BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli...

23
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perubahan Struktural Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme transformasi ekonomi yang di alami oleh negara maupun pada daerah sedang berkembang yang semula bersifat subsisten dan menitik beratkan pada sektor pertanian menuju ke struktur ekonomi yang modern di dominasi oleh sektor industri dan jasa (Todaro, 1999). Menurut Kuznet dalam Jhingan (1992: 420), perubahan struktur ekonomi atau disebut juga tranformasi struktural sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam komposisi dari permintaan agregat, perdagangan luar negri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti penggunaan tanaga kerja dan modal) yang disebabkan dengan adanya proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perekonomian pada suatu daerah dalam jangka panjang akan mengalami perubahan struktur perekonomian yang semula mengandalkan sektor pertanian akan menuju sektor industri atau jasa. Pada sisi tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya perpindahan penggunaan tenaga kerja dari sektor pertanian desa menuju ke sektor industri kota, sehingga kontribusi pertanian menurun. Ada beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Perubahan Struktural

Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme

transformasi ekonomi yang di alami oleh negara maupun pada daerah sedang

berkembang yang semula bersifat subsisten dan menitik beratkan pada sektor

pertanian menuju ke struktur ekonomi yang modern di dominasi oleh sektor industri

dan jasa (Todaro, 1999).

Menurut Kuznet dalam Jhingan (1992: 420), perubahan struktur ekonomi

atau disebut juga tranformasi struktural sebagai suatu rangkaian perubahan yang

saling berkaitan satu sama lainnya dalam komposisi dari permintaan agregat,

perdagangan luar negri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan

penggunaan faktor-faktor produksi, seperti penggunaan tanaga kerja dan modal)

yang disebabkan dengan adanya proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan. Perekonomian pada suatu daerah dalam jangka panjang akan

mengalami perubahan struktur perekonomian yang semula mengandalkan sektor

pertanian akan menuju sektor industri atau jasa. Pada sisi tenaga kerja akan

menyebabkan terjadinya perpindahan penggunaan tenaga kerja dari sektor

pertanian desa menuju ke sektor industri kota, sehingga kontribusi pertanian

menurun. Ada beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi

struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

2.1.1.1 Teori Fei-Ranis (Ranis and Fei)

Dalam Model Fei-Ranis, konsep yang berkaitan dengan transfer tenaga

kerja dari sektor pertanian ke sektor industri (Dirgantoro, dkk, 2009: 4). Menurut

Kariyasa (2001: 4-7), tahap transfer tenaga kerja ini dibagi menjadi tiga

berdasarkan pada produk fisik marginal (MPP) dan upah yang dianggap konstan

dan ditetapkan secara eksogenus, sebagai berikut:

a) Pada tahap pertama, karena tenaga kerja melimpah maka MPP tenaga kerja sama

dengan atau mendekati nol sehingga surplus tenaga kerja yang ditransfer dari

sektor pertanian ke sektor industri mempunyai kurva penawaran yang elastis

sempurna. Pada tahap ini walaupun ada transfer tenaga kerja, total produksi di

sektor pertanian tidak menurun, produktivitas tenaga kerja meningkat dan sektor

industri dapat tumbuh karena didukung oleh adanya tambahan tenaga kerja yang

disediakan sektor pertanian. Dengan demikian, transfer tenaga kerja

mengungtungkan kedua sektor ekonomi. Dalam gambar 2.1.. MPP tenaga kerja

nol digambarkan pada ruas OA, tingkat upah sepanjang garis W (gambar b), dan

penawaran tenaga kerja yang elastis sempurna sepanjang S0-S1 (gambar a).

b) Pada tahap kedua, pengurangan satu satuan tenaga kerja di sektor pertanian akan

menurunkan produksi karena MPP tenaga kerja sudah positif (ruas AB) namun

besarnya MPP masih lebih kecil dari tingkat upah W. Transfer tenaga kerja dari

pertanian ke industri pada tahap ini mempunyai biaya seimbang yang positif,

sehingga kurva penawaran tenaga kerja di sektor industri mempunyai elastisitas

positif sejak titik S1. Transfer akan tetap terjadi, produsen disektor pertanian

akan melepaskan tenaga kerjanya walaupun mengakibatkan produksi menurun

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

karena penurunan tersebut lebih rendah dari besarnya upah yang tidak jadi

dibayarkan. Di pihak lain, karena surplus produksi yang ditawarkan ke sektor

industry menurun sementara permintaannya meningkat (karena tambahan tenaga

kerja masuk), harga relative komoditi pertanian akan meningkat.

c) Tahap ketiga adalah tahap komersialisasi di kedua sektor ekonomi, dimana MPP

tenaga kerja sudah lebih tinggi dari tingkat upah. Produsen pertanian akan

mempertahankan tenaga kerjanya sehingga masing-masing sektor berusaha

efisien. Transfer masih akan terus terjadi jika inovasi teknologi di sektor

pertanian dapat menigkatkan MPP tenaga kerja. Sementara permintaan tenaga

kerja terus meningkat dari sektor industri dengan asumsi keuntungan di sektor

ini di investasikan kembali untuk memperluas usaha. Mekanismenya dapat

dilihat pada gambar 2.1.

a) Sektor Industri

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

b) Sektor Pertanian

Gambar 2.1 Model Fei-Ranis tentang trnasfer tenaga kerja dari

sektor pertanian ke sektor industri

Dalam model FR kecepatan transfer tenaga kerja dari sektor pertanian ke

sektor industri tergantung kepada: a) tingkat pertumbuhan penduduk, b)

perkembangan teknologi di sektor pertanian dan c) tingkat pertumbuhan stok modal

di sektor industri serta surplus yang dicapai sekotr pertanian. Ksesimbangan

petumbuhan di kedua sektor menjadi syarat untuk menghindari stagnasi dalam

pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua sektor ini harus tumbuh secara seimbang

dan transfer penyerapan kerja di sektor industri harus lebih cepat dari pertumbuhan

angkatan kerja.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

2.1.1.2 Teori W. Arthur Lewis

Menurut Todaro dalam Kuncoro (2003: 59-62), transformasi struktural

suatu perekonomian subsistem di rumuskan oleh seorang ekonom besar seperti W.

Arthur Lewis. Dengan Teorinya model dua sektor Lewis antara lain:

a) Perekonomian Tradisional

Dalam teori ini, Lewis berasumsi di daerah pedesaan dengan perekonomian

tradisional mengalami surplus tenaga kerja. Perekonomian tradisional

menggambarkan bahwa tingkat hidup masyarakat berada di kondisi subsisten, ini

diakibatkan adanya kelebihan penduduk dan ditandai dengan produktivitas marjinal

tenaga kerja sama dengan nol. Situasi ini memungkinkan Lewis untuk

mendefinisikan kondisi dimana surplus tenaga kerja sebagai suatu fakta bahwa jika

sebagian tenaga kerja tersebut di tarik dari sektor pertanian, maka sektor pertanian

tidak akan kehilangan outputnya.

b) Perekonomian Industri

Pada perekonomian industri terletak pada perkotaan modern yang berperan

penting adalah sektor industri. Ciri-ciri perekonomian ini adalah tingkat

produktivitas yang tinggi dan menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang di

transfer dari sektor subsisten. Dengan demikian perekonomian perkotaan

merupakan daerah tujuan bagi para perkerja yag berasal dari pedesaan sehingga

menambahnya tenaga kerja pada sistem produksi yang ada akan meningkatkan

output yang diproduksi.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

a) Sektor Modern (industri) b) Sektor Tradisional (Pertanian)

Gambar 2.2 Model Pertumbuhan Sektor Modern dalam Perekonomian

Dua Sektor dengan Surplus Tenaga Kerja

Rangkaian dari proses pertumbuhan berkesinambungan dan perluasan

kesempatan kerja di sektor modern tersebut diasumsikan akan terus brlangsung

sampai semua surplus tenaga kerja pedesaan diserap habis oleh sektor industri.

Tenaga kerja tambahan hanya dapat ditarik dari sektor pertnian dengan biaya yang

lebih tinggi karena hal tersebut akan mengakibatkan merosotnya produksi pangan.

Transformasi struktural perekonomian dengan sendirinya akan menjadi suatu

kenyataan dan perekonomian itu pada akhirnya beralih dari perekonomian

pertanian yang berpusat pada pedesaan menjadi sebuah perkonomian industri

modern yang berorientasi kepada pola kehidupan perkotaan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

2.1.1.3 Teori Chenery

Analisis teori pola pembangunan (Pattern of Developmen) menjelaskan

perubahan struktur dalam proses perubahan ekonomi dari negara berkembang yang

mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai

mesin utama pertumbuhan ekonomi. Peningkatan peran sektor industri dalam

perekonomian sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita yang berhubungan

sangat erat dengan akumulasi capital dan peningkatan sumber daya manusia.

a) Dilihat dari permintaan Domestik

Apabila dilihat dari permintaan domestik akan terjadi penurunan permintaan

terhadap konsomsi bahan makanan karena dikompensasikan oleh peningkatan

perminataan pada barang non kebutuhan pangan, peningkatan investasi, dan

peningkatan anggaran belanja pemerintah yang mengalami peningkatan dalam

GNP yang ada. Di sektor perdagangan internasional terjadi juga perubahan yaitu

peningkatan nilai ekspor dan impor. Epanjan perubahan struktural ini berlangsung

terjadi peningkatan pangsa ekspor komoditas hasil produksi sektor industri dan

penurunan pangsa sektor yang sama pada sisi impor.

b) Dilihat dari Tenaga Kerja

Apabila dilihat dari sisi tenaga kerja ini akan terjadi proses perpindahan dari

sektor pertanian menuju sektor industri, meski pergeseran ini masih tertinggal (lag)

dibandingkan proses perubahan struktural itu sendiri. Dengan lag ini maka sektor

pertanian akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan tenaga kerja, baik

dari awal maupun akhir dari proses transformasi perubahan struktural tersebut

(Kuncoro, 2003: 65-69)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

2.1.2 Teori Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi sering dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di

negara-negara berkembang. Sebagian ahli ekonomi mengartikan pembangunan

ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur

dan corak kegiatan ekonomi. Dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi,

ahli ekonomi tidak hanya tertarik pada masalah perkembangan pendapatan nasional

riil, tetapi juga pada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha dalam

merombak sektor pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan

ekonomi dan masalah pemerataan pembagian pendapatan ( Sukirno, 2011: 423).

Pembangunan ekonomi daerah pada hakekatnya merupakan bentuk realisasi

pembangunan pembangunan nasional di suatu daerah yang disesuaikan dengan

kemampuan sumber daya manusia (SDM), sosial, tingkat ekonomi dan peraturan

yang berlaku (purnomo dan istiqomah, 2008: 137). Menurut Radianto dalam

Nugraha (2007: 4), pembangunan ekonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan

laju pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur. Perubahan struktur yang terjadi

dapat berupa peralihan dari perekonomian ke non-pertanian, industri ke jasa,

perubahan dalam unit-unit produktif, serta perubahan status kerja buruh.

Menurut Adisasmita (2008: 13), pembangunan wilayah (regional)

merupakan fungsi dari potensi dari sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber

daya manusia investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan

komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdangan antar

wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

kewirausahaan (wiraswasta), kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan

secara luas. Keberhasilan dari pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu

indikasi dari keberhasilan kinerja dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

Pembangunan tidak hanya melihat dari pertumbuhan PDRB suatu daerah, namun

bagaimana masyarakat dapat menikmati hasil yang di dapatkan dari pembangunan

ekonomi di daerahnya.

2.1.2.1 Teori Neo Klasik

Teori ini berkembang sejak tahun 1950-an yang berkembang berdasarkan

analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi. Ekonom yang menjadi perintis

dalam mengembangkan teori tersebut adalah Robert Solow dan Trevor Swan.

Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan

penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan

tingkat kemajuan teknologi. Pandangan teori ini didasarkan kepada anggapan yang

mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat

pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap

sepenuhnya digunakan sepanjang waktu (Arsyad, 1999: 61-62).

Menurut teori ini rasio modal-output bisa berubah (bersifat dinamis),

dengan kata lain untuk menciptakan sejumlah output tertentu, bisa digunakan

jumlah modal dan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda sesuai

penggunaannya. Modal yang digunakan lebih banyak maka kebutuhan tenaga kerja

akan lebih sedikit, sebaliknya jika modal digunakan lebih sedikit maka kebutuhan

tenaga kerja akan lebih banyak (Arsyad, 1999: 61-62).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis

pembangunan daerah (regional). Teori ini tidak memiliki dimensi spasial yang

signifikan, namun teori ini memberikan dua konsep penting dalam pembangunan

ekonomi daerah, yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor produksi,

artinya sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal

dapat mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Modal akan mengalir dari daerah

berupah tinggi menuju ke daerah berupah rendah (Arsyad, 2004: 300).

2.1.2.2 Teori Basis Ekonomi

Menurut Prishardoyo (2008: 3), teori basis ekonomi (economic base theory)

dikemukakan oleh Harry W. Richardson yang menyatakan bahwa faktor penentu

utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Teori basis ekonomi, menyatakan

semua wilayah merupakan sebuah sistem sosio ekonomi yang terpadu.

Teori basis ekonomi menyatakan bahwa permintaan terhadap input hanya

dapat meningkat melalui perluasan permintaan terhadap output yang diproduksi

oleh sektor basis (ekspor) dan sektor non basis (lokal). Permintaan terhadap

produksi sektor non basis hanya dapat meningkat apabila pendapatan lokal

meningkat, namun peningkatan pendapatan lokal akan terbatas apabila

perekonomiannya hanya mengandalkan pada sektor non basis. Suatu perekonomian

yang mampu mengembangkan dan meningkatkan sektor basis maka sektor basis

akan mendorong sektor non basis sehingga pendapatan lokal akan meningkat

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

melebihi peningkatan pendapatan lokal sektor non basis. Hal tersebut membuat

ekspor daerah merupakan penentu dalam perekonomian daerah (Alim, 2008: 226).

2.1.2.3 Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral beranggapan bahwa ada hirarki tempat. Setiap tempat

sentral ini didukung oleh adanya sejumlah tempat yang lebih kecil yang

menyediakan sumber daya entah itu sumber daya alam maupun sumber daya

manusia. Tempat sentral ini merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-

jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya (Arsyad, 2004:301).

Tempat sentral merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa

bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral memperlihatkan

bagaimana pola-pola lahan dari industri yang berbeda-beda terpadu membentuk

suatu sistem regional kota-kota. Teori ini bisa diterapkan pada pembangunan

ekonomi daerah, baik daerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Misalnya,

perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang berbatasan

(bertetangga). Seorang ahli pembangunan ekonomi daerah dapat membantu

masyarakat untuk mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem

ekonomi daerah (Prasetyo, 2000 : 415).

2.1.2.4 Teori Lokasi

Model pengembangan industri kuno menyatakan lokasi yang terbaik adalah

biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Hal ini mengakibatkan

perusahaan akan cenderung lebih memilih lokasi yang bisa meminimumkan biaya

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

namun dapat memaksimalkan peluangnya untuk mendekati pasar (Arsyad,2004:

301).

Bapak teori lokasi Von Thunnen (1783-1850) mengembangkan teori lokasi

pada awal abad 19. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di daerah tempat

tinggalnya, babrbagai komoditas pertanian diusahakan menurut pola tertentu.

Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola

tersebut memasukan variabel keawetan, berat dan harga dari berbagai komoditas

pertanian ( Saraswati, staff.ui.ac.id)

2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.1.3.1 Teori Adam Smith

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang

berurutan yang dimulai dari masa berburu, masa berternak, masa bercocok tanam,

masa berdagangan, dan tahap masa industri. Menurut teori ini, masyarakat akan

bergerak dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam

prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem

pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Adam Smith memandang pekerja sebagai

salah satu input bagi proses produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik

sentral pembahasan dalam teori ini, dalam upaya peningkatan produktifitas kerja.

Dalam pembangunan ekonomi modal memegang peranan penting. Menurut

teori ini, akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan

ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses pertumbuhan akan terjadi secara

simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

peningkatan kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi

pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan

memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin

cepat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya

harus tunduk kepada fungsi kendala yaitu adanya keterbatasan sumberdaya

(Kuncoro, 2003: 46-47).

2.1.3.2 Teori Schumpeter

Teori schumpeter menekankan pada pentingya peranan pengusaha dalam

pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditujukan bahwa para pengusaha merupakan

golongan yang akan terus membuat inovasi baru dalam kegiatan perekonomian.

Berbagai inovasi baru ini nantinya akan memerlukan investasi yang baru. Dalam

mengemukakan teori pertumbuhannya schumpeter memulai analisis dengan

memisalkan perekonomian yang berjalan belum berkembang. Tetapi keadaan ini

tidak berlangsung lama. Pada saat keadaan itu berlangsung, para pengusaha

menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang

menguntungkan. Dorongan keinginan untuk medapatkan keuntungan dari

mengadakan pembaharuan tersebut para pengusaha akan meminjam modal dan

melakukan penanaman modal.maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan

konsumsi masyarakat akan bertambah pula.

Kenaikan tersebut akan mendorong pengusaha lain untuk menghasilkan

lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Menurut schumpeter

makin tinggi tingkat kemajuan perekonomian maka semakin terbatas kemungkinan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

untuk melakukan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan melambat (Sukirno,

2011: 434-435).

2.1.3.4 Teori Walt Whitman Rostow

Menurut Arsyad (1999: 47-54), Rostow dalam bukunya yang berjudul The

Stages of Economic Growth, proses pembangunan ekonomi dibedakan ke dalam

lima tahapan yaitu: masyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk

tinggal landas (the preconditions for take off), tinggal landas (take off), menuju

kedewasaan (the drive maturity) dan masa konsumsi tinggi ( the age of high mass

consumption).

Lima tahapan tersebut menurut Todaro (2003: 129) dijelaskan sebagai

berikut:

a) Masyarakat tradisonal (the traditional society), adalah masyarakat

yang fungsi produksinya terbatas ditandai oleh cara produksi relatif

masih primitif didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton serta

cara hidup masyarakat masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai

kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun.

b) Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take off), adalah

suatu masa transisi saat masyarakat mempersiapkan dirinya untuk

mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Menurut Rostow, pada

tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara

otomatis.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

c) Tinggal landas (take off), adalah suatu masa terjadinya perubahan

drastis dalam masyarakat seperti evolusi politik, terciptanya kemajuan

yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasar-pasar baru.

Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan terciptanya inovasi-

inovasi dan peningkatan investasi secara teratur.

d) Menuju kedewasaan (the drive maturity), adalah masa saat

masyarakat secara efektif menggunakan teknologi modern pada

hampir semua kegiatan produksi. Tahap ini, sektor-sektor pemimpin

baru akan muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang

mengalami kemunduran.

e) Konsumsi tinggi (the age of high mass consumption), adalah tahap

terakhir dari teori pembangunan ekonomi Rostow. Tahap ini perhatian

masyarakat lebih menekankan masalah-masalah yang berkaitan

dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat.

Tahapan-tahapan tersebut bukanlah sekedar uraian deskriptif, tidak pula

merupakan generalisasi observasi-observasi fakta tertentu tentang urutan kemajuan

masyarakat modern, melainkan terkandung logika yang kuat dan

berkesinambungan (Todaro 2003: 129).

2.1.4 Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Ukuran mengenai keterkaitan ekonomi pada dasarnya akan

menggambarkan hubungan antara perekonomian daerah dengan lingkungan di

sekitarnya. Shift share analisis merupakan teknik yang sangat berguna dalam

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

mengnalisis perubahan yang terjadi pada struktur ekonomi daerah dibandingkan

dengan perekonomian nasional. Analisis ini akan memberikan data tentang kinerja

perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain diantaranya:

a) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan

pengerjaan agregat secara sekotral dibandingkan dengan perubahan sektor yang

sama diperekonomian yang akan di jadikan acuan.

b) Pergeseran diferensial mebantu dalam menentukan seberapa jauh daya saing

industri daerah dengan perekonomian yang di jadikan acuan. Jika pergeseran

diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebt lebih tinggi

daya saingnya dari pada industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan

acuan.

c) Pergeseran proposional mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau

peurunan pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar

dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan untuk mengetahui apakah

perekonomian daerah terkonsentrasi pada inudstri lebih cepat dari pada

perekonomian yang dijadikan acuan (Arsyad, 2004: 314).

Untuk memperluas analisis shift share maka digunakan teknik Locattion

Questients (LQ). Teknik ini membantu untuk menentukan kapasitas ekspor

perekonomian daerah dan derajat self-sufficiency suatu sektor. Dalam teknik ini

kegiatan perekonomian dibagi menjadi dua yaitu:

a) Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini

dinamakan indusri non basic atau industri lokal.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

b) Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar

daerah yang bersangkutan. Industri ini dinamakan industri basic (Arsyad,

2004:315).

2.1.5 Ketenagakerjaan

2.1.5.1 Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur dalam batas usia kerja.

Batasan usia kerja yang dianut oleh indonesia adalah minimun 15 tahun, tanpa batas

maksimum. Tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan

bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam

usia kerja atau yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak

bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan

kerjaialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak

mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan (Dumairy, 1996).

Menurut Simanjuntak (1990: 69) tenaga kerja mengandung dua pengertian

yaitu:

a) Tenaga kerja mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

diberikan dalam proses produksi. Tenaga kerja mencerminkan kualitas

usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk

menghasilkan barang dan jasa.

b) Tenaga kerja mencakup orang yang mampu bekerja untuk memberikan

jasa/usaha kerja. Bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan menghasilkan barang dan

jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.1.5.2 Tenaga Kerja di Negara Sedang Berkembang (NSB)

Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dibandingkan dengan

pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat maka akan menyebabkan masalah

pengangguran di negara sedang berkembang akan menjadi semakin serius. Tingkat

pengguran di perkotaan hanya menunjukan aspek-aspek yang tampak saja dari

maslah kesempatan kerja di negara sedang berkembang. Tenaga kerja yang tidak

bekerja secara penuh mempunyai berbagai bentuk, termasuk berbagai bentuk dan

underployment di negara sedang berkembang sangat jarang.

Hasil studi menunjukan sekitar tiga puluh persen dari penduduk perkotaan

di ngara sedang berkembang bisa dikatakan tidak bekerja secara penuh. Untuk itu

dalam mengurangi masalah ketenegakerjaan yan gdihadapi di negara sedang

berkembang perlu adanya solusi yaitu, memberikan upah yang memadai dan

menyediakan kesempata-kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin.

Oleh karena itu peningkatan kesempatan kerja merupakan unsur yang paling

esensial dalam setiap strategis pembangunan yang menitikberatkan kepada

penghapusan (Arsyad, 1999).

2.1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah dapat diukur dengan

menggunakan indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau biasa juga

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

disebut pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-

rata penduduk suatu negara pada suatu masa tertentu. Nilai ini diperoleh dengan

membagi nilai PDRB suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun

tersebut. Dalam menghitung pendapatan perkapita ada dua macam perhitungan

yang dapat dilakukan, yaitu dengan berdasarkan harga yang berlaku dan harga

tetap.

Pendapatan perkapita menurut harga harga yang berlaku penting untuk

memberi gambaran tentang kemampuan rata-rata dari penduduk negara itu

berbelanja dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan. Ini juga penting

sebagai bahan perbandingan dalam menunjukan perbedaan tingkat kemakmuran di

suatu negara berbanding dengan negara-negara lain.

Pendapatan perkapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk menunjukan

perkembangan tingkat kemakmuran di seuatu negara. Kenaikan pendapatan

nasional menurut harga berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna

tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga

dalam menaikan pendapatan perkapita belum diperhitungkan. Pertumbuhan

ekonomi, dan pertambahan kemakmuran yang diwujudkan ditentukan oleh

kenaikan harga. Untuk mengetahui gambaran perkembangan kemakmuran suatu

masyarakat perlu dihitung pendapatan dengan harga tetap. Masyarakat dipandang

mengalami pertambahan dalam kemakmuran apabila pendapatan per kapita

menurut harga tetap atau pendapatan per kapita riil terus menerus mengalami

pertambahan dari tahun ke tahun (Sukirno, 2011:424-425).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

2.1.7 Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori ekonomi basis menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan

ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan

barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri uang menggunakan

sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk dieskpor akan

menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja (Arsyad,1999:

300).

Perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu kegiatan-

kegiatan basis dan non basis. Kegiatan basis merupakan kegiatan yang mengekspor

barang-barang atau jasa-jasa ke tempat di luar batas-batas perekonomian

masyarakat yang bersangkutan atau memasarkan barang-barang atau asa-jasa

mereka kepada orang diluar perbatasan perekonomian masyarakat yang

bersangkutan. Kegiatan non basis merupakan kegiatan yang menyediakan barang-

barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-

batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan ini tidak mengekspor

barang-barang, jadi luas lingkup produksi mereka dan daerah pasar yang terutama

adalah baersifat lokal (Glason, 1997).

Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi sektor

basis ekonomi pada wilayah dengan menggunakan metode loqattion question.

Menurut Rondinelli pada Suhartono (2011) LQ merupakan suatu teknik

perhitungan yang mudah untuk menunjukan spesialisasi (kemampuan) wilayah

dalam kegiatan atau karakteristik tertentu. Teknik ini dapat menyajikan

perbandingan antara kemampuan suatu sektor di daerah yang sedang di teliti dengan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

kemampuan sektor yang sama pada darah yang lebih luas. Dalam matematis dapat

dinyatakan sebagai berikut:

𝐿𝑄𝑖 = 𝑣𝑖/𝑣𝑡

𝑉𝑖/𝑉𝑡......................................................................................................(2.1)

Keterangan:

LQi= Angka indeks Loqattion question

vi= pendapatan sektor i pada tingkat wilayah

vt= pendapatan total wilayah

Vi= pendapatan sektor i pada tingkat nasional

Vt= pendapatan total nasional

Apabila LQ lebih besar dari 1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis.

Apabila nilai LQ lebih kecil dari satu maka sektor bukan merupakan sektor basis.

Prinsip DLQ masih sama dengan LQ, hanya untuk mengintroduksikan laju

pertumbuhan. DLQ merupakan modifikasi dari LQ dengan mengakomodasi

besarnya nilai produksi suatu sektor dari waktu ke waktu ( Sapratama dan Martha,

2013). Persamaan DLQ yang terbentuk sebagai berikut:

𝐷𝐿𝑄 = {(1+𝑔 𝑖𝑘)

(1+𝑔 𝑘)⁄

(1+𝐺 𝑖)(1+𝐺)⁄

}

𝑡

................................................................................(2.2)

Keterangan:

g ik = Laju pertumbuhan sektor i di regional (Kabupaten Buleleng)

g k = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor di regional (Kabupaten

Buleleng)

Gi = Laju pertumbuhan sektor i di nasional (Provinsi Bali)

G = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor di nasional (Provinsi Bali)

t = Jumlah tahun yang akan di analisis

Tafsiran DLQ masih sama dengan LQ. Tetapi perbandingan ini lebih

menekankan pada laju pertumbuhan dan sektor yang dapat dikembangkan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

selanjutnya. Jika DLQ sama dengan satu berarti laju pertumbuhan sektor i terhadap

laju pertumbuhan PDRB daerah sebanding dengan lajur pertumbuhan sektor

tersebut secara nasional. Jika DLQ lebih kecil dari satu maka proporsi pertumbuhan

sektor i terhadap laju pertumbuhan PDRB daerah lebih rendah debandingkan laju

pertumbuhan sektor tersebut terhadap nasional. Apabila DLQ lebih besar dari satu

maka pertumbuhan sektor i terhadap pertumbuhan PDRB daerah lebih cepat

dibandingkan laju nasional (Ma’ruf , 2009).

2.1.8 Analisis Shift Share

Analisis Shift Share ini merupakan analisis yang bertujuan untuk

menentukan kinerja perekonomian daerah dengan mebandingkan dengan daerah

yang lebih besar. Teknik ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu

variabel wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama

kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh: pertumbuhan nasional (N),

industri campuran/bauran industri (M), dan keunggulan kompetitif (C) (Arsyad,

2010 : 389).

Menurut Soepomo (1993) bentuk umum dari persamaan shift share dan

komponennya adalah:

Dij =Nij + M ij + C ij........................................................................................(2.3)

Keterangan :

i = sektor-sektor ekonomi yang diteliti

j = variabel wilayah yang diteliti Kabupaten Buleleng

n = variabel wilayah Provinsi Bali

D ij = Perubahan sektor i di daerah j (Kabupaten Buleleng)

N ij = Pertumbuhan nasional sektor i di daerah j (Kabupaten Buleleng)

M ij = Bauran industri sektor i di daerah j (Kabupaten Buleleng)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ... II.pdfAda beberapa pendapat para ahli tentang terjadinya transformasi struktural yang terjadi di antaranya sebagai berikut:

C ij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j (Kabupaten

Buleleng)