BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II...

20
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan oleh Wolfe, Sauaia (2003). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dalam simulasi bisnis dan pengalaman pembelajaran, menggunakan sampel satu perusahaan yang memiliki lima permaianan top management. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tobin's Q dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan prediktor kesuksesan perusahaan ketika diterapkan dalam permainan kebijakan bisnis. Sudiyanto, Puspitasari (2010). Penelitian ini adalah penelitian kajian yang membahas Tobin's Q sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tobin's Q dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan melalui potensi perkembangan harga saham, potensi kemampuan manajer dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi. Rengga, Sukamulja (2015). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2000-2013. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan pada sektor barang konsumsi dalam kedaan baik, hal tersebut dikarenakan nilai Tobin's Q

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan oleh

Wolfe, Sauaia (2003). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dalam

simulasi bisnis dan pengalaman pembelajaran, menggunakan sampel satu

perusahaan yang memiliki lima permaianan top management. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah Tobin's Q dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan

prediktor kesuksesan perusahaan ketika diterapkan dalam permainan kebijakan

bisnis.

Sudiyanto, Puspitasari (2010). Penelitian ini adalah penelitian kajian

yang membahas Tobin's Q sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tobin's Q dapat digunakan untuk

mengetahui kinerja perusahaan melalui potensi perkembangan harga saham,

potensi kemampuan manajer dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi

pertumbuhan investasi.

Rengga, Sukamulja (2015). Penelitian ini menggunakan data sekunder

berupa laporan keuangan pada perusahaan sektor barang konsumsi yang

terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2000-2013.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan pada sektor

barang konsumsi dalam kedaan baik, hal tersebut dikarenakan nilai Tobin's Q

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

12

perusahaan yang menjadi sampel penelitian lebih banyak perusahaan yang

memiliki nilai Tobin's Q > 1.

Hutabarat, Senjaya (2016). Penelitian ini menggunakan data sekunder

yang berupa laporan keuangan tahunan yang terdaftar dalam Busra Efek

Indonesia yang tergabung dalam KOMPAS100 pada tahun 2010-2014.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam

KOMPAS100 lebih banyak yang menunjukkan undervalued atau nilai Tobin's

Q < 1. Hal tersebut berarti bahwa aset perusahaan lebih rendah nilainya daripada

nilai pasar, seperti pada perusahaan BBNI, BBRI, BBTN, BDMN, PNBN,

BMRI, BBCA, BBKP, BJBR dari tahun ini 2010-2014. Sedangkan yang

menunjukkan overvalued atau nilai Tobin's Q > 1 adalah perusahaan BBTN

pada tahun 2011.

Fu, Singhal, Parkash (2016). Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan sampel perusahaan Amerika Serikat yang diperdagangkan pada

periode tahun 1988-2004. Kesimpulan yang diperoleh adalah adanya hubungan

yang terkait antara Tobin's Q dan kinerja perusahaan dimasa depan, dimana

Tobin's Q yang tinggi akan menghasilkan kinerja perusahaan yang tinggi.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Indra Bastian (2006) kinerja keuangan adalah gambaran

dari pencapaian pelaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

visi dari suatu organisasi. Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011) kinerja

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

13

keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat suatu

perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar.

Kinerja dari suatu perusahaan adalah gambaran tentang kondisi

keuangan perusahaan yang kemudian dianalisis dengan alat analisis

keuangan, sehingga perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan yang

memperlihatkan prestasi dari kinerja perusahaan dalam periode tertentu.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan sangatlah penting agar sumber daya

dapat digunakan secara optimal. Penilaian tersebut adalah cara yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemen agar kewajiban terhadap para penyandang

dana terpenuhi dan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tercapai.

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui kualitas

manajemen organisasi maupun manajemen keuangan suatu perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001) tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan memenuhi

standar perilaku yang telah ditetapkan agar hasil yang diperoleh sesuai

dengan yang diinginkan. Standar perilaku tersebut adalah kebijakan

manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

2. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Jumingan (2006) analisis kinerja keuangan adalah proses

pengkajian secraa kritis terhadap keuangan perusahaan mengenai data,

menghitung, mengukur, menginterprestasi dan memberikan solusi terhadap

keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

14

Menurut Sutrisno (2013) menyatakan bahwa dalam menganalisis

kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Fahmi (2011), analisis rasio keuangan adalah instrumen

analisis dari prestasi perusahaan yang dapat menjelaskan hubungan dan

indikator keuangan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi

keuangan atau prestasi dari perusahaan di masa lalu. Menurut Samryn

(2011), analisis rasio keuangan adalah cara yang membuat perbandingan

data keuangan perusahaan, dimana rasio keuangan menjadi dasar untuk

menjawab pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan

perusahaan.

Analisis rasio keuangan yang pada dasarnya disusun dengan

menggabungkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan laba-

rugi dan neraca. Menggunakan cara rasio tersebut diharapkan pengaruh

dari perbedaan ukuran akan hilang. Perhitungan menggunakan analisis

rasio akan memberikan manfaat bagi perusahaan atau pihak-pihak yang

terkait dengan perusahaan.

1) Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas menurut Martono dan Agus (2010) adalah

rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva

lancar dengan hutang lancar. Kegunaan rasio ini untuk mengukur

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

15

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek

perusahaan.

Rasio Likuiditas adalah rasio keuangan yang digunakan

untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio

ini digunakan sebagai alat ukur untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek

atau kewajiban lancar pada saat jatuh tempo. Rasio yang termasuk

dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut :

a) Current Ratio

b) Quick Ratio

c) Cash Rasio

2) Rasio Leverage

Rasio leverage menurut Martono dan Agus (2010) adalah

rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan dalam

menggunakan dana dari hutang atau pinjaman. Menurut Hanafi dan

Halim (2009), rasio leverage digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

panjang dan mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan.

Rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan yang

dibayai dengan hutang. Rasio ini mengukur kemampuan perusahan

dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio yang termasuk

dalam rasio laverage adalah sebagai berikut :

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

16

a) Debt to Total Assets Ratio (DTA)

b) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

c) Times Interest Earned Ratio (TIE)

d) Debt to Equity Ratio (DER)

3) Rasio Aktivitas

Menurut Martono dan Agus (2010) rasio aktivitas adalah

rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola aset

yang dimiliki. Menurut Kasmir (2013), rasio aktivitas digunakan

untuk melihat ukuran tingkat efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efisiensi dari

suatu perusahaan dalam menggunakan aset-aset yang dimiliki.

Rasio ini juga dikenal sebagai rasio efisiensi. Rasio yang termasuk

dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut :

a) Total Assets Turnover

b) Receivable Turnover

c) Inventory Turnover

d) Average Day’s Inventory

e) Working Capital Turnover

4) Rasio Keuntungan

Rasio profitabilitas menurut Munawir (2012) adalah rasio

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba, sedangkan untuk pemegang saham rasio ini menunjukkan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

17

tingkat penghasilan dalam berinvestasi. Menurut Sartono (2012),

rasio profitabilitas dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba melalui penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri.

Rasio keuntungan atau profitability ratio adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan dari penggunaan modal yang dimiliki. Rasio yang

termasuk dalam rasio keuntungan adalah sebagai berikut :

a) Gross Profit Margin

b) Net Profit Margin

c) Return on Assets

d) Return on Investment

e) Return on Equity

f) Earning per Share

5) Rasio Penilaian

Menurut Sudana (2011) rasio penilaian adalah rasio yang

terkait dengtan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah

diperdagangkan di pasar modal atau perusahaan tersebut go public.

Menurut Harahap (2010) rasio penilaian adalah rasio yang lazim dan

khusus digunakan di pasar modal yang menggambarkan keadaan

dari prestasi perusahaan di pasar modal.

Rasio penilaian atau valuation ratio adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

18

menciptakan nilai pasar agar dapat melebihi biaya modal yang

dimiliki. Jenis-jenis pengukuran rasio nilai pasar menurut Fahmi

(2011) adalah sebagai berikut::

a) Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah analisis yang

menggambarkan jumlah keuntungan yang akan diperoleh

untuk setiap lembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS maka

pengembalian yang diperoleh investor juga akan tinggi.

Menurut Fahmi (2011), pendapatan per lembar saham

adalah pemberian keuntungan yang diberikan kepada

pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki

perusahaan Tjiptono dan Hendry (2001) earning per shares

adalah rasio yang menunjukkan keuntungan atau pengembalian

yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar

saham.

𝐸𝑃𝑆 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

∑ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

b) Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) dapat menunjukkan

seberapa besar seorang investor bersedia untuk membayar per

satuan mata uang dari keuntunganyang dilaporkan. Semakin

tinggi PER maka perusahaan memiliki pendapatan yang tinggi.

Price Earning Ratio menilai seberapa layak saham tersebut

dibeli oleh investor.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

19

Menurut Jogiyanto (2009) rasio ini menunjukkan

investor dalam menilai harga dari saham terhadap kelipatan

earnings. Menurut Sutrisno (2013) Price Earning Ratio adalah

rasio yang mengukur bersarnya perbandingan antara harga

saham dengan keuntungan yang diperoleh investor.

𝑃𝐸𝑅 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

Earning Pershare

c) Price Book Value (PBV)

Price Book Value(PBV) menggambarkan potensi pergerakan

harga saham memiliki harga murah atau mahal. Semakin besar

nilai PBV maka harga saham tersebut dianggap semakin mahal.

Menurut Sihombing (2008) Price to Book Value adalah nilai

yang digunakan untuk membandingkan saham perusahaan

dengan saham lainnya lebih mahal atau murah dengan

membandingkan dua perusahaan atau lebih yang memiliki sifat

bisnis yang sama. Rumus Price to Book Value adalah sebagai

berikut:

𝑃𝐵𝑉𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

d) Book Value Per Share (BVS)

Rumus Book Value Per Share adalah sebagai berikut:

𝐵𝑉𝑆 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐻𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟′𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 − 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

𝐶𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔

e) Dividen Yield

Rumus Dividen Yield adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

20

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 =𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

f) Dividen payout ratio

Rumus Dividen payout ratio adalah sebagai berikut:

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

g) Tobin’s Q

Tobin;s Q dapat dikatakan sebagai rasio penilaian

dikarenakan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar.

Menurut Sudiyanto (2010) Tobin's Q adalah rasio yang

digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan melalui

potensi perkembangan harga saham, potensi kemampuan

manajer dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi

pertumbuhan investasi.

Kelebihan Tobin’s Q jika dibandingkan dengan rasio

penilaian lainnya adalah rasio yang tidak hanya mengukur

keadaan perusahaan di pasar melalui harga saham yang beredar

dan jumlah saham yang beredar, tetapi juga mengukur aktiva

dan kewajiban yang ada pada perusahaan, sedangkan rasio

penilaian lainnya hanya mengukur keadaan perusahaan dilihat

dari saham dan harga saham yang dimiliki.

Rasio Earning Per Share hanya mengukur jumlah

keuntungan yang diperoleh ivestor di setiap lembar saham yang

dimiliki. Price Earning Ratio menunjukkan investor dalam

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

21

menilai harga saham dengan keuntungan yang diperoleh. Price

Book Value menggambarkan harga saham memiliki harga

murah atau mahal.

Menurut Lindenberg dan Ross (1981), Tobin's Q

secara matematis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑄 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 + 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑎𝑙𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡

𝑅𝑒𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑎𝑙𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦

Menurut Chung dan Pruitt (1994) dalam

penggunaannya memodifikasi rumus Tobin's Q yang lebih

sederhana. Modifikasi rumus yang digunakan mendekati dari

versi asli dan diperkiraan menghasilkan 99,6% dari versi asli.

𝑄 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐴𝑙𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 + 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Market Value of All Outstanding Shares (MVS) adalah

nilai pasar saham yang dihitung dengan rumus:

𝑀𝑉𝑆 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Debt adalah nilai pasar hutang yang nilainya dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 = (𝐴𝑉𝐶𝐿 − 𝐴𝑉𝐶𝐴 ) + 𝐴𝑉𝐿𝑇𝐷

Dimana:

AVCL = Accounting value of the firm’s Current Liabilities

= Hutang Jangka Pendek+Pajak yang Harus

Dibayar

AVCA = Accounting value of the firm’s Current Assets

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

22

= Kas+Piutang+Persediaan

AVLTD = Accounting value of the firm’s Long Term Debt

= Hutang Jangka Panjang

b. Analisis Du Pont

Analisis Du Pont digunakan untuk menilai kondisi keuangan

perusahaan dengan menggabungkan laporan laba-rugi dan neraca

dengan ukuran profitabilitas. Analisis Du Pont memiliki manfaat yaitu

sebagai efisiensi produksi dan penjuaan, sebagai pengukuran

profiitabilitas dari produk yang diperoleh dan pengukuran dari efisiensi

modal kerja.

Menurut Rangkuti (2004), analisis Du Pont menggabungkan

antara rasio aktivitas dengan profit margin dan dapat menunjukkan

interaksi antar rasio untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki oleh

perusahaan. Menurut Astuti (2004) du pont menunjukkan huungan

antara pengembalian aktiva, perputaran aktiva marjin laba dan leverage.

Menurut Ross, Westerfield, Jaffe dan Jordan (2015) pengukuran yang

digunakan dari analisis Du Pont yaitu menggunakan Return on Total

Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) yang akan memperlihatkan

hutang, perputaran aktiva dan profit margin.

1) Return On Assets (ROA)

Return on assets adalah rasio yang dapat mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang

telah digunakan. Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

23

dalam menghasilkan keuntungan di periode lalu yang kemudian

diproyeksika di periode yang akan datang.

Menurut Kasmir (2013), Return on Asset adalah rasio yang

menunjukkan hasil pengembalian atas jumlah aktiva yang

digunkana dalam perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran

tentang bagaimana manajemen perusahaan dalam mengelola

investasinya. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡× 100%

2) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah pengukuran yang diperoleh

atas modal yang akan diinvestasikan pada sebuah perusahaan.

Semakin tinggi penghasilan yang didapatkan, maka keadaan

perusahaan akan semakin baik. Menurut Brigham dan Houston

(2010), Return on Equity adalah rasio bersih terhadap ekuitas biasa

yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang

saham biasa. Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut :

𝑅𝑂𝐸 =𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

(1 −𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

)× 100%

c. Analisis Common Size

Analisis Common Size adalah analisis yang mengubah angka-

angka yang ada pada laporan keuangan menjadi prosentase dengan dasar

tertentu. Untuk angka yang ada dalam suatu neraca, common base yang

dimaksud adalah total aktiva, uang artinya diubah menjadi 100%.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

24

Analisis ini menghitung tiap rekening yang ada dalam laporan laba-rugi

dan neraca sehingga menjadi proporsi dari total penjualan untuk laporan

laba-rugi atau dari total aset untuk neraca. Menurut Prastowo (2010),

analisis common size adalah laporan keuangan dalam bentuk presentase

perkomponen yang menyatakan masing-masing posnya dalam satuan

persen.

1) Perhitungan Neraca

Perhitungan dalam neraca dikategorikan menjadi dua bagia,

yaitu aktiva dan pasiva. Setiap kategori tersebut (total aktiva dan

pasiva) dinyatakan sebesar 100% sedangkan setiap pos yang

termasuk dari setiap kategori dinyatakan dalam bentuk presntase

atas dasat total aktiva atau pasiva (kategori). Rasio ini dapat

dihitung dengan cara sebagai berikut :

𝐾𝑎𝑠 = 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝐾𝑎𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎× 100%

2) Perhitungan Laba-Rugi

Perhitungan laba-rugi dapat dinyatakan dalam persentase

per komponen atas dasar total penghasilan (Total penghasilan yang

dinyatakan sebesar 100%). Rasio ini dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut :

𝐻𝑃𝑃 =𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛× 100%

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

25

d. Analisis Indeks

Analsis Indeks adalah analisis yang menilai semua angka yang

ada dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar yang diberikan

angka 100. Tahun dasar ini dipilih dari tahun awal atau tahun dimana

terjadi kondisi yang normal, sehingga dapat menunjukkan

perkembangan usaha dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan

analisis indeks perusahaan dapat dengan mudah untuk melihat

perkembangan perusahaannya.

3. Tobin’s Q

a. Pengertian Tobin’s Q

Menurut James Tobin, Tobin’s Q adalah rasio yang dihitung

dengan membagi nilai pasar suatu perusahaan (yang diukur dengan nilai

pasar dari saham yang beredar dan hutang) dengan penggantian aktiva.

Menurut Sudiyanto (2010), Tobin's Q adalah indikator yang digunakan

untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan

yang menunjukkan proforma manajemen dalam mengelola aktiva

perusahan. Nilai Tobin's Q menurut Lang (1989), mengambarkan

kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan atau potensi

pertumbuhan perusahaan.

Tobin‘s Q mengukur dengan cara yang sederhana, sehingga

dapat menarik perhatian dalam perputaran investasi, dimana investor

dan para analis mencari indikator yang serupa dan sederhana untuk

menjelaskan hubungan bisnis dan ekonomi yang kompleks. Tobin’s Q

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

26

sebagai indikator pengukur nilai perusahaan terutama dalam mengambil

permasalahan nilai perusahaan.

b. Fungsi Tobin’s Q

Tobin's Q memiliki fungsi sebagai pengambilan keputusan

investasi, sebagai alat pengukur nilai intangible asset atau modal

intelektual suatu perusahaan seperti kekuatan monopoli, sistem

manajerial dan peluang pertumbuhan. Tobin's Q digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan yang khususnya tentang nilai perusahaan

sehingga menunjukkan performa manajemen dalam mengelola aktiva

dari perusahaan. Jadi nilai Tobin's Q ini menggambarkan kondisi

peluang investasi yang dimiliki perusahaan atau potensi pertumbuhan

dari suatu perusahaan.

Tobin's Q juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi para

investor. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan

bagi para investor sebelum berinvestasi pada suatu perusahaan.

Sehingga para investor yang mengejar capital gain dapat mengambil

keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham yang

dimilikinya.

c. Keunggulan dan Kelemahan Tobin’s Q

Keunggulan Tobin's Q menurut Smithers dan Wright (2007)

adalah sebagai berikut :

1) Tobin's Q mencerminkan aset dari suatu perusahaan secara

keseluruhan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

27

2) Tobin's Q mencerminkan sentimen pasar, seperti analisis yang

dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi.

3) Tobin's Q dapat mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat

keuntungan atau biaya marjinal suatu perusahaan.

Selain keunggulan tersebut, menurut Smithers dan Wright

(2007), Tobin's Q memiliki kelemahan yaitu dapat menyesatkan dalam

pengukuran kekuatan pasar karena sulitnya dalam memperkirakan biaya

pergantian, pengeluaran untuk iklan dan penelitian serta pengembangan

aset tidak berwujud.

d. Pengukuran dalam Tobin’s Q

Nilai dari Tobin's Q dapat dihitung dengan membagi nilai pasar

perusahaan (yang diukur dari nilai pasar dari saham yang beredar dan

utang) dengan biaya penggantian aktiva. Pengukuran kinerja

menggunakan Tobin's Q tidak hanya menggambarkan aspek

fundamentalnya saja, tetapi juga sejauh mana perusahan menilai

perusahaan dari berbagai aspek yang dapat dilihat oleh pihal luar seperti

investor.

Menurut Chung dan Pruitt (1994), dalam penggunaannya

memodifikasi pengukurannya yang lebih sederhana diberbagai simulasi

permainan. Secara statistik modifikasi ini mendekati Tobin's Q versi asli

dan perkiraan menghasilkan 99,6% dari versi asli yang digunakan oleh

Lindenberg dan Ross (1981). Dimana pengukuran menurut Chung dan

Pruitt ini membagikan total nilai pasar suatu perusahaan (yang diukur

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

28

dengan nilai pasar dari total saham beredar dan harga saham beredar)

dan nilai pasar hutang dengan total aset. Skor Interprestasi dari Tobin's

Q menurut Wolfe (2003), Sudiyatno (2010), Hutabarat (2016) ini adalah

sebagai berikut:

a. Jika Tobin's Q < 1, artinya bahwa saham perusahaan dalam kondisi

undervalued atau di pasar nilai perusahaan berada dibawah nilai

yang tercatat. Maka manajemen perusahaan diartikan telah gagal

dalam mengelola aktiva yang ada pada perusahaan.

b. Jika Tobin's Q = 1, artinya bahwa saham perusahaan dalam kondisi

avarage atau perusahaan dinilai sama antara nilai perusahaan yang

tercatat dengan nilai perusahaan di pasar. Maka artinya manajemen

perusahaan stagnan dalam mengelola aktiva dan potensi

pertumbuhan investasinya tidak berkembang.

c. Jika Tobin's Q > 1, artinya bahwa saham perusahaan dalam kondisi

overvalued atau perusahaan dinilai lebih tinggi di pasar daripada

nilai perusahaan yang tercatat. Maka artinya manajemen

perusahaan berhasil dalam mengelola aktiva perusahaan.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Tanggung jawab dari pihak perusahaan adalah kinerja perusahaan

tersebut selalu dalam kondisi yang baik. Kondisi perusahaan dapat diukur

dengan menggunakan analisis kinerja keuangan salah satunya yaitu Tobin's Q.

Dimana Investor selalu menilai kemampuan kuangan dan kinerja suatu

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

29

perusahaan dimana mereka menanamkan investansinya, hal tersebut berkaitan

dengan keamanan dana yang telah mereka tanamkan di perusahaan. Tobin's Q

adalah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang dilihat

dari perkembangan harga saham, kemampuan manajer dalam mengelola aktiva

perusahaan dan pertumbuhan investasi dari perusahaan. Sehingga nilai Tobin’s

Q dapat menggambarkan suatu kondisi peluang yang dimiliki oleh perusahaan

atau pertumbuhan perusahaan tersebut. Menurut Sudiyanto dan Puspitasari

(2010) Q memiliki fungsi sebagai proksi dari nilai perusahaan menurut

perspektif investor, sehingga investor yang mengejar capital gain dapat

mengambil keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham yang

dimiliki.

Hasil analisis dengan menggunakan pendekatan Cross Section

Approach yang membandingkan niali Q yang dimiliki perusahaan dengan nilai

rata-rata industri setiap tahunnya. Perusahaan yang memiliki nilai Q < �̅� atau

undervalued, artinya manajemen perusahaan gagal dalam mengelola aktiva

perusahaan dan pertumbuhan investasinya rendah. Perusahaan dengan nilai

Q<�̅� atau average, artinya manajemen perusahaan stagnan dalam mengelola

aktiva yang dimiliki dan potensi pertumbuhan investasinya tidak berkembang,

sedangkan perusahaan dengan nilai Q > �̅� atau overvalued, artinya manajemen

perusahaan berhasil dalam mengelola aktiva dan potensi pertumbuhan

investasinya tinggi.

Hasil analisis dengan menggunakan pendekatan Time Series yang

membandingkan nilai Q yang dimiliki perusahaan dari tahun ke tahun (dengan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian …eprints.umm.ac.id/48870/3/BAB II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneletitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan dengan

30

membandingkan dua periode). Perusahaan dengan nilai 𝑡(𝑡−1,𝑡1)<1 atau

undervalued, artinya manajemen perusahaan gagal dalam mengelola aktiva

perusahaan dan pertumbuhan investasinya rendah. Perusahaan dengan nilai

𝑡(𝑡−1,𝑡1)=1 atau average, artinya manajemen perusahaan stagnan dalam

mengelola aktiva yang dimiliki dan potensi pertumbuhan investasinya tidak

berkembang, sedangkan perusahaan dengan nilai. 𝑡(𝑡−1,𝑡1)>1, overvalued,

artinya manajemen perusahaan berhasil dalam mengelola aktiva dan potensi

pertumbuhan investasinya tinggi.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Time Series Cross Section Approach

Tobin’s Q

Analisis Kinerja Keuangan

Perusahaan

Q < �̅�,

undervalued

Q < �̅�,

average

Q < �̅�,

overvalued

𝑡(𝑡−1,𝑡1) < 1,

undervalued

𝑡(𝑡−1,𝑡1) < 1

average

𝑡(𝑡−1,𝑡1) < 1

overvalued