BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1....

29
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. Pengertian self efficacy Self efficacy merupakan evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan (Bandura dalam Baron dan Byrne:183), sedangkan menurut Brehm dan Kassin (1990) mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan individu bahwa ia mampu melakukan tindakan spesifik yang diperlukan untuk menghasilkan out come yang diinginkan dalam suatu situasi. Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa self efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy Tinggi rendahnya self efficacy seseorang dalam tiap tugas sangat bervariasi. Ini disebabkan adanya beberapa factor yang berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri individu. 10 Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1....

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Self efficacy

a. Pengertian self efficacy

Self efficacy merupakan evaluasi seseorang terhadap

kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas,

mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan (Bandura dalam Baron

dan Byrne:183), sedangkan menurut Brehm dan Kassin (1990)

mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan individu bahwa ia

mampu melakukan tindakan spesifik yang diperlukan untuk

menghasilkan out come yang diinginkan dalam suatu situasi.

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa self efficacy merupakan keyakinan atau

kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk untuk

mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan,

menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk

menampilkan kecakapan tertentu.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy

Tinggi rendahnya self efficacy seseorang dalam tiap tugas

sangat bervariasi. Ini disebabkan adanya beberapa factor yang

berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri individu.

10

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

11

Menurut Bandura (dalam Pajares & Urdan, 2006) tingkat self

efficacy seseorang dipengaruhi oleh:

1) Sifat dari tugas yang dihadapi individu

Sifat tugas dalam hal ini meliputi tingkat kesulitan dan

kompleksitas dari tugas yang dihadapi. Semakin sedikit jenis

tugas yang dapat dikerjakan dan tingkat kesulitan tugas yang

relatif mudah, maka semakin besar kecenderungan individu

untuk menilai rendah kemampuannya sehingga akan

menurunkan self efficacy. Namun apabila seseorang tersebut

mampu menyelesaikan berbagai macam tugas dengan tingkat

kesulitan yang berbeda, maka individu akan menilai dirinya

mempunyai kemampuan sehingga akan meningkatkan self

efficacy.

2) Insentif eksternal (reward) yang diterima individu dari orang

lain.

Semakin besar insentif atau reward yang diperoleh

seseorang dalam penyelesaian tugas, maka semakin tinggi

derajat self efficacy.. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bandura

(1997) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat

meningkatkan self efficacy adalah competence contingent

incentive, yaitu intensif atau reward yang diberikan oleh orang

lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang dalam

menguasai atau melaksanakan tugas tertentu.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

12

3) Status atau peran individu dalam lingkungannya.

Seseorang yang memiliki status yang lebih tinggi dalam

lingkungannya atau kelompoknya akan mempunyai derajat

kontrol yang lebih besar pula sehingga memiliki self efficacy

yang lebih tinggi.

4) Informasi tentang kemampuan diri.

Informasi yang disampaikan orang lain secara langsung

bahwa seseorang mempunyai kemampuan tinggi, dapat

menambah keyakinan diri seseorang sehingga mereka akan

mengerjakan suatu tugas dengan sebaik mungkin. Namun

apabila seseorang mendapat informasi kemampuannya rendah

maka akan menurunkan self efficacy sehingga kinerja yang

ditampilkan rendah.

c. Fungsi Self efficacy

Self efficacy yang dipersepsikan tidak hanya sekedar

perkiraan tentang tindakan apa yang akan dilakukan pada masa

mendatang (Pajares & Urdan, 2006). Keyakinan seseorang mengenai

kemampuan diri juga berfungsi sebagai suatu determinan bagaimana

individu tersebut berperilaku, berpola-pikir, dan bereaksi emosional

terhadap situasi-situasi yang sedang dialami. Keyakinan diri juga

memberikan kontribusi terhadap kualitas dari fungsi psikososial

seseorang.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

13

Bandura (1997) menjelaskan fungsi dan berbagai dampak

dari penilaian self efficacy antara lain sebagai berikut:

1) Perilaku Memilih

Dalam kehidupan sehari-hari, individu sering

dihadapkan dengan pengambilan keputusan, meliputi pemilihan

tindakan dan lingkungan sosial yang ditentukan dari penilaian

efficacy individu. Seseorang cenderung untuk menghindar dari

tugas dan situasi yang diyakini melampaui kemampuan diri

mereka, dan sebaliknya mereka akan mengerjakan tugas-rugas

yang dinilai mampu untuk mereka lakukan (Bandura, 1997). Self

efficacy yang tinggi akan dapat memacu keterlibatan aktif dalam

suatu kegiatan atau tugas yang kemudian akan meningkatkan

kompetensi seseorang. Sebaliknya, self efficacy yang rendah

dapat mendorong seseorang untuk menarik diri dari lingkungan

dan kegiatan sehingga dapat menghambat perkembangan

potensi yang dimilikinya.

Seseorang yang memiliki penilaian self efficacy-nya

secara berlebihan cenderung akan menjalankan kegiatan yang

jelas diatas jangkauan kemampuannya. Akibatnya dia akan

mengalami kesulitan-kesulitan yang berakhir dengan kegagalan

yang sebenarnya tidak perlu terjadi, dan hal ini bisa mengurangi

kredibilitasnya. Sebaliknya, seseorang yang menanggap rendah

kemampuannya juga akan mengalami kerugian, walaupun

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

14

kondisi ini lebih seperti memberi batasan pada diri sendiri

daripada suatu bentuk keengganan. Melalui kegagalan dalam

mengembangkan potensi kemampuan yang dimiliki dan

membatasi kegiatan-kegiatanya, seseorang dapat memutuskan

dirinya dari banyak pengalaman berharga. Seharusnya ia

berusaha untuk mencoba tugas-tugas yang memiliki penilaian

yang penting, tetapi ia justru menciptakan suatu halangan

internal dalam menampilkan kinerja yang efektif melalui

pendekatan dirinya pada keraguan (Bandura, 1997).

2) Usaha yang dilakukan dan daya tahan

Penilaian terhadap self efficacy juga menentukan

seberapa besar usaha yang dilakukan seseorang dan seberapa

lama ia akan bertahan dalam menghadapi hambatan atau

pengalaman yang tidak menyenangkan. Semakin tinggi self

efficacy seseorang, maka akan semakin besar dan gigih pula

usaha yang dilakukan. Ketika dihadapkan pada kesulitan,

individu yang memiliki self efficacy tinggi akan mengeluarkan

usaha yang besar untuk mengatasi tantangan tersebut.

Sedangkan orang yang meragukan kemampuannya akan

mengurangi usaha atau bahkan menyerah sama sekali (Bandura,

1997).

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

15

3) Pola berpikir dan reaksi emosi

Penilaian mengenai kemampuan seseorang juga

mempengaruhi pola berpikir dan reaksi emosionalnya selama

interaksi aktual dan terantisipasi dengan lingkungan. Individu

yang menilai dirinya memiliki self efficacy rendah, merasa tidak

mampu dalam mengatasi masalah, hanya akan terpaku pada

kekurangannya sendiri dan berpikir kesulitan yang mungkin

timbul lebih berat dari kenyataannya (Bandura, 1997).

Sebaliknya, individu yang memilki self efficacy yang tinggi akan

lebih memusatkan perhatian dan mengeluarkan usaha yang lebih

besar terhudap situasi yang dihadapinya, dan setiap hambatan

yang muncul akan mendorongnya untuk berusaha lebih keras

lagi.

Self efficacy juga dapat membentuk pola berpikir kausal

(Collin, dalam Bandura, 1997). Dalam menghadapi persoalan

yang sulit, individu yang memiliki self efficacy tinggi akan

menganggap kegagalan terjadi karena kurangnya usaha yang

dilakukan, sedang yang memiliki self efficacy rendah lebih

menganggap kegagalan disebabkan kurangnya kemampuan yang

ia miliki.

4) Perwujudan dari keterampilan yang dimiliki

Banyak penelitian membuktikan bahwa self efficacy

dapat meningkatkan kualitas dari fungsi psikososial seseorang

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

16

(Bandura, 1997). Seseorang yang memandang dirinya sebagai

orang yang selfefficacy-nya tinggi akan membentuk tantangan-

tantangan terhadap dirinya sendiri menunjukkan minat dan

keterlibatan dalam suatu kegiatan. Mereka akan meningkatkan

usaha jika kinerja yang dilakukan mengalami kegagalan dalam

mencapai tujuan, menjadikan kegagalan sebagai pendorong

untuk mencapai keberhasilan, dan memiliki tingkat stres yang

rendah bila menghadapi situasi yang menekan.

d. Komponen Self efficacy

Bandura (2006) mengemukakan bahwa self efficacy individu

dapat dilihat dari tiga komponen yaitu:

1) Tingkat (level)

Self efficacy individu dalam mengerjakan suatu tugas

berbeda dalam tingkat kesulitan tugas. Individu memiliki self

efficacy yang tinggi pada tugas yang mudah dan sederhana, atau

juga pada tugas-tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi

yang tinggi. Individu yang memiliki self efficacy yang tinggi

cenderung memilih tugas yang tingkat kesukarannya sesuai

dengan kemampuannya.

2) Keluasan (generality)

Komponen ini berkaitan dengan penguasaan individu

terhadap bidang atau tugas pekerjaan. Individu dapat

menyatakan dirinya memiliki self efficacy pada aktifitas yang

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

17

luas, atau terbatas pada fungsi domain tertentu saja. Individu

yang memiliki self efficacy yang tinggi akan mampu menguasai

beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan suatu tugas.

Individu yang memiliki self efficacy yang rendah hanya

menguasai sedikit bidang yang diperlukan dalam menyelesaikan

suatu tugas.

3) Kekuatan (strength)

Komponen yang ketiga ini lebih menekankan pada

kckuatan atau kemantapan individu terhadap keyakinannya. Self

efficacy menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan individu

akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan

individu. Self efficacy menjadi dasar dirinya melakukan usaha

yang keras, bahkan ketika mengalami hambatan sekalipun.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa self

efficacy mencakup komponen tingkat (level), keluasan

(generality), dan kekuatan (strength).

Dari pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

individu yang memiliki self efficacy yang tinggi memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Yakin terhadap kesuksesan dalam mengatasi rintangan.

2) Ancaman dipandang sebagai suatu tantangan yang tidak perlu

dihindari.

3) Gigih dalam berusaha.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

18

4) Percaya pada kemampuan diri yang dimiliki.

5) Hanya sedikit menampakkan keragu-raguan.

6) Suka mencari situasi baru.

7) Aspirasi dan komitmen terhadap tugas kuat.

Individu yang memiliki self efficacyrendah memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Lamban dalam membenahi atau mendapatkan kembali self

efficacy ketika menghadapi kegagalan.

2) Tidak yakin dapat menghadapi rintangan.

3) Ancaman dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari.

4) Mengurangi usaha dan cepat menyerah.

5) Ragu pada kemampuan diri yang dimiliki.

6) Tidak suka mencari situasi baru.

7) Aspirasi dan komitmen terhadap tugas lemah

e. Sumber-Sumber Self efficacy

Bandura dalam Woolfolk (2004) menjelaskan bahwa self

efficacy individu didasarkan pada empat hal, yaitu:

1) Mastery experience

Adalah pengalaman langsung kita menjadi sumber

informasi efikasi yang paling kuat. Pengalaman akan

keberhasilan adalah sumber yang paling besar pengaruhnya

terhadap self efficacy individu karena didasarkan pada

pengalaman otentik. Pengalaman akan kesuksesan menyebabkan

self efficacy indivudu meningkat, sementara kegagalan yang

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

19

berulang menyebabkan menurunnya self efficacy, khususnya

jika kegagalan terjadi ketika self efficacy belum benar-benar

terbentuk secara kuat. Kegagalan juga dapat menurunkan self

efficacy individu jika kegagalan tersebut tidak merefleksikan

kurangnya usaha atau pengaruh dari keadaan luar.

2) Vicarious experience

Merupakan pencapaian yang dimodelkan oleh orang lain.

Dalam vicarious experience, seseorang memberikan contoh

penyelesaian. Semakin dekat siswa mengidentifikasi diri dengan

sang model, akan semakin besar pula dampaknya pada efikasi

diri. Bila sang model bekerja dengan baik, efikasi diri siswa

meningkat, tetapi bila sang model bekerja dengan buruk

ekspektasi efikasi siswa menurun. Meskipun mastery experience

secara umum diakui sebagai sumber keyakinan efikasi paling

berpengaruh pada orang dewasa, Keyser dan Barling (dalam

Woolfolk, 2004) menemukan bahwa anak-anak lebih bersandar

pada modeling sebagai sumber informasi efikasi diri. Modeling

sendiri adalah perubahan dalam perilaku, pemikiran atau emosi

yang terjadi mclalui mengobservasi orang lain sebagai panutan.

3) Social persuation

Dapat berupa "pep talk" atau umpan balik spesifik atas

kinerja. Persuasi verbal dipergunakan untuk meyakinkan

individu bahwa individu memiliki kemampuan yang

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

20

memungkinkannya untuk meraih apa yang diinginkan. Persuasi

sosial sendiri dapat membuat siswa mengerahkan usaha,

mengupayakan strategi baru, atau berusaha cukup keras untuk

mencapai kesuksesan (Bandura, 1982 dalam Woolfolk. 2004).

Persuasi sosial dapat menangkal setback yang telah

menyebabkan seseorang meragukan dirinya dan menginterupsi

presistensi.

4) Physiological and emotionl arousal

Merupakan reasksi fisik dan psikologis yang

menyebabkan seseorang alert (siaga), bergairah atau tegang.

Penilaian individu akan kemampuannya dalam mengerjakan

suatu tugas sebagian dipengaruhi oleh keadaan fisiologis.

Gejolak emosi dan keadaan fisiologis yang dialami individu

memberikan suatu isyarat terjadinya suatu hal yang tidak

diinginkan sehingga situasi yang menekan cenderung dihindari.

Informasi dari keadaan fisik seperti jantung berdebar, keringat

dingin, dan gemetar menjadi isyarat bagi individu bahwa situasi

yang dihadapinya berada diatas kemampuannya.

Level of arousal dapat memberikan informasi mengenai

tingkat Self efficacy tergantung bagaimana arousal tersebut dapat

diinterpretasikan. Bagaimana seseorang menghadapi suatu

tugas, apakah cemas atau khawatir (self efficacy rendah) atau

tertarik (self efficacy tinggi) dapat memberikan informasi

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

21

mengenai orang tersebut (Bandura, 1997; Pintrich & Schunk,

2002). Dalam menilai kemampuannya, seseorang dipengaruhi

oleh informasi tentang keadaan ilsiknya untuk menghadapi

situasi tertentu dengan memperhatikan keadaan fisiologisnya.

f. Proses-Proses Self efficacy

Bandura (1997) menguraikan proses psikologis self efficacy

dalam mempengaruhi fungsi manusia. Proses tersebut dapat

dijelaskan melalui cara-cara dibawah ini:

1) Proses kognitif

Dalam melakukan tugas akademiknya, individu

menetapkan tujuan dan sasaran perilaku sehingga individu dapat

merumuskan tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan

tersebut. Penetapan sasaran pribadi tersebut dipengaruhi oleh

penilaian individu akan kemampuan kognitifnya.

Fungsi kognitif memungkinkan individu untuk

memprediksikan kejadian sehari-hari yang akan berakibat pada

masa depan. Asumsi yang timbul pada aspek kognitif ini adalah

semakin efektif kemampuan individu dalam analisis dan dalam

berlatih mencari masalah yang akan dihadapi.

Ungkapkan ide-ide atau gagasan-gagasan pribadi, maka

akan mendukung individu bertindak dengan tepat untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Individu akan meramalkan

kejadian dan mengembangkan cara untuk mengontrol kejadian

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

22

yang mempengaruhi hidupnya. Keahlian ini membutuhkan

proses kognitif yang efektif dari berbagai macam informasi.

2) Proses motivasi

Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari

dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.

Individu berusaha memotivasi diri dengan menetapkan

keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan, merencanakan

tindakan yang akan direalisasikan. Terdapat beberapa macam

motivasi kognitif yang dibangun dari beberapa teori yaitu

atribusi penyebab yang berasal dari teori atribusi dan

pengharapan akan hasil yang terbentuk dari teori nilai

pengharapan.

Self efficacy mempengaruhi atribusi penyebab, dimana

individu yang memiliki self efficacy akademik yang tinggi

menilai kegagalannya dalam mengerjakan tugas akademik

disebabkan oleh kurangnya usaha, sedangkan individu dengan

self efficacy yang rendah menilai kegagalannya disebabkan

karena kurangnya kemampuan.

Teori nilai pengharapan memandang bahwa motivasi

diatur oleh pengharapan akan hasil (outcome expectation) dan

nilai hasil (outcome value) tersebut. Outcome expectation

merupakan suatu perkiraan bahwa perilaku atau tindakan

tertentu akan menyebabkan akibat yang khusus bagi individu.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

23

Hal tersebut mengandung keyakinan tentang sejauh mana

perilaku tertentu akan menimbulkan konsekuensi tertentu.

Outcome value adalah nilai yang mempunyai arti dari

konsekuensi-konsekuensi yang terjadi bila suatu perilaku

dilakukan. Individu harus memiliki outcome value yang tinggi

untuk mendukung outcome expectation.

3) Proses afeksi

Afeksi terjadi secara alami dalam diri individu dan

berperan dalam menentukan intensitas pengalaman emosional.

Afeksi ditujukan dengan mengontrol kecemasan dan perasaan

depresif yang menghalangi pola-pola pikir yang benar untuk

mencapai tujuan.

Proses afeksi berkaitan dengan kemampuan mengatasi

emosi yang timbul pada diri sendiri untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Kepercayaan individu terhadap kemampuannya

mempengaruhi tingkat stres dan depresi yang dialami ketika

menghadapi tugas yang sulit atau bersifat mengancam. Individu

yang yakin dirinya mampu mengontrol ancaman tidak akan

mengakibatkan pola pikir yang mengganggu. Individu yang

tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki akan mengalami

kecemasan karena tidak mampu mengelola ancaman tersebut.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

24

4) Proses seleksi

Proses seleksi berkaitan dengan kemampuan individu

untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tcpat

sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Ketidakmampuan individu dalam menyeleksi tingkah laku

membuat individu tidak percaya diri, bingung, dan mudah

menyerah ketika menghadapi masalah atau situasi yang sulit.

self efficacy dapat membentuk hidup individu melalui pemilihan

tipe aktivitas dan lingkungan. Individu akan mampu

melaksanakan aktifitas yang menantang dan memilih situasi

yang diyakini mampu ditangani. Individu akan memelihara

kompetensi, minat, hubungan social atas pilihan yang

ditentukan.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

self efficacy meliputi proses kognitif, proses motivasi, proses

afeksi, dan proses seleksi.

2. Motivasi belajar

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang ntuk melakukan sesuatu. Motif dapar dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat

diartikan sebagai suatu kondisi intern (ke-siapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

25

telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama

bila kebutuhan untk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak

(Sardiman, 2011: 73).

Menurut (Mc. Donald dalam Sardiman, 2011: 73) motivasi adalah

perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,

dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang

oleh faktor dari luar teteapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri

seseorang.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur yang mendukung (Uno, 2007: 23).

Motivasi belajar timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berhasil, dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-

cita. Faktor ekstrinsiknya yaitu adalah adanya penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif, dan kegiatan yang menarik.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

26

a. Peranan Motivasi dalam Belajar

Menurut Uno (2011: 27) Motivasi pada dasarnya dapat

membentu dan memahami dan menjelaskan perilaku individu,

termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Berikut peranan

motivasi dalam belajar:

1) Peranan Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

sesorang anak yang belajar diharapkan pada suaru masalah yang

memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat

bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Dengan perkataan lain,

motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang

dapat memperkuat perbuatan belajar.

2) Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitanya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk

belajar sesuatu, yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat

diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

3) Motivasi menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar

sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun,

dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu,

tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan kurang atau

tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

27

lama untuk belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal

yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat

berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2007: 84- 85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat

Penggerak atau motor pelepas energi. Motivasi sebagai motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan

Menentukan ke arah tujuan yang akan dicapai. Motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuanya.

3) Menyeleksi perbuatan

Menentukan perbuatan yang harus dikerjakan dan sesuai dengan

tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

c. Bentuk-bentuk motivasi di Sekolah

Motivasi dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan.

Motivasi membuat pelajar dapat mengembangkan aktivitasnya,

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan

belajar. Menurut Sardinian (2007: 92) ada beberapa bentuk dan

cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah,

yaitu:

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

28

1) Memberi Angka

Angka adalah simbol dari nilai kegiatan belajar. Nilai yang baik

pada hasil ulangan dan rapot banyak dikejar oleh siswa sebagai

tujuan utama. Nilai yang baik sebagai tujuan siswa merupakan

salah satu motivasi yang kuat untuk siswa.

2) Hadiah

Hadiah dapat sebagai motivasi, tetapi tidak selalu dapat

dikatakan motivasi karena disesuaikan dengan kebutuhan dan

ketertarikan seseorang terhadap hadiah itu untuk hasil yang dia

lakukan.

3) Saingan/ Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Contohnya Persaingan dengan

teman untuk menjadi juara kelas akan membuat individu belajar

lebih keras.

4) Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertahankan diri adalah sebagai salah

satu bentuk motivasi.

5) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan alat

untuk motivasi belajar.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

29

6) Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil pekerjaan adalah salah satu bentuk motivasi.

Individu yang mendapat hasil baik akan meningkatkan semangat

belajarnya.

7) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan merupakan

motivasi yang baik. Siswa akan melakukan perbuatan yang baik

lagi jika mendapat pujian.

8) Hukuman

Hukuman jika diberikan dengan tepat akan menjadi bentuk

motivasi. Siswa tidak akan lupa membuat tugas lagi jika ada

hukuman yang akan diberikan.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat dan keinginan dan dalam diri siswa menjadi motivasi

yang baik tanpa adanya campur tangan dari pihak luar.

10) Minat

Adanya motivasi dari dalam diri harus ada minat terlebih

dahulu. Minat merupakan ketertarikan individu pada suatu

kegiatan

11) Tujuan yang diakui

Memahami tujuan yang akan dicapai akan membuat siswa

semangat dalam melakukan belajar.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

30

d. Indikator motivasi belajar

Menurut Uno (2011: 23) berdasarkan dari faktor intrinsik dan

ekstrinsik yang menjadi faktor timbulnya motivasi belajar dapat

dijabarkan menjadi beberapa indikator seperti berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depannya

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

3. Kemandirian belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian adalah perilaku siswa dalam mewujudkan

kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung

pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu

melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang

efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan

mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri

(Rachmayani, 2014: 18).

Tahar (2006: 92) mendefinisikan kemandirian belajar

sebagai kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar

dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam

hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil

belajar.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

31

Sedangkan menurut Supriyati (2013: 46), belajar mandiri

adalah kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh niat atau motif

untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah,

dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang

dimiliki. Pencapaian kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara

penyampaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama

belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar

dilakukan oleh siswa sendiri. Belajar mandiri lebih dimaknai sebagai

usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari niatnya

untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.

b. Aspek Kemandirian Belajar

Menurut Song and Hill (2007: 31-32), kemandirian terdiri

dari beberapa aspek, antara lain:

1) Personal Attributes

Personal attributes merupakan aspek yang berkenaan

dengan motivasi dari peserta didik, penggunaan sumber belajar,

dan strategi belajar. Motivasi belajar merupakan keinginan yang

terdapat pada diri seseorang yang merangsang peserta didik

untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam belajar, sumber

belajar yang digunakan siswa tidak terbatas, asalkan sesuai

dengan materi yang dipelajari dan dapat menambah pengetahuan

siswa. Sedangkan yang dimaksud dengan strategi belajar di sini

adalah segala usaha yang dilakukan siswa untuk menguasai

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

32

materi yang sedang dipelajari, termasuk usaha yang dilakukan

apabila siswa tersebut mengalami kesulitan.

2) Processes

Processes merupakan aspek yang berkenaan dengan

otonomi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik

meliputi perencanaan, monitoring, serta evaluasi pembelajaran.

Kegiatan perencanaan meliputi: (a) mengelola waktu secara

efektif (pembuatan jadwal belajar, menyusun kalender studi

untuk menulis atau menandai tanggal-tanggal penting dalam

studi, tanggal penyerahan tugas makalah, tugas PR, dan tanggal

penting lainnya, mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan

belajar lain), (b) menentukan prioritas dan manata diri (mencari

tahu mana yang paling penting dilakukan terlebih dahulu dan

kapan mesti dilakukan).

Kegiatan monitoring dalam pembelajaran, antara lain: (a)

aktif melakukan diskusi dalam kelompok (b) berani

mengemukakan pendapat pada saat diskusi berlangsung, (c)

aktif bertanya saat menemui kesulitan baik terhadap teman

maupun guru, (d) membuat catatan apabila diperlukan, (e) tetap

melaksanakan kegiatan pembelajaran meskipun guru tidak hadir.

Sedangkan yang termasuk kegiatan evaluasi pembelajaran,

antara lain: (a) memperhatikan umpan balik dari tugas yang

telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui letak kesalahannya,

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

33

(b) mengerjakan kembali soal/tes di rumah, dan (c) berusaha

memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

3) Learning Context

Fokus dari learning context adalah faktor lingkungan dan

bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian

peserta didik.

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Menurut Sardiman (2004: 105-107) ciri-ciri kemandirian

belajar adalah sebagai berikut:

1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan

bertindak atas kehendak sendiri dan tidak tergantung pada orang

lain

2) Mempunyai keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan

3) Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet, tekun untuk

mewujudkan harapannya

4) Mampu berfikir dan bertindak secara kreatif penuh inisiatif dan

tidak sekedar meniru

5) Mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan, yaitu

meningkatkan prestasinya

6) Dalam menghadapi masalah mencoba menyelesaikan sendiri

tanpa bantuan orang lain

7) Mampu menentukan sendiri tentang sesuatu yang harus

dilakukannya tanpa bimbingan dan pengarahan orang lain.

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

34

d. Indikator Kemandirian Belajar

Indikator kemandirian belajar siswa menurut Sumarmo

(2003) dalam Fahradina et al. (2014: 56), meliputi: inisiatif belajar,

mendiagnosa kebutuhan belajar, menetapkan target atau tujuan

belajar; memonitor; mengatur dan mengontrol belajar; memandang

kesulitan sebagai tantangan, memanfaatkan dan mencari sumber

yang relevan, memilih dan menerapkan strategi belajar,

mengevaluasi proses dan hasil belajar serta self efficacy (konsep

diri). Sedangkan menurut Tahar (2006: 95), indikator kemandirian

belajar siswa terdiri dari:

1) Mampu mengelola strategi belajar

2) Mampu mengatur waktu belajar

3) Mampu mengatur tempat belajar

4) Mampu menilai aktivitas belajar

5) Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

6) Mampu mengukur kemampuan dari belajar

7) Dapat memilih sumber belajar yang sesuai, termasuk tutor

8) Memiliki bahan ajar

9) Interaksi peserta ajar dengan bahan ajar.

e. Pengembangan Kemandirian Belajar

Kemandirian setiap individu selalu berkembang, sesuai

dengan pendidikan dan pengalaman hidup. Upaya pengembangan

kemandirian peserta didik yang perlu dilakukan oleh sekolah (Sabri,

2010: 74), antara lain:

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

35

1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis,

yang memungkinkan anak merasa dihargai.

2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan

keputusan di berbagai kegiatan di sekolah.

3) Memberi kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi

lingkungan untuk mendorong rasa ingin tahu.

4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak

satu sama lain.

5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.

B. Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa Self Efficacy dan Motivasi

Belajar berhubungan erat dengan Kemandirian Belajar pada Peserta Didik.

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lew dan Park (2015) yang berjudul „A Study on the Relation

between Self-Directed Learning and Self efficacy in High School Student’

memiliki kesimpulan bahwa self efficacy siswa sekolah menegah atas

memiliki pengaruh dan hubungan dengan kemandirian belajarnya.

2. Arif Widiyanto (2013) dengan penelitian berjudul Pengaruh Self-Efficacy

dan Motivasi Berprestasi Siswa terhadap Kemandirian Belajar Mata

Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di SMK N 2 Depok

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara self-efficacy dan kemandirian belajar, motivasi belajar dan

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

36

kemandirian belajar, dan self-efficacy dan motivasi belajar secara

bersama-sama dengan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran

keselamatan dan kesehatan kerja pada siswa kelas XI jurusan teknik

otomasi industri SMK N 2 Depok

C. Kerangka Pikir

Kemandirian belajar adalah suatu aktivitas belajar atas inisiatif sendiri,

baik dalam menentukan tujuan belajar, metode belajar, maupun evaluasi hasil

belajar yang menuntut tanggung jawab sendiri oleh pembelajar. Kemandirian

belajar bisa dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari dalam diri siswa dan luar

diri siswa. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pada dua hal yang ada

dalam diri siswa yang diduga mendorong munculnya kemandirian belajar,

yaitu self efficacy dan motivasi belajar.

Self efficacy merupakan keyakinan individu dalam melakukan tindakan

untuk mencapai suatu hasil tertentu. Self efficacy memiliki peran yang besar

dalam tingkah laku atau pola belajar dalam diri siswa khususnya dalam

pembangunan karakter kemandirian dalam belajar. Self- efficacy yang tinggi

akan berdampak semakin baiknya tingkah laku siswa dalam belajar, mampu

menyelesaikan tugas dan masalah yang dihadapi dengan penuh keyakinan.

Dalam kaitannya dengan kemandirian belajar siswa, self efficacy yang tinggi

akan membuat siswa mempunyai keyakinan terhadap kemampuan dirinya,

sehingga mau untuk belajar secara mandiri baik di sekolah maupun di luar

sekolah tanpa tergantung dengan orang lain. Sebaliknya, siswa yang memiliki

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

37

self efficacy rendah merasa enggan dalam belajar dan tergantung dengan

orang lain. Motivasi belajar memberikan daya dorong atau penggerak untuk

terus belajar meraih prestasi yang diharapkan dan senang bekerja mandiri.

Dengan adanya motivasi, siswa dapat menentukan target atau prestasi yang

hendak dicapainya. Adanya motivasi belajar terlihat pada usahanya untuk

terus meningkatkan kemampuan, dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Siswa

yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berusaha mengatur waktu

dan jadwal belajar secara optimal sehingga mereka akan dapat menguasai

materi yang dipelajarinya.

Seorang siswa yang memiliki self efficacy dan motivasi belajar yang

tinggi akan memiliki ketekunan dan dorongan keyakinan yang kuat dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya. Adanya self efficacy dan motivasi belajar

tinggi yang melekat pada diri siswa, akan memunculkan kemandirian belajar

yang tinggi pula. Kerangka Pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir

Self efficacy Motivasi

Belajar Peserta

Didik

Kemandirian

Belajar Siswa

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/4843/3/BAB II.pdf · A. Kajian Teori 1. Self efficacy a. ... Tidak yakin dapat menghadapi rintangan. 3) Ancaman dipandang

38

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas, maka hipotesis

penelitian ini adalah:

1. Hubungan antara self efficacy dengan kemandirian belajar peserta didik

di SD Negeri 5 Cihonje

H0: Tidak terdapat korelasi antara self efficacy dengan Kemandirian

Belajar

Ha: Terdapat korelasi antara self efficacy dengan Kemandirian Belajar

2. Hubungan motivasi belajar dengan kemandirian belajar peserta didik di

SD Negeri 5 Cihonje

H0: Tidak terdapat korelasi antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian

Belajar

Ha: Terdapat korelasi antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian

Belajar

3. Hubungan antara self efficacy dan motivasi belajar secara bersamaan

dengan kemandirian belajar peserta didik di SD Negeri 5 Cihonje

H0: Tidak terdapat korelasi antara Self efficacy dan Motivasi Belajar

dengan Kemandirian Belajar

Ha: Terdapat korelasi antara self efficacy dan Motivasi Belajar dengan

Kemandirian Belajar

Hubungan Antara Self Efficacy..., Twi Amoni, FKIP, UMP, 2016