BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

23
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1. Pengertian Ekstrakurikuler Pramuka Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sifatnya di luar kegiatan KBM. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang kegiatan kokurikuler. Semua peserta didik diwajibkan mengikuti kegiatan ini walaupun hanya satu kegiatan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidik (KTSP) kegiatan tersebut dikenal dengan nama Pengembangan Diri, sebagai dasar pelaksanaan pendidikan berkarakter melalui ekstrakurikuler 1 . Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma- norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melaluikegiatan yang secara khusus 1 Zainal Aqib & Sujak, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter,(Bandung: Yrama Widya, 2011), 68

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ektrakurikuler Pramuka

1. Pengertian Ekstrakurikuler Pramuka

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sifatnya di

luar kegiatan KBM. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang kegiatan

kokurikuler. Semua peserta didik diwajibkan mengikuti kegiatan ini

walaupun hanya satu kegiatan. Dalam kurikulum tingkat satuan

pendidik (KTSP) kegiatan tersebut dikenal dengan nama

Pengembangan Diri, sebagai dasar pelaksanaan pendidikan berkarakter

melalui ekstrakurikuler1.

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut

dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka

memperluas pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, dan

menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-

norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk

insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan

kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk

membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat dan minat mereka melaluikegiatan yang secara khusus

1Zainal Aqib & Sujak, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter,(Bandung: Yrama Widya, 2011),

68

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

18

diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa

Indonesia yaitu: “suatu kegiatan yang berada di luar program yang

tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan

pembinaan siswa”2. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan

memberikan kebebasan pada siswa. Terutama dalam menentukan jenis

kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.

Menurut Rusli Lutan ekstrakurikuleradalah :

Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses

belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik.

Antara kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya

tidak dapat dipisahkan bahkan kegiatan ekstrakurikuler

perpanjangan pelengkap atau penguat 3.

Menurut Noor ekstrakurikuler adalah:

“Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan

konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai

dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan

2Dendy Sugono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, (Jakarta: 2008), 291

3Rusli Lutan, Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. (Jakarta: Depdiknas Ditjen

Dikdasmen, 2004), 72

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

19

atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan di sekolah/madrasah”4.

Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler tersebut merupakan suatu kegiatan kurikuler

diluar jam mata pelajaran wajib dimana siswa dapat bebas untuk

memilih kegitan ekstrakurikuler yang diminatinya, dan dapat

menambah wawasan, bakat dan minat siswa pada mata pelajaran

tertentu. Dan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap

dan keterampilan siswa diluar jam pelajaran.

Menurut Mukson Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari

Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka

Berkarya5. "Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan

Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka

Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan

Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu

Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka,

Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing

Pramuka. Pramuka adalah suatu permainan menarik yang didalamnya

mengandung unsur pendidikan dialam terbuka, tempat anak dan orang

4M.Rohinah Noor , The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), 75

5Mukson,Buku panduan Pramuka Siaga, (Semarang: CV. Sahabat, 2011), 2

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

20

dewasa atau orang tua pergi bersama-sama mengembara untuk

melaksanakan kegiatan.

Pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat

membentuk diri dan kepribadian siswa yang menjadi manusia

Indonesia yang berilmu pengetahuan yang tinggi dan dapat

menerapkan nilai-nilai luhur bangsa.

Ekstrakurikuler pramuka adalah kegiatan non pelajaran formal

yang dilakukan peserta didik sekolah yang diadakan di luar jam

belajar kurikulum standar untuk mempelajari kepramukaan.

Pendidikan nonformal adalah pendidikan di luar jalur

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang, fleksibel, berlangsung sepanjang hayat, dan tingkat

kompetensi peserta didiknya dapat disetarakan dengan kompetensi

pada pendidikan formal6.

2. Visi & Misi Ekstrakurikuler Pramuka

Mengacu pada lampiran III peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 tentang

implementasi kurikulum berkaitan dengan pedoman kegiatan

ekstrakurikuler perlu adanya visi misi kegiatan ekstrakurikuler.

Adapun visi misi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka sebagai berikut :

a. Visi ekstrakurikuler pramuka

6Tim Pengembang Ilmu Pendidikan,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(FIP-UPI: PT. Imperal Bhakti

Utama 2007), 11

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

21

1) Mengacu kepada landasan filosofis bangsa yaitu Pancasila dan

UUD 1945 dan landasan lain bersifat baku dan telah menjadi

pegangan hidup bangsa Indonesia.

2) Mengacuvisi umum pendidikan yaitu dengan

rumusan: “Terwujudnya Insan Kamil”.

3) Memiliki indikator pengembangan prestasi , berkepribadian,

nasionalisme, budaya nasional atau Indonesia.

4) mengikuti perkembangan era global dan IPTEK dilandasi oleh

keimanan dan ketaqwaan.

5) sesuai konteks daerah, sekolah, visi yayasan, dan

menggambarkan harapan masa datang7.

b. Misi ekstrakurikuler pramuka

1) Mewujudkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang inovatif.

2) Mewujudkan pembiayaanekstrakurikuler pramuka yang

memadai, wajar dan adil8.

Dengan memiliki visi dan misi yang disusun secara rasional

maka kegiatan pramuka dapat memiliki arah dan tujuan yang

jelas. Dokumen rasional tersebut selanjutnya perlu dimasukkan

dalam kurikulum sekolah, karena ekstrakurikuler adalah bagian

integral dari proses pendidikan.

7“Kompasiana”. Last Modified 06/2015,

https://www.kompasiana.com/rudimulyatiningsih/manajemen-cerdas-ekstrakurikuler-

pramuka_552c6db26ea834df0e8b4609

8“kompasiana”

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

22

3. Tujuan Ekstrakurikuler Pramuka

Gerakan pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda

Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan yang

pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan

perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar :

a. Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak

luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan

beragamanya.

b. Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan

keterampilannya.

c. Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.

d. Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara

Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat

yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu

menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara9.

4. Bentuk-bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

a. Baris-berbaris

9“rijal09”. Last Modified 04/2016, http://www.rijal09.com/2016/04/tujuan-ekstrakurikuler-

pramuka.html

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

23

Baris-berbaris adalah salah satu bentuk latihan fisik, yang

diperlukan guna menanamkan kebiasaandalam tata cara kehidupan

yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

Maksud dan tujuan digunakannya baris-berbaris sebagai alat

pendidikan karakter adalah menumbuhkan sikap jasmani yang

tegap tangkas, rasa persatuan, disiplin dan tanggung jawab 10

.

b. Upacara

Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang

ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang dilakukan atau

diadakan sehubungan dengan peristiwa penting, seperti upacara

adat, upacara pelantikan, upacara pembinaan tanda penghargaan,

uparacara peringatan, dan upacara lainnya11

.

Upacara dalam gerakan pramuka diselenggarakan sebagai

bentuk pendidikan di dalam upacara terdapat peraturan yang harus

ditaati dan dijalankan oleh seluruh peserta upacara. Saat upacara

juga terdapat bimbingan langsung dari pembina pramuka,

bimbingan disini diartikan sebagai pengarahan tata urutan upacara

dan pemberian sambutan dari pembina upacara, pengarahan tata

urutan upacara membiasakan sikap disiplin, teratur, tertib.

Sedangkan sambutan dari pembina upacara akan lebih bermakna

untuk pramuka karena mendapatkan sentuhan kata-kata

10

Novan Andy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, (Yogyakarta: Citra Aji Parama,

2012), 173

11Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, 43

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

24

pengarahan dari Pembina upacara yang menggugah semangat dan

jiwa peserta upacara.

c. Permainan

Membina pramuka penegak berarti mendalami dunia

penegak, dunia anak yang perlu diterjuni baik secara psikis maupun

pendekatan lainnya. Untuk itu, perlu dikenal dasar kodrati dan

didaktis, pertumbuhan dan perkembangannya dalam rangka

memantau anak memperoleh perkembangan sumber daya manusia

yang optimal. Dengan demikian selayaknya hubungan yang terjadi

antara peserta didik dan pembinanya adalah hubungan kemitraan

yang edukatif 12

.

Permainan dalam kepramukaan bukan seperti permainan

biasanya, tetapi permainan yang bermakna dalam mengembangkan

nilai karakter siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam permainan

kepramukaan adalah:

a. Permainan harus mengandung unsur kesehatan, sehat jasmani

dan rohani.

b. Permainan harus mengandung unsur kebahagiaan.

c. Permainan harus mengandung unsur tolong menolong, kerja

sama, menghargai orang lain, berani berkorban untuk orang lain.

d. Permainan harus mengandung unsur yang bermanfaat.

12

Novan Andy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, 190

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

25

e. Permainan juga harus tetap dapat mengembangkan kecerdasan

spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.

f. Permainan harus senantiasa menarik, aman, dan nyaman.

g. Permainan yang bersifat kompetitif akan lebih baik 13

.

d. Pertemuan

Pertemuan siswa atau forum siswa adalah suatu wadah yang

digunakan untuk kegiatan bersama oleh pramuka demi tercapainya

tujuan pendidikan gerakan pramuka. Maksud dari pertemuan

adalah memberi kegiatan yang bernilai pendidikan dengan cara

yang bervariasi, menarik, menggembirakan, tidak membosankan

sehingga para peserta mampu berswadaya, mampu memenuhi

hidupnya dan mampu membentuk keluarga, masyarakat sekitar

untuk mencapai kesejahteraan14

.

Pertemuan-pertemuan pramuka penegak :

1) Pesta Penegak

Pesta penegak meruapakan kegiatan pertemuan yang

dilakukan oleh pramuka penegak, didalamnya terdapat

kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan kegiatan penegak,

misalnya seperti kegiatan perlombaan, kegiatan bakti, kegiatan

permainan. Kegiatan-kegiatan tersebut dikelola oleh anggota

dewasa dan anggota penegak menjadi pesertanya.

2) Bazar Penegak

13

Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, 43 14

Novan Andy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, 190

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

26

Bazar penegak dilakukan untuk menjual hasil karya

mereka kepada masyarakat. Selain berpengalaman dalam

melakukan dalam jual beli, juga mendapat pengalaman

membuat hasil karya yang bermanfaat.

3) Persari, persari bisa berupa :

a) Pendalaman dwi satya dan dwi darma

b) Kegiatan permainan

c) Kegiatan ketrampilan

4) Wisata Penegak

Wisata penegak adalah suatu unsur acara berjalan atau

dengan kendaraan melikat pemandangan indah, objek wisata,

museum dan sebagainya. Namun dalam wisata penegak juga

terdapat nilai-nilai yang mengandung pendidikan. Wisata tidak

harus dilakukan di lokasi yang jauh, tetapi wisata juga dapat

dilakukan di lingkungan sekitar, masalah dikemas dalam

kegiatan yang bersifat rekreatif dan edukatif.

e. Perkemahan

Kegiatan yang dilakukan diluar (alam terbuka) merupakan

cara efektif pembentukan watak siswa. Dengan berkemah siswa

bisabelajar untuk menghargai kesederhanaan, menghindari pola

hidup konsumtif dan mempelajari keharmonisan15

.

15

Novan Andy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, 190

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

27

Perkemahan bisa dijadikan wadah untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan siswa melalui kegiatan-kegiatan yang

bersifat keagamaan. Seperti : sholat berjama’ah, mengaji, dakwah

serta aktivitas sosial kemasyarakatan16

.

f. Perjalanan lintas alam atau pengembaraan

Perjalanan lintas alam dikonsentrasikan pada survival

training yang penuh dengan tantangan, dengan berbagai variasi :

1) Membaca peta

2) Menggunakan kompas

3) Membuat peta perjalanan

4) Memecahkan sandi dan bahasa isyarat

5) Membaca tanda jejak

6) Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai

7) Praktek p3k

8) Halang rintang17

.

5. Fungsi Ekstrakurikuler Pramuka

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah Kegiatan ekstrakurikuler

16

“radarcirebon.com”. Last Modified 01/2014, http://www.radarcirebon.com/2014/01/Gudep

Daeng Morontalo Gelar Religius Camp|Radar Cirebon.html 17

Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, 44

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

28

pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial,

rekreatif, dan persiapan karir yaitu18

.

a. Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler

berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik

melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian

kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan

kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab

sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas

pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi

nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan

dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan

sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau

atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta

didik.

d. Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler

berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik

melalui pengembangan kapasitas.

18

Zainal Aqib & Sujak, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter,(Bandung: Yrama Widya,

2011), 68

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

29

6. Konsep Manajemen Ekstrakurikuler Pramuka

Menurut Mulyono, manajemen peserta didik adalah seluruh

proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja

serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam

lembaga yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM

dengan efektif dan efisien19

. Mulyono menambahkan manajemen

ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di

luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya

manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi

ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian

khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan

potensi dan bakat yang ada dalam dirinya20

. Berikut konsep

manajemen ekstrakurikuler yaitu:

a. Perencanaan

Menurut Danim, perencanaan adalah proses kegiatan rasional

dan sistematik dalam menetapkan keputusan21

.Dalam kerangka

manajemen sekolah, perencanaan bermakna bahwa kepala sekolah

bersama timnya harus berfikir untuk menentukan saran-saran

dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Kegiatan itu lebih

didasari atas metode, pemikiran logis, analisis ketimbang praduga.

b. Pelaksanaan

19

Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2009), 178 20

Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, 187 21

Sudarwan Danim, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 11

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

30

Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar

semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang

sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.

Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar mau

bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-

sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal

ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.

c. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi,

dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Evalusi harus

dilaksanakan secara sistematis dan kontinu agar dapat

menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Evaluasi

juga sebaiknya dilaksanakan setiap hari dengan jadwal yang

sistematis dan terencana. Dengan dilaksanakannya evaluasi

seorang guru bisa mengetahui apakah peserta didik tersebut sudah

dapat mencapai hasil secara maksimal atau belum, dan guru juga

bisa dengan mudah mengetahui peserta didik mana yang sudah

layak melanjutkan kejenjang berikutnya.

B. Karakter Religius

1. Pengertian Karakter

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

31

Secara etimologis, kata karakter (inggris: character) berasal dari

bahasa Yunani, yaitu charassein yang berarti to engrave22

.Kata to

engrave bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau

menggoreskan23

. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia karakter adalah

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Adapun berkarater adalah

mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian, berwatak 24

.

Dengan makna seperti itu, berarti karakter identik dengan

kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau

sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang

diterima dari lingkungan, seperti keluarga pada masa kecil dan bawaan

sejak lahir25

. Sering dengan pengertian ini, ada sekelompok orang yang

berpendapat bahwa baik atau buruknya karakter manusia sudah menjadi

bawaan sejak lahir. Jika bawaannya baik, manusia itu berkarakter baik.

sebaliknya, jika bawaannya buruk, maka manusia itu akan berkarakter

buruk.

Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas

Lickona yang mendasarkan pada beberapa definisi yang dikemukakan

oleh para ahli. Ia menegaskan bahwa karakter yang baik adalah apa

yang diinginkan untuk anak-anak. Lalu ia mempertanyakan, “Karakter

22

Kevin Ryan & Karen E. Bohlin, Building Character in Schools, (Practical Ways (Paperback),

1999), 5

23John M Echolsdan Hasan Shadily, Kamus Inggris lndonesia (Jakarta: PT.Gramedia, 1995), 214

24Marzuki,Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), 19-20

25Doni Koesoema Albertus,Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak diZaman

Global,(Jakarta: PT. Grasindo, 2007), 80

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

32

yang baik itu terdiri dari apa saja?” Lickona kemudian menyetir

pendapat Aristoteles, seorang filsuf Yunani Kuno, yang mendefinisikan

karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-

tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dengan diri

orang lain. Lickona juga menyetir pendapat Michael Novak, seorang

filsuf komporeryang mengemukakan bahwa karakter merupakan

campuran yang harmonis dari seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh

tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang

berakal sehat yang ada dalam sejarah. Novak menegaskan bahwa tidak

ada seorangpun yang memiliki semua kebaikan, setiap orang memiliki

beberapa kelemahan26

.

Dari beberapa pandangan tentang karakter seperti di atas,

Lickona kemudian mengemukakan bahwa karakter adalah a reliable

inner dispation to respond to situations in a morally good way27

, yang

berarti suatu watak terdalam untuk merespons situasi dalam suatu cara

yang baik dan bermoral. Dalam pandangan Lickona, karakter berarti

suatu watak yang terdalam yang dapat diandalkan untuk merespon

situasi dengan cara yang menurut moral baik. selanjutnya, Lickona

menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts:

moral knowing , moral feeling, ang moral behavior.” (Artinya:

Karakter tersusun ke dalam tiga bagiam yang saling terkait, yaitu

26

Lickona Thomas, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and

Responsibility, (New York: Bantam Books, 1991), 50 27

Lickona Thomas, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and

Responsibility, 51

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

33

pengetahuan tentang moral, perasaan bermoral, dan perilaku bermoral).

Jadi, karakter terdiri atas tiga bagian pokok yang saling berhubungan,

yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan bermoral, dan perilaku

bermoral.

Berdasarkan pandangan tersebut, Lickona menegaskan bahwa

karakter mulia (good character) meliputi penegtahuan tentang kebaikan

(knowing the good), lalu menimnulkan komitmen (niat) terhadap

kebaikan (desiring the good), dan akhirnya benar-benar melakukan

kebaikan (doing the good). Inilah tiga pilar karakter yang diharapkan

menjadi kebiasaan (habits), yaitu habits of the mind (kebiasaan dalam

berfikir), habits if the heart (kebiasaan dalam hati), dan habits of action

(kebiasaan dalam tindakan). Dengan kata lain, karakter mengacu

kepada serangkaian penegtahuan (cognitive), sikap (attitudes), dan

motivasi (motivasion), serta perilaku (behaviors) dan ketrampilan

(skills)28

.

Adapun menurut Musfiroh, karakter mengacu kepada

serangkaian sikap, perilaku, motivasi dan ketrampilan. Karakter berasal

dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan

memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kabaikan dalam bentuk

tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam,

rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan berkarakter jelek29

.

28

Lickona Thomas, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and

Responsibility, 51 29

Zainal Aqib & Sujak, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter,(Bandung: Yrama Widya,

2011), 2-3

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

34

Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang

potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif,

percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri,

hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela

berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menempati janji, adil,

rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja

keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin

antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis,

hemat/efisian, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian

diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka,

dan tertib.

Dari pengertian karakter diatas dapat dipahami bahwa karakter

identik dengan akhlak sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku

manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas manusia yang baik

dalam rangka hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia,

maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatannya berdasarkan norma-norma agama, hukum,

tata karma, budaya, dan adat istiadat30

.

2. Pengertian Religius

30

Marzuki,Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), 21

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

35

Religiusitas atau keberagaman, menurut islam adalah

melaksanakan ajaran agama atau ber-Islam secara menyeluruh (QS.

2:208). Karena itu, setiap muslim, baik dalam berpikir, bersikap

maupun bertindak, diperintahkan untuk ber-Islam31

.

Religius dideskripsikan sebagai sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain32

.

Religius (nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan)

adalah pikiran, perkataan, dan nilai tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran

agamanya.

Kemendiknas mengartikan bahwa karakter religius sebagai

sebuah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ibadah

agama lain, serta hidup rukun dengan agama lain 33

.

Maka karakter religius yaitu kumpulan tata nilai yang menuju

pada pendekan diri seseorang dengan Tuhannya, yang melandasi

pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan sebagai wujud

pendekatan diri kepada Tuhan.

31

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 287 32

Syamsyul Kurniawan, Pendidikan Karakter Konsep & Implementasi Secara Terpadu di

Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi & Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2014), 41 33

Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah

(Jakarta:Balitbang, 2010), 9

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

36

3. Nilai-nilai Karakter Religius

Nilai religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan

agama lain, serta hidup rukun dalam pemeluk agama lain34

. Seseorang

disebut religius ketika ia merasa perlu dan berusaha mendekatkan

dirinya dengan Tuhan (sebagai penciptanya), dan patuh melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya35

.

Adapun nilai-nilai karakter religius pada tabel 2.1 diantaranya

yaitu:

No. Variabel Indikator Sub Indikator

1. Karakter

Religius (Y)

Relasi dengan

sang pencipta

a. Memiliki keimanan dan

ketakwaan kepada Allah

b. Menjalankan segala

perintah Allah.

c. Menjauhi segala larangan

Allah

d. Memiliki disiplin

menjalankan ibadah

Relasi dengan

sesama

a. Memiliki toleransi atau

menghargai keyakinan yang

berbeda.

b. Memiliki kepedulian sosial

34

Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (konsep dan praktik Implementasi),

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 43 35

Syamsyul Kurniawan, Pendidikan Karakter Konsep & Implementasi Secara Terpadu di

Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi & Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2014), 127

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

37

No. Variabel Indikator Sub Indikator

masyarakat sekeliling.

Harmoni dengan

alam

a. Menjaga kebersihan

b. Memiliki kepedulian

terhadap lingkungan

c. Memanfaatkan lingkungan

dengan baik

Melalui ekstrakurikuler pramuka yang lebih menekankan

karakter religius diharapkan mampu mengembangkan nilai karakter

religius siswa untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan patuh

melaksanakan ajaran agama islam.

4. Pembentukan Karakter Religius

Pengembangan atau pembentukan karakter religius diyakini

perlu dan penting untuk dilakukan oleh sekolah dan stakeholders-nya

untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di

sekolah. Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong

lahirnya anak-anak yang baik dengantumbuh dan berkembangnya

karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan

kapasitas dan komitmennyauntuk melakukan berbagai hal yang

terbaik dan melakukan segalanya dengan benar serta memiliki tujuan

hidup. Masyarakat juga berperan membentuk karakter anak melalui

orang tua dan lingkungannya.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

38

Karakter religius dikembangkan melalui tahap pengetahuan

(knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak

terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan

kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan

pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk

melaksanakan kebiasaan tersebut.

C. Hipotesis Penelitian

Diperlukan suatu hipotesis atau dugaan sementara dari penelitian

yang akan dilakukan, untuk mengetahui jawaban yang bersifat

sementara. Menurut Sugiono, hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah, belum jawaban yang empirik dengan

data36

.

Dengan demikian, maka dalam penelitian ini ditetapkan rumusan

hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Kerja (H1) yaitu :

Ada pengaruh yang signifikan ekstrakurikuler pramuka terhadap

karakter religius siswa di Ma Al-Ichsan Brangkal Sooko Mojokerto.

2. Hipotesis nihil (H0) yaitu :

Tidak ada pengaruh yang signifikan ekstrakurikuler pramuka

terhadap karakter religius siswa di Ma Al-Ichsan Brangkal Sooko

Mojokerto.

36

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2009), 96

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ektrakurikuler Pramuka 1 ...

39