BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf ·...

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Frederica (2008) meneliti Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Daerah Istimewa Yogyakarta kecuali Gunung Kidul dan Kulon Progo). Dalam penelitian ini, dilakukan penyebaran kuesioner sebanyak 178 kuesioner. Obyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan telah memiliki NPWP yang berada di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman. Setelah melakukan pengujian dan analisis data hasil menunjukkan bahwa pemberian informasi, pelayanan fiskus, pemeriksaan, peranan hukum, dan perlakuan adil berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Winerungan (2013) meneliti tentang Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kpp Manado Dan Kpp Bitung. Sampel yang digunakan sebanyak 50 responden dari populasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Manado dan di Bitung. Tidak semua jumlah tersebut menjadi objek penelitian guna efisiensi waktu dan biaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Metode pengumpulan data primer yang dipakai yaitu metode survei dengan menggunakan kuisioner. Data dianalisa menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil analisis yang dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP Manado dan KPP Bitung yaitu variabel sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus, dan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Frederica (2008) meneliti Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Daerah Istimewa Yogyakarta

kecuali Gunung Kidul dan Kulon Progo). Dalam penelitian ini, dilakukan penyebaran

kuesioner sebanyak 178 kuesioner. Obyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak

orang pribadi yang memiliki usaha dan telah memiliki NPWP yang berada di wilayah

Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman. Setelah melakukan

pengujian dan analisis data hasil menunjukkan bahwa pemberian informasi,

pelayanan fiskus, pemeriksaan, peranan hukum, dan perlakuan adil berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Winerungan (2013) meneliti tentang Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus

Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kpp Manado Dan Kpp Bitung.

Sampel yang digunakan sebanyak 50 responden dari populasi Wajib Pajak Orang

Pribadi yang terdaftar di Manado dan di Bitung. Tidak semua jumlah tersebut

menjadi objek penelitian guna efisiensi waktu dan biaya. Pengambilan sampel

dilakukan dengan metode simple random sampling. Metode pengumpulan data

primer yang dipakai yaitu metode survei dengan menggunakan kuisioner. Data

dianalisa menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil

analisis yang dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP

Manado dan KPP Bitung yaitu variabel sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus, dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

7

sanksi perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.

Fuadi (2013) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak,

Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

UMKM. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden yang terdaftar di

Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur. Sebanyak 45 kuesioner kembali dengan

keadaan yang lengkap dan dapat diolah. Dengan menggunakan teknik regresi

berganda, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan sanksi

perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Semakin

baik kualitas pelayanan petugas pajak dan semakin berat sanksi perpajakan yang

dikenakan pada Wajib Pajak UMKM maka akan meningkatkan kepatuhan Wajib

Pajak UMKM. Di samping itu, biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap

kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Semakin besar biaya kepatuhan pajak maka

kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan menurun.

Jotopurnomo (2013) meneliti tentang Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Data diperoleh dari 100

responden yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Sawahan

Surabaya. Dengan menggunakan teknik regresi linear berganda, hasil penelitian

menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi

perpajakan, dan lingkungan Wajib Pajak berada berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

8

Mustofa (2016) meneliti tentang Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,

Tarif Pajak dan Asas Keadilan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Wajib

Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Berada Di Wilayah Kerja Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Batu Setelah Diberlakukannya Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Tahun 2013). Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen

(pemahaman peraturan perpajakan, tarif pajak dan asas keadilan) dan 1 variabel bebas

(kepatuhan wajib pajak). Penelitian di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Batu. Jenis penelitian adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi sebesar 2107 wajib pajak menggunakan rumus slovin sehingga

mendapatkan jumlah 95 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan

cluster random sampling. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil

penelitian menemukan bahwa variabel pemahaman peraturan perpajakan dan asas

keadilan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak,

sedangkan tarif pajak berpengaruh tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Hasil penelitian secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Prawagis (2016) meneliti tentang Pengaruh Pemahaman Atas Mekanisme

Pembayaran Pajak, Persepsi Tarif Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak UMKM (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Batu).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatori dengan pendekatan

kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental

sampling dengan sampel sebanyak 98 responden. Teknik analisis data yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

9

digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda dengan

bantuan software statistik SPSS versi 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa pemahaman atas mekanisme pembayaran pajak, persepsi tarif pajak dan sanksi

pajak berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial.

Situmorang (2016) meneliti tentang Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan

Penerapan E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Umkm Yang

Terdaftar Di Kpp Pratama Candisari Semarang). Sampel dalam penelitian ini adalah

95 responden dengan Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan

Cluster sampling atau disebut juga area sampling. Namun dikarenakan keterbatasan

dalam penelitian, teknik sampling yang digunakan ialah convenience sampling.

Analisa data menggunakan berbagai uji yaitu kategorisasi, uji validitas, uji

reliabilitas, koefisien korelasi, koefisien determinasi, regresi linear sederhana, regresi

linear berganda, tabulasi silang, uji t dan uji F. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan

menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Koefisien regresi variabel kesadaran wajib pajak menunjukkan bahwa

kesadaran wajib pajak memiliki hubungan positif terhadap kepatuhan wajib pajak dan

Variabel penerapan e-filing berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Tambun (2016) meneliti tentang Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan

Penerapan E-System Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi

Resiko Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Kepada Wajib Pajak Di

Komplek Perumahan Sunter Agung Jakarta Utara). Jumlah populasi responden yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

10

diteliti adalah 66 sampel dari 78 populasi.Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode probability sampling dengan

menggunkan teknik simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan

dengan statistik deskriptif, uji kelayakan data dengan menggunakan uji validitas dan

uji reliabilitas dan pengujian hipotesis dengan menggunakan partial least square

version 3.0. Berdasarkan hasil uji statistik : kesadaran wajib pajak berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, penerapan e-

system berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak,

preferensi resiko tidak berpengaruh signifikan atas kesadaran wajib pajak dan

penerapan e- system terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

Rahayu (2017) meneliti tentang Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan

Sanksi Pajak, Dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini

menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35

kuesioner pilot test kepada wajib pajak orang pribadi di Kabupaten Bantul.

Penyebaran berlangsung pada tanggal 4 s/d 10 Januari 2017. Setelah mendapatkan

hasil dari pilot test, dilakukan olah data dengan SPSS 16. Pada uji validitas dan uji

reliabilitas. Variabel pengetahuan perpajakan berpengaruh positif pada kepatuhan

wajib pajak. Variabel ketegasan sanksi pajak juga memberikan pengaruh positif. Tax

amnesty juga berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Mahfud (2017) meneliti tentang Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,

Kesadaran Membayar Pajak Dan Kualitas Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Badan (Studi Empiris Pada Koperasi Dikota Banda Aceh). Sampel yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

11

dijadikan dalam penelitian ini sebanyak 161 koperasi yang ada di Kota Banda Aceh.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner ke responden penelitian. Metode yang digunakan adalah analisis regresi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman peraturan perpajakan, kesadaran

membayar pajak dan kualitas pelayanan perpajakan secara simultan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan perpajakan tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Ayu (2017) meneliti tentang Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan ,

dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak yaitu Populasi penelitian ini

adalah wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan yang

terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surabaya Tegalsari. Sampel

ditentukan dengan metode accidental sampling, yaitu pengumpulan informasi dari

wajib pajak yang kebetulan ditemui peneliti. Sampel yang didapatkan sebanyak 88

responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan

menggunakan skala likert 1 sampai 5. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linier berganda menggunakan program SPSS for

Windows. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada

pengaruh positif tax amnesty dan pengetahuan perpajakan. Sedangkan pelayanan

fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

12

Dengan adanya penelitian terdahulu diatas yang menunjukkan hasil penelitian

berbeda- beda membuat peneliti tertarik untuk menguji kembali pengaruh informasi,

layaan fiskus, sanksi, keadilan, kesadaran dan pemahaman WP terhadap kepatuhan wajib

pajak. Ketertarikan peneliti menguji kembali karena banyak isu – isu yang terjadi di

Indonesia mengenai kepatuhan wajib pajak yang sampai sekarang masih di

permasalahkan.

2.2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2.1 Teori Atribusi

Atribusi merupakan salah satu proses pembentukan kesan. Atribusi mengacu

pada bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri.

Teori atribusi yang diperkenalkan oleh Weiner (1980) menyatakan bahwa teori

atribusi adalah teori kontemporer yang paling berpengaruh dengan implikasi untuk

motivasi akademik. Pada dasarnya teori atribusi (Robbins, 2008) menyatakan bahwa

bila individu-individu mengamati perilaku seseorang, mereka mencoba untuk

menentukan apakah perilaku itu ditimbulkan secara internal atau eksternal (Primasari,

2016). Atribusi sebagai penjelasan perilaku merujuk pada penyebab perilaku yang

terjadi.

Teori atribusi adalah teori kepatuhan Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib

Pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk

membuat penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh kondisi internal

maupun eksternal orang tersebut. Perilaku kepatuhan wajib pajak sesuai dengan teori

atribusi dapat ditentukan dari kekuatan internal berupa pemahaman akan peraturan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

13

perpajakan yang ada di Indonesia dan kekuatan eksternal yang dapat dilihat dari

kualitas pelayanan pajak yang diberikan oleh pegawai pajak dalam melayani wajib

pajak. Perilaku yang disebabkan secara internal merupakan perilaku yang diyakini

berada di bawah kendali pribadi seorang individu. Perilaku yang disebabkan secara

eksternal merupakan perilaku yang dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar,

yaitu individu tersebut dianggap telah dipaksa berperilaku demikian oleh situasi.

2.2.2 Pengertian dan Fungsi Pajak

Pajak menurut Soemitro (2011:1) adalah iuran rakyak kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum. Kesimpulannya pajak adalah iuran dari rakyat kepada

negara yang mempunyai sifat memaksa berdasar undang-undang dan digunakan

untuk kepentingan pembangunan negara.

Ada dua fungsi pajak menurut Mardiasmo (2016:4) yaitu : 1. “Fungsi anggaran

(budgetair) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya. Fungsi Regularend juga disebut sebagai fungsi

tambahan karena fungsi ini hanya sebagai tambahan atas fungsi utama pajak. 2.

Fungsi mengatur (cregulerend) sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Sedangkan menurut Sari (2013:38) fungsi pajak ada dua yaitu fungsi penerimaan

dan fungsi mengatur. Fungsi penerimaan yaitu pertama sebagai alat (sumber) untuk

memasukkan uang sebanyak - banyaknya dalam kas negara dengan tujuan membiayai

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

14

pengeluaran negara yaitu pengeluaran rutin dan pembangunan. Sebagai sumber

pendapatan Negara pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran

negara. Kedua fungsi mengatur yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di

bidang keuangan (umpamanya bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan

keamanan) misalkan : megadakan perubahan tarif, memberikan pengecualian–

pengecualian, keringana–keringanan atau sebaliknya pemberatan–pemberatan yang

khusus ditujukan kan masalah tertentu.

2.2.3 Pengertian WP

Dalam Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 2 disebutkan pengertian Wajib Pajak yaitu: Wajib

Pajak merupakan orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban.,

meliputi pembayar pajak, pemungut pajak, pemotong pajak, yang diatur dalam

perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak bukan hanya bagi orang yang sudah

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) saja, namun juga bagi yang sudah

memenuhi persyaratan sebagai wajib pajak meskipun belum memiliki NPWP. Wajib

pajak dibedakan menjadi dua yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan.

(Siat, 2013)

2.2.4 Kewajiban Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2016:59) kewajiban wajib pajak sebaai berikut :

1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP

2. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

15

3. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke kantor

pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan.

4. Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan

5. Jika diperiksa wajib :

a) Memperlihatkan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang

menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan

yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek

yang terutang.

b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.

6. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatata, atau dokumen serta

keterangan yang diminta, Wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban merahasiakan,

maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan

pemeriksaan.

2.2.5 Kepatuhan Wajib Pajak

Definisi patuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online Edisi IV tahun

2008 adalah suka menurut (perintah); taat (kepada perintah, aturan); berdisiplin.

Sedangkan kepatuhan memiliki definisi sifat patuh, ketaatan.

Gunadi (2013:94) pengertian wajib pajak adalah wajib pajak mempunyai

ketersediaan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dengan aturan yang berlaku

tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman

dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

16

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.544 dinyatakan bahwa kepatuhan

perpajakan adalah tindakan WP dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan

perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Jadi kesimpulan kepatuhan WP adalah

sikap taat, disiplin, dan patuh yang dilakukan individu atau kelompok terhadap

perundang-undangan perpajakan dalam hal pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan

menimbulkan upaya menghindarkan pajak yang mengakibatkan berkurangnya

penyetoran dana pajak ke kas negara. Jadi semakin tinggi tingkat kebenaran

menghitung dan memperhitungkan. ketepatan menyetor, serta mengisi dan

memasukkan surat pemberitahuan wajib pajak, maka diharapkan semakin tinggi

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban

pajaknya. (Rahayu, 2017)

2.2.6 Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

1. Informasi

Beberapa masyarakat yang kurang mengetahui tentang pajak dapat menjadi

salah satu kendala patuhnya WP dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Ketidaktahuan ini membuat WP tidak tahu mengenai prosedur-prosedur yang harus

dijalankan sehingga pelaksanaan perpajakan tidak berjalan sebagaimana yang

diharapkan pemerintah. Pengetahuan dan pemahaman yang kurang tentang pajak

mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Masyarakat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

17

kurang tertarik akan membayar pajak karena tidak adanya insentif atau timbal balik

secara langsung dari negara untuk mereka. (Ilhamsyah, dkk, 2016)

Pemberian informasi ini dapat dilakukan melalui penyuluhan. Dengan

mengadakan penyuluhan ini, WP yang kurangnya pengetahuan tentang pajak akan

dapat mengerti dan memahami untuk melaksanakan kewajibannya sebagai WP yang

patuh. Penyuluhan di sini bertujuan agar para wajib pajak lebih memahami akan

kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan wajib pajak meningkat yang dapat

meningkatkan penerimaan perpajakan. (Sari, 2008)

2. Layanan Fiskus

Layanan dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan hal pemberian kepuasaan

terhadap pelanggan, pelayanan dengan mutu yang baik dapat memberikan

kepuasaan yang baik pula bagi pelanggannya. Llayanan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pelayanan yang baik dari pemerintah. Layanan fiskus dapat

diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan

segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yaitu wajib pajak. Petugas pajak

memberikan mutu pelayanan terbaik sangat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi, pengetahuan,

pengalaman dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak, dan perundang–

undangan perpajakan.

Kepuasan wajib pajak dalam pelayanan yang diberikan fiskus dapat memberikan

respon positif berupa kepatuhan wajib pajak salam pembayaran pajak. Jika wajib

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

18

pajak mendapatkan pelayanan yang sesuai harapan mereka maka bisa dikatakan

kualitas pelayanan fiskus tersebut disebut baik, dan sebaliknya seperti itu jika

pelayanan yang didapatkan wajib pajak tidak sesuai harapan mereka bias dikatakan

kualitas pelayanan fiskus disebut buruk. Oleh karena itu pelayanan fiskus kepada

wajib pajak sangat penting karena jika pelayanannya puas membuat wajib pajak

cenderung patuh dalam melakukan kewajiban perpajakannya.

3. Sanksi

Dalam perpajakan peranan hukum sangat penting. Dengan kata lain, sanksi

perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma. Oleh

karena itu bagi wajib pajak sangat penting memahami sanksi-sanksi pajak untuk

mengetahui konsekuensi hukum yang sudah dilakukan dan tidak dilakukan. Sanksi

perpajakan ada dua yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Menurut Sari

(2013:270-272) menyebutkan Sanksi perpajakan ada dua yaitu sanksi administrasi

dan sanksi pidana sebagai berikut :

Sanksi Administrasi Merupakan pembayaran kerugian pada negara,

khususnya yang berupa bunga dan kanaikan. Menurut ketentuan dalam

Undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi administrasi, yaitu :

a) Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang

berkaitan dengan kewajiban pelaporan.

b) Bunga adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang

berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

19

c) Kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang

harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur

dalam ketentuan material.

Sanksi Pidana Merupakan siksaan dan penderitaan, menurut ketentuan

dalam Undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi pidana :

a) Denda pidana Berbeda dengan sanksi berupa denda administrasi yang hanya

diancam/dikenakan kepada Wajib Pajak yang melanggar ketentuan peraturan

perpajakan, sanksi denda pidana selain dikenakan kepada Wajib Pajak

b) Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat

pelanggaran. Dapat ditujukan kepada Wajib Pajak, dan pihak ketiga. Karena

pidana kurungan diancamkan dengan denda pidana, maka masalahnya hanya

ketentuan mengenai denda pidana sekian itu diganti dengan pidana kurungan

selama-lamanya sekian.

c) Pidana penjara seperti halnya pidana kurungan, merupakan hukuman

perampasan kemerdekaan. Pidana penjara diancamkan terhadap kejahatan.

Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada pihak ketiga,

adanya kepada pejabat dan kepada Wajib Pajak.

4. Keadilan

Keadilan merupakan asas yang menjadi substansi utama dalam pemungutan

pajak di samping anasir hukum itu sendiri. Sebagai dasar berpijak, sudah seharusnya

asas (keadilan) tersebut dipegang teguh agar tercapai sistem perpajakan yang baik.

Asas keadilan mengatakan bahwa pajak itu harus adil dan merata. Pajak dikenakan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

20

kepada orang-orang pribadi sebanding dengan kemampuannya untuk membayar

pajak tersebut dan juga sesuai dengan manfaat yang diterimanya dari negara. Adolf

Wagner mengemukakan bahwa asas keadilan adalah dalam kondisi yang sama antara

wajib pajak yang satu dengan yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang

sama (diperlakukan sama). Dalam pembayaran pajak perlakuan tidak adil kadang

sering terjadi. Perlakuan ini seperti ini yang membuat wajib pajak tidak melakukan

kewajibannya sebagai wajib pajak. Karena hal itu dapat membuat perasaan wajib

pajak semakin malas dalam melaksanakan kewajibannya. Bentuk ketidakadilan ini

ada dua jenis. Pertama, ketidakadilan horizontal, yaitu perasaan ketidakadilan yang

disebabkan seseorang membayar pajak lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain

yang jumlah kekayaannya relatif sama dengan kekayaannya. Kedua, ketidakadilan

vertikal, yaitu seseorang harus membayar pajak dalam proporsi yang relatif lebih

besar dibandingkan dengan jumlah yang harus dibayar oleh orang lain yang

kekayaannya jauh lebih besar jumlahya. (Frederica,2008)

5. Kesadaran

Menurut Handayani dkk (2012) dalam Primasari (2016) kesadaran merupakan

unsur dalama manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau

menyikapi terhadap realitas. Kesadaran pajak adalah Wajib pajak yang berkemauan

tanpa paksaan membayar kewajiban pajaknya. Wajib pajak yang mengetahui

bagaimana peraturan pajak, melaksanakan ketentuan pajak dengan benar, dan

sukarela. Wajib Pajak yang sadar akan pajaknya tidak akan melanggar peraturan

perpajakan yang sudah berlaku.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

21

Kesadaran masyarakat rendah dapat dikarenakan ketidaktahuan meraka tentang

wujud konkrit imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak. Hal ini,

seringkali menjadi kendala dalam masalah pengumpulan pajak dari masyarakat.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak adalah keadaan dimana

wajib pajak mengetahui dan mengerti perihal pajak. Kesadaran Wajib Pajak sangat

diperlukan, apabila Wajib Pajak telah sadar untuk membayar pajak maka kepatuhan

Wajib Pajak akan terpenuhi, sehingga pembayaran pajak akan terus mengalami

peningkatan dan tidak ada lagi Wajib Pajak yang menunda membayar pajaknya.

6. Pemahaman WP

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemahaman adalah proses, perbuatan,

cara memahami atau menanamkan. Menurut Depdikbud (1994:74) pemahaman

adalah suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-baik supaya paham dan

berpengetahuan banyak Pemahaman diartikan sebagai proses berjalannya

pengetahuan seseorang, perbuatan atau cara memahami.

Tingkat pemahaman adalah suatu proses peningkatan pengetahuan secara intensif

yang dilakukan seorang individu dan sejauh mana ia mengerti dengan benar akan

suatu pemahaman yang ingin dia ketahui. Pemahaman wajib pajak tentang undang-

undang dan peraturan perpajakan dan sikap wajib pajak mempengaruhi perilaku

perpajakan wajib pajak dan keberhasilan perpajakan. Pemahaman yang cukup baik

sangat penting guna meningkatkan penerimaan pajak.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

22

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah faktor- faktor yang

mempengaruhi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak Tujuh variabel yaitu enam variabel

independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yaitu informasi (X1),

layanan fiskus (X2), sanksi(X3), keadilan (X4), kesadaran (X5), dan pemahaman WP

(X6). Sedangkan variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak (Y).

Gambar Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Atas dasar kerangka pemikiran teoritis diatas, maka hipotesis yang akan

dikembangkan dan akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

B.4.1 Pengaruh Informasi terhadap kepatuhan wajib pajak

Wajib pajak akan memenuhi kewajiban membayar pajak apabila memahami

informasi tentang pajak. Sebab tanpa adanya informasi kepada wajib pajak, maka

Informasi (X1)

Layanan Fiskus (X2)

Sanksi (X3)

Keadilan (X4) Kepatuhan Wajib

Pajak (Y) Kesadaran (X5)

Pemahaman WP ( X6)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

23

wajib pajak kesulitan dalam memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak.

Ketidaktahuan ini membuat WP tidak tahu mengenai prosedur-prosedur yang harus

dijalankan sehingga pelaksanaan perpajakan tidak berjalan sebagaimana yang

diharapkan pemerintah. Oleh karena itu informasi diduga akan berpengaruh dalam

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Penelitian Frederica (2008)

menunjukkan bahwa pemberian informasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Informasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

B.4.2 Pengaruh layanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak

Salah satu bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak

adalah dengan memberikan kualitas pelayanan pajak yang baik kepada para wajib

pajak. Memberi pelayanan kepada wajib pajak harus diperhatikan dengan baik ,

karena efeknya sangat berdampak kepada wajib pajak. Pelayanan yang baik kepada

WP akan membuat WP semakin taat dalam memenuhi kewajiban membayar pajak,

Jika pelayan yang diberikan tidak baik ini justru dapat menyebabkan WP tidak taat

dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Pada dasarnya pelayanan bertujuan

memberikan pelayanan pada pelanggan agar puas ataupun senang. Dengan ini sama

halnya dengan memberi pelayanan pajak pada wajib pajak. Penelitian Mangoting

(2013) menunjukkan hasilnya bahwa pelayanan fiskus berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

24

H2 : layanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

B.4.3 Pengaruh sanksi terhadap kepatuhan wajib pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara.

Karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua

pengeluaran negara. Faktor hukum pajak adalah dasar pengetahuan dari WP untuk

melakukan kepatuhan perpajakan. Menurut Nurmantu (2003) dalam Frederica (2008),

sanksi perpajakan merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi

kewenangan pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya

kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara. Menurut pengertian hukum,

bahwa setiap warga masyarakat dianggap mengetahui hukum, termasuk hukum yang

mengatur tentang masalah perpajakan. Hasil penelitian Chusnul chotima ( 2007)

dalam penelitian Rustiyaningsih (2011) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh

kesadaran terhadap sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

dalam melaksanakan kewajiban perpajakan pajak penghasilan. Pada penelitian

Jotopurnomo (2013) menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

H3 : Sanksi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

B.4. Pengaruh keadilan terhadap kepatuhan wajib pajak

Perlakuan adil harus dilakukan oleh petugas pajak kepada wajib pajak. Tidak

boleh sewenang- wenang terhadap wajib pajak yang akan membayar pajak yang telah

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

25

menyetor sebagian penghasilan kepada pemerintah. Karena keadilan merupakan asas

yang menjadi substansi utama dalam pemungutan pajak di samping anasir hukum itu

sendiri. Sebagai dasar berpijak, sudah seharusnya asas (keadilan) tersebut dipegang

teguh agar tercapai sistem perpajakan yang baik. Setiap masyarakat harus mendapat

keadilan sesuai dengan aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Penelitian Mustofa

(2016) menunjukkan hasilnya bahwa keadilan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Keadilan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

B.4.5 Pengaruh Kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak

Kesadaran pajak adalah Wajib pajak yang berkemauan tanpa paksaan membayar

kewajiban pajaknya. Wajib pajak yang mengetahui bagaimana peraturan pajak,

melaksanakan ketentuan pajak dengan benar, dan sukarela. Wajib Pajak yang sadar

akan pajaknya tidak akan melanggar peraturan perpajakan yang sudah berlaku.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak adalah

keadaan dimana wajib pajak mengetahui dan mengertiperihal pajak. Kesadaran Wajib

Pajak sangat diperlukan, apabila Wajib Pajak telah sadar untuk membayar pajak

maka kepatuhan Wajib Pajak akan terpenuhi, sehingga pembayaran pajak akan terus

mengalami peningkatan dan tidak ada lagi Wajib Pajak yang enggan membayar

pajaknya. Penelitian Tambun, dkk, (2016) menunjukkan bahwa kesadaran WP

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/38290/3/BAB II.pdf · menggunakan pilot test sebelum penelitian yang sebenarnya dengan menyebar 35 kuesioner

26

H5 : Kesadaran WP berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

B.4.6 Pengaruh Pemahaman WP terhadap kepatuhan wajib pajak

Tingkat pemahaman adalah suatu proses peningkatan pengetahuan secara intensif

yang dilakukan seorang individu dan sejauh mana ia mengerti dengan benar akan

suatu pemahaman yang ingin dia ketahui. Pemahaman wajib pajak tentang undang-

undang dan peraturan perpajakan dan sikap wajib pajak mempengaruhi perilaku

perpajakan wajib pajak dan akhirnya perilaku perpajakan wajib pajak dan

keberhasilan perpajakan. Pemahaman yang cukup baik sangat penting guna

meningkatkan penerimaan pajak. Pemahaman dan pengetahuan tentang peratura

perpajakan akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.

Penelitian Prawagis (2016) menunjukkan bahwa pemahaman WP memiliki pengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H6 : Pemahaman WP berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.