BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai...

19
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Irawan & Wahidahwati (2013) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menilai investasi pada saham yang masuk dalam kategori LQ-45. Penelitian tersebut diberi batasan masalah dimana peneliti hanya memilih perusahaan yang kosisten masuk dalam kategori LQ-45 selama tiga periode. Analisis yang digunakan menggunakan metode fundamental dan penentuan sampel menggunkan metode purposive sampling. Dari kriteria tersebut sampel yang berhasil diambil sebnayak 29 perusahaan. Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa 19 saham dalam kondisi overvalued dan 10 lainnya dalam kondisi undervalued. Keputusan tepat yang dapat diambil adalah menjual saham saat overvalued dan membeli saat saham undervalued, karena pada kondisi ini harga pasar lebih murah dari harga saham. Rajan & Parimala (2013) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menerapkan analisis teknikal pada tiga saham yang telah dipilih pada sektor FMCG. Penelitian ini didasarkan pada data sekunder yang dikumpulkan dari NSE laman, jurnal dan majalah. Data yang digunakan untuk analisis teknikal ini adalah pada masa periode November 2011 sampai Januari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSE dan NSE adalah dua bursa saham regional yang merupakan pemain besar dalam operasi pasar modal di India. Scripts yang diperdagangkan melalui BSE dan NSE sekitar 87 dari 100 scripts yang ada. Sejak didirikan 19 tahun yang lalu, pertumbuhan dari segi nilai

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Irawan & Wahidahwati (2013) melakukan penelitian dengan tujuan

untuk menilai investasi pada saham yang masuk dalam kategori LQ-45.

Penelitian tersebut diberi batasan masalah dimana peneliti hanya memilih

perusahaan yang kosisten masuk dalam kategori LQ-45 selama tiga periode.

Analisis yang digunakan menggunakan metode fundamental dan penentuan

sampel menggunkan metode purposive sampling. Dari kriteria tersebut sampel

yang berhasil diambil sebnayak 29 perusahaan. Berdasarkan analisis

fundamental yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa 19 saham dalam

kondisi overvalued dan 10 lainnya dalam kondisi undervalued. Keputusan tepat

yang dapat diambil adalah menjual saham saat overvalued dan membeli saat

saham undervalued, karena pada kondisi ini harga pasar lebih murah dari harga

saham.

Rajan & Parimala (2013) melakukan penelitian dengan tujuan untuk

menerapkan analisis teknikal pada tiga saham yang telah dipilih pada sektor

FMCG. Penelitian ini didasarkan pada data sekunder yang dikumpulkan dari

NSE laman, jurnal dan majalah. Data yang digunakan untuk analisis teknikal

ini adalah pada masa periode November 2011 sampai Januari 2012. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa BSE dan NSE adalah dua bursa saham regional

yang merupakan pemain besar dalam operasi pasar modal di India. Scripts

yang diperdagangkan melalui BSE dan NSE sekitar 87 dari 100 scripts yang

ada. Sejak didirikan 19 tahun yang lalu, pertumbuhan dari segi nilai

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

9

perdagangangan NSE meningkat dengan sangat pesat. Faktor penting yang

memengaruhi harga scripst perusahaan salah satunya adalah sentimen dari

investor, oleh sebab itu ketika melakukan analisis teknikal perlu untuk

mempertimbangkan bermacam-macam faktor yang dapat memengaruhi kondisi

psikologis investor.

Roy (2015) melakukan penelitian tentang Equity Research: Fundamental

and Technical Analysis. Penelitian ini menggunakan teknis analisis

fundamental dan teknikal, adapun saham yang diteliti adalah Wipro, Infosys

dan TCS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga saham tersebut dalam

kondisi fundamental yang kuat. Kondisi fundamental yang kuat tersebut

ditunjukkan oleh Wipro melalui pertumbuhan EPS triwulan dan tahunan.

Infosys menunjukkan fundamentalnya yang kuat melalui pembayaran dividen

yang stabil, dan untuk TCS juga dalam keadaan yang kuat.

Aprilia dkk (2016) dengan tujuan untuk menilai dan mengetahui

kewajaran harga saham yang dinilai dengan pendekatan Price Earning Ratio

(PER) pada perusahaan pertambangan yang melakukan listing di BEI pada

periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saham perusahaan

pertambangan dalam keadaan undervalued, adapun yang dijadikan sampel

dalam penelitian adalah 4 perusahaan yaitu PT. Elnusa Tbk. (ELSA); PT.

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA); PT. Radiant Utama

Interinsco Tbk. (RUIS) dan PT. Timah (Persero) Tbk. (TINS). Undervalued ini

memiliki makna bahwa intrinsik saham lebih besar dari pada harga pasarnya

sampai akhir Desember 2015. Jika dilihat secara teoritik keempat saham yang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

10

mengalami undervalued tersebut pada masa yang akan datang mengalami

kenaikan sehingga investor dapat membeli saham tersebut untuk dijadikan

pilihan berinvestasi.

Harwaningrum (2016) melakukan penelitian yang kaitanya dengan hasil

yang tidak searah dari analisis fundamental dan analisis teknikal dalam satu

perusahaan. Permasalah tersebut dikaitkan dengan perusahaan milik Bakrie

Group. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kondisi hasil analisis

yang berlawanan antara analisis fundamental dan analisis teknikal membuat

para investor bingung untuk memilih analisis mana yang digunakan untuk

menjadi pedoman dalam berinvestasi. Peneliti memberikan rekomendasi untuk

memilih analisis fundamental sebagai pedoman jika hal tersebut terjadi sebab

analisis fundamental lebih membirikan gambaran kondisi perusahaan.

Sedangkan analisis teknikal hanya melihat pergerakan tanpa melihat besaran

hutang yang dimiliki perusahaan, laba yang didapat atau beban yang

digunakan.

B. Kajian Pustaka

1. Pasar Modal

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

(sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk

hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2001). Pasar modal adalah

kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan

Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

11

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek (UU No. 8 tahun

1995 tentang Pasar Modal)

Pasar modal memiliki dua fungsi penting bagi perekonomian yaitu

pertama sebagai sarana untuk pendanaan usaha. Kedua pasar modal menjadi

instrumen keuangan bagi masyarakat untuk berinvestasi seperti saham,

obligasi, reksadana dan sebagainya. Dengan demikian masyakat dapat

berinvestasi menggunakan dana yang dimilikinya sesuai dengan

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

2. Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi

kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di

perusahaan tersebut. (Darmadji dan Fakhuruddin, 2012)

Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau

dana pada suatu perusahaan atau saham merupakan kertas yang tercantum

dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan

kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegang saham. (Fahmi, 2012)

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang

paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan

perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang

lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

12

investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan

terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut

memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,

dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

(www.idx.co.id).

Dengan memiliki saham ada dua keuntungan yang diperoleh investor

(Darmadji dan Fakhruddin, 2012) yaitu:

a. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

yang berasal dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Investor

yang berhak menerima dividen ini adalah oinvestor yang memegang saham

hingga batas waktu ynag ditentukan oleh perusahaan pada saat

pengumuman dividen. Pada umumnya, dividen merupakan daya tarik

investor dengan orientasi investasi jangka panjang. Dividen yang dibagikan

perusahaan dapat berupa dividen tunai, yaitu kepada setiap pemegang

saham diberikan uang tunai dalam jumlah tertentu sesuai dengan saham

yang dimiliki, atau dapat juga berupa dividen saham yaitu kepada setiap

pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham

yang dimiliki pemegang saham akan bertambah dengan adanya pembagian

dividen saham tersebut.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

13

b. Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara haga beli dan harga jual.

Investor yang berorientasi pada investasi jangka pendek adalah investor

yang mengejar keuntungan melalui capital gain. Mislanya, seorang investor

membeli saham pada hari selasa tanggal 27 Maret kemudian menjualnya

pada selasa pekan depan tanggal 3 April jika saham mengalami kenaikan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-

hari, harga saham mengalami fluktuasi naik maupun turun. Pembentukan

harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham

tersebut. Dengan kata lain, harga saham terbentuk oleh penawaran (supply)

dan permintaan (demand) atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut

terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham

tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut

bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi

negara, kondisi sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang berkembang

(Darmaji dan Fakhruddin, 2012)

3. Penilaian Saham

Menurut Hartono (2015) penilaian saham dapat dibedakan menjadi

tiga jenis, yaitu:

a. Nilai buku

Nilai buku adalah nilai aset yang tersisa setelah dikurangi

kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

14

berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang

dimiliki investor.

b. Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan

penawan saham di pasar modal. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh

emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang

sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

c. Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham ynag menentukan harga wajar

suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang

sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini

adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas dimasa mendatang

baik yang berasal dari dividen maupun capital gain.

4. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu metoda peramalan pergerakan

instrumen finansial diwaktu mendatang berdasarkan pada perekonomian,

politik, lingkungan, dan faktor-faktor relevan lainnya serta statistik yang

akan mempengaruhi permintaan dan penawaran instrumen finansial

tersebut. Analisis fundamental mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor

yang menentukan nilai intrinsik suatu instrumen finansial (Susanto dan

Sarbandi, 2002)

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa

yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

15

yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan

menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham. Dalam membuat model peramalan harga saham

tersebut, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor

fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan

dividen, dan sebagainya) yang diperkirakan akan mempengaruhi harga

saham. Setelah itu, bagaimana membuat suatu model dengan memasukkan

faktor-faktor tersebut dalam analisis (Husnan, 2001)

Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor dapat melakukan

analisis fundamental secara top down untuk menilai prospek perusahaan

tersebut. Hal yang pertama dilakukan adalah menganalisis faktor-faktor

makro ekonomi yang memengaruhi kinerja perusahaan, dilanjutkan dengan

analisis industri dan kemudian dilakukan analisis terhadap perusahaan yang

mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang

dikeluarkan menguntungkan atau merugikan investor.

Pada penilitian ini, analisis fundamental akan difokuskan pada analisis

perusahaan, yang mana peneliti akan menganalisis nilai instrinsik suatu

saham dengan harga pasar guna menentukan apakah harga pasar saham

tersebut sudah mencerminkan nilai instrisiknya atau belum.

Menurut Jumingan (2006), rasio laporan keuangan mempunyai

pengertian sebagai alat untuk menggambarkan hubungan sistematis atara

satu item dengan item yang lain yang biasa dinyatakan dalam persentase dan

mengungkapkan hubungan penting yang menjadi dasar perbandingan dalam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

16

menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan

mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.

Menurut Hanafi dan Halim (2009), rasio keuangan pada dasarnya

disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan

laba-rugi dan neraca Analisis rasio bisa dikelompokkan menjadi lima

macam kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio

profitabilitas dan rasio pasar. Tujuan dari penilaian dari kelima rasio

tersebut adalah untuk melihat prospek dan risiko perusahaan yang mana

akana memengaruhi harapan investor pada perusahaan di masa mendatang.

Rasio yang digunakan untuk melakukan penilaian laporan keuangan

perusahaan adalah:

a. Return on Equity (ROE)

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran

profitabilitas jika dilihat dari sudut pandang pemegang saham. Rumus

yang digunakan untuk mencari ROE adalah sebagai berikut (Hanafi dan

Halim, 2009):

𝑅𝑂𝐸 = π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘’π‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 

b. Dividend Yield

Dari sudut pandang investor, rasio ini cukup berarti karena dividen

yield merupakan sebagian dari return yang akan diperoleh investor.

Rumus yang digunakan untuk mencari dividend yield adalah sebagai

berikut (Hanafi dan Halim, 2009):

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

17

𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ

β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ

c. Dividend Payout Ratio (DPR)

Rasio ini untuk melihat bagian pendapatan yang dibayarkan

sebagai dividen kepada investor. Bagian lain ynag tidak dibagikan akan

diinvestasikan kemabli ke perusahaan. Rumus yang digunakan untuk

mencari pembayaran dividen adalah sebagai berikut (Hanafi dan Halim,

2009):

𝐷𝑃𝑅 = 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ

π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ

d. Earning Per Share (EPS)

Laba per lembar atau biasa dikenal dengan EPS menunjukkan

besarnya laba bersih perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang

saham perusahaan. Data yang digunakan untuk mecari EPS terdapat pada

laporan laba rugi. Namun, apabila laporan laba rugi tidak mencantumkan

EPS maka investor bisa memperoleh EPS melalui rumus (Tandelilin,

2010):

𝐸𝑃𝑆 = π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ

e. Price Earning Ratio (PER)

PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap pendapatan

dimana rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari

saham terhdap kelipatan dari pendapatan (earning). PER merupakan

suatu analisis saham dengan membandingkan antara harga saham per

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

18

lembar dengan Earning Per Share (EPS). Rumus yang digunakan untuk

mencari PER adalah sebagai berikut (Hartono, 2015):

𝑃𝐸𝑅 = β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿ π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š

𝐸𝑃𝑆

f. Plowback Ratio (PBR)

Rasio ini adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan

yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham sebagi dividen. Jika

hasil menunjukkan angka positif berarti dari laba yang dihasilkan

perusahaan ditanamkan kembali kedalam perusahaan, laba yang tidak

dibagikan ini akan semakin menambah jumlah modal sendiri dan

berpengaruh pada tingkat pertumbuhan modal sendiri. Rumus yang

digunakan untuk mencari PBR adalah sebagai berikut (Jumingan, 2006):

𝑃𝐡𝑅 = 1 βˆ’ 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 π‘ƒπ‘Žπ‘¦π‘œπ‘’π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ

5. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan

harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar

historis (Tandelilin, 2001). Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang

selalu berorientasi kepada harga (pembukaan, penutupan, tertinggi, dan

terendah) dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu (price

oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang

diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk

memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di

dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan

demand (Kodrat dan Indonanjaya, 2010)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

19

6. Prinsip analisis teknikal

Dalam melakukan analisis teknikal, seorang analis harus terlebih

dahulu memahami hal mendasar yang menjadi prinsip dari analisis teknikal

itu sendiri. Ada tiga prinsip analisis teknikal (Santoso dan Sabardi, 2002),

yaitu:

a. Segalanya didiskontokan dan digambarkan dalam harga pasar.

Para analis teknikal percaya bahwa harga pasar saham sudah

menggambarkan semua informasi perusahaan. Laporan keuangan atau

pengaruh ekonomi tidak perlu dipelajari dalam mekalukan analisis

teknikal sebab analis teknikal hanya melihat pergerakan harga saham.

Pergerakan harga saham terjadi akibat dari perubahan penwaran dan

permintaan pada masa itu. Para analis teknikal tidak perduli dengan

perubahan penawaran dan perminataan tersebut, namun mereka lebih

tertarik pada pergerakan harga yang terjadi. Apabila permintaan lebih

besar dari penawaran maka harga akan mengalami kenaikan dan

sebaliknya jika permintaan lebih kecil dari penawaran maka harga akan

mengalami penurunan.

b. Harga bergerak dalam suatu kecenderungan yang terus berlangsung.

Prinsip kedua adalah harga bergerak dalam kecenderungan dan

kecenderuangan tersebut akan terus berlangsung. Keseimbangan antara

permintaan dan penawaran menunjukkan suatu kecenderungan dalam

pergerakan. Suatu pergerakan adalah suatu keenderungan yang tetap utuh

sampai kecenderungan tersebut berhenti. Sebagai contoh, apabila harga

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

20

suatu saham bergerak naik, maka kenaikan tersebut akan berlanjut

sampai terjadi pembalikan yang jelas.

Harga pasar saham bergerak dengan cara yang sama yaitu pertama,

harga pasar saham mulai bergerak ke satu arah, naik atau turun

menciptakan suatu kecenderungan. Kecenderungan tersebut berlangsung

sampai harga bergerak lambat dan memberikan tanda sebelum pada

akhirnya harga tersebut bergerak berbalik ke arah yang saling

berlawanan. Pada titik ini adalah tanda bahwa kecenderungan baru akan

diciptakan.

c. Kejadian pasar akan selalu berulang

Prinsip yang terakhir adalah bahwa grafik harga pasar saham dari

waktu ke waktu selalu menunjukkan pola tertentu yang dapat

diidentifikasi. Diwaktu yang akan datang untuk membaca pergerakan

harga analis teknikal dapat menggunakan pola ini sebagai acuan

meskipun tidak secara absolut namun tingkat ketepatannya sangat tinggi.

7. Teknik analisis teknikal

Disamping disebut sebagai seorang analis teknikal, para pengguna

analisis teknikal juga sering disebut sebagai β€œchartish” karena dalam

aktivitas yang dilakukan mereka selalu menggunakan grafik (chart)

pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Dari grafik yang ada

tersebut mereka akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume

perdagangan dan mencari celah keuntungan yang bisa dihasilkan dari

kondisi tersebut. Ada beberapa teknik dalam penggunaan grafik yang biasa

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

21

digunakan investor sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasinya

(Tandelilin, 2001).

Teknik analisis yang biasa digunakan oleh analis teknikal antara lain:

a. Dow theory

Dow theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow pada

tahun 1800 an. Dalam analisis teknikal teori ini adalah teori pertama

yang digunakan. Adapun tujuan dari teori ini adalah mengidentifikasi

trend harga pasar saham dalam jangka waktu yang panjang dengan

berdasar pada data historis harga saham (Tandelilin, 2001). Teori ini

mengatakan bahwa sebagian besar saham bergerak sejalan dengan

bergeraknya bursa keseluruhan atau index. Dalam artian jika index

bergerak naik maka sebagian komponen saham yang ada didalamnya

bergerak naik, pun demikian jika index mengalami pergerakan menurun

makan harga sebagian komponen saham yang terdapat didalamnya

bergerak menurun juga. Para analis teknikal berpendapat bahwa segala

sesuatu yang terjadi baik itu kondisi ekonomi, sosial, politik dan

sebaginya tercermin pada harga yang terbentuk dari transaksi permintaan

(demand) dan penawaran (supply), selain itu harga juga sellau bergerak

didalam trend dan selalu berulang dari waktu ke waktu (Kodrat dan

Indonanjaya, 2010)

b. Grafik

Penggunaan grafik pergerakan harga saham ini sangat terkait

dengan pendapat para analis teknikal yang percaya bahwa pada dsarnya

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

22

pergerakan harga saham akan membentuk suatu trend yang bisa dideteksi

dan digambarkan. Para investor berharap, dengan membuat gambar

pergerakan harga saham secara visual dengan memperhatikan kekuatan

penawaran dan permintaan yang terjadi mereka dapat memprediksi arah

pergerakan harga saham pada masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

Dalam menggambarkan pergerakan harga saham, untuk mengidentifikasi

sinyal dalam pergerakan harga dikenal adanya dua istilah penting, yaitu

support level dan resistance level. Support level adalah kisaran harga

pada saat analis teknikal mengharap terjadinya peningkatan yang

signifikan atas permintaan saham dipasar. Support level menggambarkan

batas bawah kisaran harga yang bisa membuat para calon pembeli merasa

tertarik untuk melakukan pembelian saham sehingga permintaan

mengalami peningkatan yang pada akhirnya harga saham mengalami

kenaikan. Sedangkan resistance level adalah kisaran harga dimana para

analis teknikal berharap di pasar akan terjadi peningkatan penawaran.

resistance level menggambarkan batas atas tingkat harga yang bisa

membuat para pemegang saham tertarik untuk menjual sahamnya.

Kondisi ini diharpkan bis amenjadi penahan atas gerakan naikknya harga

saham, karena jika banyak pihak ingin menjual saham maka diharapkan

harga akan bergerak turun dan tidak melewati batas atas harga

(Tandelilin, 2001). Dalam pola pergerakan saham dengan grafik ini ada

tida macam grafik yang digunakan oleh analis teknikal, yaitu:

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

23

1) Grafik garis (Line Chart)

Line chart adalah grafik yang menunjukkan harga penutupan

saham dalam range waktu yang telah ditentukan. Pada line chart ini

tanggal ditampilkan pada bagian bawah dan harga ditampilkan pada

bagian samping. Line chart memiliki keuntungan bahwa tampilan

gerakan harga jelas dan mudah dimengerti (Kodrat dan Indonanjaya,

2010)

2) Grafik batang (Bar Chart)

Informasi yang diberikan oleh grafik batang lebih lengkap jika

dibandingkan dengan grafik garis. Pada grafik batang ini kita dapat

mengetahui harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan

penutupan harga. Harga pembukaan selalu diawali dari simpangan

sebelah kiri dan harga penutupan berada pada simpangan sebelah

kanan. Harga terendah dan tertinggi dihubungkan oleh garis vertikal

atau batang, sedangkan garis horizontal ke kiri dan ke kanan dari

batang menunjukkan harga pembukaan dan penutupan secara

berurutan. Di dalam grafik batang, garis vertikal menunjukkan harga

saham mulai dari harga terendah sampai harga tertinggi. Garis

horizontal menunjukkan waktu (hari, minggu, bulan, atau tahun).

Beberapa analis teknikal percaya bahwa harga penutupan setiap

harinya adalah harga terpenting dalam perdagangan setiap harinya

(Kodrat dan Indonanjaya, 2010)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

24

3) Grafik Candlestick

Grafik candlestick merupakan grafik yang memberikan

informasi ynag sama dengan grafik bar, namun terdapat sedikit

perbedaan yaitu pada grafik candlestick harga pembukaan dan

penutupan ditandai dengan adanya body. Apabila harga pembukaan

diatas harga harga penutupan maka warna body candlestick adalah

hitam yang berarti pada saat itu kondisinya bearish. Sebaliknya

apabila harga penutupan di atas harga pembukaan maka warna body

candlestick adalah putih yang berarti pada saat itu kondisinya bullish.

c. Trendline

Pola harga saham yang terbentuk merupakan hasil dari interaksi

antara pembeli dan penjual dipasar saham. Para analis teknikal percaya

bahwa sebuah kecenderungan (trend) akan selalu terjadi pada harga

saham. Investor mencoba untuk menemukan kapan harga berada dalam

trend naik atau trend turun. Mereka mendapatkan laba dari penentuan

trend dan kemudian diikuti sampai trend-nya berbalik arah. Dari grafik

yang tersedia, garis trend adalah yang paling sering digunakan analis

untuk mengidentifikasikan trend dan pembalikan trend (Kodrat dan

Indonanjaya, 2010).

Tiga jenis trend yang terjadi di pasar, yaitu:

1) Up trend

Adalah garis trend meningkat yang terbentuk dari dua atau lebih titik

dengan kecenderungan meningkat (Kodrat dan Indonanjaya, 2010).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

25

2) Down trend

Adalah garis trend yang terbentuk dari dua atau lebih titik dengan

kecenderungan menurun (Kodrat dan Indonanjaya, 2010).

3) Sideways

Adalah garis trend yang terbentuk secara menyamping atau

horinzontal pada posisi harga tertinggi dan terendah (Kodrat dan

Indonanjaya, 2010).

8. Indikator analisis teknikal

Indikator berfungsi untuk memprediksi kecenderungan arah

pergerakan harga saham. Sama seperti analisis rasio keuangan untuk

memprediksi fundamental perusahaan, indikator saham juga memiliki

jumlah yang banyak dimana jumlahnya mencapai puluhan hingga ratusan.

Pada umumnya investor tidak menggunakan semua indikator untuk

menganalisis saham. Para investor biasa memilih indikator yang mudah

digunakan dan juga populer, sehingga mereka lebih suka mencoba

menggunakan indikator tersebut. Berikut ini indikator analisis teknikal yang

sering dipakai oleh investor (www.stockcharts.com):

a. Bollinger Bands (BB)

BB mengukur minat pasar terhadap suatu saham dan juga bisa

menentukan kecenderungan tren saham sama seperti MA.

b. Moving Average (MA)

MA memiliki banyak sekali fungsi salah satunya dapat digunakan

sebagai garis support dan resisten.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38427/3/BAB II.pdfdengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada

26

c. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD adalah indikator momentum mengikuti trend yang menunjukkan

hubungan anatar dua moving average. MACD dihitung dengan

mengambil perbedaan anatra periode panjang dan periode pendek dari

rata-rata bergerak eksponensial (Throp, 2000)

d. Relative Strenght Index (RSI)

RSI dikembangkan oleh J. Welles Wilder. RSI adalah suatu oscillator

momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan dalam pergerakan

harga saham. John J. Murphy dalam bukunya yang berjudul β€œTechnical

Analysis of The Financial Markets: A Comprehensive Guide To Trading

Methods And Applications” yang dikutip dari (Pramono dkk, 2013)

menjelaskan bahwa RSI bergerak dalam rentang angka 0 sampai 100.

Jika pergerakan diatas level 70 maka dianggap overbought dan jika

pergerakan dibawah level 30 maka terjadi oversold.

e. Stochastic Oscillator (SO)

SO adalah salah satu indikator leading yang digunakan untuk melihat

sinyal buy dan sell dari suatu saham. SO terdiri dari dua macam garis dan

area jenuh beli dan jenuh jual. Level-level inilah yang akan digunakan

untuk memprediksi arah kecenderungan harga saham.