BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu...

21
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pemakaian bahasa telah banyak digunakan. Beberapa studi terdahulu yang peneliti temukan sejenis dan masih relevan dengan penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut. Skripsi Miftah Nugroho (2000) dengan judul ―Register Chatting di dalam internet‖. Dalam penelitian ini ditemukan wujud pemakaian Bahasa di dalam chatting berupa (a) kekhasan pengejaan kata yang terbagi menjadi penerapan ejaan lama, penerapan ejaan daerah, dan penerapan ejaan bahasa asing, (b) kekhasan penanggalan fonem dan suku kata yang terdiri atas penanggalan fonem di awal kata, penanggalan fonem di akhir kata, penanggalan fonem konsonan dan vokal ditengah kata, dan penanggalan suku kata, (c) pemakaian afiks dialek Jakarta, (d) pemakaian morfem partikel dialek Jakarta, (e) pemakaian kata ganti sapaan, (f) pemakaian interjeksi, (g) pemakaian slang. Pemakaian bahasa di dalam chatting dipengaruhi dua faktor yaitu faktor linguistik dan faktor non-linguistik. Faktor linguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam chatting adalah (a) kekhasan pengejaan kata, (b) kekhasan penanggalan fonem dan suku kata, (c) pemakaian afiks dialek Jakarta, (d) pemakaian morfem partikel dialek Jakarta, (e) pemakain kata ganti sapaan, (f) pemakaian interjeksi, dan (g) pemakain slang. Faktor non-linguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam chatting adalah faktor-faktor sosial dan situasional. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam chatting ada tiga, yaitu status sosial, tingkat pendidikan, dan umur. Adapun faktor- 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pemakaian bahasa telah banyak digunakan. Beberapa studi terdahulu

yang peneliti temukan sejenis dan masih relevan dengan penelitian ini akan dipaparkan sebagai

berikut.

Skripsi Miftah Nugroho (2000) dengan judul ―Register Chatting di dalam internet‖.

Dalam penelitian ini ditemukan wujud pemakaian Bahasa di dalam chatting berupa (a) kekhasan

pengejaan kata yang terbagi menjadi penerapan ejaan lama, penerapan ejaan daerah, dan

penerapan ejaan bahasa asing, (b) kekhasan penanggalan fonem dan suku kata yang terdiri atas

penanggalan fonem di awal kata, penanggalan fonem di akhir kata, penanggalan fonem konsonan

dan vokal ditengah kata, dan penanggalan suku kata, (c) pemakaian afiks dialek Jakarta, (d)

pemakaian morfem partikel dialek Jakarta, (e) pemakaian kata ganti sapaan, (f) pemakaian

interjeksi, (g) pemakaian slang.

Pemakaian bahasa di dalam chatting dipengaruhi dua faktor yaitu faktor linguistik dan

faktor non-linguistik. Faktor linguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam chatting

adalah (a) kekhasan pengejaan kata, (b) kekhasan penanggalan fonem dan suku kata, (c)

pemakaian afiks dialek Jakarta, (d) pemakaian morfem partikel dialek Jakarta, (e) pemakain kata

ganti sapaan, (f) pemakaian interjeksi, dan (g) pemakain slang.

Faktor non-linguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam chatting adalah

faktor-faktor sosial dan situasional. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa

di dalam chatting ada tiga, yaitu status sosial, tingkat pendidikan, dan umur. Adapun faktor-8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

faktor situasional yang mempengaruhi pemakaian bahasa Indonesia di dalam chatting adalah

faktor situasi yang terjadi di dalam chatting yaitu situasi tidak resmi atau informal.

Tesis Triwati Rahayu (2004) dengan judul ―Analisis Register Akta Otentik‖. Dalam

penelitian ini ditemukan bentuk register akta otentik terdiri atas bentuk dasar yang berupa

nomina dan bentuk kompleks. Bentuk kompleks berupa afiksasi berbentuk nomina dan afiksasi

berbentuk verba. Selain itu terdapat bentuk sapaan. Berdasarkan distribusi dengan kategori,

register berbentuk frase nomina, verba, preposisional. Register dianalisis berdasarkan bentuk

klausa wacana aspek non-verbal.

Pemakain istilah dari bahasa Belanda, gaya penulisan paralelisme, mempergunakan

istilah subjek hukum yang berpasangan dan pemakaian kalimat panjang. Fungsi register fakta

otentik yaitu, menerangkan dan membuktikan kekuatan akta.

Skripsi Wilda Meridiyana (2012) dengan judul ―Pemakaian Bahasa dalam Olahraga

Futsal‖. Dalam penelitian ini ditemukan karakteristik pemakaian bahasa olahraga futsal. Di

antaranya terdapat pemakaian istilah dalam bahasa inggris, pemakaian istilah dalam dialek

Jakarta, adanya peristiwa penambahan prefiks, terdapat peristiwa pemendekan atau kontraksi,

metafora, pemakain bentuk singkatan, pemakain kata sapaan, terjadinya peristiwa campur kode

yang berwujud kata, kelompok kata, kata ulang, dan klausa. Peristiwa alih kode juga terjadi,

yang meliputi alih kode ke dalam dak keluar.

Penggunaan fungsi bahasa yaitu fungsi bahasa yang memaparkan tentang fungsi bahasa

yang digunakan saat membicarakan teknik permainan futsal yang meliputi fungsi direktif

meminta antarpemain futsal dan fungsi ditektif meminta antara pemain dan pelatih, fungsi

bahasa yang digunakan saat merencanakan pemain futsal, fungsi bahasa yang digunakan saat

memberikan intruksi yang meliputi fungsi direktif menyuruh antara pelatih dan pemain, fungsi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

direktif menyarankan antara pelatih dan pemain, fungsi ditektif menjelaskan anatra pelatih dan

oemain, funsgi ditektif menasehati antar pelatih dan pemain, dan fungsi menyimpulkan, fungsi

bahasa yang digunakan saat mengevaluasi permainan futsal yang meliputi fungsi direktif,

refrensial, dan ekspresif.

Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain,

nama tendangan, aturan pemain, tindakan pemain, keadaan atau susasana pertandingan, teknik

permainan, nama alat-alat dari lingkungan futsal dan perangkat futsal.

Skripsi Sinta Manilasari (2014) dengan judul ―Pemakaian Bahasa Kelompok Penggemar

Burung Kicauan di Surakarta‖. Dalam penelitian ini ditemukan karakteristik pemakaian bahasa

pecinta burung di Surakarta berupa (a) penggunaan istilah asing, (b) pemanfaatan bentuk

singkatan, (c) terdapat hibrida (hibrid word) antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar

bahasa asing, (d) gaya bahasa, (e) pemendekan (kontraksi), (f) sapaan, (g) campur kode yang

meliputi campur kode berwujud kata, campur kode berwujud perulangan kata, campur kode

berwujud frasa, campur kode berwujud klausa, dan (h) alih kode.

Penggunaan fungsi bahasa juga ditemukan dalam proses jual beli, perlombaan burung

kicauan, perawatan burung kicauan serta pada saat penangkaran burung kicauan. Dalam proses

penangkaran burung kicauan ditemukan fungsi bahasa yang meliputi (a) fungsi konatif berupa

konatif menasihati, konatif menyarankan, konatif meyakinkan, dan konotaif menawarkan, (b)

fungsi metalingual berupa metalingual mendeskripsikan istilah, (c) fungsi refrensial berupa

referensial memberikan gambaran bentuk dan referensial menilai suara burung, (d) fungsi

menyimpulkan (kesimpulan).

Penelitian ―Pemakain Bahasa Komunitas handy talky pada Satgas PGRI di

Tawangmangu‖ ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

penelitian ini akan dibahas mengenai karakteristik pemakaian bahasa komunitas handy talky,

fungsi kebahasaan yang dalam tuturan komunitas handy talky, serta kosa kata penentu register

komunitas handy talky,

Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang pemakaian bahasa oleh

komunitas handy talky khususnya yang berada di wilayah Tawangmangu.

B. Landasan Teori

1. Sosiolnguistik

Dalam hidup bermasyarakat manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

berkomunikasi. Kajian tentang penggunaan bahasa dalam masyarakat adalah sosiolinguistik.

Hudson (1980:1) mendeksripsikan tentang sosiolongusitik sebagai berikut. ―Sosiolingistik

as the of language in relation to society.” ‗Sosiolinguistik merupakan ilmu bahasa yang

berhubungan dengan sosial‘ (Hudson, 1980:1).

Sepaham dengan pendapat Hudson (1991) dalam Biber, Douglas dan Edward Finegan

(1994:3) berpendapat bahwa ―sosiolinguistik a branch of linguistiks which studies all aspects of

language and society.‖ ‗sosiolinguistik adalah cabang dari linguistik yang mempelajari aspek

bahasa dan sosial‘ Biber, Douglas dan Edward Finegan (1994:3).

Menurut Chaer dan Leoni Agustina (2004:4) ―sosiolingusitik adalah cabang ilmu

linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan

antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur‖ (Chaer dan Leoni

Agustina, 2004:4).

Dipaparkan lebih lanjut oleh Chaer dan Leoni Agustina (2004:2) kajian sosiologi

sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

Sosiologi merupakan kajian yang objektif mengenai manusia di dalam

masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang

mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek

kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah

bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan

penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat

Sejalan dengan pengertian di atas Wijana, I dewa Putu dan Mahmmud Rohmadi (2006:7)

menjelaskan lebih sederhana bahwa ―sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang

memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa

itu di dalam masyarakat‖ (Wijana, I dewa Putu dan Mahmmud Rohmadi, 2006:7). Pendapat

tersebut pada intinya berpegang pada satu kenyataan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat

manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial.

Sementara itu Fishman (1972) dalam Suwito (1996:5) melihat sosiolinguistik

hubungannya dengan variasi sebagai berikut. ―Sosiolinguistik merupakan studi tentang sifat-sifat

khusus (karakteristik) variasi bahasa, sifat-sifat khusus fungsi bahasa dan sifat-sifat khusus

pemakaian bahasa dalam jalinan interaksi serta perubahan-perubahan antara ketiganya di dalam

masyarakat tuturnya‖ (Fishman dalam Suwito, 1996:5).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan pengertian tentang

sosiolinguistik. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa,

serta hubungan di antara para pengguna bahasa dengan fungsi variasi bahasa itu dalam suatu

masyarakat bahasa.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

Tindak komunikasi dalam bahasa sangat berkaitan antara unsur tekstual maupun

ekstratekstual, oleh karena itu bahasa tidak terlepas dari faktor-faktor luar bahasa atau

kontekstual yang mempengaruhi terjadinya peristiwa berbahasa. Sehubungan dengan peristiwa

tutur, maka penutur akan sangat di pengaruhi oleh faktor luar bahasa sebagaimana yang

dijelaskan Dell Hymes (1968) dalam Suwito (1996:39) faktor-faktor yang menandai terjadinya

peristiwa tutur sering disingkat dengan SPEAKING. Kedelapan unsur tersebut antara lain.

1. Setting dan scene yaitu tempat berbicara dan suasana pembicaraan.

2. Participant yaitu pembicara, lawan bicara dan pendengar

3. End yaitu tujuan atau maksud pembicaraan.

4. Act yaitu suatu peristiwa dimana seorang penutur sedang melakukan pembicaraan.

5. Key yaitu nada suara atau ragam bahasa yang digunakan untuk menyampaikan

tuturan.

6. Instrument yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan tuturan.

7. Norm yaitu aturan permainan yang mesti ditaati oleh penutur dan mitra tutur.

8. Genre yaitu jenis kegiatannya dalam bentuk apa atau bagaimana.

Leech (1983:20) memberikan konteks sebagai salah satu komponen dalam situasi tutur.

Menurut Leech, konteks didefinisikan sebagai aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkungan

fisik dan sosial sebuah tuturan. Leech menambahkan dalam definisinya tentang konteks yaitu

sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang secara bersama dimiliki oleh penutur dan petutur

dan konteks ini membantu petutur menafsirkan atau menginterpretasi maksud tuturan penutur.

Halliday (1994:6) mengemukakan bahwa konteks adalah teks yang menyertai teks.

Artinya konteks itu hadir menyertai teks. Kemudian, Kridalaksana (2011:134) mengartikan

konteks adalah (1) aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait mengait dengan ujaran

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

tertentu, (2) pengetahuan yang sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga

pendengar paham apa yang dimaksud pembicara.

2. Variasi Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat sebagai sarana komunikasi membentuk variasi-

variasi bahasa. Hal ini terjadi karena masyarakat menggunakan bahasa yang mencerminkan

keadaan sekitar dan kehidupan penuturnya.

Ferguson (1971) dalam Wardaugh (1986:22) memberikan definisi lain tentang variasi.

―Any body of human speech patterns which is sufficiently homogeneous to be analyzed by

available techniquens of synchronic descripstion and which has a sufficiently large repertory of

elements and their arrangements or prosesses with broad enough semantic scop to fungstion in

all normal contexts of communication.” ‘Variasi adalah pola bicara individu yang sama dengan

dianalisis dengan teknik yang tersedia yakni deskripsi secara sinkronis dan mempunyai cakupan

repetoir yang luas, serta dianalisis dengan bidang semantik yang cakupannya luas dalam konteks

situasi normal‘ (Ferguson dalam Wardaugh, 1986:22).

Hudson (1980:24) menjelaskan hal yang membedakan variasi bahasa sebagai berikut.

―What makes one variety of language different from another is the linguistik items that it

includes, so we may define a variety of language as a set of linguistik items with similar social

distribution.” ‗yang membuat perbedaan antara variasi bahasa satu dengan yang lain adalah

kebahasaan yang mencakupnya sehingga kita mendefinisikan variasi bahasa sebagai serangkaian

butir kebahasaan yang memiliki distribusi sosial yang mirip‘ (Hudson, 1980:24).

Dari definisi di atas sangat jelas diterangkan bahwa variasi bahasa tidak dapat terlepas

dari dua faktor yang menyusunnya. Sebagai mana dijelaskan oleh Chaer bahwa ―terjadinya

keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan oleh penuturnya yang tidak

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam.

Setiap kegiatan menyebabkan terjadinya keragaman bahasa. Keragaman akan semakin

bertambah jika bahasa digunakan oleh penutur yang sangat banyak dan dalam wilayah yang

sangat luas‖ (Chaer, 2004:61)

Menurut Chaer dan Leoni Agustina (2004:68) variasi dapat dibedakan berdasarkan

berbagai hal di antaranya.

a. Variasi bahasa dari segi penutur

Variasi bahasa yang bersifat perseorangan seperti idiolek mapun kelompok seperti dialek,

sosiolek, slang, dan jargon.

b. Variasi bahasa sebagai dari segi pemakaian

Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu

digunakan untuk keperluan atau pemakaian bidang apa. Misalnya, jurnalistik, militer, pertanian,

perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan.

c. Variasi bahasa dari segi keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya, Matin Joos (1967) (dalam Abdul Chaer dan Leoni

Agustina (2004:70)) membagi variasi bahasa atas lima macam gaya, yaitu ragam baku (frozen),

ragam resmi (formal), ragam usaha (konsulatif), ragam santai (casual), dan ragam akrab

(intimate).

d. Variasi bahasa dari segi sarana

Variasi dari segi sarana dikenal adanya ragam lisan dan ragam tulis. Atau ragam dalam

berbahasa menggunakan sarana atau alat tertentu.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

3. Register

Salah satu variasi bahasa bidang pemakaian yang menyangkut penggunaan dan keperluan

bahasa adalah register. Dalam mendefinisikan register, para ahli pada intinya memberikan

pengertian yang sama, meskipun dengan kalimat yang berbeda. Wardaugh (1986:48)

mengatakan sebagai berikut.

―Register is another complicating factor in any study of language variaties. Register are

sets of vocabulary items associated with discrete occupation or sosial groups. Sugeons, airline

pilots, bank manager, sales cleark, jazz fans, and pimps use different vocabularies.” ‗Register

merupakan suatu faktor kompleks lain dalam kajian variasi bahasa. Register merupakan

seperangkat kosakata yang berhubungan dengan jenis pekerjaan maupun kelompok sosial

tertentu. Seperti pemakaian bahasa para pilot, manajer bank, penggemar musik jazz, pialang, dan

lain sebagainnya‘ (Wardaugh, 1986:48).

Sejalan dengan hubungan variasi bahasa dan register, maka istilah register menurut

Halliday (1992:53-56) adalah ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya. Di samping itu,

Halliday membagi register menjadi dua. ―Register dibagi menjadi dua yaitu bahasa terbatas dan

bahasa yang lebih terbuka‖ (Halliday, 1992:53—56). Bahasa terbatas memiliki sifat tidak

mempunyai tempat bagi individualitas atau bagi kreatifitas, selain itu kemungkinan maknanya

sangat terbatas, contoh kata sandi yang dipakai pada pengirim berita ketika perang, navigator,

dan sebagainya. Bahasa yang lebih terbuka dapat ditemukan dalam komunikasi sehari-hari,

dikaitkan dengan penggunaan bahasa yang setiap bidang kegiatan memilik ciri register yang

berbeda.

Konsep register akan sangat berkaitan dengan konsep variasi bahasa karena munculnya

variasi bahasa sangat dimunginkan oleh berbagai faktor situasi yang mempengaruhinya. Dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

kaitannya ini Hymes (1979) dalam Purnanto (2002:20) menyatakan bahwa ―pemilihan

pemakaian register tidak hanya karena adanya situasi tertentu yang menurut penggunaan register,

tetapi pemilihan register turut menentukan situasi pemakaiannya. Konsep tersebut mengacu

munculnya variasi bahasa karena dipengaruhi oleh faktor situasi tertentu dan pemakain variasi

bahasa menyatakan situasi tertentu‖ (Hymes dalam Purnanto, 2002:20).

Register berdasarkan dimensinya oleh Halliday (1978) dalam Hudson (1980:46)

digolongkan menjadi tiga medan, pelibat, dan sarana. Sebagaimana yang dijelaskan berikut.

“Field is concerned with the purpose and subject-matter of the communication; made refers

to the means by which communication takes place-notably, by speech or writing; and tenor

depends on the relations between participants.” ‗Medan mengacu pada hal yang sedang

terjadi atau pada saat tindakan sosial berlangsung; sarana menunjuk pada peranan yang

diambil bahasa dalam situasi tertentu baik tulis maupun lisan; pelibat menunjuk pada

hubungan antara orang-orang yang turut mengambil bagian.‘

Medan atau field mengacu pada wilayah pemakaian kegiatan orang-orang yang memiliki

istilah atau ungkapan yang dimengerti oleh sesamanya, contohnya dalam bidang perdagangan,

kedokteran dan sebagainya. Pelibat atau tenor merupakan variasi bahasa yang dipergunakan

antara pelaku bahasa, misalnya gaya resmi dan tak resmi. Sarana atau mode dibedakan menjadi

ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

Pemakaian bahasa mempunyai konteks, begitu juga dalam menganalisis register

komunitas radio komunikasi dua arah, konteks sangat penting diperhatikan. Konteks situasi

menurut Halliday (1992:62) adalah ―lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi.

Dalam hal ini konteks terdiri atas berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu,

tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk pesan, kode, dan saluran‖ Halliday (1992:62) .

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

Untuk melakukan analisis terhadap register komunitas radio komunikasi dua arah

mengacu pada penerapan kerangka komprehensif analisis register. Sebagaimana yang telah

dijelaskan oleh Biber (1994:33) sebagai berikut.

“Typical register have three components: description of the situasional characteristics of

register, description of the linguistik characteristics, and analysis of the fungtional or

conventional associations between the situasional and linguistik features” ‗Register

mempunyai tiga komponen: deskripsi ciri situasi register, deksripsi ciri lingusitik, dan

analisis fungsional dan konvensional sebagai gabungan ciri situasional dan ciri lingusitik‘.

Seperti yang digambarkan dalam ilustrasi berikut.

FUNCATION

SITUASIONAL FEATURES and LINGUISTIK FORMS

CONVENTIONS

Studi register mempunyai empat ciri khusus seperti yang dikemukakan oleh Biber dan

Atkinson (dalam Biber dan Edward Finegan, 1994:352) yaitu:

1. Studi register meliputi deskripsi analisis tentang wacana yang sebenarnya terjadi.

2. Studi register bermaksud menggolongkan variasi bahasa.

3. Studi register mengenalkan ciri-ciri linguistik formal dari variasi bahasa.

4. Studi register juga menganalisis ciri-ciri situasional dan variasi bahasa dan fungsional

atau konvensional yang berhubungan antara bentuk dan situasi yang diposisikan.

Konsep register akan selalu berkaitan dengan konsep variasi bahasa karena munculnya

variasi bahasa sangat dimungkinkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam

kaitannya dengan ini Hymes (dalam Purnanto, 2002:20) menyatakan bahwa pemilihan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

pemakaian register tidak hanya karena adanya situasi tertentu yang menunutut penggunaan

register, tetapi pemilihan register juga turut menentukan sitausi pemakaiannya.

Konsep Hymes itu setidak-tidanya mengandung dua arah pemahaman, yaitu munculnya

variasi bahasa karena dipengaruhi oleh faktor situasi tertentu dan pemakaian variasi bahasa justru

memastikan atau menyatakan situasi tertentu (Purnanto, 2002:20)

Dengan berlandaskan ketiga teori dari Halliday, Biber, dan Hymes register komunitas

radio komunikasi dua arah akan dibahas mulai dari istilah yang berbentuk kata, frasa, klausa, dan

kalimat yang digunakan oleh komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu.

4. Campur Kode

Aspek lain dari saling ketergantungan bahasa (language dependency) dalam masyarakat

multilingual adalah terjadinya gejala campur kode (code-mixing). Suwito (1996:88) menjelaskan

bahwa ―campur kode terjadi karena adanya suatu gejala-gejala yang ditandai dengan adanya

hubungan timbal balik antara peranan dan fungsi kebahasaan. Dengan kata lain hubungan timbal

balik antara siapa yang menggunakan bahasa itu dengan apa yang hendak dicapai oleh penutur

dengan tuturannya‖ (Suwito, 1996:88).

Ciri lain dari gejala campur kode ialah bahwa unsur-unsur bahasa atau variasi-variasinya

yang menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai tersendiri. Unsur-unsur itu telah

menyatu dengan bahasa yang disisipinya dan secara keseluruhan hanya mendukung satu fungsi

saja.

Purnanto (2002:27) menjelaskan bahwa campur kode dapat diidentifikasi melalui ciri-

cirinya, antara lain.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

1. Adanya aspek saling ketergantungan yang ditandai oleh adanya timbal balik antara

peran dan fungsi kebahasaan. Peran adalah siapa yang menggunakan bahasa itu dan

fungsi merupakan tujuan apa yang hendak dicapai oleh penutur.

2. Pengguna bahasa lain yang tidak lagi mempunyai fungsi tersendiri, melainkan

menyatu dengan bahasa yang disisipinya dan secara keseluruhan mendukung satu

fungsi.

3. Campur kode dalam kondisi yang maksimal merupakan konvergensi kebahasaan

yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa bahasa yang masing-masing telah

menanggalkan fungsinya dan mendukung fungsi bahasa yang disisipinya.

4. Pemakaian bentuk campur kode tertentu kadang-kadang bermaksud untuk

menunjukkan status sosial dan identitas pribadinya di dalam masyarakat.

5. Wujud dan komponen kode tidak pernah berwujud kalimat, melainkan hanya

berwujud perulangan kata, frasa, idiom, bentuk baster, perulangan kata dan klausa.

Kachru (1978) dalam suwito (1976:89) menjelaskan bahwa ―istilah kode untuk menyebut

salah satu varian di dalam hirarki kebahasaan. Aspek dari ketergantungan bahasa dalam

masyrakat multilingual salah satunya adalah gejala campur kode batasan campur kode adalah

sebagai pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memuaskan unsur-unsur bahasa yang

satu ke dalam bahasa yang bahasa lain secara konsisten‖ (Kachru dalam suwito, 1976:89).

Lebih dalam dari itu, Thelander (dalam Suwito, 1996:89) berpendapat bahwa ―unsur-

unsur bahasa yang terlibat dalam ‗peristiwa campur‘ (co-occurance) itu terbatas pada tingkat

klausa. Apabila dalam suatu tuturan terjadi percampuran atau kombinasi antara variasi-variasi

yang berbeda di dalam satu klausa yang sama, maka peristiwa itu disebut campur kode‖

(Thelander, dalam Suwito, 1996:89).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

5. Alih Kode

Alih kode merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan bahasa di dalam

masyarakat multilingual. Seperti yang dikatakan Hymes dalam Suwito bahwa alih kode

merupakan istilah umum untuk menyebut pergantian (peralihan) pemakaian dua bahasa atau

lebih, beberapa gaya darisatu ragam. Berdasarkan keteragangan tersebut Hymes membagi alih

kode menjadi dua yaitu alih kode bersifat intern dan ekstern (Hymes dalam Suwito, 1996:81).

Alih kode menurut Suwito (1996:80) adalah ―peristiwa peralihan dari kode yang satu ke

kode yang lain. Apabila seseorang mula-mula menggunakan kode A dan kemudian beralih

menggunakan kode B, maka peristiwa peralihan bahasa seperti itu disebut alih-kode‖ (Suwito,

1996:80).

Selanjutnya, Suwito (1996:80) menambahkan dalam alih kode penggunaan dua bahasa

atau lebih ditandai oleh masing-masing bahasa masih mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai

dengan konteksnya, fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan

dengan perubahan konteks.

Beberapa faktor penyebab peralihan kode menurut Suwito (1996:85) antara lain.

a. Penutur

Seseorang penutur dengan sadar beralih kode terhadap lawan tuturnya karena suatu

maksud.

b. Lawan tutur

Penutur pada umumnya berusaha mengimbangi bahasa yang dipergunakan oleh

lawan tuturnya.

c. Hadirnya penutur ketiga

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama umunya berkomunikasi

dengan bahasa yang sama, akan tetapi apabila kemudian hadir orang ketiga dalam

pembicaraan, dan berbeda latar belakang kebahasaan, maka dua orang yang pertama beralih

kode ke bahasa yang dikuasai orang ketiga.

a. Pokok pembicaraan

Apabila penutur mula-mula berbicara tentang hal yang bersifat formal dan kemudian

beralih ke masalah yang informal, maka diikuti pula dengan peralihan kode dari bahasa

baku, gaya netral, dan serius ke bahasa tak baku, bergaya sedikit emosional atau humor dan

serba seenaknya.

b. Untuk membangkitkan rasa humor

Alih kode sering dimanfaatkan penutur untuk membangkitkan rasa humor. Alih kode

yang demikian mungkin terwujud alih varian, alih ragam atau alih gaya bicara.

c. Untuk sekedar bergengsi

Sebagian besar penutur ada yang beralih kode sekadar untuk bergensi. Alih kode

demikian biasanya didasari oleh penilaian penutur bahwa bahasa yang satu lebih tinggi nilai

sosialnya dari bahasa yang lain.

6. Fungsi Bahasa

Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah mempunyai

sejarah yang panjang. Dimulai dari pandangan Malinowski yang membedakan hanya dua fungsi,

yaitu pragmatical dan magical. Kemudian Buhler mengenali tiga fungsi bahasa menurut

orientasinya fungsi ekspresif, konatif, dan representasional.

Dalam Sudaryanto (1990:12) kerangka dari Buhler diperluas oleh Roman Jakobson yang

menambahkan tiga fungsi lagi menjadi enam, yaitu (1) fungsi refrensial, pengacu pesan; (2)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

fungsi emotif, pengungkapan keadaan pembicara; (3) fungsi konatif, pengungkapan keinginan

pembicara yang langsung atau segera dilakukan atau dipikirkan oleh sang penyimak; (4) fungsi

metalingual, penerang terhadap sandi atau kode yang digunakan; (5) fungsi fatis, pembuka,

pembentuk, pemelihara hubungan atau pesan; dan (6) fungsi puitik. Setiap fungsi bersejajar

dengan fundamental tertentu yang memungkinkan bekerjanya bahasa. Fungsi referensial

bersejajar dengan faktor konteks atau referen, fungsi emotif bersejajar dengan faktor pembicara,

fungsi konotatif bersejajar dengan faktor pendengar yang diajak bicara, fungsi metalingual

sejajar dengan faktor sandi atau kode, fungsi fatis sejajar dengan faktor konteks, dan fungsi puitis

sejajar dengan faktor amanat atau pesan.

Berikut ini adalah penjelasan fungsi bahasa menurut Roman Jacobson yang disebutkan

oleh Kridalaksana dalam PELLBA 2 (1989:53—54). Jakobson mengembangkan model organon

dari Buhleer, menemukan enam faktor yang masing-masing sepadan dengan fungsi tertentu

dalam bahasa. Fungsi emotif atau ekspresif berpusat pada sikap, status, dan keadaan emosi

pembicara. Fungsi konatif berorientasi pada lawan bicara. Fungsi fatis istilah yang diambil dari

Malinowski bersangkutan dengan amanat yang bertujuan untuk menetapkan, mengukuhkan,

memperpanjang atau menghentikan komunikasi. Oleh A. Teeuw (198:53—54) dijelaskan fungsi

fatis dimaksudkan potensi bahasa sebagai alat untuk mengadakan komunikasi atau pun kontak

dengan sesama manusia, lepas dari sudut arti kata, misalnya ‗Apa kabar?‘, yang terutama

berfungsi untuk mengadakan kontak. Fungsi refrensial atau kognitif bersangkutan dengan usaha

kita untuk menggambarkan objek dan memberikannya makna. Fungsi metalinguistik

bersangkutan dengan usaha menggambarkan bahasa itu sendiri sebagai kode. Lebih lanjut A.

Teeuw menjelaskan fungsi metalinguistik adalah fungsi khas yang memungkinkan kita untuk

berbicara mengenai bahasa dalam bahasa itu sendiri, misalnya ‗Apakah terang dalam bahasa

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

Indonesia kata benda atau kata sandi?‘. Jadi dalam fungsi metalingual sistem bahasa sendiri

menjadi objek komunikasi. Fungsi puitik berorientasi pada amanat sebagai amanat, dan pada

medium dengan segala aspeknya. Dengan fungsi ini bahasa menjadi sadar akan evaluasi diri

yang mengungkapkan struktur-struktur terpendam yang terlewati dalam bahasa biasa.

Leech menyederhanakan pandangan Jakobson menjadi lima fungsi bahasa, dalam

Sudaryanto (1990:13) yaitu fungsi (1) informasional, (2) ekspresif, (3) direktif, (4) aestetik, dan

(5) fatis. Masing-masing fungsi berkorelasi dengan unsur utama situasi komunikatif, fungsi

informasional dengan pokok masalah, fungsi ekspresif dengan originator yaitu pembicaraan atau

penulis, fungsi direktif dengan penerima atau pendengar atau pembaca, fungsi aestetik dengan

saluran komunikasi antara mereka, fungsi fatis dengan pesan kebahasaan itu sendiri.

Berbeda dengan Leech yang menyederhanakan pandangan Jakobson, Dell Hymes

menambahkan fungsi bahasa menjadi tujuh. Dalam Sudaryanto (1990:13) dijelaskan ketujuh

fungsi menurut Hymes, yaitu (1) fungsi ekspresif atau emotif; (2) fungsi direktif, konatif, atau

persuasif; (3) fungsi puitik; (4) fungsi kontak; (5) fungsi metalinguistik; (6) fungsi refrensial; dan

menambahkan fungsi ketujuh (7) fungsi kontekstual dan situasional.

Dari beberapa konsep fungsi bahasa yang dipaparkan di atas, peneliti cenderung

menggunakan fungsi bahasa dari Roman Jacobson yang tertumpu pada fungsi emotif, fungsi

konatif, fungsi referensial, fungsi fatis dan fungsi metalingual untuk menganalisis data dalam

penelitian ini. Hal ini dikarenakan dalam komunitas handy talky banyak ditemukan tuturan yang

mementingkan penutur dan mitra tutur.

7. Definisi Komunitas handy talky pada Satgas PGRI

Komunitas dalam Sugono adalah kelompok organisme (orang dsb) yang hidup dan saling

berinteraksi di daerah tertentu. Handy talky adalah sebuah alat komunikasi yang bentuknya

mirip dengan telepon genggam yang dapat mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

menggunakan gelombang radio dan sering dipakai untuk komunikasi yang sifatnya sementara

karena salurannya dapat diganti-ganti setiap saat. Kebanyakan handy talky digunakan untuk

melakukan kedua fungsinya yaitu berbicara ataupun mendengar. Dengan demikian komunitas

handy talky dapat diartikan sebagai suatu kelompok orang yang menggemari yakni radio panggil

handy talky. Handy talky merupakan sebuah alat komunikasi yang bentuknya mirip dengan

telepon genggam, tetapi sifatnya searah. Karena searah, maka si pengirim pesan dan si penerima

tidak bisa berbicara pada saat yang bersamaan. Handy talky menggunakan gelombang radio

frekuensi khusus, dan sering dipakai untuk komunikasi yang sifatnya sementara karena

salurannya dapat diganti-ganti setiap saat.

Satuan tugas atau disingkat satgas, sedangkan persatuan guru republik Indonesia atau

disingkat PGRI adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya berprofesi sebagai guru. Satgas

PGRI di Tawangmangu adalah organisasi yang anggotanya berprofesi sebagai guru khususnya

untuk kemaslahatan anggota PGRI dan masyarakat luas. Pengguna handy talky Satgas PGRI di

tawangmangu tidak hanya anggotanya yang berprofesi sebagai guru, tetapi masyarakat luas,

untuk misi kemanusiaan, keamanan, penyelamatan, sosial kemasyarakatan dan bantuan

komunikasi (BANKOM).

Amatir Radio adalah mereka yang mendapat izin dari Pemerintah karena mempunyai

hobi dan bakat dibidang elektronika radio dan komunikasi serta berminat untuk mengembangkan

diri dengan tanpa maksud mencari keuntungan materi. Amatir Radio adalah Potensi Nasional di

bidang teknik elektronika dan komunikasi dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan

bangsa, serta mempererat persahabatan antar bangsa di dunia serta menunjang pembangunan

bangsa.

Kegiatan Amatir Radio adalah sarana penyaluran hobi dan bakat dalam rangka latih diri

di bidang teknik elektronika dengan saling berkomunikasi dan melakukan penyelidikan teknik

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

elektronika. Pada dasarnya kegiatan Amatir Radio terdiri dari 4 macam, yaitu: (1) Kegiatan

Eksperimen Teknik dan Pengembangannya (2) Kegiatan Komunikasi (3) Kegiatan Pengabdian

Masyarakat (4) Kegiatan Monitoring.

Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio itu merupakan penyaluran bakat yang

penuh manfaat sehingga telah mendapatkan tempat dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan

demikian Kegiatan Amatir Radio merupakan sumbangan dalam rangka pencapaian cita-cita

Nasional seperti yang terkandung dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Dengan

adanya Peraturan dan Perundang–undangan Pemerintah Republik Indonesia tentang Amatir

Radio yang telah memberikan tempat serta hak hidup kepada Amatir Radio Indonesia dalam

melaksanakan kegiatannya, maka para Amatir Radio Indonesia merasa berbahagia dan penuh

harapan akan hari depan yang cerah.

Pada dasarnya setiap kegiatan Amatir Radio akan berkaitan erat dengan penggunaan

perangkat Pemancar Radio. Pemancar Radio adalah suatu peralatan yang mempunyai nilai

khusus dan nilai strategis. Yang dimaksud dengan peralatan yang bernilai khusus adalah suatu

peralatan yang mampu menimbulkan bencana baik bagi penggunanya maupun lingkungan,

negara bahkan dunia. Yang dimaksud dengan peralatan yang bernilai strategis adalah suatu

peralatan yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan manusia, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pembangunan bangsa dan mengamankan kehidupan

masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia.

Dalam Radio Regulation tersebut telah diatur tentang pembagian services, yaitu

dipembagian masing-masing kegiatan yang membutuhkan sarana komunikasi, selanjutnya

setelah di bagi servicesnya maka di tata pula frekuensi kerja dari masing-masing kegiatan agar

tidak saling menggangu antara satu dengan lainnya. Setelah di atur pembagian services dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

frekuensinya maka di atur pula tanda pengenalnya (callsign) agar setiap pancaran dari suatu

stasiun dapat mudah dikenali.

Dan dalam Radio Regulation diatur pula tentang berbagai ketentuan lainnya tentang

telekomunikasi, dengan maksud agar komunikasi dapat digunakan dan dimanfaatkan secara

maksimal tanpa menimbulkan gangguan dan saling menggangu serta menimbulkan bencana,

keselamatan dan keamanan dunia.

C. Kerangka Pikir

Komunitas handy talky

pada Satgas PGRI

Pemakaian bahasa yang

mengandung istilah khusus

handy talky pada Satgas

PGRI

Analisis konteks Sosiolinguistik:

Register

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian ... · Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi posisi pemain, nama tendangan, aturan pemain,

Karakteristik pemakain

bahasa komunitas handy

talky pada Satgas PGRI

Istilah Asing

Singkatan

Sapaan

Hibrida

Kontraksi

Campur kode

Alih kode

Fungsi bahasa

Fungsi konatiff

Fungsi emotif

Fungsi refrensial

Fungsi metalingual

Fungsi fatis

Tuturan yang

mengandung register

komunitas handy talky

pada Satgas PGRI

Kosakata khusus penentu

register komunitas handy

talky pada Satgas PGRI