BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe...

19
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahan Penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika menurut Suhertin (dalam Lisca, 2012) dikarenakan siswa tidak menguasai bahasa, contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, siswa tidak memahami arti kata, siswa tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung. Lerner (1988) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. Kesamaan Pendapat menurut Subanji dan Mulyoto (2000:13- 14) tentang jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika antara lain : Kesalahan interpretasi bahasa yaitu Kesalahan menyatakan bahasa sehari- hari ke dalam bahasa matematika dan kesalahan dalam menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika; Kesalahan teknis yaitu Kesalahan perhitungan atau komputasi dalam mengerjakan soal-soal; Kesalahan konsep yaitu Kesalahan dalam menentukan atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah. Siswa sering melakukan kesalahan penggunaan teorema atau rumus yang tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan teorema. Tipe-tipe kesalahan dibagi ke dalam indikator agar penggolongan kesalahan lebih spesifik. Tabel tipe kesalahan berdasarkan indikator menurut Subanji dan Mulyoto (Restuningtyas, 2012) dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tipe-tipe kesalahan

Penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal

matematika menurut Suhertin (dalam Lisca, 2012) dikarenakan

siswa tidak menguasai bahasa, contohnya siswa tidak paham

dengan pertanyaan dalam soal matematika, siswa tidak

memahami arti kata, siswa tidak menguasai konsep dan kurang

menguasai teknik berhitung.

Lerner (1988) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang

dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas-tugas matematika,

yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya

pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru,

kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca

sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi

membaca tulisannya sendiri.

Kesamaan Pendapat menurut Subanji dan Mulyoto (2000:13-

14) tentang jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam

mengerjakan soal-soal matematika antara lain : Kesalahan

interpretasi bahasa yaitu Kesalahan menyatakan bahasa sehari-

hari ke dalam bahasa matematika dan kesalahan dalam

menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa

matematika; Kesalahan teknis yaitu Kesalahan perhitungan atau

komputasi dalam mengerjakan soal-soal; Kesalahan konsep yaitu

Kesalahan dalam menentukan atau menerapkan rumus untuk

menjawab suatu masalah. Siswa sering melakukan kesalahan

penggunaan teorema atau rumus yang tidak sesuai dengan kondisi

prasyarat berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan

teorema.

Tipe-tipe kesalahan dibagi ke dalam indikator agar

penggolongan kesalahan lebih spesifik. Tabel tipe kesalahan

berdasarkan indikator menurut Subanji dan Mulyoto

(Restuningtyas, 2012) dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

6

Tabel 2.1

Tipe Kesalahan

No Tipe Kesalahan Indikator

1 Kesalahan Interpretasi Bahasa

Kesalahan menyatakan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika

Kesalahan dalam menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika

2 Kesalahan Teknis Kesalahan perhitungan atau komputasi dalam mengerjakan soal-soal

3 Kesalahan Konsep Kesalahan dalam menentukan atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah

Jenis-jenis kesalahan lain menurut Subanji dan Mulyoto, jenis

kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika

dikelompokan menjadi 5 jenis, yaitu :

Kesalahan menggunakan data yaitu siswa tidak menggunakan

data yang seharusnya dipakai dalam menjawab pertanyaan yang

ada. Siswa juga melakukan kesalahan dalam memasukan data ke

variabel dan menambah data yang tidak diperlukan dalam

menjawab suatu masalah; Kesalahan menarik kesimpulan yaitu

kesalahan dalam melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung

yang benar juga kerap dilakukan oleh siswa. Kesalahan siswa

dalam melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai

dengan penalaran logis; Kesalahan imaginasi yaitu kesalahan

imaginasi merupakan kesulitan dan kekeliruan siswa dalam

imajinasi ruang (spasial) dalam dimensi-dimensi tiga yang

berakibat salah dalam mengerjakan soal-soal matematika;

Kesalahan Prasyarat yaitu kesalahan prasyarat merupakan

kesalahan dan kekeliruan siswa dalam mengerjakan soal

matematika karena bahan pelajaran yang sedang dipelajari siswa

belum dikuasai; Kesalahan Tanggapan yaitu kesalahan tanggapan

merupakan kekeliruan dalam penafsiran atau tanggapan siswa

terhadap konsepsi, rumus-rumus dan dalil-dalil matematika dalam

mengerjakan soal matematika.

Penelitian ini mengacu pada pendapat Subanji dan Mulyoto

(Restuningtyas, 2012), dimana pengklasifikasian kesalahan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

7

berdasarkan indikatornya. Pengklasifikasian tipe-tipe kesalahan

jawaban siswa dalam penelitian ini berdasarkan Pedoman

Pengklasifikasian Kesalahan Pada Materi Sistem Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear, dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Pedoman Pengklasifikasian Kesalahan Pada

Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

No Indikator kesalahan Kesalahan yang dilakukan siswa

1 Kesalahan menyatakan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika

Kesalahan dalam menyatakan suatu bentuk permasalahan soal cerita ke dalam bentuk sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

Kesalahan dalam menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika

Kesalahan dalam menyatakan suatu bentuk simbol, grafik dan tabel ke dalam bentuk sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

2 Kesalahan perhitungan atau komputasi dalam mengerjakan soal-soal

Kesalahan dalam melakukan perhitungan (perkalian,pembagian, penjumlahan, pengurangan) pada sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

Kesalahan dalam menuliskan tanda negatif/positif

3 Kesalahan dalam menentukan atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah

Kesalahan dalam menentukan dan menggunakan rumus terkait dalam menyelesaiakan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

Kesalahan dalam menuliskan, mengubah tanda persamaan dan pertidaksaman linear

2. Remediasi

a. Pengertian

Remediasi merupakan layanan pendidikan yang diberikan

kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajar

sehingga mencapai standar minimal ketuntasan yang

diterapkan. Sudrajat (2007) menyatakan bahwa untuk

memahami konsep penyelenggaraan metode remediasi,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

8

terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat

satuan pendidikan yang diberlakukan berdasarkan peraturan

Menteri Pendidikan Nasional nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006

dan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 tahun

2007 dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis

kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran

yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

Ischak dan Warji (1982), remediasi adalah kegiatan

perbaikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi

pelajaran. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa (Kartono,

2007).

b. Tujuan Remediasi

Tujuan guru melaksanakan kegiatan remediasi adalah

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah memperbaiki

kesalahan siswa. secara khusus kegiatan remediasi bertujuan

membantu siswa menuntaskan penguasaan kompetensi yang

telah ditetapkan (Kartono, 2007).

c. Fungsi Remediasi

Pengajaran remediasi mempunyai fungsi yang sangat

penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar (Kartono,

2007). Ada enam fungsi pengajaran remediasi yaitu :

i. Fungsi Korektif

Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran

remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan

terhadap sesuatu yang dipandang masih belum mencapai

apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar

mengajar.

ii. Fungsi Pemahaman

Dengan pengajaran remedial memungkinkan guru,

siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh

pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai

pribadi siswa.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

9

iii. Fungsi Penyesuaian

Pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk

bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan

lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat

belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang

untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar.

iv. Fungsi Pengayaan

Pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses

pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan

dalam pengajaran regular, akan dapat diperoleh melalui

pengajaran remedial.

v. Fungsi Akselerasi

Dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh

hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu

yang efektif dan efisien.

vi. Fungsi Terapeutik

Bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran

remedial akan dapat membantu menyembuhkan atau

memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang

diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan.

3. Jenis-jenis Kegiatan Remediasi

Dalam melakukan kegiatan remedial untuk membantu siswa

yang mengalami kesulitan belajar, guru dapat melakukan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut (Kartono, 2007):

a. Melaksanakan pembelajaran kembali

Melalui bentuk kegiatan ini seorang guru dapat

melaksanakan pembelajaran kembali materi yang belum

dikuasai oleh siswa dengan berorientasi pada kesulitan yang

dihadapi siswa tersebut. Bagi siswa yang kurang memahami

konsep, sebaiknya guru memberikan banyak contoh dalam

pembelajaran dan berorientasi pada kehidupan siswa serta

banyak memberikan contoh penerapan sehari-hari. misalnya

pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

10

b. Melakukan aktivitas fisik, misal Think Pair Share

Dalam matematika ada konsep-konsep yang mudah

dipahami apabila dijelaskan atau diperagakan melalui aktifitas

fisik seperti demonstrasi, praktek dan menggunakan media

dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat

memahami dengan baik konsep tersebut. Kegiatan remediasi

ini yaitu dengan melakukan praktek atau dengan metode Think

Pair Share misalnya pada materi sistem persamaan dan

pertidaksamaan linear.

c. Kegiatan kelompok

Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan kelompok

dapat efektif dalam membantu siswa, jika di antara anggota

kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan

mampu memberikan penjelasan pada siswa lainnya.

d. Tutorial

Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remediasi.

Dalam kegiatan tutorial, seorang guru meminta bantuan

kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menjadikan tutor

siswa yang berasal dari kelas yang sama ataupun dari kelas

yang lebih tinggi.

e. Menggunakan sumber belajar lain.

Penggunaan sumber belajar yang lain yang relevan dapat

membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi

pelajaran. Misalnya, guru meminta siswa untuk mengunjungi

ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

Selain itu, guru juga dapat meminta siswa membaca sumber

lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota

masyarakat yang mempunyai keahlian sesuatu yang sesuai

dengan materi yang dipelajari.

Dalam penelitian ini, dilakukan kegiatan remediasi dengan

mengajar kembali (re-teaching) dengan menggunakan metode

Think Pair Share. Metode ini juga dapat digunakan untuk

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

11

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar,

karena dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain siswa lebih

dapat memahami suatu materi khususnya pada materi sistem

persamaan dan pertidaksamaan linear.

4. Metode Think Pair Share

a. Pengertian

Think Pair Share adalah suatu metode pembelajaran

kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan

merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini

memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang

menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa

dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran Kooperatif

metode Think Pair Share ini relatif lebih sederhana karena

tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk

ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih

siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat

teman.

Metode Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman

dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland. Think Pair

Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa

waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling

membantu satu sama lain Ibrahim (2007) dengan cara ini

diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan

dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara

kooperatif. Lie (2002) menyatakan bahwa, Think Pair Share

adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk

bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.

b. Karateristik

Ibrahim (2000) Ciri utama pada metode pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share adalah tiga langkah utamanya

yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu :

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

12

i. Think (berpikir secara individual)

Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan

atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa

diminta untuk berpikir secara mandiri mengenai

pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada tahapan ini,

siswa sebaiknya menuliskan jawaban mereka, hal ini

karena guru tidak dapat memantau semua jawaban siswa

sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui

jawaban yang harus diperbaiki atau diluruskan di akhir

pembelajaran. Dalam menentukan batasan waktu untuk

tahap ini, guru harus mempertimbangkan pengetahuan

dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan,

jenis dan bentuk pertanyaan yang diberikan, serta jadwal

pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.

Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “think time”

atau waktu berpikir yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berpikir mengenai jawaban mereka sendiri

sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain.

Selain itu, guru dapat mengurangi masalah dari adanya

siswa yang mengobrol, karena tiap siswa memiliki tugas

untuk dikerjakan sendiri.

ii. Pair (berpasangan dengan teman sebangku)

Langkah kedua adalah agar siswa berpasangan dengan

teman sebangkunya sehingga dapat saling bertukar

pikiran. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi mengenai

hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil akhir

yang didapat menjadi setingkat lebih baik, karena siswa

mendapat tambahan informasi dan metodologi

pemecahan masalah yang lain.

Pada tahap ini, tidaklah diharuskan bahwa ada dua

orang siswa untuk setiap pasangan. Langkah ini dapat

berkembang dengan meminta pasangan lain untuk

membentuk kelompok berempat dengan tujuan

memperkaya pemikiran mereka sebelum berbagi dengan

kelompok yang lebih besar (kelas).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

13

iii. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh

kelas)

Dalam tahap ini, setiap pasangan berbagi hasil

pemikiran mereka dengan pasangan lain atau dengan

seluruh kelas. langkah ini merupakan penyempurnaan

langkah-langkah sebelumnya, dalam arti bahwa langkah ini

menolong agar semua kelompok berakhir pada titik yang

sama. Kelompok yang belum menyelesaikan

permasalahannya diharapkan menjadi lebih memahami

pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan

penjelasan kelompok yang lain. Hal ini juga agar siswa

benar-benar mengerti ketika guru memberikan koreksi

maupun penguatan diakhir pembelajaran.

c. Tahap pembelajaran (sintaks) metode pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share

Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

terdiri dari lima langkah, dalam tiga langkah utama sebagai ciri

khas yaitu : think, pair dan share. Langkah-langkah

pembelajaran dalam metode kooperatif tipe Think Pair Share

dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3

Sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap 1 pendahuluan

1. Guru menjelaskan aturan main dan batas waktu untuk setiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

2. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

Tahap 2 Think

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan demonstrasi

2. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa

3. Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu

Tahap 3 Pair

1. Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya

2. Siswa berdiskusi dengan pasangannya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

14

mengenai jawaban tugas yang telah dikerjakan

Tahp 4 Share

1. Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa dikelas dengan dipandu oleh guru.

Tahap 5 Penghargaan

1. Siswa dinilai secara individu dan kelompok

Penjelasan dari setiap langkah adalah sebagai berikut :

i. Tahap pendahuluan

Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian

apersepsi sekaligus memotivasi siswa agar terlibat pada

aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga

menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan

waktu untuk setiap tahap kegiatan.

ii. Tahap think (berpikir secara individual)

Proses think pair share dimulai pada saat guru

melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal

siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (think

time) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara

individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam

penentuannya, guru harus mempertimbangkan

pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan

yang diberikan.

iii. Tahap pair (berpasangan dengan teman sebangku)

Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara

berpasangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap

siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan

agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar

dan meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa

mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan

mengenai jawaban atas permasalahan yang telah

diberikan oleh guru. Setiap siswa memiliki kesempatan

untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban

secara bersama.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

15

iv. Tahap share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau

seluruh kelas)

Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan

jawaban secara perseorangan atau secara kooperatif

kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap

anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil

pemikiran mereka.

v. Tahap penghargaan

Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara

individu maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan

hasil jawaban pada tahap think, sedangkan nilai kelompok

berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama

pada saat presentasi memberikan penjelasan terhadap

seluruh kelas.

d. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share adalah :

i. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat

suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari

siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk

didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

ii. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa

diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.

iii. Dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan

menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang

lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil

iv. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran

(teacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk

dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru

(student oriented).

Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share adalah :

i. Metode pembelajaran Think Pair Share belum banyak

diterapkan di sekolah

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

16

ii. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru,

waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan

intervensi secara maksimal

iii. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat

kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir anak dan

mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara

mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir

memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan

kesulitan sendiri bagi siswa.

5. Langkah Pemecahan Masalah Matematika

Sumardiyono (Supinah, 2010) mengungkapkan bahwa

pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan

yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang

belum dikenal. Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006

mengemukakan, bahwa pemecahan masalah merupakan fokus

dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah

tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi

tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.

Menurut Polya (Nuralam, 2009), pemecahan masalah

merupakan suatu usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu

kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan

segera. Langkah-langkah dalam pemecahan masalahnya yakni

memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan

masalah, dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang

telah dikerjakan. Pada fase memahami masalah siswa tidak

mungkin menyelesaikan masalah dengan benar tanpa adanya

pemahaman terhadap masalah yang diberikan, selanjutnya siswa

harus mampu menyusun rencana atau strategi. Penyelesaian

masalah dalam fase ini sangat tergantung pada pengalaman siswa

yang kreatif dalam menyusun penyelesaian suatu masalah.

Langkah selanjutnya adalah siswa mampu menyelesaikan masalah

sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dianggap tepat.

Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah adalah

melakukan pengecekan atas apa yang dilakukan, mulai dari fase

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

17

pertama hingga hingga fase ketiga. Kesalahan yang tidak perlu

terjadi dapat dikoreksi kembali dengan model seperti ini, sehingga

siswa dapat menemukan jawaban yang benar-benar sesuai dengan

masalah yang diberikan.

Secara garis besar langkah-langkah pemecahan masalah

menurut Polya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya

Penelitian ini menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh

Polya (Nuralam, 2009), secara garis besar indikator kemampuan

pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

Memahami Masalah (Understanding)

Merencanakan Penyelesaian (Planning)

Menyelesaikan Masalah (Solving)

Melakukan Pengecekan Kembali (Checking)

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

18

Tabel 2.4

Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Polya

Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

No Langkah Pemecahan Masalah

Indikator

1 Memahami soal (Understanding)

Siswa harus memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear tersebut, seperti :

a. Data atau informasi apa yang dapat diketahui dari soal?

b. Apa inti permasalahan dari soal yang memerlukan pemecahan?

c. Adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel atau tanda-tanda khusus?

d. Adakah syarat-syarat penting yang perlu diperhatikan dalam soal?

2 Merencanakan penyelesaian (Planning)

a. Siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

b. Siswa harus mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling menunjang dan mencari rumus-rumus yang diperlukan dalam soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

3 Menyelesaikan Masalah (Solving)

a. Siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai

b. Siswa harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku

c. Siswa mulai memasukkan data-data hingga menjurus ke rencana pemecahannya

d. Siswa melaksanakan langkah-langkah rencana

4 Melakukan Pengecekan Kembali (Checking)

Siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukannya

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

19

6. Belajar Tuntas

Belajar tuntas berdasarkan bebrapa ahli pendidikan,

sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2000) bahwa belajar

tuntas artinya penguasaan penuh. Penguasaan penuh ini dapat

dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara

menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada

materi tersebut.

Belajar tuntas merupakan pembelajaran yang dapat

dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam

kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar

dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal

terhadap seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis, 2005).

Basuki (2012) belajar tuntas (mastery Learning) merupakan

proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan

terstruktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada

siswa kelompok besar (pengajaran klasikal), membantu mengatasi

perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan berguna

untuk menciptakan kecepatan belajar (rate of program). Belajar

tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang

melekat pada pembelajaran klasikal.

Benyamin S Bloom (dalam Yamin, 2008) menyebutkan tiga

strategi dalam belajar tuntas yaitu mengidentifikasi prakondisi,

mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, dan

mengimplementasikan dalam pembelajaran klasikal dengan

memberi bumbu untuk menyesuaikan dengan kemampuan

individual yang meliputi : 1) corrective technique, pengajaran

remedial yang dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap

tujuan yang gagal dicapai oleh siswa, dengan prosedur dan

metode yang berbeda dari sebelumnya; 2) memberikan tambahan

waktu kepada siswa yang membutuhkan (belum menguasai bahan

secara tuntas).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

20

B. Tinjauan Materi

1. Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

SK : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel

KD : 1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan

sistem persamaan campuran linear dan kuadrat

dalam dua variabel

2. Merancang model matematika dari masalah yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear

3. Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang

melibatkan bentuk pecahan aljabar

4. Menyelesaikan model matematika dari masalah

yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu

variabel dan penafsirannya

Indikator : 1. Menentukan himpunan penyelesaian dari sistem

persamaan linear

2. Menentukan penyelesaian model matematika dari

masalah yang berhubungan dengan sistem

persamaan linear

3. Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu

variabel dan Menentukan Daerah Penyelesaian

pertidaksamaan linear satu variabel dengan

menggunakan grafik

4. Menentukan penyelesaian model matematika dari

masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan

satu variabel.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

21

2. Peta konsep

Gambar 2.2

Peta Konsep

Persamaan dan Pertidaksamaan

Persamaan Pertidaksamaan

Linear Kuadrat

Mencari

Himpunan

Penyelesaian

Menyusun

Persamaan

dari Akar-akar

Dua Variabel Satu Variabel

SPL

Mencari

Himpunan

Penyelesai

an

Mencari Himpunan

Penyelesaian

dengan

Menggunakan Garis

Bilangan

Mencari

Himpunan

Penyelesai

an

Kuadrat Linear

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

22

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir

Tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

Banyak Kesalahan

Kesalahan siswa dapat diperbaiki dengan cara remediasi dengan

menggunakan metode Think Pair share

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesalahan

Interpretasi

Bahasa

Tipe-tipe kesalahan

yang dilakukan siswa

Think Pair Share akan menunjukkan kemampuan siswa dalam mengingat

suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta

saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan.

Kesimpulan Data

Pembelajaran Remediasi

dengan menggunakan

metode Think Pair Share

Kesalahan Teknis Kesalahan Konsep

Wawancara

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tipe-tipe kesalahanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4281/3/T1_202008022_BAB II.pdf · merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode

23

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah remediasi menggunakan

metode Think Pair Share dapat memperbaiki kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear kelas

X SMK Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2012/2013.