BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a.repository.ump.ac.id/4109/3/Dessely Catursari_BAB...

30
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Tanggung Jawab a. Pendidikan Karakter Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari karakter yang dimiliki pada siswa. Sesuai dengan sisdiknas (2003:4) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta tanggung jawab. Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Menurut Gunawan (2012: 27) mengatakan bahwa pendidikan karakter 10 Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a.repository.ump.ac.id/4109/3/Dessely Catursari_BAB...

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Sikap Tanggung Jawab

a. Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

bangsa. Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari karakter yang

dimiliki pada siswa. Sesuai dengan sisdiknas (2003:4) Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta

tanggung jawab.

Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang

bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan

keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan

kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Gunawan (2012: 27) mengatakan bahwa pendidikan karakter

10

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

11

yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik

(moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving

good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).

Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang

terus-menerus di praktikkan dan dilakukan.

b. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan karakter positif yang

dikembangkan di sekolah. Bertanggung jawab menurut Gunawan

(2012: 33) yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), negara dan Tuhan YME. Sependapat dengan Suyadi (2013:

9) berpendapat bahwa tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku

seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang

berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara

maupun agama.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa tanggung jawab merupakan suatu sikap seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban guna mencapai prestasi yang

terbaik terhadap pilihan dan keputusan yang diambil. Tanggung jawab

memerlukan kerja keras, etos kerja yang tinggi dan mampu mengontrol

diri.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

12

c. Indikator Tanggung Jawab

Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu

kejadian atau kondisi. Indikator adalah variabel yang membantu kita

dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara

langsung maupun tidak langsung. Menurut Daryanto dan Darmiyatun

(2013: 142) menjelaskan bahwa :

1) Indikator sekolah :

a) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam

bentuk lisan maupun tertulis

b) Melakukan tugas tanpa di suruh.

c) Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam

lingkup terdekat.

d) Menghindarakan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

2) indikator kelas :

a) Pelaksanaan tugas piket secara teratur.

b) Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.

c) Mengajukan usul pemecahan masalah.

Sesuai dengan pendapat tersebut yang digunakan oleh peneliti

mengenai indikator tanggung jawab yaitu:

1) melakukan tugas tanpa disuruh

2) menghindari kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

3) mengajukan usul pemecahan masalah.

4) melaksanakan tugas piket secara teratur.

Alasan meneliti hal tersebut adalah ditemuinya permasalahan

tentang sikap tanggung jawab siswa yang masih rendah. Permasalahan

tersebut diantaranya terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas,

seperti soal-soal latihan, tugas piket, kurang tanggap menjawab

pertanyaan dan tugas yang diberikan oleh guru. Indikator tersebut

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

13

membantu peneliti untuk membuat pertanyaan guna menggali sikap

tanggung jawab siswa.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses dimana seseorang yang tidak tahu

menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, belajar di laksanakan sepanjang

hayat (long life education). Menurut Slameto (2010: 2) mengatakan

bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Menurut Susanto (2015:4) berpendapat bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,

atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa

maupun bertindak.

Pengertian belajar dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu aktivitas dalam keadaan sadar yang

dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga

terjadi perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu.

Seseorang dapat memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan

sikap.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

14

Teori kontruktivisme bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun

sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Berikut ini adalah implikasi

penting dalam model pembelajaran dari teori Piaget :

1) Memusatkan perhatian pada berfikir atau proses mental anak, tidak

sekedar sekedar pada hasilnya.

2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri,

keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal

kemajuan perkembangan.

Teori belajar dari Piaget mendukung pembelajaran dengan

menggunakan Problem Based Learning.Teori belajar tersebut

menekankan pada pembelajaran aktif yang berkaitan dengan interaksi

lingkungan dan membangun pemikiran atau pengetahuannya melalui

belajar berdasarkan masalah.

b. Ciri – ciri Belajar

Ciri-ciri belajar yaitu dengan adanya perubahan tertentu.

Menurut Djamarah (2008:15) mengatakan bahwa :

1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Individu yang belajar akan mrnyadari terjadinya perubahan

atau individu merasakan telah terjadi adanya suatu

perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam Belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

individu berlangsung terus menerud dan tidak statis.

3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu

bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih

baik dari sebelumnya.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

15

4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat

menetap. Kecakapan seseorang akan semakin berkembang

bila terus dipergunakan atau dilatih.

5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai.

6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu

proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah

laku.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri belajar yaitu

terdapat input. Proses dan output. Input berupa pelaku sebagai

pebelajar, proses berupa kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran

dan output berupa hasil belajar selama proses pembelajaran. Ciri-ciri

belajar dapat dilihat dari perubahan pola pikir siswa menjadi lebih

baik.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2013: 12) berpendapat bahwa prestasi belajar

pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar

sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai siswa. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan yang dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu prestasi

belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.

Sependapat dengan Mulyasa (2014:189) mendefinisikan prestasi

belajar sebagai hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh

kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakikatnya merupakan usaha

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

16

sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

Prestasi belajar sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam

mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan kemampuan seseorang dalam memahami materi

pelajaran yang telah dilaksanakan. Prestasi belajar berupa usaha belajar

seseorang untuk menambah wawasan dan menjadi indikator tingkat

kesuksesan di masyarakat.

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2010:54) faktor yang mempengaruhi belajar

digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor

eksternal. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada di

luar individu.

Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor

jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah

terdiri dari faktor kesehatan, faktor cacat tubuh. faktor psikologi terdiri

dari (intellegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan). Faktor intern yang terakhir yaitu faktor kelelahan yang

dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh sedangkan kelelahan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

17

rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

3. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata

pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar. Susanto (2015: 225)

berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan milai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa

Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diharapkan dapat

diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik

sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa

dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antar warga dengan negara serta pendidikan pendahuluan

bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk

membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar

berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta

pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

18

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

dilakukan lembaga pendidikan, membahas mengenai hak dan

kewajiban warga negara yang meliputi ikut serta bela negara, mentaati

hukum dan memiliki sikap dan perilaku memiliki kebanggaan menjadi

bangsa Indonesia.

b. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pembelajaran PKn bagi siswa selalu membutuhkan nilai, norma

dan moral sehingga mereka dapat mengarahkan pada kehidupan yang

lebih baik dan bermakna. Susanto (2015:227) mengatakan

pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses

belajar mengajar dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar

dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam

pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada

penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pancasila,

UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang

diselenggarakan selama enam tahun.

PKn sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, sehingga pendidikan PKn ini harus dibangun atas tiga

paradigma. Menurut Djahiri, Dasim dan Sapriya (Susanto,2015:229)

mengatakan bahwa :

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

19

1) PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi Individu agar menjadi warga negara Indonesia yang

berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung

jawab.

2) PKn secara teoritis dirancang sebagai subjek pembelajaran

yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif dan

psikomotorik yang bersifat konfluens atau saling

berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide,

nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang

demokratis, dan bela negara.

3) PKn secara programatik dirancang sebagai subjek

pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung

nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman

belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai

perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-

hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

sebagai penjabaran lebih lanjut ide, nnilai, konsep, dan

moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan

bela negara.

c. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan pembelajaran PKn di sekolah dasar adalah untuk

membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Mulyasa

(Susanto, 2015:231) mengatakan bahwa tujuan mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menjadikan siswa agar :

1) Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam

menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan

di negaranya.

2) Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara

aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak

secara cerdas dalam semua kegiatan.

3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga

mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan

mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dengan baik.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

20

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaran di Sekolah Dasar

memberikan pelajaran pada siswa untuk memahami dan membiasakan

dirinya dalam kehidupan sekolah atau di luar sekolah, karena materi

pendidikan kewarganegaraan menekankan pada pengalaman dan

pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh

pengetahuan dan pengertian sederhana untuk mengikuti pendidikan

berikutnya.

d. Materi Menghargai Keputusan Bersama

Materi menghargai keputusan bersama merupakan materi

pembelajaran PKn yang diharapkan dapat membekali siswa dalam

bermasyarakat. Menurut Widihastuti dan Fajar mengatakan bahwa :

1) Pengertian keputusan bersama

Keputusan adalah apa yang diputuskan atau ketetapan yang

diambil, jadi keputusan adalah segala keputusan yang telah

ditetapkan berdasrkan pertimbangan dan pemikiran, penelitian

yang matang. Kemudian keputusan ini menjadi pedoman dalam

langkah-langkah berikutnya. Keputusan itu ditujukan untuk diri

kita sendiri, karena keputusan itu hanya mempengaruhi diri kita

sendiri. Di sisi lain ada pula keputusan yang harus melibatkan

banyak orang untuk mengambil keputusan, karena dampak

keputusan itu sangat besar, apabila kita salah dalam memutuskan

sesuatu, bukan kita saja yang dirugikan, tapi juga orang lain.

Keputusan yang diambil dengan melibatkan banyak orang dan

keputusan itu untuk kepentingan bersama dinamakan kepentingan

bersama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia keputusan adalah apa yang

diputuskan atau ketetapan yang diambil secara bersama-sama. Jadi,

keputusan adalah segala putusan yang sudah di tetapkan

berdasarkan pertimbangan, pemikiran dan penelitian yang matang.

Keputusan merupakan pedoman dalam menentukan langkah-

langkah berikutnya. Keputusan dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a) Keputusan Pribadi (Individu)

Keputusan pribadi (individu) yaitu keputusan yang

sifatnya pribadi dan hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Contohnya ketika kalian diajak bermain oleh temanmu saat

mengerakan PR (Pekerjaan Rumah). Kalian tentu akan berfikir

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

21

untuk memutuskan untuk pergi bermain atau menyelesaikan

PR-mu terlebih dahulu. Keputusan yang kalian tetapkan

tersebut akan menjadi tanggung jawabmu sendiri. Oleh karena

itu berani mengambil keputusan maka berarti harus berani

menanggung akibatnya.

b) Keputusan Bersama

Kepusan bersama adalah keputusan yang diambil atas

dasar persetujuan atau kesepakatan bersama, keputusan

bersama bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugar.

Hasil keputusan bersama biasanya diambil berdasar hasil

musyawarah mufakat yang telah dipertimbangkan dengan baik

dan benar. Keputusan bersama merupakan ketentuan,

ketetapan, dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang

terhadap suatu hal atau permasalahan. Semua pihak diharapkan

dapat menerima keputusan bersama dengan ikhlas,

bertanggung jawab, dan lapang dada.pengambilan keputusan

untuk kepentingan bersama berbeda dengan pengambilan

keputusan untuk kepentingan perorangan, karena pengambilan

keputusan untuk kepentingan bersama dilakukan dengan

melibatkan banyak orang, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

2) Bentuk-bentuk keputusan bersama

Dalam pergaulan hidup antar manusia, sering terjadi

perbedaan pendapat. Namun, sesungguhnya perbedaan pendapat

diantara kita merupakan suatu yang lumrah dan wajar. Kita harus

dasar bahwa pertentangan itu bukan untuk dipertentangkan atau

diperebutkan melainkan untuk dicari solusi pemecahannya. Dalam

sebuah organisasi, keputusan bersama dapat diambil melalui dua

cara. Pertama, melalui musyawarah untuk mufakat. Kedua, melalui

pemungutan suara atau voting.

a) Musyawarah untuk manfaat

Musyawarah termasuk salah satu bentuk atau cara untuk

mencapai keputusan bersama. Musyawarah adalah

membicarakan dan menyelesaikan bersama suatu persoalan dan

maksut untuk mencapai kata mufakat atau kesepakatan. Kita

mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan

untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi

atau golongan. Dalam musyawarah pasti akan ada pihak yang

setuju maupun yang tidak setuju terhadap rancangan keputusan

akan tetapi setelah melalui pertimbangan, dan tukar pikiran

maka dicapailah titik temu atau kesepakatan bersama.

Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan

keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan.

Musyawarah dilakukan dengan cara mempertemukan semua

pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar

dan ditampung, pendapat yang paling baik akan disepalati

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

22

bersama. Dengan jalan mufakat, diharapkan keputusan bersama

yang diambil mencerminkan semua pendapat. Dengan

demikian, tidak ada lagi anggota yang merasa pendapatnya

tidak diperhatikan. Musyawarah mufakat biasanya dilakukan

dalam organisasi yang jumlah anggotanya sedikit. Misalnya,

keluarga, Rukun Tetangga (RT), atau desa. Mereka berkumpul

di suatu pertemuan atau majelis, semuanya duduk bersama

membahas persoalan yang perlu mereka musyawarahkan.

Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain :

(1) Sesuai dengan kepentingan bersama.

(2) Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai

hati nurani.

(3) Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan

tidak memberatkan.

(4) Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih

diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang luhur dan

sebagainya.

Selain itu, dalam proses musyawarah kita harus

menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut:

(1) Menghargai pendapat orang lain.

(2) Mempu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah.

(3) Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan

pendapat.

(4) Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.

(5) Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah.

(6) Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan

hasil musyawarah.

Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai

mufakat kita harus berpedoman pada prinsip-prinsip dan aturan

musyawarah, antara lain :

(1) Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani

yang luhur.

(2) Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-

royong.

(3) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

(4) Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan

kehendak dalam musyawarah.

(5) Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan

secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harat

dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan,

(6) Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad

baik dan penuh rasa tanggung jawab.

Kemauan untuk menggunakan musyawarah dalam

menyelesaikan masalah harus menjadi kebiasaan setiap warga

negara Indonesia di berbagai lingkungan kehidupan, antara lain

sebagai berikut :

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

23

(1) Musyawarah di lingkungan keluarga.

(2) Musyawarah di lingkungan sekolah.

(3) Musyawarah di lingkungan masyarakat.

(4) Musyawarah di lingkungan kenegaraan.

Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dapat

terhambat atau sulit dilakukan apabila :

(1) Peserta musyawarah hanya mementingkan diri

sendiri/golongannya.

(2) Peserta musyawarah tidak menggunakan akal sehat dan hati

nurani yang luhur.

(3) Peserta musyawarah berlaku tidak sopan dan bertutur kata

tidak baik.

(4) Peserta musyawarah memaksakan kehendaknya.

(5) Peserta musyawarah tidak mau menghargai pendapat orang

lain.

Dengan musyawarah suatu persoalan akan mudah

terpecahkan, sehingga dicapai suatu keputusan atau kata

sepakat. Manfaat yang diperoleh jika menyelesaikan masalah

secara musyawarah yaitu :

(1) Masalah dapat cepat terpecahkan.

(2) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.

(3) Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.

(4) Dapat menyatukan pendapat yang saling berbeda.

Adanya kebersamaan, dan sebagainya.

b) Pemungutan suara

Cara musyawarah untuk mufakat tidak selalu

membuahkan hasil. Hal ini terjadi bila ada perbedaan pendapat

tidak dapat diselesaikan. Misalnya, beberapa pendapat

dianggap sama baiknya. Atau karena beberapa pendapat

dianggap tidak menguntungkan semua pihak. Jika demikian,

ditempuhlah pemungutan suara atau voting. Tujuannya untuk

mendapatkan keputusan bersama.

Hasil keputusan melalui pemungutan suara juga harus

dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Pengambilan

keputusan bersama dengan cara pemungutan suara dapat kita

jumpai dalam pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah dan

sebagainya. Keputusan berdasarkan pemungutan suara (voting)

ditempuh apabila keputusan berdasarkan musyawarah mufakat

tidak dapat dilakukan. Voting berarti sistem pengambilan

keputusan berdasarkan pemungutan suara. Voting juga

diartikan sebagai perolehan suara terbanyak.

Pengambilan suara berdasarkan voting dibagi menjadi

dua macam, yaitu :

(1) Voting terbuka, yaitu setiap anggota rapat memberikan

suara dengan mengatakan sutuju, menolak, atau abstain

(tidak memberikan suara). Voting secara terbuka biasanya

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

24

dilaksanakan secara lisan. Caranya dengan mengangkat

tangan atau berdiri. Kemudian petugas, menghitungnya

secara langsung, dan saat itu juga dapat diketahui hasilnya.

Votting terbuka dilakukan terhadap hal yang menyangkut

masalah keputusan atau kebijakan.

(2) Voting tertutup, yaitu setiap anggota rapat memberikan

suara dengan cara menuliskan nama atau pilihannya

dikertas yang telah disediakan lalu dikumpulkan dan

dihitung. Keputusan dianggap sah apabila diambil dalam

rapat yang dihadiri dua per tiga tambah satu anggota

kuorum dan disetujui lebih dari setengah dari jumlah yang

hadir.

c) Aklamasi

Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari

seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan

untuk melahirkan keputusan bersama. Pernyataan setuju

dilakukan tanpa melalui pemungutan suara. Aklamasi terjadi

karena adanya pendapat yang dikehendaki semua anggota

kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara

aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.

Sapto dan Sudarsih (2008:105-109) ) mengatakan

bahwa

3) Melaksanakan Hasil Keputusan Bersama

Keputusan bersama dapat dicapai setelah masalah-masalah

yang dimusyawarahkan dapat dicapai mufakat.

a) Menerima hasil keputusan bersama

Dalam musyawarah semua pihak harus mengutamakan

kepentingan pribadi dan golongan. Bila musyawarah telah

mencapai mufakat, maka hasil pemufakatan menjadi keputusan

bersama. Semua pihak harus menerima keputusan bersama

dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan lapang dada.

Berikut ini adalah beberapa cara menerima hasil

keputusan bersama, yaitu :

(1) Semua pihak mengutamakan kepentingan bersama dari

pada kepentingan pribadi dan golongan.

(2) Semua pihak memahami dengan baik masalah yang

dimusyawarahkan.

(3) Semua pihak menghormati dan menghargai perbedaan

pendapat.

(4) Semua pihak harus menerima dan terbuka setiap kritik,

usul, dan saran.

(5) Semua pihak harus menyadari bahwa keputusan yang

dihasilkan adalah keputusan yang terbaik demi kepentingan

bersama.

(6) Semua pihak harus mampu menahan diri agar tidak

memakasakan kehendak, bila pendapatnya tidak diterima.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

25

b) Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak dapat menerima hasil keputusan

bersama, langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan keputusan bersama. Keputusan bersama merupakan penyelesaian masalah dihasilkan melalui musyawarah, tukar pikiran, tukar pendapat, serta sumbang saran untuk mencapai mufakat. Hasil keputusan bersama mengikat semua pihak untuk memenuhinya.

Hasil keputusan bersama dilaksanakan dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Melaksanakan keputusan dengan ikhlas berarti melaksanakan keputusan dengan hati yang bersih dan jujur. Dalam melaksanakan hasil keputusan bersama tidak boleh dengan rasa benci atau dendam. Karena keputusan tersebut adalah untuk kepentingan bersama. Jadi, dalam melaksanakan hasil keputusan bersama, hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua pihak adalah : (1) Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. (2) Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dan dapat

dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(3) Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan memerhatikan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Dengan begitu, keadilan ditegakkan. Tidak ada anggota

yang merasa dirugikan. Semua melaksanakan kewajiban yang

sama. semua juga mendapatkan hak yang seimbang.

Melaksanakan keputusan bersama secara kekeluargaan

mempunyai beberapa manfaat. Beberapa manfaat tersebut

antara lain sebagai berikut,

(1) Semua anggota merasa kedudukan yang sama.

(2) Terciptanya keadilan antar anggota.

(3) Setiap anhhota melaksanakan keputusan bersama dilandasi

rasa tanggung jawab.

Dengan menerima dan menaati keputusan bersama kita

telah mengamalkan pancasila. Tepatnya, kita telah

mengamalkan sila keempat pancasila. Sila keempat tersebut

berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.

Dalam sila tersebut, terkandung beberapa nilai yang

harus kita amalkan. Berikut ini nilai-nilai sila keempat

Pancssila.

(1) Setiap warga Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan

kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan

untuk kepentingan bersama.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

26

(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh

semangat kekeluargaan.

(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan

yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

(6) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah

dengan penuh tanggung jawab.

(7) Musyawarah mengutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

(8) Musywarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai

dengan hati nurani yang luhur.

(9) Kepentingan yang diambil harus dapat dipertanggung-

jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(10) Keutusan tersebut menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia.

(11) Keputusan tersebut mencakup nilai-nilai kebenaran dan

keadilan.

(12) Keputusan bersama mengutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama.

(13) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang

dipercaya untuk melaksanakan musyawarah.

Pelaksanaan hasil keputusan bersama dapat kita

terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam

lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

(1) Dalam lingkungan keluarga

Keputusan menyangkut tugas tiap anggota keluarga.

Setiap anggota keluarga dengan ikhlas melaksanakan tugas

yang menjadi bagiannya, seperti tugas menyapu lantai,

mencuci piring, membersihkan halaman, dan sebagainya.

(2) Dalam lingkungan sekolah

Keputusan bersama terlihat dalam pelaksanaan tata

tertib sekolah. Misalnya: setiap siswa memakai seragam

sekolah, guru mengajar dengan sungguh-sungguh, belajar

dengan penuh disiplin, dan sebagainya.

(3) Dalam lingkungan masyarakat

Keputusan menyangkut peraturan mengikat seluruh

warga masyarakat. Di lingkungan masyarakat biasanya ada

kepala desa, lurah, rukun warga (RW), rukun tetangga

(RT), dan pemuka masyarakat. Mereka biasanya memimpin

musyawarah antarwarga.

4. Pembelajaran PKn di SD

Penelitian ini menggunakan model PBL yang dibantu media

video untuk menyampaikan permasalahan yang berkaitan dengan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

27

materi menghargai keputusan bersama. Peneliti juga melakukan

inovasi dalam proses pembelajaran berupa permainan hilang poin agar

siswa termotivasi dalam belajar dan menikmati kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas. Penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan langkah-langkah pembelajaran PKn

dengan menggunakan model PBL berbantu media video sebagai

berikut :

a. Guru menyiapkan video, LCD, speaker yang telah disesuaikan

dengan materi menghargai keputusan bersama.

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi menghargai

keputusan bersama kepada siswa.

c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dilakukan

dengan menggunakan model Problem Based Learning dan

meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis, buku tulis dan buku

cetak.

d. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan motivasi berupa

hadiah, nilai maupun nasehat yang di berikan guru kepada siswa.

e. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5-6 siswa.

f. Siswa dibantu guru menemukan permasalahan dari video yang

ditayangkan dan mempersilahkan siswa menuliskan hal-hal yang

penting dalam buku catatan.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

28

g. Siswa diberi tugas berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang

dibagikan guru.

h. Guru membimbing kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan

dalam mengerjakan LKS.

i. Guru mendorong Siswa mengumpulkan informasi melalui buku

cetak.

j. Siswa mengamati kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

materi menghargai keputusan bersama.

k. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas dan kelompok lain menanggapi jawaban

berdasarkan hasil diskusi kelompoknya.

l. Guru melaksanakan permainan hilang poin sebagai umpan balik

dan memberikan reward berupa hadiah kepada kelompok yang

mendapatkan poin terbanyak.

m. Guru memberi penguatan dan menyimpulkan materi yang telah

dilaksanakan.

n. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa.

5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir. Menurut Komalasari (2013:57)

mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan bungkus atau

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

29

bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran. Bern dan Erickson (Komalasari, 2013:59) menegaskan

bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem-based-learning)

merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam

memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan

keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi

mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan

penemuan. Menurut Suyadi (2013:130) mengatakan bahwa

pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta berpusat kepada siswa,

sehingga mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

secara mandiri. Aspek terpenting dalam pembelajaran berbasis

masalah adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan.

Siswa di dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk

menyelesaikan permasalahan.

Menurut Abdullah (2015:127) mengatakan bahwa

pembelajaran berbasis masalah dapat membuat siswa belajar melalui

upaya penyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk

mengkonstruksi pengetahuan siswa. Selain itu, Problem Based

Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampaiannya

dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka

dialog. Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

30

pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran melalui suatu permasalahan sehingga siswa

dapat mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki

oleh siswa selain itu juga dapat meningkatkan rasa percayaan diri

sendiri pada diri siswa. Siswa dilibatkan secara aktif dan kolaboratif

dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat pada

siswa.

b. Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah

Tujuan belajar menggunakan PBL terkait dengan keterampilan

menyelesaikan masalah. Trianto (2012:94) mengatakan bahwa :

1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah-masalah memberikan dorongan kepada siswa untuk tidak hanya sekedar berfikir sesuai yang bersifat konkrit, tetapi lebih dari itu berfikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.

2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki implikasi mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas; memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain; Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihansendiri,sehinggamemungkinkan mereka mengiinterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri.

3) Menjadi pembelajar yang mandiri Berusaha membantu siswa menjadi pembelajaran yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaikan terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

Menurut Rusman (2011:238) mengatakan bahwa tujuan

pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan isi belajar dari

disiplin heuristic dan pengembangan keterampilan pemecahan

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

31

masalah. PBM juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan

yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan memaknai informasi,

kolboratif dan belajar tim, dan keterampilan berfikir reflektif dan

evaluatif.

c. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran memiliki langkah-langkah pembelajaran.

Menurut Ibrohim dan Nur (Rusman, 2011: 243) mengemukakan bahwa

langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai

berikut:

1) Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusikan rubrik asesmen yang akan digunakan dalam menilai kegiatan/hasil karya siswa.

2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4) Mengemmbangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, resum, media fisik, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan teman.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

d. Keunggulan dan kelemahan model PBL

Model pembelajaran PBL memiliki beberapa keunggulan dan

kelemahan. Sanjaya (2010: 220) mengatakan bahwa :

Keunggulan pembelajaran berbasis masalah antara lain:

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk

lebih memahami isi pelajaran.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

32

2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi

siswa.

3) Pemecahan masalah dapat mengingkatkan aktivitas pembelajaran

siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan

nyata..

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan

pengetahuan barunya, dan bertanggung jawab dalam pembelajaran

yang mereka lakukan.

6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan pada siswa

bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara

berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa.

7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai

siswa.

8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka

untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru.

9) Pemechan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam

dunia nyata.

10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk

secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan

formal telah berakhir.

Kelemahan pembelajaran berbasis masalah antara lain :

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk

dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan

cukup waktu untuk persiapan.

3) Tanpa pemahaman “mengapa mereka berusaha” untuk

memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak

akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Dari kelemahan pembelajaran di atas, peneliti dalam

meminimalisir kelemahan tersebut antara lain memberikan reward

(penghargaan) berupa hadiah kepada siswa yang aktif dalam

pembelajaran sehingga akan meningkatkan minat siswa untuk

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

33

memecahkan masalah. Guru juga harus memberikan batasan waktu

dalam proses pembelajaran sehingga waktu yang digunakan sesuai

dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Guru memberi tahu

seluruh siswa, bahwa guru akan memberikan nilai lebih tinggi kepada

siswa yang aktif pada proses memecahkan masalah yang sedang

dipelajari sehingga timbul rasa kompetitif antar siswa untuk

memahami pemecahan masalah yang sedang dipelajari.

6. Media Video

Menurut Sadiman, dkk (2009: 7) mengatakan media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sejalan dengan

Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,

dan sebagainya. Pendapat dari kedua ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa media merupakan suatu alat yang menjadi perantara untuk

menyampaikan pesan dari guru kepada siswa sehingga memudahkan siswa

dalam memahami materi yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran

dapat tercapai, media dapat berupa radio, televisi, buku, internet, koran,

majalah.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

34

Media yang akan digunakan oleh peneliti adalah media video,

video adalah sistem gambar hidup atau gambar gerak yang saling

berurutan. Menurut Arsyad (2007: 172) mengatakan bahwa video

merupakan informasi yang disajikan melalui multimedia berbentuk

dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika di

proyeksikan ke layar lebar melalui overhead projector, dan dapat didengar

suaranya, dilihat gerakannya.

Menurut sadiman, dkk (2009: 282) mengatakan bahwa video

dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang (play back) dari

suatu program. Video dalam durasi beberapa menit menyediakan

fleksibilitas maksimum bagi guru dan meningkatkan pembelajaran secara

spesifikasi terkait dengan kebutuhan siswa. Sependapat dengan Isjoni dan

Ismail (2008: 46) berpendapat bahwa penggunaan video dapat membantu

memudahkan pemahaman pelajar berkaitan dengan isi pelajaran yang

dipelajari dan dapat membantu guru mencapai objektif pengajaran.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa

media merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk mengajar di

kelas. Media membantu siswa untuk lebih memahami materi yang

disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Alat bantu yang

dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-

alat lain yang memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta

mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Media video

merupakan film yang di proyeksikan, dapat dilihat dan dapat didengar.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

35

7. Permainan Hilang Poin

Pembelajaran menggunakan permainan akan lebih menarik.

Menurut Nisak (2012: 127) berpendapat mengenai permainan hilang poin

bahwa :

a. Tujuan permainan ini adalah sebagai berikut :

1) Melatih para siswa agar lebih bertanggung jawab.

2) Melatih siswa agar lebih berani dalam mengambil resiko.

3) Melatih ketangkasan dan kejelian para siswa.

4) Menumbuhkan semangat baru dalam proses belajar-mengajar.

5) Menghadirkan suasana yang lebih menggembirakan di dalam

kelas.

b. Sifat Permainan

Sifat permainan ini yaitu kelompok dan setiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa.

c. Bahan yang harus di siapkan

Berbagai bahan yang mesti dipersiapkan, yakni : daftar pertanyaan,

kertas karton, spidol, pulpen dan whiteboard.

d. Aturan permainan

Beberapa aturan permainan adalah sebagai berikut :

1) Bagilah para siswa menjadi 3 kelompok, dan masing-masing

kelompok beranggotakan 4-5 siswa.

2) Buatlah daftar pertanyaan.

3) Setiap pertanyaan memiliki jawaban lebih dari 3.

4) Tuliskan jawaban secara acak pada kertas karton, kemudian

tempelkan pada whiteboard.

5) Selipkan sekitar 3-5 jawaban yang salah dalam deretan

jawaban pada whiteboard.

6) Berikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok.

7) Mintalah kepada setiap kelompok untuk memilih jawaban.

8) Kelompok yang menjawab dengan benar akan mendapat poin.

9) jika jawaban kelompok tersebut keliru maka poin yang sudah

diperoleh akan hangus atau menghilang.

10) Selain bertugas sebagai juri dan membacakan pertanyaan,

fasilitator juga bertugas mempengaruhi siswa agar jawabannya

salah. Tujuannya adalah agar permainan tersebut menjadi lebih

seru.

11) Pada akhir permainan, tentukan pemenang dengan cara

menghitung poin yang diperoleh masihng-masing kelompok.

12) Diskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikemukakan oleh

setiap kelompok yang terlibat dalam permainan.

13) Berilah ucapan selamat kepada pemenang dalam permainan

ini.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

36

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan journal internasional Chia-Wen Tsai,dkk (2015: 39)

dalam penelitiannya berjudul The Effects of Problem-Based Learning with

flipped Clasroom on Elementary Students’ Computing Skills :A case study of

the Production of Ebooks, pembelajaran dengan menggunakan model Problem

Based Learning dapat mengembangkan keterampilan siswa dan meningkatkan

kualitas tugas siswa. Melalui pembelajaran berdasarkan masalah kelas

menjadi lebih bermakna, waktu lebih efisien dan memungkinkan untuk diskusi

masalah tingkat yang lebih tinggi dalam pemecahan masalah. Guru juga dapat

menawarkan bantuan kepada siswa ketika mereka mengalami kesulitan dalam

pemecahan masalah dengan tepat. Pada penelitiannya pembelajaran setelah

satu semester kegiatan pembelajaran dalam lingkungan PBL, siswa

menegaskan rangkaian pemecahan masalah dan pembelajaran proses. Siswa

percaya bahwa PBL dapat meningkatkan motivasi belajar mereka dan mereka

mampu mengatasi masalah yang dihadapi.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Chia-Wen Tsai

dengan penelitian ini adalahpenelitian Chia-Wen Tsai untuk meningkatkan

motivasi belajar pada mata pelajaran ketrampilan komputing dalam produksi

Ebooks sedangkan penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung jawab

dan prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri Panambangan pada mata

pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

37

Berdasarkan journal internasional Joerg Zumbach, dkk (2004: 33)

dalam penelitiannya berjudul Using Multimedia to enhance Problem-based

Learning in Elementary School, model pembelajaran Problem Based Learning

terbukti dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar karena dapat

membangun pengetahuan dengan cara eksplorasi, diskusi dan elaborasi tanpa

intervensi guru langsung. Program PBL menawarkan siswa untuk belajar

secara alami dengan belajar eksplorasi. PBL mempengaruhi cara belajar siswa.

Pembelajaran pada kelas PBL bermakna mandiri. Jurnal Internasional Strobel,

J dan van Barneveld, A (2009: 55) mengatakan bahwa PBL signifikan lebih

efektif dari instruksi tradisional untuk melatih kompetensi dan ketrampilan

praktisi dan untuk mempromosikan retensi jangka panjang ketrampilan

pengetahuan yang diperoleh selama belajar pengalaman atau sesi pelatihan.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Joerg Zumbach

dengan penelitian ini adalah penelitian Joerg Zumbach untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa dan motivasi siswa dalam mata pelajaran multimedia

dikelas IV sedangkan penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung

jawab dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panembangan pada mata

pelajaran PKn materi memiliki kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Jenis

penelitian yang dilakukan oleh Joerg Zumbach merupakan jenis penelitian

eksperimen sedangkan yang peneliti gunakan adalah PTK. Jadi sudah terlihat

jelas perbedaan yang dilaksanakan oleh Joerg Zumbachdengan penelitian ini.

Baik dari mata pelajaran, variabel maupun penelitiannya.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

38

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V diperoleh penjelasan

keadaan atau kondisi pada proses pembelajaran PKn yaitu kurangnya sikap

tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas dan prestasi belajar yang

diperoleh siswa belum maksimal. Maka dibutuhkan suatu cara untuk

mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara merubah pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantu media

video dan permainan hilang poin. Penggunaan model pembelajaran melalui

Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan sikap tanggung

jawab dan prestasi belajar siswa pada setiap siklus.

Sesuai penjelasan di atas, maka didapati kerangka pikir yang menjadi

sebuah gambaran pada penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam

penelitian. Adapun Kerangka Pikir penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017

39

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan model Problem Based Learning berbantu media video dan

permainan hilang poin dapat meningkatkan sikap tanggung jawab siswa

pada mata pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama di kelas

V SD Negeri Panembangan

2. Penggunaan model Problem Based Learning berbantu media video dan

permainan hilang poin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama di kelas V SD

Negeri Panembangan

• Belum menggunakan

model pembelajaran

yang inovatif.

• Rendahnya sikap

tanggung jawab dan

prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran

PKn.

KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR

SIKLUS I

• Guru menerapkan

model pembelajaran

PBL berbantu media

video.

• Melalui model

pembelajaran PBL

berbantuan media video

dapat meningkatkan

sikap tanggung jawab

dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran PKn

di kelas V.

REFLEKSI

TERCAPAINYA

KEBERHASILAN

PEMBELAJARAN

BELUM

TERCAPAINYA

KEBERHASILAN

PEMBELAJARAN

SIKLUS II

• Guru menerapkan

model pembelajaran

PBL berbantu media

video.

SIKLUS ?

Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017