BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan,...

44
1 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah Menurut Mulyasa, (2009:24) istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school based management” (SBM). MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhn setempat. Ini dimaksudkan bahwa MBS adalah suatu program dimana sekolah diberikan kewenangan penuh dalam mengelola sumber-sumber yang ada pada sekolah yang bersangkutan. Sedangkan Rohiat (2010:47) mengartikan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi ( kewenangan dan tanggung-jawab) yang lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada sekolah, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha) dan meningkat kan mutu sekolah

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan,...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

1

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Berbasis Sekolah

Menurut Mulyasa, (2009:24) istilah

manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan

dari “school based management” (SBM). MBS

merupakan paradigma baru pendidikan, yang

memberikan otonomi luas pada sekolah dalam

kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi

diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya

dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai

dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap

terhadap kebutuhn setempat. Ini dimaksudkan bahwa

MBS adalah suatu program dimana sekolah diberikan

kewenangan penuh dalam mengelola sumber-sumber

yang ada pada sekolah yang bersangkutan.

Sedangkan Rohiat (2010:47) mengartikan

bahwa Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model

pengelolaan yang memberikan otonomi ( kewenangan

dan tanggung-jawab) yang lebih besar kepada sekolah,

memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada sekolah,

mendorong partisipasi secara langsung dari warga

sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan

masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat,

ilmuwan, pengusaha) dan meningkat kan mutu sekolah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

2

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan

otonomi sekolah mempunyai kewenangan dan

tanggung-jawab untuk mengambil keputusan sesuai

dengan kemampuan dan kebutuh an sekolah serta

tuntutan masyarakat yang ada.

Menurut Mulyasa, (2009:25) Manajemen

Berbasis Sekolah yang ditandai dengan otonomi

sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respons

pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di

masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,

mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan

efisiensi antara lain diperoleh melalui keleluasaan

mengelola sumberdaya partisipasi masyarakat dan

penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan

mutu dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi

orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan

sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru

dan kepala sekolah, berlakunya sistem insentif serta

disensitif. Peningkatan pemerataan antara lain

diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat

yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi

pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan pada

sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang

tinggi terhadap sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan

kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

3

3

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ditingkat

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Merupakan model

manajemen yang memberikan otonomi yang lebih luas

kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya dan

sumber dana yang ada. Pengalokasiannya sesuai

dengan prioritas kebutuhan setempat serta mendorong

sekolah untuk dapat mengambil keputusan yang

berkaitan dengan penyelenggaraaan pendidikan secara

bersama dari semua warga sekolah dan masyarakat.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan

salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang

menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan

pendidikan yang lebih baik dan memadahi bagi peserta

didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi

bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf,

menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok

terkait dalam peningkatan pemahaman masyarakat

terhadap pendidikan.

Kesimpulannya adalah bahwa manajemen

merupakan rangkaian proses pemberdayaan seluruh

komponen dalam pengelolaan suatu organisasi dengan

cara efektif dan efisien, melalui tahapan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan

evaluasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang

diharapkan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

4

Dedi Supriyadi ( 2004:18) menyatakan, pada

prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan

sekolah dalam menetapkan berbagai kebijaakan

inyernal sekolah yang mengarah pada peningkatan

mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan.

Sementara Mulyasa (2009:13) menyatakan bahwa

tujuan utama MBS adalah meningkatkan efesiensi,

mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan

efesiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola

sumber daya yang ada, pertisipasi masyarakat, dan

penyederhanaan birokasi. Peningkatan mutu diperoleh

melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan

sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya

hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain

yang dapat menumbuh kembangkan susana yang

kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada

tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang

mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu

akan menjadi tanggung jawab pemerintah.

MBS diterapkan dengan tujuan agar sekolah

diberi wewenang untuk mengelola sekolahnya

semaksimal mungkin sesuai dengan visi dan misi

sekolah tersebut demi meningkatkan mutu pendidikan

(Umaidi, dkk 2010:3)

Tujuan penerapan MBS menurut Rohiat

(2010:48-49) adalah meningkatklan kinerja sekolah

melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

5

5

yang lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan

berdasarkan prinsip-prinsip tata pengelolaan sekolah

yang baik, yaitu partisipasi, transparansi, dan

akuntabilitas. Kinerja sekolah meliputi peningkatan

kualitas, evektifitas, efesiensi, produktifitas, dan inovasi

pendidikan.

Depdiknas (2001:4) management peningkatan

mutu berbasis sekolah bertujuan untuk meningkatkan

mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia, meningkatkan kepedulian

warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan melaluio pengambilan keputusan bersama;

meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang

tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu

sekolahnya; serta meningkatkan kompetensi yang sehat

antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan di

capai.

Depdiknas (2001) menjelaskan ada 3 pilar dalam

MBS, yaitu management sekolah, pembelajar -an yang

aktif kreatif dan menyenangkan serta peran serta

masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah. Salah

satu diantara 3 pilar tersebut diatas adalah peran serta

masyarakat (PSM) masyarakat adalah mitra sekolah

yang dapat diandalkan. Masyarakat terkait langsung

dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, karena

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

6

keberadaan sekolah ada ditengah-tengah masyarakat

dan menjadi tujuan masyarakat sekitar untuk

menuntut ilmu. Sekolah dan masyarakat harus selalu

bersinergi untuk mewujud-kan outcome sekolah yang

berkualitas. Dukungan masyarakat pada sekolah

hendaknya bukan hanya bersifat material tapi juga

dukungan moral seperti memberikan rasa aman

kepada semua warga sekolah. Peran serta masyarakat

adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat

dalam memecahkan permasalahan masyarakat

tersebut. Dalam management berbasis sekolah peran

serta masyarakat berarti partisipasi seluruh anggota

masyarakat dalam memecahkan permasalahan-

permasalahan yang berkaitan dengan sekolah tersebut.

Rohiat (2012:49) menjelaskan bahwa Manajemen

Berbasis Sekolah bertujuan untuk meningkatkan

kinerja sekolah yang meliputi peningkatan kualitas,

efektivitas, efisien, produktivitas, dan inovasi

pendidikan melalui pemberian kewenangan dan

tanggung-jawab lebih besar kepada sekolah yang

dilaksanakan dengan prinsip pengelolaan yang baik,

yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.

Peningkatan kualitas dan produktivitas dapat diperoleh

antara lain melalui partisipasi orang tua dan

masyarakat, pengelolaan kelas, peningkatan

profesionalisme guru dan kepala sekolah. Peningkatan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

7

7

efektivitas dan efisiensi diperoleh dari keleluasaan yang

diberikan untuk mengelola sumberdaya yang ada.

Slameto (2009:61-62) menjelaskan bahwa tujuan

Manajemen Berbasis Sekolah adalah:

Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdaya kan sumberdaya yang tersedia, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengambil keputusan, meningkat kan tanggung-jawab sekolah kepada semua pihak yang berkepentingan tentang mutu sekolah, dan meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.

Adapun manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

antara lain mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

yang tersedia untuk memajukan sekolah, mengetahui

kebutuhan sekolah, khususnya input pendidikan yang

akan dikembangkan dalam proses pendidikan,

merespon aspirasi masyarakat sehingga sekolah dapat

bersaing secara sehat dengan sekolah lain.

Dengan demikian pentingnya Manajemen

Berbasis Sekolah dalam pengelolaan sekolah akan

menjadi lebih baik jika ditopang dengan peran serta

masyarakat, yang merupakan bentuk keikut-sertaan

seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan

permasalahan pendidikan yang ada di sekolah,

sehingga masyarakat sangat berperan dalam

mendukung kemajuan pendidikan.

Sejalan pendapat para pakar pendidikan diatas

dengan memperhatikan kepentingan bersama maka

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

8

sekolah bersama dengan komite menentukan

pengelolaan sekolah dengan manajemen berbasis

sekolah ( MBS ). Dimana pemberian otonomi kepada

sekolah dalam pengelolaannya melalui perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan yang

dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang

berkepentingan.

2.2. Komite Sekolah

2.2.1. Pengertian Komite Sekolah

Menurut Sapari (2003) Komite Sekolah adalah

badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat

dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan

efisiensi pengelolaan pendidikan, baik pada jalur

pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah,

maupun jalur pendidikan luar sekolah. Hal itu

menunjukkan bahwa komite sekolah merupakan suatu

organisasi.

Nama Komite Sekolah disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan

pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan,

Komite Pendidikan Luar Sekolah, Dewan Pendidikan,

Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite TK, Komite

PAUD, atau nama lain yang disepakati.

Komite Sekolah bersifat mandiri, tidak

mempunyai hubungan herarkis dengan lembaga

pemerintahan. Hal itu selaras dengan pasal 56, ayat 3

UU No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi Komite

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

9

9

Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiiri dibentuk

dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan

dengan memberikan pertimbangan, arahan dan

dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta

pengawasan pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan.

Ada tiga dasar pembentukan Komite Sekolah (1)

Undang-Undang No. 25 tahun 2000 tentang Program

Pembangunan Nasional (PROPENAS), (2) dijabarkan

dalam Kepmendiknas No. 44 / U/2002, dan (3)

Lampiran II Kepmendiknas No. 033/U/2002. Adapun

maksud dari pembentukann Komite sekolah adalah

agar ada suatu organisasi masyarakat sekolah yang

mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli

terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu

pembentukan Komite Sekolah juga dikembangkan

secara khas dan berakar dari budaya, demografis,

ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang

dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat.

Komite Sekolah berkedudukan di satuan

pendidikan, baik satu satuan ataupun beberapa satuan

pendidikan dalam jenjang yang sama atau beberapa

satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada

pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan

pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara

pendidikan. Adapun komite sekolah bersifat mandiri,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

10

tidak mempunyai hubungan herarkhis dengan lembaga

pemerintahan. Sedangkan tujuan Komite Sekolah

antara lain mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan

prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan

operasional dan program pendidikan di satuan

pendidikan, meningkatkan tanggung jawab dan

peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan, serta menciptakan

suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan

pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

2.2.2. Peran Komite Sekolah

Dalam Keputusan Mendiknas Nomor :

044/U/2002, bahwa peran komite sekolah adalah

sebagai (1) Pemberi pertimbangan ( advisory agency )

dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan

pendidikan di satuan pendidikan, (2) Pendukung

(supporting agency), baik yang berwujud finansial,

pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan

pendidikan disatuan pendidikan, (3) Pengontrol

(controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan di satuan pendidikan, (4) Mediator antara

pemerintah ( eksekutif ) dengan masyarakat di satuan

pendidikan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

11

11

2.2.3. Fungsi Komite Sekolah

Adapun fungsi Komite Sekolah adalah mendorong

tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat

terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermuutu;

melakukan kerjasama dengan masyarakat

(perorangan/ organisasi/ dunia usaha/dunia industri)

dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu; Menampung dan

menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;

Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi

kepada satuan pendidikan;

Sebagai mediator, Komite Sekolah mendorong

orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam

pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan

pemerataan pendidikan; serta menggalang dana

masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan di satuan penndidikan.

Sebagai lembaga pengontrol, komite sekolah

melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap

kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran

pendidikan di satuan pendidikan.

Sebagai lembaga mediator, Komite Sekolah

mendorong orang tua siswa dan masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung

peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

12

pendidikan. Menggalang dana masyarakat dalam

rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di

satuan pendidikan.

Agus Haryono (2008: 81) mengatakan bahwa tujuan pembentukan komite sekolah adalah:1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa

masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan,

2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan,

3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan (kepmendiknas No:044/U/2002).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembentukan komite sekolah adalah sebagai wadah

dan tempat penyaluran aspirasi masyarakat guna

meningkatkan tanggung jawabnya dalam penyelenggara

an pendidikan.

Adapun fungsi komite sekolah, sebagai berikut:1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,

2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/ dunia usaha/ dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,

3. Menampung dan menganalisis sapirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

13

13

Secara kontekstual, peran komite sekolah sebagai

berikut:

1. Pemberi pertimbangan (adfisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan ,

2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan,

3. Pengontrol (Controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan

4. Monitor antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan (kebmendiknas No:044/U/2002).

Depdiknas (2001: 17) menguraikan tujuan peran

Komite sekolah terhadap penyelenggaraan sekolah

yakni:

1. Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar disekolah baik sarana prasarana maupun teknis pendidikan,

2. Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa. Membantu usaha pemantapan sekolah dalam mewujudkan pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan, berorganisasi, dan kepemimpinan), ketrampilan dan kewirausahaan, kesegaran jasmani dan berolahraga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni dan budaya,

3. Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu,

4. Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum baik intra maupun ekstra

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

14

kulikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan,

5. Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah,

6. Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS),

7. Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu. Sementara itu Agus Haryono (2008:81) menjelaskan

bahwa peran komite sekolah tidak dapat berdiri sendiri,

melainkan peran yang saling terkait antara peran satu

dengan peran lainnya. Peran tersebut adalah:

1. Pemberi pertimbangan (advisory agency)Komite sokolah merupakan badan yang memberi pertimbangan kepada sekolah atau yayasan. Idealnya, sekolah dan yayasan pendidikan harus meminta pertimbangan kepada komite sekolah dalam merumuskan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah, termasuk juga dalam merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah. Ada visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersekolah yang bersifat given, tetapi ada yang harus dirumuskan bersama komite sekolah seperti program unggulan apa saja yang ingin di terapkan oleh sekolah.

2. Pemberi dukungan (supporting agency)Komite sekolah merupakan badan yang memberikan dukungan berupa dana, tenaga dan pikiran. Jika dahulu BP3 lebih sebagai pendukung dana, maka penekanan peran komite sekolah seharusnya bukan pada aspek dana saja melainkan aspek lainya terutama berupa gagasan dalam rangka penyelenggaran mutu pendidikan

3. Melakukan pengawasan (controlling agency)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

15

15

Merupakan badan yang melaksanakan pengawasan sosial kepada sekolah. Pengawasan ini tidak sebagai pengawas instruksional sebagaimana yang dilakukan oleh lembaga maupun badan pengawasan fungsional. Pengawasan sosial yang dilakukan lebih memiliki implikasi sosial, dan lebih dilaksanakan secara preventif, seperti ketika sekolah menyusun RAPBS, atau ketika sekolah menyusun laporan pertanggungjawaban pada masyarakat.

4. Mediator Komite sekolah memiliki peran sebagai mediator antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Keneradaan komite sekolah dilembaga pendidikan swasta akan menjadi tali pengikat antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan akan menjadi kunci keberhasilan upaya peningkatan pendidikan.

Fungsi komite sekolah meurut Agus Haryono (2008: 81) sebenarnya merupakan penjabaran dari peran komite sekolah tersebut. Artinya, satu peran komite sekolah terkait dengan fungsi komite sekolah sebagai berikut:1. Memberikan masukan, pertimbangan dan

rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: a. Kebijakan dan program pendidikan,b. RAPBS,c. Kriteria tenaga kependidikan,d. Kriteria fasilitas pendidikan, dane. Hal-hal yang terkait dengan pendidikan.

2. Menolong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan,

3. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan,

4. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

16

5. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan

6. Melakuakan kerjasama dengan masyarakat.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

serta peran komite adalah melakukan kerjasama

dengan pemerintah dan masyarakat untuk dapat

mendorong dan menampung aspirasi akan kebutuhan

pendidikan bagi masyarakat, yang selanjutnya

disampaikan kepada sekolah sehingga masyarakat

akan mendapatkan pendidikan sesuai dengan

kebutuhanya dalam penelitian ini, peniliti berpedoman

pada peran dan fungsi komite sekolah yang

dikeluarkan oleh Depdiknas dan Kemendiknas No:044/

U/ 2002.

Dalam menjalankan kinerjanya tersebut, komite

sekolah harus membuat program kerja sesuai dengan

fungsi dan peranya. Selain itu, program yang disusun

harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan

pada akhirnya pelaksanaan program kerja komite

harus dapat dipertanggung jawabkan kepada sekolah

dan masyarakat. Untuk mengetahui sejauhmana

keberhasilan dari kinerja komite sekolah maka perlu

diadakan evaluasi program komite sekolah.

2.3. Evaluasi dan Evaluasi Program

2.3.1. Evaluasi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

17

17

Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa

Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam

perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan

tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit

penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”

(Arikunto dan Cepi Safrudin, 2008:1).

Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang

ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai

fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu

pengatahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan

dalam praktik profesi. Menurut Daniel L. Stufflebeam

dan Anthony J.Shinklield dalam Wirawan (2012;30)

teori evaluasi program mempunyai enam ciri, yaitu:

pertalian menyeluruh; konsep-konsep inti; hipotesis-

hipotesis teruji mengenai bagaimana prosedur-prosedur

evaluasi menghasilkan keluaran yang diharapkan;

prosedur-prosedur yang dapat diterapkan; persyaratan-

persyaratan etikal; dan kerangka umum untuk

mengarahkan praktik evaluasi program dan

melaksanakan penelitian mengenai evaluasi program.

Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi program sangat

berhubungan dengan prosedur-prosedur dan

persyaratan-persyaratan dalam suatu penelitian.

Evaluasi menurut Griffin & Nix dalam Wirawan

(2012) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi

dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini selalu

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

18

didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian.

Menurut Tyler dalam Wirawan (2012) evaluasi adalah

proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah

tercapai. Evaluasi dapat juga didefinisikan sebagai

proses pengumpulan informasi untuk mengetahui

pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi

diharapkan dapat mendorong guru untuk mengajar

lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar

lebih baik. Jadi evaluasi memberikan informasi bagi

kelas dan guru untuk meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar. Informasi yang digunakan untuk

menevaluasi program pembelajaran harus memiliki

kesalahan sekecil mungkin.

Jadi evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses

pengumpulan informasi untuk mengetahui sejauh

mana perkembangan tentang hal yang diteliti itu sudah

terlaksana, dan apakah hal yang diteliti sudah

mengalami kemajuan ataukah ada hambatannya.

Sehingga akan mudah untuk mendapatkan solusinya.

2.3.2. Program

Menurut Wirawan (2012:17), Program adalah

kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk

melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk

waktu yang terbatas. Kebijakan bersifat umum dan

untuk merealisasikan kebijakan disusun berbagai jenis

program.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

19

19

Program adalah rangkaian kegiatan-kegiatan

atau seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan.

Suatu program dalam mencapai tujuan akan tersusun

dengan melakukan perencanaan program.

2.4. Evaluasi Program

Menurut Suharsimi dan Cepi (2004). Evaluasi

program adalah “upaya untuk mengetahui tingkat

keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan

cara mengetahui efektivitas masing-masing

komponennya.” Hal itu dimaksudkan apabila

efektifitas masing-masing komponen dapat kita ketahui

dengan lebih baik maka kita dapat dengan cermat

mengetahui keterlaksanaan sesuai dengan

tingkatannya.

Setiap hasil evaluasi diperlukan kriteria penilaian

yang akan diperlukan untuk pelaksanaan analisis data.

Pendapat lain dikemukakan oleh Brinkerhoff dalam

Suharsimi dan Cepi (2004) yaitu “....the criteria to be

used for the assessment of a specific object must be

determined wthin the specific of the object and the

function of its evaluation”

Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Arikunto

dan Jabar (2009:5), Evaluasi program adalah proses

untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah

terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

20

dan Stuffebeam (1971) yang dikutip oleh Arikunto dan

Jabar (2009:5), Evaluasi program adalah upaya

menyediakan informasi untuk disampaikan kepada

pengambil keputusan.

Sedangkan Evaluasi menurut Gay dalam Sukardi

(2014:8) adalah sebuah proses sistematika

pengumpulan dan penganalisisan data untuk

pengambilan keputusan. Dari aspek program, evaluasi

dapat dikatakan suatu kegiatan pengevaluasian yang

dilakukan secara berkesinambungan dan ada dalam

suatu organisasi. Program dapat diartikan menjadi dua

hal yaitu sebagai rencana dan juga sebagai kesatuan

kegiatan pengelolaan.

Adapun menurut Wirawan (2012:17), Program

adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk

melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk

waktu yang terbatas. Kebijakan bersifat umum dan

untuk merealisasikan kebijakan disusun berbagai jenis

program. Semua program tersebut perlu dievaluasi

untuk menentukan apakah layanan atau intervensinya

telah mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi

program adalah metode sistematik untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi

untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa evaluasi program merupakan

proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

21

21

yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam

menentukan alternatif kebijakan sekolah. evaluasi

program dilakukan dalam upaya untuk mengetahui

tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat

dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing

komponennya dan setiap hasil evaluasi diperlukan

kriteria penilaian yang akan diperlukan untuk

pelaksanaan analisis data.

2.4.1. Tujuan Evaluasi Program

Dwiyogo, (2006:50) Tujuan evaluasi pada

dasarnya ada dua tujuan evaluasi program, yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan,

sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap

komponen dari program.

Menurut Arikunto (2009:18) evaluasi program

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

pencapaian tujuan program dengan langkah

mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, dan

ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan sub

komponen yang belum terlaksana dan apa sebabnya.

Dilihat dari tujuannya yaitu ingin mengetahui

kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

22

dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian

evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program,

pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana

melaksanakan penelitian.

Adapun Wirawan (2012:22) menguraikan evaluasi

dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai

dengan objek evaluasinya. Tujuan melaksanakan

evaluasi antara lain :

a. Mengukur pengaruh program terhadap

masyarakat.

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana.

c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai

dengan standar.

d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan

menemukan mana dimensi program yang jalan,

mana yang tidak berjalan.

e. Pengembangan staf program.

f. Memenuhi ketentuan undang-undang.

g. Akreditasi program.

h. Mengukur cost effectiveness dan cost effisiency.

i. Mengambil keputusan mengenai program.

j. Accountability.

k. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf

program.

l. Memperbaiki posisi politik

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

23

23

m. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset

evaluasi.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa penelitian evaluasi dimaksudkan

untuk mengetahui akhir dari kebijakan, dalam rangka

menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu

yang pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan

kebijakan selanjutnya.

2.4.2 Model Evaluasi CIPP

Menurut Wirawan, (2011,80) ada bermacam-

macam jenis model evaluasi program, yaitu : a) Model

Evaluasi Program Berbasis Tujuan, b) Model Evaluasi

Berbasis Tujuan, c) Model Evaluasi Formatif dan

Sumatif dan Model Evaluasi Program CIPP. Oleh karena

penelitian ini hendak menggunakan model CIPP maka

berikut ini akan dibahas tentang model evaluasi

tersebut.

Menurut Endang Mulyatiningsih (2013:120) CIPP

merupakan singkatan dari Contex, Input, Process and

Product yang dikembangkan oleh Stufflebeam tahun

1960an. Tujuan dari CIPP adalah untuk membantu

evaluator dalam mengevaluasi program, proyek, atau

institusi. Hal ini berarti CIPP merupakan model

evaluasi yang dilakukan secara komprehensif untuk

memahami aktivitas-aktivitas program mulai dari

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

24

munculnya ide program sampai pada hasil yang dicapai

setelah program dilaksanakan.

Dalam Model CIPP komponen-komponen dari evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Contex evaluation ( Evaluasi terhadap Konteks) Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan terhadap kebutuhan, tujuan pemenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang kesuksesan proyek/program.

b. Input evaluation (Evaluasi terhadap Masukan ) Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program.

c. Process evaluation (Evaluasi terhadap Proses)Evaluasi proses menunjukkan pada apa, siapa dan kapan serta sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

d. Product evaluation (Evaluasi terhadap Produk) Ini merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, serta dampak dari program.

Fungsi evaluasi dengan model CIPP adalah sebagai berikut :

1. Membantu penanggung-jawab program pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan apakah meneruskan, memodifikasi, atau menghentikan program.

2. Apabila tujuan yang ditetapkan program telah mencapai keberhasilan, maka ukuran yang

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

25

25

digunakan tergantung pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Evaluasi merupakan bagian dari fungsi

manajemen yakni pemantauan/monitoring dan

evaluasi (monev). Evaluasi bermanfaat untuk

menghindari organisasi/lembaga mengulangi

kesalahan yang pernah dilakukan karena evaluasi

sebagai umpan balik perbaikan.

Daniel Stufflebeam dalam Wirawan (2012:94)

mengembangkan 10 check list sebagai panduan bagi

evaluator, klien dan pemangku kepentingan lainnya

dalam melaksanakan Model Evaluasi CIPP. Fungsi dari

check list untuk membantu para evaluator

mengevaluasi program yang secara relatif mempunyai

tujuan jangka panjang. Pertama, check list agar

evaluator dapat menyelesaikan laporan evaluasi tepat

waktu, jadi membantu kelompok evaluator untuk

merencanakan, melaksanakan,

menginstitusionalisasikan, melaksanakan layanan yang

efektif kepada para penerima manfaat yang ditargetkan.

Disamping itu, check list membantu untuk menelaah

dan menilai sejarah program dan menyediakan laporan

evaluasi sumatif dan nilai serta manfaatnya secara

signifikan.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

26

Pengembangan aktivitas evaluator menurut

Wirawan (2012:95) bahwa dalam tiap tahap antara lain

meliputi :

Evaluasi konteks mengakses kebutuhan-kebutuhan,

asset, dan problem-problem dalam lingkungan yang

terdefinisi. Aktivitas evaluator pada tahap ini yaitu : (a).

mengumpulkan dan mengakses kebutuhan informasi,

latar belakang benefisiari yang dituju, dari sumber-

sumber, (b). mewawancarai para pemimpin program

untuk menelaah dan mendiskusikan perspektif mereka

mengenai kebutuhan para benefisiari untuk

mengidentifikasi setiap problem, (c). mewawancarai

para pemangku kepentingan untuk memperoleh

pandangan lebih lanjut mengenaai kebutuhan-

kebutuhan dan nilai benefisiari yang dituju dan

potensial problem-problem untuk program, (d). menilai

tujuan program dalam kaitannya dengan kebutuhan

benefisiari dan asset-asset potensial yang berfanfaat,

(e).ikut sertakan seseorang spesialis pengumpulan

data, untuk memonitor dan merekam data mengenai

lingkungan program, (f).meminta staf program secara

tetap informasi yang mereka kumpulkan, (g).jika

dianggap perlu mempersiapkan dan menyampaikan

kepada klien dan pemangku kepentingan yang

disepakati, suatu draf laporan mengemukakan

kebutuhan-kebutuhan program yang berhubungan,

asset-asset, dan problem-problem, bersama-sama

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

27

27

assesment tujuan dan prioritas program, (h). secara

periodik atau bila perlu, mendiskusikan temuan-

temuan evaluasi konteks sebagai balikan kepada klien,

(i).memfinalkan laporan-laporan evaluasi konteks dan

alat-alat bantu visual dan menyediakannya kepada

klien dan para pemangku kepentingan yang disepakati.

Evaluasi input atau masukan menjaring,

menganalisis dan menilai mengenai strategi, rencana

kerja dan anggaran berbagai pendekatan. Yang

dilakukan evaluator meliputi: (a). mengidentifikasi dan

meneliti program lain yang ada yang dapat

dipergunakan sebagai model untuk program yang

direncanakan, (b). menilai strategi program yang

diusulkan mengenai koresponden terhadap kebutuhan

dan fasibilitasnya, (c). menilai anggaran program untuk

menentukan kecukupannya dalam membiayai

pekerjaan yang dibutuhkan, (d). menilai strategi

programdengan penelitian dan literatur yang

berhubungan, (e). menilai manfaat strategi program

dengan membandingkan dengan alternatif strategi yang

dipergunakan dalam program yang serupa, (f). menilai

rencana kerja program dan menyusun scedule untuk

kecukupan, feasibilitas, dan viabilitas, (g). menyusun

suatu draf laporan evaluasi masukan dan mengirimkan

kepada klien dan pemangku kepentingan lainnya yang

disepakati, (h). mendiskusikan temuan-temuan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

28

evaluasi masukan dalam suatu lokakarya balikan, (i).

memfinalkan laporan evaluasi masukan dan

menyampaikan kepada klien dan pemangku

kepentingan.

Dalam Evaluasi proses memonitor, mendokumen-

tasikan, dan menilai aktivitas program. Pada tahap ini

aktivitas evaluator : (a). menugaskan staf program dan

konsultan dan/atau anggota tim evaluasi untuk

menyusun suatu direktori orang-orang dan kelompok-

kelompok yang dilayani, membuat catatan mengenai

kebutuhan-kebutuhan mereka, dan mencatat layanan

program yang mereka terima, (b). mengumpulkan dan

menilai sampai seberapa tinggi individu dan kelompok

yang dilayani konsisten dengan kemanfaatan program

yang direncanakan, (c). secara periodik mewawancarai

para pemangku kepentingan di wilayah program untuk

mempelajari perspektif mereka mengenai bagaimana

program mempengaruhi masyarakat, (d). memasukan

informasi yang diperoleh dan penilaian evaluator

kedalam profil program secara periodik, (e). menilai

sampai seberapa banyak program secara tidak pantas

menyediakan layanan kepada kelompok yang tidak

ditargetkan, (f). membuat draf laporan evaluasi

pengaruh program dan menyediakan kepada klien para

pemangku kepentingan yang disetujui, (g).

mendiskusikan temuan evaluasi pengaruh (impack

evaluation) dalam loka karya balikan, (h).

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

29

29

memfinalisasi laporan evaluasi proses dan bantuan

visual yang berkaitan dan disepakati para pemangku

kepentingan.

Wirawan (2012:92) menggambarkan bagan

evaluasi konteks dan evaluasi masukan , evaluasi

proses dan evaluasi produk (CIPP) sebagai berikut:

Tabel 2.4.1: Bagan Evaluasi CIPP

Wirawan (2012:95) menggambarkan bagan

aktivitas evaluator dan pemangku kepentingan dalam

evaluasi konteks dan evaluasi masukan , evaluasi

proses dan evaluasi produk sebagai berikut

Tabel 2.4.2Aktivitas Evaluator dan Pemangku Kepentingan dalam

Evaluasi Konteks

Aktivitas EvaluatorAktivitas klien/pemangku

kepentingan-Tujuan Program Pengumpulan dan

mengakses kebutuhan, informasi latar belakang benefisiari yang dituju, dari sumber-sumber seperti rekaman kesehatan, kelas

Memakai temuan-temuan evaluasi konteks untuk mennyeleksi dan/atau mengklarifikasi benefisiari yang dituju.

Konteks Berupaya untuk

mencari jawaban atas pertanyaan Apa yang perlu dilakukan ?

Waktu pelaksanaan sebelum program diterima

Keputusan perencanaan program

Input Berupaya untuk

mencari jawaban atas pertanyaan Apa yang harus dilakukan ?

Waktu pelaksanaan sebelum program dimulai

Keputusan penstrukturan program

Proses Berupaya untuk

mencari jawaban atas pertanyaan Apa program sedang dilaksana kan ?

Waktu pelaksanaan ketika program dilaksanakan

Keputusan pelaksanaan

Produk Berupaya untuk

mencari jawaban atas pertanyaan Apakah program sukses?

Waktu pelaksanaan ketika program selesai

Keputusan resikel ya/tdk program harus diresikel

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

30

dan skor-skor tes, proposalpermintaan pendanaan dan arsif-arsif surat kabar.

Mewawancarai para pemimpin program untuk menelaah dan mendiskusikan perspektif mereka mengenai kebutuhan para benefisiari untuk mengidentifikasi setiap problem (politik atau lainya) yang perlu diselesaikan program.

Memakai temuan-temuan evaluasi konteks untuk menela ah dan merevisi, jika cocok, tujuan-tujuan program untuk memastikan secara tepat kebutuhan-kebutuhan yang dinilai.

Mewawancarai para pemangku kepentingan untuk memperoleh pandangan lebih lanjut mengenai kebutuhan-kebutuhan dan nilai benefisiari yang dituju dan potensial problem-problem untuk program.

Memakai temuan-temuan evaluasi konteks untuk memasti kan bahwa program memanfaatkan masyarakat yang terkait dan aset-aset lainya.

Menilai tujuan program dalam kaitanya dengan kebutuhan benefisiari dan aset-aset potensial yang bermanfaat.

Memakai temuan-temuan evaluasi konteks -sepanjang atau pada kahir program-untuk membantu menilai efektivitas dan signifikansi program dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan benefisiari yang dinilai.

Ikut sertakan seorang spesialis pengumpulan data, untuk memonitor dan merekam data mengenai lingkungan program, termasuk program-program yang terkait, sumber-sumber wilayah, kebutuhan dan probem wilayah, dan dinamika politik.

Meminta staf program secara tetap informasi evaluasi mengenai tim evaluasi yang mereka kumpulkan mengenai benefisiari program dan lingkungan.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

31

31

Setiap tahun, jika dianggap perlu mempersiapkan dan menyampaikan kepada klien dan pemangku kepentingan yang disepakati, suatu draf laporan mengemumkakan kebutuhan-kebutuhan program yang berhubungan, aset-aset, dan problem -problem, bersama-sama dengan asesment tujuan dan prioritas program.

Secara periodik atau jika dianggap perlu mendiskusikan temuan-temuan evaluasi konteks sebagai balikan kepada klien dan audiens yang ditentukan.

Memfinalkan laporan-laporan evaluasi konteks dan alat-alat bantu visual dan menyediakanya kepada klien dan para pemangku kepentingan yang disepakati

Evaluasi konteks mengakses kebutuhan-kebutuhab,

aset dan problem-problem dalam lingkungan terdefinisi.

Tabel 2.4.3Aktivitas Evaluator dan Pemangku Kepentingan dalam

Evaluasi Masukan

Aktivitas EvaluatorAktivitas klien/pemangku

kepentingan-Tujuan Program Mengidentifikasi dan

meneliti program lain yang dapat diperguna kan sebagai model untuk program yang direncanakan.

Memakai temuan evaluasi masukan untuk merencanakan suatu strategi program yang secara signtific, economis, social, politic dan tegnology dapat dipertahankan.

Menilai strategi program Memakai temuan evaluasi

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

32

yang disusulkan mengenai koresponden terhadap kebutuhan dan fasilitasnya.

masukan untuk memastikan bahwa strategi program memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh yang memperoleh keuntungan yang ditargetkan.

Menilai anggaran program untuk menentukan kecukupannya dalam membiayai pekerjaan yang dibutuhkan.

Memakai temuan evaluasi masukan untuk mendukung permintaan pendanaan untuk kegiatan yang direncanakan.

Menilai strategi program dengan penelitian dan literatur yang berhubungan.

Memakai temuan evaluasi masukan untuk melatih staf untuk melaksanakan program.

Menilai manfaat strategi program dengan membandingkannya dengan alternatif strategi yang dipergunakan dalam program yang serupa.

Memakai hasil evaluasi masukan untuk tujuan pertanggung jawaban dalam melaporkan rasional untuk strategi program yang dipilih dan mempertahankan rencana program.

Menilai rencana kerja program dan menyusun skedul untuk kecukupan, feabilitas, dan fiabilitas politik.

Menyusun suatu draf laporan evaluasi masukan dan mengirimkannya kepada klien dan pemangku kepentingan lainya yang disepakati.

Mendiskusikan temuan-temuan evaluasi masukan dalam suatu loka karya balikan.

Memfinalkan laporan evaluasi masukan dan alat bantu visualnya dan menyampaikannya kepada klien dan pemangku kepentingan lainnya yang disepakati.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

33

33

Evaluasi Input jejaring menganalisis dan menilai

mengenai strategi rencana kerja dan anggaran berbagai

pendekatan. Apa yang dilaku kan evaluator dan klien

dan pemangku kepentingan lainnya.

Tabel 2.4.4Aktivitas Evaluator Klien, dan Pemangku Kepentingan

lainnya dalam Evaluasi Proses

Aktivitas EvaluatorAktivitas klien/pemangku

kepentingan memanajemeni dan mendokumentasi.

Menugaskan staf program dan konsultan da/atau anggota tim evaluasi untuk menyusun suatu direktori orang-orang dan kelompok-kelompok yang dilayani, membuat catatan mengenai kebutuhan-kebutuhan mereka, dan mencatat layanan program yang mereka terima.

Memakai temuan evaluasi proses untuk mengontrol dan memperkuat aktivitas staf

Mengumpulkan dan menilai sampai beberapa tinggi individu dan kelompok yang dilayani konsisten dengan kemanfaatan program yang direncanakan.

Memakai temuan evaluasi proses untuk memperkuat desain program.

Secara periodik mewancarai para pemangku kepentingan diwilayah program seperti pemimpin masyarakat, para pegawai, personel sekolah dan program sosial, ulama, polisi, hakim, dan pemilik rumah, intuk mempelajari perspektif mereka mengenai bagaimana

Memakai temuan evaluasi proses untuk menyususn suatu rekaman kemajuan program.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

34

program memengaruhi masyarakat.

Memasukkan informasi yang diperoleh dan penilaian evaluator kedalam profil progran secara periodik.

Memakai temuan evaluasi proses untuk membantu menyusun suatu rekaman biaya program.

Menentukan sampai beberapa banyak program mencapai suatu kelompok penerima layanan yang tepat.

Memakai temuan evaluasi proses untuk melaporkan kemajuan program kepada sponsor financial program, dewan kebijakan (policy board) para anggota masyarakat dan para pengembang program lainnya.

Menilai sampai seberapa banyak program secara tidak pantas menyediakan layanan kepada kelompok yang tidak ditargetkan.

Membuat draf laporan evaluasi pengaruh program (mungkin disatukan dengan laporan yang lebih besar) dan menyediakannya kepada klien para pemangku kepentingan yang disetujui.

Mendiskusikan temuan evaluasi pengaruh (impact evaluation) dalam lokakarya balikan.

Memfinalisasi laporan evaluasi proses dan bantuan visual yang berkaitan dan disepakati para pemangku kepenting-an.

Evaluasi proses memonitor, mendokumentasikan, dan

menilai aktivitas program.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

35

35

Berdasarkan ketiga tabel tersebut diatas, maka

peneliti akan melakukan langkah-langkah sebagaimana

seorang evaluator akan mengadakan kajian penelitian

dalam rangka mengevaluasi suatu objek yang akan

diteliti guna memperoleh data akurat, informasi

lengkap, teknik yang tepat, serta hasil maksimal dan

bermanfaat. Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

1) Melakukan observasi lapangan di SD Negeri

Pilangrejo 1 guna mencari masukan dan

informasi dari pemangku kepentingan,

2) Pengumpulan data dan menggali informasi dari

sumber yang dituju dengan menggunakan alat

atau instrumen pendukung yang telah

dipersiapkan,

3) Melakukan wawancara dengan para pemangku

kepentingan pada SD Negeri Pilangrejo 1, baik

warga sekolah (Kepala Sekolah, Komite Sekolah,

Guru, Karyawan) maupun warga masyarakat

(orangtua/wali murid,

perorangan/organisasi/dunia usaha/ dunia

industri), untuk menelaah dan menggali

informasi

4) Mempelajari, menilai, dan menentukan sampai

beberapa banyak program yang telah dicapai dan

program apa yang belum dilaksanakan,

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

36

5) Mendiskusikan segala temuan evaluasi untuk

didiskusikan bersama pemangku kepentingan

guna mencari solusinya,

6) Mencatat segaala temuan evaluasi, menilai,

mendiskusikan dan merekomendasikan temuan

evaluasi kepada pihak sekolah maupun komite

sekolah,

7) Melakukan finalisasi laporan evaluasi proses dan

bantuan visual yang berkaitan dan disepakati

para pemangku kepentingan.

Adapun teknik yang digunakan dalam mengambil

langkah-langkah evaluasi ini didasarkan atas bagan

aktivitas evaluator dan pemangku kepentingan dalam

evaluasi konteks dan evaluasi masukan , evaluasi

proses dan evaluasi produk.

2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam rangka melakukan kajian empiris

tentang komite sekolah, maka penelitian ini didasarkan

pada peneliti terdahulu seperti yang telah dilakukan

oleh Tri Astuti Rahayu (2015). “Evaluasi Program

Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah di SD

Negeri 2 Purbosari Temanggung”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partisipasi

masyarakat melalui komite sekolah sangat dibutuhkan

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

37

37

SD Negeri 2 Purbosari Temanggung. Dari segi input,

telah disusun program partisipasi masyarakat melalui

komite sekolah dengan pembentukan Komite Sekolah,

penyusunan program kerja komite sekolah, penyediaan

sarpras dan dana untuk pelaksanaan program serta

mekanisme kerja yang kesemuanya sudah memadahi

untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Dari segi Proses

program partisipasi masyarakat melalui komite sekolah

di SD Negeri 2 Purbosari Temanggung sangat baik,

ketercapaian programmasing-masing bidang menunjuk

kan Bidang Umum terlaksana 100%, Bidang

Administrasi 95 %, bidang Organisasi 81,25%, Bidang

Pengembangan sekolah / sarpras 83,3 %. Dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan program partisipasi

masyarakat terlaksana 89.89% (Amat Baik ). Adapun

hambatannya adalah karena komite sekolah

mempunyai pekerjaan sehingga tidak bisa fokus di

sekolah. Dari segi Produk pelaksanaan program

partisipasi masyarakat sesuai dengan program kerja

yang telah disusun. Hasil tersebut diantaranya

kebijakan dalam pembuatan program kerja, AD/ART,

sumbangan dari wali murid, pembangunan mushola,

kamar kecil, perpustakaan, rehab gedung, penentuan

SKL.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Tri Astuti

Rahayu, dapat disimpulkan bahwa Komite Sekolah

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

38

dibutuhkan dalam hal partisipasinya, baik dari segi

input, proses, dan produk pelaksanaan programnya

sudah sesuai dan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh

sekolah, namun ada hambatan yang tidak terlalu

mendasar adalah bahwa pekerjaan anggota komite

sekolah yang menjadi kendala karena kurang fokus

terhadap tugas pokok dan fungsinya sebagai

stakehoder yang komitmen dengan bidang tugasnya.

Padmaratnawati,YH (2015) “Evaluasi

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Tentang

Peran serta Masyarakat di SMP Negeri 26 Semarang”,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks program

peran serta masyarakat (komite sekolah) di SMP Negeri

26 Semarang sangat diperlukan, karena perannya

sebagai pendukung , penasehat atau pemberi masukan,

pengawas semua kegiatan dan juga sebagai jembatan

penghubung antara sekolah dengan orang tua siswa,

demikian juga fungsinya melaksanakan semua kegiatan

yang dapat meningkatkan mutu pendidikan SMP Negeri

26 Semarang. Sedangkan input programnya, tidak

memiliki program secara khusus tentang kegiatan

Komite Sekolah, tetapi eksistensi dari Komite Sekolah

sangat diperlukan. Komite Sekolah juga tidak memiliki

gedung atau kantor tersendiri, sehingga untuk

melaksanakan kegiatan masih meminjam ruangan

kepala sekolah atau ruang kelas, selain itu Komite

Sekolah juga tidak memiliki sarana prasarana yang lain

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

39

39

tersendiri yang khusus digunakan pada kegiatan

Komite Sekolah. Proses Program Komite telah

melaksanakan fungsinya yang pertama sebagai

lembaga pertimbangan, yakni dengan cara selalu

memberi saran dan masukan kepada sekolah tentang

program sekolah yang sudah direncanakan. Sebagai

fungsinya yang kedua, yakni sebagai lembaga

pendukung, pada fungsinya yang ketiga, yakni sebagai

lembaga pengontrol dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan di satuan pendidikan komite SMP Negeri 26

Semarang belum sepenuhnya dilaksanakan, karena

tidak ada data yang menyebutkan bahwa SMP Negeri

26 berperan menyeluruh dalam mengontrol pemasukan

dan pengeluaran dana kegiatan sekolah. Komite

Sekolah hanya mengontrol keuangan atau dana yang

dapat langsung dari orang tua siswa saja. Untuk

fungsinya yang keempat, yakni sebagai lembaga

penghubung, komite sudah melaksanakan dengan cara

menggalang dana masyarakat. Komite tidak memiliki

program komite secara khusus, sehingga program yang

selama ini dilaksanakan hanya mengikuti program

sekolah yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah.

Namun demikian empat fungsi dari Komite Sekolah

telah dilaksanakan sesuai dengan fungsi komite SMP

Negeri 6 Semarang.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

40

Dari laporan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Padmaratnawati,YH, menyatakan bahwa eksistensi

komite sekolah sangat diperlukan, karena perannya

sebagai pendukung , penasehat atau pemberi masukan,

dan pengawas semua kegiatan serta sebagai jembatan

penghubung antara sekolah dengan orang tua siswa,

sudah dilaksanakan dengan baik, namun demikian ada

fungsinya sebagai sebagai lembaga pengontrol

khususnya dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas, belum sepenuhnya dilaksanakan.

Tina Rahmawati, M.Pd. penelitian yang dilakukan

oleh Armansyah dengan judul Peranan dan

pemberdayaan Komite Sekolah dalam penyelenggaraan

Pendidikan SMA Negeri di kota Binjai, menunjukkan

bahwa dalam pelaksanaan peranannya hanya sebagai

pemberi pertimbangan dan pengawasan yang lebih

utama, sedang peran lainnya sebagai pendukung dan

mediator belum sepenuhnya terlaksana. Adapun dalam

dukungan dana belum berhasil sepenuhnya, karena

baru mendapatkan dukungan dana dari wali murid

melalui iuran komite, sedang dana dari masyarakat

sekitar seperti dari dunia usaha maupun masyarakat

yang peduli akan pendidikan belum berhasil.

Penelitian yang dilakukan oleh Tina Rahmawati, M.Pd,

dapat disimpulkan bahwa peran komite sekolah sebagai

pemberi pertimbangan dan pengawasan mendapatkan

priorotas utama, namun peran lainnya sebagai

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

41

41

pendukung dan mediator belum sepenuhnya

terlaksana. Harapan dari sekolah terhadap peran serta

komite sekolah dalam memperoleh dana dari

masyarakat khususnya dari dunia usaha maupun

dunia industri ( DUDI ) belum terpenuhi, kecuali dana

dari hasil iuran wali murid.

Zulkifli Matondang dengan judul Pemberdaya an

Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas

Manajemen Sekolah di kota Tebing Tinggi. Dalam

penelitian ini diperoleh hasil bahwa pemberdayaan

komite sekolah masih rendah, umumnya tingkat

pendidikan pengurus /anggota komite sekolah adalah

sarjana dengan profesi guru. Pengurus komite sekolah

telah pernah mengikuti latihan, namun materi yang

diikuti belum tepat dalam pemberdayaan komite

sekolah. Fasilitas dan sarana yang dimiliki pengurus

komite masih kurang. Pengurus komite masih banyak

yang belum paham peran dan fungsinya dalam

mendukung program sekolah, dan masih sedikit yang

memiliki AD/ART.

Dari hasil penelitian keempat peneliti terdahulu

tersebut diatas dapat bahwa peranserta komite

Sekolah sangat diperlukan oleh sekolah. Dari segi

konteks program dua peneliti ada program dan dua

peneliti tidak memiliki program. Dari segi input, komite

sekolah sebagian besar telah memberikan dukungan

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

42

program. Dari segi proses pada penelitian terdahulu

cukup baik dalam memberikan kontribusi terhadap

sekolah dalam rangka peningkatan mutu, baik melalui

dukungan dana dan sarana yang dibutuhkan sekolah.

Adapun produk yang dihasilkan berupa sarana dan

prasarana.

Perbedaan yang tampak dalam penelitian

terdahulu berkaitan dengan latar belakang sumberdaya

pengurus komite yang beragam tingkat pendidikannya,

kehadiran pengurus yang kurang kompak, serta

pengurus komite yang tidak memiliki bekal pelatihan

maupun workshop pemberdayaan komite sekolah,

sehingga mengakibatkan peran-sertanya belum

maksimal.

Melalui pengalaman penelitian terdahulu maka,

peneliti berharap peran-serta masyarakat dalam hal ini

pengurus komite sekolah hendaknya dipilih orang

orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas dalam

memberikan kontribusi terhadap sekolah sesuai

dengan peran dan fungsinya sebagai advisory,

supporting, controlling dan mediator. Serta menjalankan

fungsinya sebagai pendorong wali murid atau

masyarakat untuk memberikan perhatian pada sekolah

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di

sekolah demi menciptakan suasana sekolah yang

kondusif, ramah, dan nyaman.

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

43

43

Dalam peran-serta masyarakat dalam hal ini

pengurus komite sekolah hendaknya dipilih melalui

seleksi atau pemilihan yang bersifat terbuka dan bukan

tunjukan serta memiliki kompetensi dan kapasitas

dalam memberikan kontribusi terhadap sekolah sesuai

dengan peran dan fungsinya sebagai pemberi

pertimbangan, dukungan pemikiran, pengawasan dan

menjadi mediator. Serta menjalankan fungsinya sebagai

motivator orangtua siswa atau masyarakat untuk

memberikan perhatian pada sekolah dalam rangka

peningkatan

2.6 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dari penelitian ini adalah dari

diawali dengan latar belakang masalah yang ada

kemudian ada fenomena yang terjadi dilapangan, maka

peneliti ingin mengevaluasi program menurut

konteksnya yaitu tentang perlunya peranan komite

sekolah, input tentang bagaimana program-program

dan sarana prasarana yang ada dan proses

pelaksanaan dari program-program Komite Sekolah SD

Negeri Pilangrejo 1

Kerangka befikir dapat digambarkan dengan

diagram sebagai berikut:

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah...MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

44

Gambar 2.5Kerangka Pikir

Pendidikan menjadi tanggung-jawab

Bersama

Program Komite Sekolah

DilanjutkanDiperbaikiDihapus

Evaluasi Context

InputProcessProduct

Rekomendasi

MBS