BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf ·...

18
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a. Pengertian Keaktifan Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh Dimyati dan Mudjiono (2010: 51) bahwa “untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional”. Pendapat Dimyati dan Mudjiono sejalan dengan pendapat Djamarah (2008: 110) yaitu “dalam proses belajar mengajar, aktivitas siswa yang diharapkan tidak hanya aspek fisik, melainkan juga aspek mental”. Kedua pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Goodwin (2014: 4) dalam Research in Higher Education Journal yaitu: constructivism is characterized by teachers who us active, engaging learning activities to cause students to create knowledge, and them to reflect and talk about what they are doing as their understanding changes”. Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa guru menggunakan aktivitas belajar aktif dan menarik sehingga siswa dapat menciptakan pengetahuan, kemudian merefleksikan dan membicarakan apa yang mereka lakukan saat pemahaman mereka berubah. Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan

mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap

guru di dalam proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh

Dimyati dan Mudjiono (2010: 51) bahwa “untuk dapat memproses dan

mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif

secara fisik, intelektual, dan emosional”. Pendapat Dimyati dan

Mudjiono sejalan dengan pendapat Djamarah (2008: 110) yaitu “dalam

proses belajar mengajar, aktivitas siswa yang diharapkan tidak hanya

aspek fisik, melainkan juga aspek mental”. Kedua pendapat tersebut

diperkuat oleh pendapat Goodwin (2014: 4) dalam Research in Higher

Education Journal yaitu:

“constructivism is characterized by teachers who us active,

engaging learning activities to cause students to create

knowledge, and them to reflect and talk about what they are doing

as their understanding changes”.

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa guru menggunakan

aktivitas belajar aktif dan menarik sehingga siswa dapat menciptakan

pengetahuan, kemudian merefleksikan dan membicarakan apa yang

mereka lakukan saat pemahaman mereka berubah.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

9

Berdasarkan pengertian keaktifan dari beberapa ahli tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar

merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang

bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana belajar

menjadi kondusif.

b. Implikasi Prinsip Keaktifan

Menurut Anurrahman (2010: 120-121) implikasi prinsip keaktifan

atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah:

1) Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa

untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.

2) Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan

atau inkuiri dan eksperimen.

3) Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.

4) Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang

memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan.

5) Menggunakan multi metode dan multi media di dalam

pembelajaran.

Proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan

siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

10

Tabel 2.1

Indikator Keaktifan Belajar

Variabel Indikator

Keaktifan

Belajar

Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

Terlibat dalam pemecahan masalah.

Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan

petunjuk guru.

Bertanya kepada peserta didik lain atau guru

apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi.

Berusaha mencari berbagai informasi yang

diperlukan untuk pemecahan masalah.

Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang

diperolehnya.

Melatih diri dalam memecahkan soal atau

masalah yang sejenis.

Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa

yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas atau persoalan yang dihadapinya.

(Sudjana, 2010: 61)

Indikator tentang keaktifan dapat diterapkan dalam suatu

pembelajaran, yaitu dengan cara siswa aktif dengan turut serta dalam

melaksanakan tugas kelompok, siswa juga dapat menilai kemampuan

yang ada pada dirinya dari hasil-hasil yang diperoleh.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar seperti dijelaskan oleh

Arifin (2013: 12) bahwa prestasi belajar merupakan “masalah yang

bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang

rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang

kemampuannya masing-masing”. Selain itu menurut Mulyasa (2014:

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

11

189) yaitu “prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang

setelah menempuh kegiatan belajar”.

Pengertian prestasi belajar dari para ahli di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa, prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai

setelah seseorang melakukan suatu usaha. Usaha yang dilakukan

merupakan proses suatu pencapaian, apabila seseorang telah melakukan

suatu usaha secara maksimal maka prestasipun akan mengiringinya.

Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama seperti yang

dikemukakan oleh Arifin (2013: 12-13), antara lain:

(1)Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, (2) Prestasi belajar

sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi

biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia. (3)

Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan, (4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dalam arti

bahwa prsetasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

produktivitas suatu institusi pendidikan, (5) Prestasi belajar dapat

dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

Fungsi dari prestasi belajar yang dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan bahwa betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami

prestasi belajar siswa, memahami prestasi belajar siswa, baik

perseorangan maupun kelompok. Hal ini dikarenakan fungsi dari

prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator kualitas institusi

pendidikan. Selain itu, prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan

balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga

dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis penempatan atau

bimbingan terhadap siswa.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

12

3. Video Pembelajaran

a. Pengertian Video Pembelajaran

Media menurut Purwanti (2015: 43) yaitu “sesuatu yang dapat

membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung

antara pendidik dan peserta didik”. Pendapat tersebut sejalan dengan

pendapat Sadiman (2008: 74) yaitu “media yang menyajikan audio dan

visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat fakta

maupun fiktif seperti misalnya ceritera, bisa bersifat informatif, edukatif

maupun instruksional”. Kedua pendapat ahli di atas didukung oleh

Hernawan dkk (2007: 114) yaitu “media yang menyajikan informasi

dalam bentuk suara dan visual. Berupa narasi, dialog dan musik,

sedangkan unsur visual berupa gambar atau foto diam, gambar

bergerak, animasi, dan teks”.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat

membawa informasi dan pengetahuan dalam berinteraksi yang

berlangsung antara peserta didik dan pendidik, sedangkan video

pembelajaran merupakan gambar yang bergerak disertai dengan suara,

sehingga dapat dikatakan bahwa video merupakan media audio visual

yang dapat dijadikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan atau materi

pelajaran.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

13

b. Keuntungan dan Keterbatasan Media Video

Keuntungan media pembelajaran menurut Setyorini dan

Madziatul (2016: 129) yaitu:

“the use of instructional media is one of the element to make a

learning condition conducive. The existence of the instructional

media used in the learning and teaching process aims to help

students in increasing the learning outcomes”.

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa penggunaan media

pembelajaran merupakan salah satu elemen untuk membuat kondisi

belajar siswa kondusif. Adanya media pembelajaran yang digunakan

dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk membantu siswa dalam

meningkatkan hasil belajarnya.

Arsyad (2007: 49-50) menyebutkan bahwa ada beberapa

keuntungan menggunakan video yaitu:

(1)Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari

siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-

lain, (2) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat

yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang

perlu, (3) Video dapat mendorong dan meningkatkan motivasi

serta menanamkan sikap dari segi-segi afektif lainnya, (4) Video

yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran

dan pembahasan dalam kelompok siswa, (5) Video dapat

ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,

kelompok yang heterogen maupun perorangan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran banyak memiliki keuntungan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa serta memberikan banyak pengalaman dasar ketika

membaca, berdiskusi dan berpraktik. Video juga dapat menggambarkan

suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

14

Selain memiliki keuntungan, maka video juga memiliki

keterbatasan menurut Smaldino, dkk (2011: 412) yaitu:

(1)Program ditayangkan dalam kecepatan yang tetap, beberapa

pemirsa mungkin tertinggal dan yang lainnya tidak sabar

menunggu bagian selanjutnya, (2) Video bukan merupakan sarana

lisan yang hebat melainkan merupakan sarana visual, (3)

Meskipun video memiliki keuntungan bagi konsep yang

melibatkan gerakan, video kemungkinan tidak cocok bagi topik

lain di mana kajian terperinci mengenai sebuah visual tunggal

dilibatkan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran

selain memiliki keuntungan juga memiliki keterbatasan dalam

penggunaannya, karena video bukan merupakan sarana lisan yang hebat

melainkan merupakan sarana visual dan video juga membutuhkan

kecocokkan dalam materi yang akan diajarkan

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di

sekolah dasar, karena dalam pelajaran IPS memuat cara interaksi sosial

dan kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dan mendalam.

IPS yang diajarkan harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

agar pelajaran yang didapat lebih bermakna seperti yang dijelaskan oleh

Susanto (2013: 138) yaitu “IPS untuk mengembangkan konsep

pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di

lingkungan siswa, sehingga dapat menjadi warga negara yang baik dan

bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya”.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

15

Barr, Barth dan Shermis (1977: 48) menyatakan bahwa social

studies dikembangkan kedalam tiga tradisi, yaitu:

1. Social Studies Taught as Citizenship Transmission (Ilmu sosial yang

terintegrasi sebagai ilmu kewarganegaraan).

2. Social Studies Taught as Social Science (Ilmu sosial sebagai disiplin

ilmu yang terpisah).

3. Social Studies Taught as Reflective Inquiry (Ilmu sosial sebagai ilmu

pengetahuan yang bersifat melatih kepekaan terhadap gejala sosial

yang terjadi di sekitar).

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa program

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang disusun secara sistematis

dalam proses pembelajaran untuk memenuhi keberhasilan dalam hidup

bermasyarakat. IPS mengajarkan tentang konsep pemikiran yang

berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa

sehingga dapat menjadikan warga negara yang baik dan bertanggung

jawab terhadap bangsa dan negaranya. Pengembangan social studies

dari mulai pendidikan dasar sampai tingkat menengah atas ditandai oleh

keterpaduan pengetahuan, kemampuasn peserta didik dan sikap peserta

didik terhadap gejala sosial yang terjadi di sekitarnya. Pembelajaran IPS

membantu peserta didik untuk membangun peserta didik untuk

membangun pengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang

secara akademik terhadap realita.

b. Tujuan IPS

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan

potensis siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

16

masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS dikemukakan oleh Sapriya

(2011: 194-195) yaitu:

(1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya, (2) Memiliki kemampuan dasar

untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial,

(3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan, (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi,

bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang

mejemuk ditingkat lokal, nasional dan global.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

melatih siswa untuk berfikir logis dan kritis, sehingga menciptakan rasa

ingin tahu siswa dalam memecahkan masalah. Siswa juga dapat

berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Model Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2011: 16-17) adalah “suatu

model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan

kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa terutama untuk

mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa,

yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain”. Selain itu menurut Lie

(2010: 29) bahwa “pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar

akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif”.

Pendapat dari Isjoni dan Lie sejalan dengan pendapat yang Suprijono

(2013: 54) yang menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif yaitu “semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh

guru atau diarahkan oleh guru”.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

17

Pendapat-pendapat dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dapat

melatih siswa agar mampu berpartisipasi aktif, berkomunikasi, dan

bekerjasama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu siswa

satu sama lain. Selain itu, siswa mempunyai tanggung jawab untuk

memperoleh hasil yang telah menjadi tujuan dalam kelompoknya biasanya

berjumlah 2 orang atau lebih untuk saling aktif dalam menyelesaikan tugas

secara optimal. Hal itu bertujuan untuk keberhasilan kelompok dan

menjadikan siswa menjadi kompak dalam berkelompok untuk menerima

pembelajaran.

Berbeda dengan model-model pembelajaran yang lain, model ini

lebih menekankan pada proses keaktifan dalam bentuk kelompok. Tujuan

pembelajaran yang diharapkan dalam pembelajaran ini bukan hanya

kemampuan akademik saja, melainkan menumbuhkan adanya keaktifan

untuk penguasaan materi secara bersama-sama. Sehingga menumbuhkan

rasa kekompakan atau sosial yang tinggi diantara siswa

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Kooperatif

Fase Perilaku Guru

Fase 1

Mengklarifikasi tujuan dan

establishing set

a. Guru membuka kegiatan

dengan memberikan salam

dan mengajak siswa untuk

berdoa.

b. Guru mengecek kehadiran

siswa.

c. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

d. Guru memotivasi siswa

untuk belajar.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

18

Lanjutan tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Kooperatif

Fase 2

Mempresentasikan

informasi

a. Sebagai kegiatan pembuka

guru bertanya kepada siswa

tentang materi yang akan

dipelajari.

b. Guru memberikan penguatan

kepada siswa yang mau

menjawab.

c. Guru menyajikan materi

kepada siswa.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke

dalam tim-tim belajar

a. Guru membagi siswa ke

dalam beberapa kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 4

siswa.

b. Guru menampilkan media

berupa video pembelajaran.

c. Guru membagikan LKS.

Fase 4

Membantu kerja tim dan

belajar

a. Guru membagikan soal

kepada tiap-tiap kelompok.

b. Guru meminta siswa untuk

berdiskusi dengan

kelompoknya masing-

masing.

c. Guru meminta kepada dua

orang siswa yang tinggal

dalam kelompok bertugas

membagikan hasil kerja dan

informasi mereka kepada

tamu dari kelompok lain.

d. Guru meminta siswa yang

bertugas sebagai tamu mohon

diri dan kembali ke

kelompok mereka sendiri

untuk melaporkan temuan

mereka dari kelompok lain.

e. Guru memerintahkan siswa

kepada setiap kelompok

mencocokkan dan membahas

hasil-hasil kerja mereka.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

19

Lanjutan tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Kooperatif

Fase 5

Mengujikan berbagai materi

a. Guru menguji pengetahuan

siswa dengan membagikan

lembar evaluasi kepada

masing-masing siswa tentang

materi yang telah dipelajari.

Fase 6

Memberikan pengakuan

a. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

menyampaikan pendapat

tentang pembelajaran.

b. Guru dan siswa bersama-

sama menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

c. Guru memberikan

penghargaan kepada siswa

atau kelompok yang

menjawab benar.

d. Guru melakukan tindak

lanjut berupa tugas rumah.

e. Guru menutup pembelajaran

dengan berdoa dan memberi

salam.

(Arends, 2008: 21)

6. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two Stay

Two Stray atau dua tinggal dua tamu yang dikembangkan oleh Spencer

Kagan dan biasa digunakan bersama dengan model kepala bernomor

(Numbered Heads Together). Struktur Two Ttay Two Stray yaitu salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada

kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Suprijono (2015: 112-113)

yaitu

“model pembelajaran yang diawali dengan membagi kelompok

kecil yang terdiri dari empat anak, setelah kelompok terbentuk guru

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

20

memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus

didiskusikan, dua orang diantaranya bertugas berkunjung ke

kelompok lain dan dua orang lainnya bertugas menerima tamu dari

kelompok lain”.

Pernyataan dari Suprijono, sejalan dengan pendapat Hanafiah dan

Suhana (2012:56) yang menjelaskan bahwa “model dua tinggal dua tamu

(Two Stay Two Stray) memberikan kesempatan kepada kelompok untuk

membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya”. Hal ini dapat

dimaksudkan bahwa model Two Stay Two Stray merupakan suatu kegiatan

kelompok yang membagikan hasil dan informasi kekelompok lain.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah model

pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok kecil yang terdiri dari

empat anak. Pada setiap kelompoknya dan setiap anggota kelompok

mempunyai tugas yaitu dua orang diantaranya bertugas berkunjung ke

kelompok lain dan dua orang lainnya bertugas menerima tamu dari

kelompok lain, mereka bekerjasama dan saling aktif untuk memecahkan

masalah.

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode Kooperatif tipe Two

Stay Two Stray menurut Lie, (2010: 62) adalah sebagai berikut:

(1)Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa, (2)

Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua

kelompok yang lain, (3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok,

bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka, (4)

Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri, dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (5) Kelompok

mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

21

Pendapat dari ahli di atas, maka dapat disimpulkan langkah-langkah

Cooperatif Learning tipe Two Stay Two Stray yang akan digunakan

adalah:

a. Pembelajaran diawali dengan guru membagi kelompok kecil yang

terdiri dari 4 (empat) siswa dan ada 1 kelompok yang terdiri dari

5 (lima) siswa. Pembagian kelompok harus bersifat heterogen dan

guru harus benar-benar membagi kelompok sesuai dengan

kemampuan siswa.

b. Guru menayangkan video pembelajaran.

c. Guru membagikan tugas pada masing-masing kelompok untuk

didiskusikan bersama kelompoknya. Guru harus sudah

mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dibagikan

kepada setiap kelompok.

d. Diskusi masing-masing kelompok selesai, dua orang dari masing-

masing kelompok keluar untuk mewakili kelompoknya untuk

bertamu pada kelompok lain. Peran guru sangat penting untuk

membimbing jalannya diskusi.

e. Anggota kelompok yang tidak bertugas menjadi tamu,

berkewajiban menerima tamu dari kelompok lain dan

menjelaskan hasil dari diskusi kelompoknya.

f. Selesai bertamu, dua orang yang mewakili menjadi tamu kembali

pada kelompoknya dan membawa hasil bertamu dari semua

kelompok.

g. Hasil bertamu dan hasil diskusi kelompoknya dicocokkan serta

dibahas untuk memperoleh kesimpulan akhir yang diminta oleh

guru. Guru membimbing semua kelompok untuk berpikir bersama

menyimpulkan hasil diskusi yang telah didapatkan pada saat

belajar menggunakan model pembelajaran yang diterapkan.

Adapun langkah yang peneliti lakukan melalui model Kooperatif tipe

Two Stay Two Stray, yaitu bertujuan melatih siswa untuk bersosialisasi

dengan baik, membentuk sikap siswa untuk aktif, bekerjasama,

bertanggungjawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling

mendukung satu sama lain untuk berprestasi.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

22

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan

penulis teliti, tetapi peneliti dapat menemukan penelitian yang relevan yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Hamiddin dalam jurnal Vidya Karya Jurnal

Pendidikan (2012) yang berjudul “Improving Students’ Comprehension Of

Poems Using Two Stay-Two Stray Strategy”. Jurnal tersebut menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray

pada kelas puisi dengan subjek penelitian mahasiswa kelas B jurusan Bahasa

Inggris, hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan yaitu 71% pada

siklus I menjadi 86% pada siklus II.

Ketuntasan hasil belajar mencapai KKM yang diterapkan dengan nilai

rata-rata kelas meningkat yaitu 76 menjadi 80 dengan ketuntasan dalam

memahami puisi mencapai 71% pada siklus I dan 86% pada siklus II. Hasil

peningkatan dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa aktif dan mereka memiliki motivasi yang baik dalam belajar dan

memahami puisi.

Penelitian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan Ahadi

Saputra. (2016) pada jurnal English Educational Journal yang berjudul “Use

of Two Stay Two Stray Strategy in Teaching Reading”. Jurnal tersebut

menunjukan bahwa ketika siswa di kelas eksperimen yang diajar membaca

dengan menggunakan model Two Stay Two Stray memperoleh perbaikan

yang lebih baik daripada di kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan

metode konvensional.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

23

Berdasarkan hasil dari kuesioner, para siswa eksperimen memberikan

tanggapan positif terhadap pembelajaran menggunakan model Two Stay Two

Stray sehingga proses pembelajaran membaca mereka meningkat dan mereka

mendapat hasil positif dalam hubungan sosial dengan teman-teman mereka.

Mereka bisa memberi dan berbagi ide-ide mereka dengan satu sama lain dan

memiliki saling ketergantungan positif sementara belajar bersama dalam

kelompok. Akibatnya, prestasi mereka dalam membaca lebih baik dari

sebelum menggunakan teknik Two Stay Two Stray. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa siswa dari SMPN Beutong Ateuh memberi respon

positif terhadap penggunaan model Two Stay Two Stray untuk pemahaman

mengajar membaca. Mereka tidak hanya belajar cara untuk mendapatkan

lebih banyak pengetahuan tetapi juga cara untuk berinteraksi satu sama lain.

Akibatnya mereka belajar untuk menghargai pendapat dan gagasan orang

lain.

C. Kerangka Berpikir

Penerapan model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan

metode untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray juga dapat membuat

pembelajaran lebih menarik dan dapat membuat siswa lebih aktif, baik dalam

berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, untuk menyelesaikan suatu tugas

atau masalah. Keterkaitan keaktifan dalam proses pembelajaran akan

menimbulkan peningkatan prestasi belajar IPS, khususnya pada materi

peristiwa sekitar proklamasi.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

24

Kerangka berpikir Penelitian dengan menggunakan model kooperatif

tipe Two Stay Two Stray, dijelaskan pada gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Skema Kerangaka Berpikir

Skema kerangka berpikir yang diuraikan di atas dapat disimpulkan

sebagai berikut: Pada kondisi awal hasil belajar siswa masih dibawah KKM

(<70), dikarenakan ketika siswa menyimpulkan suatu masalah dalam

berdiskusi kelompok belum sesuai yang diharapkan, sehingga pemahaman

siswa dalam materi peristiwa sekitar proklamasi belum maksimal karena

belum menggunakan model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray, kemudian

dilakukan perbaikan sampai dua kali siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Kondisi awal

Di bawah kkm

< 70

Guru belum

Menggunakan metode

Cooperative learning

tipe

Two stay two stray dan

belum menggunakan

video pembelajaran.

Prestasi belajar

siswa rendah

Tindakan

Melaksanakan PTK

dengan menggunakan

metode Cooperative

learning tipe Two stay

two stray dan

menggunakan video

pembelajaran.

Siklus

1 rendah

Siklus

2

Refleksi

Kondisi akhir

KKM > 70

Dengan menggunakan metode

Cooperative learning tipe

Two stay two stray dan

menggunakan video pembelajaran

dapat meningkatkan keaktifan dan

prestasi belajar siswa.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keaktifan a ...repository.ump.ac.id/2939/3/BAB II.pdf · ... Memberi tugas individual dan kelompok melalui ... berkomunikasi dan bekerjasama

25

Tindakan selanjutnya dilakukan mulai dari perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi dengan menggunakan model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray

maka diakhiri siklus II penguasaan siswa terhadap materi meningkat sehingga

hasil belajar IPS meningkat mencapai KKM yang diharapkan (>70).

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari kajian teori penelitian dan kerangka berpikir di

atas sebagai berikut:

1. Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan menggunakan video

pembelajaran dapat meningkatakn keaktifan siswa di kelas V SD Negeri 3

Lesmana.

2. Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan menggunakan video

pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SD

Negeri 3 Lesmana.

Meningkatkan Keaktifan Dan…, Lisnawati, FKIP, UMP, 2017