BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI 2.1...

24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Ibu Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. (Notoatmodjo, 2010). Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan ibu ini dapat diperoleh dari beberapa faktor baik formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah maupun non formal. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (dalam Novi wahyuningrum 2007: 18) Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang telah diketahui baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain. 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif) memiliki 6 tingkatan yang terdiri dari: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI 2.1...

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Ibu Tentang ASI

2.1.1 Pengertian Pengetahuan Ibu

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah

sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam seperti

motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta

keadaan sosial budaya. (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa pengetahuan merupakan hasil

tahu, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu. Pengetahuan ibu ini dapat diperoleh dari beberapa

faktor baik formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah maupun non

formal. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. (dalam Novi wahyuningrum 2007: 18)

Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu

yang telah diketahui baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi

yang diterima dari orang lain.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan

(kognitif) memiliki 6 tingkatan yang terdiri dari: mengetahui, memahami,

menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi.

8

1) Mengetahui (Know)

Dapat diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan dalam tingkat ini

yaitu mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menyelesaikan suatu objek yang diketahui secara benar dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar pula.

3) Menggunakan (Aplication)

Dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya).

4) Menguraikan (Analysis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam struktur organisasi, dan masih berkaitan antara satu dengan

yang lain. Kemampuan abstrak ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, seperti dapat menggambarkan atau membuat bagan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

9

5) Menyimpulkan (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang ada. Atau suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan,

dapat meringkasnya dan menyelesaikan terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang ada.

6) Mengevaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran

pengetahuan bisa dilakukan dengan wawancara atau angket yaitu

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan di

atas.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Departemen Kesehatan RI, faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya:

1) Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun semakin cukup umur, yang

10

pada akhirnya tingkat kematangan dan kekuatan individu tersebut

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Orang yang usianya lebih muda memiliki daya ingat yang

lebih kuat dan kreativitasnya lebih tinggi dalam mencari dan

mengenal sesuatu yang belum diketahui dibandingkan dengan

orang yang lebih tua. Disamping itu, kemampuan untuk menyerap

pengetahuan baru lebih mudah dilakukan karena otak berfungsi

maksimal pada umur muda.

Menurut Manuaba (1998) usia reproduksi dibagi atas dua

bagian yaitu reproduksi sehat umur 20-35 tahun dan reproduksi

tidak sehat umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu

yang mampu menerima dan mengerti informasi yang diberikan

dengan baik cenderung akan memberikan persepsi dan bersikap

positif sesuai dengan pemahamannya.

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain menuju ke arah suatu cita–cita

tertentu. Dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menentukan

individu untuk berbuat dan mengisi kehidupannya dalam mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima

informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang

11

dimilikinya. (Rulina, Suradi Suharyono, 1992 dalam Novi

wahyuningrum, 2007)

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (dalam Departemen Pendidikan Nasional,

2003) menyebutkan bahwa pendidikan dibagi atas tiga tingkatan

yaitu pendidikan dasar meliputi SD/SMP, pendidikan menengah

meliputi SMU/SMK, dan pendidikan tinggi meliputi Perguruan

Tinggi.

3) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan

seorang individu, terutama untuk menunjang kehidupannya beserta

keluarganya. Jenis pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan ibu

dalam memberikan ASI kepada anaknya. Seorang ibu yang tidak

bekerja akan lebih mempunyai kesempatan untuk memberikan ASI

kepada anaknya dibanding dengan ibu yang bekerja. Sering juga

ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya lupa akan

memberikan ASI kepada anaknya.

4) Sosial Ekonomi

Pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi

seorang individu. Tingkat sosial ekonomi yang terlalu rendah

menjadikan seorang individu tidak begitu memperhatikan pesan-

pesan yang disampaikan karena individu tersebut cenderung

memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih mendesak.

12

2.1.4 Pengetahuan yang Salah tentang Alasan Ibu Memberikan PASI

Sehubungan dengan faktor pengetahuan di atas, Alasan yang paling

sering bagi Ibu yang ingin cepat memberikan susu sapi atau bubur dari

tepung biji-bijian adalah jumlah ASI yang tidak cukup. Alasan tersebut

juga sering disertai dengan keluhan lain seperti :

- Payudara terasa kosong atau telah berhenti mengeluarkan ASI

- Bayi terlalu sering menangis

- Bayi sering ingin menyusu

Pada dasarnya, banyak hal yang menjadi penyebab bayi menangis selain

karena lapar, seperti takut, kesepian, merasa bosan, kapanasan, atau tidak

nyaman. Posisi ibu dalam menyusui dapat mempengaruhi

ketidaknyamanan bayi dalam mendapatkan ASI, yang dapat

mengakibatkan asupan ASI bagi bayi berkurang.

Adapun cara menyusui yang baik adalah sebagai berikut:

a. Duduklah dikursi atau di tempat yang mempunyai sandaran

punggung dengan enak dan nyaman. Pakailah bantal untuk

mengganjal bayi supaya tidak terlalu jauh dari payudara.

b. Bila hendak memulai menyusui dengan payudara kiri, letakkan

kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kiri ibu dan badan bayi

didekatkan dengan badan ibu. Letakkan tangan kiri ibu memegang

pantat atau paha kiri bayi.

c. Sanggalah payudara kiri ibu dengan ke 4 jari tangan dibawahnya

dan ibu jari di atasnya.

13

d. Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu bayi.

e. Tunggulah sampai bayi membuka mulutnya lebar-lebar.

f. Tengadahkan sedikit kepala bayi dan masukkan secepatnya seluruh

puting susu dan areola kedalam mulut bayi, sehingga terletak

diantara lidah dan langit-langit mulutnya. Lalu dekap bayi ketubuh

ibu dan ujung hidung menyentuh payudara ibu. Dengan ibu jari

tekanlah sedikit payudara kiri ibu supaya bayi dapat bernafas

dengan baik.

g. Setelah selesai menyusui, tekanlah dagunya atau pijatlah hidungnya

untuk melepas hisapan bayi.

h. Setelah itu sebelum menyusui dengan payudara yang satu lagi, bayi

di sendawakan terlebih dahulu ia tidak muntah. (Atikah & Eni,

2010: 38-39)

2.2 ASI

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu

melalui proses menyusui. (Nur khasanah, 2011: 45)

Menurut Solihin Pudjiadi, Air Susu Ibu (ASI) mengandung zat gizi

yang diperlukan oleh bayi untuk membangun energi sehingga ASI

merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi terutama di bulan-bulan

pertama. (dalam Novi wahyuningrum 2007: 8)

ASI Eksklusif atau tepatnya pemberian ASI secara Ekslusif adalah

Pemberian ASI selama 0 sampai 6 bulan tanpa adanya tambahan cairan

14

lain seperti air putih, susu formula, air teh, jeruk, madu dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, pepaya, bubur nasi,

biskuit, tim atau makanan lainnya selain ASI. (Nur khasanah, 2011: 47)

2.2.2 Manfaat ASI Eksklusif

Pemberian ASI memiliki manfaat yang besar bagi bayi, bagi Ibu,

bagi Lingkungan bahkan bagi Negara.

1) Manfaat ASI bagi Bayi

Banyak manfaat yang diperoleh Bayi dari ASI. Manfaat

utamanya yaitu bayi bisa mendapatkan nutrisi terlengkap dan

terbaik karena ASI memiliki sumber gizi yang sangat ideal dengan

jumlah, volume dan komposisi yang seimbang disesuaikan dengan

kebutuhan bayi sehingga bayi tidak akan kelebihan atau

kekurangan nutrisi. (Nur Khasanah, 2011: 50)

ASI sangat baik bagi pertumbuhan Emas otak Bayi karena ASI

mengandung AA (Asam Arakhidonat) yang termasuk dalam

kelompok omega-6 dan DHA (Asam Dekosa Heksanoat) kelompok

omega-3, nutrisi lain seperti protein, laktosa, dan lemak lainnya

yang dapat merangsang pertumbuhan otak bayi. (Nur khasanah,

2011: 49)

ASI dapat meringankan pencernaan Bayi karena ASI

dilengkapi dengan enzim-enzim yang dapat membantu proses

pencernaan sehingga meringankan kerja sistem pencernaan bayi.

Ini sangat sesuai dengan kondisi sistem pencernaan bayi yang

15

belum berfungsi dengan sempurna di bulan-bulan pertama sehingga

asupan nutrisi bagi bayi tidak bisa memberatkan kerja sistem

pencernaannya dan hanya ASI yang dapat memenuhi nutrisi bayi

tersebut. (Nur khasanah, 2011: 51)

ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh Bayi terlebih ASI

awal yang keluar mengandung faktor kekebalan tubuh yang lebih

tinggi dibanding ASI yang keluar selanjutnya. Bayi yang diberi

ASI secara khusus dapat terlindung dari berbagai penyakit sistem

pernapasan dan pencernaan karena adanya zat-zat kekebalan tubuh

didalam ASI yang dapat menghambat perkembangan bakteri, virus,

jamur dan parasit berbahaya. Selain itu unsur-unsur dalam ASI

dapat melawan penyakit menular dan antibodi IgA tinggi dalam

ASI dapat mencegah bayi dari alergi. (Nur khasanah, 2011: 52-53,

bobak dkk, 2005: 468)

ASI tidak menimbulkan Karies Gigi pada Bayi karena

banyaknya kandungan selenium dalam ASI. Selain itu ASI dapat

mengurangi obesitas dikemudian hari dan menyehatkan paru-paru

bayi. ASI bukan hanya sekedar makanan bagi bayi karena ASI

memiliki segudang manfaat yang lebih dari sekedar makanan. ASI

bisa menjadi media untuk mendidik bayi sejak dini dan dengan

menyusui, dapat terjalin interaksi antara Ibu dan Bayi. (Nur

khasanah, 2011: 58-59)

16

2) Manfaat ASI bagi Ibu

Manfaat ASI tidak hanya untuk Bayi saja namun juga banyak

manfaatya bagi Ibu. ASI dapat menguntungkan secara ekonomis

karena Ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi

sampai bayi berumur 4-6 bulan. ASI juga praktis dan tidak

merepotkan. (Nur khasanah, 2011: 61)

ASI selalu diproduksi oleh pabrik payudara Ibu sehingga jika

ASI kosong, ASI langsung diproduksi namun jika ASI tidak

digunakan maka akan diserap kembali oleh tubuh Ibu jadi ASI

tidak pernah basi dan Ibu tidak perlu memerah atau membuang

ASI-nya sebelum menyusui. Dengan menyusui, akan timbul rasa

percaya diri Ibu sehingga dapat meningkatkan produksi hormon

oksitosin yang dapat meningkatkan produksi ASI. (Nur khasanah,

2011: 62)

Menyusui secara Eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan

sehingga bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah atau

dikenal dengan Metode Amenorea Laktasi (MAL). Menyusui juga

bisa mengurangi resiko berat badan berlebih dan isapan bayi saat

menyusui mampu membuat rahim menciut, mempercepat kondisi

Ibu kembali ke masa prakehamilan dan mengurangi resiko

pendarahan. (Anik, 2009 : 65 dan Nur khasanah, 2011: 62-63)

Dalam ASI terkandung zat Innate immune system yang

melindungi jaringan payudara Ibu sehingga terhindar dari ancaman

17

kanker payudara. Hormon yang berperan dalam produksi ASI juga

berperan membersihkan rahim dari sisa-sisa melahirkan. Hal ini

bisa menurunkan resiko kanker rahim pada Ibu yang menyusui

bayinya. Hormon oksitosin yang keluar saat ibu menyusui berguna

untuk mengurangi stres dan dengan menyusui ternyata dapat

meningkatkan kepadatan tulang sehingga mengurangi risiko

osteoporosis dan patah tulang di usia lanjut. (Nur khasanah, 2011:

64)

Salah satu kelebihan pemberian ASI adalah rasa kasih sayang.

Dengan menyusui, kasih sayang ibu dapat tercurah kepada bayinya.

bayi juga merasakan kehangatan ibunya, mendengar langsung

degup jantung ibunya dan merasakan sentuhan dengan tubuh

ibunya yang semua itu tidak diperoleh dari susu botol. (Handrawan,

2003 : 10)

3) Manfaat ASI bagi Lingkungan

ASI dapat mengurangi bertambahnya sampah karena

pemberian ASI yang tidak memerlukan kaleng susu, karton / kertas

pembungkus, botol plastik dan karet. ASI juga tidak akan

menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak

memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan

alat transportasi. (Oetami Roesli, 2000: 15 dalam Novi

wahyuningrum, 2007: 11)

18

4) Manfaat ASI bagi Negara

Selain memberikan manfaat bagi Bayi, Ibu dan Lingkungan,

ASI juga bermanfaat bagi Negara karena dapat menghemat devisa

untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya

menyiapkan susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit

muntah, mencret dan sakit saluran pernafasan serta penghematan

obat-obat, tenaga dan sarana kesehatan. (Arini, 2012 : 73)

2.2.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

1) Frekuensi Penyusuan

Frekuensi penyusuan ada kaitannya dengan stimulasi hormon

dalam kelenjar payudara. Beberapa penelitian merekomendasikan

untuk frekuensi penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada

periode awal setelah melahirkan.

2) Berat Lahir

Menurut penelitian, terdapat hubungan antara berat lahir bayi

dengan volume ASI, yaitu berkaitan dengan kekuatan mengisap,

frekuensi dan lama penyusuan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

memiliki kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah

dibandingkan bayi berat lahir normal.

3) Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan saat melahirkan akan mempengaruhi asupan

ASI si bayi. Jika umur kehamilan kurang dari 34 minggu (bayi lahir

prematur), maka kondisi bayi sangat lemah dan tidak mampu

19

mengisap dengan efektif. Hal ini menyebabkan produksi ASI lebih

rendah.

4) Usia dan Paritas

Usia dan paritas tidak ada hubungannya dengan produksi ASI.

Pada ibu menyusui yang masih remaja namun gizinya baik maka

intake ASI mencukupi. Pada ibu yang melahirkan sudah lebih dari

sekali, produksi ASI pada post partum hari keempat jauh lebih

banyak jika dibandingkan dengan ibu yang baru melahirkan

pertama kali.

5) Stres dan penyakit akut

Stres, kecemasan, penyakit akut maupun penyakit kronis pada

Ibu menyusui dapat mengganggu proses laktasi, pengeluaran ASI

terhambat dan produksi ASIpun berkurang. Asi akan keluar dengan

baik bila ibu dalam kondisi rileks dan nyaman.

6) Konsumsi rokok

Konsumsi rokok dapat mengganggu kerja hormon prolaktin

dan oksitosin sehingga volume ASI yang dihasilkan akan

berkurang. Penelitian menunjukkan ibu yang merokok lebih dari 15

batang per hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah

dibanding dengan yang tidak merokok.

7) Konsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol dalam dosis rendah bisa membuat ibu

merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI,

20

namun etanol dalam alkohol juga dapat menghambat produksi

oksitosin.

8) Pil kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin

berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI. WHO

merekomendasikan pil progestin bagi Ibu menyusui yang

menggunakan pil kontrasepsi. (Atikah dan Eni, 2010: 6-9)

2.2.4 Volume ASI

Volume ASI pada minggu-minggu pertama bayi lahir sekitar 450-

650 ml. Seorang bayi memerlukan ASI sebanyak 600 ml susu per hari,

jumlah tersebut bisa dicapai dengan menyusui selama 4-6 bulan pertama.

Bayi normal memerlukan 160-165 ml ASI per kilogram berat badan per

hari. Dengan demikian bayi dengan berat 4 kg memerlukan 660 ml ASI

per hari dan 825 ml per hari untuk bayi yang berat badannya 5 kg. (Atikah

dan Eni, 2010: 11)

Menurut Depkes RI tahun 2001 (dalam Novi wahyuningrum, 2007:

16 ), Setelah persalinan, produksi ASI akan bertambah dengan cepat

apabila bayi sudah mulai menghisap payudara ibu. di hari-hari pertama,

ASI dalam keadaan normal diproduksi sebanyak 10-100cc kemudian

menjadi konstan di hari ke 10 hingga ke 14. Ibu hamil maupun menyusui

bila dalam keadaan kurang gizi pada tingkat berat dapat mempengaruhi

produksi ASI yaitu produksi Asi menjadi sedikit berkisar antara 500-700cc

21

di 6 bulan pertama usia bayi. Di 6 bulan ke 2 berkisar 300-500cc dan pada

tahun produksi ASI berkisar 300-500cc.

2.2.5 Komponen ASI

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan susu kental berwarna kekuning-

kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu dan yang

pertama kali keluar. (Anik, 2009 : 60)

Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari

setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai kandungan

yang tinggi protein, vitamin yang larut dalam lemak, mineral-

mineral dan imunoglobulin. Kolostrum juga merupakan pembersih

usus bayi yang dapat membersihkan mekonium sehingga mukosa

usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.

Inilah yang menjadi penyebab feces bayi berwarna hitam. (Bobak

dkk, 2005)

Kolostrum sangat penting bagi bayi karena :

- Kolostrum pada hari pertama sampai hari keempat, merupakan

cairan emas yang istimewa dan kaya akan zat nutrisi serta

antibodi.

- Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi

dan alergi.

- Kolostrum merupakan cairan emas yang mengandung antibodi

10 – 17 kali lebih banyak dari ASI biasa atau matur.

22

- Kolostrum memberikan imunisasi pertama. (Anik, 2009 : 60 -

61)

2) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit

dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak

mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah

dicerna. Sedangkan pada susu sapi kebalikannya. (Atikah dan Eni,

2010 : 14)

3) Lemak

Dalam ASI terdapat lemak sebagai penghasil kalori (energi)

utama dan komponen zat gizinya sangat bervariasi. Penelitian

OSBORN membuktikan bayi yang tidak mendapatkan ASI

cenderung menderita penyakit jantung koroner di usia muda

dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI. (Atikah dan

Eni, 2010 : 15)

4) Laktosa

Loktosa adalah karbohidrat utama pada ASI yang berfungsi

sebagai sumber energi, meningkatkan absorbsi kalsium serta

merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus. (Atikah dan Eni,

2010 : 15)

5) Vitamin A

ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak hanya vitamin A

saja tapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Vitamin A selain

berfungsi untuk kesehatan mata, juga berfungsi untuk mendukung

23

pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. (Hendarto dan

Pringgadini, 2008 dalam Winda, 2010 : 16)

6) DHA dan AA

Dacosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)

merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang yang diperlukan

untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA dalam

tubuh dapat dibentuk atau disintesis dari omega 3 (asam linolenat)

dan omega 6 (asamlinoleat). (Abdul, 2009 : 125)

7) Zat besi

Zat besi pada ASI lebih mudah diserap meskipun zat besi yang

terkandung dalam ASI hanya sedikit yaitu 0,5-1,0 mg/liter namun

bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). (Atikah

dan Eni, 2010 : 15)

8) Taurin

Taurin merupakan asam amino yang berfungsi sebagai

neurotransmitter serta berperan penting dalam maturasi otak bayi.

(Abdul, 2008 : 124 - 125)

9) Lactobacillus

Berfungsi menghambat tumbuhnya mikroorganisme seperti

bakteri E.Coli penyebab diare pada bayi. (Atikah dan Eni, 2010:16)

10) Lactoferin

Lactoferin adalah sejenis protein yang mengikat zat besi di

saluran pencernaan yang memungkinkan bakteri sehat tertentu

24

berkembang, bermanfaat menghambat bakteri staphylococcus dan

jamur candida. (Abdul, 2008 : 125)

11) Lisozim

Lisozim adalah enzim dapat memecah dinding bakteri

sekaligus menghancurkan bakteri berbahaya yang akhirnya dapat

mempengaruhi keseimbangan bakteri yang menghuni sistem

pencernaan (usus). Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih

banyak daripada susu sapi. (Abdul, 2008 : 125)

2.2.6 Waktu Pemberian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif merupakan makanan terbaik yang dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan. Sesudah 6 bulan, bayi membutuhkan

makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi bertambah dan tidak

seluruhnya bisa dipenuhi oleh ASI.

ASI yang diproduksi 1-5 hari pertama (kolostrum) harus diberikan

secepat mungkin. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap

saat. Pada hari pertama dan kedua lama pemberian ASI adalah 5 – 10

menit di tiap payudara. Di hari ketiga dan seterusnya lama pemberian ASI

adalah 15 – 20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan

keadaan ibu yang tenang. ASI dapat terus diberikan hingga anak berumur

2 tahun. (Cipto mangunkusumo. 2003: 7 dalam Novi wahyuningrum,

2007: 17).

25

2.2.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

1) Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya ini misalnya ibu bekerja atau

memiliki kesibukan sosial lain diluar rumah, ibu memiliki budaya

meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan

susu formula kepada anaknya. (Soetjiningsih, 1997 dalam Arini,

2012 : 75)

2) Faktor Psikologis

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.

Seorang ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, dan takut jika

kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita maka ibu tersebut

merasa tertekan batinnya sehingga akan gagal dalam menyusui

bayinya. (Nur, 2011 : 138)

3) Faktor Fisik Ibu

Faktor fisik misalnya Ibu merasa sakit apabila menyusui

bayinya karena saat menyusui dia merasakan ada nyeri di

payudaranya. (Soetjiningsih, 1997 dalam Arini, 2012 : 75)

4) Kurangnya petugas kesehatan

Petugas kesehatan yang jumlahnya sedikit dapat membuat

kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat

pemberian ASI. (Soetjiningsih, 1997 dalam Arini, 2012 : 75)

26

5) Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI

Dengan banyaknya promosi tentang susu formula atau susu

kaleng sebagai susu yang baik untuk pengganti ASI maka banyak

ibu-ibu yang tertarik terlebih untuk ibu-ibu yang memiliki

pekerjaan diluar rumah. (Soetjiningsih 1997:17 dalam Novi

wahyuningrum, 2007: 11).

6) Keterangan yang salah

Adanya keterangan yang salah dan sudah dipercaya

masyarakat juga mempengaruhi pemberian ASI. Keterangan yang

salah bisa datang dari perugas kesehatan yang menganjurkan

penggantian ASI dengan susu kaleng. (Soetjiningsih 1997:17 dalam

Novi wahyuningrum, 2007: 11).

2.2.8 Hambatan yang dihadapi ibu menyusui

Ibu tidak dapat menyusui bayinya karena masalah kesehatan

seperti:

1) Infeksi dada atau abses payudara

2) Penyakit serius misalnya Kanker payudara atau penyakit jantung

3) Ada operasi atau terapi radiasi sebelumnya

4) Kurang/jarangnya pasokan susu

5) Eklampsia

6) TBC aktif

7) HIV

8) Kekurangan gizi parah

27

Dr. Daulat H. Sibuea dari bagian Obstetri Ginekologi Fakultas

Kedokteran Iniversitas Sumatra Utara menyebutkan beberapa problema

ibu dalam menyusui bayinya serta penanganannya :

1) Puting Susu Datar/ Terbenam

Awalnya bayi akan mengalami kesulitan dalam menyusui

namun dengan ekstra usaha, setelah beberapa minggu puting susu

yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi akan mudah

menyusui. Apabila bayi disusui sesering mungkin sekitar 2 - 2 ½

jam maka ibu akan terhindar dari payudara yang terisi terlalu

penuh. Untuk mengeluarkan putting susu saat menyusui dapat

digunakan pompa ASI yang efektif (bukan yang berbentuk

‘terompet’ atau bentuk squeeze dan bulb).

2) Puting Susu Nyeri

Umumnya di awal menyusui ibu akan merasa sakit namun rasa

sakit ini berkurang setelah keluarnya ASI. Selain itu, nyeri dapat

hilang jika posisi mulut bayi dan putting susu ibu sudah benar.

Untuk mengurangi sakit pada puting susu, mulailah menyusui pada

puting susu yang tidak sakit. Setelah minum, keluarkan sedikit ASI,

oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk

beberapa saat sampai puting susu menjadi kering. Jangan

membersihkan puting susu dengan sabun dan hindari puting susu

menjadi lembab.

28

3) Puting Susu Lecet

Apabila puting susu terasa nyeri namun tidak segera ditangani

maka dapat menyebabkan lecet bahkan sampai mengeluarkan

darah. Puting susu yang lecet tidak hanya disebabkan oleh posisi

menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush

(candidiasis) atau dermatitis. Apabila sangat terasa sakit, maka

untuk sementara hentikan menyusui pada payudara yang sakit dan

memberi kesempatan lukanya sembuh. Untuk tetap

mempertahankan kelancaran pembentukan ASI maka saat

mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit sebaiknya

menggunakan tangan (jangan dengan pompa ASI). Setelah terasa

membaik, mulailah menyusui kembali dengan waktu yang lebih

singkat. Apabila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke

Puskesmas. Posisi menyusui yang benar adalah bayi diletakkan

menghadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi

segaris dengan lengan,mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung

keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian besar areola tak

kelihatan.

4) Payudara Bengkak

Pada hari pertama sekitar 2- 4 jam, biasanya payudara terasa

penuh dan nyeri. Hal ini disebabkan bertambahnya aliran darah ke

payudara bersamaan dengan banyaknya ASI yang mulai

diproduksi. Payudara bengkak disebabkan posisi mulut bayi dan

29

puting susu ibu yang salah, produksi ASI yang berlebih, terlambat

menyusui, pengeluaran ASI yang jarang dan waktu menyusui yang

terbatas. Cara mengatasinya yaitu dilakukan kompres hangat saat

sebelum menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan setelah

menyusui dikompres dengan air dingin untuk mengurangi oedema

(Arini, 2012 : 111-113).

2.3 KERANGKA BERFIKIR

2.3.1 Kerangka Teori

Keterangan :

Variabel yang diteliti : Cetak Tebal

Variabel yang tidak diteliti : Cetak Miring

Gambar 1 : Bagan Kerangka Teori

Pemberian

ASI Eksklusif

Faktor Predisposisi:

1. Pengetahuan

- Definisi ASI

- Manfaat ASI

- Tujuan ASI

- Keuntungan ASI

2. Umur

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Sosial Ekonomi

Faktor Pendukung:

1. Pendapatan

keluarga

2. Ketersediaan

fasilitas

kesehatan

3. Sarana &

prasarana

Faktor Pendorong :

1. Keluarga

2. Teman

3. Petugas kesehatan

30

2.3.2 Kerangka Konsep

Gambar 2 : Bagan Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel independent

: Variabel dependent

2.3.3 Hipotesis Penelitian

HA : Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di Kelurahan Tomulabutao Kecamatan Dungingi

Kota Gorontalo.

HO : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI eksklusif di Kelurahan Tomulabutao Kecamatan Dungingi

Kota Gorontalo.

Pengetahuan Ibu:

- Umur

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Sosial Ekonomi

Pemberian ASI

Eksklusif