BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Bahasa Anak ...repository.ump.ac.id/8866/3/IMELDA FRANSISCA_BAB...

30
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus 1. Perkembangan Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus Menurut Santrock (2007 : 353) Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi entah itu lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol- simbol. Bahasa terdiri dari dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat berserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya. Menurut Mar’at (2005 : 112) Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia ini segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya. Semua bahasa manusia memiliki beberapa karakteristik umum. Hal ini termasuk generativitas tak terbatas dan aturan-aturan organisasi. Generavitas tak terbatas adalah kemampuan menghasilkan sejumlah kalimat bermakna tanpa batas dengan menggunakan aturan-aturan dan kata-kata yang terbatas. Ketika kita berkata “aturan”, yang kita maksudkan adalah bahwa bahasa tersebut mampu memiliki makna. Menurut Santrock (2007 : 313) Sistem aturan bahasa, bahasa ditata dengan dan diorganisasikan dengan sangat baik. Organisasi tersebut melibatkan lima sistem aturan yaitu, fonologi, setiap bahasa dibentuk dari suara-suara dasar. Fonologi adalah sistem suara dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang digunakan dan bagaimana suara-suara tersebut dikombimasikan. Sebuah fonem adalah unit dasar dari dalam suatu bahasa. Fonem adalah unit terkecil dari suara yang mempengaruhi makna, contoh yang baik dari fonem dalam bahasa Inggris adalah /k/, yakni suara Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Bahasa Anak ...repository.ump.ac.id/8866/3/IMELDA FRANSISCA_BAB...

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kemampuan Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus

    1. Perkembangan Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus

    Menurut Santrock (2007 : 353) Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi

    entah itu lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-

    simbol. Bahasa terdiri dari dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat berserta

    aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya.

    Menurut Mar’at (2005 : 112) Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada

    manusia ini segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya. Semua bahasa

    manusia memiliki beberapa karakteristik umum. Hal ini termasuk generativitas tak

    terbatas dan aturan-aturan organisasi. Generavitas tak terbatas adalah kemampuan

    menghasilkan sejumlah kalimat bermakna tanpa batas dengan menggunakan

    aturan-aturan dan kata-kata yang terbatas. Ketika kita berkata “aturan”, yang kita

    maksudkan adalah bahwa bahasa tersebut mampu memiliki makna.

    Menurut Santrock (2007 : 313) Sistem aturan bahasa, bahasa ditata dengan

    dan diorganisasikan dengan sangat baik. Organisasi tersebut melibatkan lima sistem

    aturan yaitu, fonologi, setiap bahasa dibentuk dari suara-suara dasar. Fonologi

    adalah sistem suara dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang digunakan dan

    bagaimana suara-suara tersebut dikombimasikan. Sebuah fonem adalah unit dasar

    dari dalam suatu bahasa. Fonem adalah unit terkecil dari suara yang mempengaruhi

    makna, contoh yang baik dari fonem dalam bahasa Inggris adalah /k/, yakni suara

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 7

    yang dipresentasikan oleh huruf “k” di dalam kata “ski” dan huruf c dalam kata

    “cat”. Bunyi /k/ hanya berbeda sedikit dengan dua kata tersebut. Kemudian ada

    Morfologi, mengacu pada unit-unit makna yang membentuk formasi kata. Sintaksis

    meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga membetuk frasa-frasa dan

    kalimat yang dapat dimengerti. Jika seseorang berkata, “Bob slugged Tom” (Bob

    meninju Tom) atau “Bob was slugged by Tom” (Bob ditinju oleh Tom) kita dapat

    mengerti bahwa siapa yang meninju dan siapa yang ditinjju dalam kasus tersebut

    karena memiliki suatu pemahaman saintaksis dari tata bahasa kalimat-kalimat

    tersebut. Kemudian ada Semantik, mengacu pada makna kata dan kalimat. Setiap

    kata memiliki sekumpulan makna semantik penting terkait makna kata. Contohnya

    adalah Girl (Anak perempuan) dan Women (Wanita). Terkahir adalah Pragmatik,

    yaitu penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks yang berbeda,

    misalnya ketika mendapat giliran berbicara dalam suatu diskusi atau menggunakan

    pertanyaan untuk menyampaikan perintah (“mengapa bising sekali tempat ini” ),

    mendemontstrasikan pengetahuan pragmatik.

    Bahasa merupakan suatu urutan kata-kata, dan bahasa dapat digunakan

    untuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang

    berbeda. Menurut Havighurst dalam Mar’at (2005 : 112), kemampuan menguasai

    bahasa, dalam arti belajar membuat suara-suara yang berarti dan berhubungan

    dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara.

    Bahasa adalah salah satu cara cara yang utama untuk mengekspresikan

    pikiran, dan dalam bahasa seluruh perkembangan, pikiran selalu mendahului

    bahasa. Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa dapat

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 8

    mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang ada

    di lingkungan. Mengenalkan anak-anak pada pandangan-pandangan yang berbeda

    dan memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah satu dari berbagai

    perangkat yang terdapat sistem kognitif manusia.

    Ada dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa,

    yaitu:

    1) Semua fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau sosial. Anak-anak harus

    menggunakan bahasanya dan mengkomunikasikannya kepada orang lain.

    2) Anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa

    selama periode waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan berbicara

    secara eksternal ke internal langsung.

    Sejalan dengan perkembangan kognisinya, anak pada usia ini sering kali

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini mengapa begitu”. “ini apa itu

    apa”. Minat anak usia ini sangat luas dan mereka selalu ingin mengetahui segala

    sesuatu. Karena anak usia dini adalah di mana anak berada pada periode atau masa

    golden age, golden age adalah masa keemasan anak. Anak-anak ingin mengetahui

    segala sesuatu tentang apa yang anak lihat dan anak-anak mentransformasikannya

    ke dalam otaknya untuk diserap pengetahuan apa yang telah anak dapat.

    Pada usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran membentuk kata, mulai

    saling berhubungan. Anak sejak 2 tahun sudah banyak mendengar kata-kata atau

    memiliki kosa kata yang luas. Gangguan pendengaran dapat membuat kemampuan

    anak untuk mencocokkan suara dengan huruf menjadi terlambat.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 9

    Antara usia 4-5 tahun, anak sudah dapat menguasai kalimat yang terdiri dari

    empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan, seperti di

    bawah, di atas di dalam dan di samping. Anak lebih banyak menggunakan kata kerja

    daripada kata benda.

    Antara usia 5-6 tahun, kalimat anak sudah terdiri antara enam sampai

    delapan kata. Anak sudah dapat menjelaskan arti kata yang sederhana mengetahui

    lawan kata, menggunakan kata penghubung, dan kata depan.

    Pada masa akhir usia taman kanak-kanak umumnya sudah mampu berkata-

    kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat

    dimengerti.

    Berbicara berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Bila anak

    telah menguasai kata-kata, kalimat, mereka juga akan dapat berkomunikasi dengan

    baik.

    Kemampuan berbahasa merupakan aspek penting yang perlu dikuasai anak,

    tapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan bahasa. Ketidakmampuan

    anak berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan menangkap

    pembicaraan anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar akan

    menghambat perkembangan anak. Selain dari itu, masih ada anak yang masih

    belum mampu mengucapkan huruf-huruf r, atau lainnya membuat anak sulit

    berkomunikasi dengan anak lain.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 10

    Adanya hambatan pada perkembangan bahasa akan membuat anak merasa

    tidak diterima oleh teman-temannya, anak menjadi minder, tidak percaya diri dan

    tidak memiliki keberanian untuk berbuat.

    Menurut Pujaningsih (2010 : 50) Gangguan bahasa dilihat dari

    perkembangan bahasa, ditinjau dari tahapan perkembangan bahasa dapat dipahami

    dalam perkembangan tersebut kondisi anak berkebutuhan khusus yang terbatas

    dapat memicu hambatan maupun gangguan bahasa. Pemaparan berikut

    menjelaskan tentang gangguan ataupun hambatan bahasa yang dapat muncul pada

    anak berkebutuhan khusus yaitu:

    a. Perkembangan prelinguistik. Pada awal perkembangan bahasa anak dengan

    berkebutuhan khusus secara umum mencapai tahap echolalia seperti anak-

    anak pada umumnya. Namun setelah umur satu tahun mulai terjadi

    perbedaan sesuai dengan keterbatasan pada anak. Pada anak tunarungu,

    informasi dari luar tidak dapat ditangkap dengan jelas sehingga perolehan

    bahasa terhambat.

    b. Fonologis. Gangguan bahasa yang dapat terjadi dalam hal fonologi adalah

    gangguan artikulasi. Penyebab terjadinya gangguan artikulasi antaralain:

    kelainan pita suara, lidah tebal atau pendek (cedal) dan lain-lain.

    c. Morfologi, mencakup bagian-bagian dari suatu kata yang terdiri dari asal

    kata, awalan, akhiran, imbuhan. Anak dengan ketidak mampuan mengenali

    morfologi suatu kata sering dikenal dengan language disorder.

    d. Semantic, adalah pemahaman makna suatu kata. Gangguan berbahasa

    dalam hal semantik dapat dialami oleh anak gangguan anak autis.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 11

    e. Sintaksis meliputi frasa, klausa, dan kalimat. Fluency disorder yang

    meliputi stuttering (gagap) dan cluttering (terlalu cepat berbicara)

    f. Pragmatik. Pragmatik berkenaan dengan cara menggunakan bahasa dalam

    situasi sosial yang sesuai. Ketidak mampuan anak menggunakan bahasa

    sesuai konteks sering terjadi pada anak tunagrahita, dan tunarungu.

    Gangguan bahasa pada anak berkebutuhan khusus tidak dapat lepas dari

    dampak keterbatasan yang ada pada mereka. Ditinjau dari perkembangan bahasa

    seorang anak maka lebih mudah memahami hambatan maupun gangguan bahasa

    pada seorang anak.

    Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang sangat penting

    dalam kehidupan anak. Di samping itu bahasa adalah alat untuk menyampaikan

    pikiran dan perasaan kepada orang lain, selain itu juga berfungsi untuk memahami

    pikiran dan perasaan orang lain. Bahasa merupakan pintu gerbang ilmi

    pengetahuan, dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain.

    Anak usia dini mengalami perkembangan bahasa yang berbeda-beda, tidak

    semuanya mengalami perkembangan bahasa yang lancar. Ada yang mengalami

    hambatan berbicara, karena setiap umur berbeda perkembangan bahasanya dilihat

    dari stimulus yang diberikan kepada anak-anak.

    2. Anak Berkebutuhan Khusus

    Masalah kelainan pertumbuhan yang terjadi di dalam diri anak-anak, yang

    perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, keterlambatan atau memiliki

    faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 12

    penanganan atau intervensi khusus dan kelompok inilah yang kemudian dikenal

    sebagai anak berkebutuhan khusus.

    Menurut James, Lynch, Astati dalam Santoso (2012 : 1) anak yang termasuk

    kategori berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa (anak berkekurangan atau

    anak berkemampuan luar biasa), berkebutuhan khusus mungkin disebabkan

    kelainan secara bawaan atau dimiliki kemudian yang disebabkan masalah ekonomi,

    sosial emosi, dan bencana alam. Anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi

    delapan kategori, yaitu autis, retardasi mental, gangguan emosi, gangguan

    komunikasi (bahasa dan pengucapan), tunarungu (gangguan pendengaran),

    tunanetra (gangguan penglihatan), tunadaksa (gangguan fisik atau gangguan

    kesehatan lainnya), tunaganda (memiliki lebih dari satu gangguan atau ketunaan

    yang cukup berat).

    Menurut Santoso (2012 : 2) Konsep Anak Berkebutuhan Khusus

    (chilearningd disorderren with special needs) memiliki makna dan spektrum yang

    lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa (exceptional chilearningd

    disorderren). Anak berkebutuhan khusus mencakup anak yang memiliki kebutuhan

    khusus yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu (anak penyandang

    cacat) dan Anak Berkebutuhan Khusus yang bersifat temporer.

    Adapun karakter perkembangan dari masing-masing hambatan

    perkembangan pada anak berkebutuhan khusus tersebut meliputi:

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 13

    a. Autisme

    Menurut Hapsari (2015 : 3) Autis adalah salah satu gangguan

    perkembangan dengan penyebab multifaktor, meliputi faktor genetik dan

    lingkungan. Salah satu penyebabnya adalah berbagai kondisi yang mempengaruhi

    dan mengganggu proses perkembangan otak, baik itu sebelum, selama, maupun

    setelah proses kelahiran bayi.

    Dari beberapa bentuk hambatan yang terjadi pada anak berkebutuhan

    khusus, diantaranya yang tidak asing lagi adalah autism. Aautis adalah suatu

    kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita yang membuat

    dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal

    selain itu juga mengalami kesulitan untuk memahami bahwa sesuatu dapat dilihat

    dari sudut pandang orang lain. Akibatnya anak-anak tersebut terisolasi dari manusia

    lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktifitas dan minat yang obsesif serta sulit

    mengembangkan kemampuan berinteraksi dan bergaul. Menurut Yuwono (2009 :

    2) autistik merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi beberapa

    aspek bagaimana anak melihat dunia dan bagaimana belajar melalui

    pengalamannya. Anak-anak dengan gangguan autistik biasanya kurang dapat

    merasakan kontak sosial. Mereka cenderung menyendiri dan menghindari kontak

    dengan orang. Orang dianggap sebagai objek (benda) bukan sebagai subjek yang

    dapat berinteraksi dan berkomunikasi.

    Menurut Delphie (2009 : 2) anak autistik merupakan anak dengan

    rendahnya perkembangan atau developmental disorder. Kelainan sangat

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 14

    mempengaruhi diri anak dalam berbagai aspek lingkungan kehidupan dan

    pengalaman-pengalamannya.

    Anak penyandang Autisme memiliki kecerdasan yang bervarisi, bahkan

    sebagian besar mengalami keterbelakangan mental. Oleh karena itu, sebelum terapi

    bahasa harus mengetahui kemampuan menguasai materi pelajaran dan mengelola

    perilaku autisme yang mengganggu dan perilaku autismenya.

    Permasalahan yang dimiliki anak-anak penyandang autisme saat

    mempelajari kata-kata sederhana yaitu begitu banyak kalimat mereka yang

    memiliki ciri ekolali (membeo atau mengulang kata), penggunaan bahasa mereka

    sering tidak ada kreativitas dan daya cipta, dan membatasi diri pada pengulangan

    kalimat yang telah diucapkan orang lain. Tetapi, bahasa harus menjadi bagian anak

    penyandang autisme agar bisa berinteraksi sosial. Oleh karena itu, masalah

    pemaknaan dan pemahaman tentang benda-benda, kejadian, dan orang lain harus

    dihadirkan terlebih dahulu pada anak penyandang autisme dari pada sesuatu yang

    abstrak karena sangat sulit dipahami.

    b. Tunagrahita (Mental retardation)

    Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki intelegensi yang signifikan

    berada dibawah rata - rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi

    perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Karakteristik anak dengan

    hendaya perkembangan atau Tunagrahita, meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a) Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak-

    anak yang tidak menyandang tunagrahita.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 15

    b) Selalu bersifat eksternal lokus of control sehingga mudah sekali melakukan

    kesalahan (Expectancy for filure).

    c) Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi

    kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness).

    d) Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.

    e) Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social

    behavioral).

    f) Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.

    g) Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.

    h) Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.

    i) Kurang mampu untuk berkomunikasi.

    j) Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.

    k) Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya gejalagejala depresif.

    Anak tunagrahita dalam memperoleh keterampilan berbahasa pada

    dasarnya sama seperti anak normal, kebanyakan anak tunagrahita tidak dapat

    mencapai keterampilan bahasa sempurna. Perkembangan bahasa anak tunagrahita

    sangat terlambat dibandingkan anak normal, anak tunagrahita mengalami kesulitan

    tertentu dalam menguasai gramtikal, bahasa tunagrahita bersifat konkrit, anak

    tunagrahita tidak dapat menggunakan kalimat majemuk. Ia akan banyak

    menggunakan kalimat tunggal.

    Anak tunagrahita cenderung mengalami kesulitan dalam keterampilan

    berbahasa meliputi morfologi, sintaksis, dan semantic. Dalam semantic mereka

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 16

    cenderung kesulitan dalam menggunakan kata benda, sinonim, penggunaan kata

    sifat, dan dalam pengelompokkan hubungan antara obyek dalam ruang, dan waktu.

    c. Hyperactive (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder)

    ADHD adalah istilah populer, kependekan dari attention deficit

    hyperactivity disorder; (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity

    = hiperaktif, dan Disorder = gangguan), atau dalam bahasa Indonesia, ADHD

    berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Istilah ini merupakan

    istilah yang sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula

    diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi. Istilah ini memberikan

    gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional

    mencakup disfungsi otak dimana individu mengalami kesulitan dalam

    mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung tentang

    perhatian mereka. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan

    berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-

    kesulitan lain yang kait mengait. Jadi, jika didefinisikan secara umum ADHD

    menjelaskan kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau

    gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang dapat menyebabkan

    ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka , menurut Baihaqi, (2008

    : 2).

    Perkembangan bahasa anak ADHD bisa dilihat pada saat anak ADHD

    berbicara dengan orang lain, yaitu menggunakan kata-kata yang tidak beraturan dan

    tidak memiliki makna bagi orang lain. Anak ADHD menggunakan kalimat yang

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 17

    masih terbalik pada saat berbicara, karenanya anak ADHD kesulitan dalam

    mengungkapkan apa yang diinginkannya kepada orang lain.

    d. Tunarungu

    Menurut Hidayat DKK (2006 : 4) yang dimaksud tunarungu merupakan

    hambatan pendengaran yang dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu ‘tuli

    berat (deaf), dan ‘masih ada sisa pendengaran’ (hard of hearing). Mereka yang

    mempunyai kesulitan pendengaran pada 70 dB (decibel) atau lebih disebut tuli

    (deaf). Kondisi ketulian ini akan mempengaruhi pemahaman pada orang yang

    bicaranya lembut (kurang keras suaranya), meskipun mereka telah menggunakan

    hearing aid (alat bantu dengar). Sedangkan iindividu yang mempunyai sisa

    pendengaran (hard of hearing) biasanya mengalami kesulitan pendengaran antara

    35-69 dB, artinya mereka masih dapat memahami pembicaraan orang lain.

    Menurut Hapsari (2015 : 3) Tuna Rungu adalah istilah yang dipergunakan

    bagi seseorang yang memiliki hambatan, gangguan, atau kelainan pada indera

    pendengaran atau telinga.

    Anak dengan masalah pendengaran pada umumnya mengalami hambatan-

    hambatan pekembangan sebagai berikut:

    1) Perkembangan bahasa dan komunikasi

    Manusia berkomunikasi dengan mimik muka, sentuhan, gerak badan,

    mendengar dan bertutur kata. Kehilangan pendengaran menghalangi perkembangan

    komunikasi dan bertutur kata, dengan kata lain anak - anak yang mengalami

    masalah pendengaran kemungkinan besar perkembangannya akan terhambat dalam

    bahasa dan komunikasi.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 18

    Ciri-ciri umum hambatan bahasa dan komunikasi antara lain:

    a) Kurang memperhatikan saat guru memberikan pelajaran.

    b) Selalu memiringkan kepalanya, sebagai upaya untuk berganti posisi telinga

    terhadap sumber bunyi, seringkali ia meminta pengulangan penjelasan guru.

    c) Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.

    d) Keengganan untuk berpartisipasi secara oral, mereka kesulitan untuk

    berpartisipasi secara oral dan kemungkinan karena hambatan pendengarannya.

    e) Adanya ketergantungan terhadap petunjuk atau intruksi saat dikelas.

    f) Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara.

    g) Perkembangan intelektual peserta didik tunarungu wicara terganggu.

    h) Mempunyai kemampuan akademik yang rendah khususnya dalam membaca.

    Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak tunarungu, anak

    tunarungu pertamakali memperoleh bahasa melalui mendengar yaitu dengan

    pengalaman yang didapat anak. Masa pemerolehan bahasa anak tunarungu tidak

    dapat dilalui seperti halnya anak yang bisa mendengar. Jadi, anak tunarungu

    memperoleh bahasanya lebih difokuskan melalui fungsi penglihatannya.

    Kemampuan penglihatannya sudah mulai berperan dalam mengembangkan bahasa

    yaitu melalui kemampuan membaca dan menulis dengan bahasa reseptif visual

    (bahasa yang khusus untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran atau

    tunarungu).

    Tingkat kesulitan yang terdapat dalam masing-masing karakteristik

    perkembangan ABK tersebut menciptakan pola yang berbeda baik dalam

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 19

    peningkatan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik, yang kesemuanya

    bersandar penuh pada model komunikasi yang harus ditawarkan bagi mereka.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa menggunakan tiga istilah yang berbeda bagi

    penyandang kelainan, yaitu; impairment, disability, dan handicap. Impairment

    adalah kehilangan atau ketidaknormalan fungsi-fungsi fisik, psikologis, atau

    anatomis, misalnya: gangguan penglihatan, ketidakmampuan berpikir, amputasi

    kaki dan sebagainya. Disability adalah ketidakmampuan atau keterbatasan aktivitas

    orang yang normal, misalnya tidak dapat berjalan dengan seimbang, tidak mampu

    melihat tulisan dari jarak yang normal, dan sebagainya. Sedangkan Handicap

    merupakan hambatan yang dialami seseorang sebagai akibat impairment atau

    disability.

    Menurut ilmu kedokteran anak berkebutuhan khusus dinyatakan

    mempunyai kelainan fisik atau mental yang karenanya merupakan rintanagan atau

    hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layaknya.

    Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang tingkat perkembangannya

    menyimpang dari tingkat perkembangan anak sebayanya dalam aspek fisik, mental,

    atau sosial dan emosional, serta karena penyimpangan itu sulit mendapat layanan

    yang sesuai dengan kebutuhan khasnya dalam sistem pendidikan yang

    konvensional.

    Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus dalam buku Hidayat Dkk (2006 : 10)

    yaitu ada tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan

    berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian. Tunarungu adalah anak yang

    mengalami kehialangan kemampuan pendengaran menyeluruh atau sebagian.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 20

    Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlamabatan dalam

    perkembangan mental disertai ketidakmampuan untuk belajar dan untuk

    menyesuaikan diri. Tunadaksa adalah anak yang memiliki kelainan yang menetap

    pada gerak (tulang, otot, dan sendi). Tunalaras adalah anak yang mengalami

    kesulitan dalam penyesuaian diri atau bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-

    norma yang berlaku dalam masyarakat pada umumnya. Anak berbakat adalah anak

    yang memiliki kemampuan unggul dan menunjukkan prestasi jauh lebih tinggi

    dibandingkan dengan anak yang lainnya yang seusianya. Anak kesulitan belajar

    adalah anak yang meraih prestasi belajar lebih rendah dari kemampuan

    kecerdasannya, terutama dalam bidang membaca, menulis, dan berhitung. Anak

    autisme adalah anak yang mengalami hambatan dalam proses interaksi sosial,

    komunikasi, perilaku, dan bahasa. Anak gangguan konsentrasi dan perhatian atau

    biasa disebut ADD/H (Attention Deficit Disorder/ Hyperactivity) adalah anak tidak

    mampu memusatkan perhatian pada objek, tugas atau informasi yang dilihat dan

    didengar.

    3. Faktor Perkembangan Bahasa Pada Anak Berkebutuhan Khusus

    Menurut Hurlock (1978 : 176) bicara adalah bentuk bahasa yang

    menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan

    maksud. Hasilnya adalah mereka dapat dengan mudah mengenali dan memahami

    kata dan kalimat. Bicara lebih sulit bagi orang yang tuli atau yang mengalami

    Cerebral Palsy (CP). Beberapa anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk belajar

    bicara dengan jelas. Sedikit anak-anak yang mempunyai masalah khusus dengan

    bicara, tanpa disertai beberapa hambatan lainnya, mungkin mereka tidak

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 21

    didiagnosis tuli atau mempunyai masalah dengan persepsi bunyi atau keterampilan

    imitasi. Jadi bahasa adalah sistem komunikasi yang mencakup perbendaharaan kata

    dan tata bahasa

    Beberapa anak bisa berbicara, tetapi tidak terampil berbahasa, contohnya,

    anak-anak yang dapat mengulang beberapa kata yang diucapkan kepadanya dengan

    sempurna, bahkan kata yang panjang seperti : pesawat terbang, tetapi dia tidak

    mengetahui apa arti dari kata itu, jadi ini bukan komunikasi. Mungkin anak hanya

    mampu membentuk komunikasi melalui tersenyum atau menangis, seperti

    komunikasi dari seorang bayi. Di sisi lain, ada juga anak yang memiliki

    kemampuan berbahasa tetapi tidak bisa berbicara. Hal ini dapat dilihat pada kondisi

    anak yang mengalami tuli berat, tidak pernah bisa belajar untuk bicara (karena dia

    tidak pernah mendengar pembicaraan). Maka ketika anak tersebut berkomunikasi

    dengan isyarat, dia sedang menggunakan bahasa. Dia dapat belajar membaca

    dengan diam dan berkomunikasi dengan tulisan.

    Demikian pula dengan ABK berat kemungkinan tidak mempunyai bahasa,

    tetapi masih mampu mengungkapkan apa yang yang disukai dan tidak disenangi

    dengan ekspresi wajah, gerakan atau suara. Dengan orang yang dikenali oleh dia,

    seorang anak dapat menjadi mampu berkomunikasi secara efektif, meskipun bicara

    dan bahasanya sangat terbatas. Keterbatasan kemampuan komunikasi tersebut

    hendaklah di sikapi dengan cara meningkatkan keterampilan bahasa anak tersebut

    agar menjadi mampu mengekspresikan dirinya sehingga dia dapat dipahami oleh

    orang baru juga.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 22

    Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Seorang anak

    dapat mengutarakan keinginannya, anak memperoleh informasi.

    Menurut Tarmansyah dalam Sardjono (2005 : 5) hakekat bahasa pada

    prinsipnya meliputi kemampuan pengungkapan, pemahaman, ingatan serta sikap

    moral dalam kaitannya dengan keterampilan berbahasa. Kemampuan berbahasa

    meliputi kemampuan menangkap simbol, mengungkapkan kalimat, pemahaman

    dan keterampilan dan keterampilan berbahasa baik pasif maupun aktif serta

    penggunaan kata-kata yang terstruktur.

    Pada tahapan perkembangan bahasa, stimulasi dari orang-orang sekitar anak

    mempunyai peranan yang sangat penting. Dari orang-orang di sekitarnya anak

    mulai mengidentifikasi bunyi dan perlahan anak menirukan. Proses tersebut

    seringkali terhambat karena faktor dari diri anak maupun faktor lingkungan. Pada

    anak berkebutuhan khusus dampak dari keterbatasan mereka dapat ditemukan juga

    mempengaruhi perkembangan bahasa dan akhirnya mengarah pada hambatan atau

    gangguan bahasa.

    Secara umum gangguan bahasa dialami oleh anak dengan gangguan

    pendengaran, berbagai kondisi kebutuhan khusus juga berdampak pada gangguan

    bahasa mereka.

    Menurut Sardjono (2005 : 280) Faktor-faktor yang dapat menghambat

    perkembangan bahasa sesorang yaitu fokus belajar, perkembangan bahasa kadang

    terhambat ketika anak belajar keterampilan-keterampilan misal: ketika anak belajar

    berjalan, berdiri. Pada saat anak belajar keterampilan lain konsentrasi dan energi

    untuk bahasa hanya sedikit. Faktor selanjutnya adalah rangsang lingkungan,

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 23

    rangsangan lingkungan ini berupa respon dari orang-orang terdekat di sekitar anak.

    Bila anak sering tidak diajak komunikasi maka anak tersebut tidak mengetahui

    informasi apa yang terjadi.

    Pengaruh biologis dan lingkungan termasuk faktor dalam perkembangan

    bahasa anak berkebutuhan khusus. Pengaruh biologis, banyak para pakar bahasa

    menyatakan bahwa cara anak-anak di seluruh dunia mempelajari bahasa memiliki

    persamaan-persamaan yang menakjubkan terlepas dari perbedaan bahasa yang

    mereka pelajari. Beberapa pakar menyimpulkan persamaan-persamaan tersebut

    sebagai bukti kuat bahwa kemampuan berbahasa memiliki fondasi biologis.

    B. Terapi Wicara di Taman Bermain Qaryah Tayyibah

    1. Pengertian Terapi Wicara (Speech Therapy)

    Menurut Sardjono (2005 : 143), Tinjauan secara etimologi terapi wicara

    (speech therapy) mempunyai arti sebagai berikut :

    a. Speech

    Mempunyai beberapa arti:

    1) Speech berarti cara berbicara (teh act of speking) atau berarti keterampilan dan

    kesanggupan untuk menyatakan fikiran dan perasaan dengan bahasa lisan

    maupun tertulis.

    2) Speech dapat juga diartikan memberi ceramah tentang ilmu bahasa lisan.

    3) Speech berarti pelajaran teori dan praktek tentang ilmu bahasa lisan.

    4) Laurence Urdang dalam buku Sardjono (2005 : 144) Speech adalah

    pengekspresian ide-ide serta fikiran dalam arti mengucapkan dengan jelas

    bunyi-bunyi vokal atau suara.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 24

    Dari bebearapa pengertian Speech tersebut di atas dapat disimpulkan antara

    lain kemampuan bunyi-bunyi, perpaduan kata-kata yang dikombinasikan yang

    mempunyai arti yang merupakan hasil penglihatan, pendengaran serta pengalaman.

    a. Pengertian terapi (Therapy)

    Terapi adalah pengobatan atau penyembuhan hal-hal atau masalah-masalah

    dimana ada kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan. Dalam hal bicara

    (speech), pengertian therapy dapat diartikan therapi atau penyembuhan.

    b. Terapi wicara (Speech Therapy)

    Telah dijelaskan pengertian speech dan therapy, kemudian akan

    digabungkan pengertian speech dan therapy. Terapi wicara (speech therapy)

    menurut Sardjono (2005 : 146) adalah penyembuhan hal-hal yang ada kekurangan

    yang berhubungan dengan pengexpresian ide-ide atau fikiran, mengucapkan bunyi

    atau suara yang mempunyai arti sebagai hasil penglihatan, pendengaran,

    pengalaman melalui gerakan-gerakan mulut, bibir serta organ bicara lainnya yang

    merupakan obyek belajar serta menarik perhatian.

    Beberapa kepustakaan asing terapi wicara (Speech Therapy) dalam buku

    Sardjono (2005 : 147) memberikan istilah speech pathology, speech corretion,

    speech building yang semuanya itu mengandung arti sebagai suatu rangkaian usaha

    yang diberikan kepada semua penderita gangguan bicara dan bahasa, sehingga

    mereka mendapat kemampuan untuk bisa berkomunikasi secara wajar dan tidak

    menimbulkan gangguan dalam kehidupannya.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 25

    Terapi wicara (speech therapy) dimaksudkan sebagai suatu usaha perbaikan

    pembicaraan terhadap mereka yang mengalami kelainan pembicaraan, dengan jalan

    memberikan kebiasaan latihan percakapan yang baik.

    “Menurut Williams Syndrome Association (2013 : 2),

    Speech therapy can be used for, improving auditory comprehension

    and processing, expressive output with regard to grammar, mean

    lenght of utterance, sytanx, semantics, and praghmatics”.

    Menurut Hapsari (2015 : 5) Terapi Wicara merupakan salah satu program

    khusus yang digunakan bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara,

    gagguan atau kesulitan bahasa dan bicara. Lingkup latihan dalam terapi wicara

    meliputi, latihan otot volum, kerjasama antara otot volum dengan otot artikulasi,

    latihan lidah bibir, latihan konsonan, latihan konsosnan, latihan perbaikan suara dan

    irama.

    2. Penerapan Terapi Wicara di Taman Bermain Qaryah Tayyibah

    Penerapan terapi wicara untuk Anak yang memiliki berkebutuhan khusus,

    dimana anak-anak tersebut memiliki gangguan bicara, gangguan pendengaran dan

    lain sebagainya yang dapat membuat anak tersebut sulit dalam menerima informasi

    dan menyampaikan informasi kepada orang lain.

    Mengoptimalkan kemampuan atau perkembangan bahasa anak

    berkebutuhan khusus bagi anak yang memiliki gangguan dalam bicara atau bahasa

    dapat dilakukannya dengan menerapi yaitu terapi wicara, dimana anak

    berkebutuhan khusus di tempatkan diruangan tersendiri yang tidak ramai dan

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 26

    suasananya tenang, sehingga anak dan terapis fokus melalukan terapinya. Terapi

    wicara dengan menggunakan media yang ada disekitar anak, bisa dengan

    menggunakan media alam.

    Menurut Sardjono (2005 : 148), tujuan dari terapi wicara (Speech Therapy)

    adalah untuk membantu anak supaya dapat mengembangkan kemampuan

    bahasanya secara baik dan dapat diterima oleh orang lain, membantu melancarkan

    expresi jiwa, menanggapi fikiran, perasaan dan kemauan orang lain secara baik,

    dapat berkomunikasi dengan lingkungan, memberi keyakinan kepada anak bahwa

    bunyi atau suara yang diproduksi melalui alat bicaranya harus mempunyai makna.

    Jadi tujuan yang ingin dicapai dalam terapi wicara adalah agar anak dapat

    diajak bicara, dapat mengembangkan kemampuan bicara atau bahasanya secara

    baik dengan lingkungan sekitar anak. Demikian juga supaya anak dapat

    mengexpresikan perasaan serta kemauannya secara baik, dapat berkomunikasi

    dengan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan.

    Sarana dan prasaran terapi wicara, dalam pelaksanaan terapi wicara

    diperlukan tenaga yang memerlukan persayaratan tertentu antara lain adalah

    berpengalaman dalam bidang dasar-dasar ucapan fonem-fonem dan kesalahan-

    kesalahan ucapan serta cara memperbaikinya. Kemudian sarana fisik yaitu, ruang

    terapi dibuat agak longgar, tempat atau lokasi jauh dari jalan raya atau keramaian.

    Adapun klasifikasi anak yang diberi terapi wicara (speech therapy) menurut

    Sardjono (2005 : 155), Speech defect (kelainan bicara). Kelainan bicara adalah

    ketidaksempurnaannya bunyi atau suara dalam kata, arti dan bagian dari kata-kata

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 27

    tersebut, termasuk kesukaran-kesukaran yang luar biasa. Seperti halnya kekeliruan

    atau kesalahan ucapan dan suara. Selanjutnya anak-anak yang mempunyai

    kelaianan bicara menurut Isbani dalam buku Sardjono (2005 : 156) adalah Baby

    speech, kurang pendengaran, articulation disorders, stuttering speech (bicaranya

    gagap)

    Bagi anak-anak yang mempunyai intelegensi terlalu rendah tidak ada

    harapan baik untuk diberi therapy. Jika kemampuan bahasa anak sudah baik,

    diharapkan dapat menyesuaikan mengikuti perkembangan bahasa lingkungannya

    dengan baik pula. Penyesuaian hidup bermasyarakat dapat dikembangkan secara

    baik.

    Penerapaan terapi wicara dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus yang

    ada di sekolah tersebut. Terapi dilakukan setiap hari pada saat pembelajaran

    berlangsung. Setiap harinya, anak yang memiliki gangguan bicara atau bahasa anak

    berkebutuhan khusus dibagi untuk melakukan terapi yaitu terdiri dari dua anak

    untuk melakukan terapi dengan ruangan terpisah dari pembelajaran anak normal

    lainnya.

    Pada saat melakukan terapi anak dan guru duduk pada kursi yang sudah

    disediakan di ruangan terapi tersebut yaitu tempat duduk yang khusus untuk terapi

    dengan meja dan kursi yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Pada saat

    melakukan terapi, anak tersebut diberikan terapi dengan menggunakan benda yang

    ada disekitar anak, misalnya dengan bola, dengan kartu bergambar, dan masih

    banyak lainnya yang bisa digunakan untuk terapi. Selain itu dengan menggunakan

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 28

    baby oil untuk massage terapi anak di tempat yang sama, dengan massage dengan

    baby oil pada tangan, kaki, dan massage pada sekitar mulut anak bertujuan untuk

    melemaskaan otot-otot yang ada di tangan, di sekitar mulut, bisa juga massage pada

    kaki anak agar fisik motorik kasarnya juga bisa berkembang walaupun tidak

    langsung berkembang secara optimal.

    C. Terapi Wicara Untuk Anak Dengan Gangguan Bicara

    Berikut ini akan dibahas bagaimana Terapi Wicara ( Speech Therapy ) bagi

    anak yang mengalami kelainan atau gangguan bicara.

    Menurut Sardjono (2005 : 255) Pada penderita mentally handicap atau

    mental subnormality kelainan mental atau mental di bawah normal terdapat

    gangguan bicara dari keterlambatan atau macetnya presepsi sehingga semua aspek

    sensoris tidak dapat diteruskan atau diterima dipusat otak (Higher function of the

    brain), juga kelambatan kematangan susunan syaraf di otak.

    Penderita mentally handicap mempunyai problem dalam penyesuaian

    dirinya dengan lingkungannya. Gejala bicaranya terdapat kelainan artikulasi

    (pembetukan ucapan), tidak dapat dimengerti orang lain, sukar menyesuaikan

    bicaranya dengan situasi, kondisi dan lingkungannya.

    “Terapi wicara ditekankan pada metode self dan parallel talk (bercakap diri

    maupun paralel). Disamping language training dan ear training auditing training

    (latihan bahasa dan latihan pendengaran)”.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 29

    Pada penderita keterlambatan bicara, gejala bicaranya mengalami

    keterlambatan dalam perkembangannya bila dibanding dengan perkembangan anak

    normal yang sebayanya. Perkembangan bicara diakhiri pada umur 6 tahun dimana

    bunyi bahasa (fonem) R harus sudah dapat diucapkan. Sedangkan perkembangan

    bahasa pada umur 3 tahun dimana pada umur tersebut sudah dapat mengucapkan

    kata-kata yang disusun dalam kalimat yang terdiri atas subyek, predikat, obyek.

    Layanan terapi wicara ditekankan pada latihan-latihan bicara dari

    penggunaan bunyi bahasa (fonem) yang sederhana diulang-ulang dan kalau sudah

    dapat ditambah dan ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan.

    Penderita dengan kelainan atau gangguan bicara gagap mengalami

    kesukaran pada waktu memulai bicara. Pada waktu bicara penderita terdapat

    pepanjangan bunyi bahasa (fonem) atau suku kata depan (repetition) disamping itu

    terjadi pula gerak mulut berbicara tetapi tidak keluar suara (silent struggle).

    Layanan terapi wicara dilakukan pada penderita stuttering dengan cara

    shadowing technic yaitu menirukan ucapan therapist, menirukan suara bicara

    dalam kaset.

    Kelainan atau gangguan bicara artikulasi akibat kesalahan substisusi

    (penggantian suku kata), omisi (penghilangan suku kata), distorsi (memutar

    balikkan kata dan merubah bunyi suku kata), addisi ( penambahan bunyi atau suku

    kata) maupun insertio (penyisipan bunyi suku kata). Kelainan atau gangguan bicara

    artikulasi ini dialami oleh gangguan pendengaran.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 30

    Kelainan artikulasi ini dialami amak gangguan pendengaran. Layanan terapi

    wicara juga sama dengan anak kelainan pendengaran yaitu dengan latihan-latihan

    bicara dari penggunaan bahasa (fonem) yang sederhana diulang-ulang.

    Bila sesorang berbicara dengan berbeda suara bicara yang normal termasuk

    kelainan suara (voices disorders) suara yang didengar mempunyai tiga sifat penting

    menurut Sardjono (2005 : 48) yaitu :

    a. Pitch (nada)

    - Nada tinggi (high pitch)

    Nada tinggi adalah bunyi yang frekuensinya lebih tinggi dari nada

    patokannya

    - Nada rendah (low pitch)

    Nada rendah adalah bunyi yang frekuensinya lebih rendah dari nada

    patokannya

    b. Quality (warna suara atau timbre)

    - Suara serak

    Suatu gejala di mana terjadi perubahan pada suara yang menandakan adanya

    masalah pada pita suara

    c. Loundness (kekerasan = kuat lemahnya suara)

    - Suara keras (hard voice)

    Suara yang ketika berbicara menggunakan nada keras

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 31

    - Suara lemah (soft voice)

    Suara yang ketika berbicara menggunakan nada lemah lembut

    Layanan terapi wicara dititikberatkan pada perbaikan fungsi dari pita suara

    (vocal cord).

    Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa terapi wicara dapat di

    berikan kepada anak-anak dengan gangguan perkembangan yang tidak hanya

    mempunyai gangguan bicara dan bahasa saja. Anak-anak yang mempunyai

    perkembangan seperti Autis, ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder ),

    Cerebal Palsy dan mereka yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi

    sehingga dapat diberikan terapi wicara.

    Terapi wicara yang diterapkan dalam penelitian ini tidak hanya terbatas

    pada terapi wicara saja tetapi anak-anak dengan satu jenis gangguan perkembangan

    yaitu anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki gangguan perkembangan

    bicara atau bahasa.

    Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi dan mengembangkan aspek yang

    bersumber dari buku Baihaqi ( 2008 : 8 ) yang mencakup kemampuan bicara atau

    bahasa anak berkebutuhukan khusus. Adapun aspek yang digunakan dalam

    penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 32

    Tabel 2.1 Pedoman Observasi Perkembangan Bicara atau Bahasa

    Anak Berkebutuhan Khusus

    No Aspek Bicara Dan Bahasa

    Anak

    Hasil Pengamatan ( Deskripsi )

    1 Kontak mata

    2 Merespon panggilan

    (dengan cara menoleh)

    3 Mendengarkan dengan

    seksama

    4 Menyebutkan nama benda

    yang diperlihatkan

    5 Menjawab pertanyaan

    sederhana (dimana, apa,

    siapa)

    D. Pedoman Penilaian Penerapan Terapi Wicara Anak Usia Dini

    Menurut Sugiyono ( 2014 : 141 ) penyusunan instrumen dengan rating scale

    harus mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternaif jawaban pada setiap

    item instrumen. Penjabaran arti tersebut dalam penelitian ini dituangkan pada

    interval jawaban dan pedoman penelitian. Menurut Wild and Mazis ( 1978 ) dalam

    Friedman ( 1999 : 117 ) berikut ini adalah rating scale atau skala penilaian interval

    jawaban yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu

    1 = Poor

    2 = Average

    3 = Good

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 33

    4 = Very Good

    5 = Excellent

    Adapun arti nilai dalam penelitian ini adalah :

    1 = Poor (lemah)

    2 = Average (sedang)

    3 = Good ( baik)

    4 = Very Good (sangat baik)

    5 = Excellent (luar biasa)

    Berdasarkan proses bimbingan, maka peneliti mengadopsi dan

    mengembangkan skala penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan

    beberapa pertimbangan.

    1. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus belum berkembang

    2. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus mulai muncul dengan

    terbatas

    3. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus anak perlu dimotivasi

    4. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus cukup, sesui usia

    5. Bila terapi wicara pada anak berkebutuhan khusus baik, berjalan optimal

    Sedangkan pedoman penilaian terapi wicara pada anak berkebutuhan

    khusus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 34

    Keterangan rubrik penilaian perkembangan bicara/ bahasa anak

    1) Kontak mata

    1. : Bila anak tidak pernah ada kontak mata sama sekali terhadap terapis

    2. Bila anak kontak matanya dilakukan tidak menentu terhadap terapis

    3. Bila anak kontak matanya dilakukan hanya kalau mau saja jika

    menatap terapis

    4. Bila anak tatapan matanya fokus terhadap terapis setiap saat

    5. Bila anak kontak matanya dilakukan terus menerus menatap terapis

    2) Merespon panggilan (dengan cara menoleh)

    1. Bila anak tidak pernah merespon panggilan sama sekali dari terapis

    2. Bila anak tidak merespon panggilan dilakukan tidak menentu

    3. Bila anak merespon panggilan ketika dipanggil saja oleh terapis

    4. Bila anak merespon panggilam dilakukan setiap saat dipanggil

    5. Bila anak merespon panggilan dilakukan terus menerus saat dipanggil

    3) Mendengarkan dengan seksama

    1. Bila anak tidak mendengarkan sama sekali perintah terapis

    2. Bila anak mendengarkan terapis dilakukannya tidak menentu

    3. Bila anak mendengarkan dengan seksama kalau mau saja

    4. Bila anak mendengarkan instruksi setiap saat

    5. Bila anak mendengarkan dengan seksama dilakukan terus menerus

    4) Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

    1. Bila anak tidak pernah sama sekali menyebutkan nama benda yang

    diperlihatkan

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018

  • 35

    2. Bila anak menyebutkan nama benda dilakukan tidak menentu

    3. Bila anak menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

    4. Bila anak menyebutkan nama benda setiap saat menyebutnya

    5. Bila anak menyebutkan nama benda dilakukan secara terus menerus

    5) Menjawab pertanyaan sederhana (dimana, apa, siapa)

    1. Bila anak tidak pernah menjawab pertanyaan dari terapis

    2. Bila anak menjawab pertanyaan dari terapis dilakukan tidak menentu

    3. Bila anak menjawab pertanyaan jika anak mau menjawab

    4. Bila anak menjawab pertanyaan dilakukan setiap saat

    5. Bila anak menjawab pertanyaan dilakukan secara terus menerus.

    Penerapan Terapi Wicara... Imelda Fransisca Arifta, FKIP UMP, 2018