library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar...

80
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Sekolah Luar Biasa (SLB) Menurut kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1989, SLB ialah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak tuna atau cacat. Negara kita telah memiliki Sekolah Luar Biasa untuk anak tunanetra, tunarungu dan tunawicara, tunadaksa, tunalaras, tunaganda dan anak terbelakangan. Sistem pendidikan di Sekolah Luar biasa merupakan sistem unit yaitu dari tingkat pendidikan persiapan, tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan lanjutan atau kejuruan. Sistem ini diterapkan mengingat masih langkanya pendidikan lanjutan yang dapat menampung anak- anak tersebut. Selain itu kekhasan kelainannya memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Sekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata Anak Luar Biasa (ALB) yang menandakan adanya kelainan khusus yang memiliki karakteristik berbeda antara satu dengan yang lainnya (Delphie, 2006:1). Anak berkebutuhan khusus (ABK) terdiri atas beberapa kategori. Kategori cacat A (tunanetra) ialah anak dengan gangguan penglihatan, kategori cacat B (tunawicara dan 9

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar...

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum Sekolah Luar Biasa (SLB)

Menurut kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun

1989, SLB ialah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan

bagi anak tuna atau cacat. Negara kita telah memiliki Sekolah Luar Biasa untuk anak

tunanetra, tunarungu dan tunawicara, tunadaksa, tunalaras, tunaganda dan anak

terbelakangan.

Sistem pendidikan di Sekolah Luar biasa merupakan sistem unit yaitu dari

tingkat pendidikan persiapan, tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan

lanjutan atau kejuruan. Sistem ini diterapkan mengingat masih langkanya pendidikan

lanjutan yang dapat menampung anak-anak tersebut. Selain itu kekhasan kelainannya

memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Sekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus

(ABK) anak yang Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk

menggantikan kata Anak Luar Biasa (ALB) yang menandakan adanya kelainan

khusus yang memiliki karakteristik berbeda antara satu dengan yang lainnya

(Delphie, 2006:1).

Anak berkebutuhan khusus (ABK) terdiri atas beberapa kategori. Kategori

cacat A (tunanetra) ialah anak dengan gangguan penglihatan, kategori cacat B

(tunawicara dan tunarungu) ialah anak dengan gangguan bicara dan gangguan

pendengaran. Kategori ini dijadikan satu karena biasanya antara gangguan bicara dan

gangguan pendengaran terjadi dalam satu keadaan, kategori cacat C (tunagrahita)

ialah anak dengan gangguan intelegensi rendah atau perkembangan kecerdasan yang

terganggu, kategori cacat D (tunadaksa) ialah anak dengan gangguan pada tulang dan

otot yang mengakibatkan terganggunya fungsi motorik, kategori cacat tunalaras ialah

anak dengan gangguan tingkah laku sosial yang menyimpang, kategori anak berbakat

ialah anak dengan keunggulan dan kemampuan berlebih (IQ tinggi), dan kategori

anak berkesulitan belajar ialah anak dengan ketidakberfungsian otak minimal

(Somantri, 2006: 65-193).

9

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

10

Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

menyatakan Pasal 5 ayat (2): “Warga nergara yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan

layanan khusus” dan pada UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak

menyatakan pada Pasal 51 : “Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental

diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan

biasa dan pendidikan luar biasa”

Melalui keberadaan Sekolah Luar Biasa (SLB) diharapkan dapat menjadi

media lembaga pendidikan yang dapat mensejahterakan dan mencerdaskan anak

bangsa tidak hanya untuk pendidikan formal, namun untuk pendidikan non-formal

juga.

2.1.2 Fungsi dan Macam Sekolah Luar Biasa (SLB)

Fungsi sekolah luar biasa itu sendiri memang hanya untuk memberikan

pengajaran sesuai dengan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus dan

tujuannya untuk memberikan sistem pengajaran yang berbeda pada anak normal

lainnya dimana anak normal hanya belajar membaca, menulis, berkarya dan

berhitung, sedangkan anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya diajarkan seperti

anak normal, tapi anak berkebutuhan khusus (ABK) diajarkan pelajaran khusus

sesuai kebutuhannya untuk mempersiapkan para anak berkebutuhan khusus (ABK)

melanjuti pendidikan formal dan untuk menjadi pribadi yang mandiri.

Berdasarkan kriteria macam-macam sekolah anak-anak berkebutuhan khusus:

SLB-A (Tunanetra)

SLB-B (Tunarungu/Tunawicara)

SLB-C (Tunagharita)

SLB-D (Tunadaksa)

SLB-E (Tunalaras)

SLB-F (Tunaganda)

Selain sekolah anak-anak berkebutuhan khusus di atas terdapat SLB umum yang

menampung beberapa golongan menjadi satu, salah satunya adalah sekolah yang

digunakan dalam penelitian ini.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

11

2.1.3. Macam-macam Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

Golongan A (Tunanetra)

Tunanetra adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi

penglihatan kurang dari 6/60. Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah tidak dapat melihat (KBBI, 2001: 971) dan pada

umumnya orang mengira tunanetra identik dengan buta, padahal tidaklah

demikian menurut Lowenfeld (Lowenfeld, 2000: 219) tunanetra dapat

diklarifikasikan kedalam beberapa kategori tunanetra sebelum dan sejak lahir,

tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, tunanetra pada usia sekolah atau

masa remaja, tunanetra pada usia dewasa atau lanjut usia, tunanetra akibat

bawaan.

Golongan B (Tunarungu)

Tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran dan

percakapan dengan derajat pendengaran yang bervariasi. seorang dikatakan

tuli (deaf) apabila kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB

ISO atau lebih, sehingga ia tidak dapat mengerti atau menangkap serta

memahami pembicaraan orang lain. Sedangkan seorang dikatakan kurang

dengar (Hard of Hearing) bila kehilangan pendengaran pada 35 dB ISO

sehingga ia mengalami kesulitan memahami pembicaraan orang lain melalui

pendengarannya baik tanpa maupun dengan alat bantu dengar. (Tim Guru

SLB-B Pangudi Luhur, 2013: 2)

Golongan C (Tunagrahita)

Tunagrahita adalah keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal

juga retardasi mental (mental retardation). Retardasi mental adalah kondisi

sebelum usia 18 tahun yng ditandai dengan lemahnya kecerdasan (biasanya

nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Selain

intelegensinya rendah anak retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan

berkembang. Sebelum muncul tes formal untuk menilai kecerdasan, orang

reterdasi mental di anggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai

keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak merawat dirinya sendiri.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

12

Golongan D (Tunadaksa)

Anak tunadaksa adalah Anak yang mengalami cacat tubuh, anggota gerak

tubuh tidak lengkap, bentuk anggota tubuh dan tulang belakang tidak normal,

kemampuan gerak sendi terbatas, ada hambatan dalam melaksanakan aktifitas

kehidupan sehari hari.

Golongan E (Tunalaras)

Anak tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam

mengendalikan emosi dan control social, menurut definisi dari Eli M. Bower

(1981) yang menyatakan bahwa anak dengan hambatan emosional atau

kelainan perilaku, apabila menunjukan adanya satu atau lebih dari 5 (lima)

komponen berikut ini: tidak mampu belajar bukan disebabkan karena faktor

intelektual, sensori atau kesehatan, tidak bisa berhubungan baik dengan

teman-teman dan guru, bertingkah laku atau berperasaan tidak pada

tempatnya. Secara umum mereka selalu dalam keadaan tidak gembira atau

depresi dan bertendensi kearah symptom fisik seperti merasa sakit atau

ketakutan yang berkaitan dengan orang atau permasalahan disekolah

(Delphie, 2006: 36)

Golongan F (Tunawicara)

Anak tunawicara adalah individu yang mengalami kesulitan berbicara

dikarenakan tidak berfungsinya alat-alat organ tubuh seperti rongga mulut,

lidah, langit-langit dan pita suara. Tunawicara juga sering disebut bisu,

biasanya tunawicara diikuti dengan tunarungu dimana fungsi pendengarannya

juga tidak dapat berfungsi.

Golongan G (Tunaganda)

Anak Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua

jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan

yang serius, sehingga anak tunaganda tidak hanya dapat diatas dengan suatu

program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja. Departemen pendidikan

Amerika Serikat pada tahun 1988 memberikan pengertian anak-anak yang

tergolong tunaganda adalah anak-anak yang mempunyai masalah-masalah

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

13

jasmani, mental atau emosional yang sanagt berat atau kombinasi dari

beberapa masalah tersebut.

Golongan H (HIV & AIDS)

Anak yang menginap penyakit HIV & AIDS bukan dikarenakan pergaulan

bebas saja, tapi bisa jadi dikarenakan orangtuanya yang menginap penyakit

ini terlebih dahulu.

Golongan I (Gifted)

Anak yang tergolong berpotensi memiliki kepintaran di atas rata-rata anak

apada umumnya, memiliki kecerdasan di atas IQ=125.

Golongan J (Talented)

Anak yang berpotensi memiliki bakat istimewa, biasanya hanya memiliki

satu bakat istimewa seperti multiple Intelligences Language, Logico-

mathematic, Visuo-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal,

Natural Spiritual.

Golongan K (Kesulitan Belajar)

Anak yang tergolong mengalami Hyperactive, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca,

Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasis/bicara, Dyspraxia/Motorik

sehingga mengalami kesulitan didalam pembelajaran di sekolah atau di

lingkungan sosial.

Golongan L (Lambat Belajar)

Anak yang tergolong memiliki IQ = 70-90 sehingga mengalami proses yang

lambat dalam memahami atau menangkap pelajaran.

Golongan M (Autis)

Anak autis merupakan kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang

yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita dengan gejala menutup diri

sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar.

Merupakan gangguan perkembangan yang kompleks mempengaruhi perilaku

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

14

dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan

emosional dengan orang lain.

Golongan N (Korban Penyalahgunaan Narkoba)

Anak yang mengalami depresi, masalah pribadi atau karena faktor-faktor

sekitar yang mendorong anak menggunakan narkoba, sehingga anak terpaksa

direhab untuk memulihkan kondisi mental dan kesehatan.

Golongan O (Indigo)

Anak indigo adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang

diyakini memilki kemampuan atau sifat spesial, tidak biasa dan bahkan

supernatural.

2.1.4. Model Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan khusus (ABK)

Metode pembelajaran bagi para ABK menurut penulis seharusnya

berdasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi, model tersebut dirancang

berdasarkan kebutuhan nyata oleh guru kelas agar kebutuhan para ABK dapat

mencapai pada tujuannya berupa pencapaian pengetahuan, keterampilan, sikap dan

psikomotor tertentu dari setiap siswa.

2.1.5. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Berikut beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi menurut

James J. Gibson sebagai berikut:

1. Pengetahuan, merupakan kesadaran dalam bidang kognitif.

2. Pemahaman, merupakan kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh

individu.

3. Kemampuan, merupakan suatu standar prilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

15

4. Minat, merupakan kecenderungan seorang untuk melakukan suatu perbuatan

(Kazdin, Alan E, 2000: 109)

Inti dari model pembelajaran untuk para anak berkebutuhan khusus (ABK) yang

berdasarkan Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) adalah mengembangkan

lingkungan belajar terpadu dari siswa bersangkutan dengan memperhatikan prinsip-

prinsip umum dan khusus, pengembangan terhadap bakat dan minat anak.

Kegiatan belajar mengajar KBK sebagai berikut:

Berpusat pada siswa

Mengembangkan kreativitas

Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang

Kontekstual

Menyediakan pengalaman belajar yang beragam

Belajar melalui berbuat

Penilaian didalam kelas meliputi hal-hal sebagai berikut:

Dilakukan oleh guru, untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang

ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran dan sebagai bahan

untuk peningkatan mutu hasil belajar

Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada ketuntasan belajar melalui

berbagai cara

Dilakukan a.l melalui portofolio (kumpulan kerja siswa), Products (hasil

karya, Projects (Penugasan), Performances (Unjuk kerja) dan paper & pen

(tes tulis)

Prinsip-prinsip pembelajaran pada umumnya meliputi:

Motivasi

Konteks keterarahan, hubungan sosial, belajar sambil bekerja

Individualisasi

Dapat menemukan dan memecahkan masalah

Sedangkan prinsip-prinsip khususnya disesuaikan dengan karakteristik spesifik

dari penyandang kelainan siswa.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

16

2.1.6. Metode ABA (Applied Behavior Analysis)

Metode lovaas atau sering dikatakan ABA (Applied Behavior Analysis) memiliki

angka keberhasilan 47%. Pengertian metode ABA adalah metode tata laksana

perilaku yang telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu. Metode ini diberi

nama sesuai dengan nama penemunya yaitu Prof. Lovaas. Beberapa hal dasar

mengenai teknik-teknik ABA antara lain:

a) Compliance dan kontak mata adalah kunci untuk masuk kedalam metode

ABA. Tapi sebenarnya metode apapun yang dipakai, apapbila anak mampu

patuh dan membuat kontak mata, maka semakin mudah mengajarkannya

kepada anak.

b) One-on-one adalaha suatu terapi untu anak apabila perlu dipakai seorang co-

terapis yang bertugas sebagai promter

c) Siklus dari Discrete Trial Trainning yang dimulai dengan instruksi dan

diakhiri dengan imbalan.

d) Fading adalah mengarahkan anak ke perilaku target dengan prompt penuh

dan makin lama prompt makin dikurangi secara bertahap sampai anak

mampu melakukan tanpa prompt.

e) Shaping adalah mengajarkan suatu perilaku melalui tahap-tahap pembentukan

yang semakin mendekati respon yang dituju yaitu perilaku target.

f) Chaining adalah mengajarkan suatu perilaku secara kompleks yang

dipecahkan menjadi aktivitas-aktivitas kecil yang disusun menjadi suatu

rangkaian. Rangkaian ini disebut “Forward Chaining” misalnya proses

memasang kaos. Sedangkan yang sebaliknya disebut “Backward Chaining”

misalnya proses melepas kaos.

g) Discrimination trainning adalah tahapan identifikasi item dimana disediakan

item pembanding. Kedua item kemudian diacak ditempatnya, sampai anak

benar-benar mampu membedakan mana item yang harus sampai anak benar-

benar mampu membedakan mana item yang harus diidentifikasikan seuai

instruksi. Item pembanding boleh dimulai dengan 1 item yang juga sudah

diberi label dengan benar, kemudian ditambah bertahap. Anak kemudian

diminta melabel item target dan item pembanding secara bergantian.

h) Mengajarkan konsep warna, bentuk, angka dan huruf serta lainnya dengan

syarat sebagai berikut:

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

17

Anak telah menguasai kepatuhan “duduk”

Anak telah mampu melakukan kontak mata dan memberikan

perhatian terhadap instruksi

Anak mampu menirukan instruksi

Anak telah mampu melakukan instruksi “pegang”

2.1.7. Metode Terapi

Pengertian terapi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha

untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit dan

perawatan penyakit. Menurut Handojo, tujuan dari menerapi anak berkebutuhan

khusus adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi dua arah yang aktif

2. Sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum

3. Menghilangkan atau meminimalkan perilaku tidak wajar

4. Mengajarkan materi akademik

5. Kemampuan bantu diri atau bina diri atau keteampilan (Handojo, 2006: 6)

Perkembangan otak manusia terjadi paling pesat ketika berusia balita yaitu

dibawah 5 tahun, terutama pada usia 2-3 tahun. Maksimal pertumbuhan otak pada

anak usia 5 tahun keatas akan mengalami perlambatan, pada usia 5-7 tahun

perkembangan otak anak mengalami perlambatan seberesar 25% dibandingkan anak

dibawah 5 tahun.

Beberapa teknik terapi yang dapat diterapkan kepada anak-anak berkebutuhan

khusus (ABK):

a. Terapi Wicara

Terapi wicara digunakan untuk seseorang yang mengalami kesulitan

berkomunikasi atau gangguan pada berbahasa dan berbicara.

b. Terapi Okupasi

Terapi yang melatih anggota gerak tubuh yaitu bagaimana anak berkebutuhan

khusus dapat mempergunakan otot-otot gerak dengan benar, terapi yang

dijalankan antara lain adalah latihan memegang benda serta cara menyuapkan

makanan kemulutnya.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

18

c. Terapi Fisik

Terapi yang digunakan untuk seseorang yang mengalami gangguan

pervasive, yaitu gangguan pada motorik. Gunanya terapi ini untuk

menguatkan otot-otot dan memperbaiki keseimbangan tubuh.

d. Terapi Sosial

Karakteristik yang merupakan kelemahan mendasar bagi anak berkebutuhan

khusus adalah kekurangan dalam komunikasi dan interaksi sosial. Terapi

sosial mebantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul

dengan teman-teman sebayanya.

e. Terapi Bermain

Melalui kegiatan bermain, anak berkebutuhan jhusu dapat mengalami

perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial secara optimal.

f. Terapi Perilaku

Anak berkebutuhan khusus sering kali memiliki kecenderungan untuk

berperilaku tidak wajar dan negative, mereka tidak dapat dipahami dan

hipersensitif terhadap cahaya, suara serta sentuhan, sehingga mereka sering

marah. Melalui terapi perilaku ini akan dicari latar belakang dari perilaku

tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan

lingkungan dan rutin agar anak tersebut dapat memperbaiki perilakunya.

g. Terapi Perkembangan

Floortime, son-rise dan RDI (Relationship Development Intervention)

dianggap sebagai terapi perkembangan anak yang memusatkan pada

pelajaran yang diminatinya.

h. Terapi Visual

Terapi yang mengunakan pembelajaran komunikasi dengan melalui gambar-

gambar misalnya dengan PECS (Picture Exchange Communication System)

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

19

mengingat anak berkebutuhan khusus lebih mudah belajar dengan melihat.

Beberapa permainan video games juga dapat dipakai untuk mengembangkan

keterampilan komunikasi mereka.

i. Terapi Biometik

Terapi ini dikembangkan sekelompok dokter yang tergabung dalam DAN

(Defeat Autism Now) dan banyak diantara mereka yang mempunyai anak

yang berkebutuhan khusus, anak-anak ini diperiksa secara intensif meliputi

darah, urin, feses dan rambut. Anak-anak berkebutuhan khusus dapat diobati

dengan menggunakan obat, vitamin, food supplement, mineral dan

disesuaikan dengan kebutuhan individunya.

j. Terapi Integrasi Sensoris

Terapi yang digunakan untuk seseorang yang mengalami gangguan sensoris

atau ganguan saraf. Melalui terapi ini, mereka akan mengarahkan aktivitas

fisik anak yang dapat mendapatkan respon adaptif yang semakin kompkejs

sehingga efesiensi otak meningkat, terapi ini meningkatkan kematangan

sususnan saraf sehingga ia lebih mampu untuk memperbaiki struktur

fungsinya.

k. Terapi Warna

Tubuh manusia memiliki respon otomatis terhadap warna dan cahaya dan

telah terprogram secara genetik. Hal itu terjadi karena pada dasarmya warna

adalah unsur cahaya dan cahaya adalah salah satu bentuk energy. Terapi

warna diterapkan kepada anak Down Syndrome, Autis, disleksia dan slow

learner, untuk mendeteksinya digunakan aura imaging (foto aura) atau tes

wawancara untuk anak yang sudah besar.

2.1.8. Model Ruang Kelas Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Fasilitas belajar seperti ruang belajar baik untuk teori maupun pratikum,

harus dibuat sesuai dengan kebutuhan anak dalam belajar mengajar (Seldin, 1997: 3)

khususnya didalam penerapan metode yang digunakan. Selanjutnya Louis dan Mary

(1997: 28) mengemukakan, bahwa dari kelaslah permulaan ide siswa tentang sekolah

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

20

itu tidak mereka sadari, tetapi pandangan dan harapan mereka mempengaruhi sikap

dan perilaku mereka. Berikut beberapa metode ruang kelas yang disesuaikan dengan

sistem pengajarannya secara umum:

Gambar 2.1 Layout Metode Ceramah

(Sumber: Diolah dari Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jaya giri Bandung, 1991)

Gambar 2.2 Layout Metode Belajar kelompok

(Sumber: Diolah dari Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jaya giri Bandung, 1991)

Gambar 2.3 Layout Metode Demonstrasi

(Sumber : Diolah dari Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jaya giri Bandung, 1991)

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

21

Gambar 2.4 Layout Metode Belajar Diskusi

(Sumber: Diolah dari Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jaya giri Bandung, 1991)

2.1.7 Tinjauan Umum Desain Interior

Desain interior merupakan suatu kegiatan yang berusaha memecahkan

kebutuhan manusia untuk mempunyai ruangan yang nyaman dan indah. Contoh

karyanya adalah ruangan museum, restoran, hotel, kafe, dan pusat hiburan.

Menurut Ching (2002:46) Interior design is the planning, layout and design

of the interior space within buildings. These physical settings satisfy our basic need

for shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of our

activities, they nurture our aspirations and express the ideas which accompany our

action, they affect our outlook, mood and personality.The purpose of interior design,

therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and psychological

enhancement of interior space. Interior Desain memiliki 7 prinsip yaitu :

1. Sequence (urutan)

Adapun pengertian urutan yaitu perubahan pengalaman saat seseorang

mengamati suatu komposisi desain bangunan. Urutan bisa dikatakan bagus manakala

perubahan yang terjadi mengalir secara alami tanpa adanya kejutan yang tidak perlu.

Prinsip squence ini sangat penting untuk kita pegang teguh karena berpengaruh

langsung terhadap bagaimana cara pandang seseorang terhadap desain arsitektur

yang telah kita buat. Bagaimanapun, prinsip ini akan memudahkan orang lain dalam

memahami maksud dan tujuan desain.

2. Balance (keseimbangan)

Secara sederhana, balance mencerminkan suatu kualitas desain yang tidak

berat sebelah dan tampak seolah mempunyai porsi yang sama. Meskipun begitu, kita

tidak harus merancang interior menjadi bentuk yang simetris untuk membuatnya

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

22

terlihat seimbang. Penataan asimetris justru banyak digunakan asalkan semua sudut

ruangan terlihat sama, selaras, dan seimbang.

3. Unity (kesatuan)

Adapun maksud unity lebih kepada menyatunya semua unsur desain secara

apik. Oleh karena itu, perlu upaya maksimal dari kita untuk membuat unsur-unsur ini

saling mendukung dan melengkapi sehingga membentuk satu bidang desain yang

sempurna dan tidak berlebihan. Tujuan dari menyatukan unsur-unsur desain ini tidak

lain adalah untuk menciptakan bangunan sesuai dengan konsep yang diusung.

4. Purpose (perbandingan)

Dalam dunia interior dan arsitektur, yang dimaksud perbandingan adalah

keterikatan antara satu unsur dekorasi dengan unsur dekorasi yang lainnya.

Hubungan yang dimaksud adalah dalam hal ukuran, misalnya besar, sedang, dan

kecil. Penggunaan perbandingan sebaiknya bersifat wajar serta mengacu pada aspek

rasional dan tidak dipaksakan.

5. Rhythm

Prinsip desain yang kelima adalah irama. Kandungan irama dalam suatu

desain mampu menggugah perasaan tertentu bagi seseorang. Prinsip irama ini erat

kaitannya dengan urutan. Apabila urutan yang dibangun memiliki pola yang bagus,

maka irama yang dihasilkan pun akan demikian juga. Sebagai contoh adalah pada

urutan titik. Ketika kita membentuk titik-titik dengan pola yang sama, maka irama

yang dihasilkan pun berbeda dengan titik-titik yang dibentuk secara per kelompok.

6. Scale (skala)

Skala merupakan suatu sistem pengukuran, dalam bentuk sentimeter dan

inchi, tentang hubungan antara unsur dekorasi dengan manusia. Perlu diperhatikan

bahwa dalam membuat desain, di samping faktor keindahan, kita juga harus

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

23

mengedepankan kenyamanan sebagai faktor utamanya. Hal ini tidak terlepas dari

tujuan dibuatnya suatu desain bangunan, yakni untuk keperluan hidup manusia.

7. Point of Interest (tekanan)

Tekanan, kami biasa menyebutnya titik fokus, yaitu pusat perhatian mata

ketika melihat suatu desain. Titik fokus ini akan ditangkap pertama kali oleh mata

sehingga memerlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi. Kehadiran titik fokus ini

sangat dominan, sehingga unsur-unsur di sekitarnya harus disesuaikan secara

harmonis.

2.2. Tinjauan Khusus (Hasil Survey)

Untuk kebutuhan khusus penulis agar semakin dapat memperluas wawasan

dan menguatkan desain perancangan Sekolah Luar Biasa (SLB), maka dilakukan

survey sebanyak 3 (tiga) Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berlokasi di Jakarta.

2.2.1. SLB-B Pangudi Luhur di Jakarta Barat

A. Informasi Umum

Jam Operasional : Senin – Jumat, 07:40 – 15:00

Alamat : Jalan Pesanggrahan 125 Kembangan Selatan

Telp : 021-5804223

Email : [email protected]

B. Informasi mengenai SLB-B Pangudi Luhur

Gambar 2.5 Logo Sekolah Pangudi Luhur

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

24

(Sumber: [email protected])

SLB-B Pangudi Luhur adalah sekolah anak tunarungu swasta yang

berazaskan imam katolik. Lembaga pendidikan katolik diselenggarakan oleh

konggregasi para Bruder FIC dan dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur. Inti

dan kekhasan pendidikan Lembaga Pendidikan Katolik (LPK) yaitu setia

terhadap kecerdasan kehidupan bangsa, setia terhadap ciri khas katolik, setia

terhadap semangat luhur (spiritualitas) pendiri, kesetiaan terhadap

pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945.

Kesetiaan terhadap ciri khas katolik berarti harus mengindahkan

pedoman dan arahan Gereja Katolik pada tingkat universal, nasional,

regional, dan local. Sedangkan kesetiaan terhadap semangat luhur

(spiritualitas) pendiri berarti LPK berkewajiban mengembangkan visi dan

misi pendiri masing-masing sesuai dengan kondisi dan situasi zaman yang

menghidupinya. Visi dan Misi SLB-B Pangudi Luhur sebagai berikut:

Visi “Pendampingan siswa yang berkualitas, beriman, berwatak dan

berbudi pekerti luhur sehingga mampu berintegrasi dalam masyarakat.”

Misi “Mendampingi siswa melalui pendidikan dan pembelajaran yang

bermutu, terencana, tertib, disiplin, dan konsistensi agar berkembang menjadi

pribadi yang berkualitas, beriman, berwatak, berbudi pekerti luhur dan

berintegrasi.”

C. Informasi Struktur Organisasi SLB-B Pangudi Luhur

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

25

Diagram 2.1 Struktur Organisasi SLB-B Pangudi Luhur

(Sumber: SLB-B Pangudi Luhur, 2015)

D. Informasi Khusus

Pada penelitian survey di SLB-B Pangudi Luhur, penulis hanya

melakukan survey pada tingkatan TLO (Taman Latihan dan Observasi) atau

pada sekolah umumnya disebut dengan TK (Taman Kanak-kanak). Berikut

perincian jumlah kelas dan ruang yang ada:

Ruang kelas : 7 kelas/12 anak dan 2 guru

Toilet : 6 kamar kecil siswa, 1 storage dan 4 kamar

kecil guru

Toilet umum : 4 kamar kecil umum

Ruang Terapi : 6 kelas

Ruang Makan : Menampung lebih dari 30 anak

Ruang Keterampilan : 1 kelas dan 1 ruang storage keterampilan

Ruang UKS : 2

Ruang POMG : 1

Ruang Psikolog : 1

Ruang Meeting : 1

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

26

Ruang remedial : 1 kelas/1 anak dan 1 guru

Gudang : 2

Aula : Menampung kurang lebih 100 anak

Ruang TU : 1

Ruang Adms : 1

Ruang Kepsek : 1

Ruang Guru : 1 ruang/ 27 guru

Ruang Arsip : 1

Ruang tunggu anak : Menampung kurang lebih 30 orang

Resepsionis : 1

Ruang hasil karya : 1

Kantin : 1

Jumlah guru TLO dan para staff 35 orang

Jumlah murid TLO 84 orang

E. Desain Gedung

Gambar 2.6 Fasad Gedung

(Sumber: [email protected])

Desain gedung SLB-B Pangudi Luhur berdiri sejak tahun 1983,

gedungnya merupakan peninggalan jaman belanda, konsep bentuk gedung

dan ruangannya masih mencerminkan peninggalan jaman belanda yang pada

saat itu sedang terkenal dengan masa modern art yaitu de stijl, Bauhaus dan

art deco.

Gedung ini pertama kali dibangun didaerah Grogol oleh pelopor SLB-

B Pangudi Luhur yaitu Alcuino yang saat itu merupakan seorang bruder.

Bentuk gedung dan konsep ruangan masih mengikuti era pada jaman itu.

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

27

Yang mengalami perombakan hanya pada fasilitas kelas dan ruang staf yang

sedikit lebih modern. Luas gedung sekitar 3000 m² lebih.

F. Fasilitas SLB-B Pangudi Luhur

Lantai 1

Gambar 2.7 Denah Lantai 1 SLB-B Pangudi Luhur

(Sumber : Dokumen SLB-B Pangudi Luhur)

Lobby

Gambar 2.8 Pintu akses utama SLB-B Pangudi Luhur

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Pintu utama sekolah dimana tempat batas para pengantar,

orangtua, penunggu siswa diizinkan mengantar siswa ke sekolah dan

menjemput siswa, disediakan meja resepsionis untuk para tamu atau

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

28

orang tua yang ingin bertemu murid atau pihak-pihak sekolah

meminta izin untuk masuk kedalam sekolah.

Gambar 2.9 Patung Monumen Mamardi Janma Mirara

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Begitu masuk ke lobby sekolah, ditengah-tengah lobby akan

bertemu dengan patung monumen Mamardi Janma Mirara yang

sejarahnya beliau adalah pencetus pertama yang berupaya membuat

manusia tunarungu dapat bisa berbicara dan trampil bekerja, ukuran

monumen 40cm x 40cm x 120cm.

Gambar 2.10 Ruang Pusat Alat Bantu dengar, Hearing Vision

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Sebelah kanan lobby terdapat ruang pusat alat bantu dengar,

dimana ruangan ini menyediakan dan menjual alat dengar yaitu Spatel

serta tempat konsultasi mengenai pendengaran anak tunarungu.

Ruangan ini dilengkapi dengan pengedap suara dan beberapa alat

elektronik yang mendukung anak tunarungu untuk mendengar, seperti

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

29

Audiometer dan Hearing Aids. Yang memakai ruangan ini adalah

dokter telinga dan murid saja, termasuk ruang terapi anak tunarungu.

Ruang TU (Tata usaha) dan Administrasi

Gambar 2.11 Ruang TU dan Ruang Fotokopi

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Sebelah kiri lobby terdapat ruang TU dan Fotokopian, ruangan

TU pada gambar di atas seperti ruang loket dimana pihak orangtua

dan siswa dapat mendapatkan informasi atau membayar pembayaran

uang sekolah dan semester. Ruang fotokopian juga seperti ruang loket

dimana disana dapat berinteraksi dengan siswa yang meminta untuk

memfotokopi lembaran soal atau buku.

Gambar 2.12 Ruang Administrasi

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruang administrasi tempat utama yang menyimpan data-data

arsip siswa mulai dari pembayaran, kegiatan sekolah, nama-nama

siswa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan data sekolah.

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

30

Ruang Kepala Sekolah dan Wakil Sekolah

Gambar 2.13 Ruangan Kepala Sekolah dn Wakil Kepala Sekolah

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan kepala sekolah dan wakil sekolah bagian TLO (Taman

Latihan dan Observasi).

Ruang Guru

Gambar 2.14 Ruang Guru TLO dan SD

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

31

Gambar 15. Ruang Dapur Kecil dan Toilet Guru

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan guru dilengkapi dengan dapur kecil dan toilet untuk

para guru dan tersedia loker penyimpanan.

Hasil Karya Siswa dan Lapangan

Gambar 2.16 Hasil Karya siswa dan Lapangan

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

32

Lobby berakses langsung juga kepada pajangan-pajangan hasil

karya siswa yang memenuhi koridor utama lobby dan akses masuk

menuju lapangan bermain siswa.

Ruang Meeting POMG (Persatuan orang tua murid dan guru)

Gambar 2.17 Ruang Meeting POMG

(Sumber: [email protected])

Ruang meeting yang digunakan untuk mengadakan meeting

antara direktur utama dan kepala sekolah serta bagian-bagian staff

penting sekolah Pangudi Luhur. Dilengkapi papan tulis dan proyektor.

Ruang Perpustakaan Sekolah

Gambar 2.18 Ruang Perpustakaan

(Sumber: [email protected])

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

33

Perpustakaan siswa yang berisi dengan buku-buku bacaan

yang menghibur seperti buku cerita, buku pengetahuan dan buku

komik.

Ruang Auditorium

Gambar 2.19 Auditorium

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Sebagai tempat aktifitas olahraga siswa dan tempat pentas seni

siswa, ruangan yang dilengkapi dengan panggung di balik tirai,

ruangannya, berhubungan dengan akses lapangan sekolah.

Ruang UKS (Unit Kesehatan Siswa)

Gambar 2.20 Ruang UKS

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

34

UKS (unit kesehatan siswa) tempat siswa yang mengalami

kesehatan kurang baik. Ruangannya memiliki fasilitas 2 sofa, 2 kasur,

washtafel, lemari dan meja..

Ruang Makan Siswa

Gambar 2.21 Ruang Makan

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Tempat makan anak-anak mendapat makanan utama (Lunch)

langsung dari sekolah. Ruang makan terhubung dengan auditorium

sekolah dan lapangan.

Ruang Psikolog dan Seksologi

Gambar 2.22 Ruang Psikolog dan Seksologi

(Sumber: [email protected])

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

35

Tempat konsultasi siswa dan pengamatan pengembangan

anak.

Toilet Siswa dan guru

Gambar 2.23 Toilet siswa TLO dan Toilet Guru

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Toilet siswa berbeda dengan toilet pada umumnya, sengaja

dibuat setengah pintu agar anak jika terkunci lebih mudah

membukanya.

Ruang Belajar dan Asmen

Gambar 2.24 Ruang Belajar dan Asmen

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

36

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Digunakan anak-anak tunarungu untuk belajar mendengar dan

berbicara namun sambal bermain. Ruangan ini dilengkapi mainan,

papan tulis, televisi, cermin dan panggung.

Ruang Kelas

Gambar 2.25 Ruang Kelas untuk Lantai 1 dan lantai 2

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruang belajar siswa mendapatkan pelajaran khusus dan

umum, dalam ruang kelas terdapat loker, meja guru, lemari, papan

tulis dan 1 ruangan tambahan speech theraphy.

Ruangan Speech Theraphy

Gambar 2.26 ruangan speech theraphy lantai 1 dan 2

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

37

Ruangan ini merupakan tempat anak-anak lebih memahami

pengucapan huruf-huruf alphabet dan kalimat-kalimat dimana dalam

ruangan ini hanya ada satu guru dan satu murid.

Kantin dan Ruang Tunggu Siswa

Gambar 2.27 Kantin dan Ruang Tunggu Siswa

(Sumber: Dokumen Pribadi Siswa)

Kantin dan Ruang tunggu siswa tergabung menjadi satu

tempat ini menjual beraneka ragam snack dan minuman yang bisa

digunakan secara umum fasilitasnya.

Lantai 2

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

38

Gambar 2.28 Denah Lantai 2 SLB-B Pangudi Luhur

(Sumber: Dokumen Pribadi SLB-B Pangudi Luhur)

Ruang Kuliah

Gambar 2.29 Ruang Kuliah

(Sumber: [email protected])

Tempat untuk seminar orang tua atau guru, ruangannya di

lengkapi proyektor, papan tulis, speaker, dan bisa diisi kurang lebih

50 orang.

Ruang Bina Wicara

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

39

Gambar 2.30 Ruang Terapi Wicara

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis dan [email protected] )

Ruang wicara digunakan untuk pelatihan cara tata bicara anak

tunarungu, anak tunarungu diajarkan agar dapat berkomunikasi

dengan lingkungan. Diruangan ini disediakan cermin, headset,

microphone dan beberapa alat penyimpanan.

Ruang Bina Bahasa dan Irama (BPBI)

Gambar 2.31 Bina Bahasa dan Irama

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis dan [email protected])

Ruangan yang digunakan untuk anak-anak tunarungu

melakukan penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau

tidak, ruangan dipenuhi dengan alat-alat musik seperti piano, drum,

tamborine, dll. Serta yang terpenting panggung getas untuk anak-anak

merasakan getaran bunyi. Dindingnya dipenuhi kaca, ruangan ini

selain dijadikan latihan, dijadikan tempat untuk ekskul.

Ruang Terapi Pendengaran

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

40

Gambar 2.32 Ruang Terapi Pendengaran

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Digunakan seperti ruang alat bantu dengar, fungsinya sama

untuk membantu anak mendengar suara, didalamnya terdapat alat-alat

audio elektronik, mainan dan ruangannya kedap suara.

Hasil Analisa S.W.O.T SLB-B Pangudi Luhur

Strength

- Merupakan SLB golongan B yang memiliki fasilitas yang lebih

lengkap disbanding sekolah tunarungu lain, bahkan sudah merilis

buku pertama yang menjelaskan tentang metode pengajaran serta

sarana dan prasarana untuk anak tunarungu.

- Peletakan ruang teratur

- Lingkungan mendukung karena daerah dekat dengan lahan

perkebunan dan perumahan, jauh dari jalanan yang penuh polusi

- Ruangan kelas memiliki space yang sangat luas

Weakness

- Ruang Staff, guru dan kepala sekolah teralu padat

- Desain ruangan kurang menarik

- Warna setiap ruangan tidak menyenangkan untuk anak kecil

- Tidak ada ruang bermain atau taman bermain

Opportunity

- Memiliki Klinik alat bantu dengar dimana orang tua dapat

memeriksa anaknya dan membeli alat bantu dengar

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

41

- Memiliki asrama

Thread

- Perjalanan cukup jauh untuk ke lokasi dikarenakan memang

sengaja dibuat jauh dari pusat perkotaan.

2.2.2. Informasi SLB Negeri 07

a) Informasi Umum

Jam Operasional : Senin – Jumat, 07:30 – 02:30

Alamat : Jalan Griya Wartawan, Cipinang besar selatan.

Jakarta Timur

Telp : 021-85915291

Email : [email protected]

b) Informasi mengenai SLB Negeri 07

Gambar 2.33 Logo SLB Negeri 07

(Sumber: Dokumen Pribadi SLB Negeri 07)

Sekolah Luar Biasa Negeri 7 Jakarta atau nama ringkasnya SLB

Negeri 07 Jakarta merupakan sebuah sekolah luar biasa yang memiliki kod

NPSN 20109280 dan Gedung ini dibangun oleh Pemerintah Pendidikan

Indonesia dan Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Seluruh kebutuhan belajar siswa sepenuhnya dibayar oleh pemerintah

sehingga sekolahan ini tidak memungut pembayaran apapun dari orang tua.

SLB Negeri 07 melayani siswa golongan B, C dan Autis terdiri atas 3 satuan

pendidikan yaitu SDLB, SMPLB dan SMALB.

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

42

Visi “Sekolah mampu mengantarkan siswa menjadi manusia yang

berakhlak mulia, cakap, terampil dan kompetitif menuju tercapainya generasi

emas. Misi “Menciptakan lingkungan sekolah yang religious,

mengembangkan lingkungan sekolah yang disiplin, meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan siswa, meningkatkan peran siswa pada 7 K

(Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kasih sayang

dan Kesabaran), menghasilkan siswa yang mandiri dalam kehidupan sehari-

hari, mengembangkan potensi siswa secara optimal menuju pencapaian

generasi emas.

c) Informasi Struktur Organisasi SLB Negeri 07

Diagram 2.2 Struktur Organisasi SLBN 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi SLBN 07 Jakarta)

d) Informasi Khusus

Pada penelitian survey di SLB Negeri 07 Jakarta, penulis hanya

melakukan survey sesuai dengan kebutuhan untuk hasil penelitian ini

dikarenakan ada beberapa kelas yang tidak bisa dimasuki untuk umum.

Berikut perincian jumlah kelas dan ruang yang ada:

Luas Tanah : 2.542 m²

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

43

Luas Gedung : 3.031,85 m²

Jumlah Ruang

Ruang Kelas : 26 kelas

Ruang Kepala Sekolah : 1

Ruang Guru : 1

Ruang Aula : 1

Gudang : 1

Dapur : 1

Mes : 2

Ruang Kantin : 1

Ruang Bina Wicara : 1

Ruang Tata Boga : 1

Ruang Ilmu Teknologi : 1

Ruang Perpustakaan : 1

Ruang Mushola : 1

Ruang Bina Diri : 1

Ruang Pramuka/Olahraga : 1

Ruang Keterampilan : 1

Ruang BKBPI : 1

Ruang Labotarium : 1

Ruang Kesenian : 1

Lapangan Olahraga : 1

Toilet : 32 (Guru=8 dan PD=8)

Jumlah Guru dan Staff : 50 orang

Jumlah murid SD, SMP, SMA : 177 orang

A. Desain Gedung

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

44

Gambar 2.34 Fasad Gedung

(Sumber: Dokumen Pribadi Siswa)

Desain gedung terlihat seperti gedung sekolah pada umumnya

percampuran antara desain belanda dengan indonesia (Indische-style) , terdiri

dari 4 lantai. Gedung ini telah dibangun oleh PEMPROV DKI pada febuari

2014. sekolah ini didirikan sekitar tahun 1983.Awalnya sekolah ini tidak

berlokasi di jalan griya, namun dikarenakan sekolah mengalami kerusakan

yang signifikan, sekolah ini akhirnya dibangun di tanah yang baru dengan

beberapa fasilitas yang baru juga oleh PEMPROV DKI.

B. Fasilitas SLB Negeri 07

Denah Lantai 1 - 4

Gambar 2.35 Denah Lantai 1 SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi SLB Negeri 07 Jakarta, 2014)

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

45

Gambar 2.36 Denah Lantai 2 SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi SLB Negeri 07 Jakarta, 2014)

Gambar 2.37 Denah Lantai 3 SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi SLB Negeri 07 Jakarta, 2014)

Lantai 3 selain digunakan untuk ruang kelas, namun jika ujian sekolah

tiba, maka ruang kelas di lantai 3 dialih fungsikan menjadi ruang

ujian.

Gambar 2.38 Denah Lantai 4 SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi SLB Negeri 07 Jakarta, 2014)

Ruang Kepala Sekolah

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

46

Gambar 2.39 Ruang Kepala Sekolah

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan kepala sekolah tidak di gabung dengan ruang wakil

kepala sekolah, ruangannya lebih bersifat private. Disediakan ruang

tamu didalamnya dan lemari untuk menyimpan arsip.

Ruang Wakil Kepala Sekolah

Gambar 2.40 Ruang Wakil Kepala Sekolah

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Berbeda dengan ruang kepala sekolah yang bersifat private,

pada ruangan wakil kepala sekolah lebih bersifat untuk umum dan

bersebelahan dengan ruang administrasi dan tata usaha, didalam

ruangan wakil kepala sekolah disediakan ruang tamu juga dan

beberapa lemari penyimpanan arsip.

Page 39: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

47

Ruang TU dan Administrasi

Gambar 2.41 Ruang TU dan Administrasi

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan yang digunakan untuk para orang tua mendapatkan

informasi mengenai anak mereka dan tempat mengurus data siswa.

Ruang Guru

Gambar 2.42 Ruang Guru

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan tempat guru beristirahat, namun dapat beralih fungsi

untuk ruang serba guna dan juga ruang keterampilan.

Ruang Kelas

Page 40: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

48

Gambar 2.44 Ruang Kelas Golongan Autis

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan kelas golongan autis terdiri dari 1 guru dan 1 murid,

didalam ruangan terdapat papan tulis, lemari, meja, dan kursi.

Ruangan kelas pada golongan autis dan tunagrahita dijadikan satu

namun diberi partisi pemisah. Namun ada kelas yang berisi

tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dalam satu kelas,

sedangkan anak tunarungu digabung dengan anak tunarungu juga.

Penulis simulasikan seperti gambar berikut ini:

- Ruang kelas golongan B (Tunarungu)

Gambar 2.45 Kelas Golongan tunarungu SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

- Ruang Kelas golongan C dan C1 (Tunagrahita)

Page 41: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

49

Gambar 2.46 Kelas Golongan Tunagrahita SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

- Ruangan kelas golongan Autis dan Autis

Gambar 2.47 Kelas Golongan Autis SLB Negeri 07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

- Ruangan Kelas Autis dan C/C1 (Tunagrahita)

Gambar 2.48 Kelas Golongan Autis dan Tunagrahita SLB Negeri

07 Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Toilet

Page 42: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

50

Toilet SLB Negeri 07 Jakarta terpisah antara toilet guru dan

siswa, jumlah toilet dalam satu ruangan ada 4 buah toilet dan 2 buah

toilet guru.

Kantin

Gambar 2.49 Kantin SLB Negeri 07

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Kantin SLB Negeri 07 hanya menyediakan snack dan

minuman, untuk makan siang biasanya anak-anak membawa makanan

dari rumah. Didalam kantin terdapat dapur dan gudang.

Ruang Olahraga

Gambar 2.50 Ruang Olahraga

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan ini dijadikan tempat untuk menaruh segala sesuatu

kebutuhan olahraga.

Page 43: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

51

Ruang Bina Wicara

Ruang wicara pada SLB Negeri 07 Jakarta digunakan untuk

pelatihan cara tata bicara anak tunarungu dan terkadang dipakai untuk

anak autis juga. Diruangan ini disediakan cermin, headset,

microphone dan beberapa alat penyimpanan.

Ruang Bina Diri

Gambar 2.51 Ruang Bina Diri

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan bina diri digunakan untuk anak autis dan tunagrahita

melatih kemandiriannya, melakukan aktivitas dirumah tanpa bantuan

orang lain

Ruang Tata Boga

Gambar 2.52 Ruang Tata Boga

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan tata boga untuk melatih keterampilan memasak para

peseerta didik.

Ruang Keterampilan dan kesenian

Page 44: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

52

Gambar 2.53 Ruang Keterampilan dan Kesenian

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruang yang dipakai untuk kesenian dan juga keterampilan,

didalamnya terdapat alat-alat music dan alat-alat kesenian lainnya

seperti drum, angklung, keyboard dll.

Mushola

Gambar 2.54 Ruang Mushola

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Sekolah ini difasilitasi dengan mushola karena memang

disekolah ini sekolah yang mayoritasnya adalah beragama Islam.

Ruang BPBI

Ruangan yang digunakan untuk anak-anak tunarungu

melakukan penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau

tidak, Namun diruangan ini hanya seperti kelas kosong dan hanya ada

beberapa alat pendukung seperti drum dan mp3 player.

Page 45: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

53

Aula

Aula pada sekolah SLB Negeri 07 Jakarta ini digunakan

menjadi ruang serba guna juga selain menjadi aula, tempat ini

dijadikan tempat untuk rapat guru. Didalamnya hanya ada beberapa

meja dan kursi saja.

Ruang Hasil Karya

Gambar 2.55 Hasil Karya anak-anak SLB Negeri 07

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruang tempat penyimpanan hasil karya anak-anak SLB Negeri

07, anak-anak SLB Negeri 07 memiliki ekskul batik yang dimana

mereka tak hanya membuatnya tapi mereka juga menjual hasil

karyanya sendiri.

Perpustakaan

Seperti perpustakaan pada umumnya, ruangan yang digunakan

untuk murid dan guru membaca dan beristirahat.

Ruang UKS (unit Kesehatan Siswa)

Page 46: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

54

UKS (unit kesehatan siswa) tempat siswa yang mengalami

kesehatan kurang baik.

Analisa S.W.O.T SLB Negeri 07

Strength

- Merupakan SLB yang melayani tidak hanya satu golongan tapi

berberapa golongan ABK.

- Memiliki Pengajar yang banyak

- Memiliki tempat ibadah

Weakness

- Desain ruangan tidak menarik

- Ruangan tidak teratur

- Fasilitas terbatas

- Kekurangan space

- Tidak memiliki klinik

Opportunity

- Pendidikan di SLB Negeri 07 gratis dan terbuka untuk berbagai

kalangan.

Thread

- Lingkungannya kurang mendukung, jalanan menuju lokasi masih

tanah sehingga jika hujan akan sulit jika jalan kaki karena tanah

lembek.

- Perjalanan cukup jauh untuk ke lokasi dikarenakan memang

sengaja dibuat jauh dari pusat perkotaan

2.2.3. Informasi SLB-C Frobel Montessori

a) Informasi Umum

Jam Operasional : Senin – Jumat, 07:30 – 02:30

Page 47: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

55

Alamat : Jalan Griya Wartawan, Cipinang besar selatan.

Jakarta

Timur

Telp : 021-85915291

Email : [email protected]

b) Informasi mengenai SLB Frobel Montessori

SLB FROBEL

MONTESORRIGambar 2.56 Logo SLB Frobel Montessori

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

SLB Frobel Montessori merupakan sekolah swasta yang sudah berdiri

sejak tahun 1982, yang pada saat itu didirikan oleh sepasang suami dan istri

yang memiliki anak tunagrahita dan kemudian membangun sekolah luar biasa

untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

SLB Frobel Montessori telah diakui dan diresmikan oleh wakil

gubernur Jakarta pada tahun 1987. Sekolah ini melayani siswa tunarungu dan

tunagrahita.

Visi “Berprestasi dan berinteraksi sosial berdasarkan IMTAQ”. Misi

“Mampu menjalankan perintah agama, mampu berhitung membaca dan

menulis, berprestasi dalam bidang olahraga dan kesenian, mampu mandiri,

mampu berkarya, mampu berinteraksi sosial”.

c) Informasi Struktur Organisasi SLB-B Pangudi Luhur tingkat TLO (Taman

Latih dan Observasi)

Page 48: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

56

Diagram 2.3 Struktur Organisasi SLB Frobel Montessori

(Sumber: SLB Frobel Montessori, 2015)

d) Informasi Khusus

Jumlah Ruang

Ruang Kelas : 12 kelas

Ruang Kepala Sekolah : 1

Ruang Guru : 1

Ruang TU : 1

Ruang Bendahara : 1

Gudang : 1

Dapur : 1

Ruang Kantin : 1

Ruang Mushola : 1

Ruang BKBPI : 1

Lapangan Olahraga : 1

Toilet : 2

Jumlah Guru dan Staff : 12 orang

Page 49: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

57

Jumlah murid SD, SMP, SMA : 65 orang

A. Desain Gedung

Gambar 2.57 Fasad Gedung

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Desain gedung terlihat seperti gedung sekolah pada umumnya percampuran

antara desain belanda dengan indonesia (Indische-style) , terdiri dari 2 lantai.

sekolah ini didirikan sekitar tahun 1982.

B. Fasilitas SLB-C Frobel Montessori

Ruang Kelas

Gambar 2.58 Ruang Kelas

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 50: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

58

Ruangan kelas di SLB Frobel tidak berbentuk huruf U atau

perorangan, lebih berbentuk seperti mengadakan ruang meeting. Ruang

terapi anak dilaksanakan di ruang kelas, sehingga sistem sekolah luar

biasa Frobel Montessori tidak bersifat moving class.

Ruang Kepala Sekolah

Gambar 2.59 Ruang Kepala Sekolah

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruang kepala sekolah hanya berupa kursi dan meja tidak disedia

ruang tamu sendiri.

Ruang Guru

Gambar 2. 60 Ruang Guru

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 51: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

59

Tempat beristirahat dan para guru mengadakan meeting bersama.

Ruangannya sengaja diletakan ditengah antara ruang staf dan kepala

sekolah.

Ruang TU

Gambar 2.61 Ruang Tata Usaha

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan tata usaha sangat minim tempat penyimpanan, banyak benda

yang tergeletak di lantai dan beberapa dokumen bertebaran dimana-mana.

Ruang Bendahara

Gambar 2.62 Ruang Bendahara

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 52: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

60

Ruangan bendahara disatukan dengan tempat penyimpanan arsip

sekolah dan sebagiannya berupa dokumen keuangan sekolah.

Gudang

Tempat penyimpanan barang-barang sekolah yang jarang dipakai dan

tempat penyimpanan alat olahraga anak-anak.

Dapur

Gambar 2.63 Ruang Dapur

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Tempat para guru membuat teh dan makanan. Tidak disediakan

kompor ataupun alat-alat seperti gelas dan piring.

Ruang Kantin

Gambar 2.64 Ruang Kantin

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Page 53: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

61

Kantin terbatas dan dijadikan untuk tempat menunggu anak-anak

pulang. Anak-anak biasanya membawa bekal dari rumah, jarang

melakukan transaksi membeli makanan di kantin

Ruang Mushola

Gambar 2.65 Ruang Mushola

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Pengajar di sekolah luar biasa Frobel Montessori mayoritas beragama

islam, sehingga di sekolah disediakan tempat untuk shalat.

Ruang BPBI

Gambar 2.66 Ruang BPBI

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Ruangan yang digunakan untuk anak tunarunggu tapi dipakai tempat

untuk keterampilan juga untuk semua murid

Page 54: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

62

Toilet

Gambar 2.67 Toilet

(Sumber: Dokumen Pribadi Siswa)

Toilet tidak dibedakan antara guru dan murid, didalamnya pun tidak

desain untuk jenis anak-anak berkebutuhan khusus.

Analisa S.W.O.T SLB Frobel Montessori

Strength

- Kelasnya dibedakan antara golongan B dan C

Weakness

- Tidak ada klinik

- Tidak ada ruang terapi

- Tidak ada perpustakaan

- Tidak ada tempat bermain

- Ruangan kelas kecil

Opportunity

- Sekolah memiliki asrama

Threat

- Sulit untuk masuk kedalam lokasi karena berada di gang yang besarnya

kurang lebih 3 meter. Sehingga harus jalan kaki dari jalan utama.

Page 55: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

63

2.3 Analisa Hasil Keseluruhan Survey

Tabel 2.2 Analisis Hasil Keseluruhan Survey

NO Sekolah Fasilitas yang disediakan S.W.O.T

1. SLB-B Pangudi Luhur 1. Ruang Kelas

2. Lobby

3. Ruang Administrasi

4. Ruang Hasil Karya

siswa

5. Ruang Meeting

6. Ruang POMG/Kuliah

7. Aula

8. Terapi Wicara

9. Terapi pendengaran

10. Ruang psikolog dan

seksolog

11. Toilet Guru

12. Toilet Anak

13. Terapi Asmen

14. Terapi BPBI

15. Ruang kepala sekolah

16. Ruang Wakil kepala

sekolah

17. Ruang yayasan

18. Perpustakaan

19. Dapur Guru

20. Ruang Guru

21. Dapur Kantin

22. Kantin Siswa

23. Area Makan

24. Area Menunggu

25. Gudang Olahraga

26. Gudang Kesenian

Strength

Merupakan SLB

golongan B

yang memiliki

fasilitas yang

lebih lengkap

disbanding

sekolah

tunarungu lain,

bahkan sudah

merilis buku

pertama yang

menjelaskan

tentang metode

pengajaran serta

sarana dan

prasarana untuk

anak tunarungu.

Peletakan ruang

teratur

Lingkungan

mendukung

karena daerah

dekat dengan

lahan

perkebunan dan

perumahan, jauh

dari jalanan

Page 56: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

64

27. Gudang Sekolah

28. Mes

29. UKS

yang penuh

polusi

Ruangan kelas

memiliki space

yang sangat luas

Weakness

Ruang Staff,

guru dan kepala

sekolah teralu

padat

Desain ruangan

kurang menarik

Warna setiap

ruangan tidak

menyenangkan

untuk anak kecil

Tidak ada ruang

bermain atau

taman bermain

Opportunity

Memiliki Klinik

alat bantu

dengar dimana

orang tua dapat

memeriksa

anaknya dan

membeli alat

Page 57: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

65

bantu dengar

Memiliki

asrama

Threat

Perjalanan

cukup jauh

untuk ke lokasi

dikarenakan

memang sengaja

dibuat jauh dari

pusat perkotaan.

2. SLB Negeri 07 1. Ruang Kelas

2. Ruang Administrasi

3. Ruang kepala dan wakil

4. Aula

5. Mushola

6. Kantin

7. Terapi Wicara

8. Terapi BPBI

9. Terapi Bina Diri

10. Ruang Keterampilan

11. Ruang Hasil Karya

12. Area Menunggu

13. Toilet Guru

14. Ruang Guru

Strength

Merupakan SLB

yang melayani

tidak hanya satu

golongan tapi

berberapa

golongan ABK.

Memiliki

Pengajar yang

banyak

Memiliki tempat

ibadah

Page 58: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

66

15. Ruang Guru

16. Gudang Olahraga

17. Gudang Kesenian

18. Gudang Sekolah

19. Dapur

20. Mes

21. Perpustakaan

22. UKS

Weakness

Desain ruangan

tidak menarik

dan ruangan

tidak teratur

Fasilitas terbatas

Kekurangan

space

Tidak memiliki

klinik

Opportunity

Pendidikan di

SLB Negeri 07

gratis dan

terbuka untuk

berbagai

kalangan.

Threat

Lingkungannya

kurang

mendukung,

jalanan menuju

lokasi masih

tanah sehingga

jika hujan akan

sulit jika jalan

kaki karena

tanah lembek.

3. SLB Frobel Montessori 1. Ruang Kelas Strength

Kelasnya

Page 59: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewSekolah Luar biasa (SLB) tidak luput dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) anak yang Berkebutuhan

67

2. Terapi BPBI

3. Ruang Guru

4. Ruang Kepala Sekolah

5. Ruang Tata Usaha

6. Ruang Bendahara

7. Dapur

8. Gudang

9. Kantin

10. Area Menungg

11. Mushola

12. Toilet

dibedakan

antara B dan C

Weakness

-Tidak ada

klinik

-Tidak ada

ruang terapi

-Tidak ada

perpustakaan

-Tidak ada

tempat bermain

-Ruangan kelas

kecil

Opportunity

Sekolah

memiliki asrama

Threat

Sulit untuk

masuk kedalam

lokasi karena

berada di gang

yang besarnya

kurang sehingga

harus jalan kaki

dari jalan utama.

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)