BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a.repository.ump.ac.id/4109/3/Dessely Catursari_BAB...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a.repository.ump.ac.id/4109/3/Dessely Catursari_BAB...
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Sikap Tanggung Jawab
a. Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu
bangsa. Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari karakter yang
dimiliki pada siswa. Sesuai dengan sisdiknas (2003:4) Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta
tanggung jawab.
Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang
bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Menurut Gunawan (2012: 27) mengatakan bahwa pendidikan karakter
10
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
11
yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik
(moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving
good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).
Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang
terus-menerus di praktikkan dan dilakukan.
b. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan karakter positif yang
dikembangkan di sekolah. Bertanggung jawab menurut Gunawan
(2012: 33) yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara dan Tuhan YME. Sependapat dengan Suyadi (2013:
9) berpendapat bahwa tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku
seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang
berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara
maupun agama.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa tanggung jawab merupakan suatu sikap seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban guna mencapai prestasi yang
terbaik terhadap pilihan dan keputusan yang diambil. Tanggung jawab
memerlukan kerja keras, etos kerja yang tinggi dan mampu mengontrol
diri.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
12
c. Indikator Tanggung Jawab
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu
kejadian atau kondisi. Indikator adalah variabel yang membantu kita
dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Daryanto dan Darmiyatun
(2013: 142) menjelaskan bahwa :
1) Indikator sekolah :
a) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam
bentuk lisan maupun tertulis
b) Melakukan tugas tanpa di suruh.
c) Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam
lingkup terdekat.
d) Menghindarakan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
2) indikator kelas :
a) Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b) Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
c) Mengajukan usul pemecahan masalah.
Sesuai dengan pendapat tersebut yang digunakan oleh peneliti
mengenai indikator tanggung jawab yaitu:
1) melakukan tugas tanpa disuruh
2) menghindari kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
3) mengajukan usul pemecahan masalah.
4) melaksanakan tugas piket secara teratur.
Alasan meneliti hal tersebut adalah ditemuinya permasalahan
tentang sikap tanggung jawab siswa yang masih rendah. Permasalahan
tersebut diantaranya terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas,
seperti soal-soal latihan, tugas piket, kurang tanggap menjawab
pertanyaan dan tugas yang diberikan oleh guru. Indikator tersebut
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
13
membantu peneliti untuk membuat pertanyaan guna menggali sikap
tanggung jawab siswa.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses dimana seseorang yang tidak tahu
menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, belajar di laksanakan sepanjang
hayat (long life education). Menurut Slameto (2010: 2) mengatakan
bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Menurut Susanto (2015:4) berpendapat bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,
atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa
maupun bertindak.
Pengertian belajar dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu aktivitas dalam keadaan sadar yang
dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga
terjadi perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu.
Seseorang dapat memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan
sikap.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
14
Teori kontruktivisme bahwa guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Berikut ini adalah implikasi
penting dalam model pembelajaran dari teori Piaget :
1) Memusatkan perhatian pada berfikir atau proses mental anak, tidak
sekedar sekedar pada hasilnya.
2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri,
keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal
kemajuan perkembangan.
Teori belajar dari Piaget mendukung pembelajaran dengan
menggunakan Problem Based Learning.Teori belajar tersebut
menekankan pada pembelajaran aktif yang berkaitan dengan interaksi
lingkungan dan membangun pemikiran atau pengetahuannya melalui
belajar berdasarkan masalah.
b. Ciri – ciri Belajar
Ciri-ciri belajar yaitu dengan adanya perubahan tertentu.
Menurut Djamarah (2008:15) mengatakan bahwa :
1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
Individu yang belajar akan mrnyadari terjadinya perubahan
atau individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam Belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerud dan tidak statis.
3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih
baik dari sebelumnya.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
15
4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap. Kecakapan seseorang akan semakin berkembang
bila terus dipergunakan atau dilatih.
5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai.
6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah
laku.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri belajar yaitu
terdapat input. Proses dan output. Input berupa pelaku sebagai
pebelajar, proses berupa kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran
dan output berupa hasil belajar selama proses pembelajaran. Ciri-ciri
belajar dapat dilihat dari perubahan pola pikir siswa menjadi lebih
baik.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2013: 12) berpendapat bahwa prestasi belajar
pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar
sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai siswa. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan yang dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu prestasi
belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.
Sependapat dengan Mulyasa (2014:189) mendefinisikan prestasi
belajar sebagai hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh
kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakikatnya merupakan usaha
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
16
sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.
Prestasi belajar sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan kemampuan seseorang dalam memahami materi
pelajaran yang telah dilaksanakan. Prestasi belajar berupa usaha belajar
seseorang untuk menambah wawasan dan menjadi indikator tingkat
kesuksesan di masyarakat.
d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor yang mempengaruhi belajar
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor
eksternal. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada di
luar individu.
Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor
jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah
terdiri dari faktor kesehatan, faktor cacat tubuh. faktor psikologi terdiri
dari (intellegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan). Faktor intern yang terakhir yaitu faktor kelelahan yang
dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh sedangkan kelelahan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
17
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
3. Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar. Susanto (2015: 225)
berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata
pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan milai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa
Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diharapkan dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik
sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antar warga dengan negara serta pendidikan pendahuluan
bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
18
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
dilakukan lembaga pendidikan, membahas mengenai hak dan
kewajiban warga negara yang meliputi ikut serta bela negara, mentaati
hukum dan memiliki sikap dan perilaku memiliki kebanggaan menjadi
bangsa Indonesia.
b. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran PKn bagi siswa selalu membutuhkan nilai, norma
dan moral sehingga mereka dapat mengarahkan pada kehidupan yang
lebih baik dan bermakna. Susanto (2015:227) mengatakan
pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses
belajar mengajar dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar
dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam
pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada
penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pancasila,
UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang
diselenggarakan selama enam tahun.
PKn sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, sehingga pendidikan PKn ini harus dibangun atas tiga
paradigma. Menurut Djahiri, Dasim dan Sapriya (Susanto,2015:229)
mengatakan bahwa :
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
19
1) PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi Individu agar menjadi warga negara Indonesia yang
berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung
jawab.
2) PKn secara teoritis dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif dan
psikomotorik yang bersifat konfluens atau saling
berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide,
nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang
demokratis, dan bela negara.
3) PKn secara programatik dirancang sebagai subjek
pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung
nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman
belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai
perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sebagai penjabaran lebih lanjut ide, nnilai, konsep, dan
moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan
bela negara.
c. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan pembelajaran PKn di sekolah dasar adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Mulyasa
(Susanto, 2015:231) mengatakan bahwa tujuan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menjadikan siswa agar :
1) Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan
di negaranya.
2) Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara
aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak
secara cerdas dalam semua kegiatan.
3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga
mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan
mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dengan baik.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
20
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaran di Sekolah Dasar
memberikan pelajaran pada siswa untuk memahami dan membiasakan
dirinya dalam kehidupan sekolah atau di luar sekolah, karena materi
pendidikan kewarganegaraan menekankan pada pengalaman dan
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh
pengetahuan dan pengertian sederhana untuk mengikuti pendidikan
berikutnya.
d. Materi Menghargai Keputusan Bersama
Materi menghargai keputusan bersama merupakan materi
pembelajaran PKn yang diharapkan dapat membekali siswa dalam
bermasyarakat. Menurut Widihastuti dan Fajar mengatakan bahwa :
1) Pengertian keputusan bersama
Keputusan adalah apa yang diputuskan atau ketetapan yang
diambil, jadi keputusan adalah segala keputusan yang telah
ditetapkan berdasrkan pertimbangan dan pemikiran, penelitian
yang matang. Kemudian keputusan ini menjadi pedoman dalam
langkah-langkah berikutnya. Keputusan itu ditujukan untuk diri
kita sendiri, karena keputusan itu hanya mempengaruhi diri kita
sendiri. Di sisi lain ada pula keputusan yang harus melibatkan
banyak orang untuk mengambil keputusan, karena dampak
keputusan itu sangat besar, apabila kita salah dalam memutuskan
sesuatu, bukan kita saja yang dirugikan, tapi juga orang lain.
Keputusan yang diambil dengan melibatkan banyak orang dan
keputusan itu untuk kepentingan bersama dinamakan kepentingan
bersama.
Kamus Besar Bahasa Indonesia keputusan adalah apa yang
diputuskan atau ketetapan yang diambil secara bersama-sama. Jadi,
keputusan adalah segala putusan yang sudah di tetapkan
berdasarkan pertimbangan, pemikiran dan penelitian yang matang.
Keputusan merupakan pedoman dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya. Keputusan dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a) Keputusan Pribadi (Individu)
Keputusan pribadi (individu) yaitu keputusan yang
sifatnya pribadi dan hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Contohnya ketika kalian diajak bermain oleh temanmu saat
mengerakan PR (Pekerjaan Rumah). Kalian tentu akan berfikir
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
21
untuk memutuskan untuk pergi bermain atau menyelesaikan
PR-mu terlebih dahulu. Keputusan yang kalian tetapkan
tersebut akan menjadi tanggung jawabmu sendiri. Oleh karena
itu berani mengambil keputusan maka berarti harus berani
menanggung akibatnya.
b) Keputusan Bersama
Kepusan bersama adalah keputusan yang diambil atas
dasar persetujuan atau kesepakatan bersama, keputusan
bersama bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugar.
Hasil keputusan bersama biasanya diambil berdasar hasil
musyawarah mufakat yang telah dipertimbangkan dengan baik
dan benar. Keputusan bersama merupakan ketentuan,
ketetapan, dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang
terhadap suatu hal atau permasalahan. Semua pihak diharapkan
dapat menerima keputusan bersama dengan ikhlas,
bertanggung jawab, dan lapang dada.pengambilan keputusan
untuk kepentingan bersama berbeda dengan pengambilan
keputusan untuk kepentingan perorangan, karena pengambilan
keputusan untuk kepentingan bersama dilakukan dengan
melibatkan banyak orang, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2) Bentuk-bentuk keputusan bersama
Dalam pergaulan hidup antar manusia, sering terjadi
perbedaan pendapat. Namun, sesungguhnya perbedaan pendapat
diantara kita merupakan suatu yang lumrah dan wajar. Kita harus
dasar bahwa pertentangan itu bukan untuk dipertentangkan atau
diperebutkan melainkan untuk dicari solusi pemecahannya. Dalam
sebuah organisasi, keputusan bersama dapat diambil melalui dua
cara. Pertama, melalui musyawarah untuk mufakat. Kedua, melalui
pemungutan suara atau voting.
a) Musyawarah untuk manfaat
Musyawarah termasuk salah satu bentuk atau cara untuk
mencapai keputusan bersama. Musyawarah adalah
membicarakan dan menyelesaikan bersama suatu persoalan dan
maksut untuk mencapai kata mufakat atau kesepakatan. Kita
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi
atau golongan. Dalam musyawarah pasti akan ada pihak yang
setuju maupun yang tidak setuju terhadap rancangan keputusan
akan tetapi setelah melalui pertimbangan, dan tukar pikiran
maka dicapailah titik temu atau kesepakatan bersama.
Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan
keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan.
Musyawarah dilakukan dengan cara mempertemukan semua
pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar
dan ditampung, pendapat yang paling baik akan disepalati
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
22
bersama. Dengan jalan mufakat, diharapkan keputusan bersama
yang diambil mencerminkan semua pendapat. Dengan
demikian, tidak ada lagi anggota yang merasa pendapatnya
tidak diperhatikan. Musyawarah mufakat biasanya dilakukan
dalam organisasi yang jumlah anggotanya sedikit. Misalnya,
keluarga, Rukun Tetangga (RT), atau desa. Mereka berkumpul
di suatu pertemuan atau majelis, semuanya duduk bersama
membahas persoalan yang perlu mereka musyawarahkan.
Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain :
(1) Sesuai dengan kepentingan bersama.
(2) Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai
hati nurani.
(3) Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan
tidak memberatkan.
(4) Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih
diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang luhur dan
sebagainya.
Selain itu, dalam proses musyawarah kita harus
menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut:
(1) Menghargai pendapat orang lain.
(2) Mempu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah.
(3) Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan
pendapat.
(4) Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.
(5) Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah.
(6) Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan
hasil musyawarah.
Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai
mufakat kita harus berpedoman pada prinsip-prinsip dan aturan
musyawarah, antara lain :
(1) Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani
yang luhur.
(2) Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-
royong.
(3) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
(4) Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan
kehendak dalam musyawarah.
(5) Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harat
dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
(6) Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad
baik dan penuh rasa tanggung jawab.
Kemauan untuk menggunakan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah harus menjadi kebiasaan setiap warga
negara Indonesia di berbagai lingkungan kehidupan, antara lain
sebagai berikut :
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
23
(1) Musyawarah di lingkungan keluarga.
(2) Musyawarah di lingkungan sekolah.
(3) Musyawarah di lingkungan masyarakat.
(4) Musyawarah di lingkungan kenegaraan.
Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dapat
terhambat atau sulit dilakukan apabila :
(1) Peserta musyawarah hanya mementingkan diri
sendiri/golongannya.
(2) Peserta musyawarah tidak menggunakan akal sehat dan hati
nurani yang luhur.
(3) Peserta musyawarah berlaku tidak sopan dan bertutur kata
tidak baik.
(4) Peserta musyawarah memaksakan kehendaknya.
(5) Peserta musyawarah tidak mau menghargai pendapat orang
lain.
Dengan musyawarah suatu persoalan akan mudah
terpecahkan, sehingga dicapai suatu keputusan atau kata
sepakat. Manfaat yang diperoleh jika menyelesaikan masalah
secara musyawarah yaitu :
(1) Masalah dapat cepat terpecahkan.
(2) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.
(3) Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.
(4) Dapat menyatukan pendapat yang saling berbeda.
Adanya kebersamaan, dan sebagainya.
b) Pemungutan suara
Cara musyawarah untuk mufakat tidak selalu
membuahkan hasil. Hal ini terjadi bila ada perbedaan pendapat
tidak dapat diselesaikan. Misalnya, beberapa pendapat
dianggap sama baiknya. Atau karena beberapa pendapat
dianggap tidak menguntungkan semua pihak. Jika demikian,
ditempuhlah pemungutan suara atau voting. Tujuannya untuk
mendapatkan keputusan bersama.
Hasil keputusan melalui pemungutan suara juga harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Pengambilan
keputusan bersama dengan cara pemungutan suara dapat kita
jumpai dalam pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah dan
sebagainya. Keputusan berdasarkan pemungutan suara (voting)
ditempuh apabila keputusan berdasarkan musyawarah mufakat
tidak dapat dilakukan. Voting berarti sistem pengambilan
keputusan berdasarkan pemungutan suara. Voting juga
diartikan sebagai perolehan suara terbanyak.
Pengambilan suara berdasarkan voting dibagi menjadi
dua macam, yaitu :
(1) Voting terbuka, yaitu setiap anggota rapat memberikan
suara dengan mengatakan sutuju, menolak, atau abstain
(tidak memberikan suara). Voting secara terbuka biasanya
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
24
dilaksanakan secara lisan. Caranya dengan mengangkat
tangan atau berdiri. Kemudian petugas, menghitungnya
secara langsung, dan saat itu juga dapat diketahui hasilnya.
Votting terbuka dilakukan terhadap hal yang menyangkut
masalah keputusan atau kebijakan.
(2) Voting tertutup, yaitu setiap anggota rapat memberikan
suara dengan cara menuliskan nama atau pilihannya
dikertas yang telah disediakan lalu dikumpulkan dan
dihitung. Keputusan dianggap sah apabila diambil dalam
rapat yang dihadiri dua per tiga tambah satu anggota
kuorum dan disetujui lebih dari setengah dari jumlah yang
hadir.
c) Aklamasi
Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari
seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan
untuk melahirkan keputusan bersama. Pernyataan setuju
dilakukan tanpa melalui pemungutan suara. Aklamasi terjadi
karena adanya pendapat yang dikehendaki semua anggota
kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara
aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.
Sapto dan Sudarsih (2008:105-109) ) mengatakan
bahwa
3) Melaksanakan Hasil Keputusan Bersama
Keputusan bersama dapat dicapai setelah masalah-masalah
yang dimusyawarahkan dapat dicapai mufakat.
a) Menerima hasil keputusan bersama
Dalam musyawarah semua pihak harus mengutamakan
kepentingan pribadi dan golongan. Bila musyawarah telah
mencapai mufakat, maka hasil pemufakatan menjadi keputusan
bersama. Semua pihak harus menerima keputusan bersama
dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan lapang dada.
Berikut ini adalah beberapa cara menerima hasil
keputusan bersama, yaitu :
(1) Semua pihak mengutamakan kepentingan bersama dari
pada kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Semua pihak memahami dengan baik masalah yang
dimusyawarahkan.
(3) Semua pihak menghormati dan menghargai perbedaan
pendapat.
(4) Semua pihak harus menerima dan terbuka setiap kritik,
usul, dan saran.
(5) Semua pihak harus menyadari bahwa keputusan yang
dihasilkan adalah keputusan yang terbaik demi kepentingan
bersama.
(6) Semua pihak harus mampu menahan diri agar tidak
memakasakan kehendak, bila pendapatnya tidak diterima.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
25
b) Melaksanakan hasil keputusan bersama Setelah semua pihak dapat menerima hasil keputusan
bersama, langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan keputusan bersama. Keputusan bersama merupakan penyelesaian masalah dihasilkan melalui musyawarah, tukar pikiran, tukar pendapat, serta sumbang saran untuk mencapai mufakat. Hasil keputusan bersama mengikat semua pihak untuk memenuhinya.
Hasil keputusan bersama dilaksanakan dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Melaksanakan keputusan dengan ikhlas berarti melaksanakan keputusan dengan hati yang bersih dan jujur. Dalam melaksanakan hasil keputusan bersama tidak boleh dengan rasa benci atau dendam. Karena keputusan tersebut adalah untuk kepentingan bersama. Jadi, dalam melaksanakan hasil keputusan bersama, hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua pihak adalah : (1) Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. (2) Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(3) Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan memerhatikan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Dengan begitu, keadilan ditegakkan. Tidak ada anggota
yang merasa dirugikan. Semua melaksanakan kewajiban yang
sama. semua juga mendapatkan hak yang seimbang.
Melaksanakan keputusan bersama secara kekeluargaan
mempunyai beberapa manfaat. Beberapa manfaat tersebut
antara lain sebagai berikut,
(1) Semua anggota merasa kedudukan yang sama.
(2) Terciptanya keadilan antar anggota.
(3) Setiap anhhota melaksanakan keputusan bersama dilandasi
rasa tanggung jawab.
Dengan menerima dan menaati keputusan bersama kita
telah mengamalkan pancasila. Tepatnya, kita telah
mengamalkan sila keempat pancasila. Sila keempat tersebut
berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Dalam sila tersebut, terkandung beberapa nilai yang
harus kita amalkan. Berikut ini nilai-nilai sila keempat
Pancssila.
(1) Setiap warga Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
26
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
dengan penuh tanggung jawab.
(7) Musyawarah mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musywarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
(9) Kepentingan yang diambil harus dapat dipertanggung-
jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(10) Keutusan tersebut menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia.
(11) Keputusan tersebut mencakup nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
(12) Keputusan bersama mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
(13) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan musyawarah.
Pelaksanaan hasil keputusan bersama dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
(1) Dalam lingkungan keluarga
Keputusan menyangkut tugas tiap anggota keluarga.
Setiap anggota keluarga dengan ikhlas melaksanakan tugas
yang menjadi bagiannya, seperti tugas menyapu lantai,
mencuci piring, membersihkan halaman, dan sebagainya.
(2) Dalam lingkungan sekolah
Keputusan bersama terlihat dalam pelaksanaan tata
tertib sekolah. Misalnya: setiap siswa memakai seragam
sekolah, guru mengajar dengan sungguh-sungguh, belajar
dengan penuh disiplin, dan sebagainya.
(3) Dalam lingkungan masyarakat
Keputusan menyangkut peraturan mengikat seluruh
warga masyarakat. Di lingkungan masyarakat biasanya ada
kepala desa, lurah, rukun warga (RW), rukun tetangga
(RT), dan pemuka masyarakat. Mereka biasanya memimpin
musyawarah antarwarga.
4. Pembelajaran PKn di SD
Penelitian ini menggunakan model PBL yang dibantu media
video untuk menyampaikan permasalahan yang berkaitan dengan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
27
materi menghargai keputusan bersama. Peneliti juga melakukan
inovasi dalam proses pembelajaran berupa permainan hilang poin agar
siswa termotivasi dalam belajar dan menikmati kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah pembelajaran PKn
dengan menggunakan model PBL berbantu media video sebagai
berikut :
a. Guru menyiapkan video, LCD, speaker yang telah disesuaikan
dengan materi menghargai keputusan bersama.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi menghargai
keputusan bersama kepada siswa.
c. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan menggunakan model Problem Based Learning dan
meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis, buku tulis dan buku
cetak.
d. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan motivasi berupa
hadiah, nilai maupun nasehat yang di berikan guru kepada siswa.
e. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa.
f. Siswa dibantu guru menemukan permasalahan dari video yang
ditayangkan dan mempersilahkan siswa menuliskan hal-hal yang
penting dalam buku catatan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
28
g. Siswa diberi tugas berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang
dibagikan guru.
h. Guru membimbing kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan LKS.
i. Guru mendorong Siswa mengumpulkan informasi melalui buku
cetak.
j. Siswa mengamati kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi menghargai keputusan bersama.
k. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas dan kelompok lain menanggapi jawaban
berdasarkan hasil diskusi kelompoknya.
l. Guru melaksanakan permainan hilang poin sebagai umpan balik
dan memberikan reward berupa hadiah kepada kelompok yang
mendapatkan poin terbanyak.
m. Guru memberi penguatan dan menyimpulkan materi yang telah
dilaksanakan.
n. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.
5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir. Menurut Komalasari (2013:57)
mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan bungkus atau
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
29
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Bern dan Erickson (Komalasari, 2013:59) menegaskan
bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem-based-learning)
merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan
keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi
mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan
penemuan. Menurut Suyadi (2013:130) mengatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta berpusat kepada siswa,
sehingga mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
secara mandiri. Aspek terpenting dalam pembelajaran berbasis
masalah adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan.
Siswa di dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan.
Menurut Abdullah (2015:127) mengatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah dapat membuat siswa belajar melalui
upaya penyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk
mengkonstruksi pengetahuan siswa. Selain itu, Problem Based
Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog. Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
30
pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran melalui suatu permasalahan sehingga siswa
dapat mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa selain itu juga dapat meningkatkan rasa percayaan diri
sendiri pada diri siswa. Siswa dilibatkan secara aktif dan kolaboratif
dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat pada
siswa.
b. Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah
Tujuan belajar menggunakan PBL terkait dengan keterampilan
menyelesaikan masalah. Trianto (2012:94) mengatakan bahwa :
1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah-masalah memberikan dorongan kepada siswa untuk tidak hanya sekedar berfikir sesuai yang bersifat konkrit, tetapi lebih dari itu berfikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki implikasi mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas; memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain; Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihansendiri,sehinggamemungkinkan mereka mengiinterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri.
3) Menjadi pembelajar yang mandiri Berusaha membantu siswa menjadi pembelajaran yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaikan terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
Menurut Rusman (2011:238) mengatakan bahwa tujuan
pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan isi belajar dari
disiplin heuristic dan pengembangan keterampilan pemecahan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
31
masalah. PBM juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan
yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan memaknai informasi,
kolboratif dan belajar tim, dan keterampilan berfikir reflektif dan
evaluatif.
c. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran memiliki langkah-langkah pembelajaran.
Menurut Ibrohim dan Nur (Rusman, 2011: 243) mengemukakan bahwa
langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai
berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusikan rubrik asesmen yang akan digunakan dalam menilai kegiatan/hasil karya siswa.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4) Mengemmbangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, resum, media fisik, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan teman.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
d. Keunggulan dan kelemahan model PBL
Model pembelajaran PBL memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan. Sanjaya (2010: 220) mengatakan bahwa :
Keunggulan pembelajaran berbasis masalah antara lain:
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pelajaran.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
32
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
3) Pemecahan masalah dapat mengingkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata..
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan
pengetahuan barunya, dan bertanggung jawab dalam pembelajaran
yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan pada siswa
bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara
berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru.
9) Pemechan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk
secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
Kelemahan pembelajaran berbasis masalah antara lain :
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman “mengapa mereka berusaha” untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Dari kelemahan pembelajaran di atas, peneliti dalam
meminimalisir kelemahan tersebut antara lain memberikan reward
(penghargaan) berupa hadiah kepada siswa yang aktif dalam
pembelajaran sehingga akan meningkatkan minat siswa untuk
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
33
memecahkan masalah. Guru juga harus memberikan batasan waktu
dalam proses pembelajaran sehingga waktu yang digunakan sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Guru memberi tahu
seluruh siswa, bahwa guru akan memberikan nilai lebih tinggi kepada
siswa yang aktif pada proses memecahkan masalah yang sedang
dipelajari sehingga timbul rasa kompetitif antar siswa untuk
memahami pemecahan masalah yang sedang dipelajari.
6. Media Video
Menurut Sadiman, dkk (2009: 7) mengatakan media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sejalan dengan
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,
dan sebagainya. Pendapat dari kedua ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa media merupakan suatu alat yang menjadi perantara untuk
menyampaikan pesan dari guru kepada siswa sehingga memudahkan siswa
dalam memahami materi yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai, media dapat berupa radio, televisi, buku, internet, koran,
majalah.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
34
Media yang akan digunakan oleh peneliti adalah media video,
video adalah sistem gambar hidup atau gambar gerak yang saling
berurutan. Menurut Arsyad (2007: 172) mengatakan bahwa video
merupakan informasi yang disajikan melalui multimedia berbentuk
dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika di
proyeksikan ke layar lebar melalui overhead projector, dan dapat didengar
suaranya, dilihat gerakannya.
Menurut sadiman, dkk (2009: 282) mengatakan bahwa video
dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang (play back) dari
suatu program. Video dalam durasi beberapa menit menyediakan
fleksibilitas maksimum bagi guru dan meningkatkan pembelajaran secara
spesifikasi terkait dengan kebutuhan siswa. Sependapat dengan Isjoni dan
Ismail (2008: 46) berpendapat bahwa penggunaan video dapat membantu
memudahkan pemahaman pelajar berkaitan dengan isi pelajaran yang
dipelajari dan dapat membantu guru mencapai objektif pengajaran.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa
media merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk mengajar di
kelas. Media membantu siswa untuk lebih memahami materi yang
disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Alat bantu yang
dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-
alat lain yang memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Media video
merupakan film yang di proyeksikan, dapat dilihat dan dapat didengar.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
35
7. Permainan Hilang Poin
Pembelajaran menggunakan permainan akan lebih menarik.
Menurut Nisak (2012: 127) berpendapat mengenai permainan hilang poin
bahwa :
a. Tujuan permainan ini adalah sebagai berikut :
1) Melatih para siswa agar lebih bertanggung jawab.
2) Melatih siswa agar lebih berani dalam mengambil resiko.
3) Melatih ketangkasan dan kejelian para siswa.
4) Menumbuhkan semangat baru dalam proses belajar-mengajar.
5) Menghadirkan suasana yang lebih menggembirakan di dalam
kelas.
b. Sifat Permainan
Sifat permainan ini yaitu kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
c. Bahan yang harus di siapkan
Berbagai bahan yang mesti dipersiapkan, yakni : daftar pertanyaan,
kertas karton, spidol, pulpen dan whiteboard.
d. Aturan permainan
Beberapa aturan permainan adalah sebagai berikut :
1) Bagilah para siswa menjadi 3 kelompok, dan masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
2) Buatlah daftar pertanyaan.
3) Setiap pertanyaan memiliki jawaban lebih dari 3.
4) Tuliskan jawaban secara acak pada kertas karton, kemudian
tempelkan pada whiteboard.
5) Selipkan sekitar 3-5 jawaban yang salah dalam deretan
jawaban pada whiteboard.
6) Berikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok.
7) Mintalah kepada setiap kelompok untuk memilih jawaban.
8) Kelompok yang menjawab dengan benar akan mendapat poin.
9) jika jawaban kelompok tersebut keliru maka poin yang sudah
diperoleh akan hangus atau menghilang.
10) Selain bertugas sebagai juri dan membacakan pertanyaan,
fasilitator juga bertugas mempengaruhi siswa agar jawabannya
salah. Tujuannya adalah agar permainan tersebut menjadi lebih
seru.
11) Pada akhir permainan, tentukan pemenang dengan cara
menghitung poin yang diperoleh masihng-masing kelompok.
12) Diskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikemukakan oleh
setiap kelompok yang terlibat dalam permainan.
13) Berilah ucapan selamat kepada pemenang dalam permainan
ini.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
36
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan journal internasional Chia-Wen Tsai,dkk (2015: 39)
dalam penelitiannya berjudul The Effects of Problem-Based Learning with
flipped Clasroom on Elementary Students’ Computing Skills :A case study of
the Production of Ebooks, pembelajaran dengan menggunakan model Problem
Based Learning dapat mengembangkan keterampilan siswa dan meningkatkan
kualitas tugas siswa. Melalui pembelajaran berdasarkan masalah kelas
menjadi lebih bermakna, waktu lebih efisien dan memungkinkan untuk diskusi
masalah tingkat yang lebih tinggi dalam pemecahan masalah. Guru juga dapat
menawarkan bantuan kepada siswa ketika mereka mengalami kesulitan dalam
pemecahan masalah dengan tepat. Pada penelitiannya pembelajaran setelah
satu semester kegiatan pembelajaran dalam lingkungan PBL, siswa
menegaskan rangkaian pemecahan masalah dan pembelajaran proses. Siswa
percaya bahwa PBL dapat meningkatkan motivasi belajar mereka dan mereka
mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Chia-Wen Tsai
dengan penelitian ini adalahpenelitian Chia-Wen Tsai untuk meningkatkan
motivasi belajar pada mata pelajaran ketrampilan komputing dalam produksi
Ebooks sedangkan penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung jawab
dan prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri Panambangan pada mata
pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
37
Berdasarkan journal internasional Joerg Zumbach, dkk (2004: 33)
dalam penelitiannya berjudul Using Multimedia to enhance Problem-based
Learning in Elementary School, model pembelajaran Problem Based Learning
terbukti dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar karena dapat
membangun pengetahuan dengan cara eksplorasi, diskusi dan elaborasi tanpa
intervensi guru langsung. Program PBL menawarkan siswa untuk belajar
secara alami dengan belajar eksplorasi. PBL mempengaruhi cara belajar siswa.
Pembelajaran pada kelas PBL bermakna mandiri. Jurnal Internasional Strobel,
J dan van Barneveld, A (2009: 55) mengatakan bahwa PBL signifikan lebih
efektif dari instruksi tradisional untuk melatih kompetensi dan ketrampilan
praktisi dan untuk mempromosikan retensi jangka panjang ketrampilan
pengetahuan yang diperoleh selama belajar pengalaman atau sesi pelatihan.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Joerg Zumbach
dengan penelitian ini adalah penelitian Joerg Zumbach untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa dan motivasi siswa dalam mata pelajaran multimedia
dikelas IV sedangkan penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung
jawab dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Panembangan pada mata
pelajaran PKn materi memiliki kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Jenis
penelitian yang dilakukan oleh Joerg Zumbach merupakan jenis penelitian
eksperimen sedangkan yang peneliti gunakan adalah PTK. Jadi sudah terlihat
jelas perbedaan yang dilaksanakan oleh Joerg Zumbachdengan penelitian ini.
Baik dari mata pelajaran, variabel maupun penelitiannya.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
38
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V diperoleh penjelasan
keadaan atau kondisi pada proses pembelajaran PKn yaitu kurangnya sikap
tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas dan prestasi belajar yang
diperoleh siswa belum maksimal. Maka dibutuhkan suatu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara merubah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantu media
video dan permainan hilang poin. Penggunaan model pembelajaran melalui
Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan sikap tanggung
jawab dan prestasi belajar siswa pada setiap siklus.
Sesuai penjelasan di atas, maka didapati kerangka pikir yang menjadi
sebuah gambaran pada penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam
penelitian. Adapun Kerangka Pikir penelitian tindakan kelas sebagai berikut.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017
39
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
1. Penggunaan model Problem Based Learning berbantu media video dan
permainan hilang poin dapat meningkatkan sikap tanggung jawab siswa
pada mata pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama di kelas
V SD Negeri Panembangan
2. Penggunaan model Problem Based Learning berbantu media video dan
permainan hilang poin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama di kelas V SD
Negeri Panembangan
• Belum menggunakan
model pembelajaran
yang inovatif.
• Rendahnya sikap
tanggung jawab dan
prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran
PKn.
KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR
SIKLUS I
• Guru menerapkan
model pembelajaran
PBL berbantu media
video.
• Melalui model
pembelajaran PBL
berbantuan media video
dapat meningkatkan
sikap tanggung jawab
dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran PKn
di kelas V.
REFLEKSI
TERCAPAINYA
KEBERHASILAN
PEMBELAJARAN
BELUM
TERCAPAINYA
KEBERHASILAN
PEMBELAJARAN
SIKLUS II
• Guru menerapkan
model pembelajaran
PBL berbantu media
video.
SIKLUS ?
Upaya Meningkatkan Sikap..., Dessely Catursari, FKIP UMP, 2017