BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Bahasa Anak ...repository.ump.ac.id/8866/3/IMELDA FRANSISCA_BAB...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Bahasa Anak ...repository.ump.ac.id/8866/3/IMELDA FRANSISCA_BAB...
-
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus
1. Perkembangan Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Santrock (2007 : 353) Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
entah itu lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-
simbol. Bahasa terdiri dari dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat berserta
aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya.
Menurut Mar’at (2005 : 112) Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada
manusia ini segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya. Semua bahasa
manusia memiliki beberapa karakteristik umum. Hal ini termasuk generativitas tak
terbatas dan aturan-aturan organisasi. Generavitas tak terbatas adalah kemampuan
menghasilkan sejumlah kalimat bermakna tanpa batas dengan menggunakan
aturan-aturan dan kata-kata yang terbatas. Ketika kita berkata “aturan”, yang kita
maksudkan adalah bahwa bahasa tersebut mampu memiliki makna.
Menurut Santrock (2007 : 313) Sistem aturan bahasa, bahasa ditata dengan
dan diorganisasikan dengan sangat baik. Organisasi tersebut melibatkan lima sistem
aturan yaitu, fonologi, setiap bahasa dibentuk dari suara-suara dasar. Fonologi
adalah sistem suara dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang digunakan dan
bagaimana suara-suara tersebut dikombimasikan. Sebuah fonem adalah unit dasar
dari dalam suatu bahasa. Fonem adalah unit terkecil dari suara yang mempengaruhi
makna, contoh yang baik dari fonem dalam bahasa Inggris adalah /k/, yakni suara
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
7
yang dipresentasikan oleh huruf “k” di dalam kata “ski” dan huruf c dalam kata
“cat”. Bunyi /k/ hanya berbeda sedikit dengan dua kata tersebut. Kemudian ada
Morfologi, mengacu pada unit-unit makna yang membentuk formasi kata. Sintaksis
meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga membetuk frasa-frasa dan
kalimat yang dapat dimengerti. Jika seseorang berkata, “Bob slugged Tom” (Bob
meninju Tom) atau “Bob was slugged by Tom” (Bob ditinju oleh Tom) kita dapat
mengerti bahwa siapa yang meninju dan siapa yang ditinjju dalam kasus tersebut
karena memiliki suatu pemahaman saintaksis dari tata bahasa kalimat-kalimat
tersebut. Kemudian ada Semantik, mengacu pada makna kata dan kalimat. Setiap
kata memiliki sekumpulan makna semantik penting terkait makna kata. Contohnya
adalah Girl (Anak perempuan) dan Women (Wanita). Terkahir adalah Pragmatik,
yaitu penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks yang berbeda,
misalnya ketika mendapat giliran berbicara dalam suatu diskusi atau menggunakan
pertanyaan untuk menyampaikan perintah (“mengapa bising sekali tempat ini” ),
mendemontstrasikan pengetahuan pragmatik.
Bahasa merupakan suatu urutan kata-kata, dan bahasa dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang
berbeda. Menurut Havighurst dalam Mar’at (2005 : 112), kemampuan menguasai
bahasa, dalam arti belajar membuat suara-suara yang berarti dan berhubungan
dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara.
Bahasa adalah salah satu cara cara yang utama untuk mengekspresikan
pikiran, dan dalam bahasa seluruh perkembangan, pikiran selalu mendahului
bahasa. Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa dapat
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
8
mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang ada
di lingkungan. Mengenalkan anak-anak pada pandangan-pandangan yang berbeda
dan memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah satu dari berbagai
perangkat yang terdapat sistem kognitif manusia.
Ada dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa,
yaitu:
1) Semua fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau sosial. Anak-anak harus
menggunakan bahasanya dan mengkomunikasikannya kepada orang lain.
2) Anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa
selama periode waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan berbicara
secara eksternal ke internal langsung.
Sejalan dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali
mengajukan pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini mengapa begitu”. “ini apa itu
apa”. Minat anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala
sesuatu. Karena anak usia dini adalah di mana anak berada pada periode atau masa
golden age, golden age adalah masa keemasan anak. Anak-anak ingin mengetahui
segala sesuatu tentang apa yang anak lihat dan anak-anak mentransformasikannya
ke dalam otaknya untuk diserap pengetahuan apa yang telah anak dapat.
Pada usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran membentuk kata, mulai
saling berhubungan. Anak sejak 2 tahun sudah banyak mendengar kata-kata atau
memiliki kosa kata yang luas. Gangguan pendengaran dapat membuat kemampuan
anak untuk mencocokkan suara dengan huruf menjadi terlambat.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
9
Antara usia 4-5 tahun, anak sudah dapat menguasai kalimat yang terdiri dari
empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan, seperti di
bawah, di atas di dalam dan di samping. Anak lebih banyak menggunakan kata kerja
daripada kata benda.
Antara usia 5-6 tahun, kalimat anak sudah terdiri antara enam sampai
delapan kata. Anak sudah dapat menjelaskan arti kata yang sederhana mengetahui
lawan kata, menggunakan kata penghubung, dan kata depan.
Pada masa akhir usia taman kanak-kanak umumnya sudah mampu berkata-
kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat
dimengerti.
Berbicara berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Bila anak
telah menguasai kata-kata, kalimat, mereka juga akan dapat berkomunikasi dengan
baik.
Kemampuan berbahasa merupakan aspek penting yang perlu dikuasai anak,
tapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan bahasa. Ketidakmampuan
anak berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan menangkap
pembicaraan anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar akan
menghambat perkembangan anak. Selain dari itu, masih ada anak yang masih
belum mampu mengucapkan huruf-huruf r, atau lainnya membuat anak sulit
berkomunikasi dengan anak lain.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
10
Adanya hambatan pada perkembangan bahasa akan membuat anak merasa
tidak diterima oleh teman-temannya, anak menjadi minder, tidak percaya diri dan
tidak memiliki keberanian untuk berbuat.
Menurut Pujaningsih (2010 : 50) Gangguan bahasa dilihat dari
perkembangan bahasa, ditinjau dari tahapan perkembangan bahasa dapat dipahami
dalam perkembangan tersebut kondisi anak berkebutuhan khusus yang terbatas
dapat memicu hambatan maupun gangguan bahasa. Pemaparan berikut
menjelaskan tentang gangguan ataupun hambatan bahasa yang dapat muncul pada
anak berkebutuhan khusus yaitu:
a. Perkembangan prelinguistik. Pada awal perkembangan bahasa anak dengan
berkebutuhan khusus secara umum mencapai tahap echolalia seperti anak-
anak pada umumnya. Namun setelah umur satu tahun mulai terjadi
perbedaan sesuai dengan keterbatasan pada anak. Pada anak tunarungu,
informasi dari luar tidak dapat ditangkap dengan jelas sehingga perolehan
bahasa terhambat.
b. Fonologis. Gangguan bahasa yang dapat terjadi dalam hal fonologi adalah
gangguan artikulasi. Penyebab terjadinya gangguan artikulasi antaralain:
kelainan pita suara, lidah tebal atau pendek (cedal) dan lain-lain.
c. Morfologi, mencakup bagian-bagian dari suatu kata yang terdiri dari asal
kata, awalan, akhiran, imbuhan. Anak dengan ketidak mampuan mengenali
morfologi suatu kata sering dikenal dengan language disorder.
d. Semantic, adalah pemahaman makna suatu kata. Gangguan berbahasa
dalam hal semantik dapat dialami oleh anak gangguan anak autis.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
11
e. Sintaksis meliputi frasa, klausa, dan kalimat. Fluency disorder yang
meliputi stuttering (gagap) dan cluttering (terlalu cepat berbicara)
f. Pragmatik. Pragmatik berkenaan dengan cara menggunakan bahasa dalam
situasi sosial yang sesuai. Ketidak mampuan anak menggunakan bahasa
sesuai konteks sering terjadi pada anak tunagrahita, dan tunarungu.
Gangguan bahasa pada anak berkebutuhan khusus tidak dapat lepas dari
dampak keterbatasan yang ada pada mereka. Ditinjau dari perkembangan bahasa
seorang anak maka lebih mudah memahami hambatan maupun gangguan bahasa
pada seorang anak.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang sangat penting
dalam kehidupan anak. Di samping itu bahasa adalah alat untuk menyampaikan
pikiran dan perasaan kepada orang lain, selain itu juga berfungsi untuk memahami
pikiran dan perasaan orang lain. Bahasa merupakan pintu gerbang ilmi
pengetahuan, dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Anak usia dini mengalami perkembangan bahasa yang berbeda-beda, tidak
semuanya mengalami perkembangan bahasa yang lancar. Ada yang mengalami
hambatan berbicara, karena setiap umur berbeda perkembangan bahasanya dilihat
dari stimulus yang diberikan kepada anak-anak.
2. Anak Berkebutuhan Khusus
Masalah kelainan pertumbuhan yang terjadi di dalam diri anak-anak, yang
perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, keterlambatan atau memiliki
faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
12
penanganan atau intervensi khusus dan kelompok inilah yang kemudian dikenal
sebagai anak berkebutuhan khusus.
Menurut James, Lynch, Astati dalam Santoso (2012 : 1) anak yang termasuk
kategori berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa (anak berkekurangan atau
anak berkemampuan luar biasa), berkebutuhan khusus mungkin disebabkan
kelainan secara bawaan atau dimiliki kemudian yang disebabkan masalah ekonomi,
sosial emosi, dan bencana alam. Anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi
delapan kategori, yaitu autis, retardasi mental, gangguan emosi, gangguan
komunikasi (bahasa dan pengucapan), tunarungu (gangguan pendengaran),
tunanetra (gangguan penglihatan), tunadaksa (gangguan fisik atau gangguan
kesehatan lainnya), tunaganda (memiliki lebih dari satu gangguan atau ketunaan
yang cukup berat).
Menurut Santoso (2012 : 2) Konsep Anak Berkebutuhan Khusus
(chilearningd disorderren with special needs) memiliki makna dan spektrum yang
lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa (exceptional chilearningd
disorderren). Anak berkebutuhan khusus mencakup anak yang memiliki kebutuhan
khusus yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu (anak penyandang
cacat) dan Anak Berkebutuhan Khusus yang bersifat temporer.
Adapun karakter perkembangan dari masing-masing hambatan
perkembangan pada anak berkebutuhan khusus tersebut meliputi:
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
13
a. Autisme
Menurut Hapsari (2015 : 3) Autis adalah salah satu gangguan
perkembangan dengan penyebab multifaktor, meliputi faktor genetik dan
lingkungan. Salah satu penyebabnya adalah berbagai kondisi yang mempengaruhi
dan mengganggu proses perkembangan otak, baik itu sebelum, selama, maupun
setelah proses kelahiran bayi.
Dari beberapa bentuk hambatan yang terjadi pada anak berkebutuhan
khusus, diantaranya yang tidak asing lagi adalah autism. Aautis adalah suatu
kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita yang membuat
dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal
selain itu juga mengalami kesulitan untuk memahami bahwa sesuatu dapat dilihat
dari sudut pandang orang lain. Akibatnya anak-anak tersebut terisolasi dari manusia
lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktifitas dan minat yang obsesif serta sulit
mengembangkan kemampuan berinteraksi dan bergaul. Menurut Yuwono (2009 :
2) autistik merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi beberapa
aspek bagaimana anak melihat dunia dan bagaimana belajar melalui
pengalamannya. Anak-anak dengan gangguan autistik biasanya kurang dapat
merasakan kontak sosial. Mereka cenderung menyendiri dan menghindari kontak
dengan orang. Orang dianggap sebagai objek (benda) bukan sebagai subjek yang
dapat berinteraksi dan berkomunikasi.
Menurut Delphie (2009 : 2) anak autistik merupakan anak dengan
rendahnya perkembangan atau developmental disorder. Kelainan sangat
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
14
mempengaruhi diri anak dalam berbagai aspek lingkungan kehidupan dan
pengalaman-pengalamannya.
Anak penyandang Autisme memiliki kecerdasan yang bervarisi, bahkan
sebagian besar mengalami keterbelakangan mental. Oleh karena itu, sebelum terapi
bahasa harus mengetahui kemampuan menguasai materi pelajaran dan mengelola
perilaku autisme yang mengganggu dan perilaku autismenya.
Permasalahan yang dimiliki anak-anak penyandang autisme saat
mempelajari kata-kata sederhana yaitu begitu banyak kalimat mereka yang
memiliki ciri ekolali (membeo atau mengulang kata), penggunaan bahasa mereka
sering tidak ada kreativitas dan daya cipta, dan membatasi diri pada pengulangan
kalimat yang telah diucapkan orang lain. Tetapi, bahasa harus menjadi bagian anak
penyandang autisme agar bisa berinteraksi sosial. Oleh karena itu, masalah
pemaknaan dan pemahaman tentang benda-benda, kejadian, dan orang lain harus
dihadirkan terlebih dahulu pada anak penyandang autisme dari pada sesuatu yang
abstrak karena sangat sulit dipahami.
b. Tunagrahita (Mental retardation)
Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata - rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi
perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Karakteristik anak dengan
hendaya perkembangan atau Tunagrahita, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak-
anak yang tidak menyandang tunagrahita.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
15
b) Selalu bersifat eksternal lokus of control sehingga mudah sekali melakukan
kesalahan (Expectancy for filure).
c) Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi
kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness).
d) Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.
e) Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social
behavioral).
f) Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.
g) Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.
h) Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.
i) Kurang mampu untuk berkomunikasi.
j) Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.
k) Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya gejalagejala depresif.
Anak tunagrahita dalam memperoleh keterampilan berbahasa pada
dasarnya sama seperti anak normal, kebanyakan anak tunagrahita tidak dapat
mencapai keterampilan bahasa sempurna. Perkembangan bahasa anak tunagrahita
sangat terlambat dibandingkan anak normal, anak tunagrahita mengalami kesulitan
tertentu dalam menguasai gramtikal, bahasa tunagrahita bersifat konkrit, anak
tunagrahita tidak dapat menggunakan kalimat majemuk. Ia akan banyak
menggunakan kalimat tunggal.
Anak tunagrahita cenderung mengalami kesulitan dalam keterampilan
berbahasa meliputi morfologi, sintaksis, dan semantic. Dalam semantic mereka
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
16
cenderung kesulitan dalam menggunakan kata benda, sinonim, penggunaan kata
sifat, dan dalam pengelompokkan hubungan antara obyek dalam ruang, dan waktu.
c. Hyperactive (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah istilah populer, kependekan dari attention deficit
hyperactivity disorder; (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity
= hiperaktif, dan Disorder = gangguan), atau dalam bahasa Indonesia, ADHD
berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Istilah ini merupakan
istilah yang sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula
diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi. Istilah ini memberikan
gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional
mencakup disfungsi otak dimana individu mengalami kesulitan dalam
mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung tentang
perhatian mereka. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan
berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-
kesulitan lain yang kait mengait. Jadi, jika didefinisikan secara umum ADHD
menjelaskan kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau
gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka , menurut Baihaqi, (2008
: 2).
Perkembangan bahasa anak ADHD bisa dilihat pada saat anak ADHD
berbicara dengan orang lain, yaitu menggunakan kata-kata yang tidak beraturan dan
tidak memiliki makna bagi orang lain. Anak ADHD menggunakan kalimat yang
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
17
masih terbalik pada saat berbicara, karenanya anak ADHD kesulitan dalam
mengungkapkan apa yang diinginkannya kepada orang lain.
d. Tunarungu
Menurut Hidayat DKK (2006 : 4) yang dimaksud tunarungu merupakan
hambatan pendengaran yang dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu ‘tuli
berat (deaf), dan ‘masih ada sisa pendengaran’ (hard of hearing). Mereka yang
mempunyai kesulitan pendengaran pada 70 dB (decibel) atau lebih disebut tuli
(deaf). Kondisi ketulian ini akan mempengaruhi pemahaman pada orang yang
bicaranya lembut (kurang keras suaranya), meskipun mereka telah menggunakan
hearing aid (alat bantu dengar). Sedangkan iindividu yang mempunyai sisa
pendengaran (hard of hearing) biasanya mengalami kesulitan pendengaran antara
35-69 dB, artinya mereka masih dapat memahami pembicaraan orang lain.
Menurut Hapsari (2015 : 3) Tuna Rungu adalah istilah yang dipergunakan
bagi seseorang yang memiliki hambatan, gangguan, atau kelainan pada indera
pendengaran atau telinga.
Anak dengan masalah pendengaran pada umumnya mengalami hambatan-
hambatan pekembangan sebagai berikut:
1) Perkembangan bahasa dan komunikasi
Manusia berkomunikasi dengan mimik muka, sentuhan, gerak badan,
mendengar dan bertutur kata. Kehilangan pendengaran menghalangi perkembangan
komunikasi dan bertutur kata, dengan kata lain anak - anak yang mengalami
masalah pendengaran kemungkinan besar perkembangannya akan terhambat dalam
bahasa dan komunikasi.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
18
Ciri-ciri umum hambatan bahasa dan komunikasi antara lain:
a) Kurang memperhatikan saat guru memberikan pelajaran.
b) Selalu memiringkan kepalanya, sebagai upaya untuk berganti posisi telinga
terhadap sumber bunyi, seringkali ia meminta pengulangan penjelasan guru.
c) Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.
d) Keengganan untuk berpartisipasi secara oral, mereka kesulitan untuk
berpartisipasi secara oral dan kemungkinan karena hambatan pendengarannya.
e) Adanya ketergantungan terhadap petunjuk atau intruksi saat dikelas.
f) Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara.
g) Perkembangan intelektual peserta didik tunarungu wicara terganggu.
h) Mempunyai kemampuan akademik yang rendah khususnya dalam membaca.
Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak tunarungu, anak
tunarungu pertamakali memperoleh bahasa melalui mendengar yaitu dengan
pengalaman yang didapat anak. Masa pemerolehan bahasa anak tunarungu tidak
dapat dilalui seperti halnya anak yang bisa mendengar. Jadi, anak tunarungu
memperoleh bahasanya lebih difokuskan melalui fungsi penglihatannya.
Kemampuan penglihatannya sudah mulai berperan dalam mengembangkan bahasa
yaitu melalui kemampuan membaca dan menulis dengan bahasa reseptif visual
(bahasa yang khusus untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran atau
tunarungu).
Tingkat kesulitan yang terdapat dalam masing-masing karakteristik
perkembangan ABK tersebut menciptakan pola yang berbeda baik dalam
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
19
peningkatan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik, yang kesemuanya
bersandar penuh pada model komunikasi yang harus ditawarkan bagi mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menggunakan tiga istilah yang berbeda bagi
penyandang kelainan, yaitu; impairment, disability, dan handicap. Impairment
adalah kehilangan atau ketidaknormalan fungsi-fungsi fisik, psikologis, atau
anatomis, misalnya: gangguan penglihatan, ketidakmampuan berpikir, amputasi
kaki dan sebagainya. Disability adalah ketidakmampuan atau keterbatasan aktivitas
orang yang normal, misalnya tidak dapat berjalan dengan seimbang, tidak mampu
melihat tulisan dari jarak yang normal, dan sebagainya. Sedangkan Handicap
merupakan hambatan yang dialami seseorang sebagai akibat impairment atau
disability.
Menurut ilmu kedokteran anak berkebutuhan khusus dinyatakan
mempunyai kelainan fisik atau mental yang karenanya merupakan rintanagan atau
hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layaknya.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang tingkat perkembangannya
menyimpang dari tingkat perkembangan anak sebayanya dalam aspek fisik, mental,
atau sosial dan emosional, serta karena penyimpangan itu sulit mendapat layanan
yang sesuai dengan kebutuhan khasnya dalam sistem pendidikan yang
konvensional.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus dalam buku Hidayat Dkk (2006 : 10)
yaitu ada tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan
berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian. Tunarungu adalah anak yang
mengalami kehialangan kemampuan pendengaran menyeluruh atau sebagian.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
20
Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlamabatan dalam
perkembangan mental disertai ketidakmampuan untuk belajar dan untuk
menyesuaikan diri. Tunadaksa adalah anak yang memiliki kelainan yang menetap
pada gerak (tulang, otot, dan sendi). Tunalaras adalah anak yang mengalami
kesulitan dalam penyesuaian diri atau bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat pada umumnya. Anak berbakat adalah anak
yang memiliki kemampuan unggul dan menunjukkan prestasi jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan anak yang lainnya yang seusianya. Anak kesulitan belajar
adalah anak yang meraih prestasi belajar lebih rendah dari kemampuan
kecerdasannya, terutama dalam bidang membaca, menulis, dan berhitung. Anak
autisme adalah anak yang mengalami hambatan dalam proses interaksi sosial,
komunikasi, perilaku, dan bahasa. Anak gangguan konsentrasi dan perhatian atau
biasa disebut ADD/H (Attention Deficit Disorder/ Hyperactivity) adalah anak tidak
mampu memusatkan perhatian pada objek, tugas atau informasi yang dilihat dan
didengar.
3. Faktor Perkembangan Bahasa Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Hurlock (1978 : 176) bicara adalah bentuk bahasa yang
menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan
maksud. Hasilnya adalah mereka dapat dengan mudah mengenali dan memahami
kata dan kalimat. Bicara lebih sulit bagi orang yang tuli atau yang mengalami
Cerebral Palsy (CP). Beberapa anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk belajar
bicara dengan jelas. Sedikit anak-anak yang mempunyai masalah khusus dengan
bicara, tanpa disertai beberapa hambatan lainnya, mungkin mereka tidak
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
21
didiagnosis tuli atau mempunyai masalah dengan persepsi bunyi atau keterampilan
imitasi. Jadi bahasa adalah sistem komunikasi yang mencakup perbendaharaan kata
dan tata bahasa
Beberapa anak bisa berbicara, tetapi tidak terampil berbahasa, contohnya,
anak-anak yang dapat mengulang beberapa kata yang diucapkan kepadanya dengan
sempurna, bahkan kata yang panjang seperti : pesawat terbang, tetapi dia tidak
mengetahui apa arti dari kata itu, jadi ini bukan komunikasi. Mungkin anak hanya
mampu membentuk komunikasi melalui tersenyum atau menangis, seperti
komunikasi dari seorang bayi. Di sisi lain, ada juga anak yang memiliki
kemampuan berbahasa tetapi tidak bisa berbicara. Hal ini dapat dilihat pada kondisi
anak yang mengalami tuli berat, tidak pernah bisa belajar untuk bicara (karena dia
tidak pernah mendengar pembicaraan). Maka ketika anak tersebut berkomunikasi
dengan isyarat, dia sedang menggunakan bahasa. Dia dapat belajar membaca
dengan diam dan berkomunikasi dengan tulisan.
Demikian pula dengan ABK berat kemungkinan tidak mempunyai bahasa,
tetapi masih mampu mengungkapkan apa yang yang disukai dan tidak disenangi
dengan ekspresi wajah, gerakan atau suara. Dengan orang yang dikenali oleh dia,
seorang anak dapat menjadi mampu berkomunikasi secara efektif, meskipun bicara
dan bahasanya sangat terbatas. Keterbatasan kemampuan komunikasi tersebut
hendaklah di sikapi dengan cara meningkatkan keterampilan bahasa anak tersebut
agar menjadi mampu mengekspresikan dirinya sehingga dia dapat dipahami oleh
orang baru juga.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
22
Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Seorang anak
dapat mengutarakan keinginannya, anak memperoleh informasi.
Menurut Tarmansyah dalam Sardjono (2005 : 5) hakekat bahasa pada
prinsipnya meliputi kemampuan pengungkapan, pemahaman, ingatan serta sikap
moral dalam kaitannya dengan keterampilan berbahasa. Kemampuan berbahasa
meliputi kemampuan menangkap simbol, mengungkapkan kalimat, pemahaman
dan keterampilan dan keterampilan berbahasa baik pasif maupun aktif serta
penggunaan kata-kata yang terstruktur.
Pada tahapan perkembangan bahasa, stimulasi dari orang-orang sekitar anak
mempunyai peranan yang sangat penting. Dari orang-orang di sekitarnya anak
mulai mengidentifikasi bunyi dan perlahan anak menirukan. Proses tersebut
seringkali terhambat karena faktor dari diri anak maupun faktor lingkungan. Pada
anak berkebutuhan khusus dampak dari keterbatasan mereka dapat ditemukan juga
mempengaruhi perkembangan bahasa dan akhirnya mengarah pada hambatan atau
gangguan bahasa.
Secara umum gangguan bahasa dialami oleh anak dengan gangguan
pendengaran, berbagai kondisi kebutuhan khusus juga berdampak pada gangguan
bahasa mereka.
Menurut Sardjono (2005 : 280) Faktor-faktor yang dapat menghambat
perkembangan bahasa sesorang yaitu fokus belajar, perkembangan bahasa kadang
terhambat ketika anak belajar keterampilan-keterampilan misal: ketika anak belajar
berjalan, berdiri. Pada saat anak belajar keterampilan lain konsentrasi dan energi
untuk bahasa hanya sedikit. Faktor selanjutnya adalah rangsang lingkungan,
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
23
rangsangan lingkungan ini berupa respon dari orang-orang terdekat di sekitar anak.
Bila anak sering tidak diajak komunikasi maka anak tersebut tidak mengetahui
informasi apa yang terjadi.
Pengaruh biologis dan lingkungan termasuk faktor dalam perkembangan
bahasa anak berkebutuhan khusus. Pengaruh biologis, banyak para pakar bahasa
menyatakan bahwa cara anak-anak di seluruh dunia mempelajari bahasa memiliki
persamaan-persamaan yang menakjubkan terlepas dari perbedaan bahasa yang
mereka pelajari. Beberapa pakar menyimpulkan persamaan-persamaan tersebut
sebagai bukti kuat bahwa kemampuan berbahasa memiliki fondasi biologis.
B. Terapi Wicara di Taman Bermain Qaryah Tayyibah
1. Pengertian Terapi Wicara (Speech Therapy)
Menurut Sardjono (2005 : 143), Tinjauan secara etimologi terapi wicara
(speech therapy) mempunyai arti sebagai berikut :
a. Speech
Mempunyai beberapa arti:
1) Speech berarti cara berbicara (teh act of speking) atau berarti keterampilan dan
kesanggupan untuk menyatakan fikiran dan perasaan dengan bahasa lisan
maupun tertulis.
2) Speech dapat juga diartikan memberi ceramah tentang ilmu bahasa lisan.
3) Speech berarti pelajaran teori dan praktek tentang ilmu bahasa lisan.
4) Laurence Urdang dalam buku Sardjono (2005 : 144) Speech adalah
pengekspresian ide-ide serta fikiran dalam arti mengucapkan dengan jelas
bunyi-bunyi vokal atau suara.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
24
Dari bebearapa pengertian Speech tersebut di atas dapat disimpulkan antara
lain kemampuan bunyi-bunyi, perpaduan kata-kata yang dikombinasikan yang
mempunyai arti yang merupakan hasil penglihatan, pendengaran serta pengalaman.
a. Pengertian terapi (Therapy)
Terapi adalah pengobatan atau penyembuhan hal-hal atau masalah-masalah
dimana ada kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan. Dalam hal bicara
(speech), pengertian therapy dapat diartikan therapi atau penyembuhan.
b. Terapi wicara (Speech Therapy)
Telah dijelaskan pengertian speech dan therapy, kemudian akan
digabungkan pengertian speech dan therapy. Terapi wicara (speech therapy)
menurut Sardjono (2005 : 146) adalah penyembuhan hal-hal yang ada kekurangan
yang berhubungan dengan pengexpresian ide-ide atau fikiran, mengucapkan bunyi
atau suara yang mempunyai arti sebagai hasil penglihatan, pendengaran,
pengalaman melalui gerakan-gerakan mulut, bibir serta organ bicara lainnya yang
merupakan obyek belajar serta menarik perhatian.
Beberapa kepustakaan asing terapi wicara (Speech Therapy) dalam buku
Sardjono (2005 : 147) memberikan istilah speech pathology, speech corretion,
speech building yang semuanya itu mengandung arti sebagai suatu rangkaian usaha
yang diberikan kepada semua penderita gangguan bicara dan bahasa, sehingga
mereka mendapat kemampuan untuk bisa berkomunikasi secara wajar dan tidak
menimbulkan gangguan dalam kehidupannya.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
25
Terapi wicara (speech therapy) dimaksudkan sebagai suatu usaha perbaikan
pembicaraan terhadap mereka yang mengalami kelainan pembicaraan, dengan jalan
memberikan kebiasaan latihan percakapan yang baik.
“Menurut Williams Syndrome Association (2013 : 2),
Speech therapy can be used for, improving auditory comprehension
and processing, expressive output with regard to grammar, mean
lenght of utterance, sytanx, semantics, and praghmatics”.
Menurut Hapsari (2015 : 5) Terapi Wicara merupakan salah satu program
khusus yang digunakan bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara,
gagguan atau kesulitan bahasa dan bicara. Lingkup latihan dalam terapi wicara
meliputi, latihan otot volum, kerjasama antara otot volum dengan otot artikulasi,
latihan lidah bibir, latihan konsonan, latihan konsosnan, latihan perbaikan suara dan
irama.
2. Penerapan Terapi Wicara di Taman Bermain Qaryah Tayyibah
Penerapan terapi wicara untuk Anak yang memiliki berkebutuhan khusus,
dimana anak-anak tersebut memiliki gangguan bicara, gangguan pendengaran dan
lain sebagainya yang dapat membuat anak tersebut sulit dalam menerima informasi
dan menyampaikan informasi kepada orang lain.
Mengoptimalkan kemampuan atau perkembangan bahasa anak
berkebutuhan khusus bagi anak yang memiliki gangguan dalam bicara atau bahasa
dapat dilakukannya dengan menerapi yaitu terapi wicara, dimana anak
berkebutuhan khusus di tempatkan diruangan tersendiri yang tidak ramai dan
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
26
suasananya tenang, sehingga anak dan terapis fokus melalukan terapinya. Terapi
wicara dengan menggunakan media yang ada disekitar anak, bisa dengan
menggunakan media alam.
Menurut Sardjono (2005 : 148), tujuan dari terapi wicara (Speech Therapy)
adalah untuk membantu anak supaya dapat mengembangkan kemampuan
bahasanya secara baik dan dapat diterima oleh orang lain, membantu melancarkan
expresi jiwa, menanggapi fikiran, perasaan dan kemauan orang lain secara baik,
dapat berkomunikasi dengan lingkungan, memberi keyakinan kepada anak bahwa
bunyi atau suara yang diproduksi melalui alat bicaranya harus mempunyai makna.
Jadi tujuan yang ingin dicapai dalam terapi wicara adalah agar anak dapat
diajak bicara, dapat mengembangkan kemampuan bicara atau bahasanya secara
baik dengan lingkungan sekitar anak. Demikian juga supaya anak dapat
mengexpresikan perasaan serta kemauannya secara baik, dapat berkomunikasi
dengan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan.
Sarana dan prasaran terapi wicara, dalam pelaksanaan terapi wicara
diperlukan tenaga yang memerlukan persayaratan tertentu antara lain adalah
berpengalaman dalam bidang dasar-dasar ucapan fonem-fonem dan kesalahan-
kesalahan ucapan serta cara memperbaikinya. Kemudian sarana fisik yaitu, ruang
terapi dibuat agak longgar, tempat atau lokasi jauh dari jalan raya atau keramaian.
Adapun klasifikasi anak yang diberi terapi wicara (speech therapy) menurut
Sardjono (2005 : 155), Speech defect (kelainan bicara). Kelainan bicara adalah
ketidaksempurnaannya bunyi atau suara dalam kata, arti dan bagian dari kata-kata
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
27
tersebut, termasuk kesukaran-kesukaran yang luar biasa. Seperti halnya kekeliruan
atau kesalahan ucapan dan suara. Selanjutnya anak-anak yang mempunyai
kelaianan bicara menurut Isbani dalam buku Sardjono (2005 : 156) adalah Baby
speech, kurang pendengaran, articulation disorders, stuttering speech (bicaranya
gagap)
Bagi anak-anak yang mempunyai intelegensi terlalu rendah tidak ada
harapan baik untuk diberi therapy. Jika kemampuan bahasa anak sudah baik,
diharapkan dapat menyesuaikan mengikuti perkembangan bahasa lingkungannya
dengan baik pula. Penyesuaian hidup bermasyarakat dapat dikembangkan secara
baik.
Penerapaan terapi wicara dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus yang
ada di sekolah tersebut. Terapi dilakukan setiap hari pada saat pembelajaran
berlangsung. Setiap harinya, anak yang memiliki gangguan bicara atau bahasa anak
berkebutuhan khusus dibagi untuk melakukan terapi yaitu terdiri dari dua anak
untuk melakukan terapi dengan ruangan terpisah dari pembelajaran anak normal
lainnya.
Pada saat melakukan terapi anak dan guru duduk pada kursi yang sudah
disediakan di ruangan terapi tersebut yaitu tempat duduk yang khusus untuk terapi
dengan meja dan kursi yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Pada saat
melakukan terapi, anak tersebut diberikan terapi dengan menggunakan benda yang
ada disekitar anak, misalnya dengan bola, dengan kartu bergambar, dan masih
banyak lainnya yang bisa digunakan untuk terapi. Selain itu dengan menggunakan
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
28
baby oil untuk massage terapi anak di tempat yang sama, dengan massage dengan
baby oil pada tangan, kaki, dan massage pada sekitar mulut anak bertujuan untuk
melemaskaan otot-otot yang ada di tangan, di sekitar mulut, bisa juga massage pada
kaki anak agar fisik motorik kasarnya juga bisa berkembang walaupun tidak
langsung berkembang secara optimal.
C. Terapi Wicara Untuk Anak Dengan Gangguan Bicara
Berikut ini akan dibahas bagaimana Terapi Wicara ( Speech Therapy ) bagi
anak yang mengalami kelainan atau gangguan bicara.
Menurut Sardjono (2005 : 255) Pada penderita mentally handicap atau
mental subnormality kelainan mental atau mental di bawah normal terdapat
gangguan bicara dari keterlambatan atau macetnya presepsi sehingga semua aspek
sensoris tidak dapat diteruskan atau diterima dipusat otak (Higher function of the
brain), juga kelambatan kematangan susunan syaraf di otak.
Penderita mentally handicap mempunyai problem dalam penyesuaian
dirinya dengan lingkungannya. Gejala bicaranya terdapat kelainan artikulasi
(pembetukan ucapan), tidak dapat dimengerti orang lain, sukar menyesuaikan
bicaranya dengan situasi, kondisi dan lingkungannya.
“Terapi wicara ditekankan pada metode self dan parallel talk (bercakap diri
maupun paralel). Disamping language training dan ear training auditing training
(latihan bahasa dan latihan pendengaran)”.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
29
Pada penderita keterlambatan bicara, gejala bicaranya mengalami
keterlambatan dalam perkembangannya bila dibanding dengan perkembangan anak
normal yang sebayanya. Perkembangan bicara diakhiri pada umur 6 tahun dimana
bunyi bahasa (fonem) R harus sudah dapat diucapkan. Sedangkan perkembangan
bahasa pada umur 3 tahun dimana pada umur tersebut sudah dapat mengucapkan
kata-kata yang disusun dalam kalimat yang terdiri atas subyek, predikat, obyek.
Layanan terapi wicara ditekankan pada latihan-latihan bicara dari
penggunaan bunyi bahasa (fonem) yang sederhana diulang-ulang dan kalau sudah
dapat ditambah dan ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan.
Penderita dengan kelainan atau gangguan bicara gagap mengalami
kesukaran pada waktu memulai bicara. Pada waktu bicara penderita terdapat
pepanjangan bunyi bahasa (fonem) atau suku kata depan (repetition) disamping itu
terjadi pula gerak mulut berbicara tetapi tidak keluar suara (silent struggle).
Layanan terapi wicara dilakukan pada penderita stuttering dengan cara
shadowing technic yaitu menirukan ucapan therapist, menirukan suara bicara
dalam kaset.
Kelainan atau gangguan bicara artikulasi akibat kesalahan substisusi
(penggantian suku kata), omisi (penghilangan suku kata), distorsi (memutar
balikkan kata dan merubah bunyi suku kata), addisi ( penambahan bunyi atau suku
kata) maupun insertio (penyisipan bunyi suku kata). Kelainan atau gangguan bicara
artikulasi ini dialami oleh gangguan pendengaran.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
30
Kelainan artikulasi ini dialami amak gangguan pendengaran. Layanan terapi
wicara juga sama dengan anak kelainan pendengaran yaitu dengan latihan-latihan
bicara dari penggunaan bahasa (fonem) yang sederhana diulang-ulang.
Bila sesorang berbicara dengan berbeda suara bicara yang normal termasuk
kelainan suara (voices disorders) suara yang didengar mempunyai tiga sifat penting
menurut Sardjono (2005 : 48) yaitu :
a. Pitch (nada)
- Nada tinggi (high pitch)
Nada tinggi adalah bunyi yang frekuensinya lebih tinggi dari nada
patokannya
- Nada rendah (low pitch)
Nada rendah adalah bunyi yang frekuensinya lebih rendah dari nada
patokannya
b. Quality (warna suara atau timbre)
- Suara serak
Suatu gejala di mana terjadi perubahan pada suara yang menandakan adanya
masalah pada pita suara
c. Loundness (kekerasan = kuat lemahnya suara)
- Suara keras (hard voice)
Suara yang ketika berbicara menggunakan nada keras
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
31
- Suara lemah (soft voice)
Suara yang ketika berbicara menggunakan nada lemah lembut
Layanan terapi wicara dititikberatkan pada perbaikan fungsi dari pita suara
(vocal cord).
Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa terapi wicara dapat di
berikan kepada anak-anak dengan gangguan perkembangan yang tidak hanya
mempunyai gangguan bicara dan bahasa saja. Anak-anak yang mempunyai
perkembangan seperti Autis, ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder ),
Cerebal Palsy dan mereka yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
sehingga dapat diberikan terapi wicara.
Terapi wicara yang diterapkan dalam penelitian ini tidak hanya terbatas
pada terapi wicara saja tetapi anak-anak dengan satu jenis gangguan perkembangan
yaitu anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki gangguan perkembangan
bicara atau bahasa.
Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi dan mengembangkan aspek yang
bersumber dari buku Baihaqi ( 2008 : 8 ) yang mencakup kemampuan bicara atau
bahasa anak berkebutuhukan khusus. Adapun aspek yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
32
Tabel 2.1 Pedoman Observasi Perkembangan Bicara atau Bahasa
Anak Berkebutuhan Khusus
No Aspek Bicara Dan Bahasa
Anak
Hasil Pengamatan ( Deskripsi )
1 Kontak mata
2 Merespon panggilan
(dengan cara menoleh)
3 Mendengarkan dengan
seksama
4 Menyebutkan nama benda
yang diperlihatkan
5 Menjawab pertanyaan
sederhana (dimana, apa,
siapa)
D. Pedoman Penilaian Penerapan Terapi Wicara Anak Usia Dini
Menurut Sugiyono ( 2014 : 141 ) penyusunan instrumen dengan rating scale
harus mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternaif jawaban pada setiap
item instrumen. Penjabaran arti tersebut dalam penelitian ini dituangkan pada
interval jawaban dan pedoman penelitian. Menurut Wild and Mazis ( 1978 ) dalam
Friedman ( 1999 : 117 ) berikut ini adalah rating scale atau skala penilaian interval
jawaban yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu
1 = Poor
2 = Average
3 = Good
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
33
4 = Very Good
5 = Excellent
Adapun arti nilai dalam penelitian ini adalah :
1 = Poor (lemah)
2 = Average (sedang)
3 = Good ( baik)
4 = Very Good (sangat baik)
5 = Excellent (luar biasa)
Berdasarkan proses bimbingan, maka peneliti mengadopsi dan
mengembangkan skala penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan
beberapa pertimbangan.
1. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus belum berkembang
2. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus mulai muncul dengan
terbatas
3. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus anak perlu dimotivasi
4. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus cukup, sesui usia
5. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus baik, berjalan optimal
Sedangkan pedoman penilaian terapi wicara pada anak berkebutuhan
khusus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
34
Keterangan rubrik penilaian perkembangan bicara/ bahasa anak
1) Kontak mata
1. : Bila anak tidak pernah ada kontak mata sama sekali terhadap terapis
2. Bila anak kontak matanya dilakukan tidak menentu terhadap terapis
3. Bila anak kontak matanya dilakukan hanya kalau mau saja jika
menatap terapis
4. Bila anak tatapan matanya fokus terhadap terapis setiap saat
5. Bila anak kontak matanya dilakukan terus menerus menatap terapis
2) Merespon panggilan (dengan cara menoleh)
1. Bila anak tidak pernah merespon panggilan sama sekali dari terapis
2. Bila anak tidak merespon panggilan dilakukan tidak menentu
3. Bila anak merespon panggilan ketika dipanggil saja oleh terapis
4. Bila anak merespon panggilam dilakukan setiap saat dipanggil
5. Bila anak merespon panggilan dilakukan terus menerus saat dipanggil
3) Mendengarkan dengan seksama
1. Bila anak tidak mendengarkan sama sekali perintah terapis
2. Bila anak mendengarkan terapis dilakukannya tidak menentu
3. Bila anak mendengarkan dengan seksama kalau mau saja
4. Bila anak mendengarkan instruksi setiap saat
5. Bila anak mendengarkan dengan seksama dilakukan terus menerus
4) Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
1. Bila anak tidak pernah sama sekali menyebutkan nama benda yang
diperlihatkan
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018
-
35
2. Bila anak menyebutkan nama benda dilakukan tidak menentu
3. Bila anak menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
4. Bila anak menyebutkan nama benda setiap saat menyebutnya
5. Bila anak menyebutkan nama benda dilakukan secara terus menerus
5) Menjawab pertanyaan sederhana (dimana, apa, siapa)
1. Bila anak tidak pernah menjawab pertanyaan dari terapis
2. Bila anak menjawab pertanyaan dari terapis dilakukan tidak menentu
3. Bila anak menjawab pertanyaan jika anak mau menjawab
4. Bila anak menjawab pertanyaan dilakukan setiap saat
5. Bila anak menjawab pertanyaan dilakukan secara terus menerus.
Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018