BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1...
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter
2.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang
antara berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti kepribadian dan
akhlak. Istilah karakter juga diadopsi dari bahasa latin kharakter, kharessian, dan
xharaz yang berarti tool for marking, to engrave, dan pointed stake. Dalam bahasa
inggris, diterjemahkan menjadi character. Character berarti tabiat, budi pekerti,
watak. Dalam kamus Psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik
tolak etis atau moral, misalnya kejujuran orang (Fitri;2012;20)
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau juga kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan mendasari
cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebijakan
tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani
bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain (Kemendiknas 2010).
Disebutkan dalam journal (Kurniawan; 2015), Pendidikan karakter adalah
usaha sadar dan terencana untuk membentuk watak atau kepribadian seseorang
berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut bersumber
dari: Agama; Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama
dan kepercayaannya. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari oleh nilai-
nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai
pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari
agama. Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
12
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila
terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-
pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik,
hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni yang diatur dalam pasal-
pasal UUD 1945. Pendidikan karakter bertujuan mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya
sebagai warga negara. Budaya; budaya Adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada
manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya
yang diakui masyarakat tersebut.
Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap
suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi
budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan
budaya menjadi sumber nilai- nilai dari pendidikan karakter. dan, Tujuan
pendidikan nasional; Tujuan pendidikan nasional mencerminkan kualitas yang
harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam tujuan pendidikan nasional
terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warga negara
Indonesia. Oleh karena itu, tujuan Pendidikan nasional adalah sumber yang paling
operasional dalam pendidikan karakter dibandingkan ketiga sumber yang
disebutkan di atas.
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut teridentifikasi delapan belas nilai
karakter, kedelapan belas nilai karakter tersebut yaitu:
13
1) Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat,
sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6) Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru
berdasarkan apa yang telah dimiliki.
7) Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
14
8) Demokratis
cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9) Rasa ingin tahu
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10) Semangat kebangsaan
cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta tanah air
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
12) Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan
orang lain.
13) Bersahabat/ Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerjasama dengan orang lain.
14) Cinta tanah air
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
15
15) Senang membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16) Peduli sosial
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
17) Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
18) Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME (Kemendiknas 2010: 9).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter menurut peneliti adalah proses
terencana yang berkelanjutan seseorang untuk menghasilakan perbaikan kualitas
yang berkesinambungan yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa
depan, dan berakar pada nilai-nilai Agama dan Budaya Bangsa.
1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan Pendidikan karakter sendiri sudah tercermin dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, yang
berbunyi, “Pendididkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
16
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam Undang-undang
Sisdiknas tersebut karakter yang paling utama dibangun adalah peserta didik dapat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui undang-undang tersebut, penyelenggara pendidikan di indonesia di
tuntut secara konsisten menyelenggarakan pendidikan yang memberdayakan.
Pendidikan yang memberdayakan adalah proses memanusiakan anak sehingga
potensinya menjadi aktual dalam kematangan dan kemandirian hidupnya. Paling
tidak dengan pendidikan yang memberdayakan, setiap anak anak akan
mendapatkan basic need, dapat mengetahui hak dan tanggung jawabnya sebagai
individu, anggota masyarakat dan sebagai makhluk tuhan. Pendidikan yang
memperdayakan seharusnya terus diusahakan mulai dari pendidikan usia dini,
sekolah dasar, menengah, sampai dengan perguruan tinggi.
1.1.3 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karaketer
No Nilai Indikator
1.
Religius Mengucapkan salam.
Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
Melaksanakan ibadah keagamaan.
Merayakan hari besar keagamaan.
2. Jujur Membuat dan mengerjakan tugas secara benar.
Tidak menyontek atau memberi sontekan.
Membangun koperasi atau kantin kejujuran.
Melaporkan kegiatan sekolah secara
transparan.
Melakukan sistem perekrutan siswa secara
benar dan adil.
Melakukan sistem penilaian yang akuntabel
dan tidak melakukan manipulasi
3. Toleransi Memperlakukan orang lain dengan cara yang
sama dan tidak membeda-bedakan agama,
17
suku, ras, dan golongan.
Menghargai perbedaan yang ada tanpa
melecehkan kelompok yang lain.
4. Disiplin Guru dan sisiwa hadir tepat waktu.
Menegakkan prinsip dengan memberikan
punishment bagi yang melanggar dan reward
bagi yang berprestasi.
Menjalankan tata tertib sekolah.
5. Kerja keras Pengelolaan pembelajaran yang menantang.
Mendorong semua warga sekoalah untuk
berprestasi.
Berkompetisi secara fair.
Memberikan penghargaan kepada siswa
berprestasi.
6. Kreatif Menciptakan ide-ide baru di sekolah.
Mengahargai setiap karya yang unik
berprestasi.
Membagun suasana belajar yang mendorong
munculnya kreatifitas.
7. Mandiri Melatih siswa agar mampu bekerja secara
mandiri.
Membangun kemandirian siswa melalui tugas-
tugas-tugas yang bersifat individu.
8. Demokrasi Tidak melaksanakan kehendak kepada orang
lain.
Sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus
kelas secara demokratis.
Mendesarkan setiap keputusan pada
musyawarah mufakat.
9. Rasa ingin
tahu. Sistem pembelajaran diarahkan untuk
mengeksplorasi.
Sekolah memberikan fasilitas, baik melalui
media cetak maupun elektronik, agar siswa
dapat mencari informasi yang baru.
10. Semngat
kebangsaan Memperingati hari-hari nasional.
Meneladani para pahlawan nasional.
Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah.
Melaksanakan upacara rutin sekolah.
Mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan
kebangsaan.
Memajang gambar tokoh-tokoh bangsa.
11. Cinta tanah air Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan
dan kesatuan.
Mengguanakan bahasa indonesia dengan baik
dan benar.
Memajang bendera Indonesia, Pancasila,
18
gambar Presiden serta simbol-simbol negara
lainnya.
Bangga dengan karya bangsa.
Melestarikan seni dan budaya bangsa.
12. Menghargai
prestasi Mengabadikan dan memanjang hasil karya
siswa di sekolah.
Memberikan reward setiap warga sekolah yang
berprestasi.
Melath dan membina genersi penerus untuk
mencontoh hasil atau prestasi sebelumnya.
13. Bersahabat/
komunikatif Saling menghormati dan menghargai.
Guru menyayangi siswa dan siswa
menghormati guru.
Tidak menjaga jarak.
Tidak membeda-bedakan dalam berkomunikasi
14. Cinta damai Menciptakan suasana kelas yang tentram.
Tidak menoleransi segala bentuk tindak
kekerasan.
Mendorong terciptanya harmonisasi kelas dan
sekolah.
15. Gemar
membaca Mendorong atau memfasilitasi siswa untuk
gemar membaca.
Setiap pembelajaran didukung dengan sumber
bacaan atau referensi.
Adanya ruang baca, baik di perpustakaan
maupun ruang khusus tertentu.
Menyediakan buku-buku sesuai dengan
tahapan perkembangan siswa.
Menyediakan buku-buku yang dapat menarik
minat baca siswa.
16. Peduli
lingkungan Menjaga lingkungan kelas dan sekolah.
Memelihara tumbuh-tubuhan dengan baik
tanpa menginjak atau merusaknya.
Mendukung program go green (penghijauan) di
lingkungan sekolah.
Tersedia tempat untuk membuang sampah
organik dan sampah nonorganik.
Menyediakan kamar mandi, air bersih, dan
tempat cuci tangan.
17. Peduli sosial Sekolah memberikan bantuan kepada siswa
yang kurang mampu.
Melakukan kegiatan bakti sosial.
Melakukan kunjungan daerah atau kawasan
marginal.
Memberikan bantuan kepada lingkungan
masyarakat yang kurang mampu.
19
Menyediakan kotak amal atau sumbangan.
18. Tanggung
jawab Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah
dengan baik.
Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.
Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.
Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-
sama.
Indikator diatas secara lebih rinci dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat
atau jenjang pendidikannya (Kemendiknas, 2010).
2.2 Adiwiyta
2.2.1 Pengertian Adiwiyata
Pengertian Adiwiyata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua
kata yaitu “Adi” dan “Wiyata”. Adi bermakna besar, agung, baik, ideal atau
sempurna. Wiyata, berarti tempat seseorang untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan, norma, etika dalam kehidupan sosial. Adiwiyata merupakan tempat
yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju
cita–cita pembangunan yang berkelanjutan (Anonim, 2007).
Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (SPBL) merupakan wujud dari
program Adiwiyata. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian
Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam
Kesepakatan Bersama Nomor: Kep 07/MENLH/06/2005 dan Nomor:
05/VI/KB/2005. Program ini telah dicanangkan sejak tahun 2006.
Program Adiwiyata diberikan dalam bentuk penghargaan Adiwiyata kepada
sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan. Penghargaan Adiwiyata diberikan
20
sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya
peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan
(selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun
waktu lebih dari 3 tahun). Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan
sebagai suatu kompetisi atau lomba.
Dapat disimpulkan Program adiwiyata menurut peneliti merupakan salah
satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong
tercapainya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian
lingkungan hidup. Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi
kerusakan lingkungan, mengurangi pencemaran, dan lebih penting adalah
menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan kepada siswa sejak dini.
1.3.2 Program Adiwiyata Mandiri
Program Adiwiyata mandiri adalah salah satu program Kementrian
Lingkungan hidup dalam rangka mendorong terciptnya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelesarian lingkungan hidup. Dalam
program ini diharapkan warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah
menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang
negatif. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan kementrian Lingkungan Hidup
(2011:3) bahwa tujuan Program adiwiyata adalah mewujudkan program sekolah
yang beratanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan.
21
Menurut kementrian Lingkungan Hidup (2011:4) komponen adiwiyata yang
meliputi kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, serta pengelolaan sarana
pendukung ramah lingkungan. Kementrian Lingkungan Hidup (2011:21) juga
menjelaskan mekanisme pencapaian adiwiyata mandiri didukung dengan kegiatan
pembinaan oleh tim Adiwiyata Nasional, Tim Adiwiyata Propinsi, tim Adiwiyata
Kota/Kabupaten, dan tim Adiwiyata sekolah sesuai dengan tugas Pokok dan
fungsi masing- masing untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya
Lingkungan.
B. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ellen Landiani tahun 2014 yang berjudul
“Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan
Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang” Hasil penelitian ini
diantaranya Implementasi Kebijakan Adiwiyata dilaksanakan berdasar
Memorandum bersama antara Meneg dengan Mendiknas No 0142/U/1996
dan No. Kep 89/MenLH/5/1996, Kesepakatan Bersama KemenLH dengan
Depdiknas KEP 7/MenLH/06/2005 dan No. 05/VI/KB/2005, UU No 20
Tahun 2003, UU RI No. 32 Tahun 2009 pada tingkat nasional kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Surat Keputusan Walikota
Malang No. 188.45/14/35.73.112/2003 serta Surat Keputusan Kepala
Diknas Kota Malang No. 800/1604/35.73.307. tentang penetapan nama
22
sekolah imbas yang mendapat pembinaan oleh sekolah Adiwiyata tingkat
nasional.
Kebijakan sekolah dalam pembelajaran dituangkan dalam surat
keputusan dan surat edaran yang disampaikan kepada guru, staf
administrasi, murid, wali murid serta komite sekolah. Selanjutnya integrasi
kebijakan PLH masuk ke masing-masing mata pelajaran dan yang
mendukung kebijakan semua warga sekolah, masyarakat, BLH kota,
PWEG, Dinas Pendidikan, Dinas Pertamanan. Visi dan misi ke arah peduli
lingkungan dalam rangka mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan. Struktur kurikulum sudah memuat pengembangan diri
terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Penelitian yang dilakukan oleh Ellen Landriani mempunyai
kesaman terkait dengan adiwiyata dalam mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup didalam lingkungan sekolah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti dwi Rahmah dkk, yang berjudul
“Implementasi Program Sekolah Adiwiyata” hasil dari penelitian ini
menyimpulkan Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria
yang dilihat dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain: (1)
Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran
sekolah yang mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa
adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang memuat upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis
23
lingkungan dimana guru atau pendidik berkompetensi sehingga dalam
penyampaian pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh peserta didik, (3) Kegiatan lingkungan perlindungan
berbasis partisipatif dimana SDN Manukan Kulon III/540 menerapkan
melalui kegiatan komposter, takakura, pembibitan dan program 4R yang
mana seluruh kegiatan tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, (4)
Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang mana SDN
Manukan Kulon III/540 dalam penyediaan sarana prasarana berupa paving
block, ruang terbuka hijau atau green house, dan tempat daur ulang.
Namun terdapat kendala dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan
perlindungan hidup yaitu adanya tahap renovasi gedung yang sedang
berlangsung membuat sarana prasarana rusak dan masih ada penggunaan
plastik dalam pengemasan makanan di kantin sekolah. Selain itu, kantin
sekolah masih menjual mie instan yang merupakan makanan cepat saji dan
menggunakan plastik dalam pengemasannya. Sehingga hal ini tidak sesuai
dengan komponen yang ada dalam program sekolah Adiwiyata.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu Program Sekolah Adiwiyata Perbedaannya
pada penelitian Yanti dwi Rahmah dkk membahas tentang implementasi
program sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti membahas
tentang penanaman Nilai-nilai pendidikan Karakter anak melalui
kebijakan sekolah adiwiyata.
24
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter anak
melalui kebijakan sekolah adiwiyata di SDN Purwantoro 1 Malang adalah
sebagai berikut:
Internalisasi Pendidikan
karakter
Nilai-nilai
pendidikan
karakter
Sikap karakter
siswa
Program Sekolah
Kegiatan adiwiyata
yang selaras
a. Pengimbasan dan sosialisasi program-program kegiatan sekolah Adiwiyata pada
Sekolah imbas di wilayah kota malang.
b. Pembentukan kader-kader lingkungan sebagai saranapengenalan, pembelajaran
dan penerapan cinta lingkungan yang dimulai sejak dini.
c. Program 3R –kompetensi dan daur ulang.
d. Program siswa menabung sampah, bekerjasama dengan BSM (bank sampah
malang).
e. Peringatan hari-hari Besar Lingkungan.
f. Pembetukan KMSK yaitu Kelompok Masyarakat Sadar keselamatan.
Kemenangan dalam
program adiwiyata
Piagam penghargaan lomba
kegiatan unggulan sekolah
adiwiyata dan dokumentasi saat
mengikuti perlombaan
Gambar. 1
25
Dari bagan kerangka berpikir di atas dapat diuraikan bahwa dalam
internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter terdapat dua struktur yang mendukung
yaitu nilai-nilai pendidikan karakter dan program adiwiyata. Dari kedua strktur
tersebut menjadi hasil sikap karakter siswa yang nantinya akan dikembangkan
melalui program/kegiatan-kegiatan adiwiyata yang selaras dengan kebijakan
sekolah dengan mendapatkan keberhasilan diantaranya mendapatkan kemengan
dalam program adiwiyata yang diproleh berupa piagam penghargaan lomba
kegiatan unggulan Sekolah adiwiyata dan dokumentasi saat mengikuti
perlombaan. Keberhasilan itu semua kita dapatkan dari latihan rutin atau melalui
kegiatan rutin tim kader-kader lingkungan dengan teknik pengumpulan datanya
diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan kemenangan dalam
lomba-lomba dibuktikan melalui adanya arsip sekolah berupa piagam
penghargaan, gambar-gambar, dokumentasi saat mengikuti perlombaan, teknik
pengumpulan datanya diperoleh melalui wawancara, dan dokumentasi.