BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur...

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia selain itu, berpikir merupakan aktivitas yang selalu dilakukan manusia bahkan ketika sedang tidur. Bagi otak, berpikir dan menyelesaikan masalah merupakan pekerjaan paling penting, bahkan dengan kemampuan yang tidak terbatas. Sehingga Berpikir merupakan salah satu daya paling utama dan menjadi ciri khas yang membedakan manusia dari hewan. Menurut Suwarma (2009: 3) berpikir adalah suatu kegiatan mental yang memperoleh pengetahuan, dan dalam proses belajar mengajar kemampuan berpikir dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalaui persoalan pemecahan masalah. Sedangkan menurut Alvonco (2012) juga mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah proses otak mengolah dan menterjemahkan informasi (stimulus) yang masuk melalui panca indra dengan kebahagian otak sadar atau bawah sadar yang menghasilkan arti dan sejumlah konsep. Santrock (2014: 9) juga mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori. Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, alasan, berpikir kritis, 7 Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia selain itu, berpikir merupakan aktivitas

yang selalu dilakukan manusia bahkan ketika sedang tidur. Bagi otak,

berpikir dan menyelesaikan masalah merupakan pekerjaan paling penting,

bahkan dengan kemampuan yang tidak terbatas. Sehingga Berpikir

merupakan salah satu daya paling utama dan menjadi ciri khas yang

membedakan manusia dari hewan.

Menurut Suwarma (2009: 3) berpikir adalah suatu kegiatan mental

yang memperoleh pengetahuan, dan dalam proses belajar mengajar

kemampuan berpikir dapat dikembangkan dengan memperkaya

pengalaman yang bermakna melalaui persoalan pemecahan masalah.

Sedangkan menurut Alvonco (2012) juga mengemukakan pendapatnya

bahwa berpikir adalah proses otak mengolah dan menterjemahkan

informasi (stimulus) yang masuk melalui panca indra dengan kebahagian

otak sadar atau bawah sadar yang menghasilkan arti dan sejumlah konsep.

Santrock (2014: 9) juga mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir

adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori. Berpikir

sering dilakukan untuk membentuk konsep, alasan, berpikir kritis,

7

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

8

membuat keputusan, berpikir kreatif dan memecahkan masalah. Sehingga

siswa dapat berfikir mengenai hal-hal konkret. Jika berpikir merupakan

bagian dari kegiatan yang selalu dilakukan otak untuk mengorganisasi

informasi guna mencapai suatu tujuan, maka berpikir kritis merupakan

bagian dari kegiatan berpikir yang juga dilakukan otak.

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa berpikir

adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak untuk mengubah

informasi dan mengolah informasi untuk mendapatkan suatu pengetahuan

dan membentuk suatu konsep, alasan, berpikir kritis, membuat keputusan,

berpikir kreatif dan memecahkan suatu masalah.

Menurut Santrock (2014: 11) bahwa berpikir kritis yaitu berpikir

reflektif, produktif dan mengevaluasi bukti, Sejalan dengan pendapat

Desmita (2010: 161) yang berpendapat bahwa pemikiran kritis merupakan

pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam,

mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan

perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-

informasi yang datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), dan

berpikir secara reflektif dan evaluatif. Berpikir kritis adalah suatu

kemampuan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran disekolah

karena siswa di sekolah tidak hanya harus mengingat dan menyerap secara

pasif berbagai informasi baru, melainkan mereka perlu berbuat lebih

banyak bagaimana berpikir secara kritis dan memiliki kesadaran akan diri

dan lingkungan, maka dari itu pendidik di sekolah haruslah mampu

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

9

membangun siswa untuk berpikir secara kritis. Menurut Sternber

(Desmita: 2010) berpendapat bahwa ada beberapa usulan untuk

mengembangkan pemikiran kritis pada anak yaitu (1) mengajarkan anak

menggunakan proses-proses berpikir yang benar; (2) mengembangkan

strategi-strategi pemecahan masalah; (3) meningkatkan gambaran mental

mereka; (4) memperluas landasan pengetahuan mereka; (5) memotivasi

anak untuk menggunakan ketrampilan-keterampilan berpikir yang baru

saja dipelajari. Selain itu Johnson (2007: 183) juga berpendapat berpikir

kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan

dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian

ilmiah. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang

memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan

dan pendapat mereka sendiri. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk

mencapai pemahaman yang mendalam, pemahaman yang mendalam yaitu

pemahaman yang membuat kita mengerti maksud di balik ide yang

mengarahkan hidup kita setiap hari.

Matematika sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat jelas

mengandalkan proses berpikir, dipandang sangat baik untuk diajarkan

pada siswa karena didalamnya terkandung aspek-aspek yang secara

langsung menuntut siswa untuk berpikir secara kritis. Selain itu juga

dalam pembelajaran matematika proses berpikir itu merupakan suatu hal

yang penting karena matematika pada hakekatnya berkenaan dengan

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

10

struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui

proses penalaran. Sering kali tujuan utama dari pembelajaran matematika

tidak lain untuk membiasakan agar siswa mampu berpikir logis, kritis dan

sistematis. Oleh karena itu, maka dalam mempelajari matematika kurang

tepat bila dilakukan dengan cara menghafal, namun matematika dapat

dipelajari dengan baik dengan cara mengerjakan latihan-latihan. Dalam

mengerjakan latihan-latihan tersebut mulai berpikir bagaimana

menyelesaikan masalah tersebut dengan benar dan juga dengan proses

yang sistematis maka diperlukan sebuah kegiatan berpikir kritis. Apabila

dalam pembelajaran matematika yang dominan mengandalkan

kemampuan daya pikir maka perlu membina kemampuan berpikir siswa

khususnya berpikir kritis agar mampu mengatasi permasalahan

pembelajaran matematika tersebut yang materinya cenderung bersifat

abstrak.

Menurut Ennis (1993: 180) “critical thinking is reasonable

reflective thinking focused on decending what to believe or do” yang

mempunyai makna bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan

(masuk akal) dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan tentang apa

yang harus dipercaya atau dilakukan. Hal ini berarti didalam berpikir kritis

diarahkan kepada rumusan-rumusan yang memenuhi kriteria berpikir kritis

hal ini dilakukan agar dapat membuat suatu keputusan. Berpikir kritis

terdapat atas tiga tingkat yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi.

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

11

Selain itu terdapat dua belas indikator berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima kemampuan berpikir yang diungkapkan oleh

Ennis (1985) yaitu (a) memberikan penjelasan dasar (elementary

clarification), (b) membangun ketrampilan dasar (basic support), (c)

membuat inferensi (inference), (d) membuat penjelasan lebih lanjut

(advanced clarification) dan (e) mengatur strategi dan taktik (strategies

and tactics). Kedua belas kemampuan tersebut adalah : (1) memfokuskan

sebuah pertanyaan. (2) menganalisis suatu argumen. (3) bertanya dan

menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang. (4)

mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. (5) mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi (pengamatan). (6) membuat dan

menilai secara umum ke khusus (deduksi), apakah pertanyaan tersebut

bersifat benar. (7) membuat dan menilai secara khusus ke umum (induksi),

apakah pertanyaan bersifat benar. (8) membuat dan menilai

(mempertimbangkan nilai keputusan. (9) menegaskan dan

mempertimbangankan ketentuan. (10) mengidentifikasi asumsi. (11)

memutuskan suatu tindakan. (12) menyusun, menyatukan, membuat dan

mempertahanka argumen yang baru.

Sedangkan Siegel (2003) memiliki pendapat sendiri mengenai

kemampuan berpikir kritis, menurutnya berpikir kritis merupakan sikap

berani memberikan pendapat yang berbeda dari yang lain, mengakui dan

menegaskan sebuah argumen berdasarkan aturan yang berlaku. Disini

ketika terdapat sebuah masalah, siswa terlebih dahulu mencari kebenaran

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

12

informasi yang didapatnya, sehingga untuk menyelesaikan masalah

tersebut siswa berani menyampaikan pendapat yang berbeda apabila

pernyataan tersebut tidak sesuai. Kemudian ketika siswa dapat mengakui

sebuah argumen apabila ia telah menegaskan argumen tersebut sesuai

aturan yang berlaku.

Selain pendapat mengenai berpikir kritis Siegel (2003) juga

mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kemampuan dalam berpikir

kritis yaitu : (1) kemampuan untuk memberikan pendapat yang baik saat

mengevaluasi dan menilai suatu argumen, hal itu dilakukan untuk menilai

berdasarkan pedoman darimana argumen tersebut di dapatkan, sehingga

mereka dapat meyakini, menilai dan mengambil tindakan yang baik.(2)

kemampuan untuk menilai berdasarkan pada pedoman, hal ini dilakukan

untuk membenarkan suatu argumen sehingga argumen dapat dipercaya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulakan bahwa

kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan seseorang untuk

mampu berfikir secara beralasan dan reflektif yang berfokus untuk

menganalisis, menilai dan mengevaluasi suatu argumen yang dapat

dipercaya kebenaranya untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu

permasalahan matematika.

Ketika siswa berpikir kritis dalam matematika, mereka membuat

keputusan-keputusan yang beralasan atau pertimbangan tentang apa yang

dilakukan dan dipikirkan. Dengan kata lain, siswa mempertimbangkan

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

13

kriteria terhadap keputusan yang bijaksana dan tidak menebak dengan

mudah atau menerapkan suatu rumus tanpa menilai relevansinya.

Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas

tentang kemampuan berpikir kritis, maka indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa mampu memberikan argumen secara tepat.

Kemampuan siswa untuk memberikan suatu argumen atau

pendapat dengan berdasarkan dari mana argumen itu didapat, sehingga

siswa dapat meyakini kebenaran suatu argumen.

2. Siswa mampu untuk menganalisis suatu argumen berdasarkan

ketentuan.

Kemampuan siswa untuk merinci informasi yang ada ke dalam

bagian-bagian tahap penyelesaian sehingga bagian tersebut secara

keseluruhan dapat dipahami dengan mudah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

3. Siswa mampu menilai dan mengevaluasi argumen berdasarkan

pedoman

Kemampuan siswa untuk membenarkan atau memberi sebuah

penegasan pada argumen tersebut sehingga argumen tersebut dapat

dipercaya.

2. Kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan

tingkah laku yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

14

menghadapi kehidupan sehari-hari. Kepribadian individu relatif stabil dan

memungkinkan orang lain untuk memprediksi pola pikir atau tindakan

yang akan diambil. Menurut Feist (2014: 4) menyatakan bahwa

kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif

permanen dan memberikan, baik konsisten maupun individualitas pada

perilaku seseorang. Sejalan dengan pendapat Santrock (2008) kepribadian

adalah pemikiran, emosi, dan perilaku khas seseorang dalam beradaptasi

dengan lingkungannya.

Menurut Yusuf (2011: 3) kepribadian merupakan terjemahan dari

bahasa inggris personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa

latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam

suatu permainan atau pertunjukan. Dalam kehidupan sehari-hari kata

kepribadian digunakan untuk menggambarkan: (1) identitas diri, jati diri

seseorang, seperti: “ Saya seorang yang terbuka” atau “ Saya seorang

pendiam”, (2) kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain,

seperti: “ Dia agresif” atau “ Dia jujur” dan (3) fungsi-fungsi kepribadian

yang sehat atau bermasalah, seperti: “Dia baik” atau “ Dia pendendam”.

Sedangkan menurut Dashiel (Yusuf, 2011: 3) mengemukakn bahwa

kepribadian sebagai gambaran total tentang tingkah laku individu yang

terorganisasi.

Menurut Allport (Yusuf, 2011: 4) kepribadian yaitu “ personality

is the dynamic organization within the individual of those psychophysical

systems that determine his unique adjustment to his environment” yang

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

15

berarti kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri

individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang

unik terhadap lingkungannya. Serta menurut Sudarsono (Yuwono,2010)

yang membedakan peserta didik yang satu dengan yang lainnya adalah

perbedaan tingkah laku. Perbedaan ini disebut kepribadian yang

menggambarkan tingkah laku secara deskriptif tanpa memberi nilai.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kepribadian adalah gambaran tentang baik buruknya

tingkah laku, emosi, tindakan, pemikiran seseorang yang mencerminkan

dirinya sendiri dalam beradaptasi dengan lingkungannya sebagai suatu ciri

yang khas dalam dirinya.

3. Penggolongan Tipe Kepribadian

Menurut Keirsey (1984) kepribadian digolongkan menjadi 4 tipe

yaitu: guardian, artisan, rational, dan idealist. Menurut David Keirsey

penggolongan ini di dasarkan pada bagaimana seseorang memperoleh

energinya (extrovert dan introvert), bagaimana seseorang mengambil

informasi (sensing danintuitive), bagaimana seseorang membuat keputusan

(thinking danfeeling), dan bagaimana gaya dasar hidupnya (judging dan

perceiving). Tentunya masing-masing tipe kepribadian tersebut akan

mempunyai karakter yang berbeda dalam menyelesaikan masalah

matematika. Tipe kepribadiannya dinamakan sebagai The Keirsey

Temperatur Sorter (KTS) dengan tujuan untuk membantu manusia lebih

memahami dirinya sendiri.

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

16

Seseorang yang lebih memilih untuk menjadi sumber energi dan

suka dengan dunia luar lebih ke arah extrovert, sedangkan orang yang

lebih suka menyendiri dan membangkitkan energi lebih ke arah introvert.

Perbedaan extrovert dari introvert adalah cara bersosialisasi. Extrovert

suka bergaul, menyukai interaksi sosial dan berfokus pada dunia luar.

Sedangkan introvert tidak suka bergaul dengan banyak orang, mampu

bekerja sendiri, fokus konsentrasi dan segala hal. Dalam istilah

kepribadian extrovert ditulis sebagai E dan introvert ditulis I.

Seseorang yang mempunyai sensing (S) mendeskripsikan dirinya

menjadi orang yang praktis, sedangkan orang yang mempunyai intuitive

(N) mendeskripsikan dirinya menjadi orang yang innovative. Sensing

berpegang teguh terhadap hal-hal yang nyata, praktis, realistis dan melihat

data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman, data

kongkrit serta fokus pada masa kini (apa yang bisa diperbaiki sekarang).

Sedangkan intuitive melihat informasi dengan menggunakan pola dan

hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat kemungkinan yang

akan terjadi, memilih cara yang unik dan berfokus pada masa depan (apa

yang mungkin dicapai pada masa mendatang).

Seseorang yang thinking (T), lebih bersikap adil dalam mengambil

keputusan. Mereka cenderung lebih menggunakan logika dan kekuatan

analisa untuk mengambil keputusan, kaku serta keras kepala. Mereka

menerapkan prinsip dengan konsisten dan bagus dalam melakukan analisa.

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

17

Sedangkan feeling (F) lebih melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai

sosial yang dipercaya ketika mengambil keputusan.

Judging (J) adalah seseorang yang bertumpu pada rencana yang

sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur serta tidak suka

hal-hal yang mendadak dan di luar perencanaan. Mereka selalu ingin

mengikuti rencana tersebut. bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur

dan perencanaan langkah demi langkah. Sedangkan perceiving (P) lebih

bersikap fleksibel dan bertindak secara bebas untuk melihat beragam

peluang yang muncul. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi

mendadak.

Berdasarkan pada ke empat temperamen, akan diuraikan gaya

belajar pada masing-masing tipe kepribadian menurut Keirsey dan Bates

(Yuwono : 2010) yaitu sebagai berikut:

a. Tipe Guardian

Tipe guardian adalah tipe yang menyukai kelas dengan model

tradisional. Siswa dengan tipe ini menyukai pengajar yang dalam

menjelaskan materi secara terstruktur dan sangat jelas. Sebelum

mengerjakan tugas, tipe guardian menghendaki instruksi yang

mendetail, termasuk kegunaan dari tugas tersebut. selain itu tipe

guardian juga mempunyai kebiasaan yang baik dalam belajar yaitu

pada saat mengerjakan tugas secara tepat waktu dan teliti. Tipe ini

mempunyai ingatan yang kuat. Meskipun tidak selalu berpartisipasi

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

18

dalam kelas diskusi, tetapi tipe ini menyukai saat tanya-jawab dengan

guru.

b. Tipe Artisan

Pada dasarnya tipe ini menyukai perubahan dan tidak tahan

terhadap kestabilan. Artisan selalu aktif dalam segala keadaan dan

selalu ingin menjadi perhatian dari semua orang, baik guru maupun

teman-temannya. Bentuk kelas yang disukai adalah kelas dengan

media presentasi, karena dengan demikian tipe ini dapat menunjukkan

kemampuannya. Artisan akan bekerja dengan keras apabila dirangsang

dengan suatu konteks. Segala sesuatunya ingin dikerjakan dan

diketahui secara cepat, bahkan sering cenderung terlalu tergesa-gesa.

Artisan akan cepat bosan, apabila pengajar tidak mempunyai teknik

yang berganti-ganti dalam mengajar.

c. Tipe Rational

Tipe rational menyukai penjelasan yang didasarkan pada

logika. Tipe ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Setelah diberikan

materi oleh guru, biasanya rational mencari tambahan materi melalui

membaca buku. Rational menyukai guru yang dapat memberikan tugas

tambahan secara individu setelah pemberian materi. Cara belajar yang

paling disukai adalah penemuan dan pemecahan masalah. Kelompok

ini cenderung mengabaikan materi yang dirasa tidak perlu atau

membuang waktu, oleh karenanya, dalam setiap pemberian materi,

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

19

guru harus dapat meyakinkan kepentingan suatu materi terhadap

materi yang lain.

d. Tipe Idealist

Tipe idealist lebih menyukai untuk menyelesaikan tugas secara

pribadi dari pada diskusi kelompok. Tipe ini selalu ingin meningkatkan

kegunaan diri dan tipe ini dapat memandang persoalan dari berbagai

perspektif. Menyukai membaca, dan juga menyukai menulis. Oleh

karena itu, idealist kurang cocok dengan bentuk tes objektif, karena

tidak dapat mengungkap kemampuan dalam menulis. Kreativitas

menjadi bagian yang sangat penting bagi seorang idealist. Kelas besar

sangat mengganggu idealist dalam belajar, sebab lebih menyukai kelas

kecil dimana setiap anggotanya mengenal satu dengan yang lain.

Menurut Keirsey (1998: 12) mengelompokkan jenis-jenis tipe

kepribadian yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jenis Pengelompokkan Tipe Kepribadian

Jenis Pengelompokan Tipe Kepribadian

ESTJ, ISTJ, ESFJ, ISFJ Guardian

ESTP, ISTP, ESFP, ISFP Artisan

ENTJ, INTJ, ENTP, INTP Rational

ENFJ, INFJ, ENFP, INFP Idealist

Keterangan:

E = Extrovert (terbuka) I = Introvert (tertutup)

S = Sensing (pancaindra) N = Intuitive (intuisi)

T = Thinking (berpikir) F = Feeling (perasaan)

J = Judging (menilai) P = Perceiving (mengamati)

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

20

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas , maka

indikator pengelompokan tipe kepribadian siswa yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Indikator pengelompokan tipe kepribadian siswa

Jenis Pengelompokan Tipe Kepribadian

ESTJ, ISTJ, ESFJ, ISFJ Guardian

ESTP, ISTP, ESFP, ISFP Artisan

ENTJ, INTJ, ENTP, INTP Rational

ENFJ, INFJ, ENFP INFP Idealist

4. Kajian Materi Kesebangunan dan Kekongruenan

Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kesebangunan dan kekongruenan berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP) di

sekolah SMP semester ganjil.

SK: 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah.

KD: 1.1. Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan

kongruen.

Indikator 1.1.1 Mengidentifikasi dua bangun datar sebangun atau

kongruen

1.1.2 Mengidentifikasi dua segitiga yang berkaitan

dengan sifat-sifat kesebangunan

1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

menghitung luas dari bangun-bangun yang

sebangun

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

21

1.3. Menggunakan konsep kesebangunan dalam pemecahan

masalah.

Indikator 1.3.1 Memecahkan masalah yang melibatkan

kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan berpikir kritis matematis ditinjau dari

tipe kepribadian David Keirsey telah dilakukan oleh beberapa peneliti

terdahulu. Peneliti yang berkaitan dengan berpikir kritis matematis

diantaranya adalah:

1. Ismaimuza (2011) menyatakan hasil penelitiannya adalah terdapat

penjenjangan kelompok dalam penelitian kemampuan berpikir kritis

matematis siswa jenjang kelompoknya yaitu kelompok tinggi, kelompok

sedang dan kelompok rendah dan presentase tiap kelompok berpikir kritis

tinggi adalah 87,50, sedang adalah 64,64 dan rendah adalah 48,85.

2. Hidayanti (2016) menyatakan hasil penelitiannya bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa pada jenjang SMP tergolong rendah. Hal ini

dikarenakan siswa yang memenuhi masing-masing indikator kemampuan

berpikir kritis siswa masih dibawah 50%. Peneliti menggunakan 3

indikator yaitu indikator analisis, evaluasi dan inferensi, dan semua

indikator terlihat masih tergolong rendah. Presentasi indikator kemampuan

berpikir kritis adalah pada indikator analisis siswa tergolong rendah yaitu

sebanyak 23% siswa yang menganalis dengan baik, dan pada indikator

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

22

evaluasi dan inferensi juga masih rendah karena 100% siswa tidak dapat

melakukan evaluasi dan inferensi.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-

sama memfokuskan pada kemampuan berpikir kritis siswa. Perbedaan

pada penelitian di atas yaitu memfokuskan pada penjenjangan dari

keseluruhan siswa dalam kemampuan berpikir kritis, sedangkan penelitian

ini memfokuskan kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan tipe

kepribadian David Keirsey.

Sedangkan penelitian yang berkaitan dengan tipe kepribadian

adalah sebagai berikut :

a. Yuwono (2010) menyatakan hasil penelitiannya adalah setiap siswa

berbeda-beda dalam memahami masalah matematika dilihat dari

masing-masing tipe kepribadiannya. Hal tersebut dapat diketahui yaitu

pada tipe guardian dan artisan siswa tidak dapat menuliskan apa yang

diketahui dan ditanyakan dalam soal sedangkan tipe rational dan

idealist mampu menuliskan apa yang ditanya dan diketahui dalam soal.

b. Dewiyani (2011) menyatakan hasil penelitiannya adalah karakter

maupun atribut soft skills setiap mahasiswa itu berbeda dan dapat

ditingkatkan melalui pengenalan terhadap profil proses berpikir

berdasarkan tipe kepribadiannya.

Persamaan penelitian tersebut adalah sama-sama meninjau dari tipe

kepribadian, yaitu tipe kepribadian guardian, artisan, rational dan idealist.

Perbedaan penelitian di atas adalah memfokuskan siswa dengan masing-

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

23

masing tipe kepribadian, sedangkan penelitian ini focus kepada

kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan tipe kepribadiannya.

C. Kerangka pikir

Kerangka pikir bertujuan untuk memperoleh kejelasan mengenai

variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah

kemampuan berpikir kritis dan tipe kepribadian David Keirsey.

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak

untuk mengubah informasi dan mengolah informasi untuk mendapatkan suatu

pengetahuan dan membentuk suatu konsep, alasan, berpikir kritis, membuat

keputusan, berpikir kreatif dan memecahkan suatu masalah.

Berpikir kritis matematis adalah kemampuan seseorang untuk mampu

berfikir secara beralasan dan reflektif yang berfokus untuk menganalisis,

menilai dan mengevaluasi suatu argumen yang dapat dipercaya kebenaranya

untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu permasalahan matematika.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

menguasai kemampuan berpikir kritis yaitu dengan memahami karakteristik

siswa. Salah satu karakterisitik siswa yang perlu diperhatikan dalam proses

pembelajaran yaitu berkenaan dengan tipe kepribadian siswa. Kepribadian

adalah gambaran tentang baik buruknya tingkah laku, emosi, tindakan,

pemikiran seseorang yang mencerminkan dirinya sendiri dalam beradaptasi

dengan lingkungannya sebagai sesuatu ciri yang khas dalam dirinya. Kirsey

menggolongkan tipe kepribadian menjadi 4 tipe, yaitu guardian, artisan

rational dan idealist.

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/1188/3/BAB II.pdf10 struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses penalaran.

24

Tipe kepribadian antar siswa memliki ciri-ciri khusus dalam

pembelajaran, sehingga setiap siswa mempunyai tipe kepribadian yang

berbeda. Dari kepribadian yang berbeda dimungkinkan akan mengakibatkan

kemampuan berpikir kritis yang berbeda Mengingat bahawa tipe kepribadian

dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa beragam, maka guru sebagai

seorang pendidik yang berkualitas harus mampu membuat siswa

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan guru dapat

memilih metode pembelajaran yang tepat. Sehingga siswa dapat terdorong dan

termotivasi untuk lebih aktif dalam berpikir kritis. Maka dengan

termotivasinya siswa dalam belajar matematika maka kemungkinan besar

tingkat kemampuan berpikir kritis siswa akan jauh lebih baik lagi. Hal ini

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap tipe kpribadian

siswa dan kemampuan berpikir kritis matematis guna mengetahui gambaran

kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari tipe kepribadian

David Keirsey.

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Yani, fkip, 2017