BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI 2.1...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI 2.1...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI
2.1.1 Pengertian Pengetahuan Ibu
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah
sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam seperti
motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta
keadaan sosial budaya. (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa pengetahuan merupakan hasil
tahu, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Pengetahuan ibu ini dapat diperoleh dari beberapa
faktor baik formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah maupun non
formal. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. (dalam Novi wahyuningrum 2007: 18)
Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu
yang telah diketahui baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi
yang diterima dari orang lain.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan
(kognitif) memiliki 6 tingkatan yang terdiri dari: mengetahui, memahami,
menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi.
8
1) Mengetahui (Know)
Dapat diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan dalam tingkat ini
yaitu mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menyelesaikan suatu objek yang diketahui secara benar dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar pula.
3) Menggunakan (Aplication)
Dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
real (sebenarnya).
4) Menguraikan (Analysis)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam struktur organisasi, dan masih berkaitan antara satu dengan
yang lain. Kemampuan abstrak ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan atau membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
9
5) Menyimpulkan (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada. Atau suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan,
dapat meringkasnya dan menyelesaikan terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang ada.
6) Mengevaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran
pengetahuan bisa dilakukan dengan wawancara atau angket yaitu
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan di
atas.
2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Departemen Kesehatan RI, faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya:
1) Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun semakin cukup umur, yang
10
pada akhirnya tingkat kematangan dan kekuatan individu tersebut
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Orang yang usianya lebih muda memiliki daya ingat yang
lebih kuat dan kreativitasnya lebih tinggi dalam mencari dan
mengenal sesuatu yang belum diketahui dibandingkan dengan
orang yang lebih tua. Disamping itu, kemampuan untuk menyerap
pengetahuan baru lebih mudah dilakukan karena otak berfungsi
maksimal pada umur muda.
Menurut Manuaba (1998) usia reproduksi dibagi atas dua
bagian yaitu reproduksi sehat umur 20-35 tahun dan reproduksi
tidak sehat umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu
yang mampu menerima dan mengerti informasi yang diberikan
dengan baik cenderung akan memberikan persepsi dan bersikap
positif sesuai dengan pemahamannya.
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain menuju ke arah suatu cita–cita
tertentu. Dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menentukan
individu untuk berbuat dan mengisi kehidupannya dalam mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
11
dimilikinya. (Rulina, Suradi Suharyono, 1992 dalam Novi
wahyuningrum, 2007)
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (dalam Departemen Pendidikan Nasional,
2003) menyebutkan bahwa pendidikan dibagi atas tiga tingkatan
yaitu pendidikan dasar meliputi SD/SMP, pendidikan menengah
meliputi SMU/SMK, dan pendidikan tinggi meliputi Perguruan
Tinggi.
3) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan
seorang individu, terutama untuk menunjang kehidupannya beserta
keluarganya. Jenis pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan ibu
dalam memberikan ASI kepada anaknya. Seorang ibu yang tidak
bekerja akan lebih mempunyai kesempatan untuk memberikan ASI
kepada anaknya dibanding dengan ibu yang bekerja. Sering juga
ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya lupa akan
memberikan ASI kepada anaknya.
4) Sosial Ekonomi
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi
seorang individu. Tingkat sosial ekonomi yang terlalu rendah
menjadikan seorang individu tidak begitu memperhatikan pesan-
pesan yang disampaikan karena individu tersebut cenderung
memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih mendesak.
12
2.1.4 Pengetahuan yang Salah tentang Alasan Ibu Memberikan PASI
Sehubungan dengan faktor pengetahuan di atas, Alasan yang paling
sering bagi Ibu yang ingin cepat memberikan susu sapi atau bubur dari
tepung biji-bijian adalah jumlah ASI yang tidak cukup. Alasan tersebut
juga sering disertai dengan keluhan lain seperti :
- Payudara terasa kosong atau telah berhenti mengeluarkan ASI
- Bayi terlalu sering menangis
- Bayi sering ingin menyusu
Pada dasarnya, banyak hal yang menjadi penyebab bayi menangis selain
karena lapar, seperti takut, kesepian, merasa bosan, kapanasan, atau tidak
nyaman. Posisi ibu dalam menyusui dapat mempengaruhi
ketidaknyamanan bayi dalam mendapatkan ASI, yang dapat
mengakibatkan asupan ASI bagi bayi berkurang.
Adapun cara menyusui yang baik adalah sebagai berikut:
a. Duduklah dikursi atau di tempat yang mempunyai sandaran
punggung dengan enak dan nyaman. Pakailah bantal untuk
mengganjal bayi supaya tidak terlalu jauh dari payudara.
b. Bila hendak memulai menyusui dengan payudara kiri, letakkan
kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kiri ibu dan badan bayi
didekatkan dengan badan ibu. Letakkan tangan kiri ibu memegang
pantat atau paha kiri bayi.
c. Sanggalah payudara kiri ibu dengan ke 4 jari tangan dibawahnya
dan ibu jari di atasnya.
13
d. Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu bayi.
e. Tunggulah sampai bayi membuka mulutnya lebar-lebar.
f. Tengadahkan sedikit kepala bayi dan masukkan secepatnya seluruh
puting susu dan areola kedalam mulut bayi, sehingga terletak
diantara lidah dan langit-langit mulutnya. Lalu dekap bayi ketubuh
ibu dan ujung hidung menyentuh payudara ibu. Dengan ibu jari
tekanlah sedikit payudara kiri ibu supaya bayi dapat bernafas
dengan baik.
g. Setelah selesai menyusui, tekanlah dagunya atau pijatlah hidungnya
untuk melepas hisapan bayi.
h. Setelah itu sebelum menyusui dengan payudara yang satu lagi, bayi
di sendawakan terlebih dahulu ia tidak muntah. (Atikah & Eni,
2010: 38-39)
2.2 ASI
2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu
melalui proses menyusui. (Nur khasanah, 2011: 45)
Menurut Solihin Pudjiadi, Air Susu Ibu (ASI) mengandung zat gizi
yang diperlukan oleh bayi untuk membangun energi sehingga ASI
merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi terutama di bulan-bulan
pertama. (dalam Novi wahyuningrum 2007: 8)
ASI Eksklusif atau tepatnya pemberian ASI secara Ekslusif adalah
Pemberian ASI selama 0 sampai 6 bulan tanpa adanya tambahan cairan
14
lain seperti air putih, susu formula, air teh, jeruk, madu dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, pepaya, bubur nasi,
biskuit, tim atau makanan lainnya selain ASI. (Nur khasanah, 2011: 47)
2.2.2 Manfaat ASI Eksklusif
Pemberian ASI memiliki manfaat yang besar bagi bayi, bagi Ibu,
bagi Lingkungan bahkan bagi Negara.
1) Manfaat ASI bagi Bayi
Banyak manfaat yang diperoleh Bayi dari ASI. Manfaat
utamanya yaitu bayi bisa mendapatkan nutrisi terlengkap dan
terbaik karena ASI memiliki sumber gizi yang sangat ideal dengan
jumlah, volume dan komposisi yang seimbang disesuaikan dengan
kebutuhan bayi sehingga bayi tidak akan kelebihan atau
kekurangan nutrisi. (Nur Khasanah, 2011: 50)
ASI sangat baik bagi pertumbuhan Emas otak Bayi karena ASI
mengandung AA (Asam Arakhidonat) yang termasuk dalam
kelompok omega-6 dan DHA (Asam Dekosa Heksanoat) kelompok
omega-3, nutrisi lain seperti protein, laktosa, dan lemak lainnya
yang dapat merangsang pertumbuhan otak bayi. (Nur khasanah,
2011: 49)
ASI dapat meringankan pencernaan Bayi karena ASI
dilengkapi dengan enzim-enzim yang dapat membantu proses
pencernaan sehingga meringankan kerja sistem pencernaan bayi.
Ini sangat sesuai dengan kondisi sistem pencernaan bayi yang
15
belum berfungsi dengan sempurna di bulan-bulan pertama sehingga
asupan nutrisi bagi bayi tidak bisa memberatkan kerja sistem
pencernaannya dan hanya ASI yang dapat memenuhi nutrisi bayi
tersebut. (Nur khasanah, 2011: 51)
ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh Bayi terlebih ASI
awal yang keluar mengandung faktor kekebalan tubuh yang lebih
tinggi dibanding ASI yang keluar selanjutnya. Bayi yang diberi
ASI secara khusus dapat terlindung dari berbagai penyakit sistem
pernapasan dan pencernaan karena adanya zat-zat kekebalan tubuh
didalam ASI yang dapat menghambat perkembangan bakteri, virus,
jamur dan parasit berbahaya. Selain itu unsur-unsur dalam ASI
dapat melawan penyakit menular dan antibodi IgA tinggi dalam
ASI dapat mencegah bayi dari alergi. (Nur khasanah, 2011: 52-53,
bobak dkk, 2005: 468)
ASI tidak menimbulkan Karies Gigi pada Bayi karena
banyaknya kandungan selenium dalam ASI. Selain itu ASI dapat
mengurangi obesitas dikemudian hari dan menyehatkan paru-paru
bayi. ASI bukan hanya sekedar makanan bagi bayi karena ASI
memiliki segudang manfaat yang lebih dari sekedar makanan. ASI
bisa menjadi media untuk mendidik bayi sejak dini dan dengan
menyusui, dapat terjalin interaksi antara Ibu dan Bayi. (Nur
khasanah, 2011: 58-59)
16
2) Manfaat ASI bagi Ibu
Manfaat ASI tidak hanya untuk Bayi saja namun juga banyak
manfaatya bagi Ibu. ASI dapat menguntungkan secara ekonomis
karena Ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi
sampai bayi berumur 4-6 bulan. ASI juga praktis dan tidak
merepotkan. (Nur khasanah, 2011: 61)
ASI selalu diproduksi oleh pabrik payudara Ibu sehingga jika
ASI kosong, ASI langsung diproduksi namun jika ASI tidak
digunakan maka akan diserap kembali oleh tubuh Ibu jadi ASI
tidak pernah basi dan Ibu tidak perlu memerah atau membuang
ASI-nya sebelum menyusui. Dengan menyusui, akan timbul rasa
percaya diri Ibu sehingga dapat meningkatkan produksi hormon
oksitosin yang dapat meningkatkan produksi ASI. (Nur khasanah,
2011: 62)
Menyusui secara Eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan
sehingga bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah atau
dikenal dengan Metode Amenorea Laktasi (MAL). Menyusui juga
bisa mengurangi resiko berat badan berlebih dan isapan bayi saat
menyusui mampu membuat rahim menciut, mempercepat kondisi
Ibu kembali ke masa prakehamilan dan mengurangi resiko
pendarahan. (Anik, 2009 : 65 dan Nur khasanah, 2011: 62-63)
Dalam ASI terkandung zat Innate immune system yang
melindungi jaringan payudara Ibu sehingga terhindar dari ancaman
17
kanker payudara. Hormon yang berperan dalam produksi ASI juga
berperan membersihkan rahim dari sisa-sisa melahirkan. Hal ini
bisa menurunkan resiko kanker rahim pada Ibu yang menyusui
bayinya. Hormon oksitosin yang keluar saat ibu menyusui berguna
untuk mengurangi stres dan dengan menyusui ternyata dapat
meningkatkan kepadatan tulang sehingga mengurangi risiko
osteoporosis dan patah tulang di usia lanjut. (Nur khasanah, 2011:
64)
Salah satu kelebihan pemberian ASI adalah rasa kasih sayang.
Dengan menyusui, kasih sayang ibu dapat tercurah kepada bayinya.
bayi juga merasakan kehangatan ibunya, mendengar langsung
degup jantung ibunya dan merasakan sentuhan dengan tubuh
ibunya yang semua itu tidak diperoleh dari susu botol. (Handrawan,
2003 : 10)
3) Manfaat ASI bagi Lingkungan
ASI dapat mengurangi bertambahnya sampah karena
pemberian ASI yang tidak memerlukan kaleng susu, karton / kertas
pembungkus, botol plastik dan karet. ASI juga tidak akan
menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak
memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan
alat transportasi. (Oetami Roesli, 2000: 15 dalam Novi
wahyuningrum, 2007: 11)
18
4) Manfaat ASI bagi Negara
Selain memberikan manfaat bagi Bayi, Ibu dan Lingkungan,
ASI juga bermanfaat bagi Negara karena dapat menghemat devisa
untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya
menyiapkan susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit
muntah, mencret dan sakit saluran pernafasan serta penghematan
obat-obat, tenaga dan sarana kesehatan. (Arini, 2012 : 73)
2.2.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
1) Frekuensi Penyusuan
Frekuensi penyusuan ada kaitannya dengan stimulasi hormon
dalam kelenjar payudara. Beberapa penelitian merekomendasikan
untuk frekuensi penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada
periode awal setelah melahirkan.
2) Berat Lahir
Menurut penelitian, terdapat hubungan antara berat lahir bayi
dengan volume ASI, yaitu berkaitan dengan kekuatan mengisap,
frekuensi dan lama penyusuan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
memiliki kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah
dibandingkan bayi berat lahir normal.
3) Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan saat melahirkan akan mempengaruhi asupan
ASI si bayi. Jika umur kehamilan kurang dari 34 minggu (bayi lahir
prematur), maka kondisi bayi sangat lemah dan tidak mampu
19
mengisap dengan efektif. Hal ini menyebabkan produksi ASI lebih
rendah.
4) Usia dan Paritas
Usia dan paritas tidak ada hubungannya dengan produksi ASI.
Pada ibu menyusui yang masih remaja namun gizinya baik maka
intake ASI mencukupi. Pada ibu yang melahirkan sudah lebih dari
sekali, produksi ASI pada post partum hari keempat jauh lebih
banyak jika dibandingkan dengan ibu yang baru melahirkan
pertama kali.
5) Stres dan penyakit akut
Stres, kecemasan, penyakit akut maupun penyakit kronis pada
Ibu menyusui dapat mengganggu proses laktasi, pengeluaran ASI
terhambat dan produksi ASIpun berkurang. Asi akan keluar dengan
baik bila ibu dalam kondisi rileks dan nyaman.
6) Konsumsi rokok
Konsumsi rokok dapat mengganggu kerja hormon prolaktin
dan oksitosin sehingga volume ASI yang dihasilkan akan
berkurang. Penelitian menunjukkan ibu yang merokok lebih dari 15
batang per hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah
dibanding dengan yang tidak merokok.
7) Konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol dalam dosis rendah bisa membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI,
20
namun etanol dalam alkohol juga dapat menghambat produksi
oksitosin.
8) Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI. WHO
merekomendasikan pil progestin bagi Ibu menyusui yang
menggunakan pil kontrasepsi. (Atikah dan Eni, 2010: 6-9)
2.2.4 Volume ASI
Volume ASI pada minggu-minggu pertama bayi lahir sekitar 450-
650 ml. Seorang bayi memerlukan ASI sebanyak 600 ml susu per hari,
jumlah tersebut bisa dicapai dengan menyusui selama 4-6 bulan pertama.
Bayi normal memerlukan 160-165 ml ASI per kilogram berat badan per
hari. Dengan demikian bayi dengan berat 4 kg memerlukan 660 ml ASI
per hari dan 825 ml per hari untuk bayi yang berat badannya 5 kg. (Atikah
dan Eni, 2010: 11)
Menurut Depkes RI tahun 2001 (dalam Novi wahyuningrum, 2007:
16 ), Setelah persalinan, produksi ASI akan bertambah dengan cepat
apabila bayi sudah mulai menghisap payudara ibu. di hari-hari pertama,
ASI dalam keadaan normal diproduksi sebanyak 10-100cc kemudian
menjadi konstan di hari ke 10 hingga ke 14. Ibu hamil maupun menyusui
bila dalam keadaan kurang gizi pada tingkat berat dapat mempengaruhi
produksi ASI yaitu produksi Asi menjadi sedikit berkisar antara 500-700cc
21
di 6 bulan pertama usia bayi. Di 6 bulan ke 2 berkisar 300-500cc dan pada
tahun produksi ASI berkisar 300-500cc.
2.2.5 Komponen ASI
1) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan susu kental berwarna kekuning-
kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu dan yang
pertama kali keluar. (Anik, 2009 : 60)
Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari
setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai kandungan
yang tinggi protein, vitamin yang larut dalam lemak, mineral-
mineral dan imunoglobulin. Kolostrum juga merupakan pembersih
usus bayi yang dapat membersihkan mekonium sehingga mukosa
usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.
Inilah yang menjadi penyebab feces bayi berwarna hitam. (Bobak
dkk, 2005)
Kolostrum sangat penting bagi bayi karena :
- Kolostrum pada hari pertama sampai hari keempat, merupakan
cairan emas yang istimewa dan kaya akan zat nutrisi serta
antibodi.
- Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi
dan alergi.
- Kolostrum merupakan cairan emas yang mengandung antibodi
10 – 17 kali lebih banyak dari ASI biasa atau matur.
22
- Kolostrum memberikan imunisasi pertama. (Anik, 2009 : 60 -
61)
2) Protein
Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit
dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak
mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah
dicerna. Sedangkan pada susu sapi kebalikannya. (Atikah dan Eni,
2010 : 14)
3) Lemak
Dalam ASI terdapat lemak sebagai penghasil kalori (energi)
utama dan komponen zat gizinya sangat bervariasi. Penelitian
OSBORN membuktikan bayi yang tidak mendapatkan ASI
cenderung menderita penyakit jantung koroner di usia muda
dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI. (Atikah dan
Eni, 2010 : 15)
4) Laktosa
Loktosa adalah karbohidrat utama pada ASI yang berfungsi
sebagai sumber energi, meningkatkan absorbsi kalsium serta
merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus. (Atikah dan Eni,
2010 : 15)
5) Vitamin A
ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak hanya vitamin A
saja tapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Vitamin A selain
berfungsi untuk kesehatan mata, juga berfungsi untuk mendukung
23
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. (Hendarto dan
Pringgadini, 2008 dalam Winda, 2010 : 16)
6) DHA dan AA
Dacosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)
merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang yang diperlukan
untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA dalam
tubuh dapat dibentuk atau disintesis dari omega 3 (asam linolenat)
dan omega 6 (asamlinoleat). (Abdul, 2009 : 125)
7) Zat besi
Zat besi pada ASI lebih mudah diserap meskipun zat besi yang
terkandung dalam ASI hanya sedikit yaitu 0,5-1,0 mg/liter namun
bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). (Atikah
dan Eni, 2010 : 15)
8) Taurin
Taurin merupakan asam amino yang berfungsi sebagai
neurotransmitter serta berperan penting dalam maturasi otak bayi.
(Abdul, 2008 : 124 - 125)
9) Lactobacillus
Berfungsi menghambat tumbuhnya mikroorganisme seperti
bakteri E.Coli penyebab diare pada bayi. (Atikah dan Eni, 2010:16)
10) Lactoferin
Lactoferin adalah sejenis protein yang mengikat zat besi di
saluran pencernaan yang memungkinkan bakteri sehat tertentu
24
berkembang, bermanfaat menghambat bakteri staphylococcus dan
jamur candida. (Abdul, 2008 : 125)
11) Lisozim
Lisozim adalah enzim dapat memecah dinding bakteri
sekaligus menghancurkan bakteri berbahaya yang akhirnya dapat
mempengaruhi keseimbangan bakteri yang menghuni sistem
pencernaan (usus). Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih
banyak daripada susu sapi. (Abdul, 2008 : 125)
2.2.6 Waktu Pemberian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif merupakan makanan terbaik yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan. Sesudah 6 bulan, bayi membutuhkan
makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi bertambah dan tidak
seluruhnya bisa dipenuhi oleh ASI.
ASI yang diproduksi 1-5 hari pertama (kolostrum) harus diberikan
secepat mungkin. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap
saat. Pada hari pertama dan kedua lama pemberian ASI adalah 5 – 10
menit di tiap payudara. Di hari ketiga dan seterusnya lama pemberian ASI
adalah 15 – 20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan
keadaan ibu yang tenang. ASI dapat terus diberikan hingga anak berumur
2 tahun. (Cipto mangunkusumo. 2003: 7 dalam Novi wahyuningrum,
2007: 17).
25
2.2.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
1) Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya ini misalnya ibu bekerja atau
memiliki kesibukan sosial lain diluar rumah, ibu memiliki budaya
meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan
susu formula kepada anaknya. (Soetjiningsih, 1997 dalam Arini,
2012 : 75)
2) Faktor Psikologis
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.
Seorang ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, dan takut jika
kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita maka ibu tersebut
merasa tertekan batinnya sehingga akan gagal dalam menyusui
bayinya. (Nur, 2011 : 138)
3) Faktor Fisik Ibu
Faktor fisik misalnya Ibu merasa sakit apabila menyusui
bayinya karena saat menyusui dia merasakan ada nyeri di
payudaranya. (Soetjiningsih, 1997 dalam Arini, 2012 : 75)
4) Kurangnya petugas kesehatan
Petugas kesehatan yang jumlahnya sedikit dapat membuat
kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
pemberian ASI. (Soetjiningsih, 1997 dalam Arini, 2012 : 75)
26
5) Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI
Dengan banyaknya promosi tentang susu formula atau susu
kaleng sebagai susu yang baik untuk pengganti ASI maka banyak
ibu-ibu yang tertarik terlebih untuk ibu-ibu yang memiliki
pekerjaan diluar rumah. (Soetjiningsih 1997:17 dalam Novi
wahyuningrum, 2007: 11).
6) Keterangan yang salah
Adanya keterangan yang salah dan sudah dipercaya
masyarakat juga mempengaruhi pemberian ASI. Keterangan yang
salah bisa datang dari perugas kesehatan yang menganjurkan
penggantian ASI dengan susu kaleng. (Soetjiningsih 1997:17 dalam
Novi wahyuningrum, 2007: 11).
2.2.8 Hambatan yang dihadapi ibu menyusui
Ibu tidak dapat menyusui bayinya karena masalah kesehatan
seperti:
1) Infeksi dada atau abses payudara
2) Penyakit serius misalnya Kanker payudara atau penyakit jantung
3) Ada operasi atau terapi radiasi sebelumnya
4) Kurang/jarangnya pasokan susu
5) Eklampsia
6) TBC aktif
7) HIV
8) Kekurangan gizi parah
27
Dr. Daulat H. Sibuea dari bagian Obstetri Ginekologi Fakultas
Kedokteran Iniversitas Sumatra Utara menyebutkan beberapa problema
ibu dalam menyusui bayinya serta penanganannya :
1) Puting Susu Datar/ Terbenam
Awalnya bayi akan mengalami kesulitan dalam menyusui
namun dengan ekstra usaha, setelah beberapa minggu puting susu
yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi akan mudah
menyusui. Apabila bayi disusui sesering mungkin sekitar 2 - 2 ½
jam maka ibu akan terhindar dari payudara yang terisi terlalu
penuh. Untuk mengeluarkan putting susu saat menyusui dapat
digunakan pompa ASI yang efektif (bukan yang berbentuk
‘terompet’ atau bentuk squeeze dan bulb).
2) Puting Susu Nyeri
Umumnya di awal menyusui ibu akan merasa sakit namun rasa
sakit ini berkurang setelah keluarnya ASI. Selain itu, nyeri dapat
hilang jika posisi mulut bayi dan putting susu ibu sudah benar.
Untuk mengurangi sakit pada puting susu, mulailah menyusui pada
puting susu yang tidak sakit. Setelah minum, keluarkan sedikit ASI,
oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk
beberapa saat sampai puting susu menjadi kering. Jangan
membersihkan puting susu dengan sabun dan hindari puting susu
menjadi lembab.
28
3) Puting Susu Lecet
Apabila puting susu terasa nyeri namun tidak segera ditangani
maka dapat menyebabkan lecet bahkan sampai mengeluarkan
darah. Puting susu yang lecet tidak hanya disebabkan oleh posisi
menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush
(candidiasis) atau dermatitis. Apabila sangat terasa sakit, maka
untuk sementara hentikan menyusui pada payudara yang sakit dan
memberi kesempatan lukanya sembuh. Untuk tetap
mempertahankan kelancaran pembentukan ASI maka saat
mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit sebaiknya
menggunakan tangan (jangan dengan pompa ASI). Setelah terasa
membaik, mulailah menyusui kembali dengan waktu yang lebih
singkat. Apabila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke
Puskesmas. Posisi menyusui yang benar adalah bayi diletakkan
menghadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi
segaris dengan lengan,mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung
keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian besar areola tak
kelihatan.
4) Payudara Bengkak
Pada hari pertama sekitar 2- 4 jam, biasanya payudara terasa
penuh dan nyeri. Hal ini disebabkan bertambahnya aliran darah ke
payudara bersamaan dengan banyaknya ASI yang mulai
diproduksi. Payudara bengkak disebabkan posisi mulut bayi dan
29
puting susu ibu yang salah, produksi ASI yang berlebih, terlambat
menyusui, pengeluaran ASI yang jarang dan waktu menyusui yang
terbatas. Cara mengatasinya yaitu dilakukan kompres hangat saat
sebelum menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan setelah
menyusui dikompres dengan air dingin untuk mengurangi oedema
(Arini, 2012 : 111-113).
2.3 KERANGKA BERFIKIR
2.3.1 Kerangka Teori
Keterangan :
Variabel yang diteliti : Cetak Tebal
Variabel yang tidak diteliti : Cetak Miring
Gambar 1 : Bagan Kerangka Teori
Pemberian
ASI Eksklusif
Faktor Predisposisi:
1. Pengetahuan
- Definisi ASI
- Manfaat ASI
- Tujuan ASI
- Keuntungan ASI
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Sosial Ekonomi
Faktor Pendukung:
1. Pendapatan
keluarga
2. Ketersediaan
fasilitas
kesehatan
3. Sarana &
prasarana
Faktor Pendorong :
1. Keluarga
2. Teman
3. Petugas kesehatan
30
2.3.2 Kerangka Konsep
Gambar 2 : Bagan Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel independent
: Variabel dependent
2.3.3 Hipotesis Penelitian
HA : Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di Kelurahan Tomulabutao Kecamatan Dungingi
Kota Gorontalo.
HO : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian
ASI eksklusif di Kelurahan Tomulabutao Kecamatan Dungingi
Kota Gorontalo.
Pengetahuan Ibu:
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Sosial Ekonomi
Pemberian ASI
Eksklusif