BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembanganeprints.umm.ac.id/55354/3/BAB II.pdf · dan...

33
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembangan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2002 Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk Guruan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkaan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Setyosari, 2013) Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya Guruan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,terarah, teratur, dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan sebagai bekal atas prakasa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi mandiri (Wiryokusumo, 2013).

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembanganeprints.umm.ac.id/55354/3/BAB II.pdf · dan...

  • 12

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Pengembangan

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2002

    Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

    memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya

    untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

    telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan adalah suatu proses yang

    dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk Guruan. Penelitian ini

    mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses

    pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan

    dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkaan temuan-temuan tersebut,

    melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai,

    dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Setyosari, 2013)

    Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya Guruan baik formal maupun non

    formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,terarah, teratur, dan bertanggungjawab

    dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu

    dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, ketrampilan sesuai dengan

    bakat, keinginan serta kemampuan sebagai bekal atas prakasa sendiri untuk menambah,

    meningkatkan, mengembangkan diri kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan

    manusiawi yang optimal dan pribadi mandiri (Wiryokusumo, 2013).

  • 13

    Dapat disumpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa pengembangan

    merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana dan tearah untuk

    membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk

    meningkatkan dan mendukung serta meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan

    mutu yang lebih baik.

    2. Bahan Ajar Tematik

    a. Pengertian Bahan Ajar Tematik

    Komponen penting dalam pembalajaran tematik adalah bahan ajar. Untuk

    mempersiapkan bahan ajar yang baik maka perlu memahami secara baik apa yang

    dimaksud dengan bahan ajar. Pada dasarnya pembelajaran tematik memerlukan bahan

    ajar yang lebih lengkap dan memperlihatkan wawasan yang luas dibanding dengan

    pembelajaran monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, dibutukan beberapa sumber

    balajar yang sesuai dengan kompetensi dalam kurikulum 2013 (Trianto dalam Prastowo,

    2013).

    Sumber belajar yang utama dapat menggunakan buku, majalah atau berupa

    lingkungan sekitar seperti lingkungan alam atau lingkungan sosial. Guru harus

    memperhatikan rujukan yang di ambil seperti buku atau pedoman yang berkaitan, lalu

    dikumpulkan atau disiapkan guna menyusun materi untuk silabus pembelajaran.

    Pencarian melalui teknologi informasi juga bermanfaat seperti multimedia dan internet

    (Trianto dalam Prastowo, 2013).

    Bahan pembelajaran yang digunakan dapat berbentuk buku sumber utama atau

    buku penunjang lainnya. Selain itu, ada bacaan penunjang berupa bacaan seperti jurnal,

  • 14

    hasil penelitian, majalah, koran, serta semua yang terkait dengan indikator dan

    kompetensi dasar yang ditetapkan. Bahan penunjang seperti CD atau kaset yang berkaitan

    dengan bahan yang dipadukan. Dalam hal ini, Guru dituntut untuk rajin dan kreatif

    mencari serta mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran

    (Prastowo, 2013).

    Keberhasilan seorang Guru dalam pembelajaran tergantung dari wawasan,

    pengetahuan, pemahaman dan tingkat kreatifitas dalam mengelola bahan ajar. Semakin

    banyak bahan ajar yang digunakan maka semakin luas wawasan yang didapat.

    Banyaknya bahan ajar maka perlu dipilah, dikelompokan, dan disusun kedalam indikator

    dari kompetensi dasar. Selanjutnya seorang Guru mempelajari dengan teliti dan

    mendalam mengenai isi bahan ajar (Trianto dalam Prastowo, 2013).

    Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa bahan tematik adalah bahan ajar yang

    didapat dari berbagai sumber buku, multimedia atau internet. Semakin luas sumber bahan

    ajar maka wawasan dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik semakin luas

    pula. Selanjutnya, bahan ajar tematik adalah bahan ajar yang mengandung karakteristik

    pembelajaran tematik, sehingga mampu mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran

    tematik.

    Menurut National Center for Vocation Education Research Lts., bahan ajar adalah

    segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu Guru dalam melaksanakan proses

    pembelajaran dikelas. Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis atau tidak tertulis.

    Selanjutnya menurut Pannen, bahan ajar adalah materi-materi yang disusun secara

    sistematis digunakan pada saat proses pembelajaran. Dalam website Dikmenjur bahwa

    bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis dan

  • 15

    memperlihatkan kompetensi yang akan dikuasi oleh peserta didik dalam proses

    pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan bahwa peserta didik dapat mempelajari

    suatu kompetensi dengan sistematis dan runtut, sehingga mampu menguasi semua

    kompetensi secara untuh dan terpadu (Prastowo, 2013). Bahan ajar tematik merupakan

    segala bahan yang disusun secara sistematis yang memperlihatkan kompetensi yang akan

    dikuasai peserta didik melalui proses pembelajaran. Mendorong peserta didik untuk

    mengetahui (learning to know), melakukan (learning to do), menjadi (learning to be),

    dan hidup bersama (learning to life togheter) serta holistik dan autentik (Prastowo, 2013).

    Bahan ajar didapat dari berbagai sumber buku, jurnal, internet dan lain-lain.

    Sebagai Guru harus memperhatikan berbagai bahan ajar yang dapat digunakan pada saat

    proses pembelajaran selain buku utama yaitu buku tematik. Bahan ajar penunjang dapat

    membantu dalam pencapaian tujuan kompetensi yang akan dicapai. Semakin banyak

    wawasan pengetahuan seorang Guru dalam proses pembelajaran, peluang keberhasilan

    peserta didik dalam pemahaman materi pembelajaran akan lebih banyak.

    b. Fungsi Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik

    Ada dua klasifikasi utama pembagian fungsi bahan ajar yaitu menurut pihak yang

    memanfaatkan bahan ajar dan menurut strategi pembalajaran yang digunakan (Prastowo,

    2013).

    1) Menurut Pihak yang Memanfaatkan Bahan Ajar

    Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan

    menjadi dua macam yaitu fungsi bagi Guru dan bagi peserta didik.

  • 16

    a) Bagi Guru

    1. Menghemat waktu dalam proses pembelajaran.

    2. Mengubah Guru dari seorang pengajar sebagai fasilitator.

    3. Meningkatkan proses pembalajarn menjadi lebih efektif dan interaktif.

    4. Pedoman bagi Guru yang mengarahkan semua aktivitasnya ke dalam proses

    pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan

    kepada peserta didik.

    5. Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil belajar.

    b) Bagi peserta didik.

    1. Dapat belajar tanpa harus dengan Guru atau teman.

    2. Dapat belajat kapan saja dan kapan saja peserta didik kehendaki.

    3. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.

    4. Dapat belajar berdasarkan urutan yang dipilihnya sendiri.

    5. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri.

    6. Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

    proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harusnya

    dipelajari atau dikuasai.

    2) Menurut Startegi Pembelajaran yang Digunakan.

    Berdasarkan pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan

    menjadi tiga macam, yaitu pembelajaran klasikal, individual dan kelompok.

    a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal.

  • 17

    1. Sebagai sumber informasi dalam pembelajaran, serta peserta didik pasif dan

    belajar sesuai dengan kecepatan Guru dalam mengajar.

    2. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran.

    b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual.

    1. Media utama dalam proses pembelajaran.

    2. Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses pembelajaran

    peserta didik.

    3. Penunjang media pembelajaran individual lainya.

    c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok

    1. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan

    memberikan informasi latar belakang materi, informasi tentang peran peserta

    didik dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran

    kelompoknya sendiri.

    2. Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama yang dirancang sedemikian rupa

    dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

    Banyak fungsi bahan ajar dalam pembelajaran tematik bagi Guru dan peserta

    didik salah satunya sebagai pedoman bagi Guru dan peserta didik pada proses

    pembelajaran. Selain itu fungsi bahan ajar juga dapat dilihat dari startegi pembelajaran

    yang digunakan seperti fungsi dalam pembelajaran klasikal, individual maupun

    kelompok.

  • 18

    c. Klasifikasi Bahan Ajar Tematik

    Bahan ajar tematik meliputi buku ajar, modul, LKS, audio pembelajaran, video

    pembelajaran dan lain sebagainya (Prastowo, 2013). Macam-macam bahan ajar tersebut

    jika dikelompokan akan menemukan beberapa klasifikasi.

    1) Macam-macam Bahan Ajar Berdasarkan Proses Pembelajaran

    Menurut Trianto dalam Prastowo (2013), bahwa klasifikasi bahan ajar tematik

    dibedakan menjadi tiga macam.

    a) Guru sebagai Fasilitator dan Peserta Didik Belajar Sendiri.

    Belajar sendiri adalah kegiatan peserta didik belajar mandiri menggunakan bahan

    ajar yang sudah didesain khusus. Bahan ajar ini dapat berupa salah satu kombinasi

    program media, bahan cetak, film, dan komputer. Sebagai fasilitator Guru bertugas

    mengontrol peserta didik, memberi motivasi, memberi petunjuk bagi yang kesulitan

    dan menyelenggarakan tes.

    b) Guru sebagai Sumber Tunggal dan Peserta Didik Belajar dari Guru.

    Dalam proses pembelajaran disini Guru sebagai sumber tunggal pada saat proses

    pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan Guru

    sebagai satu-satunya sumber bahan ajar dan sekaligus sebagai penyaji isi

    pembelajaran. Pada saat pembelajaran peserta didik mengikuti dengan

    mendengarkan ceramah, mencatat, dan mengerjakan tugas-tugas oleh Guru.

    c) Guru sebagai Penyaji Bahan Ajar yang Dipilihnya.

  • 19

    Bahan ajar tersebut berdasarkan kesesuaianya dengan strategi pembelajaran yang

    telah disusun menggunakan strategi menambah atau mengurangi materi yang ada.

    Dalam hal ini, bahan pembelajaran harus dipersiapkan oleh pengembang sendiri dari

    garis-garis besar program pengajaran, bahan pembelajaran yang ada dilapangan,

    serta relevan dengan strategi yang telah disusun.

    2) Macam-macam Bahan Ajar yang Lain.

    Selain klasifikasi tersebut, pada dasarnya ada pengelompokan jenis bahan ajar

    lainnya (Prastowo, 2013). Beberapa diantaranya adalah bahan ajar berdasarkan

    bentuk, cara Kegiatan, sifat dan substansi (isi materi).

    a) Menurut Bentuk Bahan Ajar.

    Dari segi bentuknya dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

    1. Bahan Cetak (printed) yaitu bahan yang disipkan dalam kertas berfungsi sebagai

    penyampaian informasi. Contoh : buku, modul, lembar Kegiatan peserta didik,

    brosur, foto/gambar, model dan maket.

    2. Bahan ajar dengar (audio) yaitu system yang menggunakan sinyal radio secara

    langsung yang dapat didengar oleh sekelompok orang. Contoh : radio, kaset,

    compact disk audio.

    3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) yaitu sinyal radio yang dapat

    dikomunikasikan dengan gambar bergerak. Contoh : video, film dan compact disk.

    b) Menurut Cara Kegiatan Bahan Ajar.

    Menurut cara Kegiatannya, dibedakan menjadi lima macam, yaitu :

    1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat

    proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya. Sehingga, peserta didik dapat

  • 20

    mempergunakan langsung (membaca, melihat, mengamati) bahan ajar. Contoh : foto,

    diagram, display, model.

    2. Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang memerlukan proyektor agar dapat

    dimanfaatkan oleh pengguna. Contoh : slide, filmstrip, overhead transparencies, dan

    proyeksi komputer.

    3. Bahan ajar audio. Bahan ajar yang berupa sinyal radio yang direkam dalam suatu

    media rekam. Untuk penggunaannya memerlukan alat media rekam. Contoh : CD,

    DVD, multimedia player.

    4. Bahan ajar video. Bahan ajar yang memerlukan alat pemutar berbentuk video tape

    player sama dengan audio memerlukan alat media perekam. Namun, hanya

    menampilkan gambar dan suara. Contoh : video, film.

    5. Bahan (media) computer. Sejenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan computer

    untuk menayangkan sesuatu untuk proses pembelajaran. Contoh : computer mediated

    instruction (CMI) dan computer based multimedia atau hypermedia.

    c) Menurut Sifat Bahan Ajar.

    Menurut Rowntree dalam Belawati dkk., sifat bahan ajar diikelompokan menjadi

    empat macam, yaitu :

    1. Bahan ajar berbasiskan cetak. Seperti buku, pamphlet, bahan tutorial, buku Kegiatan

    peserta didik, peta, bahan dari majalah atau koran.

    2. Bahan ajar berbasiskan teknologi. Seperti, audiocassette, siaran radio, slide,

    filmstrip, film, video, video interaktif dan lain sebagainya.

    3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Seperti, kit sains, lembar

    observasi, lembar wawancara dan lain sebagainya.

  • 21

    4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi (terutama pada jarak jauh).

    Seperti, telepon, video conferencing, dan lain sebagainya.

    d) Menurut Substansi Materi Bahan Ajar.

    Bahan ajar (instruction materials adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang

    harus dipelajari agar mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

    ditentukan. Dengan katan lain, materi pembelajaran dibedakan menjadi tiga jenis

    materi yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

    3) Karakteristik Bahan Ajar Tematik.

    a) Karakteristik Dasar Pembelajaran Tematik

    Bahan ajar tematik harus memunculkan karakteristik dasar yaitu meransang peserta

    didik agar aktif, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memberi materi

    yang holistic dan pengalaman langsung kepada peserta didik (Prastowo, 2013).

    Bahan ajar tematik dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

    1. Aktif. Bahan ajar yang menekankan kepada peserta didik dalam pembelajaran baik

    secara fisiki, mental, intelektual maupun emosional guna tercapainya pembelajaran

    yang optimal.

    2. Menarik atau Menyenangkan. Bahan ajar memiliki ketertarikan, banyak manfaat

    sehingga peserta didik terangsang untuk belajar terus-menerus.

    3. Holistik. Memuat fenomena dari berbagai bidang sekaligus dari sudut pandang yang

    berbeda. Dengan demikian, bahan ajar memungkinkan peserta didik memahami

    suatu fenomena dari berbagai sisi.

    4. Autentik. Menekankan pada pengalaman langsung yang diperoleh oleh peserta didik

    sendiri. Selain itu, memberi informasi yang konsektual dengan fenomena sosial

  • 22

    budaya di sekitar peserta didik. Hal ini berdampak pada kebermaknaan dari materi

    yang dipelajari.

    b) Prinsip Pembelajaran dalam Penyusunan Bahan Ajar.

    Untuk mengembangkan bahan ajar, beberapa prinsip harus diperhatikan

    (Prastowo, 2013). Terdapat beberapa prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan

    untuk penyusunan bahan ajar, yaitu :

    1. Memulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit. Pemahaman dimulai dari

    yang konkret sesuatu yang nyata dilingkungan peserta didik kemudian untuk

    memahami yang abstrak. Misalnya, konsep kegiatan jual-beli yang ada disekitar

    lingkungan. Setelah itu, berbicara mengenai berbagai kegiatan jual-beli lainnya.

    2. Pengulangan atau memperkuat pemahaman. Dalam pembelajaran, informasi yang

    disampaikan kepada peserta didik yang diulang-ulang akan membekas dalam ingatan

    peserta didik. Namun, dalam penulisan bahan ajar harus disajikan dengan tepat dan

    bervariasi, sehingga tidak membosankan.

    3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik.

    Respon yang diberikan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, seperti

    perkataan “ya bagus” atau “ ya cerdas” akan menimbulkan kepercayaan diri peserta

    didik. Sebaliknya apabila respon Guru negatif maka akan memtahkan semangat

    peserta didik.

    4. Motivasi belajar yang tinggi. Merupakan satu faktor penentu keberhasilan seseorang.

    Salah satu tugas dari Guru adalah memberikan motivasi belajar guna memberikan

    dorongan agar peserta didik terus semangat dalam belajar. Seperti memberi pujian,

  • 23

    harapan, menjelaskan tujuan dan manfaat. Contohnya menceritakan yang membuat

    peserta didik senang dalam belajar.

    5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga. Dalam proses belajar tentunya akan mencapai

    standar kompetensi yang tinggi. Guru harus menyusun tujuan pembelajaran secara

    tepat, dapat dirumuskan dengan indikator kompetensi pembelajaran.

    6. Mengetahui hasil yang telah dicapai. Hal tersebut akan mendorong peserta didik

    dalam mencapai tujuan. Misalnya diibaratkan dalam sebuah perjalanan, Guru sebagai

    pemandu dengan menjelaskan bahwa dalam perjalanan akan melewati berbagai kota.

    Sehingga, peserta didik paham sampai dimana dan seberapa jauh berjalan. Dalam

    pembelajaran, peserta didik akan mencapai tujuan dengan kecepatannya masing-

    masing dan dengan waktu yang berbeda-beda.

    Bahan ajar pendukung yang digunakan oleh Guru berupa bahan ajar cetak

    (printed) yaitu Lembar Kegiatan Peserta Didik dimana Guru menggunakan strategi

    menambah materi yang ada. Bahan pembelajaan terdapat dilapangan, serta relevan

    dengan strategi yang telah disusun. Selain itu harus memperhatikan materi pembelajaran

    yang menyangkut dalam tiga aspek yaitu, kognitif, afektif dan psikomotorik. Lembar

    Kegiatan Peserta Didik juga menekankan empat macam karakteristik dari bahan ajar

    yaitu aktif, menarik, holistik dan autentik.

  • 24

    3. Lembar Kegiatan Peserta Didik

    a. Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Lembar Kegiatan Peserta Didik merupakan salah satu sumber belajar yang dapat

    dikembangankan oleh Guru sebagai fasilitor dalam kegiatan pembelajaran. Suatu bahan

    ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-

    petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaraan yang harus dicapai (Prastowo dalam

    Mahmuda, 2017).

    Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah panduan peserta didik untuk melakukan

    kegiatan penyelidikan peserta didik atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat

    berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk

    pengembangan aspek pembelajaran dalam bentuk eksperimen atau demonstrasi. Lembar

    Kegiatan Peserta Didik memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan

    oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya untuk pembentukan

    kemampuan dasar sesuai dengan indikator belajar yang harus ditempuh (Trianto dalam

    Mahmudah, 2017).

    Lembar Kegiatan Peserta Didik merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi

    peserta didik untuk melakukan kegiatan terprogram. Merupakan alat belajar peserta didik

    yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik secara aktif.

    Kegiatan tersebut dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan. Oleh

    karena itu Lembar Kegiatan Peserta Didik berkaitan dengan pilihan strategi pembelajaran

    yang menyatu dalam keseluruhan proses pembelajaran (Trianto dalam Rohmah, 2018).

  • 25

    Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah suatu bahan ajar cetak sebagai fasilitator yang

    menjadi panduan, pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan pembelajaran. Berupa

    lembar-lembar kertas yang terdiri dari materi, ringkasan, kegiatan berupa eksperimen dan

    petunjuk-petunjuk panduan pelaksanaan tugas yang harus diKegiatankan oleh peserta

    didik untuk memahami materi yang dipelajari dan memecahkan masalah tersebut dengan

    mengacu pada kompetensi yang harus dicapai.

    b. Komponen-Komponen Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Lembar Kegiatan peserta didik terdiri dari bahan kegiatan individu yang akan

    dilakukan peserta didik bersamaan dengan belajar topik dan akan memungkinkan peserta

    didik untuk mengambil tanggungjawab untuk pembelajaran mereka sendiri dengan

    langkah-langkah proses yang diberikan terkait dengan kegiatan (Toman, 2013). Dapat

    dilihat dari strukturnya, bahwa lembar Kegiatan peserta didik lebih sederhana daripada

    modul (Prastowo, 2011) yaitu :

    1. Judul

    2. Petunjuk belajar

    3. Kompetensi dasar atau materi pokok

    4. Informasi pendukung

    5. Tugas atau langkah Kegiatan

    6. Penilaian

    Berdasarkan pendapat diatas, bahwa komponen dari Lembar Kegiatan Peserta

    Didik dalam kegiatan individu akan memungkinkan peserta didik untuk mengambil

  • 26

    tanggungjawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Lembar Kegiatan peserta didik akan

    membantu proses belajar, dengan adanya komponen-komponen seperti judul, materi

    pembelajaran, kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai, informasi pendudukung.

    Langkah Kegiatan dan tugas atau soal latihan.

    c. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Mengingat pentingnya Lembar Kegiatan Peserta Didik dalam kegiatan

    pembelajaran, maka tidak akan lepas dari fungsi, tujuan dan manfaat Lembar Kegiatan

    Peserta Didik. Berikut penjelasan mengenai kajian tersebut (Prastowo, 2011).

    1) Fungsi Lembar Kegiatan Peserta Didik

    a) Bahan ajar yang dapat meminimalkan peran Guru dan membuat peserta didik aktif

    dalam proses pembelajaran.

    b) Bahan ajar yang dapat mempermudah dalam pemahaman peserta didik terhadap

    materi yang diberikan oleh Guru.

    c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan berbagai tugas yang mangasah otak peserta

    didik untuk berlatih.

    d) Memudahkan pelaksanaan kepada peserta didik.

    2) Tujuan Lembar Kegiatan Peserta Didik

    a) Bahan ajar digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam materi yang

    didapatkan.

    b) Bahan ajar menyajikan tugas-tugas untuk meningkatkan penguasaan materi yang

    didapatkan oleh peserta didik.

    c) Melatih kemandirian belajar peserta didik.

  • 27

    d) Memudahkan Guru dalam proses pembelajaran saat pemberian tugas kepada peserta

    didik.

    3) Manfaat Lembar Kegiatan Peserta Didik

    a) Memancing peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

    b) Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangan ketrampilan proses.

    c) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

    d) Melatih peserta didik dalam berfikir untuk memecahkan masalah.

    e) Mempercepat proses pembelajaran.

    f) Mengehmat waktu bagi Guru dalam proses pembelajaran.

    d. Macam-macam bentuk Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Dikarenakan adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada

    Lembar Kegiatan Peserta Didik, terdapat lima macam bentuk (Prastowo, 2013), yaitu :

    1) Lembar Kegiatan Peserta Didik yang Membantu Peseta Didik Menemukan Suatu

    Konsep

    Sesuai dengan prinsip konstruktivisme bahwa peserta didik akan aktif dalam

    mengonstruksi pengetahuan dalam fikirannya. Dalam implementasi pembelajaran,

    Lembar Kegiatan Peserta Didik mengetengahkan suatu fenemona bersifat konkret,

    sederhana dan berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Lembar Kegiatan Peserta

    Didik memuat apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, meliputi malakukan,

    mengamati dan menganalisis. Tanya jawab antara Guru dan peserta didik akan

    membantu mengkaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang dirasa oleh

    peserta didik.

  • 28

    2) Lembar Kegiatan Peserta Didik yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan

    Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang telah Ditemukan

    Lembar Kegiatan Peserta Didik membantu menerapkan konsep demokrasi dalam

    kehidupan sehari-sehari. Penugasan dalam pembelajaran kepada peserta didik untuk

    melakukan diskusi, kemudian berlatih dalam mengemukakan pendapat yang

    bertanggungjawab. Peserta didik dilatih untuk menghormati pendapat orang lain dan

    bertanggungjawab atas pendapatnya.

    3) Lembar Kegiatan Peserta Didik yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar

    Peserta didik dapat mengerjakan dibuku tersebut setelah membaca ringkasan materi,

    sehingga berfungsi membantu peseta didik mengahafal dan memahami materi

    pembelajaran.

    4) Lembar Kegiatan Peserta Didik yang Berfungsi sebagai Penguatan

    Lembar Kegiatan Peserta Didik apat digunakan setelah pembelajaran selesai. Materi

    mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat dalam

    buku. Selain sebagai pembelajaran pokok, juga untuk pengayaan.

    5) Lembar Kegiatan Peserta Didik yang Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum

    Dalam Lembar Kegiatan Peserta Didik, petunjuk praktikum merupakan salah satu

    konten atau isi.

  • 29

    e. Langkah-langkah Aplikatif Membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Lembar Kegiatan Peserta Didik kreatif dan inovatif akan menciptakan proses

    pembelajaran yang menyenangkan bagi semua peserta didik. Peserta didik akan lebih

    tertantang untuk membuka lembar demi kembar halamanya (Prastowo, 2013). Berikut

    langkah-langkah penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik, yaitu :

    1) Analisis Kurikulum

    Langkah pertama dalam analisis kurikulum adalah menentukan materi-materi pokok

    yang diperlukan, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya ,

    mencermati kompetensi yang dimiliki peseta didik.

    2) Menyusun Peta Kebutuhan Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Peta kebutuhan digunakan untuk melihat sekuensi Lembar Kegiatan Peserta Didik

    dalam menentukan prioritas penulisan.

    3) Menentukan Judul-Judul Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Judul ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman

    belajar yang terdapat dari kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan satu

    judul apabila cakupan dari kompetensi tidak terlalu besar. Jika kompetensi dasar

    terlalu besar dan dapat diuraikan menjadi beberapa materi pokok (MP)

    memanfaatkan maksimal 4 MP, namun jika lebih dari 4 MP maka harus dipikirkan,

    kemudian dijadikan ke dalam beberapa judul Lembar Kegiatan Peserta Didik.

    4) Penulisan Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

  • 30

    a) Merumuskuan kompetensi dasar, dengan melakukan langsung dari kurikulum yang

    berlaku.

    b) Menentukan alat penilaian pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah

    kompetensi, didasarkan pada penguasaan kompetensi. Alat penilaian yang cocok dan

    sesuai dengan menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Pokok (PAP) atau

    Criteretion Referenced Assesment.

    c) Menyusun materi perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan dicapai,

    informasi pendukung, sumber materi dan pemilihan kalimat yang jelas dan tidak

    ambigu.

    d) Memperhatikan struktur, meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar,

    kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-

    langkah, serta penilaian.

    f. Mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Lembar Kegiatan Peserta Didik yang adalah yang kaya akan manfaat. Bahan ajar

    yang menarik akan mendorong peserta didik untuk belajar keras dan belajar cerdas.

    Untuk itu perlu memperhatikan desain pengembangan dan langkah-langkah

    pengembangannya (Prastowo, 2013), yaitu :

    1) Menentukan Desain Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik

    Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat mendesain, yaitu tingkat

    membaca peserta didik dan pengetahuan peserta didik. Batasan umum yang

    dijadikan pedoman saat mendesain adalah sebagai berikut :

  • 31

    a) Ukuran.

    Ukuran yang digunakan dapat mengakomodasikan kebutuhan pembelajaran oleh

    peserta didik. Contohnya dengan membuat bagan maka kertas A4 lebih baik dari

    kertas A5.

    b) Kepadatan Halaman

    Guru harus mengusahakan agar halaman tidak dipadati oleh tulisan. Karena, halaman

    yang terlalu padat akan tulisan akan membuat peserta didik tidak fokus.

    c) Penomoran

    Pemberian nomor akan mencegah timbulnya kesulitan untuk memahami materi

    secara keseluruhan. Dengan adanya penomoran, maka peserta didik akan memahami

    judul, subjudul dan anak subjudul.

    d) Kejelasan

    Hasil cetakan yang sesuai dengan materi dan instruksi haruslah jelas dibaca oleh

    peserta didik, untuk membuat kenyamanan dalam membacannya.

    2) Langkah-langkah Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik

    a) Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Akan Diuraikan dalam Lembar Kegiatan

    Peserta Didik

    Desain Lembar Kegiatan Peserta Didik ditentukan mengacu pada tujuan

    pembelajaran yang akan dicapai. Perhatikan ukuran, kepadatan halaman, penomoran

    halaman dan kejelasan.

  • 32

    b) Pengumpulan Materi

    Materi dan tugas harus sejalan dengan tujun pembelajaran. Bahan dapat

    dikembangkan sendiri dengan memanfaatkan materi yang sudah ada. Selain itu, ada

    pula ilustrasi guna memperjelas naratif yang diajarkan.

    c) Penyusunan Elemen atau Unsur-Unsur

    Langkah ini adalah tahap untuk mengintregasikan desain (hasil tahap pertama)

    dengan tugas (hasil tahap kedua).

    d) Pemeriksaan dan Penyempurnaan

    Setelah melakukan tiga langkah diatas, perlu dilakukan pemeriksaan dan

    penyempurnan. Terdapat empat variable yang harus dicermati pada langkah-langkah

    ini, yaitu :

    1. Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran.

    2. Kesesuaian materi dan tujun pembelajaran.

    3. Kesesuaian elemen atau unsur-unsur dengan tujuan pembelajaran.

    4. Kejelasan penyampaian. Dengan melakukan evaluasi sebelum dan sesudah

    diberikan kepada peserta didik. Sebelum Lembar Kegiatan Peserta Didik dicetak

    diperlukan evaluasi dari para ahli, kemudian revisi, dan diujikan kepada peserta

    didik. Respon dari peserta didik setelah mengejarkan dijadikan masukan untuk

    mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik yang dihasilkan agar lebih baik.

    Lembar Kegiatan Peserta Didik tematik sebagai bahan ajar pendukung guna

    membantu untuk mencapai kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Dalam

  • 33

    pembelajaran tematik memungkinkan bahwa peserta didik, baik individu atau kelompok

    aktif dalam menggali dan menemukan konsep, serta prinsip-prinsip keilmuan secara

    holistik, bermakna dan otentik (Majid, 2014).

    Pembelajaran bermakna akan diperoleh apabila peseta didik belajar sesuai dengan

    lingkungan budaya sosialnya. Unsur budaya tidak lepas dari rancangan pembelajaran.

    Secara umum Guru menggunakan bahan ajar seperti buku tematik dan buku penunjang

    seperti Lembar Kegiatan Peserta Didik tetapi sedikit mengutamakan unsur budaya sekitar

    atau budaya lokal, sehingga Guru harus menyiapkan bahan ajar yang memperhatikan

    kondisi lingkungan dan budaya (Laksana dalam Niftalia dkk, 2016).

    Tabel 2.1 Pengembangan LKPD Tematik dalam Kegiatan di Kelas

    No. Langkah-Langkah Kegiatan di Kelas

    1. Pembelajaran 1

    Kegiatan 1

    Peserta didik berdiskusi dengan teman

    kelompok

    Berdiskusi gambar yang menunjukan keunikan

    budaya khas Kota Batu

    Peserta didik menjelaskan didepan kelas Menjelaskan mengenai gambar yang sudah di

    diskusikan

    Kegiatan 2

    Peserta didik membaca teks Candi

    Songgoriti

    Membaca secara individu

    Peserta didik mengerjakan dengan

    kelompok

    Menggambar alur cerita teks bacaan dan memberi

    sedikit deskripsi kegiatan pada gambar

    Peserta didik menyebutkan watak tokoh Menyebutkan watak tokoh yang ada di teks bacaan

    Kegiatan 3

    Peserta didik mengamati gambar Mengamati gambar yang ada di buku

    Peserta didik menjawab pertanyaan Bersama kelompok menjawab pertanyaan di buku

    Peserta didik mencoba kegiatan Percobaan mengakyuh sepeda bersama kelompok

    Peserta didik mendiskusikan hasil

    percobaan

    Berdiskusi bersama kelompok

    2. Pembelajaran 2

    Kegiatan 1

    Peserta didik bernyanyi Menyanyikan lagu Menanam Jagung bersama

    Peserta didik mengamati gambar note lagu Mengamati gambar contoh note lagu

    Peserta didik berkelompok Menjawab pertanyaan yang ada dibuku

    Kegiatan 2

    Peserta didik membaca teks Membaca teks cerita

    Peserta didik diminta melakukan

    percobaan

    Kegiatan percobaan dilakukan dirumah masing-

    masing

    Kegiatan 3

    Peserta didik berkelompok Mencari jawaban yang benar dengan mencocokan

  • 34

    No. Langkah-Langkah Kegiatan di Kelas

    pertanyaan

    Kegiatan 4

    Peserta didik melakukan percobaan Mendorong meja dan menjawab pertanyaanyang

    ada

    4. Pembelajaran 3

    Kegiatan 1

    Peserta didik mengamati gambar Memberi tanda checklist, menyampaikan kegiatan

    ekonomi yang ada Kota Batu, menyebutkan contoh

    mata pencaharian

    Peserta didik diberi tugas Wawancara mengenai kegiatan ekonomi

    Kegiatan 2

    Peserta didik membaca teks bantengan Membaca secara individu, encontohkan permainan

    bantengan, dan menjawab pertanyaan yang ada.

    Kegiatan 3

    Peserta didik mengamati gambar

    mengenai keberagaman fisik dan sifat

    Mencari berbagai macam keberagaman fisik pada

    keluarga dan teman kelas

    4. Budaya

    Budaya dalam bahasa Indonesia berasal dari istilah „abhyudaya‟ dalam bahasa

    Sansekerta menegaskan bahwa hasil baik, kemajuan, kemakmuran yang serba lengkap

    untuk menunjukkan kebahagiaan, kesejahteraan, moral dan rohani, maupun material

    jasmani (Bakker dalam Kusumohamidjojo, 2009). Kebudayaan berasal dari kata budh

    dalam bahasa Sanskerta yang berarti akal, kemudian menjadi budhi (tunggal) atau

    budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal

    manusia (Supartono dalam Kusumohamidjojo, 2009).

    Istilah Budaya sabagai: 1) pikiran; akal budi: hasil

    budaya; 2) adat istiadat; memiliki bahasa dan budaya; 3)

    sesuatu mengenai kebudayaan yang berkembang

    (beradab, maju): jiwa yang budaya; 4) cak sesuatu yang

    sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.

    Sedangkan istilah Kebudayaan dijelaskan sebagai: 1)

    hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia

    seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; 2) antar

    keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial

    yang digunakan untuk memahami lingkungan serta

    pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah

    lakunya (KBBI dalam Kusumohamidjojo, 2009).

  • 35

    Budaya merupakan dari hasil pikiran akal sehat manusia yang berkembang

    menjadi kebiasaan yang sukar diubah sehingga memiliki adat istiadat dan bahasa sendiri

    disetiap titiknya. Sedangkan kebudayaan merupakan batin (akal budi) manusia yang

    memiliki kepercayaan, sehingga menjadi pedoman dalam pemahaman akan pengetahuan

    sebagai makhluk sosial, lingkungan serta pengalaman yang terjadi pada dirinnya.

    Kebudayaan muncul dari setiap pikiran manusia atau masyarakat yang kemudian

    disatukan oleh masyarakat itu sendiri, karena pada dasarnya masyarakat berinteraksi

    dengan manusia lainnya sehingga munculah kebudayaan dari beberapa pemikiran. Dari

    munculnya kebudayaan tersebut perlahan akan muncul kebahagiaan, kesejahteraan,

    moral, jasmana, maupun rohani.

    Kebudayaan merupakan hasil interaksi dalam kehidupan manusia. Manusia

    sebagai masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Dalam proses

    pengembangannya, kreatifitas dan tingkat peradaban masyarakat sesungguhnya

    merupakan cerminan dari kemajuan peradaban masyarakat tersebut. Perbedaan dari

    setiap manusia sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran sehingga mampu

    menciptakan hal-hal yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Manusia juga harus

    beradaptasi dengan lingkungan serta mengembangkan pola-pola perilaku yang akan

    membantu usahanya dalam memanfaatkan lingkungan. Manusia membuat perencanaan-

    perencaan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Semua yang dihasilkan dan

    diciptakan memenuhi berbagai kebutuhan hidup disebut kebudayaan. (Teng, 2017)

  • 36

    Sedangkan menurut pemahaman dari beberapa ahli yaitu :

    a. Menurut Koentjaraningrat

    Budaya adalah semua ide, gagasan, rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan oleh

    manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang akan dijadikan sebagai cara belajar.

    b. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

    Budaya adalah segala karya, rasa dan cipta masyarakat meliputi, produk teknologi

    dan kebendaan lainnnya. Rasa meliputi jiwa manusia yang selaras dengan norma dan

    nilai sosial, sedangkan cipta meliputi kemampuan kognitif dan mental untuk

    mengamalkan apa yang diketahuinnya.

    c. Ralp Linton

    Budaya adalah segala pengetahuan, pola pikir, perilaku, ataupun sikap yang menjadi

    kebiasaan masyarakat dimana hal tersebut dimiliki serta diwariskan oleh para nenek

    moyang secara turun-temurun.

    d. Edward Burnett Tylor

    Budaya adalah kompleksitas yang menyeluruh dari ilmu pengetahuan, kesenian,

    kepercayaan, moral, hukum, adat istiadat, dan lain sebagainya didapat oleh individu

    sebagai anggota masyarakat.

    e. Levi Staruss

    Budaya adalah suatu perwujudan komponen struktur sosial yang berasal dari alam

    pikiran manusia dan dilakukan secara berulang hingga membentuk kebiasaan.

  • 37

    f. Melville J. Herskovits

    Budaya adalah produk manusia sebagai bagian dari lingkungannya. Maksudnya

    adalah manusia senantiasa berada di dalam suatu lingkungan dan menghasilkan

    produk berupa budaya.

    Dapat disimpulkan arti budaya dari beberpa ahli yaitu budaya adalah dari segala

    pola pikiran manusia, ide, rasa, cipta, tindakan, perilaku, karya, kepercayaan, adat istiadat

    dijadikan cara belajar manusia yang selaras dengan norma dan nilai sosial. Manusia

    mengamalkan apa yang diketahui dengan kemampuan kognitif dan mental yang dimiliki.

    Melalui pengalaman yang diamalkan maka akan menjadi kebiasaan yang sudah

    diwariskan oleh para nenek moyang secara turun-menurun.

    5. Budaya Khas Kota Batu

    Kota Batu adalah sebuah kota di Propinsi Jawa Timur bagian dari kawasan

    Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang) dan yang paling menonjol dari Batu ini

    adalah aspek alam dan potensi wisatanya. Selain itu, Batu dikenal dengan kawasaan

    agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota Agropolitan. Kota Batu menghasilkan

    buah-buahan, sayur-mayur dan rempah-rempah. Batu memiliki sumber air yang tidak

    sedikit, sehingga sebagai daerah yang subur dan lahan yang bagus guna bercocok tanam

    (Sulistyo dkk, 2012).

    Sejak zaman prasejarah wilayah Batu telah menjadi daerah pertanian yang telah

    berlangsung kegiatan pembudidayaan tanaman. Batu terus berkembang dengan

    datangnya penduduk baru dari tempat lain atau migran. Penduduk baru membawa ilmu

    baru dan tradisi baru dan bertukar pengetahuan yang membawa pengaruh pada budidaya

  • 38

    tanaman. Bertani merupakan mata pencaharian para masyarakat setempat (Sulistyo,

    2012).

    Bertani adalah mata pencaharian masyarakat setempat dari dahulu hingga

    sekarang. Kegiatan bertani merupakan kebiasaan yang sukar untuk ditinggalkan oleh

    masyarakat Kota Batu, akan tetapi masyarakat mulai berkembang dengan adanya

    budidaya buah-buahan. Terkenal dengan keripik apelnya, Kota Batu kini merupakan Kota

    Agropolitan yang sudah membuat keripik dari berbagai buah-buahan. Hal ini yang

    menjadi kebiasaan dari Kota ini, hal ini yang disebut dengan budaya khas Kota Batu

    sebagai Kota Agropolitan.

    Selain itu, budaya kesenian yang khas ada dikota ini adalah bantengan dan

    sandukan. Bantengan dikenal dalam Bahasa Jawa memiliki nama lain Tambadau atau bos

    Javanicus adalah hewan yang sekerabat dengan sapi. Merupakan binatang asli Asia

    Tenggara. Banteng sampai sekarang masih di kembangkan dengan baik. Banteng di

    Indonesia di lestarikan di Taman Suaka Nasional seperti Taman Nasional Ujung Kulon,

    Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Alas Purwo

    dan Taman Nasional Baluran (Sulistyo, 2014).

    Banteng dapat mencapai tinggi sekitar 1,6 m dibagian pundaknya dan panjang

    badan sekitar 2,3 m dengan berat badan sekitar 680 – 810 kg. Binatang herbivora atau

    memakan rumput, buah-buahan, dedaunan atau memakan rumput. Kepercayaan

    masyarakat bahwa banteng sangat sensitif dengan warna merah (Darah). Di Negara

    Spanyol dikenal dengan pertunjukan manusia melawan banteng yang disebut dengan

    Matador (Sulistyo, 2014).

  • 39

    Matador merupakan olahraga yang berbahaya mempermainkan banteng yang

    dilakukan seorang Torero (Toreador). Dengan menggunakan kain merah untuk

    mengalihkan atau mengecoh banteng marah. Kemudian Torero yang sangat ahli dapat

    naik tingkat untuk menjadi matador. Antara Banteng dan Torero melakukan pertarungan

    sengit dan memenangkannya yang disebut sebagai pertarungan alternatif (Sulistyo,

    2014).

    Pulau Jawa tersebarnya kesenian bantengan tepatnya di pedesaan atau pinggiran

    Kota. Kesenian Bantengan dikenal sejak Kerajaan Singhasari. Seni Banteng memberikan

    tontonan seru dan menghibur. Menampilkan kegagahan dan kelincahan aksinya.

    Indonesia menempatkan bantenng sebagai binatang yang tidak boleh dibunuh. Banteng

    dilestarikan dan dilindungi (Sulistyo, 2014).

    Secara kewilayahan Batu pada jaman Kerajaan Singhasari merupakan wilayah

    perbatasan antara Kerajaan Kadiri dengan kerajaan Singhasari. Kesenian bantengan yang

    berkembang di Batu dari generasi ke generasi mengalir begitu saja. Setelah mengalami

    sentuhan lokal kedaerahan, penambahan dan pengurangan berdasarkan kebutuhan

    masyarakat kesenian bantengan, mengalami pergeseran fungsi dari masa ke masa.

    Semula sebagai bagian dari ritual keagamaan sampai saait ini berfungsi sebagai hiburan.

    Bagi masyarakat Batu yang masih kental dengan ciri khas masyarakat agraris ada acara di

    desa yang selalu menampilkan pertunjukan ini baik sebagai sarana ritual maupun hiburan

    (Sulistyo, 2014).

    Menurut Agus Tubrun (Tubrun dalam Sulistyo, 2014) Seni Tradisional Bantengan

    adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendratari,

    olah kanuragan, music dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.

  • 40

    Pelaku pemain bantengan yakni bahwa pemainnya akan semakin menarik apabila telah

    masuk tahap “trance” yaitu tahapan pemain memegang kepala bantengan menjadi

    kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan).

    Gerak tarian bantengan diambil dari gerakan hewan banteng seperti langkahnya,

    gelengan kepala dan lain sebagainya. Unsur leluhur adalah yang terpenting dalam

    kesenian bantengan ini mulai dari awal membuat kelapa bantengan sampai dengan saat

    pertunjukannya. Sebelum memulai bantengan, para pemain akan mengadakan upacara di

    punden tempat akan dilaksanakannya pertunjukan. Pada saat pertunjukkan bantengan

    diiringi dengan musuik gamelan jawa, pemain bantengan akan menari-nari dengan

    mengenakan kepala bantengan di linggih kan didalam kepala bantengan, karena beratnya

    bisa mencapai 20 kg, hampir mustahil pemain dapat menari dengan mengenakan

    kepalabantengan (Tubrun dalam Sulistyo, 2014).

    Kesenian bantengan ini adalah kesenian lokal daerah warisan nenek moyang

    yang perlu dilestarikan keberadaanya. Sejak zaman Majapahit dan Batu sebagai salah

    satu daerah bagian dari Kerajaan Majapahit, kesenian bantengan ini sudah berkembang.

    Seni bantengan yang banyak berkembang di Kota Batu adalah Bantengan Klasik .

    Bantengan Trance. Hal ini dikarenakan pemain bantengan klasik tidak memerlukan

    waktu untuk belajar khusus menggunakan gerakan-gerakkanya. Jika pemain mengalami

    Trance, maka yang mengendalikan geraknya adalah faktor di luar dirinya sendiri, karena

    telah termasuki Roh bantengan. Sedangkan dalam pertunjukan Kontemporer penari harus

    sesuai yang dikehendaki oleh keroegrafernya (Tubrun dalam Sulistyo, 2014).

    Batu juga dikenal dengan keseniannya, terdapat banyak sanggar lukis dan galeri

    seperti Batu Night Spectaculer, Jatim Park, Museum Satwa dan Museum Angkut.

  • 41

    Dikenal dengan kota wisata dengan keseniannya, terdapat banyak wisata air terjun atau

    wisata alam pada Kota Batu.

    B. Kajian Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang terdahulu merupakan penelitian yang digunakan sebagai acuan

    pembanding terhadap penelitian yang akan dilakukan. Data pada penelitian ini didukung

    oleh penelitian yang hamper serupa yaitu terkait lembar Kegiatan peserta didik tematik.

    Tabel 2.2 Kajian Penenitian Relevan

    Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan

    Siskalia (2017) Pengembangan

    Lembar Kerja

    Peserta Didik

    Berbasis Budaya

    Lokal Provinsi

    Lampung pada

    Tema Tempat

    Tinggalku pada

    Siswa KelasIV SD

    Negeri 1

    Langkapura Bandar

    Lampung

    Menghasilkan prosuk

    berupa Lembar Kerja

    Peserta Didik berbasis

    budaya lokal Provinsi

    Lampung pada tema

    tempat tinggalku yang

    efektif meningkatkan

    hasil belajar siswa kelas

    IV SD

    1.Sama-sama

    penelitian

    pengembangan.

    2. Melakukan

    penelitian dikelas

    IV

    3. Sama-sama

    berbasis budaya

    local

    1.Penelitian

    terdahulu

    berbasis budaya

    lokal provinsi

    lampung dan

    penelitian yang

    sekarang budaya

    khas kota batu.

    Ana Ayu

    Ningtyas

    (2018)

    Pengembangan

    LKPD Menulis Teks

    Narasi Berbasis

    Kearifan Lokal

    Masyarakat

    Lampung untuk

    Siswa Kelas VII

    SMP

    1.Mengembangkan

    bahan ajar berupa

    LKPD Menulis Teks

    Narasi Berbasis

    Kearifan Lokal

    MAsyrakat Lampung

    2.Kelayakan LKPD

    secara keseluruhan

    dinyatakan sangat

    layak oleh ahli

    materi, ahli media,

    dan praktisi dengan

    presentase penilaian

    94,8

    1. Sama-sama

    penelitian

    pengembangan.

    2.Penelitian dengan

    kearifan lokal

    1.Penelitian

    terdahulu

    menggunakan

    model penelitian

    Borg and Gall

    2. Peneliti

    terdahulu

    melakukan

    penelitian

    dikelas VII SMP

    Irama Niftalia

    ( 2016)

    Pengembangan

    Bahan Ajar Tematik

    SD Kelas IV

    Berbasis Kearifan

    Lokal Masyarakat

    Ngada

    1. Konteks kearifan

    lokal masyarakat

    ngada

    2. Karakteristik bahan

    ajar tematik berbasis

    kearifan lokal

    3. Tanggapan Guru

    terhadap bahan ajar

    tematik

    4. Tanggapan peserta

    didik terhadap bahan

    1.Sama-sama

    penelitian

    pengembangan

    2. Menggunakan

    bahan ajar tematik.

    3.Melakukan

    penelitian dikelas

    IV.

    4.Menggunakan

    model ADDIE

    5.Menggunakan

    1.Peneliti terdahulu

    berbasis kearifan

    lokal masyarakat

    Ngada dan

    peneliti sekarang

    budaya khas

    Kota Batu

  • 42

    Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan

    ajar tematik Tema 8 yaitu

    Daerah Tempat

    Tinggalku

    Pertama, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siskalia (2017) dengan Judul

    “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Budaya Lokal Provinsi Lampung

    pada Tema Tempat Tinggalku pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Langkapura Bandar

    Lampung”. Hasil dari penelitian tersebut yaitu menghasilkan produk berupa Lembar

    Kerja Peserta Didik berbasis budaya lokal Provinsi Lampung yang efektif meningkatkan

    hasil belajar siswa kelas IV. Adapun persamaan dan perbedaan yang terdapat pada

    penelitian tersebut. Persamaan yang pertama, sama menggunakan penelitian

    pengembangan. Persamaan kedua, melakukan penelitian dikelas IV Sekolah Dasar.

    Persamaan ketiga, berbasis budaya lokal. Adapun perbedaan yang terdapat pada

    penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti terdahulu

    berbasis budaya lokal Provinsi Lampung sedangkan peneliti sekarang Budaya Khas Kota

    Batu.

    Kedua, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ana Ayu Nintyas (2018) dengan

    Judul “Pengembangan LKPD Menulis Teks Narasi Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat

    Lampung untuk Siswa Kelas VII SMP”. Hasil dari penelitian tersebut yaitu

    mengembangkan bahan ajar berupa LKPD menulis teks narasi berbasis kearifan lokal

    masyarakat lampung, kelayakan LKPD secara keseluruhan dinyatakan “sangat layak”

    oleh para ahli materi, ahli media, dan praktisi. Adapun persamaan dan perbedaan yang

    terdapat pada penelitian tersebut. Persamaan yang pertama, menggunakan penelitian

    pengembangan. Persamaan kedua, penelitian berbasis kearifan lokal. Adapun perbedaan

    yang pertama terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

  • 43

    yaitu peneliti terdahulu menggunakan model penelitian Borg and Gall sedangkan peneliti

    sekarang menggunakan model penelitian ADDIE. Perbedaan kedua, peneliti terdahulu

    meneliti dikelas VII SMP sedangkan peneliti sekarang meneliti kelas IV SD.

    Ketiga, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irama Niftalia (2016) dengan

    Judul “Pengembangan Bahan Ajar Tematik SD Kelas IV Berbasis Kearifan Lokal

    Masyarakat Ngada”. Hasil dari penelitian tersebut yaitu konteks kearifan lokal

    masyarakat Ngada, karakteristik bahan ajar tematik berbasis kearifan lokal, tanggapan

    Guru terhadap bahan ajar tematik dan tanggapan peserta didiki terhadap bahan ajar

    tematik. Adapun persamaan dan perbedaan yang terdapat pada penelitian tersebut.

    Persamaan yang pertama, penelitian pengembangan. Persamaan kedua, menggunakan

    bahan ajar tematik. Persamaan ketiga, dilakukan dikelas tinggi yaitu kelas IV. Persamaan

    keempat, menggunakan model penelitian ADDIE. Persamaan kelima, menggunakan

    Tema 8 yaitu Daerah Tempat Tinggalku. Adapun perbedaan yang terdapat pada

    penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti terdahulu

    berbasis kearifan lokal masyarakat Ngada sementara peneliti sekarang budaya khas Kota

    Batu.

  • 44

    C. Kerangka Pikir

    Kondisi Ideal :

    1. Pembelajaran bermakna apabila peserta

    didik belajar sesuai dengan lingkungan

    sosialnya dan budaya lokal. Dalam hal

    ini akan membantu peserta didik untuk

    menghubungkan hal yang telah dan

    sedang terjadi

    2. Guru perlu menyiapkan bahan ajar yang

    memperhatikan kondisi lingkungan dan

    budaya lokal.

    Kondisi Lapang :

    Belum maksimalnya bahan ajar dengan

    unsur budaya lokal yang didapat.

    Analisis Kebutuhan :

    1. LKPD cenderung belum mengutamakan unsur budaya lokal.

    2. LKPD yang digunakan oleh peserta didik belum menarik perhatian peserta didik karena kertas yang

    digunakan kertas buram dan gambar yang terdapat pada buku tidak berwarna.

    Pendekatan :

    ADDIE ( Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation )

    Teknik Pengumpulan Data:

    1. Observasi

    2. Wawancara

    3. Angket

    4. Dokumentasi

    Teknik Analisis Data:

    1. Kualitatif

    2. Kuantitatif

    Lembar Kegiatan Peserta Didik Tematik Budaya Khas Kota Batu Kelas IV Tema 8 Subtema 1 di

    Sekolah Dasar