BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf ·...

36
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Anthony Robbins dalam Al-Tabany (2014: 17) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengalaman) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: 1) Menciptakan hubungan, 2) Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan 3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru. Belajar bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Gagne dalam Susanto (2013: 2) mendefinisikan belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Gagne selanjutnya dalam teori yang disebut The domains of learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: Keterampilan motoris (Motoris skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, sikap (attitude). 10 Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Anthony Robbins dalam Al-Tabany (2014: 17) mendefinisikan belajar

sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengalaman) yang

sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini

dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: 1) Menciptakan hubungan,

2) Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan 3) Sesuatu

(pengetahuan) yang baru. Belajar bukan berangkat dari sesuatu yang

benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua

pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Gagne dalam Susanto (2013: 2) mendefinisikan belajar dimaknai

sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Gagne juga menekankan bahwa

belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan

melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan

bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Gagne selanjutnya dalam teori

yang disebut The domains of learning, menyimpulkan bahwa segala

sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori,

yaitu: Keterampilan motoris (Motoris skill), informasi verbal, kemampuan

intelektual, strategi kognitif, sikap (attitude).

10

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Menurut Suyono (2014:9) belajar adalah suatu aktivitas atau suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam

konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut

pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan

dengan pengalaman (Experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali

melahirkan pengetahuan (Knowledge), atau a body of knowledge. Definisi

ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara

konvensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di

alam, kemudian siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan

menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.

Hamalik dalam Susanto (2012:45) juga menjelaskan bahwa belajar

adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman

(learning is defined as the modificator or strengthening of behavior

through experiencing). Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, suatu

kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar dengan

demikian bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, Hamalik juga

menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit),

sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku

dalam kegiatan belajar di sebabkan oleh pengalaman atau latihan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Slavin dalam Al-Tabany (2014: 18) mendefinisikan bahwa belajar adalah

“Lerning is usually defined as a change in an individual caused by

experience. Changes caused by development (such as growing taller) are

not instances of learning. Neither are characteristics of individuals that

are present at birth (such as reflexes and respons to hunger or pain).

However, humans do so mush learning from the day of their birth (and

some say earlier) that learning and development are inseparably linked”

“learning takes place in many ways, sometimes it is intentional, as when

students acquire information presented in a classroom or when they look

something up in encyclopedia. Sometimes it is unintentional, as in the case

of the child’s reaction to the needle. All sorts of learning are going on all

the time.”

Definisi dari slavin tersebut mengenai pengertian belajar dapat

diartikan bahwa Belajar secara umum dapat dipahami sebagai perubahan

pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena

pertumbuhan, perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak

lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat

sebelum lahir. Proses belajar itu sendiri terjadi melalui banyak cara, baik

disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu serta

menunjuk pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang

dimaksud yaitu perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.

Pengalaman dalam belajar merupakan interaksi antara individu dan

lingkungan sebagai sumber belajarnya.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta

didik secara optimal. Aktifitas yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran diarahkan pada upaya peningkatan potensi siswa secara

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

komprehensip, sehingga pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan

prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa

untuk belajar. Davies dalam Anurrahman (2009: 113) mengingatkan

beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan

prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu:

1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya

sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar

tersebut untuknya.

2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk

setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.

3) Seorang murid belajar menurut lebih banyak bilamana setiap langkah

segera diberikan penguatan (reinforcement) .

4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajara,

memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk memperlajari sendiri,

maka murid lebih termotivasi untuk belajar, dan dia akan belajar dan

mengingat lebih baik.

c. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran

Anurrahman (2009: 114) menyatakan ada beberapa prinsip belajar

yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran diantaranya, yaitu:

1) Prinsip perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki

keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

diperlukan adanya motivasi. Motivasi merupakan tenaga pendorong

bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu

dengan penuh semangat

2) Prinsip transfer dan retensi

Berkenaan dengan proses transfer dan retensi yang memiliki

beberapa prinsip, guru hendaknya lebih cermat dalam mengemas

suatu pembelajaran karena dengan bahan ajar yang bermakna, latihan-

laithan yang dilaksanakan akan memungkinkan retensi lebih baik bagi

siswa.

3) Prinsip keaktifan

Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan

mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh

setiap guru di dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar diatandai

oleh adanya ketertiban secara optimal, baik intelektual, emosional,

dan fisik jika dibutuhkan.

4) Prinsip keterlibatan langsung

Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran memiliki

intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak

hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi

terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan

atau mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini

berarti siswa aktif mengamati dan melakukan proses belajar sendiri.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

5) Prinsip pengulangan

Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat

terhadap prinsip pengulangan ini adalah teori psikologi daya.

Berdasarkan teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada

manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati,

menanggapi dan sebagainya.

6) Prinsip tantangan

Deporter dalam Anurrahman (2009: 125) mengemukakan bahwa

studi-studi menunjukan bahwa siswa lebih banyak belajar jika

pelajarannya memuaskan, menantang, ramah, dan mereka memiliki

peran di dalam pengambilan keputusan. Tantangan di sini diharapkan

dapat membuat siswa mengabaikan aktivitas lain yang dapat

mengganggu kegiatan belajar dalam suatu kegiatan pembelajaran yang

berlangsung.

7) Prinsip balikan dan penguatan

Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan

implementasi dari teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui

Teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari

Thorndike yaitu Low Of Effect. Hukum belajar ini menyatakan bahwa

siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

8) Prinsip perbedaan individu

Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode dan

teknik-teknik evaluasi yang akan dipergunakan, maka guru terlebih

dahulu dituntut untuk memahami karakteristik siswa dengan baik.

Pengenalan terhadap siswa dalam interaksi belajar mengajar,

merupakan faktor yang sangat mendasar dan penting untuk dilakukan

oleh setiap guru agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat

menyentuh kepentingan siswa, minat-minat mereka, kemampuan serta

berbagai karakteristik lain yang terdapat pada siswa.

d. Pengertian Pembelajaran

Arifin (2013: 10) mendefinisikan kata pembelajaran lebih

menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh

yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan kata

pengajar lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas. Kata

pembelajaran dengan demikian memiliki ruang lingkup yang lebih luas

dari pada kata pengajaran. Pembelajaran dalam arti luas adalah suatu

proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yaitu bersifat interaktif

dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber

belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas

maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk

menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Hamruni (2012: 48-54) menyatakan bahwa pembelajaran harus

diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan

dalam kehudpan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang

harus dimiliki, meliputi kompetensi akademik, kompetensi okupasional,

kompetensi kultural. Makna belajar bukan hanya mendorong anak agar

mampu menguasai sejumlah materi pelajaran, tetapi agar anak memiliki

sejumlah kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul

sesuai dengan perubahan pola kehidupan masyarakat. Hakikat dan makna

pembelajaran ditandai oleh beberapa ciri berikut ini.

1) Pembelajaran adalah proses berpikir

Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan pada

proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara

individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses

pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi

pengetahuan materi pelajaran, tetapi pada kemampuan siswa untuk

memperoleh pengetahuannya sendiri (Self regulated).

Asumsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah bahwa

pengetahuan itu tidak datang dari luar, tapi dibentuk oleh individu itu

sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya. Atas dasar asumsi

itulah pembelajaran berpikir memandang bahwa mengajar bukanlah

memindahkan pengetahuan dari guru pada siswa, melainkan suatu

aktivitas yang memungkinkan siswa dapat membangun sendiri

pengetahuannya. (Hamruni, 2012: 28)

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

2) Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak

secara maksimal. Menurut beberapa ahli, otak manusia terdiri atas dua

bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Masing-masing belahan otak

memiliki spesialisai dalam kemampuan-kemampuan tertentu.

3) Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat

Belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan

pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu

dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Manusia

akan dihadapkan pada berbagai rintangan, manakala rintangan sudah

dilaluinya, maka manusia akan dihadapkan pada tujuan atau masalah

baru, untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan dihadapkan pada

rintangan baru pula, yang kadang-kadang rintangan baru itu semakin

berat. (Hamruni, 2012:52)

2. Efektivitas Pembelajaran

Vygotsky dalam Al-Tabany (2014: 21) berpendapat bahwa belajar adalah

proses sosial konstruksi yang berhubungan dengan bahasa dan interaksi

sosial. Soesmosasmito (1988) dalam Al-Tabany (2014: 22) memaparkan

persyaratan suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif. Keefektifan

pembelajaran dapat tercapai jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

belajar mengajar.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa.

c. Ketetapan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa

(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, dan

d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,

mengembangakan struktur kelas yang mendukung butir (b), tanpa

mengabaikan butir (d).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dengan

melewati berbagai pengalaman melaui sebuah proses kegiatan yang

dinamakan dengan pembelajaran. Peran guru dalam proses belajar sebagai

instruktur yang memberikan arahan kepada peserta didik dalam proses

belajar, sekaligus guru juga harus dapat mengoptimalkan perannya baik

sebagai fasilitator maupun motivator. Pembelajaran yang baik akan

menciptakan hubungan komunikasi yang baik, komunikasi guru dengan

siswa, siswa dengan siswa yang lain dan siswa dengan lingkungan belajarnya.

3. Hakikat IPA dan Pengajarannya

Trianto (2010: 136) menyatakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan baigan dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari

bahasa inggris science, kata science berasal dari kata dalam bahasa latin

science yang berarti saya tahu. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda

yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik

yang sedang diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Menurut Prihanto.dkk dalam Trianto (2010: 137) mengatakan bahwa IPA

hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk,

IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan

konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan

untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-

produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi

yang dapat memberi keudahan bagi kehidupan. Secara umum IPA meliputi

tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan

salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang

lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis,

pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta

penemuan teori dan konsep.

Menurut Susanto (2013: 166) ilmu pengetahuan alam, sering disebut juga

dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan

salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia,

termausk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata

pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik,

mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Masalah yang

dihadapi dunia pendidikan saat ini salah satunya yaitu masalah lemahnya

pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah.

Proses pembelajaran yang terjadi selama ini belum sepenuhnya dapat

mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat

dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan

sehari-hari.

a. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan

konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri,

seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Adapun tujuan

pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar

Pendidikan (2006) dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Menurut Prihanto dalam Trianto (2010: 142) menyatakan sebagai alat

pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka

pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

1) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup

dan bagaimana bersikap.

2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.

3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

4) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta

menghargai para ilmuwan penemunya.

5) Menggunkan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan.

b. Tugas Utama Guru dalam Pembelajaran IPA di SD

Pada umumnya, tugas-tugas guru sekolah dasar, baik yang mengajar

IPA atau sains maupun pelajaran yang lainnya adalah sama. Ditinjau dari

pengertian guru menurut Undang-undang Guru dan Dosen No.14 Tahun

2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik, baik pada jenjeng pendidikan usia dini, jalur

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendididkan menengah, serta di

perguruan tinggi.

Tugas seorang guru sebagaimana yang telah di kemukakan dalam

undang-undang guru tersebut sejalan dengan definisi guru yang

dikemukakan oleh Hasbulloh dalam Susanto (2013:178-179), Guru adalah

orang yang berfungsi sebagai pembimbing untuk menumbuhkan aktivitas

peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan. Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab

yang harus diemban serta harus diwujudkannya dalam kehidupan sehari-

hari sehingga guru dapat menjadi teladan untuk murid-muridnya. Oleh

karena itu, guru diminta untuk memenuhi beberapa kompetensi agar dapat

melaksanakan tugasnya dan tanggung jawabnya dengan optimal dan

professional. Ada dua unsur pokok dalam kecakapan atau kompetensi

mengajar harus dimiliki guru, yaitu: 1) Menguasai bidang pengetahuan;

dan 2) Menguasai keterampilan pedagogis atau kepiawaian dalam

menagajar.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

pembelajaran IPA diharapkan dapat menumbuhkan Sikap-sikap ilmuan

baik bagi guru maupun bagi peserta didik dalam hal ini siswa. Sikap

Ilmuan yang dimaksud yaitu: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak

tergesa-gesa, dan objektif terhadap fakta.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

4. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Arifin (2013:12) mendefinisikan kata prestasi berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar (achievement)

berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada

umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar

meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak

digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian,

olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Prestasi belajar

(achievement) memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik.

Mulyasa (2014: 189-190) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar,

sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan

seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan yang dilakukan

peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar. Makmun dalam Mulyasa

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

(2014:189) menjelaskan ciri-ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah

bersifat intensional, positif, dan efektif. Prestasi belajar dapat ditingkatkan

dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, karena prestasi

belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal.

Prestasi belajar jika dilihat dari beberapa fungsi di atas, maka betapa

pentingnya kita sebagai seorang guru mengetahui dan memahami prestasi

belajar peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok,

sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan

dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi

pendidikan. Dari beberapa pendapat tersebut, pengertian prestasi belajar

dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang didapat atau dicapai seseorang

setelah mengalami proses belajar yang dinyatakan dengan berubahnya

pengetahuan, tingkah laku, dan keterampilan melalui pengukuran dan

penilaian. Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memahami

faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor

eksternal.

b. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

seorang siswa,yaitu:

1) Faktor Internal

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a) Faktor Intelegensi kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah

yang didalamnya berfikir perasaan. Intelegensi ini memegang

peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa.

b) Faktor minat kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk

merasa tertarik pada bidang tertentu, ketika seorang siswa memiliki

minat yang tinggi maka siswa akan mantap untuk mempelajari atau

menekuni bidang tertentu.

c) Faktor keadaan fisik dan psikis keadaan fisik menunjukkan pada

tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani keadaan alat-alat indera dan

sebagainya. (Mulyasa, 2014:190)

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa

yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat di bagi

menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Faktor Guru

Guru sebagai tenaga pendidik miliki tugas menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengelola,

meneliti dan mengembangkan serta memberikan penalaran teknik

karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan

profesional.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

2) Faktor Keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi prestasi siswa, bahkan

mungkin dapat dikatakan menjadi fakta yang sangat penting,

karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah.

3) Faktor sumber-sumber belajar

Sumber-sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu

belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. (Mulyasa,

2014: 191-195)

5. Pengertian Model Pembelajaran

Sebelum membahas tentang model pembelajaran Snowball throwing

terlebih dahulu kita harus memahami apa itu model pembelajaran. Soekamto

dalam Al-Tabany (2014:24) mengemukakan maksud dari model

pembelajaran, yaitu: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar”, dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan

kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada

strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Ciri-ciri model pembelajaran tersebut ialah:

a) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya,

b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai),

c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil, dan

d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai. (Al-Tabany, 2014:24).

6. Model Pemelajaran Snowball Throwing

Model pembelajaran snowball throwing ini merupakan salah satu model

pembelajaran aktif (active learning), yang dalam pelaksanaannya banyak

melibatkan siswa. Peran guru dalam proses kegiatan belajarnya hanya sebagai

pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya

menertibkan jalannya pembelajaran. Keaktifan siswa akan terlihat dalam

proses pembelajaran snowball throwing ini, dimana siswa akan berlatih

memberikan arahan kepada teman sendiri atau sebagai tutor sebaya.

Menurut Suprijono (2013: 128) mengemukakan langkah-langkah model

pembelajaran snowball throwing sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi,

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi,

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada temannya,

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok,

5. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta ke

peserta didik yang lain selama kurang lebih 15 menit.

6. Setelah peserta didik mendapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian,

7. Evaluasi

8. Penutup.(Suprijono, 2013:128)

Sebelum menerapkan model pembelajaran snowball throwing, sebaiknya

mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran

ini, seperti yang dikutip dari (http://idtesis.com/model-pembelajaran-

snowball-throwing/) yang diakses pada hari Minggu, 13 Desember 2015.

Kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran snowball throwing

diantaranya sebagai berikut:

1) Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing adalah

a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti

bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

b) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan

pada siswa lain.

c) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa

tidak tahu pertanyaan soal yang dibuat temannya.

d) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun

langsung dalam praktik.

f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.

g) Ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat

tercapai.

2) Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing adalah

a) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi

sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.

b) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu

menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi

sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa

mendiskusikan materi pelajaran.

c) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga

siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama.

d) Memerlukan waktu yang panjang.

e) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.

f) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Model pembelajaran snowball throwing ini akan memberikan dampak

positif terhadap pemahaman konsep siswa. Pembelajaran akan memiliki

suasana belajar yang lebih menarik dan efektif, hal ini diharapkan mampu

meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar sehingga

pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi dapat meningkat. Selain

model pembelajaran sendiri, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi

pemahaman konsep siswa, salah satunya motivasi belajar siswa. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran snowball

throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang melibatkan

siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Penerapan model

pembelejaran ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan

kemapuan belajar dalam memperoleh pengetahuannya secara optimal.

7. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Menurut Hanafiah, N (2012:26) motivasi belajar merupakan kekuatan

(Power motivation), daya pendorong (Driving force), atau alat pembangun

kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar

secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka

perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Victory H. Vroom, dalam Majid (2013: 317-318) melalui

bukunya yang berjudul Work And Motivation menjelaskan suatu teori yang

disebutnya sebagai teori harapan. Menurut teori ini, motivasi merupakan

akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai dan dipikirkan oleh seseorang,

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

kemudian seseorang itu akan melakukan tindakan yang mengarah kepada

hasil yang diinginkannya tersebut. Artinya, apabila seseorang sangat

menginginkan sesuatu, maka jalan akan terlihat terbuka untuk

memperolehnya, dan yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Teori dari Vroom (1964) dalam Majid (2013:318) tentang Cognitive

Theory of Motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

melakukan sesuatu yang ia yakini tidak dapat melakukannya, sekalipun

hasil dari pekerjaan itu sangat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi

rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas,

2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika

berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk

mendapatkan outcome tertentu ),

3) Valensi, yaitu respons terhadap outcome seperti perasaan positif,

netral, atau negatif.

b. Fungsi Motivasi

1) Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta

didik.

2) Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta

didik.

3) Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

4) Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran

lebih bermakna (Hanafiah, N, 2012: 26)

c. Jenis Motivasi

1) Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah

atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya

kesadaran diri (Self awareness) dari lubuk hati yang paling dalam.

2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan

faktor-faktor di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian

nasihat dari gurunya, hadiah (Reward), kompetisi sehat antar peserta

didik, hukuman (Funishment),dan sebagainya.(Hanafiah, N, 2012: 26)

d. Prinsip Motivasi

Berikut merupakan beberapa prinsip yang ada di dalam motivasi.

1) Peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda sesuai

dengan pengaruh lingkungan internal dan eksternal peserta didik itu

sendiri.

2) Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan

pengalaman belajar yang baru akan menumbuhkembangkan motivasi

belajar peserta didik.

3) Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai pujian

dari pada hukuman.

4) Motivasi intrinsik peserta didik dalam belajar akan lebih baik dari

pada motivasi ekstrinsik, meskipun keduannya saling menguatkan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

5) Motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada

peserta didik yang lain.

6) Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika diesertai dengan

tujuan yang jelas.

7) Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan

implementasi keberagaman metode.

8) Bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar akan

menumbuhkembangkan motivasi belajar peserta didik.

9) Motivasi yang besar dapat mengoptimalkan potensi dan prestasi

belajar peserta didik.

10) Gangguan emosi siswa dapat menghambat terhadap motivasi dan

mengurangi prestasi belajar siswa.

11) Tinggi-rendahnya motivasi belajar berpengaruh terhadap tinggi-

rendahnya gairah belajar peserta didik.

12) Motivasi yang besar akan berpengaruh terhadap terjadinya proses

pembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

(Hanafiah, N, 2012:27)

e. Cara Membangkitkan Motivasi

Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan dalam

belajar. Guru juga menjadi salah satu faktor pendukung bagi seorang

siswa dalam mencapai keberhasilannya. Menurut Nanang (2012:28) ada

beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar menurut, yaitu:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

1) Peserta didik memperoleh pemahaman (comprehension) yang jelas

mengenai proses pembelajaran.

2) Peserta didik memperoleh kesadaran diri (Self Consciousness)

terhadap pembelajaran.

3) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik

secara link and match.

4) Memberi sentuhan lembut (Soft touch)

5) Memberikan hadiah (Reword)

6) Memberikan pujian dan penghormatan

7) Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya

8) Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat

9) Belajar menggunakan multi media

10) Belajar menggunakan multi metode

11) Guru yang kompeten dan humoris

12) Suasana lingkungan sekolah yang sehat.

Munandar (1992) dalam Uno (2009: 21) mengungkapkan ciri-ciri

indikator motivasi peserta didik, diantaranya sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu

yang lama, tidak berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.

4) Ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

5) Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan

prestasinya).

6) Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah.

7) Senang dan rajin belajar, penuh semangat, tidak cepat bosan dengan

tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya

(kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang

diyakininya tersebut).

8) Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

9) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan dorongan kuat yang dimiliki seseorang dalam melakukan

suatu hal yang ada dalam pikirannya. Keberhasilan siswa dapat dicapai

dengan menumbuhkan kembangkan motivasi yang ada di dalam dirinya siswa

tersebut. Guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa hendaknya

selalu berfikir inovatif dan kreatif dalam mengemas kegiatan belajar

mengajar, sehingga motivasi belajar siswa dalam belajarnya dapat meningkat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada hasil penelitian di bawah ini akan disajikan beberapa hasil penelitian

yang relevan dari beberapa sumber yang terkait dengan penelitian yang

dilaksanakan Hasil penelitian yang dimaksud yaitu hasil penelitian penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada pembelajaran IPA

antara lain sebagai berikut:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

Penelitian yang dilakukan oleh Pramella.dkk (2014) dengan judul penelitian

“Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing dan Motivasi Belajar

Terhadap Pemahaman Konsep IPA”. Merupakan penelitian eksperimen semu

(quasi experiment) yang dilaksanakan di sekolah dasar-sekolah dasar kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianyar. Data yang dikummpulkan dalam penelitian ini terdiri

dari dua jenis meliputi data pemahaman konsep IPA siswa dan data motivasi

belajar siswa. Data pemahaman konsep IPA dikumpulkan dengan menggunakan

instrument tes essay (uraian), sedangkan untuk data motivasi belajar siswa

dikumpulkan dengan menggunakan instrument non tes (kuisioner).

Hasil analisis data menunjukan dengan berdasarkan hasil analisis deskriptif

rata-rata skor pemahaman konsep kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

snowball throwing termasuk dalam kategori sangat tinggi ketika dibandingkan

dengan pemahaman konsep kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Siswa yang mengikuti model pembelajaran snowball throwing juga

memiliki motivasi belajar lebih tinggi jika dibandingakan dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berpengaruh

terhadap pemahaman konsep IPA siswa dimana pemahaman konsep IPA

kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran snowball throwing secara

keseluruhan berbeda dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran

konvensional, Selain itu terdapat adanya pengaruh interaksi antara model

pembelajaran dan motivasi belajar terhadap pemahaman konsep IPA pada siswa.

Pemahaman konsep IPA siswa yang mengikuti pembelajaran snowball throwing

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

dapat dibuktikan lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran

menggunakan pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Sandi, dkk (2014) dengan judul penelitiana “

Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPA

Dengan Kovariabel Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IV SD”. Penelitian

di lakukan di SD Gugus X. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian

eksperimen data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, terdiri dari dua jenis

meliputi data hasil belajar IPA dan kemampuan berpikir kreatif, untuk mengukur

hasil belajar IPA siswa digunakan tes dengan bentuk pilihan ganda, Sedangkan

data kemampuan berpikir kreatif dikumpulkan juga dengan menggunkan tes

uraian. Hasil analisis data yang didapat melalui uji ANAVA terdapat variabel

terikat hasil belajar IPA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan .

Penerapan model pembelajaran snowball throwing dengan model pembelajaran

konvensional, dengan F hitung = 11,71 lebih besar daripada F tabel (F hitung =

11,71 F(0,05) = 1,71). Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa rata-rata nilai

hasil belajar IPA siswa kelas IV SD No.2 Kaliuntu yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran snowball throwing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-

rata nilai hasil belajar IPA siswa IV SD No.3 Kaliuntu yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukan bahwa model

pembelajaran snowball throwing lebih unggul untuk meningkatkan hasil belajar

IPA dibandingkan model pembelajaran konvensional. Keunggulan model

pembelajaran snowball throwing dibandingkan model konvensional ini,

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

diakibatkan model snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran

aktif, yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa.

Dari hasil uji ANACOVA terdapat masing-masing variabel terikat hasil

belajar IPA dengan kovariabel kemampuan berpikir kreatif, menunjukkan siswa

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran snowball throwing lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional, hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung = 4,25 lebih besar daripada F

tabel = (F hitung = 16,560 F(0,005)(1:37) = 4,11. Dengan kata lain untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sekaligus hasil belajar IPA siswa kelas

IV SD di Gugus X Kelurahan Kaliuntu pada pembelajaran IPA (pokok bahasan

memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan)

penerapan model pembelajaran snowball throwing lebih unggul dibanding model

pembelajaran konvensional. Data menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan

model pembelajaran snowball throwing memenuhi tuntutan IPA yang diharapkan

yaitu, IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

model pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran dengan

pendekatan yang komprensif. Implementasi snowball throwing selain

memfasilitasi siswa untuk belajar konsep IPA, juga memberikan kesempatan

kepada siswa untuk membangun konsep melalui pengalaman langsung.

Penelitian yang dikemukakan oleh Safa’udin (2015) dengan judul

“Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kooperatif

Tipe Snowball Throwing Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa”, hasil penelitian ini

juga ikut mendukung dilaksanakannya penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

snowball throwing. Hasil analisis data disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing dan langsung memberikan efek yang berbeda

terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran langsung. Hasil ini sesuai dengan hipotesis, dimungkinkan karena

dalam model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terdapat unsur

permainan yang menyebabkan kegiatan pembelajaran akan lebih menarik

perhatian, sehingga siswa nyaman dalam pembelajaran tersebut.

Hasil tersebut dikuatkan dengan melihat hasil uji hipotesis pertama yang

didapat bahwa prestasi belajar matematika siswa yang diberikan model

pembelajaran PBL sama dengan prestasi belajar matematika siswa yang diberikan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Prestasi belajar

matematika siswa yang diberikan model pembelejaran PBL dan kooperatif tipe

snowball throwing lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang

diberikan model pembelajaran langsung.

Penelitian yang terkait dengan penerapan model pembelajaran snowball

throwing selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Haryani (2015), Dkk,

dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Struktur Bumi”.Penelitian

ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data siklus I dan siklus II, dapat

diketahui terjadi peningkatan hasil belajar tentang struktur bumi pada siswa kelas

V SDN Ngadiroyo, Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri melaui

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada setiap siklusnya.

Peningkatan tersebut terbukti dari hasil nilai rata-rata pratindakan 62,75 dengan

ketuntasan klasikal 43,75%, siklus I nilai rata-rata 71 dengan ketuntasan klasikal

62,5%, dan pada siklus II nilai rata-rata 77,9 dengan ketuntasan klasikal 93,75%.

Penelitian yang kelima yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi. dkk

(2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Model Snowball Throwing Berbantuan

Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar IPA”. Penelitian juga apat

dijadikan salah satu referensi yang mendukung penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa

hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen yang belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan multimedia interaktif

cenderung tinggi. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa

metode tes, sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna

menguji hipotesis penelitian adalah statistik inferensia (uji t).

Data hasil penelitian ini adalah skor hasil belajar IPA siswa dari implementasi

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada kelompok

eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil belajar IPA

pada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah normal dan

homogen. Setelah diperoleh hasil uji prasyarat analisis data, dilanjuktan dengan

uji hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji t sampel independent (tidak berkolerasi) dengan rumus

polled varians dengan kriteria H0 ditolak jika t hitung > t tabel dan H0 diterima

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

jika t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji t, diperoleh t hitung

adalah 10,645, sedangkan t tabel dengan db= 75 dan taraf signifikan 5% adalah

1,665. Hal ini berarti t hitung > t table sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran snowball throwing berbantu multimedia interaktif dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional pada siswa kelas

VIII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMPN 2 Singaraja.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut bahawa model

pembelajaran snowball throwing berbantu multimedia interaktif dipandang perlu

untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA.

Penggunaan model pembelajaran snowball throwing berbantu multimedia

interaktif pada pembelajaran IPA akan memberikan akses kepada siswa untuk

menumbuhkan rasa percaya dirinya dan mengembangkan pengetahuannya.

Pembelajaran yang bermakna akan memudahkan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran. Implikasi dari pembelajaran yang bermakna adalah mampu

meningkatkan pemahaman konsep siswa yang nantinya akan berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Dari beberapa penelitian yang ada dapat kita simpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat dijadikan sebagai salah satu

model pembelajaran yang efektif untuk dilaksanakan guru dalam perencanaan

kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mata pelajaran IPA. Penggunaan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

model pembelajaran yang tepat oleh guru dapat mendorong tumbuhnya rasa

senang siswa terhadap pelajaran, sekaligus dapat menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi

siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai

prestasi belajar yang lebih baik, setelah kita ketahui bahwa ukuran keberhasilan

mengajar guru utamanya adalah terletak pada terjadi tidaknya peningkatan hasil

belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan, yang

berperan penting dalam pembentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang

dilaksanakan. Guru sudah seharunya lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan

pembelajaran. Pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengembangkan seluruh

potensi peserta didik secara optimal dan dapat meningkatkan prestasi hasil

belajarnya. Guru perlu menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam

proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak sehingga

pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu

alternatrif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran,

khususnya pada pembelajaran IPA. Model Pembelajaran Snowball Throwing

merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh guru dalam

meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran Snowball

Throwing ini diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif. Siswa dilibatkan secara

langsung dalam proses pembelajarannya. Keterlibatan tersebut diharapkan akan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

menumbuhkan motivasi dan ketrampilan proses siswa sekaligus memberikan

pengalaman secara langsung, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa secara maksimal. Penggunaan model pembelajaran Snowball

Throwing ini diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh

siswa khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA yang terkesan rumit,

dan kurangnya motivasi belajar siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

serta prestasi belajar IPA yang belum maksimal.

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian yang akan

dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Observasi Rencana Penerapan Model

Pembelajaran Snowball Throwing

pada mata pelajaran IPA

Pelaksanaan Penerapan

Model Pembelajaran

Snowball Throwing

Pengumpulan Data

- Prestasi Belajar

Siswa

- Motivasi Belajar

Siswa

Mengelola Data

Kesimpulan

Rumusan Masalah

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Belajar dan ...repository.ump.ac.id/1942/3/BAB II.pdf · Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. ... Definisi dari slavin tersebut mengenai ... dan

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan,

Hipotesis pada penelitian eksperimen ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan

model pembelajaran alamiah (non snowball throwing) pada siswa kelas

IV SD Negeri Ajibarang Kulon dalam mata pelajaran IPA.

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

Throwing terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar siswa

dibandingkan dengan model pembelajaran alamiah (non snowball

throwing) pada siswa kelas IV SD Negeri Ajibarang Kulon dalam mata

pelajaran IPA.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Laila Prasti Sekarani, FKIP, UMP, 2016