individu)

12. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hasil kuis

siswa

Akhir 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memperoleh nilai tertinggi (Rekognisi tim)

2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi

yang telah dipelajari

3. Siswa bersama guru melakukan refleksi apakah kegiatan

pembelajarannya menyenangkan atau tidak, dan

menyampaiakan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya..

4. Guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi

yang sudah dijelaskan.

5. Guru memberikan latihan soal sebagai tindak lanjut siswa,

dalam kegiatan ini guru membagikan soal pilihan ganda untuk

dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat

pemahaman.

6. Guru menutup kegiatan pembelajaran

2.7 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan Penelitian Apriyanto Riyadi Nugroho (2013) Penggunaan

metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan penelitian

tindakan kelas ini sudah teruji dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang

energi siswa kelas IV SDN Candiwulan, Kecamatan Adimulyo tahun ajaran

2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya indikator kinerja

penelitian yaitu jumlah siswa yang tuntas mencapai 85%. Selain itu, pada

siklus I rata-rata mencapai 75,26, siklus II 80,40 dan pada siklus III kembali

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

22

meningkat menjadi 83,26. Sedangkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus I

dan II mencapai 96,55% dan siklus III mencapai 100%.

Berdasarkan Penelitian Kartika Yuni Purwanti tahun 2013 dalam

skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) Berbantuan VCD Pembelajaran Siswa

Kelas 5 SD Negeri Lanjan 01 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 terbukti bahwa hasil belajar IPA

meningkat setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbantuan VCD pembelajaran. Peningkatan dapat terlihat dari nilai rata-rata

kelas dan yang pasti yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM

yaitu ≥ 70 atau dapat di lihat dari indikator ketuntasan yaitu sebesar ≥ 85%.

2.8 Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka dan hasil

penelitian yang relevan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah

proses pembelajaran yang dilaksanakan. Proses pembelajaran yang terjadi di

kelas V SD Negeri 01 Bojonegoro khususnya mata pelajaran IPA dapat

dikatakan masih belum optimal. Ditinjau dari segi guru, guru masih merasa

kesulitan untuk memilih model dan menggunakan media pembelajaran yang

tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran IPA. Dari segi siswanya, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa

terlihat kurang antusias pada saat pelajaran IPA berlangsung, siswa kurang

memperhatikan dan kurang maksimal menggunakan kesempatan belajar yang

ada. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran juga masih

sangat terbatas. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa yang

ditunjukkan dengan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata

pelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Bojonegoro masih kurang maksimal.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

23

STAD. Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Saat ini terdapat banyak model

pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan diajar guru.

Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang digunakan oleh guru

dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa. Hal ini sangat penting

karena dengan media diharapkan siswa dapat mempelajari materi yang

diajarkan oleh guru. Saat ini banyak perkembangan yang terjadi berkaitan

dengan media pembelajaran mulai dari yang paling sederhana sampai yang

paling modern. Dibutuhkan guru yang mampu menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi sebagai upaya untuk meningkatnya pemahaman guru tentang

materi yang diajarkan.

Model pembelajaran STAD dengan media pembelajaran powerpoint

belum digunakan untuk mengajar siswa kelas V di SD Negeri 01 Bojonegoro,

khususnya pada mata pelajaran IPA. Dengan penggunaan model dan media

pembelajaran ini siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti proses

pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami materi yang sulit. Dengan

menggunakan model pembelajaran STAD oleh guru pada kegiatan

pembelajaran mata pelajaran IPA ini, tentunya hasil belajar siswa dapat

mengalami peningkatan. Kerangka berpikir tersebut apabila digambarkan

adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8012/2/T1_292010225_BAB II.pdf · Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam ...

24

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil

penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

”Penggunaan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions

(STAD) mengunakan media pembelajaran audio visual powerpoint diduga

dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01

Bojonegoro tahun ajaran 2013/2014”

Guru masih

menggunakan

ceramah dalam proses

pembelajaran dan

belum menggunakan

media yang sesuai

Kondisi Awal Hasil belajar IPA

mencapai KKM ≥65

dengan jumlah 30%

dari jumlah siswa kelas

V yaitu 24 siswa

Tindakan Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan dengan menerapakan

model pembelajaran STAD dengan media pembelajaran

powerpoint. Dengan model pembelajaran STAD siswa selain

mendapat penjelasan dari guru, siwa juga mendapat penjelasan

dari teman kelompoknya dengan bahasa yang sederhana

sehingga mudah mereka pahami. Selain itu dengan media

powerpoint yang digunakan dalam menyampaikan materi dapat

menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran . dengan

demikian hasil belajar siswa dapat meningkat.

Kondisi

Akhir

Hasil belajar IPA siswa di atas KKM ≥ 65 dengan jumlah

90% dari jumlah siswa kelas V yaitu 24 siswa