BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Akuntansieprints.uny.ac.id/8868/3/bab 2...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Akuntansieprints.uny.ac.id/8868/3/bab 2...
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001;3), Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan. Unsur suatu sistem akuntansi
pokok adalah formulir, catatan, yang terdiri dari jurnal, buku besar dan
buku pembantu, serta laporan.
Menurut Howard F. Stettler yang diterjemahkan Zaki Baridwan
(1998:4) menyebutkan sistem akuntansi adalah formulir-formulir , catatan-
catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah
data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan
manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai operasi. Sedangkan menurut Bambang
Purnomosidi dan Muhammad F (1990:19), sistem akuntansi adalah
berbagai rancang bangun (design) prosedur-prosedur untuk pengumpulan
dan pelaporan data akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan suatu
perusahaan tertentu.
12
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
adalah metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan,
mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-
transaksi organisasi dan untuk menjaga pertanggungjawaban aktiva dan
kewajiban. Dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan antara
sistem dan prosedur. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
prosedur merupakan bagian kecil dari sistem.
2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
a. Konsep Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Menurut Bambang Purnomosidi dan Muhammad F (1990:19),
sistem akuntansi adalah berbagai rancang bangun (design) prosedur-
prosedur untuk pengumpulan dan pelaporan data akuntansi yang paling
sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan tertentu. Unsur suatu sistem
akuntansi pokok adalah formulir, catatan, yang terdiri dari jurnal, buku
besar dan buku pembantu, serta laporan.
IAI (2007:23.2) mendefinisikan pendapatan (penerimaan kas)
sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal. Penerimaan kas adalah kas yang diterima
perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga
yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari
13
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau
transaksi lain yang dapat menambah kas perusahaan.
Dari berbagai konsep diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi penerimaan kas merupakan sistem dan prosedur yang
mengorganisasi formulir, catatan, laporan dan transaksi yang
berhubungan dengan penerimaan kas perusahaan yang berasal dari
transaksi penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lain yang
dapat menambah kas perusahaan dengan menggunakan suatu media
agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen.
Prosedur dalam penerimaan kas perlu mempertimbangkan pentingnya
dan frekuensi masing-masing. Sesudah itu baru merencanakan
organisasi dan metode pengelolaan dan pengawasan fisik atau membuat
catatan pengelolaan dan pengawasan.
b. Fungsi yang Terkait
Berdasarkan konteks penelitian ini, yaitu perusahaan jasa, maka fungsi
yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas menurut Arfan
Ikhsan (2008 : 240) adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran ke fungsi kas.
14
2) Fungsi kas
Dalam transaksi penerimaan kas, fungsi ini bertanggung jawab
sebagai penerimaan kas dari pembeli, menyetor kas yang diterima
ke bank dalam jumlah penuh.
3) Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaa kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk membungkus dan menyerahkan barang
yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5) Fungsi Akuntansi
Dalam sistem penjualan tunai, fungi ini bertanggung jawab sebagai
pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan
laporan penjualan.
c. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
menurut Mulyadi (2001: 463), yaitu:
1) Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai penjualan tunai.
15
TERIMA KASIH*
12.500,0015.000,0020.000,0057.000,0075.000,00
179.500,00 ST180.000,00
500,00 C
Sumber: Mulyadi (2001:464)
Gambar 1. Faktur Penjualan Tunai
2) Pita Register Kas(cash register tape)
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan
oleh bagian kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
Sumber: Mulyadi (2001:464)
Gambar 2. Pita Register Kas
16
3) Credit card sales slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang
menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual
barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi
sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang
mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah
diakukan kepada pemegang kartu kredit.
Sumber: Mulyadi (2001: 465)
Gambar 3. Credit Card Slip
4) Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
Sumber: Mulyadi (
Gambar 4. Bill of Lading
17
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan
Dokumen ini
digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
(2001: 466)
5) Faktur penjualan
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan
6) Bukti Setor bank
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas
ke bank.
Faktur penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
Sumber: (Mulyadi, 2001: 467)
Gambar 5. Faktur Penjualan COD
Bukti Setor bank
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas
Sumber: Mulyadi (2001
Gambar 6. Bukti Setor Bank
18
COD.
Sumber: (Mulyadi, 2001: 467)
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas
di (2001:468)
19
7) Rekapitulasi harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas
harga pokok produk yang dijual selama satu periode.
REKAP HARGA POKOK PENJUALAN
Bulan Nomor Tgl. Pembuatan
Kode Rekening Nama Persediaan Jumlah Rupiah
Departemen Akuntansi Biaya Bagian Kartu Persediaan
Sumber: Mulyadi (2001: 218)
Gambar 7. Rekapitulasi Harga Pokok Penjulan
d. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan
kas menurut Mulyadi (2001;468) adalah
1) Jurnal penjualan
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan.
20
Sumber: Mulyadi (2001:279)
Gambar 8. Jurnal Penjualan
2) Jurnal penerimaan kas
Untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya
dari penjualan tunai.
Sumber: James A. Hall (2009:243)
Gambar 9. Jurnal Penerimaan Kas
3) Jurnal umum
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual.
Sumber: Mulyadi (2001:102)
Gambar 10. Jurnal Umum
21
4) Kartu gudang
Untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
Sumber: Mulyadi (2001:417)
Gambar 11. Kartu gudang
e. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Berdasarkan konteks penelitian ini yaitu perusahaan jasa, maka
jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem akuntansi
penerimaan kas menurut Arfan Ikhsan (2008:255) adalah sebagai
berikut:
1) Prosedur order penjualan
Prosedur Order Penjualan pada Bagian order penjualan memulai
transaksi dengan menerima order dari pembeli dan membuat faktur
penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2) Prosedur penerimaan kas
Prosedur penerimaan kas adalah pada bagian kas menerima
pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda
pembayaran dan memberikan tanda cap “Lunas” pada faktur
penjualan tunai.
22
3) Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada
pembeli.
4) Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas.
5) Prosedur penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran
dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari.
Dalam prosedur ini fungsi kas yang diterima dari penjualan tunai ke
bank dalam jurnal penuh.
6) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke
dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu
persediaan.
23
f. Unsur Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Menurut Mulyadi (2001:470) unsur pengendalian intern
secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
a) Fungsi Penjualan harus terpisah dari Fungsi Kas.
b) Fungsi Kas harus terpisah dari Fungsi Akuntansi.
c) Transaksi penjualan harus dilakukan oleh Fungsi Penjualan,
Fungsi Pengiriman, dan Fungsi Akuntansi.
2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh Fungsi
Penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan.
b) Penerimaan kas diotorisasi oleh Fungsi Kas dengan cara
membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan dan
menempelkan pita register kas pada faktur tersebut.
c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi kredit dari bank penerbit kartu kredit.
24
d) Penyerahan barang diotorisasi oleh Fungsi Pengiriman dengan
cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur
penjualan.
e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh Fungsi
Akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur
penjualan.
3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
a) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dalam pemakaian
dipertanggungjawabkan oleh Fungsi Penjualan.
b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan atau hari kerja berikutnya.
c) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan Fungsi Kas secara
periodik dan secara mendadak oleh Fungsi Pemeriksa Intern.
25
g. Bagan Alir Dokumen Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sumber : Mulyadi (2001 : 476)
Gambar 12. Prosedur Penerimaan Kas
26
Sumber : Mulyadi (2001 : 477)
Gambar 12. Prosedur Penerimaan Kas (Lanjutan)
27
3. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Terkomputerisasi
a. Konsep Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Terkomputerisasi
Menurut Zaki Baridwan (2000:5), terkomputerisasi bermakna
sebagai penggunaan komputer dalam pemrosesan transaksi penjualan
dan kegiatan pengolahan data penjualan menggantikan proses
pengolahan data manual. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem
akuntansi penerimaan kas terkomputerisasi adalah pengorganisasian
formulir, catatan, laporan dan transaksi yang berhubungan dengan
penerimaan kas perusahaan yang berasal dari transaksi penjualan tunai,
pelunasan piutang atau transaksi lain yang dapat menambah kas
perusahaan menggunakan teknologi komputer.
1) File Magnetis Catatan Akuntansi
James A. Hall (2007 : 76) menyebutkan bahwa pencatatan
akuntansi terkomputerisasi disajikan dalam empat jenis file
magnetic, yaitu :
a) File Master
File master biasanya berisi data akun. contohnya buku besar
umum dan buku besar pembantu.
b) File Transaksi
File transaksi adalah file sementara yang berisi catatan transaksi
yang akan digunakan untuk memperbaharui file master.
28
c) File Referensi
File referensi menyimpan data yang akan digunakan untuk
memproses transaksi.
d) File Arsip
File arsip berisi catatan transaksi masa lalu yang dipertahankan
untuk referensi masa depan.
2) Perbedaan Sistem Batch Dan Real Time
Pemrosesan transaksi akuntansi terkomputerisasi dibagi
menjadi dua, yaitu batch dan real time. Perbedaan karakterisitik
antara pemrosesan batch dengan real time menurut James A.Hall,
(2007 :98)
Karakteristik
PembedaBatch Real Time
Kerangka
waktu
informasi
Terdapat jeda antara
waktu terjadinya
kegiatan ekonomi dengan
waktu pencatatannya
Pemrosesan dilakukan
ketika kegiatan
ekonomi itu terjadi
Sumber Daya Lebih sedikit sumber
daya yang digunakan
Lebih banyak sumber
daya yang digunakan
Efisiensi
Operasional
Record tertentu diproses
setelah terjadi peristiwa
untuk menghindari
penundaan operasional
Semua record yang
berkaitan dengan
peristiwa segera
diproses
Sumber : James A.Hall, (2007:98)
Tabel 1 : Perbedaan Sistem Batch dan Real Time
29
Selain itu, masih menurut James A. Hall (2007:257)
pemrosesan data secara real-time mempunyai beberapa keunggulan,
diantaranya:
a) Pemrosesan secara real time akan sangat menyederhanakan
siklus kas perusahaan.
b) Pemrosesan real time dapat memberikan keunggulan bagi
perusahaan untuk bersaing di pasar.
c) Prosedur manual akan sangat berpeluang terjadi kesalahan
administrasi, seperti kesalahan nomor akun dan kesalahan
perhitungan harga.
b. Desain Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Terkomputerisasi
Desain sistem akuntansi penerimaan kas terkomputerisasi
melewati beberapa tahapan yaitu pemodelan database, pemodelan
proses dan desain interface. Pada desain interface meliputi desain input,
dan desain output.
1) Pemodelan Database
Menurut Hanif Al Fatta (2007:121) data model adalah cara
formal untuk menggambarkan data yang digunakan dan diciptakan
dalam suatu sistem bisnis. Salah satu cara pemodelan adalah dengan
Relational Data Base Model (RDBM).
Relational Data Base Model (RDBM) menurut Edhy Sutanta
(2004:133) merupakan model basis data menunujukkan/suatu
cara/mekanisme yang digunakan untuk mengelola/
30
mengorganisasikan data secara fisik dalam memori sekunder yang
berdampak pula pada bagaimana kita menelompokkan dan
membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang sedang
ditinjau.
RDBM berguna untuk memodelkan sistem yang nantinya akan
dikembangkan basis datanya. RDBM juga dapat menunjukkan
macam data yang dibutuhkan dan kerelasian antar data yang ada di
dalamnya. Untuk melakukan relasi antar tabel pada sebuah database
dikenal istilah primary key. Untuk jenis-jenis kerelasian terdapat
relasi satu ke satu, relasi satu ke banyak, relasi banyak ke satu, relasi
banyak ke banyak. Berikut ini tabel-tabel yang akan dibuat beserta
dengan primary key yang akan digunakan:
1) Tabel Mobil
Tabel mobil adalah tabel untuk menyimpan berbagai hal yang
berhubungan dengan data mobil, antara lain kode mobil
(primary key), No. Polisi, jenis mobil, warna mobil, dan harga
sewa mobil.
2) Tabel Pelanggan
Tabel pelanggan adalah tabel untuk menyimpan data pelanggan.
Tabel ini akan berisi kode pelanggan (primary key), nama
pelanggan, alamat pelanggan, jenis kelamin dan no telepon.
31
3) Tabel Karyawan
Tabel karyawan adalah tabel untuk menyimpan data karyawan.
Tabel ini akan berisi kode karyawan (primary key), nama
karyawan, alamat karyawan, jenis kelamin dan no telepon.
4) Tabel Booking
Tabel booking adalah tabel untuk menyimpan data booking.
Dengan tabel ini memungkinkan pelanggan melakukan
pemesanan melalui telepon. Tabel booking akan berisi nomor
booking (primary key), kode pelanggan, kode mobil, tanggal
sewa, tanggal booking dan uang muka.
5) Tabel Kas
Tabel kas adalah tabel untuk menyimpan data pembayaran.
Tabel ini akan berisi no transaksi (primary key), tanggal
transaksi, kode mobil, kode pelanggan, nama transaksi dan kas.
6) Tabel Pinjam
Tabel pinjam adalah tabel untuk menyimpan data peminjaman
dan data pengembalian Tabel pinjam nantinya akan dipakai
untuk melakukan penyimpanan data dari form peminjaman dan
form pengembalian. Tabel ini akan berisi nomor peminjaman
(primary key), tanggal peminjaman, tanggal pengembalian, lama
peminjaman, kode karyawan, kode pelanggan, kode mobil,
jaminan, overtime, denda overtime, kondisi mobil, denda
kerusakan, total, uang muka, dan kekurangan .
32
2) Pemodelan Proses
Pemodelan proses dapat digambarkan melalui Flowchart.
Flowchart digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah
ada atau sistem baru yang akan dikembangkan dengan lebih
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir
atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.
Penggambaran Flowchart dilakukan dengan menggunakan
simbol-simbol tertentu. Simbol-simbol tersebut digunakan pada
Flowchart dengan maksud mewakili suatu elemen tertentu
3) Desain Interface.
Desain interface merupakan desain tatap muka yang akan
dibuat pada program aplikasi. Desain interface yang akan dibuat
meliputi desain input dan desain output.
a) Desain Input
Desain input merupakan desain media sebagai tempat untuk
memasukkan data-data ke dalam database. Desain input ini
meliputi beberapa form sebagai berikut:
(1) Form Mobil
Form mobil digunakan untuk memasukkan data barang,
mengubah data barang dan menghapus data barang.
(2) Form Pelanggan
Form pelanggan digunakan untuk memasukkan data,
mengubah data dan menghapus data pelanggan.
33
(3) Form karyawan
Form karyawan digunakan untuk memasukkan data
karyawan, mengubah data karyawan dan menghapus data
karyawan.
(4) Form Booking
Form booking digunakan untuk memasukkan data booking
yang telah di order oleh pelanggan.
(5) Form Peminjaman
Form peminjaman digunakan untuk memasukkan data
peminjaman mobil.
(6) Form Pengembalian
Form pengembalian digunakan untuk memasukkan data
pengembalian mobil.
(7) Form Pembayaran
Form pembayaran digunakan untuk mencatat data-data
pembayaran yang diterima oleh perusahaan.
b) Desain Output
Desain output berupa informasi tentang laporan-laporan
penerimaan kas dan laporan transaksi yang telah terjadi. Desain
output ini meliputi beberapa laporan berikut:
(1) Laporan Data Mobil
Laporan data mobil merupakan laporan tentang data-data
mobil yang dimiliki oleh perusahaan.
34
(2) Laporan Data Pelanggan
Laporan data pelanggan merupakan laporan tentang data-data
pelanggan yang melakukan peminjaman mobil di Putra Surya
Rent Car.
(3) Laporan Data Karyawan
Laporan data karyawan merupakan laporan tentang data-data
karyawan yang bekerja di Putra Surya Rent Car.
(4) Laporan Penerimaan Kas All Periode
Laporan penerimaan kas periode merupakan laporan tentang
jumlah seluruh kas yang ada pada periode tertentu.
(5) Laporan Penerimaan Kas dari Denda Overtime Periode
Laporan penerimaan kas dari denda overtime periode
merupakan laporan tentang jumlah kas yang hanya berasal
dari denda overtime (keterlambatan pengembalian mobil).
(6) Laporan Penerimaan Kas dari Denda Kerusakan Periode
Laporan penerimaan kas dari denda kerusakan periode
merupakan laporan tentang jumlah kas yang hanya berasal
dari denda/ganti rugi kerusakan oleh pelanggan.
(7) Laporan Booking Mobil Periode
Laporan booking merupakan laporan yang berisi tentang
detail booking mobil pada periode tertentu.
35
(8) Laporan Peminjaman Mobil Periode
Laporan peminjaman mobil merupakan laporan yang berisi
tentang detail peminjaman mobil pada periode tertentu.
(9) Laporan Pengembalian mobil Periode
Laporan pengembalian mobil merupakan laporan yang berisi
tentang detail pengembalian mobil. Dari laporan ini dapat
diketahui mobil mana saja yang sudah dikembalikan tepat
waktu.
4. Pengembangan Sistem
Nugroho Wijayanto (2004:521) mendefinisikan pengembangan
sistem sebagai daur dari suatu perkembangan sistem informasi mulai dari
konsepsi yang berwujud gagasan, proses pengembangannya hingga
implementasi dan operasionalnya. Menurut Jogiyanto (2005)
pengembangan sistem adalah proses penyusunan suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Mulyadi (2001:39) menjelaskan
pengembangan sistem merupakan langkah-langkah yang dilalui oleh
analisis sistem dalam mengembangkan sistem informasi.
a. Prinsip dan Tujuan Pengembangan Sistem
Dalam proses pengembangan sistem, ada beberapa prinsip yang
tidak boleh dilupakan. Menurut Jogiyanto (2005;38) prinsip-prinsip ini
adalah sebagai berikut:
36
1) Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen. Pengguna
informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus
dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2) Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
Pengembangan sistem membutuhkan dana yang besar, oleh karena
itu harus mempertimbangkan hal berikut, yaitu semua altenatif
yang ada harus diinvestigasi dan investasi yang terbaik harus
bernilai.
3) Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
Orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan
sistem ini harus merupakan orang yang terdidik tentang
permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi
yang mungkin dilakukan.
4) Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan sistem. Tanpa adanya perencanaan dan koordinasi
yang kerja yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak
akan berhasil dengan memuaskan.
5) Tahapan pengembangan sistem tidak harus urut. Langkah-langkah
dalam pengembangan sistem tidak harus urut, tetapi dapat
dilakukan secara bersama-sama, karena waktu adalah uang.
6) Jangan takut membatalkan proyek. Jika terjadi kasus-kasus tertentu
dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan karena sudah tidak
layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas.
37
7) Dokumentasi harus ada untuk pedoman pengembangan sistem.
Dokumentasi yang dibuat dan dikumpulkan selama proses dari
pengembangan sistem dapat digunakan untuk bahan komunikasi
antara analis sistem dengan pemakai sistem.
Dalam proses pengembangan sistem, ada beberapa tujuannya. Tujuan
pengembangan sistem menurut Mulyadi (2001 :19 ) yaitu:
1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika
perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan
usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan
selama ini.
2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, kecepatan penyajian, maupun
struktur informasinya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem
akuntansi dapat menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang
lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi yang
sesuai dengan tuntutan manajemen.
3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengendalian
intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability)
informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap
mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan
perusahaan.
38
4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi. Dalam memperhitungkan pengorbanan untuk
memperoleh informasi keuangan ternyata lebih besar dibandingkan
dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu
dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumberdaya
bagi penyediaan informasi.
b. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem merupakan tahapan-tahapan
yang penting untuk menentukan arah dari pembuatan sistem. Untuk
metode pengembangan sistem, metode yang digunakan merupakan
metode SDLC ( System Development Life Cycle ). Metode SDLC
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1) Tahap Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahap pertama yang dilakukan
dalam pengembangan sebuah sistem. Hanif Al Fatta (2007:27)
menjelaskan tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang
sedang berjalan dipelajari dan sistem pengganti diusulkan. Dalam
analisis sistem dibagi menjadi tiga analisis, yaitu :
a) Analisis Kelemahan Sistem Lama
Metode yang digunakan dalam analisis terhadap sistem
yang lama adalah metode analisis PIECES (Performance,
Information, Economy, Control, Eficiency dan Service).
Menurut Hanif Al Fatta (2007:51), untuk mengidentifikasi
39
masalah sistem dari sistem lama, harus dilakukan analisis
terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan, efisiensi
dan pelayanan pelanggan.
(1) Performance (analisis kinerja)
Kinerja merupakan kemapuan menyelesaikan tugas
pelayanan dengan cepat sehingga sasaran atau tujuan
segera tercapai. Masalah kinerja diukur dengan jumlah
dan waktu tanggap dan jumlah produksi akan muncul
ketika tugas-tugas tidak mencapai tujuan sasaran.
(2) Information (analisis informasi)
Keadaan yang membutuhkan peningkatan informasi di
antaranya, kurangnya informasi yang relevan mengenai
keputusan sekarang, kurangnya informasi yang tepat
waktu, dan kurang akuratnya informasi. Sehingga
dibutuhkan evaluasi terhadap kemampuan sistem
informasi yang bisa menghasilkan informasi yang
bermanfaat. Dalam hal ini meningkatkan suatu kualitas
informasi tidak dengan menambah jumlah informasi,
karena jika terjadi banyaknya informasi yang ada
hanyalah muncul masalah baru.
(3) Economy (analisis ekonomi)
Analisis ekonomi merupakan penilaian sistem atau biaya
dan keuntungan yang akan didapatkan dari sistem yang
40
diterapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam analisis ini
adalah biaya dan keuntungan. Biaya meliputi biaya tidak
diketahui, biaya tidak dapat dilacak ke sumber, dan biaya
terlalu tinggi. Sedangkan untuk keuntungan meliputi
pasar-pasar baru dapat dieksplorasi, pemasaran ini dapat
diperbaiki, dan pesanan-pesanan dapat ditingkatkan.
(4) Control (analisis pengendalian)
Untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau
mendeteksi kesalahan sistem serta menjamin keamanan
data dan informasi maka dipasang sebuah control. Hal-hal
yang harus diperhatikan yaitu :
(a) Keamanan atau kontrol yang lemah
(b) Kontrol atau keamanan yang berlebihan
(5) Eficiency (analisis efisisensi)
Ditujukan untuk menghasilkan output sebanyak-
banyaknya dengan input seminimal mungkin. Terdapat
beberapa alasan atau indikasi suatu sistem dikatakan tidak
efisien, yaitu ;
(a) Data di input atau di salin secara berlebihan
(b) Data di proses berlebihan
(c) Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber
daya manusia
(d) Informasi yang dihasilkan berlebihan
41
(e) Usaha yang dibutuhkan untuk tugas terlalu berlebihan
(f) Material yang dibutuhkan untuk tugas terlalu
berlebihan
(6) Service (analisis pelayanan pelanggan)
Merupakan analisis terhadap peningkatan pelayanan yang
diberikan oleh sistem. Kriteria sistem dikatakan buruk
jika sistem tersebut menghasilkan suatu produk yang
tidak akurat, tidak konsisten, dan tidak bisa dipercaya.
b) Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem dibutuhkan guna menunjang
penerapan sistem baru. Analisis tersebut guna memutuskan
bahwa sebenarnya pengembangan sistem baru dibutuhkan
atau tidak. Kebutuhan sistem dibagi menjadi dua, yaitu :
(1) Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan jenis kebutuhan yang
berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan
oleh sistem. Selain itu, berisi tentang informasi-informasi
yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem.
(2) Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional adalah tipe kebutuhan yang
berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem,
meliputi : operasional, kinerja, keamanan dan informasi.
42
c) Analis Kelayakan Sistem
Menurut Jogiyanto (2008:436) anaisis kelayakan
sistem merupakan analisis yang dilakukan untuk menentukan
apakah proyek pengembangan sistem layak dipertimbangkan
atau tidak. Hanif Al Fatta (2007:75) menyebutkan aspek yang
harus dianalisis kelayakannya adalah kelayakan teknis,
kelayakan operasional, kelayakan ekonomi dan kelayakan
hukum.
(1) Kelayakan Teknis
Kriteria kelayakan ini berhubungan dengan tingkat
dan karateristik teknologi dalam industri komputer serta
kemampuan perusahaan dalam menerapkan teknologi.
Jika teknologi yang dikehendaki untuk pengembangan
sistem merupakan teknologi yang mudah didapat, tingkat
pemakaian mudah, dan murah berarti bisa dikatakan
layak.
(2) Kelayakan Operasional
Kriteria kelayakan ini berhubungan dengan sistem
teknologi yang dihasilkan tersebut dapat dioperasikan
atau tidak. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam
menguji kelayakan sistem operasional adalah kepuasan
pengguna sistem.
43
(3) Kelayakan Ekonomi
Aspek yang mendominasi aspek kelayakan adalah
aspek ekonomi. Terdapat beberapa metode kuantitatif
untuk melakukan analisis kelayakan.
(a) Metode Periode Pengembalian (payback period)
Metode ini digunakan untuk mengukur jumlah
tahun yang diperlukan untuk mendapatkan kembali
investasi awal yang telah dikeluarkan. Proyek yang
memiliki periode kembalian paling rendah menjadi
prioritas utama untuk dipilih. Rumus dari payback
period :
Jika Periode Pengembalian bernilai positif, berarti
investasi menguntungkan dan dikatakan layak.
(b) Metode Nilai Sekarang (Net Present Value)
Metode nilai sekarang bersih menggunakan
suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi arus
dari uang. Metode NPV dapat dihitung dari selisih
nilai proyek pada awal tahun yang dinilai dengan
tingkat suku bunga diskonto. Rumus untuk
menghitung besarnya NPV adalah
PP = 0 +
Total biaya pengembangan
Proceed tahun 1
44
Keterangan :
I : Tingkat Bunga Diskonto
Proceed : Total Manfaat-Total Biaya
Bila NPV bernilai lebih besar dari 0 (Nol), berarti
investasi menguntungkan dan dikatakan layak.
(c) Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal
Rate of Return)
Tingkat pengembalian internal (IRR) dari suatu
proyek sistem informasi dapat dihitung dengan
rumus :
(i2 – i1) . NPV1
IRR = i1 +
NPV1 – NPV2
Keterangan :
NPV = Net Present Value
i = Tingkat pengembalian
Bila nilai IRR lebih besar daripada nilai tingkat
bunga diskonto (i1), maka investasi dikatakan layak.
(4) Kelayakan Hukum
Suatu sistem dapat dikatakan layak secara hukum
jika memenuhi aturan dan undang-undang yang berlaku.
NPV = Nilai proyek +
Proceed 1 Proceed 2 Proceed 3 + + (1 + I)1 (1 + I)2 (1 + I)3
45
Misalnya menggunakan software asli dari pembuatnya,
tidak dalam bentuk bajakan, karena hal tersebut
melanggar undang-undang.
2) Tahap Desain Sistem
Pengertian desain sistem menurut Mulyadi (2001 : 51) adalah
suatu proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi dalam
alternatif rancangan sistem yang diajukan kepada pemakai
informasi untuk menjadi bahan pertimbangan. Tujuan utamanya
adalah memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan
informasi kepada sistem secara logika dan memberikan gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya.
Dalam tahap ini menentukan bagaimana membangun sistem
informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan untuk
memenuhi kebutuhan pemakai sistem. Dalam desain sistem
terdapat tiga desain, yaitu desain database, desain input dan desain
output.
a) Desain Database
Desain database merupakan proses merancang database
sebagai tempat data input dimasukkan dan diolah sehingga
menjadi informasi yang diperlukan. Desain database
merupakan desain dalam bentuk file dan database yang
memuat data input yang akan diolah dan ditampilkan pada
46
layar komputer maupun pada laporan tercetak Langkah-
langkah desain database yaitu :
(1) Menentukan kebutuhan file database untuk sistem yang
baru.
(2) Menetukan parameter dari file database.
b) Desain Input
Desain input merupakan desain media sebagai tempat
untuk memasukkan data-data ke dalam database. Tujuan
dilakukannya desain input adalah untuk mencapai keakuratan
yang tinggi, untuk mengefektifkan biaya pemasukan data dan
untuk menjamin pemasukan data sehingga dapat diterima dan
dimengerti oleh pemakai. Proses input pada sistem
terkomputerisasi melibatkan dua tahapan, yaitu :
(1) Data Capture (Penangkapan Data)
Tahap penangkapan data merupakan tahap dimana semua
data-data yang ada di seleksi untuk kemudian dimasukkan
(input). Terdapat juga aplikasi untuk melakukan
penangkapan data secara otomatis, yaitu dengan cara data-
data tersebut di foto, kemudian di scan dan akan telah
otomatis masuk ke database.
(2) Data Entry (Pemasukan Data)
Tahap pemasukan data adalah tahap dimana data-data
yang telah dipilih pada tahap sebelumnya kemudian
47
dimasukkan (input) ke dalam sistem dengan cara diketik
atau dengan scan otomatis.
c) Desain Output
Desain output merupakan hal yang tidak bisa diabaikan,
karena dengan adanya perancangan tersebut dapat
memudahkan bagi setiap pemakai info yang membutuhkan.
Tipe output ada dua, yaitu :
(1) Eksternal
Tipe output eksternal merupakan output sistem yang
memiliki tujuan untuk memberikan informasi diluar
organisasi pemakai. Contohnya faktur, cek.
(2) Internal
Tipe output internal merupakan output sistem yang
memiliki tujuan untuk memberikan informasi dari
lingkungan organisasi pemakai. Contohnya seperti
laporan-laporan manajerial.
3) Tahapan Implementasi Sistem
Menurut Mulyadi (2005:53), Implementasi sistem adalah
pendidikan dan pelatihan pemakai informasi, pelatihan dan
koordinasi teknisi yang akan menajalankan sistem, pengajuan
sistem yang baru, dan pengubahan yang dilakukan untuk
membuat sistem informasi yang telah dirancang menjadi dapat
dilaksanakan secara profesional. Puncak segala kegiatan
48
pengembangan dan perancangan informasi terletak pada tahap
implementasi. Menurut Jogiyanto (2005 : 573) beberapa tahapan
implementasi yaitu :
(a) Menerapkan Rencana Implementasi
Supaya kegiatan implementasi nantinya dapat
beroperasi sesuai yang diharapkan, maka suatu rencana
implementasi perlu dibuat terlebih dahulu. Rencana
implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya
dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi
sistem.
(b) Melakukan Kegiatan Implementasi
Kegiatan implementasi dilakuka dengan dasar kegiatan
yang telah direncanakan dalam rencana implementasi.
Kegitan-kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap
implementasi ini adalah sebagai berikut:
(1)Pemilihan dan Pelatihan Personil, yaitu melakukan
pemilihan bagian mana yang akan menjalankan sistem
akuntansi penerimaan kas terkomputerisasi, kemudian
dilakukan pelatihan terhadap karyawan yang akan
mengoperasionalkan sistem tersebut.
(2)Pemilihan Tempat dan Instalasi Perangkat Keras dan
Perangkat Lunak
49
(3)Pemrograman dan Pengetesan Program, yaitu merupakan
kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh
komputer. Setelah program selesai dibuat kemudian
dilakukan pengetesan program untuk menemukan
masalah-masalah yang mungkin dapat terjadi.
(4)Pengetesan Sistem, yaitu dilakukan untuk memerikasa
kekompakan antar komponene sistem yang
diimplementasi. Tujuan utama dari penegetesan sistem ini
adalah untuk memastikan komponen dari sistem telah
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
(5)Konversi Sistem
Proses konversi sistem merupakan proses
meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk dapat
digunakan. Menurut Jogiyanto (2005:586) terdapat
beberapa pendekatan untuk melakukan konversi sistem,
yaitu sebagai berikut:
a. Konversi langsung
Pendekatan konversi langsung dilakukan dengan
mengganti sistem yang lama langsung dengan sistem
yang baru. Pada pendekatan konversi langsung ini,
sistem yang lama dihentikan sama sekali dan sistem
yang baru mulai dioperasikan. Pendekatan ini biasanya
dilakukan untuk sistem yang tidak terlalu besar.
50
Jogiyanto (2005:447)
Gambar 13. Pendekatan Konversi Langsung
b. Konversi paralel
Konversi paralel dilakukan dengan
mengoperasikan sistem yang baru bersama – sama
dengan sistem yang lama selama satu periode waktu
yang tertentu. kedua sistem ini dioperasikan bersama-
sama untuk meyakinkan bahwa sistem yang baru telah
benar-benar beroperasi dengan sukses sebelum sistem
lama dihentikan.
Jogiyanto (2005:447)
Gambar 14. Pendekatan Konversi Paralel
c. Konversi Pilot
Konversi pilot biasanya dilakukan bila beberapa
sistem sejenis akan diterapkan pada beberapa area
terpisah (beberapa departemen, beberapa cabang atau
divisi). Konversi sistem dapat dilakukan pada sebuah
unit organisasi terlebih dahulu dan dinilai operasinya.
Sistem lama Sistem Baru
Sistem Lama
Sistem Baru
51
Jika sistem yang baru ini telah dapat beroperasi dengan
sukses, maka sistem baru ini mulai diterapkan ke semua
bagian-bagian yang lainnya.
Jogiyanto (2005:447)
Gambar 15. Pendekatan Konversi Pilot
d. Konversi bertahap
Konversi ini dilakukan dengan menerapkan
masing-masing modul sistem yang berbeda secara urut.
Tiap-tiap modul dioperasikan terlebih dahulu dan jika
telah sukses maka disusul oleh modul yang lainnya dan
seterusnya sampai semua modul berhasil dioperasikan.
Jogiyanto (2005:447)
Gambar 16. Pendekatan Konversi Bertahap
(c) Tindak Lanjut Implementasi
Setelah tahap implementasi selesai dilakukan, maka
perlu dilakukan tindak lanjut dengan melakukan evaluasi
hasil implementasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
Sistem
Sistem Lama Baru
Sistem
Baru
Sistem Lama
52
apakah sistem yang telah dirancang masih memerlukan revisi
atau sudah siap untuk dijalankan.
5. Perangkat Lunak Pendukung
Perangkat lunak merupakan elektronik yang disimpan oleh
komputer, data ini bisa berupa program atau instruksi yang akan
dijalankan atau catatan yang dibutuhkan oleh komputer untuk menjalankan
perintah yang dilaksanakannya. Dalam perancangan sistem akuntansi
penerimaan kas terkomputerisasi ini, penulis menggunakan aplikasi
Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai tampilannya dan menggunakan aplikasi
Microsoft Access 2007 sebagai databasenya.
a. Microsoft Access 2007
Menurut Firdaus (2006), Microsoft Access adalah sebuah sistem
pengelolaan database yang bersifat RDBMS (Relational Database
Management Sistem). Access akan menyusun informasi yang banyak
secara sistematis dan disimpan ke dalam komputer dalam bentuk tabel
pada sebuah database.
Access dapat digunakan untuk membuat basis aplikasi database
dalam waktu relatif singkat, yang semuanya dapat dilakukan secara
visual. Dengan menggunakan Access juga, proses pencarian,
pengurutan, penghapusan dan pengelompokan data jauh lebih mudah.
Kemampuan yang dimiliki Access selain menyimpan data ke dalam
table, Access juga dapat menampilkan Queries, Form, Report dan
53
penggunaan di luar Access, seperti VBA (Visual Basic Aplication), OL
E (Object Linking Embedding), XML (Extended Markup Language).
Menurut Edhi Sutanta, (2004 : 18 ) Database atau basis data
merupakan suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang
disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu
sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (kalaupun ada) maka
kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan terkontrol
(controllel redundancy), data disimpan dengan cara-cara tertentu
sehingga mudah untuk digunakan atau ditampilkan kembali.
Dalam Microsoft Access ada beberapa fitur utama (Firdaus :
2006), yaitu:
1) Tabel
Tabel merupakan sekumpulan data atau informasi spesifik
mengenai subjek tertentu yang disusun dalam bentuk kolom dan
baris. Kolom atau field berisi judul yang mewakili sekumpulan baris.
Sedangkan baris atau disebut record, berisi kumpulan data yang
memiliki karakteristik dan pengertian yang sama.
2) Query
Query ini berarti mendefinisikan sebuah data. Yaitu
memanipulasi data dan mengendalikan manipulasi data tersebut
melalui bahasa.
54
3) Formulir
Formulir dibuat untuk menampilkan field-field yang
dibutuhkan dan label penjelasannya dibuat dalam tampilan yang
menarik.
4) Report
Report atau biasa disebut dengan laporan digunakan untuk
menampilkan dan mencetak informasi yang berasal dari tabel dan
query. Report biasa disebut dengan hasil akhir pengolahan database
yang menggunakan Microsoft Access.
b. Microsoft Visual Basic 6.0
Menurut Abdul Rajaq (2005:4) Visual basic merupakan salah satu
bahasa pemrograman yang berbasis GUI (Graphic User Interface).
Didalamnya berisi perintah-perintah untuk melakukan tugas-tugas
tertentu. Tugas-tugas tersebut dapat dijalankan apabila ada respon dari
pemakai atau user. Respon tersebut berupa kejadian tertentu, misalnya
memilih tombol, memilih menu dan sebagainya. Beberapa kemampuan
Visual basic antara lain:
1) Membuat program aplikasi berbasis windows.
2) Membuat objek-objek pembantu program, misalnya file help,
kontrol ActiveX dan sebagainya.
3) Menguji program dan menghasilkan program akhir berekstensi
EXE yang langsung dapat dijalankan.
55
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Noorita Ambarsari (2011) yang berjudul
“Perancangan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Terkomputerisasi pada
Golden Goal Futsal Yogyakarta”.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa dalam sistem akuntansi yang
lama masih manual, dokumen dan catatan yang digunakan masih sangat
sederhana yakni berupa kertas dan buku yang dibuat berkolom, transaksi
DP belum ditulis dalam buku catatan sehingga menyulitkan operator saat
terjadi pelunasan sewa lapangan, sistem yang berjalan belum dapat
menyajikan informasi mengenai data lapangan secara tepat dan akurat,
laporan penerimaan kas belum disajikan secara tepat waktu karena harus
dilakukan perhitungan secara manual.
Dari permasalahan tersebut kemudian penulis melakukan
pengembangan sistem akuntansi penerimaan kas pada Golden Goal Futsal
Yogyakarta. Hasil akhir dari perancangan ini menghasilkan form booking
lapangan 1, form booking lapangan 2, form reservasi, form pelunasan,
form input data karyawan, dan form input data pelanggan. Laporan yang
dihasilkan adalah laporan data karyawan, laporan data pelanggan, laporan
reservasi lapangan, laporan pembayaran lapangan, laporan penerimaan kas
harian, laporan penerimaan kas bulanan.
Persamaan penelitian tersebut dengan yang akan diteliti adalah
sama-sama merancang dan mengembangkan sistem penerimaan kas pada
perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, dalam
56
penelitian tersebut berlokasi pada tempat futsal, sedangkan yang akan
diteliti berlokasi pada Rental Mobil.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Pitaloka Br Ginting (2011) yang
berjudul “Perancangan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Terkomputerisasi pada Jogja House of Laundry (J.H.O.L)”.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa sistem yang lama yang ada
pada Jogja House of Laundry (J.H.O.L) masih manual dan rawan terhadap
kesalahan pencatatan yaitu pada saat menuliskan nota penjualan, terutama
pada saat perhitungan total biaya jasa laundry yang harus dibayar oleh
pelanggan, pelanggan sering mengeluh bahwa cuciannya sering tertukar
dengan pelanggan lain, sistem yang lama tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membuat laporan penerimaan kas
harian.
Dari permasalahan diatas kemudan penulis melakukan analisis dan
pengembangan terhadap sistem akuntansi penerimaan kas pada Jogja
House of Laundry (J.H.O.L). hasil dari pengembangan tersebut telah
menghasilkan sistem akuntansi yang baru dan terkomputerisasi dengan
memiliki tampilan antarmuka form produk jasa, form pelanggan, form
order, form karyawan, form pewangi dan form pembayaran. Laporan yang
dapat dihasilkan yaitu laporan pelanggan, laporan karyawan, laporan
order, laporan struk (pembayaran), laporan penerimaan kas per periode,
laporan penerimaan kas all.
57
Persamaan penelitian tersbut dengan yang akan diteliti adalah sama-
sama merancang dan mengembangkan sistem penerimaan kas pada
perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, dalam
penelitian tersebut berlokasi pada Laundry, sedangkan yang akan diteliti
berlokasi pada Rental Mobil.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Deny Setyawan Purwandaru (2009) yang
berjudul “Perancangan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Terkomputerisasi pada Instalasi Rawat Inap RSBK, BP/RB Rizki Amalia
Medika Kulon Progo”.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa sistem yang lama yang ada
pada Instalasi rawat inap RSBK, BP/RB Rizki Amalia Medika Kulon
Progo pada sistem penerimaan kas masih tergolong manual, mereka
kesulitan dalam pengelolaan data serta penyusunan laporan keuangan.
Distribusi informasi pada RSBK, BP/RB Rizki Amalia Medika kurang
berjalan secara maksimal. Pengendalian intern sistem penerimaan kas pada
RSBK, BP/RB Rizki Amalia Medika kurang memadai.
Dari permasalahan diatas kemudian penulis melakukan analisis dan
pengembangan pada sistem penerimaan kas pada RSBK, BP/RB Rizki
Amalia Medika. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan sistem
akuntansi penerimaan kas yang baru dan terkomputerisasi dengan
memiliki tampilan antarmuka Form Data Pasien, Form Data dokter,
Formdata pegawai, Form Data Ruang, Form Data rawat Inap, Form Data
Diagnosa, Form Data Pembayaran. Laporan yang dapat dihasilkan adalah
58
Laporan Pasien, Laporan Dokter, Laporan Ruang, Laporan Pembayaran
dan Laporan Klaim Asuransi.
Persamaan penelitian tersebut dengan yang akan diteliti adalah
sama-sama merancang dan mengembangkan sistem penerimaan kas pada
perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, dalam
penelitian tersebut berlokasi pada Rumah Sakit, sedangkan yang akan
diteliti berlokasi pada Rental Mobil.
C. Kerangka Berfikir
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang
berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat
segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan
tunai, pelunasan piutang atau transaksi lain yang dapat menambah kas
perusahaan. Penerimaan kas merupakan faktor yang penting dalam
menunjang keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Karena sebuah
perusahaan jasa mendapatkan keuntungan utamanya dari penjualan jasa yang
merupakan penerimaan kas bagi perusahaan.
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah sistem yang menangani
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penerimaan kas. Dengan
adanya sistem akuntansi penerimaan kas yang berbasis komputer, perusahaan
akan banyak memperoleh manfaat berupa proses pengolahan data transaksi
yang cepat dibandingkan sistem yang dilakukan secara manual. Begitu juga
untuk mendapatkan informasi, dengan adanya sistem akuntansi penerimaan
59
kas yang berbasis komputer untuk memporoleh informasi yang cepat dan
tepat sangat mudah.
Perancangan sistem akuntansi penerimaan kas dengan pendekatan
database mampu mengakomodasi kebutuhan informasi suatu perusahaan.
Program database yang digunakan adalah Microsoft Access 2007 sedangkan
tampilannya menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Aplikasi ini dipilih
karena pembuatan dan pengelolaannya mudah, selain itu juga mudah
dimengerti oleh orang awam dan cukup baik. Sistem ini akan dirancang
berdasarkan komponen-komponen yang berhubungan dengan sistem
akuntansi penerimaan kas pada Putra Surya Rent Car. Perancangan
diharapkan mampu menghemat proses pengelolaan administrasi.
Perancangan sistem akuntansi penerimaan kas yang akan dilakukan
melibatkan beberapa desain utama, yaitu desain input, desain database, dan
desain output. Desain input berupa perancangan form meliputi Form Mobil,
Form Pelanggan, Form Karyawan, Form Booking, Form Peminjaman, Form
Pengembalian dan Form Pembayaran. Desain database berupa perancangan
tabel meliputi Tabel Mobil, Tabel Pelanggan, Tabel karyawan, Tabel
Booking, Tabel kas dan Tabel Pinjam. Sedangkan untuk desain outputnya
berupa perancangan laporan - laporan meliputi Laporan data mobil, Laporan
data karyawan, Laporan data pelanggan, Laporan booking mobil periode,
Laporan penerimaan kas Periode, laporan peminjaman mobil periode dan
Laporan pengembalian mobil.
60
D. Tahapan Pengembangan Sistem
Tahap-tahap dalam perancangan sistem akuntansi penerimaan kas, yaitu:
Gambar 17. Tahap Pengembangan Sistem
E. Pertanyaan Penelitian
Dari penjelasan di atas, maka muncul pertanyaan penelitian yang
disusun oleh penulis, yaitu:
1. Fungsi apa saja yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada
Putra Surya Rent Car?
2. Bagaimana prosedur dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada Putra
Surya Rent Car?
3. Dokumen apa saja yang ada dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada
Putra Surya Rent Car?
4. Bagaimanakah sistem pengendalian pada sistem akuntansi penerimaan kas
pada Putra Surya Rent Car?
5. Catatan apa saja yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
pada Putra Surya Rent Car?
Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
61
6. Bagaimana bagan alir data dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada
Putra Surya Rent Car?
7. Bagaimana analisis sistem akuntansi penerimaan yang sudah berjalan pada
Putra Surya Rent Car?
8. Bagaimana perancangan sistem akuntansi penerimaan kas terkomputerisasi
yang sesuai pada Putra Surya Rent Car?
9. Bagaimana implementasi sistem akuntansi penerimaan kas
terkomputerisasi pada Putra Surya Rent Car?