BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1....

12
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berbicara a. Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa,sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Spencer and Spencer dalam Hamzah Uno (2010: 62) mendefinisikan kemampuan sebagai “Karakteristik yang menonjol dari seseorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif/superior dalam suatu pekerjaan atau situasi”. Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57). Menurut Robins (2009:46-48) menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan tindakannya. Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10)mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1....

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Berbicara

a. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa

(bisa,sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Spencer and Spencer dalam Hamzah

Uno (2010: 62) mendefinisikan kemampuan sebagai “Karakteristik yang

menonjol dari seseorang individu yang berhubungan dengan kinerja

efektif/superior dalam suatu pekerjaan atau situasi”. Kemampuan (ability)

berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam

suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57).

Menurut Robins (2009:46-48) menyatakan bahwa kemampuan (ability)

adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan

bawaan sejak lahir atau merupakan tindakannya. Menurut Mohammda Zain

dalam Milman Yusdi (2010:10)mengartikan bahwa Kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan

seorang individu dalam menguasai suatu keahlian untuk melakukan suatu

pekerjaan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

9

b. Berbicara

Bahasa digunakan untuk berkomunikasi agar anak mampu

mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana dan mampu

berbicara dengan baik dan benar.berbicara merupakan kegiatan komunikasi

lisan yang melibatkan dua orang atau lebih dan para partisipannya berperan

sebagai pembicara maupun yang memberi reaksi terhadap apa yang

didengarnya serta memberi kontribusi dengan segera Sulastri (2008:13).

Berbicara menurut Greene & Petty (2008:3-4) bahwa berbicara adalah suatu

keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya

didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah

kemampuan berbicara dipelajari. Berbicara sudah tentu berhubungan erat

dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak; melalui

kegiatan menyimak dan membaca. Menurut Tarigan (2008: 16), tujuan

utama dari berbicara adalah berkomunikasi. Lebih lanjut, Tarigan (2008:8)

menegaskan bahwa manusia sebagai makhuk sosial tindakan pertama dan

paling penting adalah tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar

pengalaman, saling mengemukakan dan saling menukar pengalaman, saling

mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau

saling mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau atau

keyakinan. Menurut Ochs dan Winker dalam Tarigan (2008:16), pada

dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu sebagai berikut. 1)

Memberitahukan dan melaporkan (to inform) 2) Menjamu dan menghibur

(to entertain) 3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to

persuade).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

10

Berdasarkan pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa berbicara

adalah kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan dan suatu

keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak dan

memiliki tujuan utama berkomunikasi.

2. Siswa ABK (Down syndrome)

a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

Anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik khusus dan

memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak-anak normal pada

umumnya. Hambatan yang dialami anak berkebutuhan khusus bermacam-

macam, ada yang mulai sejak lahir dan ada juga yang kecelakaan. Menurut

Frieda Mangunsong (2009), Anak Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar

Biasa adalah :"Anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam

hal; ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan

neuromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi,

maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas; sejauh ia memerlukan

modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait

lainnya, yang ditujukan untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya

secara maksimal."Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa dalam

(Magunsong, 2010), mengemukakan bahwa anak berkebutuhan khusus

sebagai anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya

mengalami kelainan atau penyimpangan (fisik, mental, intelektual, sosial,

emosional) sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

11

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan Anak Berkebutuhan Khusus

adalah anak dalam pertumbuhannya mengalami kelainan dan anak-anak

yang memiliki fisik dan kemampuan yang berbeda.

b. Down syndrome

Down syndrome merupakan kelainan kromosom yakni

terbentuknya kromosom 21. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan

sepasang kromosom saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

Penyakit ini sudah dikenal sejak tahun 1866 oleh Dr. John Longdon Down.

Menurut Nevid (2005:150), “ Down syndrome adalah kondisi yang

disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke 21 dan

ditandai dengan retardasi mental serta abnormal fisik yang beragam”. Anak

dengan rata-rata mengalami hambatan dan kecerdasan yang sebagian besar

termasuk pada anak tunagrahita sedang dan juga disertai dengan gangguan

fisik lainnya serta emosi. Dampak dari faktor kecerdasan yang dimiliki anak

Down syndrome akan mempengaruhi perkembangan lainnya salah stunya

adalah perkembangan bahasa, dimana anak akan mengalami kesulitan dalam

mengikuti intruksi dan mengekspresikan kebutuhan mereka secara verbal.

Menurut Anggraeni dan Baihaqi (2004:131) Down syndrome

termasuk Tunagrahita maka dalam memahami pembelajaran diperlukan

media dan disajikan lebih menarik serta konkrit.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

12

3. Media Boneka Tangan

a. Pengertian Media

Anitah (2009,123) menyatakan, “Media merupakan bentuk jamak

dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua

pihak atau kutub) atau suatu alat” . Dengan kata lain media dijadikan

sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu sumber pesan

dengan penerima pesan atau informasi.

Dalam pembelajaran sangat diperlukan adanya media pembelajaran

agar dalam pembelajaran siswa tidak merasa jenuh dan dapat menimbulkan

kebosanan dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran bisa sangat

membantu guru dalam proses pembelajaran selain itu media juga dapat

membantu keaktifan siswa. Untuk mempermudah siswa dalam menerima

pembelajaran seharusnya Guru dapat memilih media pembelajaran yang

dapat menarik perhatian siswa.

Dalam berlatih bercerita atau berkomunikasi juga dapat

menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa agar dapat lebih

percaya diri. Dalam kegiatan berkomunikasi, media boneka tangan dapat

dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat mendukung proses belajar

mengajar.

b. Boneka Tangan

Sudjana (2010:188) menjelaskan boneka tangan yaitu “Boneka yang

digerakkan oleh tangan disebut boneka tangan” . Media boneka tangan

cukup populer di kalangan anak, karena anak-anak terbiasa bermain boneka.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

13

Boneka tangan sering dijumpai anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.

Boneka tersebut di-mainkan dengan tangan dan biasa digunakan sebagai

mainan oleh anak-anak. Media boneka berfungsi membantu mempermudah

pemahaman isi cerita dan penokohan dalam dongeng. Tompkins dan

Hoskisson (2014: 47) menyatakan bahwa boneka sederhana yang disediakan

dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

kreativitas dan keterampilan dramatiknya. Boneka-boneka tersebut dapat

digunakan tidak hanya dalam 27 aktivitas drama, tetapi juga sebagai suatu

cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa.

1. Kelebihan Media Boneka Tangan

Kelebihan Media Boneka Tangan adalah :

a. Siswa lebih mudah belajar bercerita dan dapat berkomunikasi dengan

baik.

b. Siswa lebih termotivasi untuk belajar agar dapat memberikan dan

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

c. Dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa.

d. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Kelemahan Media Boneka Tangan

Kelemahan Media Boneka Tangan adalah :

Kurang efisien terhadap waktu yang ada karena Anak

berkebutuhan khusus membutuhkan waktu yang cukup lama dalam

pembelajaran dengan menggunakan Media Boneka Tangan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

14

3. Langkah-Langkah Media Boneka Tangan

Langkah-langkah pembelajaran adalah :

a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita

b. Pengembangan cerita Guru, Guru menyajikan fakta-fakta di sekitar

krhidupan anak yang berkaitan dengan isi cerita.

c. Guru menjelaskan tokoh dalam cerita dengan menggunakan media

Boneka Tangan

d. Guru menceritakan isi cerit dengan lafal dan intonasi yang

menggambarkan isi cerita

e. Penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan yang

terkait dengan isi cerita

4. Materi Bercerita

a. Pengertian Bercerita

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara

lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus

disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng

yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena orang

yang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik

(Penelitian Dwiantari 2012). Bercerita merupakan salah satu keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif yang berarti menghasilkan ide, gagasan,

dan buah pikiran (Yeti Mulyati, 2009: 64). Keterampilan bercerita yang

baik memerlukan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan berpikir

yang memadai. Dalam bercerita juga diperlukan penguasaan beberapa

keterampilan, yaitu ketepatan tatabahasa sehingga hubungan antar kata dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

15

kalimat menjadi jelas. Ketepatan kata dan kalimat sangat perlu dikuasai

dalam bercerita, sebab dengan menggunakan kata dan kalimat yang tepat

dalam bercerita akan memudahkan pendengar memahami isi cerita yang

dikemukakan oleh pembicara.

b. Jenis-Jenis cerita

Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:

Cerita Lama Cerita lama umumnya mengisahkan kehidupan klasik

yang mencerminkan struktur kehidupan manusia di zaman lama. Jenis-

jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7) adalah sebagai

berikut:

1) Dongeng Cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal, tidak benar

terjadi dan bersifat fantastis atau khayal. Macam-macam dongeng

adalah sebagai berikut: a) Mite adalah cerita atau dongeng yang

berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang adanya

makhluk halus. b) Legenda adalah dongeng tentang kejadian alam yang

aneh dan ajaib.

2) Hikayat adalah cerita yang melukiskan raja atau dewa yang bersifat

khayal.

3) Cerita Berbingkai adalah cerita yang didalamnya terdapat beberapa

cerita sebagai sisipan.

4) Cerita Panji adalah bentuk cerita seperti hikayat tapi berasal seperti

kesusastraan jawa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

16

5) Tambo adalah cerita mengenai asal-usul keturunan, terutama keturunan

raja-raja yang dicampur dengan unsur khayal.

6) Cerita Baru Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak

berkaitan dengan sistem sosial dan struktur kehidupan lama. Cerita

baru dapat dikembangkan dengan menceritakan kehidupan saat ini

dengan keanekaragaman bentuk dan jenisnya. Contoh dari cerita baru

adalah novel, cerita pendek, cerita bersambung dan sebagainya. 15

Jenis cerita yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis cerita

lama yaitu berupa fabel. Peneliti memilih fabel karena fabel

merupakan cerita tentang binatang yang banyak disukai oleh anak-

anak. Selain itu, alur cerita dalam fabel mudah dipahami dan dekat

dengan kehidupan sehari-hari anak.

c. Manfaat Bercerita

Tadkiroatun Musfiroh (2005: 95) ditinjau dari beberapa aspek,

menyatakan bahwa manfaat bercerita, adalah sebagai berikut: a.

Membantu pembentukan pribadi dan moral anak b. Menyalurkan

kebutuhan imajinasi dan fantasi c. Memacu kemampuan verbal anak d.

Merangsang minat menulis anak e. Membuka cakrawala pengetahuan anak

Sedangkan, Bachtiar S. Bachri (2005: 11), mengatakan bahwa manfaat

bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab

dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi

merupakan hal baru baginya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

17

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Untuk memperluas pengetahuan tentang penelitian, maka ada

beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa praktisi pendidikan

diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarti Ningsih, dengan judul

“peningkatan Keterampilan Berbicara melalui metode bercerita siswa

kelas III SDN 01 Beringin Jaya Kecamatan Bumi Raya Kabupaten

Morowali”. Diperoleh bahwa penggunaan metode bercerita dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas III SD Negeri 1 Beringin Jaya, serta meningkatkan

aktivitas yang lebih baik pada siswa. Selain itu keterampilan berbicara

dapat ditingkatkan melalui metode bercerita, dengan hasil belajar siswa

dari 60,82 (nilai rata-rata hasil belajar sebelum penelitian) menjadi

64,28 (siklus I) dan 79,94 (siklus II). Begitupun dengan ketuntasan

klasikal meningkat dari ketuntasan 60% pada siklus I menjadi 88%

pada siklus II. Demikian pula peningkatan daya serap klasikal dari

64,28% pada siklus I menjadi 79,94% pada siklus II. Persamaan pada

penelitian ini yaitu peningkatan Kemampuan berbicara, dan yang

membedakan yaitu pada subjek penelitian,bahan ajar dan metode

pembelajaran.

2. Penelitian yang dilakukan Jannah (2013), dengan judul “ Penggunaan

media boneka tangan untuk meningkatkan keterampilan bercerita pada

siswa kelas II SDN Bareng 4 Kota Malang”. Hasil penelitian

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

18

menunjukkan bahwa keterampilan bercerita melalui media boneka

tangan, pada siklus I intonasi dan pemilihan kata siswa masih belum

baik, siswa sering dibantu oleh guru dalam pemilihan kata dan

pengucapannya. Sedangkan pada siklus II siswa sudah bisa menentukan

kata kalimat percakapan yang sesuai dengan cerita, guru jarang bahkan

tidak memberikan bantuan dalam pemilihan kata dan intonasi, hanya

untuk siswa yang lamban saja guru memberikan bantuan. Hal ini

terbukti dengan kenaikan rata-rata kelas dari 75 menjadi 80 pada siklus

II, serta kenaikan ketuntasan klasikal dari 52% pada siklus I pertemuan

I menjadi 72 pada siklus II pertemuan II. Persamaan pada penelitian ini

yaitu menggunakan media boneka tangan, dan yang membedakan yaitu

pada subjek penelitian dan materi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. …eprints.umm.ac.id/37262/3/jiptummpp-gdl-shellatiar-50935...2. Siswa ABK (Down syndrome) a. ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Anak berkebutuhan

19

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari kajian di atas adalah peningkatan

kemampuan berbicara (Down syndrome) melalui media Boneka

tangan dengan materi bercerita pada sekolah non Inklusi di SDN 04

Sitiarjo Kab.Malang diharapkan dapat meningkatkan komunikasi

siswa

Penyebab 2

Penyebab 1

Solusi

Kelebihan

Harapan

Hasil

Masalah

1. Siswa sulit diajak

komunikasi dengan orang

tua,Guru, maupun teman.

2. Guru kurang bervariasi

dalam mengajak

berkomunikasi.

Menggunakan Media

Pembelajaran Boneka Tangan

dengan materi bercerita

Memudahkan siswa untuk

berkomunikasi dan

Berbicara

Meningkatkan

kemampuan berbicara

siswa Down Syndrome

Kurangnya media

pembelajaran yang

mendukung.

Tidak adanya Guru

Pendamping untuk Siswa

ABK

1. Siswa dapat berimajinasi

2. Siswa lebih mudah belajar

bercerita dan dapat berbicara

dengan baik

3. Siswa lebih termotivasi untuk

belajar agar dapat

memberikan dan menciptakan

suasana belajar yang

menyenangkan