BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/596/3/IZANATUL...

42
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Schultz (1991) mengartikan makna hidup sebagai pemberian kualitas kehidupan pada diri pribadi dalam rangka pemenuhan diri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kebermaknaan hidup akan melahirkan nilai-nilai dalam diri individu, sehingga dirinya akan merasakan keberhargaan diri yang selanjutnya akan menampilkan aktivitas yang seiring dengan tujuan hidupnya. Bastaman (1996) menyatakan bahwa kebermaknaan hidup adalah penghayatan individu terhadap hal-hal yang dianggap penting, dirasakan berharga, diyakini kebenarannya, dan memberi nilai khusus bagi seseorang, sehingga dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila kebermaknaan hidup tersebut berhasil dipenuhi akan menyebabkan individu merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia. Yalom (dalam Rambe, 2009), berpendapat bahwa makna hidup (meaning of life) adalah suatu pemeriksaan mengenai makna alam dunia, mengenai hidup atau hidup manusia yang sesuai dengan pola-pola yang koheren. Ditambahkan bahwa pengertian tentang makna hidup mengandung tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/596/3/IZANATUL...

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kebermaknaan Hidup

1. Pengertian Kebermaknaan Hidup

Schultz (1991) mengartikan makna hidup sebagai pemberian

kualitas kehidupan pada diri pribadi dalam rangka pemenuhan diri.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kebermaknaan hidup akan

melahirkan nilai-nilai dalam diri individu, sehingga dirinya akan

merasakan keberhargaan diri yang selanjutnya akan menampilkan

aktivitas yang seiring dengan tujuan hidupnya.

Bastaman (1996) menyatakan bahwa kebermaknaan hidup adalah

penghayatan individu terhadap hal-hal yang dianggap penting, dirasakan

berharga, diyakini kebenarannya, dan memberi nilai khusus bagi

seseorang, sehingga dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in

life). Bila kebermaknaan hidup tersebut berhasil dipenuhi akan

menyebabkan individu merasakan kehidupan yang berarti dan pada

akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.

Yalom (dalam Rambe, 2009), berpendapat bahwa makna hidup

(meaning of life) adalah suatu pemeriksaan mengenai makna alam dunia,

mengenai hidup atau hidup manusia yang sesuai dengan pola-pola yang

koheren. Ditambahkan bahwa pengertian tentang makna hidup

mengandung tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

15

Adler (2004), mengatakan bahwa makna hidup merupakan suatu

„gaya hidup‟ yang melekat, mendiami, dan menjadi ciri khas individu

dalam melakukan interpretasi terhadap hidupnya. Adapun „gaya hidup‟

itu bersifat unik yang mana disebabkan karena perbedaan pola asuh setiap

individu pada masa kanak-kanak.

Ponty (Brower, 1984) makna hidup adalah sebagai hal yang

membuka suatu arah. Implikasinya di analogikan seperti warna yang tidak

bisa membuka arah bagi yang buta, yang tertutup dalam penjara

kegelapan.

Maslow (Debats, 1993) menjelaskan makna hidup merupakan

sesuatu yang muncul secara intrinsik dari diri manusia sendiri. Manusia

harus memenuhi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu untuk memenuhi

nilai-nilai diri dalam hidupnya. Bila kebutuhan-kebutuhan dasar telah

terpenuhi, maka nilai-nilai itu akan menjadi energi motivasional bagi

individu untuk mendedikasikan diri pada usaha memenuhi nilai-nilai

tersebut. Apabila individu memilih melakukan aktivitas-aktivitas yang

sesuai dengan nilai-nilai intrinsik dalam dirinya, maka ia akan

mendapatkan makna hidup yang bernilai positif dan menyehatkan bagi

perkembangan kepribadian.

Kebermaknaan hidup menurut Frankl (Bastaman, 2007) dapat

diwujudkan dalam sebuah keinginan menjadi orang yang berguna bagi

orang lain, apakah itu bagi keluarga, teman dekat, komunitas negara

bahkan umat manusia. Orang yang memiliki makna akan beranggapan

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

16

bahwa hidup ini bukan untuk mengejar kesenangan atau menghindari

penderitaan, melainkan untuk menemukan makna dibalik kehidupan itu

sendiri.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kebermaknaan hidup adalah penghayatan individu terhadap hal-hal

yang dianggap penting, dirasakan berharga, diyakini kebenarannya, dan

memberi nilai khusus bagi seseorang, pemberian kualitas kehidupan pada

diri pribadi, yang dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan menjadi

orang yang berguna bagi orang lain.

2. Aspek-aspek Kebermaknaan Hidup

Battista dan Almond (Gumilar, 2008) menjelaskan bahwa

kebermaknaan hidup terdiri dari dua aspek yaitu

a. Framework (kerangka atau tujuan hidup)

Mengukur rentang individu dapat merasakan kehidupannya dalam

perspektif yang bermakna dan dengan perspektif tersebut

mengembangkan tujuan dalam hidupnya

b. Fulfillment (pemenuhan terhadap tujuan atau kerangka hidup)

Mengukur tingkat kemampuan individu dalam melihat apakah ia

telah menyelesaikan atau memenuhi tujuan tersebut atau sedang

dalam proses untuk memenuhi tujuan tersebut.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

17

Bastaman (2007) menyederhanakan dan memodifikasi metode

Logoanalysis sebagai berikut:

a. Pemahaman Pribadi

Individu diharapkan mengenali keunggulan-keunggulan dan

kelemahan-kelemahan pribadi, sehingga mampu mengembangkan

segi-segi positif dan mengurangi segi-segi negatif masing-masing

pribadi, baik potensial maupun yang aktual, serta merumuskan lebih

jelas apa yang ingin dicapai untuk masa-masa mendatang.

b. Bertindak Positif

Mencoba menerapkan dan melaksanakan dalam perilaku dan

tindakan-tindakan nyata sehari-hari yang dianggap baik dan

bermanfaat. Bertindak positif merupakan kelanjutan dari berfikir

positif.

c. Pengakraban Hubungan

Hubungan sesama manusia sangat asasi, oleh sebab itu

hubungan akrab merupakan salah satu makna bagi manusia itu sendiri.

Hubungan akrab yang dimaksud adalah hubungan yang baik dengan

pribadi-pribadi tertentu (seperti anggota keluarga, teman, rekan kerja,

tetangga), sehingga masing-masing merasa saling menyayangi, saling

membutuhkan dan bersedia bantu-membantu.

d. Pengalaman Tri-Nilai

Berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang

dianggap sebagai sumber makna hidup yaitu nilai-nilai kreatif (kerja,

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

18

karya), nilai-nilai penghayatan (kebebasan, keindahan, kasih, iman),

dan nilai-nilai bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat

atas derita yang tidak dapat dihindari lagi).

e. Ibadah

Secara umum, ibadah adalah segala kegiatan melaksanakan apa

yang diperintahkan Tuhan dan mencegah dari hal-hal yang

dilarangnya menurut ketentuan agama. Menjalani hidup sesuai dengan

tuntutan agama memberikan penghayatan bahagia dan bermakna bagi

seseorang. Salah satu bentuk ibadah adalah do‟a. Dalam do‟a individu

akan melakukan hubungan yang khusus dengan Tuhan.

Maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kebermaknaan hidup

adalah pemahaman pribadi, bertindak positif, pengakraban hubungan

pendalaman tri-nilai (nilai berkarya, nilai penghayatan, nilai sikap) dan

ibadah, dari kelima aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.

3. Nilai-nilai Kebermaknaan Hidup

Frankl (dalam Bastaman, 2007) mengatakan bahwa sumber dari

kebermaknaan hidup adalah pendalaman Tri Nilai, yaitu:

a. Pendalaman nilai-nilai kreatif

Inti dari nilai ini adalah memberikan sesuatu yang berharga

dan berguna pada kehidupan. Kegiatan berkarya, bekerja, mencipta

serta melakukan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh

tanggung jawab. Menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan

keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha mengerjakannya

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

19

dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu contoh dari kegiatan

berkarya. Melalui karya dan kerja individu dapat menemukan arti

hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna.

b. Pendalaman nilai-nilai penghayatan

Mendalami nilai-nilai penghayatan berarti mencoba

memahami, meyakini dan menghayati berbagai nilai yang ada dalam

kehidupan seperti keindahan, kebenaran, kebijakan keadilan,

keimanan dan cinta kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat

menjadikan seseorang berarti dalam hidupnya.

c. Pendalaman nilai-nilai sikap

Mendalami nilai-nilai sikap berarti individu dapat menerima

dengan ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk

penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi. Seperti sakit yang tak

dapat disembuhkan, kematian dan menjelang kematian, setelah segala

daya dan upaya yang telah dilakukan secara maksimal. Sikap

menerima dengan penuh ikhlas dan tabah dari hal-hal tragis yang tidak

mungkin dielakkan lagi dapat mengubah pandangan individu dari

yang semula diwarnai penderitaan semata-mata menjadi pandangan

yang mampu melihat makna dan hikmah dari penderitaan itu.

Penderitaan dapat memberikan makna dan guna apabila individu dapat

mengubah sikap terhadap penderitaan itu menjadi lebih baik lagi.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

20

Bastaman (2007) menyatakan ada tiga landasan penting dalam

menemukan kebermaknaan hidup, yaitu:

a. The freedom of will (Kebebasan berkehendak)

Kebebasan berkendak sifatnya bukan tak terbatas karena

manusia adalah makhluk serba terbatas. Manusia juga memiliki

potensi yang luar biasa, tetapi sekaligus memiliki keterbatasan dalam

aspek ragawi, aspek kejiwaan, aspek sosial budaya dan aspek

kerohanian.

b. The will to meaning (Hasrat untuk hidup bermakna)

Hasrat untuk hidup bermakna berkaitan dengan setiap orang

menginginkan dirinya menjadi orang yang bermartabat dan berguna

bagi dirinya, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat sekitar dan

berharga dimata Tuhan.

c. The meaning of life (Makna hidup)

Makna hidup berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat

penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang

sehingga layak dijadikan tujuan hidup dalam kehidupan. Bila hal itu

bisa dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan

yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

nilai-nilai kebermaknaan hidup dibagi menjadi tiga, yaitu pendalaman

nilai-nilai kratif, pendalaman nilai-nilai penghayatan, dan pendalaman

nilai-nilai sikap.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

21

4. Faktor-Faktor Kebermaknaan Hidup

Agustiansari (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

ada beberapa teori baru faktor-faktor kebermaknaan hidup, antara lain:

a. Teori loneliness

Keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang

diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab tetapi tidak dapat

mencapainya (Karaoglu, 2009).

b. Kebutuhan

Konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang mengorganisir

berbagai proses seperti persepsi, berfikir, dan berbuat untuk mengubah

kondisi yang ada dan tidak memuaskan (Alwisol, 2007).

c. Agresivitas

Merupakan suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat,

berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang

lain (Byrne, 2004)

d. Pemahaman diri

Merupakan gambaran kognitif individu mengenai dirinya, dasar,

dan isi dari konsep diri individu (Santrock, 2007).

e. Ketahanan diri

Mampu menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan

menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi

yang tidak menyenangkan atau bahkan merubah kondisi tersebut

menjadi dapat diatasi (Desmita, 2006).

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

22

f. Self commitment

Munculnya suatu komitmen seseorang yang ditandai dengan

semakin terikat dengan makna hidup yang ditemukan dalam tujuan

hidup yang telah ditetapkan (Bastaman, 1996).

g. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan pemilihan beberapa

tindakan alternatif tindakan yang ada untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan yang telah diterapkan (Turban, 2005).

h. Empati

Respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres

emosional orang lain, termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan

emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan

masalah dan mengambil perspektif orang lain (Byrne, 2004).

i. Interaksi sosial

Merupakan hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu

proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap

dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial

(Murdiyatmoko, 2004).

j. Sikap positif

Azwar (2005) menjelaskan sikap sebagai bentuk evaluasi atau

reaksi terhadap suatu objek, memihak atau tidak memihak yang

merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran dan

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

23

predisposisi tindakan. Sikap positif berarti memberikan reaksi-reaksi

positif terhadap suatu aspek di lingkungan.

k. Well being

Suatu konsep yang terbentuk dari berbagai pengalaman dan

fungsi-fungsi individu sebagai manusia yang utuh (Ryff, 2006).

l. Kebersyukuran

Kebersyukuran adalah sebuah bentuk ciri pribadi yang berfikir

positif, mempresentasikan hidup menjadi lebih positif (Wood, 2009).

Frankl (2004) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kebermaknaan hidup yaitu:

a. Frustasi eksistensi

Kata eksistensi memiliki tiga makna yaitu:

1) Keberadaan manusia itu sendiri atau cara khusus manusia dalam

menjalani hidupnya.

2) Makna Hidup

3) Perjuangan manusia untuk menemukan makna konkrit di dalam

hidupnya atau mencari makna hidup

b. Neurosis Noogenik

Neurosis diakibatkan oleh dimensi keberadaan manusia yaitu secara

khusus terkait dengan dimensi humanis atau manusiawi seorang

manusia yang muncul karena masalah-masalah kehidupan.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

24

Berdasarkan keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup adalah loneliness,

kebutuhan, agresivitas, pemahaman diri, ketahanan diri, self commitment,

pengambilan keputusan, empati, interaksi sosial, sikap positif, well-beling,

kebersyukuran, frustasi eksistensi dan neurosis noogenik.

5. Karakteristik Makna Hidup

Karakteristik makna hidup menuruit Bastaman (2007) antara lain:

a. Makna hidup sifatnya unik, pribadi, dan temporer.

Artinya apa yang dianggap berarti bagi seseorang belum tentu

berarti pula bagi orang lain. Demikian pula hal-hal yang dianggap

penting dapat berubah dari waktu ke waktu.

b. Konkrit dan spesifik

Yakni makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan

kehidupan sehari-hari, serta tidak selalu dikaitkan dengan hal-hal yang

serba abstrak filosofis dan idealis atau kreativitas dan prestasi

akademis yang serba menakjubkan.

c. Memberi pedoman dan arah

Artinya makna hidup yang ditemukan oleh seseorang akan

memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang

dilakukannya sehingga makna hidup seakan-akan menantang

(challenging) dan mengundang (inviting) seseorang untuk

memenuhinya.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

25

Menurut Frankl (2003) ciri-ciri orang yang merasakan hidup

bermakna memiliki ciri-ciri:

a. Menjalani kehidupan sehari-hari dengan semangat dan penuh gairah

serta jauh dari perasaan hampa.

b. Tujuan hidup, baik jangka pendek dan jangka panjang jelas, sehingga

menjadi lebih terarah dan merasakan kemajuan-kemajuan yang telah

tercapai.

c. Tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari merupakan sumber kepuasan

dan kesenangan tersendiri, sehingga dalam pengerjaannya semangat

dan penuh tanggung jawab.

d. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, artinya menyadari

pembatasan-pembatasan lingkungan, tetapi dalam keterbatasan itu

tetap menentukan sendiri apa yang paling baik untuk dilakukan.

e. Menyadari makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan betapapun

buruknya kehidupan, menghadapinya dengan tabah dan menyadari

bahwa hikmah selalu ada dibalik penderitaan.

f. Kemampuan untuk menentukan tujuan-tujuan pribadi dan menentukan

makna hidup sebagai sesuatu yang sangat berharga dan sangat tinggi

nilainya.

g. Mampu mencintai dan menerima kasih sayang orang lain serta

menyadari bahwa cinta kasih merupakan salah satu nilai hidup yang

menjadikan hidup lebih indah.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

26

Menurut Bastaman (2007) ciri-ciri orang yang merasa tidak

memiliki makna hidup, dijelaskan sebagai berikut:

a. Individu merasa hampa dan gersang

b. Individu merasa tidak memiliki tujuan hidup

c. Merasa hidup tidak berarti

d. Bosan dan apatis

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik makna hidup yaitu makna hidup bersifat unik, pribadi, dan

temporer, konkrit dan spesifik, serta memberi pedoman dan arah.

6. Komponen Kebermaknaan Hidup

Menurut Frankl (2003) ada tiga aspek komponen kebermaknaan

hidup, yakni:

a. Kebebasan berkehendak

Kebebasan berkehendak adalah kebebasan yang dimiliki

seseorang untuk menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif yang

ada, oleh karenanya seseorang mengambil peranan yang besar dalam

menentukan nasibnya sendiri.

b. Kehendak hidup bermakna

Kehendak hidup bermakna adalah hasrat yang memotivasi setiap

orang untuk bekerja, berkarya dan melakukan kegiatan-kegiatan

penting lainnya dengan tujuan agar hidupnya berharga dan dihayati

secara bermakna.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

27

c. Makna hidup

Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan

didambakan serta memberi nilai khusus bagi seseorang. Bila berhasil

ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan

demikian berarti dan berharga serta dapat dijadikan tujuan hidupnya.

Menurut Bastaman (2007) ada komponen yang menentukan

keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan dari penghayatan

hidup tidak bermakna menjadi hidup yang bermakna. Komponen tersebut

adalah:

a. Dimensi Sosial

1) Pemahaman Diri (Self Insight)

Yaitu meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat

ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi

yang lebih baik. Individu memiliki kemampuan untuk mengambil

sikap yang tepat terhadap segala peristiwa, baik yang tragis

maupun yang sempurna.

2) Pengubahan sikap (changing attitude)

Yakni pengubahan sikap dari yang semula bersikap negatif dan

tidak tepat menjadi mampu bersikap positif dan lebih tepat dalam

menghadapi masalah, kondisi hidup dan musibah yang tak

terelakkan. Seringkali bukan peristiwanya yang membuat individu

merasa sedih dan terluka, namun karena sikap negatif dalam

menghadapi peristiwa tersebut.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

28

b. Dimensi Sosial (Social Support)

Yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat

dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan pada saat-saat

diperlukan.

c. Dimensi Nilai

1) Makna Hidup (The meaning of Life)

Yaitu nilai-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan pribadi

yang berfungsi sebagai tujuan yang harus dipenuhi dan pengarah

kegiatan-kegiatannya.

2) Keikatan diri (self commitment)

Yakni komitmen individu terhadap makna hidup yang ditemukan

dan tujuan hidup yang ditetapkan. Komitmen yang kuat akan

membawa individu pada pencapaian makna hidup yang lebih

mendalam.

3) Kegiatan terarah (directed activities)

Yaitu upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja

berupa pengembangan potensi-potensi (bakat, kemampuan dan

ketrampilan) yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi

untuk menunjang tercapainya makna dan tujuan hidup.

d. Dimensi Spiritual

Merupakan kehendak, sikap, sifat dan tindakan khas insani. Yaitu

pribadi pada dasarnya mengoptimalisasi keunggulan-keunggulan dan

meminimalkan kelemahan-kelemahan pribadi.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

29

Maka dapat disimpulkan bahwa komponen keberhasilan

kebermaknaan hidup yaitu pemahaman diri, makna hidup, perubahan

sikap, keikatan diri, kegiatan terarah, dan dukungan sosial.

B. Kebersyukuran (Gratitude)

1. Pengertian Kebersyukuran

Seligman (2004) mendefinisikan syukur sebagai a sense of

thankfulness and joy in response to receiving a gift, whether the gift be a

tangible benefit from a specific other or a moment of peaceful bliss

evoked by natural. Dengan kata lain bersyukur adalah suatu perasaan

terimakasih dan menyenangkan atas respon penerimaan hadiah, yang

mana hadiah itu memberikan manfaat dari seseorang atau suatu kejadian

yang memberikan kedamaian.

Pruyser dalam Emmons & McCullough, 2003, rasa syukur dalam

bahasa inggris disebut gratitude. Kata gratitude berasal dari bahasa latin

yaitu gratia yang berarti kelembutan, kebaikan hati atau terima kasih.

Peterson dan Seligman (2004) mendefinisikan gratitude atau syukur

sebagai suatu perasaan terima kasih dan rasa senang atas respon

penerimaan hadiah, hadiah itu memberikan manfaat bagi seseorang atau

suatu kejadian yang memberikan kedamaian.

Menurut Anderson, dkk (2006) konsep syukur merupakan

pengaruh moral yang berfungsi untuk memotivasi individu untuk terlibat

dalam perilaku prososial dan bertindak sebagai barometer moral yang

menyediakan afeksi positif.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

30

Menurut Tebba (2007), dari pandangan agama Islam istilah

bersyukur berasal dari kata “syakara” yang berarti berterima kasih,

memuji, dan semoga Allah SWT memberi pahala. Dalam ilmu tasawuf

syukur, bersyukur tersebut berarti ucapan, sikap, dan perbuatan

terimakasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan

karunia yang diberikan Allah SWT.

Setyawan (2009) mendefinisikan bersyukur sebagai menerima

dengan sadar anugerah Allah dan menggunakannya sesuai dengan

kehendakNya. Semua makhluk diberi kemampuan yang lengkap oleh

Allah SWT, tinggal bagaimana manusia menggunakannya. Syukur dapat

dilakukan dengan hati, lisan, dan badan. Syukur dengan hati adalah

dengan selalu mengingat Allah SWT (dzikir), syukur dengan lisan ialah

dengan mengucap tahmid (pujian) kepada Allah SWT, dan syukur dengan

badan adalah mentaati ajaran Allah SWT, yaitu menjalankan perintah dan

menjauhi larangannya.

Al-Munajjid (2006) menyatakan bahwa bersyukur adalah

berterimakasih kepada pihak yang telah berbuat baik atas kebajikan yang

telah diberikannya. Bersyukur menurut terminology artinya

memperlihatkan pengaruh nikmat Ilahi pada diri seorang hamba pada

qalbunya dengan beriman, pada lisannya dengan pujian dan sanjungan,

dan pada anggota tubuhnya mengerjakan amal ibadah dan ketaatan.

Al-Fauzan (2007) mengatakan bersyukur adalah mengakui nikmat

Allah dan mengakui Allah sebagai pemberinya, tunduk kepada-Nya, cinta

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

31

kepada-Nya, ridha terhadap-Nya, serta mempergunakan nikmat itu dalam

hal yang disukai Allah dalam rangka taat kepada-Nya.

Sementara Emmons dan McCullogh (2003) mengatakan bahwa

kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan seseorang

yang kemudian berkembang menjadi sikap, sifat moral, kebiasan,

kepribadian yang akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggap

atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi pada kehidupan sehari-hari

yang dijalani. Orang-orang yang bersyukur tidak hanya menunjukkan

keadaan mental yang lebih positif (misalnya antusias, tekun, dan penuh

perhatian), tetapi juga lebih murah hati, peduli, dan membantu orang lain.

Wood et all (2009) menyatakan kebersyukuran adalah sebuah

bentuk ciri pribadi yang berfikir positif, mempresentasikan hidup menjadi

lebih positif.

Syaikh „Abdurrahman Al-Sa‟di (Al-Fauzan 2007) berkata bahwa

orang yang bersyukur adalah orang baik jiwanya, lapang dadanya, tajam

matanya, hatinya pun penuh dengan pujian kepada Allah dan pengakuan

atas nikmat-Nya, merasa senang dengan kemuliaannya, gembira dengan

kebaikannya, serta lisannya selalu basah pada setiap waktu dengan

bersyukur dan berzikir kepada Allah.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kebersyukuran (gratitude) adalah suatu perasaan terima kasih dan

rasa senang atas respon penerimaan hadiah. Dimana hadiah itu

memberikan manfaat bagi seseorang atau suatu kejadian yang

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

32

memberikan kedamaian. Serta berfungsi untuk memotivasi individu

untuk terlibat dalam perilaku prososial dan bertindak sebagai barometer

moral yang menyediakan afeksi positif. Dalam Islam, bersyukur adalah

mengakui nikmat Allah dan mengakui Allah sebagai pemberinya, tunduk

kepada-Nya, cinta kepada-Nya, ridha terhadap-Nya, serta

mempergunakan nikmat itu dalam hal yang disukai Allah dalam rangka

taat kepada-Nya.

2. Dimensi Bersyukur

Bersyukur selain dapat dikonseptualisasikan sebagai perilaku

yang sesaat atau tingkat emosi jangka pendek, dapat pula dikonsepkan

pada level sebagai sebuah disposisi afektif. Disposisi bersyukur

didefinisikan sebagai sebuah kecenderungan yang sudah

digeneralisasikan untuk mengenali dan merespon dengan emosi

bersyukur terhadap peran kebaikan orang lain dalam peristiwa positif

(McCullough, Emmons,et.al, 2002).

Disposisi bersyukur jika dilihat dari dimensinya terbagi menjadi

4 dimensi, yaitu intensitas, frekuensi, span, dan densitas bersyukur

(Peterson & Seligman, 2004).

Dimensi pertama dari disposisi bersyukur disebut sebagai

gratitude intensity. Seseorang dengan disposisi bersyukur yang kuat yang

mana ia mengalami kejadian positif yang diperkirakan akan merasakan

bersyukur yang lebih sering dibandingkan mereka yang lebih lemah

disposisinya terhadap bersyukur dengan mengalami kejadian positif yang

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

33

sama. Dalam dimensi ini, setiap kejadian kecil apapun, dipersepsikan

sebagai kejadian postif bagi mereka yang memiliki disposisi bersyukur

yang kuat.

Dimensi kedua disebut gratitude frequency. Seseorang dengan

disposisi bersyukur yang kuat kemungkinan akan melaporkan perasaan

bersyukur beberapa kali dalam sehari, dan bersyukur dapat ditampilkan

dari hal-hal yang paling sederhana seperti bertingkah laku sopan.

Dimensi ketiga adalah gratitude span, yang mana yang

ditunjukkan pada jumlah sebuah kejadian hidup yang mana seseorang

merasa bersyukur pada saat tertentu. Seseorang dengan disposisi

bersyukur yang kuat kemungkinan akan merasa bersyukur pada keluarga,

pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan dengan variasi yang berbeda dengan

keuntungan yang lain.

Dimensi keempat adalah gratitude density, yang merujuk pada

jumlah orang yang mana orang-orang tersebut merupakan orang yang

telah memberikannya kebaikan dan keberuntungan untuk hasil yang

positif maupun kejadian hidup, seseorang dengan disposisi bersyukur

yang kuat, ketika mendapatkan kebaikan, mereka akan mengucapkan

terima kasihnya kepada lebih banyak pihak dibandingkan dengan

seseorang yang memiliki disposisi bersyukur yang lemah.

Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

dimensi kebersyukuran antara lain adalah gratitude frequency, gratitude

intensity, gratitude density dan gratitude span.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

34

3. Komponen-Komponen Bersyukur

Fitzgerald (1998) mengidentifikasi tiga komponen dari bersyukur,

antara lain:

1. Rasa apresiasi yang hangat untuk seseorang atau sesuatu, meliputi

perasaan cinta dan kasih sayang.

2. Niat baik (goodwill) yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu,

meliputi keinginan untuk membantu orang lain yang kesusahan dan

keinginan untuk berbagi.

3. Kecenderungan untuk bertindak positif berdasarkan rasa apresiasi dan

kehendak baik, meliputi intensi menolong orang lain, membalas

kebaikan orang lain dan beribadah.

Komponen–komponen diatas dikatakan oleh Fritzgerald (1998)

adalah saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan, karena seseorang tidak

mungkin melakukan bersyukur tanpa merasakan bersyukur didalam

hatinya.

McCullough, dkk (dalam Utami, 2013) mengungkapkan empat

komponen yang menimbulkan kebersyukuran, yaitu:

a. Intensity, the depth of the feeling, from a slight emotional tug to

overflowing tears. Dapat diartikan sebagai kedalaman perasaan, sebuah

emosi yang berasal dari yag paling dalam sehingga dapat membuat air

mata mengalir.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

35

b. Frequency, the ease with which grateful feelings are elicited. Individu

memiliki kemudahan untuki bersyukur dengan waktu yang sering.

Individu yang memiliki kecenderungan bersyukur akan merasakan

banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa

menimbulkan dan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau

kesopanan.

c. Span, the number of different things for which a person can be grateful

for at the same time. Rentangan dimana individu mensyukuri beberapa

hal atau sesuatu yang terjadi secara bersamaan atau sekaligus dalam

satu waktu.

d. Density, the number of different people for which a person can be

grateful for a single positive outcome. Maksud yang terkandung adalah

jumlah individu-individu yang merasa bersyukur terhadap sesuatu hak

yang positif. Individu yang bersyukur mempunyai lebih banyak nama-

nama individu yang telah membuatnya bersyukur, termasuk orang tua,

teman, keluarga, dan mentor.

Wood (2008) mengembangkan kombinasi dari pengukuran

kebersyukuran sebelumnya dalam penelitian yang mengungkapkan

komponen-komponen kebersyukuran, yaitu:

a. Penghargaan orang lain

Kebersyukuran terhadap keberadaan individu lain membuat

individu memiliki motivasi instrinsik untuk melakukan berbagai

tindakan untuk membangun hubungan yang positif. Salah satu contoh

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

36

dari tindakan tersebut yang sederhana adalah menghabiskan waktu

dengan individu lain.

b. Kepemilikan

Individu menghargai atas semua yang diterima individu tersebut,

baik berwujud maupun tidak berwujud. Individu mengakui kebaikan di

dalam kehidupan. Menghargai terhadap apa yang telah diterima

individu dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui tindakan

ekspresif dan di dalam batin.

c. Momen Pemberian

Kebersyukuran dapat ditunjukkan dengan menghargai segala

sesuatu yang timbul dalam kehidupan individu dan pada momen-

momen yang dianggap berharga. Individu biasanya merasakan hal

yang luar biasa yang membuat individu mengingat momen tersebut.

d. Ritual

Individu melakukan kegiatan yang dilakukan secara rutin untuk

mengekspresikan kebersyukuran atas kebaikan-kebaikan yang diterima

dalam kehidupan. Individu biasanya fokus sejenak untuk merenungkan

kebaikan yang diterimanya.

e. Perasaan akan kekaguman

Sebuah studi menunjukkan bahwa kekaguman perasaan dapat

membuat seolah-olah individu memiliki lebih banyak waktu.

Kekaguman merupakan perasaan yang didapatkan ketika individu

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

37

menemukan sesuatu yang berarti, atau kompleksitas yang membuat

individu dapat memahami kehidupan.

f. Pembandingan diri/sosial

Perasaan positif yang dimiliki individu ketika mengevaluasi

bagaimana kegagalan atau kesalahan dalam hidup dapat terjadi. Secara

internal, individu merasa bahwa menerima akan muncul kedamaian

yang dirasakan.

g. Kekhawatiran Eksistensial

Individu seringkali dihadapkan pada kekhawatiran-

kekhawatirantertentu yang dapat berupakerugian, perubahan yang

mendadak dan signifikan, dilema, serta kehidupan ambiguitas. Oleh

karena itu, individu perlu untuk memahami bahwa tidak ada yang

permanen dalam kehidupan.

h. Perilaku kebersyukuran

Mengekspresikan kebersyukuran secara penuh dan mendalam

adalah salah satu jalan yang secara positif memperngaruhi sikap dan

perilaku, baik diri sendiri maupun orang lain. Individu biasanya

melakukan perilaku tertentu untuk menunjukkan penghargaan terhadap

apa yang diterima individu tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komponen

kebersyukuran yaitu penghargaan orang lain, kepemilikan, momen

pemberian, ritual, perasaan akan kekaguman, pembandingan diri/sosial,

kekhawatiran eksistensial, dan perilaku kebersyukuran.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

38

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersyukuran

Mc. Cullough (2002) menjelaskan faktor yang mempengaruhi

bersyukur adalah:

a. Emotionality/Well-Being

Suatu kecenderungan atau tingkatan dimana seseorang bereaksi

emosional dan merasa menilai kepuasan hidupnya.

b. Prosociality

Kecenderungan seseorang untuk diterima oleh lingkungan

sosialnya.

c. Spirituality/Religiousness

Berkaitan dengan keagamaan, keimanan, yang menyangkut nilai

transendental.

Al-Fauzan (2008) mengatakan bahwa ada 5 faktor yang

mempengaruhi kebersyukuran:

a. Memiliki pandangan yang luas dalam hidup. Berpandangan

luas terhadap hidup adalah mengetahui bahwa segala sesuatu

yang ada pada diri berasal dari Allah dan berpandangan bahwa

semua yang terjadi atas kehendak Allah, bukan berasal dari

manusia atau benda atau mahluk lain.

b. Persepsi positif dalam hidup. Berpersepsi positif dalam hidup

adalah berfikir bahwa segala sesuatu yang datang adalah baik

bagi diri, sehingga selalu mengembalikan segala sesuatu

kepada Allah walaupun terasa berat untuk dijalani.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

39

c. Niatan baik terhadap orang lain atau oada sesuatu. Berniat baik

dalam hal ini adalah melakukan hal positif pada orang lain.

d. Kecenderungan untuk bertindak positif berdasarkan rasa

penghargaan dan kehendak baik. Sikap orang yang bersyukur

dapat dilihat dari tindakannya yang positif.

e. Rasa apresiasi yang hangat terhadap orang lain. Apresiasi yang

hangat pada orang lain sama artinya dengan menghargai dan

menginginkan sesuatu yang baik bagi orang lain.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kebersyukuran yaitu memiliki pandangan yang luas

dalam hidup, persepsi positif dalam hidup, niatan baik terhadap orang

lain atau terhadap sesuatu, kecenderung antuntuk bertindak positif, serta

rasa apresiasi yang hangat terhadap orag lain.

5. Jenis-Jenis Bersyukur

Seligman dan Peterson (2004) membagi perwujudan bersyukur

menjadi dua yaitu:

a. Bersyukur secara personal

Ditujukan kepada orang yang telah memberikan keuntungan kepada si

penerima atau kepada diri sendiri.

b. Bersyukur secara transpersonal

Maksudnya adalah bersyukur yang ditujukan kepada Tuhan, kekuatan

yang lebih besar, atau alam semesta. Bentuk dasarnya dapat berupa

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

40

pengalaman puncak atau peak experience, yaitu sebuah moment

pengalaman kekhusyukan yang melimpah.

Al-Fauzan (2007) mengungkapkan bahwa syukur dapat dilakukan

dengan tiga hal:

a. Syukur dengan hati

Pengakuan hati bahwa semua nikmat datangnya dari Allah, sebagai

kebaikan dan karunia. Syukur dengan hati akan membuat seseorang

merasakan keberdaan nikmat itu pada dirinya, hingga tidak lupa

kepada Allah pemberinya.

b. Syukur dengan lidah

Menyanjung dan memuji Allah atas nikmat-Nya dengan penuh

kecintaan. Seseorang yang mengucap syukur maka ia teringat kepda

pemberi-Nya dan mengakui kelemahan dirinya.

c. Syukur dengan anggota tubuh

Anggota tubuh digunakan untuk ibadah kepada Tuhan. Salah satu yang

dapat dilakukan adalah dengan sujud syukur.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perwujudan rasa

syukur yaitu syukur dengan hati, syukur dengan lidah, dan syukur dengan

anggota tubuh.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

41

6. Nilai-nilai Kebersyukuran

Emmons (2003) membangun metode kebersyukuran dan mengukur

secara reliabel perbedaan orang-orang dalam sifat kebersyukuran.

Kemudian menyimpulkan beberapa hal:

a. Orang yang bersyukur dan berolahraga secara rutin, menunjukkan

keluhan fisik yang lebih sedikit. Merasa hidupnya lebih baik dan

lebih optimis.

b. Orang yang bersyukur lebih fokus terhadap target dan tujuan yang

ingin dicapai dalam hidup.

c. Dengan bersyukur seseorang akan memiliki level kewaspadaan,

antusiasme, determinasi, kepedulian, dan energi yang lebih tinggi.

d. Orang yang bersyukur lebih mudah menolong orang lain yang

sedang memiliki masalah dan senang menawarkan dukungan

emosional.

Menurut Lyubomirskry (2007), bersyukur dapat membuat

seseorang merasa hidup lebih bahagia, dan terdapat delapan hal yang

disarankan oleh Lyubomirsky dalam bersyukur agar dapat membuat

hidup individu bahagia, yaitu:

a. Dengan memiliki pola pikir bersyukur, maka hal tersebut dapat

membantu seseorang menikmati pengalaman hidup yang positif,

seperti menikmati sebuah berkah dalam kehidupan, mampu

mendapatkan kemungkinan terbesar dari kepuasan dan kegembiraan

dari situasi tertentu.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

42

b. Bersyukur dapat menunjang rasa penghargaan diri (Self Esteem) dan

kebergunaan diri (Self Worth). Yaitu ketika individu menyadari

bahwa berapa banyak orang lain memberikan kebaikan. Rasa syukur

dapat membantu individu untuk tidak fokus pada kegagalan dan

kekecewaan. Bersyukur membuat individu merasakan terima kasih

atas kehidupan yang dijalani.

c. Bersyukur membantu individu dalam mengatasi stres dan trauma.

Yaitu dengan kemampuan dalam menghargai kondisi kehidupan diri

berupa metode coping dimana individu dapat meninterpetasi ulang

secara positif terhadap rasa stres dan pengalaman hidup negatif.

Kemudian kenangan traumatik menjadi jarang muncul pada individu

yang bersyukur. Bersyukur sendiri dapat membantu individu untuk

dapat menyesuaikan diri, melanjutkan kehidupan, dan memulai

kehidupan baru ketika mengalami kesulitan pribadi seperti

kehilangan dan menghadapi penyakit kronis.

d. Bersyukur dapat mendorong perilaku moral. Contohnya adalah,

orang yang bersyukur akan lebih sering menolong orang lain dan

tidak materialistis.

e. Bersyukur dapat membangun ikatan sosial, memperkuat hubungan

yang telah ada, dan memelihara yang baru. Selain itu dengan

bersyukur akan menimbulkan perasaan terkoneksi yang lebih besar

dengan orang lain. Seseorang yang sering bersyukur adalah orang

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

43

yang positif, dan orang yang positif lebih disukai orang lain dan

mudah mendapatkan teman.

f. Bersyukur dapat menghindari perbandingan yang menyakitkan dari

orang lain jika individu secara tulus berterima kasih dan apresiatif

terhadap apa yang dipunya, dan tidak iri pada apa yang orang lain

miliki.

g. Praktek bersyukur bertentangan dengan emosi negatif dan bahkan

mengurangi munculnya perasaan amarah, kepahitan dan serakah.

h. Bersyukur membantu individu untuk menghindari adaptasi

hedonisme. Merupakan kondisi apabila seseorang secara cepat

mudah merasa puas dan bahagia ketika berhadapan dengan kondisi

atau kejadian baru. Namun dorongan kebahagiaan tersebut bersifat

sementara.

Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

orang yang bersyukur dan berolahraga secara rutin, menunjukkan

keluhan fisik yang lebih sedikit, merasa hidupnya lebih baik, fokus

terhadap target dan tujuan, serta lebih mudah menolong orang lain yang

sedang memiliki masalah dan senang menawarkan dukungan bantuan.

C. Jantung Koroner

1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit arteri koroner atau yang dikenal juga sebagai penyakit

jantung arteriosklerosis. Penyakit jantung koroner, atau penyakit

jantung iskemik adalah suatu penyakit yang terjadi ketika ada

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

44

penyumbatan parsial aliran darah ke jantung. Masalah ini dapat

berdampak pada penumpukan plak di arteri. Ini disebut

arteriosklerosis yang merupakan pengerasan pembuluh darah. Hal ini

dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan

serangan jantung atau stroke. Pengerasan pembuluh darah dan

penyumbatan arteri utama adalah salah satu penyebab utama kematian.

Bahkan pada penyakit jantung sendiri membunuh lebih banyak orang

setiap tahunnya (wikipedia.org).

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan

pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner.

Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses aterosklerosis atau

spasme atau kombinasi keduanya. Aterosklerosis yang terjadi karena

timbunan kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah

secara perlahan-lahan, hal ini sering ditandai dengan keluhan nyeri

pada dada. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah

yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama

sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah

yang disebut dengan serangan jantung (Andarmoyo, 2012).

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang ditimbulkan

adanya plak pada jantung yang mengakibatkan tersumbatnya aliran

darah dan oksigen menuju jantung (Pratiwi, 2009).

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

45

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

jantung koroner adalah penyakit yang terjadi ketika ada penyumbatan

parsial aliran darah ke jantung.

2. Penyebab Jantung Koroner

Supriyono (2008) menjelaskan bahwa penyakit jantung dan

pembuluh darah disebabkan karena penyempitan arteri koroner.

Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses aterosklerosis atau

spasme atau kombinasi keduanya. Aterosklerosis yang terjadi karena

timbunan kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah

secara perlahan-lahan, hal ini sering ditandai dengan keluhan nyeri

pada dada.

Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa

kanak-kanak, tetapi baru termanifes pada usia dewasa, usia

pertengahan atau usia lanjut. Selain proses ateriosklerosis ada juga

proses lain, yakni spasme (penyempitan) pembuluh darah koroner

tanpa adanya kelainan anatomis, yang secara tersendiri atau bersama-

sama memberikan gejala iskemia.

Perkembangan arteriosklerosis berawal dari sel-sel darah putih

yang secara normal terdapat dalam sistim peredaran darah. Sel-sel

darah putih ini menembus lapisan dalam pembuluh darah dan mulai

menyerap tetes-tetes lemak, terutama kolesterol. Ketika mati, sel-sel

darah putih meninggalkan kolesterol di bagian dasar dinding arteri,

karena tidak mampu “mencerna” kolesterol yang diserapnya itu.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

46

Akibatnya lapisan di bawah garis pelindung arteri berangsur-angsur

mulai menebal dan jumlah sel otot meningkat, kemudian jaringan parut

yang menutupi bagian tersebut terpengaruh oleh sklerosis. Apabila

jaringan parut itu pecah, sel-sel darah yang beredar mulai melekat ke

bagian dalam yang terpengaruh. terpengaruh.

Tahap berikutnya gumpalan darah dengan cepat terbentuk pada

permukaan lapisan arteri yang robek. Kondisi ini dengan cepat

mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan arteri secara total,

apabila darah mengandung kolesterol secara berlebihan, ada

kemungkinan kolesterol tersebut mengendap dalam arteri yang

memasok darah ke dalam jantung (arteri koroner). Akibat yang dapat

terjadi ada bagian otot jantung (myocardium) yang mati dan

selanjutnya akan diganti dengan jaringan parut. Jaringan parut ini tidak

dapat berkontraksi seperti otot jantung. Hilangnya daya pompa jantung

tergantung pada banyaknya otot jantung yang rusak.

Sementara itu Soeharto (2004) menjelasakan bahwa jantung

koroner disebabkan terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Salah satu hambatan

berupa plak, dan pada prosesnya memakan waktu yang amat panjang,

bahkan dapat bertahun-tahun, bisa jadi dimulai sejak usia muda yang

seringkali memuncak menjadi serangan jantung. Secara sederhana

jantung koroner disebabkan oleh pola makan dan pola hidup yang

tidak benar, serta faktor genetika.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

47

Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Otot

jantung memerlukan oksigen dan nutrisi yang cukup. Oksigen dan

nutrisi diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang disebut arteri

koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat

halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup suplai

darah, yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk

menggerakkan jantung secara normal. Keadaan tersebut menyebabkan

jantung koroner.

Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

penyebab terjadinya jantung koroner adalah adanya plak pada jantung

yang mengakibatkan tersumbatnya aliran darah dan oksigen menuju

jantung dan seluruh tubuh. Dimana proses terjadinya pembentukan

plak tersebut memakan waktu yang amat panjang, bahkan dapat

bertahun-tahun dan bisa jadi dimulai sejak usia muda. Hal tersebut

disebabkan oleh pola hidup dan pola makan yang salah.

3. Faktor Resiko Penyakit jantung Koroner

Supriyono (2008) menjelaskan faktor resiko penyakit jantung

koroner diantaranya adalah tekanan darah, merokok, lipid, diabetes

mellitus, obesitas, dan riwayat kelurga dengan penyakit jantung.

a. Lipid

Peningkatan kadar lipoprotein yang diiringi dengan

peningkatan kolesterol merupakan faktor resiko utama penyakit

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

48

jantung koroner. Lipoprotein ditemukan pada plak yang terbentuk

di dalam pembuluh darah.

b. Merokok

Merokok merupakan faktor risiko mayor untuk terjadinya

penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke, dan juga

memiliki hubungan kuat untuk terjadinya penyakit jantung

koroner sehingga dengan berhenti merokok akan mengurangi

risiko terjadinya serangan jantung.

c. Obesitas

Terdapat saling keterkaitan antara obesitas dengan risiko

peningkatan penyakit jantung koroner, hipertensi, angina, stroke,

diabetes. Data dari Framingham menunjukkan bahwa apabila

setiap individu mempunyai berat badan optimal, akan terjadi

penurunan insiden jantung koroner sebanyak 25%.

d. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus berhubungan dengan perubahan fisik

pada sistem kardiovaskuler. Diantaranya dapat berupa gangguan

pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko

terjadinya jantung koroner.

e. Riwayat Keluarga

Faktor genetika mempunyai peranan penting dalam

munculnya jantung koroner. Hal tersebut dipakai juga sebagai

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

49

pertimbangan penting dalam diagnosis, penatalaksanaan dan juga

pencegahan penyakit jantung koroner.

f. Hipertensi Sistemik

Peningkatan tekanan darah meningkatkan resistensi

terhadap pemompaan darah dari jantung, sebagai akibatnya terjadi

peningkatan kekuatan kontraksi. Hal ini mengakibat peningkatan

beban kerja jantung yang pada akhirnya menyebabkan nyeri.

Huon (2005) menjelaskan berbagai faktor resiko tercetusnya

penyakit jantung koroner, antara lain:

a. Peningkatan Kolesterol

Terdapat hubungan langsung antara resiko penyakit jantung

koroner dan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol yang

berlebihan dapat berubah menjadi plak dan menyebabkan

penyumbatan pada pembuluh darah.

b. Merokok

Resiko terjadinya penyakit jantung koroner akibat merokok

berkaitan dengan dosis. Dimana orng yang merokok 20 batang

atau lebih dalam sehari memiliki resiko dua hingga tiga kali lebih

tinggi terkena jantung koroner.

c. Obesitas

Resiko jantung koroner pada ornag yang mengalami

obesitas terjadi karena tingkat aktivitas yang rendah.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

50

d. Hipertensi

Orang dengan hipertensi memiliki resiko lebih besar

terkena jantung koroner. Sekitar 10% laki-laki dan 8% perempuan

yang menderita jantung koroner disebebkan oleh hipertensi.

e. Kepribadian

Orang yang mudah stress, baik fisik atau mental menjadi

pemicu jantung koroner. Orang dengan tipe kepribadian A

(bersifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, pemarah) memiliki

resiko lebih besar terkena jantung koroner.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor

resiko penyakit jantung koroner adalah tekanan darah, merokok, lipid,

diabetes mellitus, obesitas, dan riwayat kelurga dengan penyakit

jantung.

D. Hubungan Kebersyukuran dan Kebermaknaan Hidup pada Penderita

Jantung Koroner

Kebersyukuran (gratitude) adalah suatu perasaan terima kasih dan

rasa senang atas respon penerimaan hadiah. Dimana hadiah itu

memberikan manfaat bagi seseorang atau suatu kejadian yang memberikan

kedamaian. Serta berfungsi untuk memotivasi individu untuk terlibat

dalam perilaku prososial dan bertindak sebagai barometer moral yang

menyediakan afeksi positif. Dalam Islam, bersyukur adalah mengakui

nikmat Allah dan mengakui Allah sebagai pemberinya, tunduk kepada-

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

51

Nya, cinta kepada-Nya, ridha terhadap-Nya, serta mempergunakan nikmat

itu dalam hal yang disukai Allah dalam rangka taat kepada-Nya.

Kebermaknaan hidup adalah penghayatan individu terhadap hal-hal

yang dianggap penting, dirasakan berharga, diyakini kebenarannya, dan

memberi nilai khusus bagi seseorang, pemberian kualitas kehidupan pada

diri pribadi, yang dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan menjadi

orang yang berguna bagi orang lain.

Makna hidup merupakan hal-hal yang dianggap sangat penting dan

berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak

dijadikan tujuan hidup. Riset-riset sendiri cenderung menyetujui bahwa

kebermaknaan sangat penting dalam kehidupan seseorang. Jika hidup

kurang bermakna maka individu cenderung mengalami psikopatologi,

kesehatan menurun, adanya ide atau keinginan untuk bunuh diri.

Kebermaknaan hidup yang rendah juga berkorelasi pada kecendrungan

neurotis, kecemasan, dan anomia ( O‟Connor and Chamberlain, 1996).

Sebaliknya, individu yang kebermaknaan hidupnya tinggi

diketahui mempunyai korelasi positif terhadap meningkatnya harga diri

dan terbukanya pandangan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa

kebermaknaan hidup mempunyai tempat yang sangat penting sebagai

salah satu hal yang menjadikan manusia berfungsi penuh (O‟Connor and

Chamberlain, 1996).

Gumilar (2008) menjelaskan bahwa makna hidup hanya dapat di

isi selama individu menyadari bahwa sesuatu belum tentu menjadi

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

52

kenyataan, kecuali diperjuangkan dan keyakinan yang mendalam terhadap

Allah, mengantarkan manusia menjadi individu yang optimis, independen

dan tangguh untuk mengubah dirinya sendiri.

Gumilar (2008) juga menjelaskan bahwa individu yang bersyukur

mempunyai value atau nilai-nilai yang mereka tunjukkan dengan

mengakui bahwa semua hal yang didapat hanya dari Allah bukan dari

siapa-siapa sehingga tidak terjebak dalam kehidupan yang mementingkan

materi. Value inilah yang dimiliki individu yang bersyukur sebagai suatu

kerangka (framework) yang harus dipenuhi (fullfillment) agar membuat

hidup jauh lebih bermakna. Hal ini kemudian membuktikan teori Battista

dan Almond (1973) dimana konsep kebermaknaan hidup sangat erat

kaitannya dengan kerangka atau (framework) atau menjalankan tujuan

hidup yaitu mendekatkan diri pada Allah dengan cara bersyukur.

Kemudian individu menganggap pemenuhan tersebut sebagai rasa yang

sangat berarti (feeling of significance) sehingga mampu membuat hidup

lebih bermakna.

Menurut Gumilar (2008) individu yang bersyukur di indikasikan

tidak akan merasa tersesat dalam hidup dan dinyatakan mempunyai

perasaan meluap-luap. Ini berarti sudah memenuhi konsep hidup

bermakna yaitu hidup bersemangat, penuh gairah dan tidak mudah bosan

serta tidak merasa hampa. Individu yang bersyukur juga mempunyai

kecendrungan untuk menghargai kebahagiaan kecil sekalipun sehingga

jika mengalami penderitaan atau musibah, tetap bersikap tabah serta sadar

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

53

bahwa selalu ada hikmah dibalik musibah itu yang juga merupakan salah

satu indikator hidup yang bermakna.

Bedasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hubungan kebersyukuran dan kebermaknaan hidup adalah kebermaknaan

hidup sangat erat kaitannya dengan kerangka atau (framework) atau

menjalankan tujuan hidup yaitu mendekatkan diri pada Allah dengan cara

bersyukur. Kemudian individu menganggap pemenuhan tersebut sebagai

rasa yang sangat berarti (feeling of significance) sehingga mampu

membuat hidup lebih bermakna.

E. Kerangka Pemikiran

Penderita jantung koroner mengalami berbagai kondisi psikologis

negatif seperti merasa tidak berdaya, merasakan kehampaan dan merasa

bosan. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam

memaknai hidupnya. Individu akan memperoleh kebermaknaan dalam

hidupnya ketika individu mampu mengambil hikmah dari musibah,

bersikap tabah, serta menerima keadaan diri. Selanjutnya individu akan

merasakan kebersyukuran dalam dirinya.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

54

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Penderita Jantung

Koroner

Kebersyukuran

Mengalami kondisi psikologis negatif:

Merasa tidak berdaya

Merasa kehampaan

Merasa bosan

Kebermaknaan Hidup

Menerima keadaan diri

Mampu mengambil hikmah dari musibah

Bersikap tabah

Muncul perasaan cinta dan kasih sayang terhadap

orang lain

Keinginan untuk membantu dan berbagi

Cenderung untuk bertindak positif

Tinggi Rendah

Tinggi Rendah

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015

55

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah

ada hubungan antara kebersyukuran dan kebermaknaan hidup pada

penderita jantung koroner.

Hubungan Kebersyukuran Dan..., Izanatul Laily Maulidah, Fakultas Psikologi UMP, 2015