BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB...

33
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalisme a. Pengertian Nasionalisme Bangsa (nation) adalah sekumpulan manusia yang sama bahasanya, sama adat istiadatnya, sama asal-usulnya, sama kebudayaannya, senasib dan sepenanggungan, dan tempat kediamannya (negaranya) pun sama. Nasionalisme secara umum melibatkan identifikasi identitas etnis dan negara. Menurut Hyman (2002 :299) “…with the national or patriotic idea so weak and undeveloped, it arguably makes more sense to analyze rival ideas of the nation held by the country's different ethnic groups”. Adanya nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting. Nasionalisme juga merupakan kata yang dimengerti sebagai gerakan untuk mendirikan atau melindungi tanah air. Dalam banyak kasus identifikasi budaya nasional yang homogen itu dapat dikombinasikan dengan pandangan negatif atas ras, budaya, atau bangsa lain (asing). Menurut Smith (2003 : 10) nasionalisme adalah ideologi yang meletakkan bangsa dipusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadaannya, sedangkan dalam jurnal internasional, definisi nasionalisme adalah sebagai berikut Nationalism, in particular, remains the preeminent rhetoric for attempts to demarcate 8 Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Nasionalisme

a. Pengertian Nasionalisme

Bangsa (nation) adalah sekumpulan manusia yang sama

bahasanya, sama adat istiadatnya, sama asal-usulnya, sama

kebudayaannya, senasib dan sepenanggungan, dan tempat

kediamannya (negaranya) pun sama. Nasionalisme secara umum

melibatkan identifikasi identitas etnis dan negara. Menurut Hyman

(2002 :299) “…with the national or patriotic idea so weak and

undeveloped, it arguably makes more sense to analyze rival ideas of

the nation held by the country's different ethnic groups”. Adanya

nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat

penting. Nasionalisme juga merupakan kata yang dimengerti sebagai

gerakan untuk mendirikan atau melindungi tanah air. Dalam banyak

kasus identifikasi budaya nasional yang homogen itu dapat

dikombinasikan dengan pandangan negatif atas ras, budaya, atau

bangsa lain (asing). Menurut Smith (2003 : 10) nasionalisme adalah

ideologi yang meletakkan bangsa dipusat masalahnya dan berupaya

mempertinggi keberadaannya, sedangkan dalam jurnal internasional,

definisi nasionalisme adalah sebagai berikut “Nationalism, in

particular, remains the preeminent rhetoric for attempts to demarcate

8

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

9

political communities, claim rights of self-determination and legitimate

rule by reference to “the people” of a country”. (Calhoun, 1993 : 235)

Nasionalisme menekankan pada identitas kolektif. Di sini “rakyat”

itu harus bersifat otonom, bersatu, dan mengekspresikan budaya

nasional yang tunggal. Identitas itu akan sangat terasa jika kita berada

di luar negeri, di mana postur tubuh, etnisitas, ras, bahasa, agama, dan

budaya kita berbeda dengan sekeliling kita. Maka kitapun akan merasa

lebih dekat dengan sebangsa kita ketika kita berada diperantauan.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa nasionalisme adalah

suatu sikap yang mementingkan kebangsaan diatas segalanya, atau

dengan kata lain seseorang yang memiliki rasa nasionalisme yang

tinggi akan lebih memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan

dan memilki semangat kebangsaan yang tinggi.

b. Pendidikan Nasionalisme

Kita seharusnya menanamkan kepada generasi muda akan arti

menjadi warga negara yang baik, yaitu mereka yang menunujukkan

kebanggaan dan kecintaan tanah air. Mustari (2011:195)

mengemukakan pendapat yang menjadi indikasi bahwa kita menjadi

nasionalis diantaranya adalah :

1) Menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional.

Menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional adalah hal yang

sudah semestinya ditanamkan kepada generasi muda. Contoh yang

paling mudah adalah jangan sampai mereka berada atau tinggal di

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

10

sebuah jalan yang bernama seorang pahlawan, namun tidak tahu

siapa dia.

2) Bersedia menggunakan produk dalam negeri

Bersedia menggunakan produk sendiri harus ditanamkan

kepada kita semua, karena dengan itu berarti kita menghormati

karya kita sendiri dan ini akan lebih membanggakan.

3) Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia.

Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia juga harus

dipupuk kepada anak-anak kita, karena memang banga Indonesia

memiliki alam dan budaya yang indah. Sebegitu hebatnya budaya

kita, sehingga banyak jenis budaya kita yang dipatenkan oleh

Negara lain. Untuk itu kita perlu mematenkan semua kekhasan

alamiah dan budaya kita kepada dunia. Namun, untuk upaya

tersebut diperlukan adanya semangat nasionalisme yang tinggi.

4) Hapal lagu-lagu kebangsaan.

Lagu-lagu kebangsaan adalah mesti diajarkan dan dihapal oleh

anak-anak kita. Sebab dengan lagu-lagu tersebut mereka akan

terbawa kembali ke alam perjuangan orang tua mereka dalam

memerdekakan negara ini, mempertahankan kemerdekaan negara

ini, dan juga dalam berjuang untuk membangun negara ini.

5) Memilih berwisata dalam negeri.

Memilih berwisata dalam negeri adalah sikap terpuji untuk

menumbuhkan dan melanggengkan rasa nasionalisme kita. Kita

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

11

harus mengenal lebih dari orang asing akan negeri kita sendiri.

Orang-orang asing berbondong-bondong ke negeri kita untuk

berwisata, sementara kita lebih bangga pergi keluar negeri. Yang

penting adalah kita mengenali dulu negeri kita. Baru setelah itu

banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari negeri ini untuk kita

sendiri dan rakyat Indonesia pada umumnya.

Menurut Mustari (2011:197), untuk mengukuhkan dan

mempertebal rasa nasionalisme kita, sudah semestinya kita saling

menasihati sesama apabila ada kesalahan dan kekhilafan. Demikian

karena, nasionalisme yang berlebihanakan menimbulkan fanatisme

nasionalistik. Kita harus tetapkan bahwa nasionalisme kita adalah

nasionalisme yang berada dijalur kebenaran dan keadilan.

c. Tips Melatih dan Memunculkan Rasa Kebangsaan

Elfindri (2012:148) dalam bukunya Pendidikan Karakter

Kerangka, Metode dan Aplikasi untuk Pendidik dan Profesional

mengemukakan pendapatnya bahwa rasa kebangsaan yang berisi :

cinta bangsa (dan tanah air), ingin membela bangsa, ingin memajukan

bangsa, ingin memandu bangsa kejalan yang tepat dengan yang paling

kuat adalah berani berkorban (harta dan jiwa) demi membela bangsa.

Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa sesorang yang memiliki

rasa kebangsaan akan lebih menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan di

dalam hatinya sudah terpatri rasa kebangsaan yang besar.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

12

Rasa kebangsaan perlu dididik dari dini paling tidak mulai

pendidikan dasar. Pada pendidikan dasar, rasa kebangsaan lebih

ditonjolkan bahwa tanah air kita banyak sumber daya alamnya dan

pada banyak orang untuk mengelolanya untuk bahan baku pangan dan

industry. Belajar dan menjadi pandai adalah wajib. Rasa kebangsaan

dilatih melalui permainan bersama penuh disiplin dan kebersamaan

(pendidikan semi spada) seperti : pramuka, kelompok teater anak,

palang merah, pendidikan lalu lintas, pelatihan pada perayaan dan

kegiatan hari-hari kebangsaan : 17 Agustus/hari kemerdekaan, hari

pahlawan 10 November, hari kebangkitan nasional 20 Mei, hari bela

Negara 18 Desember, dsb.

d. Indikator Keberhasilan Karakter Nasionalisme

Menurut Hasan dalam Fitri (2012 : 39) mengemukakan ada dua

jenis indikator yang dikembangkan dalam pedoman ini. Pertama,

indikator untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata

pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan

oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai

lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator

ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan

kegiatan sekolah sehari-hari. Indikator mata pelajaran menggambarkan

perilaku efektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran

tertentu, misalnya yaitu IPS.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

13

Indikator nasionalisme yang diterapkan di sekolah dan kelas

antara lain :

1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan

bangsa.

2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3. Memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden, serta

simbol-simbol negara lainnya.

4. Bangga dengan karya bangsa.

5. Melestarikan seni dan budaya bangsa (Fitri, 2012 : 39)

Indikator pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata

pelajaran IPS antara lain:

1. Penanaman kejujuran dalam bersosial dengan teman.

2. Penanaman sikap saling tolong menolong dalam kebaikan di antara

sesama teman.

3. Pembinaan tenggang rasa dalam pembahasan tentang materi-materi

ilmu sosial (Fitri, 2012 : 39)

Dari bahasan di atas mengenai pendidikan karakter khususnya

tentang nasionalisme sebaiknya ditanamkan sejak dini karena dengan

penanaman sejak dini maka peserta didik akan lebih dini mengetahui

cara menghargai bangsa dan negara, serta memahaminya sehingga

pelaksanaan semangat nasionalisme akan lebih mudah direalisasikan.

Salah satu cara mudah untuk penanaman semangat nasionalisme bagi

peserta didik yaitu melalui pembelajaran IPS.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

14

2. Hakikat Prestasi Belajar

a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar memiliki beragam definisi dalam pendidikan.

Menurut Djamarah (2002: 12) Belajar adalah suatu kata yang

sudah akrab dengan semua masyarakat. Bagi para pelajar atau

mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing, bahkan

sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua

kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di pendidikan formal.

Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan

keinginan. Seseorang dapat belajar pada pagi hari, sore hari bahkan

malam hari, karena kebiasaan belajar setiap anak berbeda-beda.

Kebiasaan belajar yang berbeda pada setiap anak dilatar belakangi

oleh kemampuan intelektual anak tersebut. Maksudnya adalah, ada

anak yang lebih mudah belajar pada waktu-waktu tertentu seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hintzman (1978) dalam Syah (2011: 65) berpendapat bahwa

“ Learning is a change in organism due to experience which can

affect the organism’s behavior” (belajar adalah suatu perubahan

yang terjadi dalam diri organisme, manusia, atau hewan,

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah

laku organism tersebut). Menurut pandangan Hintzman, perubahan

yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

15

belajar apabila mempengaruhi organisme. Secara umum belajar

dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang

dilaksanakan secara terus menerus sehingga perubahan tersebut

dapat terlihat. Proses belajar tersebut dapat dilakukan kapanpun

sesuai kebiasaan anak.

2) Prinsip-prinsip Belajar

Djamarah (2002: 20) menyebutkan di dalam Teori Gestalt

terdapat beberapa prinsip-prinsip belajar, diantaranya:

a) Belajar berdasarkan keseluruhan

Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, akan tetapi

merupakan satu keseluruhan. Bahan pelajaran yang telah lama

tersimpan di otak dihubung-hubungkan dengan bahan pelajaran

yang baru saja dikuasai, sehingga tidak terpisah dan berdiri

sendiri.

b) Belajar adalah suatu proses perkembangan

Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila

ia telah matang untuk menarima bahan pelajaran itu. Manusia

sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaanya

mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

16

jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak karena

lingkungan dan pengalaman.

c) Peserta didik sebagai organisme keseluruhan

Peserta didik tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga

emosional dan jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern, selain

mengajar guru juga mendidik untuk membentuk pribadi peserta

didik.

d) Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian

pertama, yaitu memperoleh tanggapan yang tepat. Mudah atau

sukarnya problem itu terutama adalah masalah pengamatan.

Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul, maka

dapat dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lainya.

e) Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Pengalaman adalah hasil dari suatu interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya. Misalnya, peserta didik terkena

api, kejadian ini menjadi pengalaman bagi peserta didik.

Karena api tersebut menyentuh kulitnya, ia merasa peanas dan

kulitnya mengelupas. Dari pengalamannya itu peserta didik

tidak akan mengulangi untuk bermain api. Dengan demikian,

belajar itu baru timbul apabila seseorang menemukan suatu

situasi/persoalan baru dalam kehidupannya. Dalam menanggapi

hal tersebut ia akan menggunakan semua pengalaman yang

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

17

telah dimilikinya, dengan kata lain peserta didik mengadakan

analisis reorganisasi pengalamannya.

f) Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dan

seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan

hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung

suatu problem.

g) Belajar lebih berhasil bila berhubungan langsung dengan minat,

keinginan dan tujuan.

Hal itu terjadi bila banyak hubungan dengan apa yang

diperlukan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Disekolah progresif, peserta didik diajak membicarakan tentang

proyek/unit agar mengetahui tujuan yang akan dicapai dan

yakin akan manfaatnya.

h) Belajar berlangsung terus menerus

Belajar tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga

diluar sekolah. Oleh karena itu, dalam rangka untuk

memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, peserta

didik harus banyak belaja, tidak hanya di sekolah saja, akan

tetapi belajar diluar sekolah. Peserta didik dapat memperoleh

pengetahuan atau pengalaman sendiri-sendiri dirumah atau

dimasyarakat.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

18

3) Prestasi Belajar

a) Pengertian Prestasi

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki

siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi

yang diperoleh dalam proses belajar mengajar (Hamdani (2011 :

138). Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam

bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami

proses belajar mengajar, sedangkan menurut Winkel (dalam

Hamdani, 2011 : 138) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum

yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar.

Kaplan (2005:317) dalam buku “Psychological Testing”

menyatakan, “Achievement test attempt to acsess what a person

has learned following a specific course of instruction”. Maknanya

adalah prestasi didapat seseorang apabila mengikuti perintah

pembelajaran. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang

diperoleh dalam kurun waktu tertentu oleh seorang peserta didik

dalam proses belajar mengajar dan dapat diketahui setelah evaluasi.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

19

b) Indikator Prestasi Belajar

Syah, (2011: 216) pada prinsipnya, pengungkapan prestasi

belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah

sebagai akibat pangalaman dan proses belajar siswa. Namun,

dalam mengungkapkan ranah tersebut sangat sulit. Hal ini

disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible

(tidak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru

dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah

laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang

berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Tabel 2.1

Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/ Jenis

Prestasi Indikator Cara Evaluasi

1. Ranah Cipta

(Kognitif)

1) Pengamatan

2) Ingatan

3) Pemahaman

1. Dapat menunjukan;

2. Dapat membandingkan;

3. Dapat menghubungkan.

1. Dapat menyebutkan;

2. Dapat menunjukan

Kembali.

1. Dapat menjelaskan;

2. Dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri.

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Observasi;

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Observasi

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

20

4) Aplikasi/

Penerapan

5) Analisis

(pemeriksaan

dan

pemilihan

secara

teliti).

6) Sintesis

(membuat

paduan

Baru dan utuh)

1. Dapat memberikan

contoh;

2. Dapat menggunakan

secara tepat.

1. Dapat menguaraikan;

2. Dapat

mengklasifikasikan

Atau memilah-milih.

1. Dapat menghubungkan

materi-materi, sehingga

menjadi kesatuan baru;

2. Dapat menyimpulkan;

3. Dapat

menggeneralisasi-

kan (membuat prinsip

umum).

1. Tes lisan;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi;

1. Tes lisan;

2. Pemberian

tugas;

1. Tes lisan;

2. Pemberian

tugas;

(sumber rujukan Surya, 1982 ; Barlow, 1985 dalam Syah, 2011 : 217)

Penelitian tindakan yang dilakukan adalah peningkatan prestasi

belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara evaluasi

prestasi siswa hanya menggunakan ranah kognitif saja seperti pada

tabel di atas yang telah memuat jenis, macam, dan cara evaluasi

prestasinya.

c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Hamdani (2011:139) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalan faktor yang berasal dari siswa. Faktor

ini antara lain sebagai berikut :

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

21

a) Kecerdasan, adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk meyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan

sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Tingkat

inteligensi sangat menentukan tingakat keberhasilan belajar

siswa, semakin tinggi inteligensi siswa, semakin tinggi

peluang untuk meraih prestasi yang tinggi pula. Oleh karena

itu, jelas bahwa faktor inteligensi merupakan suatu hal yang

tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Faktor jasmaniah atau faktor biologis, kondisi jasmani pada

umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar

seseorang.

c) Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap

suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau

acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

d) Minat, menurut para ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat

sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya

dengan perasaan, terutama perasaan senang. Minat belajar

yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

22

e) Bakat, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Bakat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa

pada bidang studi tertentu.

f) Motivasi, yaitu segala sesuatu yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut

mempengaruhi keberhasilan belajar.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan

sosial dan lingkungan non sosial. Yang termasuk lingkungan

social adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman

sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-

lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah

gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

Menurut Slameto (2010 : 54) faktor ekstern meliputi :

1) Keadaan Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan

ekonomi keluarga. Hal yang disebutkan di atas memang

sangat memberikan pengaruh terhadap belajar anak,

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

23

misalnya orang tua yang acuh tak acuh dalam mendidik

anak untuk membiasakan belajar akan membuat anak

kurang berhasil dalam belajarnya.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

pertama yang penting dalam menentukan keberhasilan

siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat

mendorong siswa untuk belajar giat. Keadaan sekolah ini

meliputi cara penyajian, hubungan guru dengan siswa, alat-

alat pelajaran, dan kurikulum.

3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa.Pengaruh itu terjadi

karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.Misalnya

teman bergaul, agar siswa dapat belajar dengan baik maka

perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul

yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup

bijaksana.

Dari beberapa faktor yang disebutkan di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa penelitian ini berupaya meningkatkan

prestasi dari sisi sisa dan sekolah yaitu dengan penggunaan

model pembelajaran yang lebih mengaktifkan peran siswa

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

24

dalam pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dan prestasi

dapat ditingkatkan.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa, karena melalui

pembelajaran IPS siswa diarahkan untuk menjadi warga negara

Indonesia dengan baik, yaitu demokratis, nasionalis, bertanggung

jawab, dan menjunjung tinggi cinta damai yang sangat bermanfaat

bagi kehidupan bermasyarakat. Mata pelajaran IPS merupakan mata

pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

Terdapat banyak persepsi tentang pengertian Studi Sosial

(terjemahan dari Social Studies) atau IPS dilingkungan pendidikan

kita. Menurut James A. Banks (dalam Sapriya, 2006 : 4) dalam

bukunya Teaching Strategies for The Social Studies memberikan

definisi social studies sebagai bagian dari kurikulum sekolah dasar

dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu

para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap,

dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan

masyarakatnya. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS disusun secara

sistemayi, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

25

menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan

bermasyarakat, sedangkanmenurut Savage (1996 : 9) definisi social

studies yaitu

“Social studies in the integrated study of the social sciences

and humanities to promote civic competence. Within the scool

program, social studies privides coordinated, systematic study

drawing upon such diciplines as anthropology, archaeology,

economics, geography, history, law, philosophy, political

science, psychology, religion, and sociology, as well as

appropriate content from the humanities, mathematics, and

natural sciences.

Maknanya adalah pembelajaran social gabungan dari pengetahhuan

social dan kemanusiaan untuk mempromosikan kompetensi

kewarganegaraan.Dengan program pembelajaran sosial sekolah,

pembelajaran sosial tergambarkan dari beberapa disiplin ilmu.

Disiplin ilmu yang terkandung dalam mata pelajaran IPS memberikan

sumbangsih berupa nilai-nilai yang bermanfaat untuk bergaul dengan

masyarakat, hal tersebut diperkuat dalam pengertian dari Jarolimek

dibuku Social Studies Competencies and skills (1977 : 6) “…. Social

studies education should and does have something to do with the

development of civic and citizenship knowledge, attitude, values, and

skills”. Menurut Nursid Sumaatmaja (dalam Sapriya, 2006 : 5) studi

sosial (social studies) berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Studi sosial

bukan merupakan bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan

lebih merupakan suatu ilmu bidang pengkajian tentang gejala dan

masalah sosial, dengan definisi tersebut materi pembelajaran

Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya sangat cocok

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

26

dipadukan dengan model PBL karena dalam proses pembelajarannya

siswa akan lebih mudah memhami materi pelajaran apabila disajikan

dalam bentuk permasalahan, karena siswa akan dituntut untuk berpikir

kritis mengenai suatu masalah sosial.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan sosial

adalah ilmu sosial yang didalamnya terintegrasi berbagai macam

bidang ilmu dan berfungsi mentransmisikan nilai-nilai sosial melalui

pengetahuan dan pemahaman yang dialami seseorang sehingga

bermanfaat untuk masa datang.

2. Tujuan pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial

Pelajaran dalam sistem pendidikan selalu mempunyai tujuan yang

ingin dicapai termasuk mata pelajaran IPS. Savage (1996:9)

berpendapat bahwa “...The primary purpose of social studies is to

help young people develop the ability to make informed and reasoned

decisions for the public good as citizens of a culturally diverse,

democratic society in an interdependent world”, sedangkanmenurut

Trianto (2010 : 176) tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memilki sikap mental yang

positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Dari

rumusan tujuan tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

27

a) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial.

c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan msalah yang

berkembang di masyarakat.

d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu masalah sosial, serta mampu

membuat analisis kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan

yang tepat

e) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

f) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral

g) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan bersifat

menghakimi.

h) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap

persoalan yang dihadapinya.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

28

i) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau

penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.

(Puskur, 2006 : 4 dalam Trianto 2010 : 176)

Paparan penjelasan mengenai tujuan pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dari para ahli tersebut dapat didimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah membentuk dan

membina peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkualitas

memiliki keterampilan, pengetahuan, kecerdasan berpikir dan

emosional, sehingga terbentuk warga negara yang baik sesuai harapan

masyarakat.

3. Dimensi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Menurut Sapriya (2011:48) program pendidikan IPS yang

komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi meliputi:

1) Dimensi pengetahuan

Secara konseptual, pengetahuan hendaknya mencakup : fakta,

konsep, dan generalisasi yang dipahami siswa.

Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan

hal-hal yang terjadi (peristiwa). Dalam pembelajaran IPS,

diharapkan siswa dapat mengenal berbagai jenis fakta khususnya

yang terkait dengan kehidupannya. Konsep merupakan kata atau

frase yang mengelompok, berkategori, dan memberi arti terhadap

kelompok fakta yang berkaitan. Beberapa contoh konsep menurut

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

29

disiplin ilmu-ilmu social, sebagai berikut : tradisi, perubahan,

kontinuitas, konflik, kooperasi kelompok, persepsi, dan lain-lain.

Generalisasi merupakan suatu ungkapan/pernyataan dari dua atau

lebih konsep yang saling terkait. Misalnya apabila orang tidak mau

memlihara hewan peliharaannya, maka hewan tersebut pasti mati.

2) Dimensi keterampilan

Pendidikan IPS sangat memperhatikan dimensi keterampilan

disamping pemahaman dalam dimensi pengetahuan. Oleh karena

itu berikut diuraikan sejumlah keterampilan yang diperlukan

sehingga menjadi unsur dalam dimensi IPS dalam proses

pembelajaran, keterampilan tersebut adalah :

(a) Keterampilan meneliti, keterampilan ini diperlukan untu

mengumpulkan dan mengolah data.

(b) Keterampilan berpikir. Sejumlah keterampilan berpikir banyak

berkontribusi terhadap pemecahan masalah dan partisipasi

dalam kehidupan masyarakat secara efektif. Untuk

mengembangkan keterampilan berpikir pada siswa perlu

adanya penguasaan terhadap bagian-bagian yang lebih khusus

dari keterampilan tersebut serta melatihnya di kelas.

(c) Keterampilan partisipasi sosial. Dalam belajar IPS, siswa perlu

dibelajarkan bagaimana brinteraksi dan bekerja sama dengan

orang lain. Beberapa keterampilan partisipasi sosial yang perlu

dibelajarkan oleh guru antara lain, berbuat efektif sabagai

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

30

anggota kelompok, menerima kritik dan saran, berbagi tugas

dan pekerjaan sebagai anggota kelompok, dan lain-lain.

(d) Keterampilan berkomunikasi. Pembelajaran merupakan upaya

untuk mendewasakan seorang anak manusia. Salah satu cirri

orang yang dewasa adalah mereka yang mempu berkomunikasi

dengan orang lain dengan baik. Oleh karena itu,

pengembangan keterampilan berkomunikasi merupakan aspek

yang penting dari pendekatan pembelajaran IPS.

3) Dimensi nilai dan sikap

Nilai yang ada di masyarakat sangat bervariasi sesuai dengan

tingkat keragaman kelompok masyarakat. Untuk mengkaji nilai di

masyarakat, maka nilai dapat di bedakan atas nilai substansif dan

nilai prosedural.

Nilai substantive adalah keyakinan yang telah dipegang oleh

seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar mananamkan

atau menyampaikan informasi semata.Program pembelajaran IPS

hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasikan nilai-nilai

yang dianutnya.

Nilai prosedural-nilai prosedural yang perlu dilatih atau

dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran,

menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

31

4) Dimensi tindakan.

Tindakan sosial merupakan dimensi IPS yang penting karena

tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.

4. Model Pembelajaran Problem Based Learning

a. Pengertian Model PBL

PBL adalah model pembelajaran yang menawarkan kebebasan

siswa dalam proses pembelajaran. PBL mengambil psikologi kognitif

sebagai dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang

sedang dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi pada apa yang siswa

pikirkan (kognisi mereka) selama mereka mengerjakannya. Meskipun

peran guru dalam pelajaran yang berbasis masalah kadang-kadang juga

melibatkan diri dalam menjelaskan kepada siswa namun guru disini

hanya sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat

berpikir sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Sugiyanto

(2009 : 152). Masalah yang dibahas adalah permasalahan nyata yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, jadi siswa akan lebih mudah

memahami dan memecahkan permasalahan tersebut, seperti dalam

penjelasan E. de Graff and A. Kolmos (2003 : 658)

“Problem-based learning is an educational approach

whereby the problem is the startingpoint of the learning process.

The type of problem is dependent on the specific organisation.

Usually, the problems are based on real-life problems which

have been selected and edited to meet educational objectives

and criteria”.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

32

sedangkan menurut Panen, dalam Rusmono (2012 : 74) mengatakan

dalam strategi pembelajaran PBL, siswa diharapkan untuk terlibat

dalam proses penelitian yang mengharuskan untuk mengidentifikasi

permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut

untuk pemecahan masalah. Smith & Ragan, dikutip Visser (Rusmono

2012 : 74) mengatakan bahwa strategi pembelajaran dengan PBL

merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi suatu

mata pelajaran pada seluruh kurikulum. PBL memusatkan pada

masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru

menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi

penyelidikan dan dialog (Jauhar 2011 : 86)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran PBL

adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

untuk memecahkan masalah secara kelompok yang disajikan oleh

guru, guru disini hanya berkedudukan sebagai fasilitator dalam

pembelajaran yang turut serta dalam kelancaran proses pembelajaran.

b. Ciri-ciri Model PBL

Menurut Baron, dalam Rusmono (2012 : 74) PBL memiliki ciri-

ciri yaitu :

1) Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata

2) Pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah

3) Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa

4) Guru berperan sebagai fasilitator

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

33

Ada lima tahapan dalam pembelajaran model PBL dan

perilaku yang dibutuhkan oleh guru. Untuk masing-masing tahapnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran PBL

Fase Perilaku Guru

Fase 1: Memberikan

orientasi tentang

permasalahannya

kepada siswa

Guru membahas tujuan pelajaran,

mendeskripsikan dan memotivasi siswa

untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi

masalah.

Fase 2 : Mengorganisasikan

siswa untuk

meneliti.

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas-tugas belajar yang terkait dengan

permasalahannya.

Fase 3 : Membantu

investigasi mandiri

dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mendapatkan informasi yang tepat,

melaksanakan eksperimen, dan mencari

penjelasan dan solusi.

Fase 4 : Mengembangkan

dan

mempresentasikan

hasil

Guru membantu siswa dalam

menerapkan dan menyiapkan hasil-hasil

yang tepat, seperti laporan, rekaman,

video, dan model-model dan membantu

mereka untuk menyampaikan kepada

orang lain.

Fase 5 : Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap investigasinya dan

proses-proses yang mereka gunakan.

Sumber (Sugiyanto (2009 : 159)

Perilaku yang diinginkan dari guru dan siswa, yang

berhubungan dengan masing-masing fase, dideskripsikan dengan lebih

terperinci sebagai berikut:

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

34

1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa.

Pada awal pembelajaran PBL, seperti semua tipe pelajaran

lainnya, guru seharusnya mengkomunikasikan dengan jelas

maksud pelajarannya, membangun sikap positif terhadap

pelajaran itu, dan mendeskripsikan sesuatu yang diharapkan

untuk dilakukan oleh siswa. Untuk siswa yang belum pernah

terlibat PBL, guru harus menjelaskan proses dan prosedur model

itu secara terperinci. Hal-hal yang perlu dielaborasi antara lain :

a) Tujuan utama pelajaran bukan untuk mempelajari sejumlah

besar informasi baru tetapi untuk menginvestigasi berbagai

permasalahan penting dan menjadi pelajar yang mandiri.

b) Permasalahan atau pertanyaan yang diinvestigasi tidak

memiliki jawaban yang mutlak “benar” dan sebagian besar

permasalahan kompleks memiliki banyak solusi yang

kadang-kadang saling bertentangan

c) Selama fase investigative pelajaran, siswa akan didorong

untuk melontarkan pertanyaan dan mencari informasi. Guru

akan memberikan bantuan, tetapi siswa mestinya berusaha

bekerja secara mandiri atau dengan teman-temannya.

d) Selama fase analisis dan penjelasan pelajaran, siswa

akandidorong untuk mengekspresikan ide-idenya secara

terbuka dan bebas. Tidak adaide yang akan ditertawakan

oleh guru maupun teman sekelas. Semua siswa akan diberi

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

35

kesempatan untuk berkontribusi dalam investigasi dan

mengekspersikan ide-idenya.

2) Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan

keterampilan kolaborasi diantara siswa dan membantu mereka

untuk menginvestigasi masalah secara bersama-sama.PBL juga

mengharuskan guru untuk membantu siswa untuk merencanakan

tugas investigative dan pelapornya.

3) Perencanaan kooperatif

Setelah siswa menerima orientasi tentang situasi

bermasalah yang dimaksud dan telah membentuk tim-tim studi,

guru dan siswa harus meluangkan waktu yang cukup untuk

menetapkan sub-sub topik, tugas-tugas investigative, dan jadwal

yang spesifik.

4) Investigasi, pengumpulan data, dan eksperimentasi

Aspek investigasi ini sangat penting. Langkah inilah yang

digunakan guru untuk mendorong siswa mengumpulkan data dan

melaksanakan eksperimen mental atau aktual sampai mereka

memahami sepenuhnya dimensi-dimensi situasi bermasalahnya.

Maksudnya agar siswa mengumpulkan informasi yang cukup

untuk menciptakan dan mengonstruksikan ide-idenya sendiri.

Fase pelajaran ini seharusnya lebih dari sekedar membaca tentang

masalah itu dalam buku. Guru seharusnya membantu siswa dalam

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

36

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dan mereka

seharusnya menyodorkan berbagai pertanyaan untuk membuat

siswa memikirkan tentang permasalahan itu dan tentang jenis

informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada solusi yang

defensible (dapat dipertahankan).

5) Mengembangkan hipotesa, menjelaskan, dan memberi solusi

Selama fase ini, guru mendorong segala macam ide dan

menerima sepenuhnya ide-ide itu. Seperti fase pengumpulan data

dan eksperimentasi, guru terus memberikan berbagai pertanyaan

yang membuat siswa memikirkan tentang kekuatan hipotesis dan

solusi mereka dan tentang kualitas informasi yang telah mereka

kumpulkan.

c. Penilaian Model PBL

Penilaian dalam PBL dikatakan Baron (Rusmono 2012 : 77)

meliputi penilaian oleh siswa, guru, dan teman sebaya. Penilaian oleh

siswa, yaitu setiap siswa diberi kuesioner oleh sekolah untuk menilai

penampilan kelompok, setiap siswa membuat catatan sendiri langkah-

langkah kegiatan yang dilakukan dalam kelompok dan perorangan,

termasuk komentar. Penilaian oleh guru, meliputi guru mengadakan

ujian tertulis atau lisan. Penilaian teman sebaya dilakukan dengan

menggunakan lembaran penilaian untuk setiap siswa yang disiapkan

oleh sekolah mengenai bagian-bagian yang akan dinilai, seperti

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

37

mendapatkan pengetahuan, kontribusi terhadap proses, dan pemahaman

terhadap permasalahan.

d. Manfaat Model PBL

PBL dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan

intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan

mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pebelajar

yang otonom dan mandiri (Jauhar, 2011 : 88). Penjelasan mengenai

manfaat dari model PBL tersebut dapat diketahui bahwa model

pembelajaran ini sangat baik untuk melatih siswa belajar pemahaman

mengenai sebuah pemecahan masalah, sehingga siswa akan terbiasa

untuk berpikir aktif menyelesaikan masalah. Siswa yang terbiasa

dengan berpikir aktif akan membentuk siswa lebih mandiri dalam

melakukan berbagai hal.

e. Kelebihan dan Kekurangan PBL

a) Kelebihan PBL

(1) Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga

pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.

(2) Dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain.

(3) Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

b) Kekurangan PBL

(1) Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak

dapat tercapai.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

38

(2) Membutuhkan banyak waktu, dan dana.

(3) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode

ini.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, yaitu :

1. Penelitian oleh Darmawan dari UPI Kampus Serang, dengan judul

penelitian “penggunaan pembelajaran berbasis masalah dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS di

MI Darussaadah Pandeglang”. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam tiga

siklus, dengan hasil sebagai berikut berdasarkan hasil observasi dan studi

dokumentasi yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa dan

hasil belajar siswa pada konsep peristiwa alam dengan menggunakan

pembelajaran berbasis masalah (PBM) diperoleh data bahwa nilai tes akhir

siswa dalam pembelajaran konsep sumber daya alam menggunakan model

PBM mengalami peningkatan yang berarti dibanding sebelum dilakukan

tindakan sebesar 5,9, setelah diberi tindakan pada siklus pertama diperoleh

nilai 6,4, siklus kedua meningkat sebesar 7,2, dan pada siklus ke tiga

menningkat lagi sebesar 7,8. (Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No 2

Oktober 2010).

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

39

C. Kerangka Pikir

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilaksanakan

secara terus menerus sehingga perubahan tersebut dapat terlihat. Berkaitan

dengan proses pembelajaran IPS, pendidikan karakter khususnya rasa

nasionalisme sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan

dan rasa kebersamaan di dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara

dengan guru kelas IV, rasa nasionalisme itu perlu dikembangkan mengingat

sekarang peserta didik banyak yang kurang memiliki rasa nasionalisme, hal itu

tercermin dari adanya sikap yang kurang tertib dan khidmat siswa pada saat

pelaksanaan upacara bendera, adanya siswa yang tidak mengetahui hasil

budaya bangsa beserta daerah asalnya, kurangnya pajangan gambar mengenai

hasil kebudayaan.

Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan menggunakan model

pembelajaran inovatif salah satunya yaitu PBL. Model pembelajaran PBL

dapat mengembangkan prestasi dan rasa nasionalisme dalam pembelajaran IPS,

karena model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah untuk dibahas secara

kelompok melibatkan siswa secara langsung, dengan itu siswa akan mudah

memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nasionalismerepository.ump.ac.id/2317/3/DWI RAHMA BAB II.pdf · nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah sangat penting.

40

Penjelasan di atas, dapat disusun skema sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teori dan kerangka berpikir diatas, dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut : ”Melalui Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan prestasi

belajar IPSdi Kelas IV SD Negeri 1 Klahang”.

Input

Proses

Hasil

1. Meningkatnya

prestasi siswa

ditandai

dengan

meningkatnya

jumlah siswa

yang nilainya

mencapai

KKM

2. Meningkatnya

rasa

nasionalisme

siswa.

1. Penerapan

model PBL

pada

pembelajaran

IPS

1. Masih banyak

nilai siswa

dibawah KKM

2. Materi belajar

yang terlalu luas

dan teoritis

sedangkan waktu

minim

3. Model masih

konvensional

4. Sikap siswa yang

kurang

menunjukkan

rasa nasionalisme

Peningkatan Rasa Nasionalisme..., Dwi Rahmawati, FKIP UMP, 2013