BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan...

30
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Sejarah aktifitas manusia berkomunikasi timbul adalah sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya. Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam melakukan interaksi dengan sesamanya sepanjang kehidupannya. Salah satu bentuk komunikasi yang begitu akrab di dalam interaksi manusia adalah bentuk komunikasi interpersonal. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal, yaitu: 1. Pengertian Komunikasi interpersonal atau disebut juga komunikasi antar pribadi, para ahli komunikasi berbeda-beda dalam mendefinisikannya, antara lain: a Adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. 1 Drs. Onong Uchjana Effendi Mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Hal ini senada dengan definisi yang diberikan Burgoon dan Ruffner bahw a komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjalin antara dua orang 1 http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_interpersonal . Diakses tanggal 8 April 2010 11

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Komunikasi Interpersonal

Sejarah aktifitas manusia berkomunikasi timbul adalah sejak

manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak dapat terlepas dari

interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya.

Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam melakukan

interaksi dengan sesamanya sepanjang kehidupannya. Salah satu bentuk

komunikasi yang begitu akrab di dalam interaksi manusia adalah bentuk

komunikasi interpersonal. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal, yaitu:

1. Pengertian

Komunikasi interpersonal atau disebut juga komunikasi antar

pribadi, para ahli komunikasi berbeda-beda dalam mendefinisikannya,

antara lain:

a Adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau

lebih secara tatap muka.1 Drs. Onong Uchjana Effendi Mengatakan

bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara

komunikator dengan seorang komunikan. Hal ini senada dengan

definisi yang diberikan Burgoon dan Ruffner bahw a komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang terjalin antara dua orang

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_interpersonal. Diakses tanggal 8 April 2010

11

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

12

tanpa perantara media, dan harus dibedakan dari berbicara dimuka

umum maupun komunikasi di dalam kelompok.2

b Menurut Joseph De Vito, ia memberikan pengertian bahwa

komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar seorang

komunikator dengan seorang komunikan, yang juga dapat terjadi

antar seorang komunikator dengan kelompok kecil orang,

mendapatkan umpan balik yang dapat langsung diterima dari

audience oleh komunikator. 3

Dari pengert ian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

komunikasi interpersonal adalah suatu bentuk komunikasi antara

seorang komunikator dengan seorang atau lebih, ada interaksi dan

pesan (isi) yang disampaikan yang mendapatkan umpan balik.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud komunikasi interpersonal

adalah proses komunikasi yang berlangsung antara remaja satu dengan

remaja lainnya dalam satu kelompok atau lebih secara tatap muka.

2. Konsep

Dalam komunikasi interpersonal ada suatu konsep dalam tingkatan

pengertian yang universal, meliputi beberapa elemen misalnya :

sumber, penerima, konteks, noise, efek, umpan balik dan etika.

2 Onong Ucjana Effendi. Ilmu Publisistik dan Ilmu Komunikasi dalam Ichwal Komunikasi,

(Bandung: Fakultas Publisistik Universitas Pajajaran, 1978) hal. 14 3 Joseph A. De Vito, The Interpersonal Communication Book, (New york : Harper &

Row Publisher Inc. Second Edition, 1980) hal. 7

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

13

Dibawah ini digambarkan suatu model (konsep) komunikasi

interpersonal :

Bagan 2. 1 Model Konsep Komunikasi Antar Pribadi De Vito

Ket:

Dalam gambar diatas, lingkaran paling luar dengan garis putus-

putus menggambarkan konteks komunikasi tempat elemen-elemen seperti

sumber, pesan, penerima, efek, umpan balik, serta ruang lingkup

pengalaman itu beroperasi.

Pada bagian sumber dan penerima bagan diatas , mereka dilingkari

oleh dua lingkaran dengan garis putus-putus juga dan diantara kedua

lingkaran tersebut terdapat lingkaran yang berhimpitan (overlap). Kedua

lingkaran yang berhimpitan tersebut menggambarkan bahwa baik

penerima maupun sumber mempunyai ruang lingkup pengalaman tertentu

yang sama (lingkaran yang berhimpitan). Baik gambar lingkaran paling

luar maupun kedua lingkaran ruang lingkup pengalaman, digambarkan

Efek

Penerima “decoding”

Sumber

“encoding”

Unpan balik

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

14

dengan garis putus-putus, artinya disini dilukiskan bahwa konteks

komunikasi maupun ruang lingkup pengalaman adalah hal-hal yang selalu

berubah, tidak statis. Sedangakan proses komunikasi interpersonal disini

ialah : dari sumber – mengirim pesan kepada – penerima – menimbulkan

efek langsung serta umpan balik yang langsung pula. 4

Menurut Harold Kelley yang memberikan sebuah teori yang

dinamakan dengan teori atribusi mengatakan bahwa dalam komunikasi

interpersonal kita akan sering memperhatikan bagaimana perilaku dan

tindakan orang lain dimana setiap tindakan manusia terikat pada situasi

tertentu. Atau dengan kata lain atribusi merupakan sebuah proses

menyimpulkan motif, maksud dan karakteristik orang lain dengan melihat

pada perilakunya yang tampak.

3. Karakteristik

Liliweri mengatakan ada tujuh sifat (karakteristik) yang

menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu merupakan

komunikasi interpersonal yaitu5 :

a Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal.

b Melibatkan perilaku spontan, tepat dan rasional.

c Komunikasi interpersonal tidaklah statis, melainkan dinamis.

4 Ibid . hal. 10 5 Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1991) hal. 72

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

15

d Melibatkan umpan balik, hubungan interaksi dan koherensi

(pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain

sebelumnya).

e Komunikasi interpersonal dipandu oleh tata aturan yang bersifat

intrinsik dan ekstrinsik .

f Komunikasi interpersonal merupakan suatu kegiatan dan tindakan.

g Melibatkan di dalamnya bidang persuasif.

Lebih lanjut Lunandi menjelaskan bahwa yang dimaksud

kumunikasi interpersonal adalah komunikasi yang mempunyai sifat

keterbukaan, kepekaan dan bersifat umpan balik. Individu merasa puas

dalam berkomunikasi interpersonal bila ia dapat mengerti orang lain dan

merasa bahwa orang lain juga memahami dirinya. 6

4. Pembagian dan Tahapan-Tahapan

M. O Palapah membagi komunikasi menjadi 4 bagian yaitu 7:

a Interpersonal communication, yaitu komunikasi dari seorang

komunikator kepada seorang komunikan.

b Intrapersonal communication, yaitu komunikasi kepada diri sendiri,

misalnya proses berpikir sering pula dinamakan komunikasi

kepada diri sendiri (communication with self).

6 Lunandi AG. Komunikasi Mengena (Yogyakarta : kanisius, 1992) hal. 9 7 Emi Irianti Dardjanto, “Hubungan antara Komunikasi Antar Pribadi Dengan

Pembentukan Konsep Diri Pada Remaja di SMA Luqman Al Hakim Surabaya” (Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007) hal. 13

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

16

c Gestural communication, yaitu komunikasi dengan isyarat,

misalnya kepulan asap, kibaran bendera, morse, kentongan dan lain

sebagainya.

d Trancendental communication, yaitu komunikasi seseorang kepada

sesuatu yang sifatnya transenden, misalnya manusia yang

berkomunikasi dengan Tuhan dalam proses berdo’a, bersemedi dan

lain-lain.

Sedangkan dalam proses tahapan terbentuknya seseorang

berkomunikasi interpersonal dijelaskan olah Jalaluddin Rakhmat

dalam bukunya Psikologi Komunikasi sebagai berikut :8

a. Tahap Perkenalan (Acquintace process), yaitu proses komunikasi

dimana individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan

(kadang-kadang tidak sengaja) informasi tentang struktur dan isi

kepribadiannya kepada bakal sahabatnya , dengan menggunakan

cara-cara yang agak berbeda pada bermacam-macam tahap

perkembangan persahabatan. Masing-masing pihak berusaha

menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila

ada kesamaan mulailah dilakukan proses pengungkapan diri.

b. Tahap Peneguhan; hubungan interpersonal tidaklah statis, tetapi

dinamis. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan

interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu

untuk mengembalikan keseimbangan (equilibrium). Hubungan

8

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004) hal. 124

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

17

interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat

tentang keakraban yang diperlukan.

c. Tahap Pemutusan; pada tahap ini bila ada salah satu atau kedua

belah pihak tidak ada lagi suasana emosi yang dekat dan akrab

maka yang terjadi adalah pemutusan yang biasanya yang

disebabkan adanya konflik seperti kompetisi (mengorbankan yang

lain atau merendahkan), dominasi (usaha pengendalian diri dari

pihak lain), kega galan (saling menyalahkan), provokasi (berbuat

sesuatu yang menyinggung pihak lain) dan perbedaan nilai (kedua

belah pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut).

5. Tujuan

Arni Muhammad menyebutkan dalam bukunya Komunikasi

Organisasi sedikitnya ada enam tujuan yang dianggap penting dalam

komunikasi interpersonal, yaitu :9

a. Menemukan Diri Sendiri

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita

untuk berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenal diri kita.

Adalah sangat menarik dan mengasikkan bila berdiskusi mengenai

perasaan, pikiran dan tingkah laku kita sendiri. Dengan

membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan

sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran dan tingkah

9

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hal. 167

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

18

laku kita. Dari pertemuan semacam ini misalnya, kita belajar

bahwa perasaan kita tentang diri kita, tentang orang lain, dunia

tidaklah berbeda dari perasaan orang lain.

b. Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami

lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi

dengan kita. Hal itu menjadikan kita memahami lebih baik dunia

luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak

informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal.

c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang adalah membentuk dan memelihara

hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan

dalam komunikasi interpersonal diabdikan untuk membentuk dan

menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan yang

demikian membantu mengurangi depresi dan kesepian, menjadikan

kita sanggup saling berbagi kesenangan dan umumnya membuat

kita merasa lebih positif tentang diri kita.

d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk merubah sikap dan tingkah

laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh

menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba

diet yang baru, membeli barang tertentu, mengambil kuliah tertentu,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

19

dan sebagainya. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam

posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama

adalah mencari kesenangan. Berbicara pada teman mengenai

aktifitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai

olahraga, menceritakan sebuah cerita lucu dan sebagainya, pada

umumnya hal itu merupakan pembicaraan yang menghabiskan

waktu. Walaupun kegiatan itu tidak berarti namun mempunyai

tujuan yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi

interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang

penting dalam pikiran yang memberikan rileks dari semua

keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan

komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk

mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu

orang lain dalam interaksi interpersonal kita, misalnya konsultasi

mengenai masalah keluarga, kuliah dan sebagainya.

B. KONFORMITAS REMAJA

Dalam memperoleh jati diri, remaja berusaha membentuk citra atau

image tentang dirinya dan upaya ini terlihat dalam suatu gambaran tentang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

20

bagaimana setiap remaja mempersepsikan dirinya. Termasuk didalamnya

bagaimana ia mencoba menampilkan diri secara fisik. Hal tersebut

membuat mereka sensitive terhadap gambaran fisik sehingga mendorong

mereka melakukan berbagai upaya agar tampilan fisiknya sesuai dengan

tuntutan komunitas sosial mereka.

Keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari keterikatan

dengan orang tua membuat remaja mencari dukungan sosial melalui teman

sebaya. Peer group menjadi suatu sarana sekaligus tujuan dalam pencarian

jati diri mereka. Tidak heran apabila banyak ditemukan kasus perilaku

remaja yang disebabkan pengaruh buruk dari kelompok teman sebaya ini.

Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri mereka

pada suatu kelompok karena suatu kelompok memiliki tuntutan yang harus

dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung. Konformitas

adalah satu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman sebaya

terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat

menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada remaja -anggota

kelompok tersebut (Zebua dan Nurdjayadi,2001:73).

1. Konformitas

a Pengertian Konformitas

Konformitas terhadap kelompok teman sebaya ternyata

merupakan suatu hal yang paling banyak terjadi pada masa remaja.

Agar remaja dapat diterima dalam kelompok acuan maka

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

21

penampilan fisik merupakan potensi yang dimanfaatkan untuk

memperoleh hasil yang menyenangkan yaitu merasa terlihat

menarik atau merasa mudah berteman.

Banyak para ahli yang mendefinisikan konformitas secara

berbeda-beda dan berikut diantaranya:

Menurut Sears dkk (1985) konformitas adalah apabila

seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang juga

menunjukkan perilaku tersebut. 10 Menurut Kiesier (1969)

konformitas juga diartikan sebagai perubahan perilaku atau

keyakinan karena adanya tekanan dari kelompok baik yang

sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. 11 Konformitas adalah

proses dimana tingkah laku seseorang terpengaruh atau

dipengaruhi oleh orang lain di dalam suatu kelompok. 12

Konformitas adalah bertingkah laku sesuai dengan norma-norma

atau aturan yang berlaku; kesesuaian sikap dan perilaku dengan

nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku; ketaatan; kepatuhan. 13

Dalam penelitian ini yang dimaksud konformitas adalah

kecenderungan remaja untuk menyesuaikan diri dengan kelompok

serta nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok ,

walaupun sebenarnya bertentanggan dengan keyakinan yang

10 David O Sears, dkk, Psikologi Social, (Jakarta; erlangga, 1991), hal.76. 11 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Social, (Jakarta; Balai pustaka, 2005), hal 172 12 http://www.psigoblog.com/2008/06/konformitas -sosial.html. diakses tanggal 9 April

2010 13 Dahlan dan sofyan Kamus Induk Istilah Ilmiah,(Surabaya; target press, 2003), hal.408

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

22

dimilikinya, dengan harapan dapat diterima secara sosial dan agar

terhindar dari celaan kelompoknya.

Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau

melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota lainnya untuk

mengatakan dan melakukan hal yang sama.

b Aspek-Aspek Konformitas

Konformitas sebuah kelompok acuan dapat mudah terlihat

dengan adanya ciri-ciri yang khas. Sears (1991:81-86)

mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas remaja ditandai

dengan adanya tiga hal sebagai berikut :

1) Kekompakan

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan

remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok.

Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan

perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan

memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa

suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan

semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari

keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan mereka,

maka akan semakin kompak kelompok tersebut.

a Penyesuaian Diri

Kekompakan yang tinggi menimbulkan tingkat

konformitas yang semakin tinggi. Alasan utamanya adalah

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

23

bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok

lain, akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk

mengakui kita, dan semakin menyakitkan bila mereka

mencela kita. kemungkinan untuk menyesuaikan diri akan

semakin besar bila kita mempunyai keinginan yang kuat

untuk menjadi anggota sebuah kelompok tertentu.

b Perhatian Terhadap Kelompok

Peningkatan koformitas terjadi karena anggotanya

enggan disebut sebagai orang yang menyimpang. Seperti

yang telah kita ketahui, penyimpangan menimbulkan resiko

ditolak. Orang yang terlalu sering menyimpang pada saat-

saat yang penting diperlukan, tidak menyenangkan, dan

bahkan bisa dikeluarkan dari kelompok. Semakin tinggi

perhatian seseorang dalam kelompok semakin serius tingkat

rasa takutnya terhadap penolakan, dan semakin kecil

kemungkinan untuk tidak menyetujui kelompok.

2) Kesepakatan

Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki

tekanan kuat sehingga remaja harus loyal dan menyesuaikan

pendapatnya dengan pendapat kelompok.

a Kepercayaan

Penurunan melakukan konformitas yang drastis

karena hancurnya kesepakatan disebabkan oleh faktor

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

24

kepercayaan. Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas akan

menurun bila terjadi perbedaan pendapat, meskipun orang

yang berbeda pendapat itu sebenarnya kurang ahli bila

dibandingkan anggota lain yang membentuk mayoritas.

Bila seseorang sudah tidak mempunyai kepercayaan

terhadap pendapat kelompok, maka hal ini dapat

mengurangi ketergantungan individu terhadap kelompok

sebagai sebuah kesepakatan.

b Persamaan Pendapat

Bila dalam suatu kelompok terdapat satu orang saja

tidak sependapat dengan anggota kelompok yang lain maka

konformitas akan turun. Kehadiran orang yang tidak

sependapat tersebut menunjukkan terjadinya perbedaan

yang dapat berakibat pada berkurangnya kesepakatan

kelompok. Jadi dengan persamaan pendapat antar anggota

kelompok maka konformitas akan semakin tinggi.

c Penyimpangan terhadap pendapat kelompok

Bila orang mempunyai pendapat yang berbeda

dengan orang lain dia akan dikucilkan dan dipandang

sebagai orang yang menyimpang, baik dalam

pandangannya sendiri maupun dalam pandangan orang lain.

Bila orang lain juga mempunyai pendapat yang berbeda,

dia tidak akan dianggap menyimpang dan tidak akan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

25

dikucilkan. Jadi kesimpulan bahwa orang yang

menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan

merupakan aspek penting dalam melakukan konformitas.

3) Ketaatan

Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja

membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak

menginginkannya. Bila ketaatannya tinggi maka

konformitasnya akan tinggi juga.

a Tekanan karena Ganjaran, Ancaman, atau Hukuman

Salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan adalah

dengan meningkatkan tekanan terhadap individu untuk

menampilkan perilaku yang diinginkan melalui ganjaran,

ancaman, atau hukuman karena akan menimbulkan

ketaatan yang semakin besar. Semua itu merupakan insentif

pokok untuk mengubah perilaku seseorang.

b Harapan Orang Lain

Seseorang akan rela memenuhi permintaan orang

lain hanya karena orang lain tersebut mengharapkannya.

Dan ini akan mudah dilihat bila permintaan diajukan secara

langsung. Harapan-harapan orang lain dapat menimbulkan

ketaatan, bahkan meskipun harapan itu bersifat implisit.

Salah satu cara untuk memaksimalkan ketaatan adalah

dengan menempatkan individu dalam situasi yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

26

terkendali, dimana segala sesuatunya diatur sedemikian

rupa sehingga ketidaktaatan merupakan hal yang hampir

tidak mungkin timbul. Wiggins (1994 : 124) membagi

aspek konformitas menjadi dua, yaitu :

(a) Kerelaan

Rela mengikuti apapun pendapat kelompok yang

diinginkan atau diharapkan agar memperoleh hadiah

berupa pujian dan untuk menghindari celaan,

keterasingan, cemo’oh yang mungkin diberikan oleh

kelompok jika tidak dikerjakan salah satu dari anggota

kelompok tersebut.

(b) Perubahan

Saat terjadi perubahan dalam suatu melakukan

konformitas, ketidakhadiran anggota kelompok lebih

dianggap sesuai dengan perilaku dan tindakan anggota

kelompok yang hadir. Jadi maksud dari perubahan di

sini adalah proses penyesuaian perilaku dari masing-

masing anggota kelompok terhadap kesepakatan

kelompok itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan aspek-

aspek konformitas remaja yang dikemukakan oleh Sears (1991:81-

86) yaitu kekompakan, kesepakatan dan ketaatan karena

definisinya lebih mendekati pada definisi konformitas pada remaja.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

27

c Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konformitas

Ada empat faktor yang perlu diperhatikan yang dapat

mempengaruhi konformitas (Baron dan Byrne,1994), yaitu :

1) Kohesivitas, yang mencerminkan derajat ketertarikan individu

terhadap kelompok. Semakin besar kohesivitas, maka akan

tinggi keinginan individu untuk melakukan konformitas

terhadap kelompok. Sarwono (2001:182-185) menambahkan

kohesivitas adalah perasaan keterpaduan, ke -kitaan antar

anggota kelompok. Sema kin besar keterpaduan atau

cohesiveness maka semakin besar pula pengaruhnya pada

perilaku individu.

2) Ukuran kelompok. Sehubungan dengan hal ini masih terdapat

perdebatan mengenai besar kecilnya jumlah anggota dalam

suatu kelompok yang mempengaruhi konformitas. Namun jika

jumlah anggota melebihi tiga orang akan meningkatkan

konformitas.

3) Ada-tidaknya dukungan social Penelitian Ash’s (dalam Zebua

dan Nurdjayadi, 2001:75) memperlihatkan bahwa subjek

penelitiannya ternyata terbuka terhadap tekanan sosial dari

kelompok yang selalu sepakat dalam pengambilan keputusan.

Sebaliknya individu akan menolak untuk melakukan

konformitas jika ia mendapat dukungan dari orang-orang lain

yang tidak sependapat dengan dirinya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

28

4) Perbedaan jenis kelamin Perempuan lebih tinggi intensitasnya

dalam bermelakukan konformitas daripada pria, karena pada

perempuan lebih melekat keinginan untuk merubah penampilan

yang berhubungan dengan mode. Para perempuan lebih

menginginkan penampilan yang selalu berubah-ubah sesuai

perkembangan mode yang te rbaru. Sedangkan pria tidak terlalu

memusingkan hal tersebut sebagai suatu prioritas utama. Hal

ini dapat dibuktikan bahwa perempuan cenderung lebih sering

ditemukan di Mall untuk belanja yang berlebihan. Sarwono

(2001:182-185) mengatakan bahwa ada enam ciri yang

menandai konformitas, yaitu :

a Besarnya kelompok, kelompok yang kecil lebih

memungkinkan melakukan konformitas daripada kelompok

yang besar.

b Suara bulat, lebih mudah mempertahankan pendapat jika

banyak kawannya.

c Keterpaduan / kohesivitas, semakin besar kohesivitas maka

akan tinggi keinginan individu untuk melakukan

konformitas terhadap kelompok

d Status, bila status individu dalam kelompok belum ada

maka individu akan melakukan konformitas agar dirinya

memperoleh status sesuai harapannya.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

29

e Tanggapan umum, perilaku yang terbuka yang dapat

didengar atau dilihat secara umum lebih mendorong

konformitas daripada perilaku yang dapat didengar atau

dilihat oleh orang-orang tertentu.

f Komitmen umum, konformitas akan lebih mudah terjadi

pada orang yang tidak mempunyai komitmen apa-apa.

2. Remaja

a Pengertian Remaja

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman

dalam penggunaan istilah maka definisi remaja akan dijelaskan

terlebih dahulu. 14

a) Puberty (Inggris) atau Puberteit (Belanda) adalah masa antara

umur 12 sampai 16 tahun. Pubertas berasal dari bahasa Latin

yang meliputi perubahan-perubahan fisik dan psikis, seperti

halnya pelepasan diri dari ikatan emosiona l dengan orang tua

dan pembentukan rencana hidup dan system nilai sendiri.

Perubahan pada masa ini menjadi obyek penyorotan terutama

perubahan dalam lingkungan dekat, yakni dalam hubungan

dengan keluarga.

b) Adolescentia yang berasal dari kata Latin adulescentia adalah

masa sesudah pubertas, yakni masa antara 17 dan 22 tahun.

14 Gunarsa, Y Singgih D. Psikologi Remaja (Jakarta : Gunung Mulia, 2003) hal. 5

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

30

Pada masa ini lebih diutamakan perubahan dalam hubungan

dengan lingkungan hidup yang lebih luas, yakni masyarakat

dimana ia hidup. Tinjauan psikologis dilakukan terhadap usaha

remaja dalam mencari dan memperoleh tempat dalam

masyarakat dengan peranan yang tepat.

Masa remaja dimana masa peralihan dari masa anak ke

masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai

persiapan memasuki masa dewasa. Di lihat dari sudut pandang

hukum, kedewasaan ditentukan oleh umur dan status pernikahan.

Untuk mencegah timbulnya kesimpangsiuran dalam batas umur

masa remaja, sebaiknya ditentukan lebih dahulu apa yang

diharapkan tercapai dalam masa ini. Sudah tentu dalam hal ini cara

paling mudah adalah mengambil sebagai patokan proses

perkembangan dengan hasil perkembangan yang jelas dan mudah

diamati, misalnya perubahan jasmani, pola pikir dan pergaulan.

b Ciri-Ciri Remaja

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit

adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus

menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang

sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan keluarga dan sekolah (Hurlock,1999:213).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

31

Lebih lanjut Hurlock (1999:213) menambahkan untuk

mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus

membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit

adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok

sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokkan sosial

yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan.

Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan

anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah “dewasa”, akan tetapi

bila diperlakukan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan

kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa belum

banyak karena itu sering terlihat pada mereka adanya:15

1) Kegelisahan

Keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja.

Mereka mempunyai banyak macam keinginan yang tidak selalu

dapat dipenuhi. Di satu pihak ingin mencari pengalaman,

karena diperlukan untuk menambah pengetahuan dan

keluwesan dalam tingkah laku. Di pihak lain, mereka merasa

diri belum mampu melakukan berbagai hal. Mereka ingin tahu

segala peristiwa yang terjadi di lingkungan luas, akan tetapi

tidak berani mengambil tindakan untuk mencari pengalaman

dan pengetahuan yang langsung dari sumber-sumbernya.

15 Ibid, hal. 67

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

32

Akhirnya mereka hanya dikuasai oleh perasaan gelisah karena

keinginan-keinginan yang tidak tersalurkan.

2) Pertentangan

Pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri

remaja juga menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka

sendiri maupun orang lain. Pada umumnya timbul pe rselisihan

dan pertentangan pendapat dan pandangan antara si remaja dan

orangtua. Selanjutnya pertentangan ini menyebabkan timbulnya

keinginan yang lebih hebat untuk melepaskan diri dari orang

tua.

3) Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum

diketahuinya. Mereka ingin mengetahui macam-macam hal

melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam berbagai bidang.

4) Keinginan mencoba sering pula diarahkan pada diri sendiri

maupun terhadap orang lain. Keinginan mencoba ini tidak

hanya dalam bidang penggunaan obat-obatan akan tetapi

meliputi juga segala hal yang berhubungan dengan fungsi-

fungsi ketubuhannya. Akhirnya penjelajahan ketubuhan bisa

menyebabkan pengalaman dengan akibat yang tidak selalu

menyenangkan.

5) Keinginan menjelajah kealam sekitar pada remaja lebih luas.

Bukan hanya lingkungan dekatnya saja yang ingin diselidiki,

bahkan lingkungan yang lebih luas lagi. Keinginan menjelajah

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

33

dan menyelidiki ini dapat disalurkan dengan baik ke

penyelidikan yang bermanfaat.

6) Mengkhayal dan berfantasi

Keinginan menjelajah lingkungan tidak selalu mudah

disalurkan. Pada umumnya keinginan menjelajah mengalami

pembatasan khususnya dari segi keuangan. Seorang remaja

yang ingin menjelajahi lingkungan alam sekitarnya,

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Banyak factor yang

menghalangi penyaluran keinginan bereksplorasi dan

bereksperimen pada remaja terhadap lingkungan. Sehingga

jalan keluarnya diambil dengan berkhayal dan berfantasi.

Melalui khayalan dan fantasi yang positif dan konstruktif ini

banyak hal dan ide baru yang dapat diciptakan oleh generasi

muda.

7) Aktifitas berkelompok

Antara keinginan yang satu dengan keinginan yang lainnya

sering timbul sebuah tantangan, baik dari keinginan untuk

berdiri sendiri tetapi kenyataannya belum mampu hidup

terlepas dari keluarga, maupun dari keinginan menjelajah alam,

materi serta kesanggupan remaja. Keadaan ini menyebabkan

para remaja merasa diri tidak berdaya dalam suasana dan

situasi yang justru dikuasai segala keinginan untuk bertindak,

berbuat dan bereksplorasi. Kebanyakan remaja menemukan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

34

ja lan keluar dengan berkumpul-kumpul dengan melakukan

kegiatan bersama, mengadakan penjelajahan secara

berkelompok. Keinginan berkelompok ini tumbuh sedemikian

besarnya dan dapat dikatakan merupakan ciri umum masa

remaja.

Menurut Hurlock (1999:213), karena remaja lebih banyak

berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya

sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh

teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,

penampilan dan perilaku terkadang lebih besar daripada

pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar remaja

mengetahui bahwa mereka memakai model pakaian yang sama

dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka

kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi

lebih besar.

C. Konformitas Remaja Dalam Kajian Komunikasi

Pada masa remaja awal, remaja akan lebih mengikuti standar-

standar atau norma-norma teman sebaya daripada yang dilakukan pada

masa kanak-kanak. Norma-norma tersebut merupakan hasil kesepakatan

bersama antara sesama anggota kelompok. Remaja lebih mementingkan

perannya sebagai anggota kelompok dibandingkan mengembangkan

norma diri sendiri dan mereka juga akan berusaha untuk menyesuaikan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

35

diri terhadap norma yang ada dalam kelompok. Menurut Wiggins (1994)

kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan norma kelompok disebut

dengan konformitas.

Konformitas adalah suatu tuntutan yang tidak tertulis dari

kelompok teman sebaya terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh

yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu

pada anggota kelompok (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Myers (1999)

menyatakan bahwa konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai

akibat dari tekanan kelompok, terlihat dari kecenderungan remaja untuk

selalu menyamakan perilakunya dengan kelompok acuan sehingga dapat

terhindar dari celaan maupun keterasingan. Menurut Baron dan Byrne

(1994) konformitas remaja adalah penyesuaian perilaku remaja untuk

menganut norma kelompok acuan, menerima ide atau aturan-aturan

kelompok yang mengatur cara remaja berperilaku. Seseorang melakukan

konformitas terhadap kelompok hanya karena perilaku individu didasarkan

pada harapan kelompok atau masyarakat. Berk (1993) menambahkan

bahwa konformitas terhadap kelompok teman sebaya ternyata merupakan

suatu hal yang paling banyak terjadi pada fase remaja. Banyak re maja

bersedia melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok bahwa

ia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok tersebut. Keinginan

yang kuat untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua

membuat remaja mencari dukungan sosial melalui teman sebaya.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

36

Kelompok teman sebaya menjadi suatu sarana sekaligus tujuan

dalam pencarian jati diri. Upaya untuk menemukan jati diri berkaitan

dengan cara remaja menampilkan dirinya. Remaja ingin kehadirannya

diakui sebagai bagian dari komunitas remaja secara umum dan bagian dari

kelompok sebaya secara khusus. Demi pengakuan tersebut, remaja

seringkali bersedia melakukan berbagai upaya meskipun bukan sesuatu

yang diperlukan atau berguna bagi mereka bila ditinjau dari kacamata

orangtua atau orang dewasa lainnya (Zebua & Nurdjayadi, 2001).

Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri

pada suatu kelompok karena setiap kelompok mempunyai tuntutan yang

harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung. Jika remaja

ingin diakui eks istensinya dalam kelompok, remaja harus berusaha untuk

menjadi bagian dari kelompoknya dengan jalan mengikuti peraturan yang

ada dalam kelompok. Menurut Tambunan (2001) kebutuhan untuk

diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang menyebabkan remaja

berusaha mengikuti atribut yang sedang menjadi mode.

Pengaruh konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada masa

remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. Kelompok teman sebaya dapat

mempengaruhi sikap dan gambaran diri seseorang. Konformitas terbentuk

dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial di sekitar remaja. Salah satu

bentuk pengaruh sosial tersebut berupa norma sosial dan nilai-nilai yang

menjadi kesepakatan bersama untuk mengatur remaja berperilaku

sehingga tercipta suatu keseragaman tingkah laku dalam kelompok.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

37

Konformitas dapat terjadi apabila remaja berinteraksi dengan

kelompoknya. Saling berbagi cerita, pengalaman, kebiasaan, saling

bercanda dan saling bertukar cerita. Mereka biasanya bertemu dan

bercengkrama di sekolah ataupun dirumah. Keakraban bisa terjadi karena

seringnya remaja berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

Adapun ciri-ciri komunikasi atau keakraban yang timbul antara

remaja satu dengan remaja lainnya itu bisa dilihat pada ciri-ciri

komunikasi yang dikemukakan oleh De Vito (1976) berikut ini: 16

a. Adanya keterbukaan atau openes; antara remaja satu dengan

remaja lain saling terbuka satu sama lain. Masing-masing saling

membuka tempat bagi yang membutuhkan untuk mencurahkan isi

hati dan keganjalannya. Apabila ada kelemahan yang di rasakan

oleh remaja satu terhadap remaja lainnya maka remaja satu tersebut

tedak segan-segan untuk menegur. Begitupun sebaliknya, jika ada

yang disukai dari remaja satu maka yang lainnya juga mengikuti.

Karena masing-masing remaja tersebut saling membutuhkan satu

denga n yang lainnya. Perasaan yang dekat diantara mereka

menyebabkan keterbukan tentang apapun yang dirasa mereka perlu

untuk diutarakan.

b. Adanya empati (empathy); diantara mereka juga tercipta menaruh

sikap saling empati hal ini terlihat ketika ada remaja yang tidak

memilih teman dilihat dari penampilan luarnya saja. Banyak

16

Alo Liliweri, Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1991), hal. 12 -13

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

38

remaja yang memandang pertemanan bukan hanya saling

mengenal dan mencolokkan penampilan saja namun terkadang

banyak juga yang berteman dengan seseorang karena kebaikan

hatinya atau tingkah la kunya yang menyenangkan juga bisa karena

banyak hal.

c. Adanya dukungan (supportiveness); saat keterbukaan itu ada

otomatis dukunganpun mengalir dengan sendirinya. Remaja

didalam satu kelompok disamping saling terbuka satu sama lainnya,

mereka juga kerap memberikan dukungan bagi remaja lainnya

dalam banyak hal. Bisa dalam hal prestasi pelajaran, olah raga,

hobi ataupun yang lainnya. Bisa dikatakan kebanggaan bagi

anggota kelompok lainnya jika salah satu anggota mereka

berprestasi. Namun bukan hanya dalam hal yang membagakan

seperti prestasi, mereka juga menunjukkan dukungan dalam hal

yang lain, kegagalan misalnya. Mereka menguatkan hati dengan

banyak hal sesuai dengan kegemaran dan kesukaan yang biasa

dilakukan kelompok mereka.

d. Adanya rasa positif (pesitivness); setelah terbuka, empati dan

memberikan dukungan tentu saja rasa positif itu juga pasti muncul

diantara keduanya katakanlah jika seorang remaja merasa nyaman

saat masalahnya terpecahkan oleh teman satu kelompoknya secara

otomatis membuahkan pandangan yang positif terhadap

kelompoknya. Setiap perlakuan kepedulian yang terjadi pada

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

39

teman satu kelompok akan memberikan pandangan positif bagi

yang lainnya.

e. Adanya kesamaan (equality); kesamaan umur, kesamaan yang

disukai dan yang tidak disukai, kesamaan pola pik ir dan kesamaan-

kesamaan lain yang membuat kelompok remaja semakin dekat.

Ada juga karena kesamaan pengalaman yang terjadi dimasa lalu

yang membuat seorang remaja merasa senasib dan menyebabkan

mereka semakin dekat.

D. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan rujukan dari penelusuran yang terkait dengan tema

yang diteliti, peneliti berusaha mencari referensi hasil penelitian yang

dikali oleh peneliti. Penelitian terdahulu, dapat membantu peneliti dalam

mengkaji yang berhubungan dengan item yang diteliti oleh peneliti. Selain

itu, dari hasil penelitian terdahulu akan dapat diketahui masalah yang

mengganjal. Dari hasil perolehan peneliti adalah :

Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi Dengan Penbentukan

Konsep Diri Pada Remaja Di SMA Luqman Al Hakim Surabaya. Skripsi

yang ditulis oleh Emi Irianti Dardjanto. Pendekatan dan jenis penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif dan jenis pendekatan non eksperimen.

Dalam penelitian ini menganalisis hubungan antara satu variabel (x)

denga n satu variabel (y) lainnya atau bagaimana satu variabel

berhubungan dengan variabel lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonaldigilib.uinsby.ac.id/8464/2/Bab2.pdf · pesan (isi) yang disampaikan ... Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

40

bahwa terdapat hubungan antara komunikasi antar pribadi dengan

pembentukan konsep diri pada remaja di SMA Luqman Al Hakim.

Hipotesis alternatif (Hi) diterima dan Hipotesis Nihil (Ho) ditolak. Namun

begitu, peneliti sama-sama mengkaji tentang komunikasi antar pribadi atau

disebut juga komunikasi interpersonal dan fenomena yang terjadi pada

remaja.