BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8...

15
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Kajian pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri penelitian-penelitian terdahulu, khususnya yang berkaitan dengan pengkajian stilistika dalam novel Perahu Kertas. Di internet ditemukan beberapa penelitian mengenai novel Perahu Kertas yaitu: Pada tahun 2011, Amalia Fitriyanti dari Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta menulis skripsi dengan judul Citra Perempuan dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari: Analisis Kritik Sastra Feminis. Penelitian yang dikaji adalah Perahu Kertas dilihat dari (1) Struktural dapat disimpulkan bahwa (a) Tema dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari adalah adanya citra dan persahabatan, (b) Alur novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari adalah alur maju, (c) Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Kugy, Keenan, Noni, Eko, Lena, Andri, Joshua, Wanda, Oma, Karel, Karin, Kevin, Keshia, Ami, Ical, Pak Wayan, Pak Hans, Luhde, Mas Itok, Jeroen, Pak Made, Remi, Bu Ayu, Agung, Banyu, Syahrani, Mas Danar, Bimo, Murid-murid Sakola Alit, (d) Latar novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari adalah di kota Amsterdam, Jakarta, Bandung, dan Bali. Penceritaan tokoh Kugy dalam novel berlangsung pada tahun 1999-2003. Cerita diawali dari Kugy, cewek unik cenderung ekstrim, sejak kecil 7

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri

penelitian-penelitian terdahulu, khususnya yang berkaitan dengan pengkajian

stilistika dalam novel Perahu Kertas. Di internet ditemukan beberapa penelitian

mengenai novel Perahu Kertas yaitu:

Pada tahun 2011, Amalia Fitriyanti dari Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta menulis skripsi dengan judul Citra Perempuan dalam

Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari: Analisis Kritik Sastra Feminis.

Penelitian yang dikaji adalah Perahu Kertas dilihat dari (1) Struktural dapat

disimpulkan bahwa (a) Tema dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari

adalah adanya citra dan persahabatan, (b) Alur novel Perahu Kertas karya Dewi

Lestari adalah alur maju, (c) Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Kugy, Keenan,

Noni, Eko, Lena, Andri, Joshua, Wanda, Oma, Karel, Karin, Kevin, Keshia, Ami,

Ical, Pak Wayan, Pak Hans, Luhde, Mas Itok, Jeroen, Pak Made, Remi, Bu Ayu,

Agung, Banyu, Syahrani, Mas Danar, Bimo, Murid-murid Sakola Alit, (d) Latar

novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari adalah di kota Amsterdam, Jakarta,

Bandung, dan Bali. Penceritaan tokoh Kugy dalam novel berlangsung pada tahun

1999-2003. Cerita diawali dari Kugy, cewek unik cenderung ekstrim, sejak kecil

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

8

menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi

juru dongeng. (2) Citra perempuan dalam novel Perahu Kertas diklasifikasikan

berdasarkan (a) citra perempuan dalam aspek fisik tokoh Kugy digambarkan

sebagai perempuan yang cantik, rambut sebahu, bertubuh mengui, (b) citra

perempuan dalam aspek psikis tokoh Kugyu memiliki sifat antusias, pendirian

kuat, cerdas, kreatif, dan tegas dalam menentukan sikapnya, (c) citra perempuan

dalam aspek sosial digambarkan Kugy memiliki interaksi dan komunikasi dalam

kehidupan bermasyarakat.

Pada tahun 2012, Ayu Wulandari dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Diponegoro Semarang menulis skripsi dengan judul Kondisi Kejiwaan Tokoh

Utama Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari: Sebuah Tinjauan Psikologi

Sastra. Penelitian yang dikaji adalah (1) Analisis struktur terhadap novel Perahu

Kertas adalah terdapat tujuh tokoh yang terbagi dalam satu tokoh utama, satu

tokoh utama tambahan dan lima sebagai tokoh bawahan. Latar yang paling

menonjol adalah latar fisik, terdapat tujuh komposisi alur cerita dan terjadi konflik

yang paling menonjol adalah konflik internal. (2) Analisis prikologi sastra secara

garis besar adalah Kugy memiliki keseimbangan antara Id, Ego, dan Superego

serta mekanisme pertahanan ego dan konflik yang memiliki fungsi untuk perasaan

beralih yang dianggap aman dari apa yang terjadi pada dirinya dan menjadikan

perubahan kepribadian emosi atau perasaan-perasaan tersebut sangat terkait

dengan tindakan yang ditimbulkan.

Pada tahun 2013, Ahmad Hadi Susilo dari Jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Univeritas Negeri Malang menulis skripsi dengan judul Nilai-

nilai Moral dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Potensinya

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

9

sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra Siswa SMA. Penelitian yang dikaji adalah

nilai moral individu, nilai moral sosial, nilai moral religi. Nilai nilai moral

individu yang meliputi sikap jujur, kerja keras, pantang menyerah, dan sederhana.

Nilai moral sosial meliputi sikap tanpa pamrih, kerjasama, berbakti kepada

orangtua, menghormati orang lain atau sahabat, dan mengutamakan kepentingan

bersama. Sedangkan nilai moral religi meliputi sikap ikhlas, bersyukur, dan

bertawakal.

Pada tahun 2013, Nurliana dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjung Pinang menulis skripsi dengan judul Analisis Nilai-Nilai

Pendidikan Karakter pada Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari. Penelitian

yang dikaji adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang meliputi; nilai religius

terdiri 2 data, nilai jujur terdiri 2 data, nilai toleransi terdiri 1 data, nilai disiplin

terdiri 1 data, nilai kerja keras terdiri 7 data, nilai kreatif terdiri 10 data, nilai

mandiri terdiri 3 data, nilai demokratis terdiri 4 data, nilai rasa ingin tahu terdiri 1

data, nilai menghargai prestasi terdiri 5 data, nilai bersahabat/komunikatif terdiri 4

data, nilai cinta damai terdiri dari 6 data, nilai gemar membaca terdiri dari 6 data,

nilai peduli lingkungan terdiri 3 data, nilai peduli sosial terdiri 8 data, dan nilai

tanggung jawab terdiri 4 data. Nilai pendidikan karakter yang dominan adalah

nilai kreatif, nilai kerja keras, dan nilai peduli sosial.

Korelasi penelitian sebelumnya dengan stilistika Dewi Lestari dengan

novel Perahu Kertas menjadi acuan bagaimana diksi (pilihan kata) dan gaya

bahasa kreatif Dewi Lestari dalam novel Perahu Kertas Melahirkan Perahu

Kertas yang sempat mati suri selama 11 tahun, membuat Perahu Kertas semakin

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

10

matang dalam hal pengerjaannya sehingga banyak pembaca yang

menggunakannya sebagai bahan penelitian.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

permasalahan yang diangkat yaitu pada pemilihan diksi (pilihan kata) dan gaya

bahasa dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari sehingga penelitian

Kajian Stilistika Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari benar-benar belum

dikaji.

2. Landasan Teori

A. Stilistika

Stilistika (stylistic) adalah ilmu tentang gaya (style) sedangkan

stilistika menurut Rene Wellek dan Austin Warren (dalam Sutejo 2010:2)

mengatakan bahwa stilistika mencakup semua teknik yang dipakai untuk

tujuan ekspresi tertentu, dan meliputi wilayah yang lebih luas dari sastra atau

retorika. Semua wujud dan teknik untuk membuat penekanan dan kejelasan

dapat dimasukkan dalam stilistika.

Leech dan Short (dalam Nurgiyantoro, 2005:279) mengemukakan

bahwa stilistika adalah kajian terhadap wujud perfomansi kebahasaan,

khususnya yang terdapat di dalam karya sastra. Analisis stilistika dalam dunia

kesastraan biasanya dimaksudkan untuk menerapkan hubungan bahasa dengan

fungsi artistik dan maknanya. Di samping itu, menurut Chapman (dalam

Nurgiyantoro, 2005:279) Stilistika dapat juga bertujuan untuk menentukan

seberapa jauh dan dalam hal apa bahasa yang dipergunakan itu

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

11

memperlihatkan penyimpangan, dan bagaimana pengarang mempergunakan

tanda-tanda linguistik untuk memperoleh efek khusus.

Menurut Shipley (Ratna, 2014:8) stilistika (stylistic) adalah ilmu

tentang gaya (style) sedangkan style berasal dari akar kata stilus (Latin),

semula berarti alat berujung runcing yang digunakan untuk menulis di atas

bidang berlapis lilin. Stilus berasal dari akar kata ‘sti-‘ berarti mencakar atau

menusuk. Stilistika dalam bahasa Yunani dikenal dengan istilah stylos berarti

pilar atau rukun yang dikaitkan dengan tempat untuk bersemadi atau beraksi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:422) gaya

memiliki sejumlah ciri, yaitu: a) kekuatan, kesanggupan, gaya dalam

pengertian denotatif, misalnya gaya pegas, gaya lentur, gaya tarik bumi; b)

sikap, gerakan, seperti tingkah laku, misalnya gaya tarik, gaya hidup; c) irama,

lagu, seperti dalam musik, misalnya gaya music barat; d) cara melakukan,

seperti dalam olah raga, gaya renang, gaya dada; e) ragam, cara, seperti dalam

karangan, seperti gaya bahasa popular, gaya klasik; f) ragam, cara, seperti

dalam bangunan, seperti bangunan gaya Eropa; g) cara yang khas, seperti

pemakaian bahasa dalam karya sastra, misalnya gaya inversi.

Berdasarkan pendapat di atas, gaya bahasa telah didefinisikan secara

beragam dan berbeda-beda. Beberapa definisi yang perlu dipertimbangkan

(Ratna, 2014:10) sebagai berikut:

1. Ilmu tentang gaya bahasa.

2. Ilmu interdisipliner antara linguistik dengan sastra.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

12

3. Ilmu tentang penerapan kaidah-kaidah linguistik dalam penelitian gaya

bahasa.

4. Ilmu yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam karya sastra.

5. Ilmu yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam karya sastra, dengan

mempertimbangkan aspek-aspek keindahannya sekaligus latar

belakang sosialnya.

B. Diksi atau Pilihan Kata

Pilihan kata merupakan sinonim dari kata diksi. Istilah diksi (Diction)

menurut Abrams (dalam Supriyanto, 2009:23) digunakan untuk pemilihan

kata-kata, frasa dan gaya dalam karya astra. Pilihan kata pengarang dapat

dianalisis berdasarkan kategori-kategori seperti pada tingkat kosakata

(vocabulary) dan frasa yang berbentuk konkret atau abstrak, asli atau tidak,

bentuk bahasa sehari-hari atau formal, dan literal atau kiasan. Keraf (dalam

Supriyanto, 2009:23) mengungkapkan bahwa istilah diksi digunakan untuk

menyatakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu idea tau

gagasan, yang meliputi persoalan frasaologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

Frasaologi menurut Keraf mencakup persoalan kata-kata dalam

pengelompokan atau susunan atau yang menyangkut cara-cara yang khusus

berbentuk ungkapan-ungkapan. Seorang penulis harus menguasai banyak

kosakata sehingga mampu memilih kata yang akan digunakan yang sesuai

dengan gagasannya.

Pilihan kata dimungkinkan karena Dee menguasai beberapa kosakata.

Pilihan kata merupakan unsur stilistika yang berhubungan dengan variasi.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

13

1. Pemanfaatan kata Bahasa Daerah

2. Pemanfaatan kata Bahasa Asing

3. Pemendekan kata

Pemendekan kata atau abrevasi diartikan sebagai proses penanggalan

satu atau beberapa bagian leksem tatau kombinasi leksem sehingga

menjadi bentuk baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 1989:159).

a. Pemenggalan, yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah

satu bagian dari kata atau leksem.

b. Akronim, yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf

yang ditulis menjadi sebuah kata yang dapat dilafalkan.

c. Kontraksi, yaitu proses pemendekan dengan meringkas gabungan

leksem dasar atau gabungan fonem.

d. Penyingkatan, yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata

yang berupa gabungan huruf.

4. Penggunaan Bentuk Ulang

Kata ulang dapat dikelompokan berdasarkan bentuk dan fungsi atau

makna perulangan. Berikut adalah jenis-jenis kata ulang:

a. Kata ulang berdasarkan bentuk

1. Dwipurwa (Kata ulang sebagian), yaitu proses pengulangan

yang terjadi pada sebagian kata, biasanya terjadi pada bagian

awal kata.

2. Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh), yaitu proses

pengulangan yang terjadi pada semua atau keseluruhan kata.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

14

3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu proses pengulangan yang

terjadi dengan pengulangan bunyi pada unsur pertama maupun

unsur ke dua dalam kalimat.

4. Kata ulang berimbuhan, yaitu pengulangan kata ulang

berimbuhan terjadi dengan menambahkan imbuhan pada unsur

kata pertama atau kata kedua.

5. Kata ulang semu, yaitu pengulangan kata ulang yang terjadi

pada kata dasar yang sebenarnya bukan hasil reduplikasi itu

sendiri.

b. Kata ulang berdasarkan fungsi atau makna

1. Kata ulang bermakna mirip atau agak

2. Kata ulang bermakna jamak

3. Kata ulang bermakna macam-macam

4. Kata ulang bermakna saling

5. Kata ulang bermakna intensitas

6. Kata ulang bermakna kolektif atau bilangan

7. Kata ulang bermakna keadaan atau situasi

8. Kata ulang bermakna tindakan yang dilakukan berkali-kali

9. Kata ulang bermakna kegiatan

(http:kelasindonesia.com/2015/04/pegertian-dan-contoh-kata-

ulang-lengkap.html?m=1)

5. Pemilihan kata yang unik

6. Pemilihan Kelompok Kata

7. Pemilihan kalimat yang menarik

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

15

C. Gaya Bahasa atau Majas

Majas (fugure of speech) adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan

maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan

(Ratna, 2014:164). Majas dibedakan menjadi empat macam, yaitu: a) majas

penegasan, b) majas perbandingan, c) majas pertentangan, dan d) majas

sindiran. Beberapa majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengan

cirinya masing-masing. Secara tradisional bentuk-bentuk inilah yang disebut

sebagai gaya bahasa.

Jenis gaya bahasa atau majas, (Ratna, 2014:439-447):

1. Majas Penegasan:

a. Aferesis, yaitu penegasan dengan menghilangkan huruf atau

suku awal.

b. Aforisme, yaitu pernyataan sebagai kebenaran umum atau kata-

kata arif.

c. Alonim, yaitu majas dengan menggunakan varian nama.

d. Anagram, yaitu pertukaran huruf dalam kata sehingga

menimbulkan makna baru.

e. Antiklimaks, yaitu pernyataan menurun secara berurut-urut.

f. Apofasis/Preterisio, yaitu majas yang seolah-olah mengingkari

apa yang sudah dijelaskan.

g. Aposiopesis, yaitu penghentian di tengah-tengah kalimat.

h. Arkhaisme, yaitu menggunakan kata-kata yang sudah usang.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

16

i. Bombastis, yaitu penggunaan keterangan secara berlebihan.

j. Elipsis, yaitu kalimat tidak lengkap.

k. Enumerasio/akumulasio, yaitu beberapa peristiwa saling

berhubungan, disebut satu demi satu.

l. Ekslamasio, yaitu menggunakan kata seru: wah, aduh, amboi,

astaga, awas, dan sebagainya.

m. Interupsi, yaitu menyisikan kelompok kata tertentu.

n. Invensi/anastrof, yaitu susunan kalimat terbalik

o. Invokasi, yaitu penggunaan kata seru untuk memohon adi

kodrati.

p. Klimaks, yaitu urutan pernyataan menuju puncak.

q. Kolokasi, yaitu asosiasi permanen satu kata dengan kata yang

lain.

r. Koreksio/epanortosis, yaitu memperbaikipernyataan

sebelumnya yang dianggap salah.

s. Paralelisme, yaitu kesejajaran kata-kata atau frasa, dengan

fungsi yang sama.

t. Pararima, yaitu perulangan konsonan awal dan akhir dalam

kata-kata tertentu.

u. Pleonasme, yaitu memberikan keterangan secara berlebihan.

v. Praterio, yaitu menyembunyikan maksud yang sesungguhnya.

w. Repetisi, yaitu perulangan kata atau kelompok kata.

x. Sinkope/kontraksi, yaitu menghilangkan suatu suku kata di

tengah kata.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

17

y. Tautology, yaitu perulangan kata, kelompok kata, sinonimnya

yang kadang-kadang tidak perlu

z. Zeugma, yaitu seolah-olah tidak logis dan tidak gramatikal,

rancu.

2. Majas Perbandingan:

a. Alegori, yaitu perbandingan dengan alam secara utuh.

b. Alusio, yaitu majas dengan ungkapan, peribahasa, atau

sampiran pantun.

c. Antonomasia, yaitu sebutan untuk menggantikan nama orang.

d. Disfemisme, yaitu menonjolkan kekurangan tokoh.

e. Epitet, yaitu acuan untuk menunjukkan sifat khusus seseorang

atau hal lain.

f. Eponim, yaitu nama yang menunjukkan ciri-ciri tertentu.

g. Eufisme, yaitu menghaluskan arti.

h. Hipalase/enalase, yaitu keterangan yang seolah-olah

ditempatkan pada tempat yang salah.

i. Hiperbola, yaitu melebihi sifat dan kenyataan yang

sesungguhnya.

j. Litotes, yaitu dengan cara merendahkan diri.

k. Metafora, yaitu membandingkan suatu benda dengan benda

lainnya.

l. Metonimia, yaitu menggunakan suatu nama tetapi yang

dimaksud benda lain.

m. Onomatope, yaitu dengan menggunakan tiruan bunyi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

18

n. Paronomasia, yaitu kaya yang sama tetapi menampilkan makna

yang berbeda.

o. Periphrasis, yaitu suatu kata yang diperluas dengan ungkapan.

p. Personifikasi, yaitu benda mati dianggap benda hidup.

q. Simbolik, yaitu perbandingan dengan symbol.

r. Simile, yaitu menggunakan kata-kata pembanding: seperti,

laksana, umpama.

s. Sinedoke, yaitu sebagian untuk keseluruhan dan sebaliknya.

- Pars prototo, yaitu sebagian untuk keseluruhannya.

- Totem proparte, yaitu keseluruhan untuk sebagian.

t. Sinestesia, yaitu penggunaan beberapa indra.

u. Tropen, yaitu istilah lain dengan makna sejajar.

3. Majas Pertentangan:

a. Anakronisme, yaitu tidak sesuai dengan peristiwa.

b. Antithesis, yaitu berlawanan.

c. Kontradiksio, yaitu berlawanan secara situasional.

d. Oksimoron, yaitu berlawanan dalam kelompok kata yang sama.

e. Okupasi, yaitu pertentangan dengan pejelasan.

f. Paradox, yaitu bertentangan tetapi benar.

g. Prolepsis/antisipasi, yaitu kata-kata seolah-olah mendahului

peritiwanya.

4. Majas Sindiran:

a. Anifrasis, yaitu sindiran dengan makna berlawanan.

b. Innuendo, yaitu mengecilkan keadaan yang sesungguhnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

19

c. Ironi, yaitu sindiran halus.

d. Permainan kata, yaitu sindiran disertai humor dengan cara

mengubah urutan kata.

e. Sarkasme, yaitu sindiran kasar.

f. Sinisme, yaitu sindiran agak kasar.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah bentuk singkat dari jalannya penelitian yang

digunakan peneliti untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti.

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut akan mempermudah mengungkap

permasalahan yang ada di rumusan masalah, yaitu dilakukan penelitian mengenai

kajian stilistika novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Oleh sebab itu, deskripsi

penelitian ini dapat diterjemahkan dalam kerangka berpikir, seperti berikut:

1. Pada tahap awal penulis menentukan objek penelitian, yaitu novel Perahu

Kertas karya Dewi Lestari. Lalu dilakukan pemahaman sungguh-sungguh

terhadap novel tersebut sehingga menemukan maksud yang terdapat di

dalamnya.

2. Setelah melakukan pemahaman yang sungguh-sungguh, tahap selanjutnya

adalah menemukan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Adapun

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah diksi atau pilihan

kata dan gaya bahasa dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.

3. Tahap selanjutnya adalah menentukan teori dan pendekatan yang akan

digunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

20

Penelitian ini digunakan stilistika. Problematika sosial dalam novel Perahu

Kertas dipisahkan terlebih dahulu, kemudian diklasifikasikan. Analisis

selanjutnya adalah dengan memanfaatkan teori stilistika. Stilistika

merupakan teori tentang gaya. Stilistika mencakup semua teknik yang

dipakai untuk tujuan ekspresi tertentu, dan meliputi wilayah yang lebih luas

dari sastra atau retorika. Semua wujud dan teknik untuk membuat penekanan

dan kejelasan dapat dimasukkan dalam stilistika. Penggunaan teori tersebut

dimaksudkan untuk menyelesaikan diksi atau pilihan kata dan gaya bahasa

dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.

4. Tahap akhir adalah simpulan, disajikan pemaknaan penelitian secara

terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0209033_bab2.pdf · 8 menggila-gilai dongeng, senang menulis dongeng, dan cita-citanya ingin menjadi juru

21

Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Kajian Stilistika Novel Perahu Kertas karya

Dewi Lestari

Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari

Teori Stilistika

Gaya Bahasa

Diksi atau Pilihan Kata

Simpulan