BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulisrepository.ump.ac.id/7046/3/BUDIMAN BAB II.pdf11 BAB II...

43
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara latihan secara teratur. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat diperoleh dengan cara dibina dan dilatihkan terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Menulis merupakan usaha menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dapat dilakukan oleh semua orang, sehingga melalui proses menulis, manusia dapat berkomunikasi secara tidak langsung (Tarigan, 1994). Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa. Keterampilan ini memerlukan proses belajar dan latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada. Menulis berbeda dengan melukis, gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Batasan menulis menurut Tarigan (1994:21) adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik, menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau memahami bahasa atau grafik itu. Hasil dari sebuah tulisan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan pikiran, pendapat atau gagasan yang muncul. Mengingat fungsi utama kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulisrepository.ump.ac.id/7046/3/BUDIMAN BAB II.pdf11 BAB II...

  • 11

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Keterampilan Menulis

    Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara latihan

    secara teratur. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat diperoleh

    dengan cara dibina dan dilatihkan terus menerus dalam kurun waktu tertentu.

    Menulis merupakan usaha menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau

    menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Ekspresi perasaan yang

    dituangkan dalam bentuk tulisan dapat dilakukan oleh semua orang, sehingga

    melalui proses menulis, manusia dapat berkomunikasi secara tidak langsung

    (Tarigan, 1994).

    Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

    harus dipelajari siswa. Keterampilan ini memerlukan proses belajar dan latihan

    untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada. Menulis

    berbeda dengan melukis, gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan

    makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis

    merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Batasan

    menulis menurut Tarigan (1994:21) adalah menurunkan atau melukiskan

    lambang-lambang grafik, menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

    seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

    kalau memahami bahasa atau grafik itu.

    Hasil dari sebuah tulisan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan

    pikiran, pendapat atau gagasan yang muncul. Mengingat fungsi utama kegiatan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 12

    menulis adalah sebagai sarana berkomunikasi secara tidak langsung, maka penting

    bagi siswa untuk mempelajarinya. Selain dapat meningkatkan kecakapan

    berpendapat, menulis juga dapat melatih siswa menuangkan ide pikirannya

    dengan lebih mudah. Menulis ini merupakan kegiatan yang produktif dan

    ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam

    bentuk tulisan.

    Kegiatan menulis bermanfaat untuk menggali berbagai pengetahuan yang

    masih terpendam . Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan untuk

    berfikir serta berbahasa secara tertib. Menulis dapat membuat diri lebih mengenali

    kemampuan dan potensi diri. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara

    sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat, sehingga dapat menjelaskan

    permasalahan yang semula samar menjadi lebih jelas. Keterampilan menulis

    berfungsi untuk menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, membantu mendapatkan

    dan mengingat informasi baru, serta membantu memecahkan masalah (Hernowo,

    2002:34). Menulis juga digunakan orang terpelajar untuk mencatat/merekam,

    meyakinkan, melaporkan, memberitahukan dan memengaruhi (Tarigan, 1994:4).

    Maksud dan tujuan ini akan tercapai dengan baik jika seseorang dapat menyusun

    pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini bergantung pada

    pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat.

    Menurut Tarigan (1993:3), tercapai atau tidaknya tujuan ideal

    pembelajaran menulis tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah:

    1. Sikap sebagian besar masyarakat terhadap Bahasa Indonesia belum

    menggembirakan, mereka tidak malu memakai bahasa yang salah;

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 13

    2. Kesibukan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan mereka

    tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran

    menulis yang lebih menarik dan efektif;

    3. Metode dan teknik pembelajaran menulis kurang bervariasi serta mungkin

    sekali hasil tulisan siswa yang ada pun tidak sempat dikoreksi;

    4. Menulis dirasakan kurang menarik bagi siswa;

    5. Siswa sangat kurang dalam pembelajaran menulis.

    Menulis pada hakikatnya adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan

    menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan yang disampaikan dapat

    berupa ide, gagasan atau hasil pemikiran, pengalaman, dan perasaan. Pesan

    melalui tulisan dapat dituangkan dengan menggunakan berbagai gaya bahasa dan

    aturan-aturan yang berlaku. Dengan demikian menulis memiliki banyak jenis, ada

    tulisan berupa surat dan jenis-jenisnya, karya ilmiah dengan jenis-jenisnya,

    rangkuman atau ringkasan, karya sastra, saduran, sinopsis, resensi, dan lain-lain

    (Hidayat, 1995).

    The Liang Gie (2002 : 3) menyamakan pengertian menulis dengan

    mengarang. Diungkapkan bahwa menulis arti pertamanya adalah membuat huruf,

    angka, nama, sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada

    suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan

    kata sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang. Mengarang adalah

    segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan

    menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk

    dipahami. Menurut Tarigan (2008: 3), menulis adalah keterampilan berbahasa

    untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Lebih lanjut beliau

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 14

    juga mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

    ekspresif.

    Kegiatan menulis sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat

    baik dilakukan oleh seorang anak. Dengan menulis berarti seorang anak sedang

    bergumul dengan proses kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat.

    Karena ketika menulis, berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti

    melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan,

    sampai akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin

    dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang

    lain yang juga membutuhkan solusi kreatif.

    Tulisan adalah suatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan

    tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Hernowo (2002: 215)

    menegaskan bahwa menulis merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat

    dilakukan oleh siapa saja dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa

    tinggi pertumbuhan ruhani seseorang. Aktivitas menulis juga bermanfaat

    menyeimbangkan fungsi kerja kedua belah otak, baik otak kanan maupun otak

    kiri.

    Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam

    kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat

    penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting

    karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh

    siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan

    gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat

    mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Tarigan (2008:

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 15

    4) mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang

    yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat

    disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan

    lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain

    yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

    Keterampilan menulis merupakan salahsatu keterampilan berbahasa yang

    diperoleh berbasis proses praktik dan latihan secara teratur, artinya kemampuan

    menulis merupakan keterampilan yang mekanistis. Mempertimbangkan konteks

    peningkatan keterampilan menulis harus dicapai dengan pembelajaran kontinuitas.

    Kemampuan menulis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

    1. Kemampuan menulis permulaan

    Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,

    membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968)

    menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran

    dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses

    menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat

    dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Jadi, menulis adalah proses

    mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.

    Sedangkan dalam pembelajaaran menulis permulaan ada 4 metode

    yang dapat diterapkan, yaitu (1) metode eja (2) metode kata lembaga (3)

    metode global dan (4) metode SAS (Akhadiah,1996: 32-34). Beberapa metode

    dan pembelajaran menulis permulaan tersebut adalah:

    a. Metode Eja

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 16

    Metode eja didasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar

    membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan

    menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan

    huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis dimulai dari

    huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:

    1). Menulis huruf lepas

    2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata

    3). Merangkaikan suku kata menjadi kata

    4). Menyusun kata menjadi kalimat

    b. Metode kata lembaga

    Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah

    sebagai berikut:

    1). Mengenalkan kata

    2). Merangkaikan kata antar suku kata

    3). Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya

    4). Menggabungkan huruf menjadi kata

    c. Metode Global

    Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis

    permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah

    gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata

    menjadi suku kata.

    d. Metode SAS

    Menurut pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita

    disertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 17

    sintetik. Metode SAS adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang

    didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis

    dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau

    siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni

    keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu

    kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru

    dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi

    kalimat yang berart. Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-

    lagkah dengan urutan sebagai berikut:

    1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.

    2) Analitik yatu melakukan proses penguraian.

    3) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.

    Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

    menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar

    menghasilkan struktur analitik sintetik. Menulis permulaan ditujukan kepada

    siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga kelas tiga. Dalam pembelajaran

    menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal sangat sederhana. Menulis

    hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh.

    Mengajarkan menulis permulaan tentu saja memerlukan model pembelajaran

    yang dilakukan dengan model pembelajaran terpimpin.

    Beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan, yaitu: (1)

    mengarang mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat

    karangan seperti contoh (pola) yang diberikan yang tentunya idenya harus

    lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menuangkan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 18

    ide/pikiran secara runtut dan logis. Karangan tersebut bisa diajarkan pada

    kelas satu dan dua, setelah siswa lancar dalam menulis kalimat sederhana; (2)

    mengarang dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk

    melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia; (3)

    bimbingan dengan memasangkan kelompok kata, yakni siswa diminta untuk

    memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang terpenggal atau kurang

    lengkap. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat kalimat luas; (4)

    bimbingan dengan mengurutkan kalimat; dan (5) bimbingan dengan

    pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat karangan setelah

    dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya.

    Hal ini disebabkan sebuah karangan jika ditarik kesimpulan

    sebenarnya merupakan rangkaian jawaban atas berbagai pertanyaan. Dalam

    hal ini guru hanya menyiapkan beberapa pertanyaan, misalnya: Kelinciku; apa

    panggilan kelincimu, apa warnanya, apakah kamu menyukainya, apa

    makanannya, kapan memberi makan, lucukah, mengapa lucu, mengapa kelinci

    dipelihara orang, dan sebagainya. Pada dasarnya menulis permulaan

    merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa mengarang secara sederhana

    sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuannya.

    2. Kemampuan menulis lanjutan

    Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi dengan menggunakan

    bahasa tulisan sebagai mediumnya. Tulisan terdiri atas rangkaian huruf yang

    bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan, seperti ejaan.

    Komunikasi dalam bentuk tulisan, paling tidak ada empat unsur yang terkait,

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 19

    yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau

    medium tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis

    melibatkan beberapa aspek, yakni: penggunaan tanda baca dan ejaan,

    penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf,

    pengolahan gagasan serta pengembangan model karangan dengan kata lain

    bahwa kegiatan menulis melibatkan aspek bahasa dan isi (Tarigan, 1993).

    Hubungan antara menulis dan membaca sangat erat sehingga tidak

    dapat dipisahkan. Pada saat guru mengajarkan menulis kata atau kalimat, tentu

    siswa akan membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca

    diajarkan sejak dini, yaitu sejak kelas satu SD, demikian pula dengan

    kemampuan menulisnya. Mengajar menulis pada tingkat awal sekolah tentu

    tidak mudah karena siswa tersebut belum memiliki bekal pengetahuan yang

    cukup.

    Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan

    berbahasa tulis yang produktif. Menulis merupakan kegiatan yang

    memerlukan kemampuan yang kompleks, antara lain: kemampuan berfikir

    secara teratur dan logis, kemampuan membahasakan gagasan atau ide-ide

    secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif serta kemampuan

    menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik (Tarigan, 2008).

    Menulis lanjutan ditujukan untuk kelas empat hingga kelas enam.

    Syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan

    menguasai menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis

    lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun tujuannya adalah

    agar siswa dapat membuat karangan secara konsisten dan lengkap.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 20

    Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain : (1) membuat

    paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf

    berdasarkan gambar yang telah disediakan. Hal ini dapat diberi kata-kata

    kunci, sehingga tidak terlalu menyimpang dengan cerita; (2) mengembangkan

    paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan sebuah kalimat utama

    menjadi sebuah paragraf; (3) menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia;

    (4) menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya; (5) membuat karangan

    dengan gambar seri; dan (6) mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang

    secara bebas. Berbagai cara tersebut bersifat fleksibel. Hal ini disebabkan

    karena pembelajaran menulis di sekolah dasar cakupannya cukup luas.

    Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis/mengarang di SD antara

    lain adalah mengarang prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat

    izin, menulis surat undangan, mengisi formulir, menyusun paragraf,

    mengembangkan judul dan topik, menulis nonfiksi, menyingkat cerita,

    menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan dan poster, menulis laporan

    kegiatan, menyusun naskah pidato, dan lain-lain.

    3. Kemampuan menulis faktual

    Kemampuan menulis faktual dapat berupa menulis deskriptif, menulis drama,

    puisi maupun surat.

    Tujuan dari pembelajaran keterampilan menulis adalah peserta didik

    mampu mengungkapkan gagasan, ide, pendapat, dan pengetahuan secara

    sistematis dan tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Keterampilan

    menulis dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan kreativitas peserta

    didik serta meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa,

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 21

    khususnya bahasa tulis sebagai sarana komunikasi. Ketika proses kreatif

    tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan

    keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif, seperti

    sekolah maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Norton (dalam Ni Wayan Arini,

    2007: 54) menganjurkan agar guru-guru melibatkan para siswa dalam berbagai

    kesempatan untuk menulis. Zamel (dalam Ni Wayan Arini, 2007: 55) juga

    menjelaskan bahwa keterampilan menulis akan berkembang dengan cepat bila

    para siswa diberikan kesempatan untuk menulis dan didorong untuk menjadi

    partisipan dalam masyarakat penulis.

    Salah satu kompetensi menulis yang harus dipelajari siswa sekolah

    dasar adalah menulis deskripsi. Kemampuan menulis deskripsi secara tertulis

    merupakan salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum tahun 2006 untuk

    Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Kompetensi dasar

    tersebut mengharapkan siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, ide,

    pendapat, gagasan, dan perasaan melalui kegiatan menulis deskripsi secara

    sederhana. Meskipun setiap orang dapat menulis, pada kenyataannya masih

    banyak orang yang belum memiliki keterampilan menulis yang baik.

    Rendahnya keterampilan menulis deskripsi ini dipengaruhi oleh beberapa hal,

    yaitu: (1) motivasi siswa dalam menulis deskripsi rendah sehingga

    menyebabkan siswa malas untuk menulis, (2) minimnya kosakata yang

    dikuasai siswa karena siswa tidak memiliki gambaran jelas tentang objek

    sehingga siswa cenderung mengalami kesulitan dalam menulis deskripsi, dan

    (3) sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran

    sehingga mempengaruhi kemampuan menulis deskripsi siswa. Berdasarkan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 22

    bentuknya, tulisan dibagi menjadi lima macam, yaitu eksposisi, persuasi,

    argumentasi, deskripsi, dan narasi.

    Karangan narasi merupakan jenis karangan berupa runtutan peristiwa

    yang terjadi dalam satu rangkaian waktu dengan maksud menceritakan dan

    menggambarkan sejelas-jelasnya peristiwa yang terjadi. Menulis karangan

    narasi adalah menuliskan bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu

    kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami

    sendiri peristiwa yang dimaksud. Kemampuan menulis karangan narasi

    merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai siswa

    sekolah dasar kelas V. Dengan menulis karangan narasi, diharapkan siswa

    tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan namun

    juga diperlukan kecermatan untuk membuat argumen, memiliki kemampuan

    untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang

    menarik untuk dibaca.

    B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    Proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

    Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana

    pelaksanaan pembelajaran, yang merupakan pengoprasionalan dari kurikulum.

    Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga komponen

    yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ketiga komponen ini saling

    berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Kurikulum

    merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses

    pembelajaran. Kurikulum diwujudkan dalam silabus, dan silabus diperinci

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 23

    dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan

    pembelajaran dilaksanakan dalam kegiatan proses pembelajaran.

    Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk

    mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan

    salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat

    pencapaian kompetensi dalam kurikulum. Penilaian yang tepat akan

    menunjukkan wujud nyata perilaku peserta didik sesuai dengan aspek yang

    diukur dan sesuai target kompetensi yang diharapkan dalam perencanaan

    kurikulum (Hartati, 2006).

    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

    tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

    tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

    kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

    dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan

    untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

    potensi yang ada di daerah.

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional

    yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

    KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

    muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan

    silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

    mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi

    dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 24

    penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan

    penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

    pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

    kompetensi untuk penilaian.

    Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional

    pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar

    nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

    kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian

    pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu

    Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan

    utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Undang-

    Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang

    Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan

    mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan

    menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan

    SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

    Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus

    mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan

    PP 19/2005.

    Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan

    Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat

    diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi

    dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL.Termasuk dalam

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 25

    ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan

    PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus diacu dalam pengembangan

    KTSP. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir

    pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman

    pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu

    tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai

    referensi.

    Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

    operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

    pendidikan. Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

    tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelengggaraan kegiatan pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan

    pendidikan tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    Nomor 19 tahun 2005, bahwa KTSP pada jenjang Sekolah Dasar mengacu

    pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada

    panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.

    KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20

    Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai pada tahun ajaran

    2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

    Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang

    diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Undang-Undang_Nomor_20_Tahun_2003&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Undang-Undang_Nomor_20_Tahun_2003&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2005&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2005&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2005&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Nasional_Pendidikan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Nasional_Pendidikan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Nasional_Pendidikan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_ajaran_2007/2008&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_ajaran_2007/2008&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_ajaran_2007/2008&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Isi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Kompetensi_Lulusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Kompetensi_Lulusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Kompetensi_Lulusan&action=edit&redlink=1

  • 26

    Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan

    Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

    Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan

    kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

    satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

    kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada

    Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

    Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

    mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,

    yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan

    kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus

    dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk

    dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi

    (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester

    dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan

    dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar isi merupakan pedoman

    untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

    1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,

    2. Beban belajar,

    3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat

    satuan pendidikan, dan

    4. Kalender pendidikan.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=BSNP&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permendiknas_Nomor_24_Tahun_2006&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#jenjang_pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#jenis_pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Belajar

  • 27

    Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman

    penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

    SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata

    pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan

    yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar

    nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan

    Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

    Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan

    SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan

    dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya

    diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas

    Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain

    melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu

    para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah

    dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan

    aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan

    masyarakat.

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan

    berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

    1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta

    didik dan lingkungan

    2. Beragam dan terpadu.

    3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

    http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

  • 28

    4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

    5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

    6. Belajar sepanjang hayat.

    7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

    KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok

    atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan

    atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan

    provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI

    dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun

    oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah.

    Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh

    dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan

    penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .

    KTSP juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

    karakteristik peserta didik serta kepentingan nasional dan daerah untuk

    membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana

    antara kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi serta jenis

    pendidikan dengan tanpa membedakan suku, agama, dan antar golongan

    (SARA), adat istiadat, status sosial, ekonomi dan gender. Sehingga sejalan

    dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

    Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat

    memberi kesempatan kepada peserta didik untuk: belajar untuk beriman dan

    bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memahami dan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 29

    menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

    belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan belajar untuk

    membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,

    kreatif, efektif dan menyenangkan.

    Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

    kemampuan:

    1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

    baik secara lisan maupun tulisan.

    2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

    persatuan dan bahasa Negara.

    3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

    kreatif untuk berbagai tujuan.

    4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

    intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

    5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

    memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

    kemampuan berbahasa.

    6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah

    budaya dan intelektual manusia Indonesia.

    Standar kompetensi kemampuan menulis dalam mata pelajaran Bahasa

    Indonesia kelas V sekolah dasar adalah mengungkapkan pikiran, perasaan,

    informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi

    bebas. Sedangkan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas V dalam

    kemampuan menulis adalah:

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 30

    1. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan

    kata dan penggunaan ejaan.

    2. Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah,

    kenaikan kelas dan lain-lain) dengan kalimat efektif dan memperhatikan

    penggunaan ejaan.

    3. Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan

    memperhatikan isi serta peranannya.

    4. Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan

    penggunaan ejaan.

    5. Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan

    (catatan, konsep awal, perbaikan final) dengan memperhatikan

    penggunaan ejaan.

    6. Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.

    Dalam setiap pengajaran dibutuhkan beberapa perangkat untuk

    mengatur serta menata jalannya proses belajar mengajar agar lebih bisa terarah

    dan sistematis selama masa proses pelaksanaanya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka para pendidik membutuhkan suatu acuan dan rancangan

    progam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ada. Kurikulum yang

    sekarang sedang berjalan pada saat ini adalah KTSP (Kurikulum Tingkat

    Satuan Pendidikan) yang nantinya diharapkan dapat dikembangkan lebih jauh

    dan disesuaikan dengan kondisi sekolah masing masing sesuai dengan

    perkembangan yang ada menutut kemampuan dan kreatifitas tenaga

    pendidiknya. Kurikulum diterjemahkan dalam bentuk silabus. Silabus adalah

    rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 31

    tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

    pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi

    untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Dinas P dan K

    Kab. Purbalingga, 2001). Pengembangan silabus harus memenuhi prinsip

    ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual,

    fleksibel, dan menyeluruh.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

    Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20: Perencanaan

    proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

    yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

    pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

    Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,

    standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian

    kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

    pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

    belajar. Pada penyusunan Silabus dan RPP dalam KTSP terbaru ditambahkan

    beberapa pengembangan, sehingga RPP dan Silabus KTSP 2010 mengalami

    beberapa perubahan pada penambahan budaya dan karakter bangsa.

    Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu

    yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di

    tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu

    yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain

    yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 32

    penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

    untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur

    kurikulum. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara

    mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa

    sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau

    Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.

    Pengembangan silabus harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu

    1. Alokasi waktu yang disediakan untuk menyelesaikan sebuah tema

    2. Pencapaian kompetensi setiap aspek saling terkait, sehingga tidak

    memungkinkan untuk dipisahkan.

    3. Untuk memudahkan keterbacaan dan korelasi antara komponen-komponen

    silabus, maka format silabus dibuat sesuai dengan contoh/model silabus

    4. Kegiatan pembelajaran dalam silabus bahasa asing diharapkan dapat

    mewujudkan akulturasi budaya positif dari kedua pengguna bahasa

    5. Aplikasi kegiatan pembelajaran hendaknya kontekstual, dan memasukkan

    unsur-unsur lingkungan serta budaya sesuai dengan kondisi setempat.

    6. Uraian materi yang disajikan merupakan rangkaian materi yang harus

    dicapai setiap aspek.

    Silabus berfungsi sebagai acuan pengembangan rencana pelaksanaan

    pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar

    peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan

    pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

    pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 33

    memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

    sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam

    satu kali pertemuan atau lebih (Permendiknas No 41 tahun 2007).

    Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

    ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

    pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi

    ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

    Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

    dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

    belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan

    pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

    pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

    sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

    pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan

    yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

    Peta kompetensi pelaksanaan pembelajaran kemampuan menulis pada

    anak Sekolah dasar kelas V di Kabupaten Purbalingga tercantum dalam

    Gambar 1.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

    http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/

  • 34

    Gambar 1. Peta Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Menulis

    Karangan Narasi

    Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

    disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. RPP terdiri dari

    berbagai komponen yaitu :

    1. Identitas mata pelajaran, meliputi:

    a. satuan pendidikan,

    b. kelas,

    c. semester,

    d. program studi,

    Perangkat pembelajaran -Silabus -RPP -PBM -Penilaian

    Menulis lanjutan

    Menulis faktual

    Kemampuan Menulis Narasi siswa SD Kelas V

    Menulis karangan • eksposisi, • persuasi, • argumentasi, • deskripsi, • narasi

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 35

    e. mata pelajaran atau tema pelajaran,

    f. jumlah pertemuan.

    2. Standar kompetensi

    Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

    menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

    diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

    pelajaran.

    3. Kompetensi dasar,

    Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam

    mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi

    dalam suatu pelajaran.

    4. Indikator pencapaian kompetensi,

    Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

    menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

    penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan

    dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

    diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

    5. Tujuan pembelajaran,

    Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh

    peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

    6. Materi ajar,

    Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis

    dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

    kompetensi.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 36

    7. Alokasi waktu,

    Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban

    belajar.

    8. Metode pembelajaran,

    Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembela¬jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

    seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode

    pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta

    karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai

    pada setiap mata pelajaran.

    9. Kegiatan pembelajaran :

    Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

    langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah

    kegiatan memuat unsur kegiatan

    a. pendahuluan/pembuka,

    b. kegiatan inti terdiri atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

    c. kegiatan penutup.

    10. Penilaian hasil belajar

    Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan

    dengan indikator pencapaian kom¬petensi dan mengacu kepada Standar

    Penilaian.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 37

    11. Sumber belajar

    Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

    kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

    pencapaian kompetensi.

    Prinsip-prinsip Penyusunan RPP:

    1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

    2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

    3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

    4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

    5. Keterkaitan dan keterpaduan

    6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

    Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan

    Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah

    Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen

    mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan

    suatu kesatuan. Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut.

    1. Mencantumkan Identitas

    Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester,

    Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.

    Hal yang perlu diperhatikan adalah :

    a. RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 38

    b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari

    silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah

    suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)

    c. Indikator merupakan:

    1) ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran

    bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar

    2) penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh

    perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan.

    3) dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan

    pendidikan, dan potensi daerah.

    4) rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau

    dapat diobservasi.

    5) digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

    d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi

    dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan

    (contoh: 2 x 35/40/45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu

    kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali

    pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

    2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

    Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Sebagai

    contoh :

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 39

    Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang teknik menulis

    karangan narasi”. Maka tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau

    keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:

    a. mendeskripsikan mekanisme menulis karangan narasi.

    b. menyebutkan bagian-bagian karangan narasi.

    c. merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh

    teman-teman sekelasnya.

    d. mengulang kembali informasi tentang teknik menulis karangan

    narasi yang telah disampaikan oleh guru.

    Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya

    tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga

    tiap pertemuan dapat memberikan hasil.

    3. Menentukan Materi Pembelajaran

    Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari

    indikator.

    Contoh:

    Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan bagian-bagian karangan

    narasi.

    Materi pembelajaran:

    Bagian-bagian karangan narasi:

    Bagia awal/ pembukaan, bagian isi, bagian akhir/penutup.

    4. Menentukan Metode Pembelajaran

    Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

    diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 40

    karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada

    bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang

    diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:

    a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan

    proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan

    sebagainya.

    b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, karya wisata,

    observasi, tanya jawab, kooperativ learning, e-learning dan sebagainya.

    5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

    Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur

    kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

    Kegiatan pendahuluan. (10% dari total alokasi waktu ). Dalam kegiatan

    pendahuluan, guru:

    a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

    pembelajaran;

    b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

    sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

    c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

    dicapai;

    d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

    dengan silabus.

    Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). (75% dari Total

    Alokasi Waktu)

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 41

    Eksplorasi

    Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

    a. melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

    topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip

    alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

    b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran

    dan sumber belajar lain;

    c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan

    guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;

    d. melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

    e. memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau

    lapangan.

    Elaborasi

    Dalam kegiatan elaborasi, guru:

    a. membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui

    tugas-tugas tertentu yang bermakna;

    b. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain

    untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

    c. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

    masalah dan bertindak tanpa rasa takut;

    d. memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

    e. memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

    prestasi belajar;

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

    http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/

  • 42

    f. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik

    lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok;

    g. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual

    maupun kelompok.

    h. memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta

    produk yang dihasilkan;

    i. memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan

    kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.

    Konfirmasi

    Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

    a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

    tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa;

    b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa

    melalui berbagai sumber;

    c. memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh

    pengalaman belajar yang telah dilakukan;

    d. memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

    dalam mencapai kompetensi dasar:

    e. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

    pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan

    bahasa yang baku dan benar;

    f. membantu menyelesaikan masalah;

    g. memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil

    eksplorasi;

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

    http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/

  • 43

    h. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; dan

    i. memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

    berpartisipasi aktif.

    Kegiatan Penutup

    Dalam kegiatan penutup, guru:

    a. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat

    rangkuman/simpulan pelajaran;

    b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

    sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

    c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

    d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

    remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau

    memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai

    dengan hasil belajar siswa;

    e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

    f. Jawaban dibuktikan dengan melakukan observasi secara acak, hasil

    supervisi kepala sekolah/madrasah, dan kesesuaian RPP dengan

    pelaksanaan proses pembelajaran.

    Catatan :

    Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk

    seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model

    pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan

    modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,

    dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 44

    6. Memilih Sumber Belajar

    Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada

    dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber

    rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar

    dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan

    ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus

    dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang

    sebenarnya.

    Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks

    tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan

    ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan

    bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan

    sebagai acuan pembelajaran.

    7. Menentukan Penilaian

    Penilaian dijabarkan atas

    a. teknik penilaian,

    b. bentuk instrumen, dan

    c. instrumen yang dipakai yang berisi rubrik penilaian

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis

    Setelah penyusunan rencana pembelajaran (kurikulum, silabus, RPP,

    dan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran) kegiatan selanjutnya

    adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 45

    implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan,

    seorang guru harus mengingatkan kembali pada siswa untuk mengaitkan

    pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari melalui beberapa

    pertanyaan untuk mereview sebelumnya. Guru juga harus menjelaskan tujuan

    pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran,

    cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai silabus.

    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi

    dasar yang dilakukan secara kreatif, aktif, menyenangkan dan selalu memotivasi

    siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan

    kemandirian dalam belajar serta memupuk jiwa prestatif. Pelaksanaan kegiatan inti

    dilakukan dengan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata

    pelajarannya berupa proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

    Kegiatan penutup dilakukan bersama-sama dengan siswa untuk

    membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau

    refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

    terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

    pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian

    tugas baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

    peserta didik, serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

    berikutnya.

    Menurut Keefe (dalam Giam Kah How, 2000: 57) gaya pembelajaran

    merujuk kepada ciri istimewa seorang pelajar untuk memperlihat, berinteraksi,

    dan bergerak aktif dalam suatu suasana pembelajaran. Pembelajaran menurut

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 46

    Sanaky (2009: 3) adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan

    bahan ajar. Pembelajaran bersinonim dengan istilah proses belajar, kegiatan

    belajar, dan aktivitas belajar atau pengalaman belajar.

    Pembelajaran menjadi titik tolak guru dalam merancang,

    melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar-mengajar. Istilah

    pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para

    siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan

    kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika

    si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak

    dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah

    belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang

    sedang mengajar.

    Prawiradilaga (2008:136) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan

    suatu sistem yang terdiri dari suatu sistem pembelajaran, kajian isi, materi

    ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta

    asesmen belajar. Kegiatan pembelajaran dapat menimbulkan terjadinya

    interaksi manusia, sumber daya, dan lingkungan. Interaksi yang terjadi dalam

    proses belajar-mengajar dapat mengubah kemampuan siswa dari satu

    tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Dalam proses perubahan itu, siswa

    dibantu oleh seorang guru yang membimbing dan mengarahkan siswa menuju

    ke arah yang lebih baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru

    untuk membuat siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 47

    usahanya guru didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan

    penggunaan media yang tepat.

    Pembelajaran menulis merupakan bentuk pelajaran yang paling sulit

    dipelajari dibandingkan dengan ketiga keterampilan yang lain, karena

    kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan

    unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi karangan. Oleh karena itu, sering

    berlatih atau praktik akan menunjang kualitas hasil karangan ditambah lagi

    keterampilan ini tidak akan mungkin diperoleh dengan waktu relatif singkat.

    Cross (dalam Giam Kah How 2000: 62) menyatakan bahwa apabila pelajar

    terlibat secara aktif dalam pembelajaran, pelajar akan lebih banyak belajar jika

    dibandingkan dengan keadaan apabila pelajar semata-mata menerima arahan

    dan maklumat daripada guru secara pasif.

    Menulis bukan keterampilan yang dapat berkembang dengan

    sendirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Asura (2005: 8) keterampilan

    menulis didapat dari sebuah latihan, bukan pemberian alam. Alam memang

    memberi talenta tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa proses

    latihan. Latihan pengembangan kemampuan menulis di sekolah dasar sangat

    penting karena merupakan penanaman dasar menulis.

    Pembelajaran menulis di sekolah dasar mempunyai tingkatan

    kemampuan yang diajarkan pada masing-masing tingkatan Di kelas I sampai

    III siswa diberikan pengajaran menulis permulaan, sedangkan dikelas IV

    sampai dengan V siswa mulai belajar menulis lanjut. Pengenalan huruf, baik

    huruf besar maupun huruf kecil diberikan dari kelas I sampai kelas II. Di kelas

    III, khusus mengenai ejaan, walaupun belum tuntas. Di kelas IV mulai

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 48

    mempelajari pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan ejaan

    yang benar, sedangkan di kelas V sudah diajarkan mengenai bagaimana

    memilih judul untuk sebuah karangan, hingga pengembangan paragraf. Di

    tahapan terakhir, kelas VI, siswa mulai mempelajari mengenai perluasan

    pokok bahasan dan pengembangan bermacam-macam karangan.

    Menulis di sekolah dasar sebagai pondasi untuk memberikan dasar

    yang kuat sebelum mereka menulis lanjut. Dalam pembelajaran menulis, guru

    harus bisa membuat siswa dapat mengungkapkan gagasan dalam pikirannya

    melalui media tulis dengan menggunakan tanda baca, struktur, ejaan yang

    benar, kalimat yang runtut sehingga dapat membuat paragraf yang baik.

    Dengan demikian pembelajaran menulis dapat diartikan sebagai usaha sadar

    yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa mengembangkan kreativitas

    dan imajinasinya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu siswa

    mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis

    dan memiliki kegemaran menulis.

    Untuk mengetahui kemajuan dan pencapaian kompetensi setelah

    pelaksanaan pembelajaran, perlu dilakukan penilaian/evaluasi hasil belajar.

    Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur

    tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan

    penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

    pembelajaran (Nurgiyantoro, 2008).

    Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram

    dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,

    pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 49

    proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil

    pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan

    Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

    Dalam hal penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam

    bidang keterampilan menulis karangan dari dulu hingga saat ini, kurang

    mendapat perhatian baik dari guru maupun para pakar bahasa Indonesia.

    Bahkan saat ini dalam Ujian Nasional , keterampilan menulis/mengarang tidak

    termasuk materi yang diujikan. Hal ini amat disayangkan mengingat

    pentingnya keterampilan menulis bagi pengembangan bahasa dan

    keterampilan hidup para siswa. Di samping hal tersebut, penilaian untuk

    tulisan/karangan dalam bahasa Indonesia pun masih belum memuaskan karena

    hanya menggunakan satu cara penilaian yaitu cara analitik yang berfokus pada

    tiga aspek, yaitu : isi, bahasa dan struktur karangan.

    Pembelajaran menulis di sekolah dasar didasarkan pada interaksi

    antara dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi proses dan yang

    berorientasi produk. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan juga berupa

    evaluasi proses dan evaluasi produk. Penilaian dalam pembelajaran menulis

    sangat diperlukan terutama untuk melihat proses dan hasil kegiatan menulis

    siswa.

    Evaluasi terhadap perkembangan kemampuan menulis siswa harus

    dilakukan secara terus-menerus. Dalam pelaksanaannya dapat digunakan

    beragan bentuk evaluasi diantaranya asesmen otentik yang dapat membantu

    guru mengamati perkembangan masing-masing siswa dan siswa sendiri dapat

    melihat kemampuan yang telah mereka capai.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 50

    Penilaian karangan tidak berdasarkan kemampuan siswa dalam

    menghasilkan wacana karangan, tetapi lebih menguji pada kemampuan siswa

    dalam hal mengingat fakta-fakta, menerapkan peraturan tata bahasa dan

    pengetahuan struktur karangan yang sistematik. Hal ini telah berpengaruh

    terhadap proses pembelajaran menulis/mengarang. Pada umumnya guru hanya

    menugaskan menyusun karangan berdasarkan judul dan kerangka karangan

    disertai bentuk tulisan (tegak bersambung, ejaan) atau jumlah paragraf. Jarang

    sekali guru yang menugaskan mengarang dengan menyebutkan

    sasarannya/orientasinya (khalayak, informasi, diri sendiri atau pencerita),

    dengan demikian karangan siswa kurang komunikatif dan ide atau gagasan

    siswa kurang dihargai (Hartati, 2006).

    Ada dua jenis penilaian yang dapat dipergunakan dalam menilai

    karangan Bahasa Indonesia di SD yaitu penilaian analitik dan penilaian

    holistik. Terdapat tiga model penilaian holistik yaitu:

    a. Penilaian Holistik Model White.

    b. Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif).

    c. Penilaian Holistik yang Disesuaikan

    Penilaian holistik berfokus pada karangan anak-anak SD memberikan

    implikasi terhadap pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya pada

    kemampuan menulis/mengarang bahwa dalam pembelajaran mengarang tidak

    semata-mata menekankan pengetahuan tata bahasa tetapi harus

    memperhatikan konteks atau sasaran penulisan. Berdasarkan data empiris dan

    uji lapangan, penilaian karangan berdasarkan pendekatan holistik (karangan

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 51

    sebagai suatu keseluruhan) telah menunjukkan validitas dan realibilitas yang

    tinggi (Hartati, 2006).

    Penilaian merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran

    sehingga penilaian tidak mungkin dilepaskan dalam kegiatan pendidikan dan

    pengajaran secara umum. Dalam penilaian, kemajuan siswa dapat dilihat

    sehingga memudahkan dalam menentukan langkah yang akan ditempuh.

    Penilaian adalah suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan

    (Nurgiyantoro, 2001: 4). Penilaian sangat berguna untuk menetapkan

    keberhasilan suatu program pendidikan yang diikuti. Penilaian merupakan

    suatu proses untuk memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu

    berdasarkan suatu kriteria tertentu.

    Pelajaran menulis merupakan salah satu materi dalam pelajaran bahasa

    Indonesia. Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang

    menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang

    lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut menurut Tarigan

    (1996). Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis memiliki peran

    yang cukup penting mengingat keterampilan ini sangat dibutuhkan di tengah-

    tengah kehidupan masyarakat. Menulis merupakan sebuah keterampilan yang

    dapat digunakan untuk tujuan komersil maupun kepuasan spiritual dengan

    cara yang sangat menguntungkan.

    Kesalahan bahasa tulis dalam karangan anak SD penting untuk

    diperhatikan, sebab anak SD sebagai dasar pembelajaran dalam penguasaan

    bahasa Indonesia yang baik dan benar pada sekolah selanjutnya sehingga

    nantinya setelah dewasa dapat mempergunakan bahasa yang baik dan benar

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 52

    pula. Mengarang merupakan keterampilan menulis yang umum dilakukan

    pada anak sekolah dasar. Artinya semua anak yang telah tamat SD dapat

    mengarang. Untuk itu penting diperhatikan sebagai tindak lanjut pembinaan

    terhadap penguasaan kosa kata anak dalam berbahasa.

    Keterampilan menulis dapat dikembangkan melalui model kerja sama

    antar siswa dalam kelompok (cooperative learning). Siswa berinteraksi dan

    berdiskusi mengenai topic tertentu, kemudian membuat suatu narasi tertentu

    dengan saling mengoreksi kesalahan yang telah dibuat. Dari hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

    prestasi belajar siswa (Saragih, 2002)

    Pentingnya penguasaan dan pemakaian bahasa secara tertulis yang

    diwujudkan dalam karangan akan melatih anak SD sedikit demi sedikit

    mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab kesalahan yang

    dilakukan anak dalam karangan akan diperbaiki oleh guru. Pembelajaran

    membaca dan menulis untuk siswa kelas 4-6 SD, yang melibatkan ketepatan

    aspek lafal, intonasi, kebermaknaan, ekspresi, dan gagasan sangatlah penting

    bagi siswa dalam mengembangkan ketiga potensi di atas, agar pembelajaran

    benar-benar menjadi aktivitas memanusiakan manusia secara utuh.

    Pembelajaran menulis karangan narasi di sekolah dasar kelas V

    dilakukan berdasarkan Standar Kompetensi 4. Mengungkapkan pikiran,

    perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan,

    surat undangan, dan dialog tertulis; Kompetensi Dasar 4.1 Menulis karangan

    berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan

    ejaan; dengan Indikator 4.1.1 Menulis kerangka karangan berdasarkan tema

    atau pengalaman tertentu dan 4.1.2 Mengembangkan kerangka karangan

    berdasarakan tema atau pengalaman tertentu menjadi karangan yang padu

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011

  • 53

    dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan; dengan Materi

    Pokok: Karangan berdasarakan pengalaman (Narasi). Adapun Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut. Pelaksanaan pembelajaran

    meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011