BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulisrepository.ump.ac.id/7046/3/BUDIMAN BAB II.pdf11 BAB II...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulisrepository.ump.ac.id/7046/3/BUDIMAN BAB II.pdf11 BAB II...
-
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Menulis
Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara latihan
secara teratur. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat diperoleh
dengan cara dibina dan dilatihkan terus menerus dalam kurun waktu tertentu.
Menulis merupakan usaha menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau
menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Ekspresi perasaan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan dapat dilakukan oleh semua orang, sehingga
melalui proses menulis, manusia dapat berkomunikasi secara tidak langsung
(Tarigan, 1994).
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
harus dipelajari siswa. Keterampilan ini memerlukan proses belajar dan latihan
untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada. Menulis
berbeda dengan melukis, gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan
makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis
merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Batasan
menulis menurut Tarigan (1994:21) adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik, menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau memahami bahasa atau grafik itu.
Hasil dari sebuah tulisan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan
pikiran, pendapat atau gagasan yang muncul. Mengingat fungsi utama kegiatan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
12
menulis adalah sebagai sarana berkomunikasi secara tidak langsung, maka penting
bagi siswa untuk mempelajarinya. Selain dapat meningkatkan kecakapan
berpendapat, menulis juga dapat melatih siswa menuangkan ide pikirannya
dengan lebih mudah. Menulis ini merupakan kegiatan yang produktif dan
ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam
bentuk tulisan.
Kegiatan menulis bermanfaat untuk menggali berbagai pengetahuan yang
masih terpendam . Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan untuk
berfikir serta berbahasa secara tertib. Menulis dapat membuat diri lebih mengenali
kemampuan dan potensi diri. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara
sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat, sehingga dapat menjelaskan
permasalahan yang semula samar menjadi lebih jelas. Keterampilan menulis
berfungsi untuk menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, membantu mendapatkan
dan mengingat informasi baru, serta membantu memecahkan masalah (Hernowo,
2002:34). Menulis juga digunakan orang terpelajar untuk mencatat/merekam,
meyakinkan, melaporkan, memberitahukan dan memengaruhi (Tarigan, 1994:4).
Maksud dan tujuan ini akan tercapai dengan baik jika seseorang dapat menyusun
pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini bergantung pada
pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat.
Menurut Tarigan (1993:3), tercapai atau tidaknya tujuan ideal
pembelajaran menulis tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Sikap sebagian besar masyarakat terhadap Bahasa Indonesia belum
menggembirakan, mereka tidak malu memakai bahasa yang salah;
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
13
2. Kesibukan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan mereka
tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran
menulis yang lebih menarik dan efektif;
3. Metode dan teknik pembelajaran menulis kurang bervariasi serta mungkin
sekali hasil tulisan siswa yang ada pun tidak sempat dikoreksi;
4. Menulis dirasakan kurang menarik bagi siswa;
5. Siswa sangat kurang dalam pembelajaran menulis.
Menulis pada hakikatnya adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan yang disampaikan dapat
berupa ide, gagasan atau hasil pemikiran, pengalaman, dan perasaan. Pesan
melalui tulisan dapat dituangkan dengan menggunakan berbagai gaya bahasa dan
aturan-aturan yang berlaku. Dengan demikian menulis memiliki banyak jenis, ada
tulisan berupa surat dan jenis-jenisnya, karya ilmiah dengan jenis-jenisnya,
rangkuman atau ringkasan, karya sastra, saduran, sinopsis, resensi, dan lain-lain
(Hidayat, 1995).
The Liang Gie (2002 : 3) menyamakan pengertian menulis dengan
mengarang. Diungkapkan bahwa menulis arti pertamanya adalah membuat huruf,
angka, nama, sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada
suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan
kata sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang. Mengarang adalah
segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami. Menurut Tarigan (2008: 3), menulis adalah keterampilan berbahasa
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Lebih lanjut beliau
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
14
juga mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif.
Kegiatan menulis sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat
baik dilakukan oleh seorang anak. Dengan menulis berarti seorang anak sedang
bergumul dengan proses kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat.
Karena ketika menulis, berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti
melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan,
sampai akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin
dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang
lain yang juga membutuhkan solusi kreatif.
Tulisan adalah suatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan
tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Hernowo (2002: 215)
menegaskan bahwa menulis merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat
dilakukan oleh siapa saja dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa
tinggi pertumbuhan ruhani seseorang. Aktivitas menulis juga bermanfaat
menyeimbangkan fungsi kerja kedua belah otak, baik otak kanan maupun otak
kiri.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting
karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan
gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Tarigan (2008:
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
15
4) mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang
yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan
lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain
yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
Keterampilan menulis merupakan salahsatu keterampilan berbahasa yang
diperoleh berbasis proses praktik dan latihan secara teratur, artinya kemampuan
menulis merupakan keterampilan yang mekanistis. Mempertimbangkan konteks
peningkatan keterampilan menulis harus dicapai dengan pembelajaran kontinuitas.
Kemampuan menulis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Kemampuan menulis permulaan
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968)
menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran
dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses
menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Jadi, menulis adalah proses
mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Sedangkan dalam pembelajaaran menulis permulaan ada 4 metode
yang dapat diterapkan, yaitu (1) metode eja (2) metode kata lembaga (3)
metode global dan (4) metode SAS (Akhadiah,1996: 32-34). Beberapa metode
dan pembelajaran menulis permulaan tersebut adalah:
a. Metode Eja
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
16
Metode eja didasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar
membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan
menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan
huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis dimulai dari
huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
1). Menulis huruf lepas
2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata
4). Menyusun kata menjadi kalimat
b. Metode kata lembaga
Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1). Mengenalkan kata
2). Merangkaikan kata antar suku kata
3). Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya
4). Menggabungkan huruf menjadi kata
c. Metode Global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis
permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah
gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata
menjadi suku kata.
d. Metode SAS
Menurut pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita
disertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
17
sintetik. Metode SAS adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang
didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis
dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau
siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni
keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu
kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru
dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi
kalimat yang berart. Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-
lagkah dengan urutan sebagai berikut:
1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
2) Analitik yatu melakukan proses penguraian.
3) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar
menghasilkan struktur analitik sintetik. Menulis permulaan ditujukan kepada
siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga kelas tiga. Dalam pembelajaran
menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal sangat sederhana. Menulis
hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh.
Mengajarkan menulis permulaan tentu saja memerlukan model pembelajaran
yang dilakukan dengan model pembelajaran terpimpin.
Beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan, yaitu: (1)
mengarang mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat
karangan seperti contoh (pola) yang diberikan yang tentunya idenya harus
lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menuangkan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
18
ide/pikiran secara runtut dan logis. Karangan tersebut bisa diajarkan pada
kelas satu dan dua, setelah siswa lancar dalam menulis kalimat sederhana; (2)
mengarang dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk
melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia; (3)
bimbingan dengan memasangkan kelompok kata, yakni siswa diminta untuk
memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang terpenggal atau kurang
lengkap. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat kalimat luas; (4)
bimbingan dengan mengurutkan kalimat; dan (5) bimbingan dengan
pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat karangan setelah
dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya.
Hal ini disebabkan sebuah karangan jika ditarik kesimpulan
sebenarnya merupakan rangkaian jawaban atas berbagai pertanyaan. Dalam
hal ini guru hanya menyiapkan beberapa pertanyaan, misalnya: Kelinciku; apa
panggilan kelincimu, apa warnanya, apakah kamu menyukainya, apa
makanannya, kapan memberi makan, lucukah, mengapa lucu, mengapa kelinci
dipelihara orang, dan sebagainya. Pada dasarnya menulis permulaan
merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa mengarang secara sederhana
sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuannya.
2. Kemampuan menulis lanjutan
Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi dengan menggunakan
bahasa tulisan sebagai mediumnya. Tulisan terdiri atas rangkaian huruf yang
bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan, seperti ejaan.
Komunikasi dalam bentuk tulisan, paling tidak ada empat unsur yang terkait,
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
19
yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau
medium tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis
melibatkan beberapa aspek, yakni: penggunaan tanda baca dan ejaan,
penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf,
pengolahan gagasan serta pengembangan model karangan dengan kata lain
bahwa kegiatan menulis melibatkan aspek bahasa dan isi (Tarigan, 1993).
Hubungan antara menulis dan membaca sangat erat sehingga tidak
dapat dipisahkan. Pada saat guru mengajarkan menulis kata atau kalimat, tentu
siswa akan membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca
diajarkan sejak dini, yaitu sejak kelas satu SD, demikian pula dengan
kemampuan menulisnya. Mengajar menulis pada tingkat awal sekolah tentu
tidak mudah karena siswa tersebut belum memiliki bekal pengetahuan yang
cukup.
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan
berbahasa tulis yang produktif. Menulis merupakan kegiatan yang
memerlukan kemampuan yang kompleks, antara lain: kemampuan berfikir
secara teratur dan logis, kemampuan membahasakan gagasan atau ide-ide
secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif serta kemampuan
menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik (Tarigan, 2008).
Menulis lanjutan ditujukan untuk kelas empat hingga kelas enam.
Syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan
menguasai menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis
lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun tujuannya adalah
agar siswa dapat membuat karangan secara konsisten dan lengkap.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
20
Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain : (1) membuat
paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf
berdasarkan gambar yang telah disediakan. Hal ini dapat diberi kata-kata
kunci, sehingga tidak terlalu menyimpang dengan cerita; (2) mengembangkan
paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan sebuah kalimat utama
menjadi sebuah paragraf; (3) menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia;
(4) menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya; (5) membuat karangan
dengan gambar seri; dan (6) mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang
secara bebas. Berbagai cara tersebut bersifat fleksibel. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran menulis di sekolah dasar cakupannya cukup luas.
Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis/mengarang di SD antara
lain adalah mengarang prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat
izin, menulis surat undangan, mengisi formulir, menyusun paragraf,
mengembangkan judul dan topik, menulis nonfiksi, menyingkat cerita,
menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan dan poster, menulis laporan
kegiatan, menyusun naskah pidato, dan lain-lain.
3. Kemampuan menulis faktual
Kemampuan menulis faktual dapat berupa menulis deskriptif, menulis drama,
puisi maupun surat.
Tujuan dari pembelajaran keterampilan menulis adalah peserta didik
mampu mengungkapkan gagasan, ide, pendapat, dan pengetahuan secara
sistematis dan tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Keterampilan
menulis dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan kreativitas peserta
didik serta meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa,
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
21
khususnya bahasa tulis sebagai sarana komunikasi. Ketika proses kreatif
tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan
keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif, seperti
sekolah maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Norton (dalam Ni Wayan Arini,
2007: 54) menganjurkan agar guru-guru melibatkan para siswa dalam berbagai
kesempatan untuk menulis. Zamel (dalam Ni Wayan Arini, 2007: 55) juga
menjelaskan bahwa keterampilan menulis akan berkembang dengan cepat bila
para siswa diberikan kesempatan untuk menulis dan didorong untuk menjadi
partisipan dalam masyarakat penulis.
Salah satu kompetensi menulis yang harus dipelajari siswa sekolah
dasar adalah menulis deskripsi. Kemampuan menulis deskripsi secara tertulis
merupakan salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum tahun 2006 untuk
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Kompetensi dasar
tersebut mengharapkan siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, ide,
pendapat, gagasan, dan perasaan melalui kegiatan menulis deskripsi secara
sederhana. Meskipun setiap orang dapat menulis, pada kenyataannya masih
banyak orang yang belum memiliki keterampilan menulis yang baik.
Rendahnya keterampilan menulis deskripsi ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu: (1) motivasi siswa dalam menulis deskripsi rendah sehingga
menyebabkan siswa malas untuk menulis, (2) minimnya kosakata yang
dikuasai siswa karena siswa tidak memiliki gambaran jelas tentang objek
sehingga siswa cenderung mengalami kesulitan dalam menulis deskripsi, dan
(3) sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran
sehingga mempengaruhi kemampuan menulis deskripsi siswa. Berdasarkan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
22
bentuknya, tulisan dibagi menjadi lima macam, yaitu eksposisi, persuasi,
argumentasi, deskripsi, dan narasi.
Karangan narasi merupakan jenis karangan berupa runtutan peristiwa
yang terjadi dalam satu rangkaian waktu dengan maksud menceritakan dan
menggambarkan sejelas-jelasnya peristiwa yang terjadi. Menulis karangan
narasi adalah menuliskan bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami
sendiri peristiwa yang dimaksud. Kemampuan menulis karangan narasi
merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai siswa
sekolah dasar kelas V. Dengan menulis karangan narasi, diharapkan siswa
tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan namun
juga diperlukan kecermatan untuk membuat argumen, memiliki kemampuan
untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang
menarik untuk dibaca.
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yang merupakan pengoprasionalan dari kurikulum.
Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga komponen
yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ketiga komponen ini saling
berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Kurikulum
merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses
pembelajaran. Kurikulum diwujudkan dalam silabus, dan silabus diperinci
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
23
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan dalam kegiatan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk
mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan
salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat
pencapaian kompetensi dalam kurikulum. Penilaian yang tepat akan
menunjukkan wujud nyata perilaku peserta didik sesuai dengan aspek yang
diukur dan sesuai target kompetensi yang diharapkan dalam perencanaan
kurikulum (Hartati, 2006).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
24
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan
SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus
mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan
PP 19/2005.
Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan
Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat
diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL.Termasuk dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
25
ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan
PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus diacu dalam pengembangan
KTSP. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir
pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman
pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu
tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai
referensi.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelengggaraan kegiatan pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005, bahwa KTSP pada jenjang Sekolah Dasar mengacu
pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada
panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai pada tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Undang-Undang_Nomor_20_Tahun_2003&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Undang-Undang_Nomor_20_Tahun_2003&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2005&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2005&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2005&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Nasional_Pendidikan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Nasional_Pendidikan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Nasional_Pendidikan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_ajaran_2007/2008&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_ajaran_2007/2008&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahun_ajaran_2007/2008&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Isi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Kompetensi_Lulusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Kompetensi_Lulusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Kompetensi_Lulusan&action=edit&redlink=1
-
26
Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan
kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk
dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester
dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar isi merupakan pedoman
untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2. Beban belajar,
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat
satuan pendidikan, dan
4. Kalender pendidikan.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=BSNP&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permendiknas_Nomor_24_Tahun_2006&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#jenjang_pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#jenis_pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
-
27
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan
SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya
diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas
Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain
melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu
para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah
dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan
aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan
masyarakat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungan
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
-
28
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI
dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh
dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .
KTSP juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik serta kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana
antara kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi serta jenis
pendidikan dengan tanpa membedakan suku, agama, dan antar golongan
(SARA), adat istiadat, status sosial, ekonomi dan gender. Sehingga sejalan
dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk: belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memahami dan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
29
menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar kompetensi kemampuan menulis dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas V sekolah dasar adalah mengungkapkan pikiran, perasaan,
informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi
bebas. Sedangkan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas V dalam
kemampuan menulis adalah:
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
30
1. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan
kata dan penggunaan ejaan.
2. Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah,
kenaikan kelas dan lain-lain) dengan kalimat efektif dan memperhatikan
penggunaan ejaan.
3. Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan
memperhatikan isi serta peranannya.
4. Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
5. Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal, perbaikan final) dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
6. Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Dalam setiap pengajaran dibutuhkan beberapa perangkat untuk
mengatur serta menata jalannya proses belajar mengajar agar lebih bisa terarah
dan sistematis selama masa proses pelaksanaanya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka para pendidik membutuhkan suatu acuan dan rancangan
progam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ada. Kurikulum yang
sekarang sedang berjalan pada saat ini adalah KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yang nantinya diharapkan dapat dikembangkan lebih jauh
dan disesuaikan dengan kondisi sekolah masing masing sesuai dengan
perkembangan yang ada menutut kemampuan dan kreatifitas tenaga
pendidiknya. Kurikulum diterjemahkan dalam bentuk silabus. Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
31
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Dinas P dan K
Kab. Purbalingga, 2001). Pengembangan silabus harus memenuhi prinsip
ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual,
fleksibel, dan menyeluruh.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20: Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,
standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber
belajar. Pada penyusunan Silabus dan RPP dalam KTSP terbaru ditambahkan
beberapa pengembangan, sehingga RPP dan Silabus KTSP 2010 mengalami
beberapa perubahan pada penambahan budaya dan karakter bangsa.
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu
yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu
yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain
yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
32
penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau
Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
Pengembangan silabus harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu
1. Alokasi waktu yang disediakan untuk menyelesaikan sebuah tema
2. Pencapaian kompetensi setiap aspek saling terkait, sehingga tidak
memungkinkan untuk dipisahkan.
3. Untuk memudahkan keterbacaan dan korelasi antara komponen-komponen
silabus, maka format silabus dibuat sesuai dengan contoh/model silabus
4. Kegiatan pembelajaran dalam silabus bahasa asing diharapkan dapat
mewujudkan akulturasi budaya positif dari kedua pengguna bahasa
5. Aplikasi kegiatan pembelajaran hendaknya kontekstual, dan memasukkan
unsur-unsur lingkungan serta budaya sesuai dengan kondisi setempat.
6. Uraian materi yang disajikan merupakan rangkaian materi yang harus
dicapai setiap aspek.
Silabus berfungsi sebagai acuan pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
33
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih (Permendiknas No 41 tahun 2007).
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan
yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Peta kompetensi pelaksanaan pembelajaran kemampuan menulis pada
anak Sekolah dasar kelas V di Kabupaten Purbalingga tercantum dalam
Gambar 1.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/
-
34
Gambar 1. Peta Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Menulis
Karangan Narasi
Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. RPP terdiri dari
berbagai komponen yaitu :
1. Identitas mata pelajaran, meliputi:
a. satuan pendidikan,
b. kelas,
c. semester,
d. program studi,
Perangkat pembelajaran -Silabus -RPP -PBM -Penilaian
Menulis lanjutan
Menulis faktual
Kemampuan Menulis Narasi siswa SD Kelas V
Menulis karangan • eksposisi, • persuasi, • argumentasi, • deskripsi, • narasi
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
35
e. mata pelajaran atau tema pelajaran,
f. jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
3. Kompetensi dasar,
Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi
dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi,
Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran,
Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar,
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
36
7. Alokasi waktu,
Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
8. Metode pembelajaran,
Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembela¬jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran.
9. Kegiatan pembelajaran :
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah
kegiatan memuat unsur kegiatan
a. pendahuluan/pembuka,
b. kegiatan inti terdiri atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
c. kegiatan penutup.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kom¬petensi dan mengacu kepada Standar
Penilaian.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
37
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Prinsip-prinsip Penyusunan RPP:
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5. Keterkaitan dan keterpaduan
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan
Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah
Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen
mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan
suatu kesatuan. Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut.
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester,
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
38
b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari
silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah
suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
c. Indikator merupakan:
1) ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran
bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
2) penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
3) dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan, dan potensi daerah.
4) rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi.
5) digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi
dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan
(contoh: 2 x 35/40/45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu
kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali
pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Sebagai
contoh :
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
39
Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang teknik menulis
karangan narasi”. Maka tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau
keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
a. mendeskripsikan mekanisme menulis karangan narasi.
b. menyebutkan bagian-bagian karangan narasi.
c. merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
teman-teman sekelasnya.
d. mengulang kembali informasi tentang teknik menulis karangan
narasi yang telah disampaikan oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya
tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga
tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menentukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari
indikator.
Contoh:
Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan bagian-bagian karangan
narasi.
Materi pembelajaran:
Bagian-bagian karangan narasi:
Bagia awal/ pembukaan, bagian isi, bagian akhir/penutup.
4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
40
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada
bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang
diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan
proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan
sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, karya wisata,
observasi, tanya jawab, kooperativ learning, e-learning dan sebagainya.
5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Kegiatan pendahuluan. (10% dari total alokasi waktu ). Dalam kegiatan
pendahuluan, guru:
a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
dengan silabus.
Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). (75% dari Total
Alokasi Waktu)
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
41
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran
dan sumber belajar lain;
c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan
guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d. melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
e. memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau
lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa rasa takut;
d. memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e. memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/
-
42
f. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok;
g. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual
maupun kelompok.
h. memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i. memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa;
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa
melalui berbagai sumber;
c. memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan;
d. memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
e. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
f. membantu menyelesaikan masalah;
g. memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
http://muhfida.com/contoh-penyusunan-rpp-terbaru/
-
43
h. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; dan
i. memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar siswa;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
f. Jawaban dibuktikan dengan melakukan observasi secara acak, hasil
supervisi kepala sekolah/madrasah, dan kesesuaian RPP dengan
pelaksanaan proses pembelajaran.
Catatan :
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk
seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan
modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
44
6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada
dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar
dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan
ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang
sebenarnya.
Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks
tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan
ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan
bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan
sebagai acuan pembelajaran.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas
a. teknik penilaian,
b. bentuk instrumen, dan
c. instrumen yang dipakai yang berisi rubrik penilaian
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis
Setelah penyusunan rencana pembelajaran (kurikulum, silabus, RPP,
dan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran) kegiatan selanjutnya
adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
45
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan,
seorang guru harus mengingatkan kembali pada siswa untuk mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari melalui beberapa
pertanyaan untuk mereview sebelumnya. Guru juga harus menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran,
cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar yang dilakukan secara kreatif, aktif, menyenangkan dan selalu memotivasi
siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan
kemandirian dalam belajar serta memupuk jiwa prestatif. Pelaksanaan kegiatan inti
dilakukan dengan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata
pelajarannya berupa proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Kegiatan penutup dilakukan bersama-sama dengan siswa untuk
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik, serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menurut Keefe (dalam Giam Kah How, 2000: 57) gaya pembelajaran
merujuk kepada ciri istimewa seorang pelajar untuk memperlihat, berinteraksi,
dan bergerak aktif dalam suatu suasana pembelajaran. Pembelajaran menurut
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
46
Sanaky (2009: 3) adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan
bahan ajar. Pembelajaran bersinonim dengan istilah proses belajar, kegiatan
belajar, dan aktivitas belajar atau pengalaman belajar.
Pembelajaran menjadi titik tolak guru dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar-mengajar. Istilah
pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para
siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan
kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika
si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak
dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah
belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang
sedang mengajar.
Prawiradilaga (2008:136) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
suatu sistem yang terdiri dari suatu sistem pembelajaran, kajian isi, materi
ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta
asesmen belajar. Kegiatan pembelajaran dapat menimbulkan terjadinya
interaksi manusia, sumber daya, dan lingkungan. Interaksi yang terjadi dalam
proses belajar-mengajar dapat mengubah kemampuan siswa dari satu
tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Dalam proses perubahan itu, siswa
dibantu oleh seorang guru yang membimbing dan mengarahkan siswa menuju
ke arah yang lebih baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru
untuk membuat siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
47
usahanya guru didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan
penggunaan media yang tepat.
Pembelajaran menulis merupakan bentuk pelajaran yang paling sulit
dipelajari dibandingkan dengan ketiga keterampilan yang lain, karena
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan
unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi karangan. Oleh karena itu, sering
berlatih atau praktik akan menunjang kualitas hasil karangan ditambah lagi
keterampilan ini tidak akan mungkin diperoleh dengan waktu relatif singkat.
Cross (dalam Giam Kah How 2000: 62) menyatakan bahwa apabila pelajar
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, pelajar akan lebih banyak belajar jika
dibandingkan dengan keadaan apabila pelajar semata-mata menerima arahan
dan maklumat daripada guru secara pasif.
Menulis bukan keterampilan yang dapat berkembang dengan
sendirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Asura (2005: 8) keterampilan
menulis didapat dari sebuah latihan, bukan pemberian alam. Alam memang
memberi talenta tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa proses
latihan. Latihan pengembangan kemampuan menulis di sekolah dasar sangat
penting karena merupakan penanaman dasar menulis.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar mempunyai tingkatan
kemampuan yang diajarkan pada masing-masing tingkatan Di kelas I sampai
III siswa diberikan pengajaran menulis permulaan, sedangkan dikelas IV
sampai dengan V siswa mulai belajar menulis lanjut. Pengenalan huruf, baik
huruf besar maupun huruf kecil diberikan dari kelas I sampai kelas II. Di kelas
III, khusus mengenai ejaan, walaupun belum tuntas. Di kelas IV mulai
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
48
mempelajari pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan ejaan
yang benar, sedangkan di kelas V sudah diajarkan mengenai bagaimana
memilih judul untuk sebuah karangan, hingga pengembangan paragraf. Di
tahapan terakhir, kelas VI, siswa mulai mempelajari mengenai perluasan
pokok bahasan dan pengembangan bermacam-macam karangan.
Menulis di sekolah dasar sebagai pondasi untuk memberikan dasar
yang kuat sebelum mereka menulis lanjut. Dalam pembelajaran menulis, guru
harus bisa membuat siswa dapat mengungkapkan gagasan dalam pikirannya
melalui media tulis dengan menggunakan tanda baca, struktur, ejaan yang
benar, kalimat yang runtut sehingga dapat membuat paragraf yang baik.
Dengan demikian pembelajaran menulis dapat diartikan sebagai usaha sadar
yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa mengembangkan kreativitas
dan imajinasinya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu siswa
mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis
dan memiliki kegemaran menulis.
Untuk mengetahui kemajuan dan pencapaian kompetensi setelah
pelaksanaan pembelajaran, perlu dilakukan penilaian/evaluasi hasil belajar.
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran (Nurgiyantoro, 2008).
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
49
proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil
pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan
Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Dalam hal penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam
bidang keterampilan menulis karangan dari dulu hingga saat ini, kurang
mendapat perhatian baik dari guru maupun para pakar bahasa Indonesia.
Bahkan saat ini dalam Ujian Nasional , keterampilan menulis/mengarang tidak
termasuk materi yang diujikan. Hal ini amat disayangkan mengingat
pentingnya keterampilan menulis bagi pengembangan bahasa dan
keterampilan hidup para siswa. Di samping hal tersebut, penilaian untuk
tulisan/karangan dalam bahasa Indonesia pun masih belum memuaskan karena
hanya menggunakan satu cara penilaian yaitu cara analitik yang berfokus pada
tiga aspek, yaitu : isi, bahasa dan struktur karangan.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar didasarkan pada interaksi
antara dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi proses dan yang
berorientasi produk. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan juga berupa
evaluasi proses dan evaluasi produk. Penilaian dalam pembelajaran menulis
sangat diperlukan terutama untuk melihat proses dan hasil kegiatan menulis
siswa.
Evaluasi terhadap perkembangan kemampuan menulis siswa harus
dilakukan secara terus-menerus. Dalam pelaksanaannya dapat digunakan
beragan bentuk evaluasi diantaranya asesmen otentik yang dapat membantu
guru mengamati perkembangan masing-masing siswa dan siswa sendiri dapat
melihat kemampuan yang telah mereka capai.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
50
Penilaian karangan tidak berdasarkan kemampuan siswa dalam
menghasilkan wacana karangan, tetapi lebih menguji pada kemampuan siswa
dalam hal mengingat fakta-fakta, menerapkan peraturan tata bahasa dan
pengetahuan struktur karangan yang sistematik. Hal ini telah berpengaruh
terhadap proses pembelajaran menulis/mengarang. Pada umumnya guru hanya
menugaskan menyusun karangan berdasarkan judul dan kerangka karangan
disertai bentuk tulisan (tegak bersambung, ejaan) atau jumlah paragraf. Jarang
sekali guru yang menugaskan mengarang dengan menyebutkan
sasarannya/orientasinya (khalayak, informasi, diri sendiri atau pencerita),
dengan demikian karangan siswa kurang komunikatif dan ide atau gagasan
siswa kurang dihargai (Hartati, 2006).
Ada dua jenis penilaian yang dapat dipergunakan dalam menilai
karangan Bahasa Indonesia di SD yaitu penilaian analitik dan penilaian
holistik. Terdapat tiga model penilaian holistik yaitu:
a. Penilaian Holistik Model White.
b. Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif).
c. Penilaian Holistik yang Disesuaikan
Penilaian holistik berfokus pada karangan anak-anak SD memberikan
implikasi terhadap pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya pada
kemampuan menulis/mengarang bahwa dalam pembelajaran mengarang tidak
semata-mata menekankan pengetahuan tata bahasa tetapi harus
memperhatikan konteks atau sasaran penulisan. Berdasarkan data empiris dan
uji lapangan, penilaian karangan berdasarkan pendekatan holistik (karangan
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
51
sebagai suatu keseluruhan) telah menunjukkan validitas dan realibilitas yang
tinggi (Hartati, 2006).
Penilaian merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran
sehingga penilaian tidak mungkin dilepaskan dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran secara umum. Dalam penilaian, kemajuan siswa dapat dilihat
sehingga memudahkan dalam menentukan langkah yang akan ditempuh.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan
(Nurgiyantoro, 2001: 4). Penilaian sangat berguna untuk menetapkan
keberhasilan suatu program pendidikan yang diikuti. Penilaian merupakan
suatu proses untuk memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Pelajaran menulis merupakan salah satu materi dalam pelajaran bahasa
Indonesia. Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut menurut Tarigan
(1996). Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis memiliki peran
yang cukup penting mengingat keterampilan ini sangat dibutuhkan di tengah-
tengah kehidupan masyarakat. Menulis merupakan sebuah keterampilan yang
dapat digunakan untuk tujuan komersil maupun kepuasan spiritual dengan
cara yang sangat menguntungkan.
Kesalahan bahasa tulis dalam karangan anak SD penting untuk
diperhatikan, sebab anak SD sebagai dasar pembelajaran dalam penguasaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar pada sekolah selanjutnya sehingga
nantinya setelah dewasa dapat mempergunakan bahasa yang baik dan benar
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
52
pula. Mengarang merupakan keterampilan menulis yang umum dilakukan
pada anak sekolah dasar. Artinya semua anak yang telah tamat SD dapat
mengarang. Untuk itu penting diperhatikan sebagai tindak lanjut pembinaan
terhadap penguasaan kosa kata anak dalam berbahasa.
Keterampilan menulis dapat dikembangkan melalui model kerja sama
antar siswa dalam kelompok (cooperative learning). Siswa berinteraksi dan
berdiskusi mengenai topic tertentu, kemudian membuat suatu narasi tertentu
dengan saling mengoreksi kesalahan yang telah dibuat. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa (Saragih, 2002)
Pentingnya penguasaan dan pemakaian bahasa secara tertulis yang
diwujudkan dalam karangan akan melatih anak SD sedikit demi sedikit
mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab kesalahan yang
dilakukan anak dalam karangan akan diperbaiki oleh guru. Pembelajaran
membaca dan menulis untuk siswa kelas 4-6 SD, yang melibatkan ketepatan
aspek lafal, intonasi, kebermaknaan, ekspresi, dan gagasan sangatlah penting
bagi siswa dalam mengembangkan ketiga potensi di atas, agar pembelajaran
benar-benar menjadi aktivitas memanusiakan manusia secara utuh.
Pembelajaran menulis karangan narasi di sekolah dasar kelas V
dilakukan berdasarkan Standar Kompetensi 4. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan,
surat undangan, dan dialog tertulis; Kompetensi Dasar 4.1 Menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan
ejaan; dengan Indikator 4.1.1 Menulis kerangka karangan berdasarkan tema
atau pengalaman tertentu dan 4.1.2 Mengembangkan kerangka karangan
berdasarakan tema atau pengalaman tertentu menjadi karangan yang padu
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011
-
53
dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan; dengan Materi
Pokok: Karangan berdasarakan pengalaman (Narasi). Adapun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis..., Budiman, Program Pascasarjana UMP, 2011