BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi...

25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli Lingkungan Siswa sebagai makhluk hidup selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan juga dengan benda-benda mati di lingkungannya. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Mereka selalu berhubungan dan beradaptasi satu sama lain. Siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan dibutuhkan sikap yang mendukung terjadinya interaksi yang baik karena terdapat hubungan yang sangat erat antar keduanya. Lingkungan hidup mencakup keadaan alam yang luas. Menurut Tumisem (2012: 7), lingkungan adalah subjek yang sangat luas untuk diperbincangkan. Seluruh aspek kehidupan manusia tidak lepas dari faktor lingkungan. Lingkungan senantiasa dihubungkan dengan pembangunan, modernitas, teknologi, industrialisasi, dan informasi. Perbincangan tentang lingkungan sering dikaitkan dengan bencana alam, kerusakan, kerugian dan kehancuran akibat aktivitas industri. Otto Sumarwoto dalam Silalahi (1996: 8) mengatakan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang ditempati yang mempengaruhi kehidupan. Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua- 11 Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sikap Peduli Lingkungan

Siswa sebagai makhluk hidup selain berinteraksi dengan orang atau

manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan

juga dengan benda-benda mati di lingkungannya. Makhluk hidup tersebut

antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda

mati antara lain udara, air, dan tanah. Mereka selalu berhubungan dan

beradaptasi satu sama lain.

Siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan dibutuhkan sikap yang

mendukung terjadinya interaksi yang baik karena terdapat hubungan yang

sangat erat antar keduanya. Lingkungan hidup mencakup keadaan alam

yang luas. Menurut Tumisem (2012: 7), lingkungan adalah subjek yang

sangat luas untuk diperbincangkan. Seluruh aspek kehidupan manusia tidak

lepas dari faktor lingkungan. Lingkungan senantiasa dihubungkan dengan

pembangunan, modernitas, teknologi, industrialisasi, dan informasi.

Perbincangan tentang lingkungan sering dikaitkan dengan bencana alam,

kerusakan, kerugian dan kehancuran akibat aktivitas industri.

Otto Sumarwoto dalam Silalahi (1996: 8) mengatakan bahwa

lingkungan atau lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan

kondisi yang ada dalam ruang yang ditempati yang mempengaruhi

kehidupan. Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-

11

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

12

nya yaitu sikap peduli lingkungan. Terkait dengan permasalahan sikap,

Arikunto (2009: 182) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan

psikologi seseorang dalam memberikan reaksi terhadap suatu rangsangan

yang berasal dari dalam ataupun luar dirinya. Sedangkan peduli lingkungan

menurut Kemendiknas (2010: 10) adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

Menjaga kelestarian lingkungan, terutama lingkungan sekolah

dibutuhkan sikap peduli lingkungan. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan indikator kelas untuk mengukur sikap peduli lingkungan

siswa. Menurut Kemendiknas (2010: 29) mengemukakan bahwa indikator

kelas pada nilai peduli lingkungan antara lain meliputi memelihara

lingkungan kelas, pembiasaan hemat energi.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai lingkungan, peneliti

menyimpulkan bahwa lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang yang

terdiri dari unsur abiotik (benda mati) seperti udara, air, tanah dan budaya

manusia. Selain itu, lingkungan juga terdiri dari unsur biotik (makhluk

hidup) seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Di dalam lingkungan,

hubungan manusia dengan lingkungan juga ditentukan oleh budaya manusia

itu sendiri, contohnya yaitu apabila terjadi suatu degradasi lingkungan dapat

disebabkan oleh kesalahan pengelolaan ataupun perilaku manusia. Sikap

menurut peneliti yaitu keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

13

untuk bertindak atau berbuat, sedangkan peduli lingkungan yaitu sikap

kesediaan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan serta

kesediaan untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan. Indikator yang

akan digunakan peneliti pada nilai sikap peduli lingkungan yaitu indikator

kelas meliputi memelihara lingkungan kelas dan menghemat energi karena

peneliti akan mengamati kegiatan siswa dalam menjaga kebersihan kelas

dan penggunaan kertas dalam mengaplikasikan konsep reuse, reduce,

recycle untuk menghemat energi.

a. Pendidikan Lingkungan di Sekolah

Aksi lingkungan yang dilaksanakan dalam class action berupa

program pendidikan lingkungan. Program ini dirasakan dan dinyatakan

sebagai program pendidikan yang berperan pada diri individu.

Pendidikan lingkungan mencoba memberikan pengetahuan dan

pemahaman mengenai isu-isu dan permsalahan yang terjadi pada

lingkungan. Menurut Coycle dalam Tumisem (2012: 8) menyatakan

bahwa pengembangan literasi lingkungan bertujuan untuk membantu

mengembangkan keterampilan individu atau kelompok agar berperan

dalam memecahkan dan mengatasi kerusakan lingkungan.

Menurut Nomura & Hendarti dalam Tumisem (2012: 8)

menyatakan bahwa pendidikan lingkungan di Indonesia dimulai dari

gerakan pendidikan dan konservasi pada awal 1960-an. Selanjutnya

berkembang berbagai usaha dan organisasi yang bertujuan untuk

menciptakan kesadaran individu terhadap lingkungan. Gerakan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

14

pendidikan lingkungan terus meningkat, dan para ilmuan mulai

mendesak pemerintah untuk mengembangkan program-program

pendidikan lingkungan di sekolah. Hal ini menjadikan pendidikan

lingkungan sebagai komponen esensial dari strategi nasional tarhadap

pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan

pendidikan lingkungan di semua area pendidikan. Dalam tahun 1980-an

pendidikan lingkungan benar-benar dipertimbangkan pemerintah sebagai

dasar bagi semua pembelajaran, sebagai literasi lingkungan, dan

pengelolaan lingkungan dalam jangka panjang.

Untuk menciptakan kesadaran individu terhadap lingkungan

perlu usaha dan bukan pekerjaan yang mudah. Otto Soemarwoto dalam

Supriadi (2006: 33) mengatakan bahwa mengubah sikap dan kelakukan

terhadap lingkungan hidup bukanlah pekerjaan yang mudah. Pada

dasarnya usaha itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya

yaitu dengan instrumen persuasif, yaitu mendorong masyarakat secara

persuasif bukan paksaan. Instrumen ini terdiri atas pendidikan, latihan,

penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik serta ceramah

umum dan dakwah.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pendidikan lingkungan adalah pendidikan yang mengajarkan siswa untuk

mengenal lingkungan dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

lingkungan. Penerapan pendidikan lingkungan harus diterapkan dalam

rangka upaya memelihara serta meningkatkan mutu lingkungan.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

15

Pendidikan lingkungan akan lebih baik apabila diterapkan di area

pendidikan dasar seperti di SD karena melatih individu sejak dini untuk

mengetahui dan memahami permasalahan di sekitarnya serta melatih

individu untuk peduli terhadap lingkungan. Selain itu, penanaman sikap

peduli lingkungan di SD akan memiliki kesempatan lebih besar untuk

berhasil dalam menumbuhkan sikap positif terhadap lingkungan karena

karakteristik anak usia SD salah satunya adalah masih mudah untuk

dibentuk menjadi pribadi yang positif.

b. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran di SD

Lingkungan yang ada di sekitar siswa merupakan salah satu

media pembelajaran yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses

dan hasil pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi siswa SD.

Bila guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan

sebagai media pembelajaran, maka hasilnya akan lebih bermakna dan

bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa atau fakta yang

sebenarnya.

Menurut Hermawan (2007: 216) menyatakan bahwa manfaat

yang dapat diperoleh dari penggunaan lingkungan sebagai media

pembelajaran dalam pendidikan siswa SD adalah:

1) Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa.

Jumlah media pembelajaran yang tersedia di lingkungan itu tidaklah

terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

16

untuk kepentingan pembelajaran, namun bisa dimanfaatkan untuk

lebih mengoptimalkan pencapaian tujuan belajar siswa SD.

2) Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang

lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan dengan keadaan dan situasi

yang sebenarnya.

3) Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi siswa sebab

lingkungan menyediakan media pembelajaran yang sangat beragam

dan banyak pilihan.

4) Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada

di lingkungan siswa, dapat dimungkinkan terjadinya proses

pembentukan kepribadian siswa ke arah yang lebih baik, seperti

kecintaan terhadap lingkungan, turut memelihara lingkungan, menjaga

kebersihan dan tidak merusak lingkungan.

Berdasarkan pemaparan mengenai manfaat lingkungan sebagai

media pembelajaran, maka peneliti semakin yakin untuk menerapkan

pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan terkait dengan upaya

meningkatkan sikap peduli lingkungan sebagai penunjang proses

pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi dan

membantu siswa dalam meningkatkan sikap peduli lingkungannya dalam

rangka memelihara lingkungan dan meningkatkan mutu lingkungan.

Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai

media, membuat pembelajaran semakin bermakna sehingga materi yang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

17

diajarkan kepada siswa diharapkan akan lebih mudah melekat dan diingat

siswa.

c. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah

Menurut Saptono (2011: 23), pendidikan karakter adalah upaya

untuk dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang

baik berlandaskan kebajikan-kebajikan inti yang secara objektif baik

individu maupun masyarakat. Dalam paradigma lama, keluarga

dipandang sebagai tulang punggung pendidikan karakter.

Menurut Koentjaraningrat & Mochtar Lubis dalam Listyarti

(2012: 4) mengatakan bahwa karakter bangsa Indonesia yaitu

meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri, tidak

disiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipokrit, lemah kreativitas, etos

kerja buruk, suka feodalisme, dan tak punya malu. Karakter lemah

tersebut menjadi realitas dalam kehidupan bangsa Indonesia dan akhirnya

mengkristalisasi pada masyarakat Indonesia. Kondisi inilah yang

kemudian melatarbelakangi lahirnya pendidikan karakter oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulai tahun pelajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di

Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter, salah satu nilai

karakter yang terkandung dalam pendidikan berkarakter bangsa adalah

peduli lingkungan. Menurut Listyarti (2012: 70) mengatakan bahwa nilai

karakter peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

18

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

Thomas Lickona dalam Listyarti (2012: 8) mengatakan bahwa

pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter, di mana

sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter. Berdasarkan

totalitas psikologis dan sosiokultural pendidikan karakter dapat

dikelompokkan seabagai berikut:

1. Olah hati, olah pikiran, olah rasa/karsa, dan olahraga.

2. Beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab,

berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela

berkorban, dan berjiwa patriotik.

3. Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, seka menolong, gotong

royong, nassionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum,

bangga menggunakan bahsa dan produk Indonesia, dinamis, kerja

keras, dan beretos kerja.

4. Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,

bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, gigih, cerdas,

kritis, kretaif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif,

berorientasi IPTEKS.

Membangun karakter sekolah peduli lingkungan diiharapkan

dapat diterapkan di tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Menurut Gaza

(2012: 25) untuk dapat memunculkan perilaku yang dikehendaki

sehingga ada kecenderungan bagi anak untuk mengulangi perilaku itu

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

19

kembali dibutuhkan possitive reinforcement berupa hal-hal yang

menyenangkan berupa kegiatan atau perkataan positif.

Berdasarkan pemaparan mengenai pendidikan karakter

lingkungan di sekolah, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan

karakter lingkungan adalah penanaman sikap mengenai perilaku untuk

mencintai dan melindungi lingkungan atau alam sekitar untuk dapat

melestarikan alam demi keseimbangan hidup manusia. Diterapkannya

pendidikan karakter mengenai peduli lingkungan terkait dengan

pembelajaran IPA diharapkan dapat melatih siswa untuk peduli terhadap

lingkungannya sekitarnya. Merupakan hal yang positif apabila sikap

peduli lingkungan dimiliki oleh siswa di tingkat Sekolah Dasar karena

akan berdampak positif pula pada kelangsungan hidup siswa dan

lingkungannya serta menandakan bahwa ilmu pengetahuan yang siswa

peroleh dari pembelajaran IPA dapat mereka aplikasikan di dalam

kehidupan sehari-hari siswa.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.

Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”

(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan

aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan

watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

20

dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,

khususnya pembelajaran (Arifin, 2013: 12).

Prestasi belajar siswa ini merupakan implementasi hasil belajar siswa

sebagai hasil proses pembelajaran yang diterimanya. Prestasi belajar

merupakan hasil kegiatan belajar yaitu sejauh mana siswa menguasai bahan

pelajaran yang diajarkan. Prestasi belajar hanya dapat diketahui jika telah

dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Terkait dengan prestasi belajar siswa, dalam KTSP tahun 2006, hasil

belajar peserta didik diukur berdasarkan standar yang dikenal dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM menunjukkan persentase

tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka

maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria

ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai

nilai 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntaan minimal

di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Faktor genetik berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, namun

bukan semata-mata karena kecerdasan yang dimiliki seseorang sejak lahir.

Kecerdasan diperoleh melalui proses belajar yang sungguh-sungguh,

konstan dan telaten untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan yang luas.

Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada

proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik, baik ketika

para siswa itu di sekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

21

Menurut Uno (2009: 48) mengemukakan bahwa individu seperti ciri-

ciri kepribadian, lingkungan dan emosi mempengaruhi pola belajar di masa

yang akan datang. Menyajikan lingkungan baik sebenarnya adalah

mengindahkan sifat-sifat alamiah individu, sebab bagaimanapun

perkembangan individu banyak ditentukan oleh benih dari mana ia berasal.

Sedangkan menurut Decaprio (2013: 20) mengemukakan bahwa kecerdasan

juga dipengaruhi oleh pembawaan dan stimulus yang diperolehnya.

Berdasarkan pada penjelasan beberapa ahli mengenai hal yang

berkaitan dengan kecerdasan, peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti individu, lingkungan, dan stimulus

yang diperolehnya. Kecerdasan juga dapat ditingkatkan antara lain dengan

stimulus yang diberikan oleh lingkungan belajar di sekolah dan kondisi

lingkungan keluarga, hal ini akan berpengaruh besar terhadap

perkembangan kecerdasan siswa.

3. Pembelajaran IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu

Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris

‘science’. Namun, dalam perkembangannya science sering diterjemahkan

sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja. Menurut

H.W Fowler (Trianto, 2010: 136) IPA adalah pengetahuan yang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

22

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala

kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.

Adapun Wahyana (Trianto, 2010: 136) mengatakan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh

adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasarkan pemaparan para ahli mengenai IPA, peneliti

menyimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis

dan terbatas pada gejala alam. Cakupan yang terdapat pada IPA meliputi

alam semesta keseluruhan dan seluruh benda-benda penyusunnya yaitu

meliputi benda-benda yang ada di bumi baik yang tertangkap oleh indera

maupun yang tidak dapat tertangkap oleh indera.

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan

secara umum sebagaimana termaktub dalam taksonomi Bloom bahwa:

“Diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang

merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan

yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep

yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara

garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami

dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan

serta keteraturannya. Di samping itu, pembelajaran sains

diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik),

lemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan

apresiasi (Prihantro Laksmi) dalam Trianto (2010: 142).

Dengan demikian, semakin jelas bahwa proses pembelajaran IPA

lebih ditekankan pada pendekatan proses, hingga siswa dapat

menemukan fakta, konsep, teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

23

akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan

sehingga out put yang dihasilkan pun semakin baik dan berkualitas. Oleh

karana itu, dalam pembelajaran IPA di SD, peneliti akan memperhatikan

pendekatan proses dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor siswa.

b. Sumber Daya Alam dan Teknologi pada Pembelajaran IPA SD

Sumber daya alam merupakan kekayaan alam yang diciptakan

oleh Tuhan untuk kesejahteraan manusia. Semua yang ada di alam ini

merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Kemajuan teknologi sangat membantu manusia mengolah sumber daya

alam untuk mendatangkan manfaat yang sebanyak-banyaknya. Sumber

daya alam ada yang dimanfaatkan secara langsung, ada pula yang harus

diolah lebih dahulu dengan menggunakan teknologi. Benda-benda yang

dibuat dengan teknologi menjadi sangat berbeda dengan bahan asalnya

(Sulistyanto, 2008: 184).

Beberapa sumber daya alam yang dapat diperbaharui yang sedang

mengalami kerusakan dan pencemaran, demikian pula kapasitas

lingkungan dalam mengakomodasi limbah menjadi semakin terbatas.

Sebagai gambaran, jika penggunaan sumber daya alam meningkat 5%

per tahun, tingkat penggunaan itu meningkat menjadi dua kali lipat dalam

waktu 14 tahun. Jika sekarang ini persediaan diketahui 100 kali

penggunaan saat ini, maka persediaan yang ada akan habis dalam waktu

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

24

36 tahun jika penggunaan meningkat 5% per tahun (Suparmoko, 2008:

15).

Pemanfaatan dan pengolahan sumber daya alam harus

memperhatikan etika lingkungan agar terjalin hubungan yang serasi

antara manusia dengan lingkungan, hal ini sesuai dengan pendapat

(Andriana, 2010: 7) yang menyatakan bahwa menjaga keberlangsungan

pemenuhan kebutuhan hidup yang bersumber dari sumber daya alam,

menusia perlu bersikap bijaksana dalam pemanfaatan sumber daya

dengan menindaklanjuti pengolahan sumber daya alam. Manusia

berperan sebagai konsumen, produsen, dan sekaligus sebagai pengelola

lingkungan hidup. Memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup

berarti meningkatkan kualitas lingkungan hidup, sehingga didapat

lingkungan hidup yang tertata dengan baik.

Terkait dengan sumber daya alam dan teknologi, materi ini

terdapat di kelas IV SD semester 2 yaitu ada pada KD 11.2. Materi ini

berisi mengenai bagaimana sumber daya alam diproses dengan teknologi,

baik teknologi yang modern maupun teknologi sederhana. Selain itu,

materi ini mengajarkan mengenai bagaimana memanfaatkan sumber daya

alam dengan bijak dan bagaimana mengolah sumber daya alam agar

kelestarian lingkunagn tetap terjaga.

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengerucutkan

maksud sumber daya alam yang akan dipelajari siswa. Sumber daya alam

yang dimaksud adalah sumber daya alam hayati berupa tumbuhan.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

25

Walaupun tumbuhan tergolong sumber daya alam yang dapat

diperbaharui, namun apabila manusia tidak menjaga keberadaannya

maka akan hilang karena apabila spesiesnya sampai punah pun maka

alam tidak dapat memproduksi yang baru kembali.

Sumber daya alam hayati berupa tumbuhan merupakan salah satu

bahan baku penting dalam pembuatan kertas yang dibantu dengan

teknologi. Banyak manusia yang mengabaikan penggunaan kertas,

karena hal tersebut kelihatan sepele. Mereka tidak menyadari bahwa

kertas berasal dari kayu. Kayu sendiri merupakan bagian dari tumbuhan,

apabila tumbuhan kayu ini terus menerus ditebang untuk memenuhi

kebutuhan industri ataupun pemenuh kebutuhan manusia tanpa

diadakannya konservasi, maka sumber daya alam hayati berupa tanaman

ini akan habis.

Kegiatan 3R yaitu reuse, recycle, reduce kertas melalui

pembelajaran berbasis proyek yang akan dilakukan oleh siswa kelas IV

SD Negeri Margasana diharapkan mengajarkan mereka agar lebih

melestarikan serta melindungi lingkungan hidup mereka agar tercipta

keseimbangan lingkungan yang mendukung kesejahteraan hidup

masyarakat setempat. Kegiatan ini diharapkan juga dapat memunculkan

serta melatih sikap peduli lingkungan siswa dan mengantisipasi

munculnya sikap acuh terhadap lingkungan yang muncul dikemudian

hari.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

26

Peneliti menganggap bahwa kegiatan ini sangat bagus dan tepat

dilakukan di SD, karena usia siswa SD merupakan usia yang masih

mudah untuk dibentuk menjadi sesuatu yang baik. Kemampuan

intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikanya

berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya

nalarnya dengan melakakukan praktek lapangan. Hal ini sesuai dengan

teori psikologi yang dikemukakan oleh J. Piaget (Tumisem, 2012: 20)

yang menyatakan bahwa perkembangan anak usia 7-11 tahun berada

pada tingkat perkembangan intelektual operasional konkret.

Perkembangan anak usia dasar juga ditandai dengan gerak atau

aktifitas motorik yang lincah, oleh karena itu usia ini merupakan massa

yang ideal untuk belajar ketrampilan yang berkaitan dengan motorik baik

halus maupun kasar. Selain itu, perkembangan motorik sangat

menunjang keberhasilan siswa.

4. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan penerapan dari

pembelajaran aktif, teori konstruktivisme dari Piaget serta teori

konstruksionisme dari Seymour Papert. Sebagaimana halnya dengan

konstruktivisme, pemikiran konstruksionisme juga berprinsip bahwa setiap

anak membangun model mentalnya untuk berpikir dan memahami dunia di

sekelilingnya. Paham konstruksionisme berasumsi bahwa pembelajaran

akan berlangsung dengan efektif jika para siswa aktif dalam membuat atau

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

27

memproduksi suatu karya fisik yang dapat dihadirkan dalam dunia nyata

suatu artefak (Warsono, 2012: 152).

Secara sederhana, pembelajaran berbasis proyek didefinisikan

sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi

dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau

dengan suatu proyek sekolah. Terkait dengan teknologi dalam pembelajaran

berbasis proyek, Khasanah (2004: 42) mengemukakan bahwa teknologi

sebagai alat perpanjangan tangan manusia banyak dianggap memberikan

solusi atas permasalahan hidup. Sedangkan menurut Bransfor dan Stein

(Warsono, 2012: 153) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai

suatu pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa

dalam kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.

Pembelajaran berbasis proyek menurut Widiyatmoko (2012: 53)

adalah pembelajaran yang menuntut pengajar dan peserta didik

mengembangkan pertanyaan penuntun. Mengingat bahwa masing-masing

peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran

berbasis proyek memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi

dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini

memungkinkan peserta didik dapat menjawab pertanyaan penuntun.

Metode proyek memberikan peluang kepada anak untuk

meningkatkan keterampilan yang telah dikuasai secara perseorangan atau

kelompok kecil, dan menimbulkan minat anak terhadap apa yang telah

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

28

dilakukan dalam proyek serta bagi anak untuk mewujudkan daya

kreativitasnya, bekerja secara tuntas, dan bertanggung jawab atas

keberhasilan tujuan kelompok, mempunyai pemahaman yang utuh tentang

suatu konsep. Metode proyek merupakan suatu metode pembelajaran yang

melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan melakukan

kerjasama dengan anak lain, masing-masing melakukan bagian

pekerjaannya secara individual atau dalam kelompok kecil untuk mencapai

tujuan yang menjadi milik bersama.

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis proyek adalah perencanaan, penciptaan, serta

pemrosesan yang dapat digambarkan di bawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Umum Pembelajaran Berbasis Proyek

Sumber: Han dan Bhattacharya dalam Warsono (2012: 157)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran

berbasis proyek terdiri dari tiga fase pokok. Pada fase pertama, yaitu fase

perencanaan. Dalam tahap ini, pebelajar memilih topik, mencari sumber-

sumber informasi yang relevan, dan mengorganisasikan sumber-sumber

menjadi suatu bentuk yang berguna. Dalam fase penciptaan, pebelajar

mengembangkan gagasan terkait proyek, menggabungkan dan

menyinergikan seluruh kontribusi dari anggota kelompok, dan mewujudkan

Planning

Choosing topic

Searching

resources

Organizing

Creating

Developing thought &

documentation

Coordinating & Blending

Processing

Reflection

Follow up

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

29

proyeknya. Dalam fase tiga, yaitu fase pemrosesan, proyek hasil karya

mereka didiskusikan dalam prinsip saling berbagi dengan kelompok lain,

sehingga diperoleh umpan balik, kemudian setiap kelompok melakukan

refleksi terhadap hasil karyanya.

Terkait dengan hal ini, Han & Bhattacharya (Warsono, 2012: 157)

mengidentifikasi ada lima keuntungan dari implementasi pembelajaran

berbasis proyek, yaitu:

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa;

b. Meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah;

c. Memperbaiki keterampilan menggunakan media pembelajaran;

d. Meningkatkan semangat dan keterampilan berkolaborasi;

e. Meningkatkan keterampilan dan manajemen berbagai sumber daya.

Langkah-langkah kegiatan yang umum diterapkan dalam

pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: (diadaptasi dari

Brown dan Campione (Warsono, 2012: 158).

a. Timbulnya masalah dari para siswa. Dalam hal ini terkait dengan

menghadapi masalah (problem facing), mengidentifikasikan masalah

(problem definition), dan kategori masalah (problem categorization).

b. Memunculkan adanya proyek sebagai suatu alternatif pemecahan

masalah.

c. Pembentukan tim pembelajaran kolaboratif/kooperatif untuk

memecahkan masalah/proyek.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

30

d. Setelah kajian lebih lanjut dalam tim mereka, para siswa yang cepat

belajar (expert) membantu rekannya yang lambat belajar sehingga tidak

mengganggu kelangsungan proyek.

e. Hal ini mencapai titik kulminasinya berupa pengerjaan serangkaian tugas

berkelanjutan bagi semua anggota tim yang memungkinkan terciptanya

hasil pemikiran siswa yang nyata, dapat dilihat dan dipublikasikan

berupa suatu artefak atau karya pemikiran yang bermakna.

Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran berbasis proyek

merupakan kategori pembelajaran motorik yaitu proses pembentukan

sistematika kognitif tentang gerak pada diri siswa, yang kemudian

diaplikasikan dalam psikomotor, mulai dari tingkat keterampilan gerak yang

komplek, sebagai suatu fisiologis yang dapat membentuk aspek psikologis

untuk mencapai otomatisasi gerak (Decaprio, 2013: 18).

Keterampilan motorik sebenarnya tidak bergantung pada kecerdasan

intelektual. Artinya seorang yang memiliki otak cerdas bisa saja tidak

mempunyai keterampilan motorik yang baik. Sebaliknya, seorang siswa

yang memiliki otak biasaa-biasa saja justru mempunyai keterampilan

motorik yang baik. Oleh karena itu, melalui pembelajaran berbasis proyek,

peserta didik dilatih untuk dapat membentuk sistematika kognitif dan

memiliki keterampilan motorik yang baik.

Kegiatan yang akan dilakukan siswa kelas IV di SD Negeri

Margasana terkait dengan penerapan pembelajaran berbasis proyek yaitu

pembuatan proyek bubur kertas diharapkan dapat mengurangi limbah dan

kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia. Selain itu, pembuatan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

31

proyek ini dharapkan dapat menjadi media pembelajaran IPA bagi guru dan

mempermudah siswa dalam memahami materi IPA.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Upaya yang dilakukan peneliti terkait dengan penggunaan metode

pembelajaran berbasis proyek, pernah diteliti oleh Putu Arimbawa, Wayan

Sadia, Nyoman Tika di kelas VIII SMP N 3 Sidemen pada tahun 2013. Mereka

adalah tim peneliti Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha

(UNDIKSHA). Judul penelitian tersebut yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (MPBP) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah IPA

Sehari-hari Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa”. Hasil penelitian

menyatakan berdasarkan hasil analisis dengan Anava dua jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah peserta

didik yang signifikan antara peserta didik pada kelas MPBP dan peserta didik

kelas kontrol. Hasil analisis untuk hipotesis kedua disimpulkan bahwa tidak

terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis proyek dengan motivasi

berprestasi terhadap kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian lain terkait dengan pembelajaran berbasis proyek pernah diteliti

juga oleh Ketut Suarni, Nyoman Dantes, Nyoman Tika. Mereka adalah tim

peneliti dari Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Mereka

mengadakan penelitian pada tahun 2014 di jenjang pendidikan dasar

menggunakan metode pembelajaran berbasis projek. Judul penelitian tersebut

yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Projek Terhadap Minat dan

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Gugus 1 Kecamatan Kuta”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar IPA

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

32

antara siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. (2) terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti

model pembelajaran berbasis projek dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional. (3) terdapat perbedaan minat dan hasil belajar IPA

secara simultan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis

projek dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

Perbedaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada subyek penelitian dan materi yang

disajikan. Subyek penelitian pada peneliti ini merupakan siswa kelas IV SD

Negeri Margasana. Selain itu materi yang disajikan merupakan materi IPA

mengenai hubungan sumber daya alam dengan teknologi. Pada penelitian ini,

siswa akan diminta untuk membuat suatu proyek berupa bubur kertas yang

nantinya akan dibentuk menjadi kertas daur ulang dan dibentuk menjadi media

pembelajaran IPA seperti bentuk hewan ataupun tumbuhan yang terkait dengan

materi yang ada pada mata pelajaran IPA.

C. Kerangka Pikir

Penguasaan materi yang disampaikan guru merupakan syarat dalam

mengetahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang

ada di kelas IV di SD Negeri Margasana semester 1 dalam mata pelajaran IPA

yaitu siswa kurang menguasai materi dikarenakan guru dalam menyampaikan

materi masih bersifat verbal, sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran

yang mengubah verbalisme menjadi nyata.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

33

Terkait dengan penerapan pembelajaran IPA, siswa belum menerapkan

ilmu pengetahuan yang mereka peroleh. Sikap mereka terhadap lingkungan

masih rendah yaitu masih menyepelekan penggunaan teknologi yang berasal

sumber daya alam yang sulit diperbaharui seperti kertas. Oleh karena itu,

peneliti akan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek dengan

harapan dapat memperbaiki sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar IPA

siswa. Menurut Johnson & Sharan dalam Joyce (2009: 321) mengatakan bahwa

praktik saling mengajari antarsesama kawan sebaya menimbulkan

kompleksitas sosial atau daya kooperatif suatu kelompok semakin bagus,

sehingga akan meningkatkan prestasi dan capaian dari beberapa tujuan

pembelajaran, baik secara konsep maupun teori dan meningkatkan skill siswa.

Apabila metode dan media yang digunakan guru selalu monoton, maka

siswa akan bosan dan prestasi belajar siswa rendah. Sebaliknya apabila metode

dan media yang dipilih guru bervariasi maka prestasi belajar siswa lebih baik

pula. Untuk memberikan penjelasan dapat digambarkan dalam kerangka

berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Sikap peduli

lingkungan dan

prestasi belajar

IPA siswa kelas

IV SD Negeri

Margasana

masih rendah

Tindakan Hasil yang diharapkan

Menerapkan

pembelajaran inovatif

dengan menerapkan

pembelajaran

berbasis proyek

Peningkatan sikap

peduli lingkungan dan

prestasi belajar IPA

siswa kelas IV SD

Negeri Margasana

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

34

Berdasarkan pada skema di atas, peneliti mengemukakan uraian

argumentatif mengenai kerangka berpikir yang ada pada penelitian tindakan

kelas ini yaitu kondisi awal yang ada pada kelas IV SD Negeri Margasana

menunjukan bahwa sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar IPA masih

rendah. Hal ini dibuktikan oleh hasil angket terhadap 27 siswa yang

menyatakan bahwa sikap peduli lingkungan mereka terhadap sampah kertas

masih rendah. Selain itu, rendahnya prestasi belajar siswa juga dibuktikan dari

nilai ulangan harian siswa selama 3 kali diadakan ulangan harian pada semester

1 yang tergolong masih rendah.

Permasalahan yang ada di kelas IV SD Negeri Margasana

membutuhkan solusi untuk dapat mengatasi permasalahan siswa mengenai

rendahnya sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar IPA yang masih

rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan menerapkan

pembelajaran inovatif dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Pada

pembelajaran berbasis proyek, siswa akan dilatih untuk berdiskusi mengenai

permasalahan yang ada di lingkungan seperti permasalahan sampah kertas dan

melakukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti

membuat proyek bubur kertas yang akan dibentuk menjadi kertas daur ulang

dan berbagai bentuk kreasi siswa yang dapat digunakan sebagai media

pembelajaran IPA seperti bentuk hewan dan tumbuhan. Dari proyek pembuatan

bubur kertas ini, diharapkan adanya peningkatan sikap peduli lingkungan siswa

terhadap sampah kertas.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/7001/3/Risna Dwi Yanti Bab II.pdf · Contoh sikap yang mendukung terjadinya interaksi antar kedua-11

35

Penggunaan metode pembelajaran aktif melalui penerapan model

pembelajaran berbasis proyek pada penelitian tindakan kelas ini diharapkan

juga dapat membantu guru dalam menerapkan pembelajaran IPA yang

memperhatikan hakikat pembelajaran IPA meliputi produk, proses, sikap dan

teknologi serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir ilmiah untuk

memahami suatu objek IPA. Dengan memperhatikan hakikat pembelajaran

IPA yang meliputi produk, proses, sikap dan teknologi, maka pembelajaran

IPA akan semakin bermakna dan siswa akan terbantu dalam memahami materi

yang diajarkan sehingga prestasi belajar IPA siswa akan meningkat dan

memuaskan.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

tindakan pada penelitian ini yaitu melalui penerapan pembelajaran berbasis

proyek diduga dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi

belajar IPA materi hubungan sumber daya alam dengan teknologi di kelas IV

SD Negeri Margasana tahun ajaran 2013/2014.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Risna Dwi Yanti, FKIP UMP, 2014