BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1...

23
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a) Belajar dan Pembelajaran Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan li gkungannya”. Dari definisi belajar di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai beberapa kompetensi serta perubahan tingkah laku seseorang dari hal yang belum tahu menjadi tahu. Pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui belajar, mengajar, dan pengalaman (Slameto,2007:4). Sedangkan menurut Poerwadarminta (2005:7) menyebutkan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “Instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahwa pembelajaran itu ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

a) Belajar dan Pembelajaran

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

aspek tingkah laku.pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan li gkungannya”.

Dari definisi belajar di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian

belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai beberapa

kompetensi serta perubahan tingkah laku seseorang dari hal yang belum tahu menjadi

tahu.

Pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan

melalui belajar, mengajar, dan pengalaman (Slameto,2007:4). Sedangkan menurut

Poerwadarminta (2005:7) menyebutkan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata

“Instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti

menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian pikiran

atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih

mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahwa pembelajaran itu ialah suatu

proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

7

72922292

Senada dengan pengertian pembelajaran tersebut, Sudjana (1991:2) menyatakan

bahwa pada dasarnya ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran

yaitu :

a. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku . Prinsip ini

mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya

perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku

individu merupakan hasil pembelajaran.

b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan ,

perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku

dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif

,afektif dan motorik.

c. Pembelajaran merupakan suatu proses, prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa

pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam

aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.

d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya

suatu tujuan yang akan dicapai . Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran

itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang

ingin dicapai. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.

e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman . Pengalaman pada dasarnya adalah

kehidupan melalui situasi yang ternyata dengan tujuan tertentu , pembelajaran

merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak

memberikan pengalaman diri situasi nyata.

Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut dikatakan

sebagai kondisi pembelajaran yang berkualitas lebih lanjut. Sudjana (1991:5) mengatakan

bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodologi pengajaran

yang tepat dan cara penilaian yang baik. Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek

yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu

mengajar, dimana metode mengajar dan media pengajaran ini merupakan salah satu

lingkungan belajar yang di kondisikan oleh guru dan dapat memberikan motivasi dalam

mengikuti pelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

8

82922292

b) Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan

(GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains

merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-

konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian

gagasan-gagasan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)

bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep,

atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga

merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam.

Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi

juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk

menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses

diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses

bagaimana cara produk sains ditemukan.

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti

harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu

Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains

merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan

bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan

mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat

dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003:

11).

IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk

menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan,

dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian

pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

9

92922292

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains

diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004:33).

Lebih lanjut pengertian IPA menurut Fisher (1975) yang dikutip oleh Muh. Amin

(1987:3) mengatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas

pada gejala-gejala alam”.

Menurut Sumaji (1998:31), IPA (sains) berupaya untuk membangkitkan minat manusia

agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai alam sekitarnya. Mata

pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai

kebesaran Sang pencipta (Depdikbud 1993/1994: 97).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan salah satu

kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang

mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan

mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.

c) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja

ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan,

berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai

ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan

dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara

terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup

dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan

lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi:

cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi,

tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah

diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

10

102922292

d) Tujuan Pelajaran IPA di SD

Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang

ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang

tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA,

standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk

mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus

mengacu pada kurikulum tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum

KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan

alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan

yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4)

mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta

dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan

ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

e) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tersurat dalam standar isi

merupakan batas minimal yang harus dicapai peserta didik dalam proses belajarnya.

Artinya pesan yang tersurat dalam SK dan KD tersebut tidak dapat ditawar lagi oleh guru

dalam hal penyajiannya di kelas maupun di luar kelas. Hal tersebut mempunyai implikasi

terhadap kompetensi guru. Jika guru merasa kurang kompeten dalam SK dan atau/ KD

tertentu maka wajib mempelajarinya. Hal tersebut perlu dilakukan agar dapat memfasilitsi

belajar siswa secara maksimal, jangan sampai dilewati untuk tidak dibelajarkan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

11

112922292

Setiap SK dan KD perlu dimaknai dulu secara tepat, sebelum dijabarkan menjadi

indikator dan tujuan pembelajaran, agar pesan edukatif dari SK dan KD tersebut dapat

tercapai.

Pada penelitian ini SK dan KD yang dikehendaki dapat dijelaskan dalam tabel 2.1

dibawah ini:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator IPA Kelas V Sekolah Dasar

Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1 Memahami perubahan

yang terjadi di alam

dan hubungannya

dengan penggunaan

sumber alam

Mendiskripsikan struktur

bumi

Memahami peta

konsep bumi

Menggambarkan

secara sederhana

lapisan-lapisan bumi

(lapisan inti, lapisan luar

dan kerak).

Mengetahui lapisan-

lapisan pada bumi

- Lapisan Atmosfer

- Lapisan Kerak Bumi

- Lapisan Mantel Bumi

- Lapisan Inti Bumi

Luar

Lapisan Inti Bumi Dalam

Memahami fungsi dari

lapisan atmosfer

Mengetahui bahwa

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

12

122922292

lapisan atmosfer

tersusun dari lapisan

i) Lapisan Troposfer

ii) Lapisan Stratosfer

iii)Lapisan Mesosfer

iv) Lapisan

Termosfer

Mengetahui unsur

pembentukan

v) Lapisan Mantel bumi

terbentuk dari

mineral silikat

vi) Lapisan Inti bumi

luar terbentuk dari

besi, nikel dan zat

lain.

Lapisan inti bumi

terbentuk dari besi

dan nikel padat

2.1.2 Media Realia

a. Hakikat Media

Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar

mengajar akan mencakup beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan media

serta evaluasi. Penggunaan metode dan media dalam proses belajar mengajar sangat

diperlukan dalam usaha membuat proses belajar mengajar yang efektif. Penggunaan

metode dan media ini bertujuan agar siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien sehingga

tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “ Medium” yang

secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

13

132922292

pesan dengan penerima pesan. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman, Rahardja, Haryono dan Rahardjito,

1984: 6)

Media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk: memotivasi belajar peserta

didik, memperjelas informasi/pesan pengajaran, memberi tekanan pada bagian-bagian

yang penting, memberi variasi pengajaran, memperjelas struktur pengajaran.

Media pendidikan memegang peranan penting dalam pembelajaran. Penggunaan

media pembelajaran yang tepat akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan.

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari

pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya

merupakan bagaian yang harus mendapatkan perhatian guru dalam setiap kegiatan

pembelajarn. Namun kenyataannya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan

berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk

membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,

dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan

pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran.

Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.

Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai

dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari pemilihan media adalah

penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan

siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih. Apabila kita telah menentukan

alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya

adalah sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran? Jika sudah tersedia,

maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya.

Jika media yang kita butuhkan temyata belum tersedia, mau tak mau kita harus membuat

sendiri program media sesuai keperluan tersebut.

Jadi, pemilihan media dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah alat untuk

mempermudah guru dalam pembelajaran serta dapat mempermudah peserta didik dalam

menangkap pelajaran.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

14

142922292

Hal ini sejalan dengan Sadiman, Rahardja, Haryono dan Rahardjito, 1984 yang

mengatakan bahwa Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”

yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan

membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik

sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu

dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran,

sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya

dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa

yang dilihat dan didengar.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan alat yang

dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain. Sebuah pesan

yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan tersebut dapat dipahami

dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media dalam penyampaian pesan

sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media yang menarik penerima pesan akan

lebih cepat memahami pesan tersebut.

b. Fungsi Media

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh

para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari

faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan

buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat

mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek

langsung yang dipelajari, maka obyeknya lah yang dibawa ke peserta didik. Obyek

dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar

yang dapat disajikan secara audiovisual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak

mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang

suatu obyek, yang disebabkan karena : obyek terlalu besar, obyek terlalu kecil,obyek

yang bergerak terlalu lambat, obyek yang bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

15

152922292

kompleks, obyek yang bunyinya terlalu halus, obyek mengandung berbahaya dan

resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat

disajikan kepada peserta didik.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik

dengan lingkungannya.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai

dengan abstrak.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari

sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk

membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media

dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul

dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam

Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan

kembali suatu obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,

kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati

kembali seperti kejadian aslinya.

2. Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau

kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan,

misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang

penyajiannya.

3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar

jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau radio.

Menggunakan media realia tidak selalu tepat dan baik, karena terkadang terhambat

dengan biaya dan benda aslinya. Sebagai contoh untuk menunjukkan bentuk bumi,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

16

162922292

tentunya akan merasa kesulitan apabila tanpa adanya bantuan media lainnya seperti

media gambar (globe).

Media di sini memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan

membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik

sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu

dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran,

sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya

dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa

yang dilihat dan didengar.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan alat yang

dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain. Sebuah pesan

yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan tersebut dapat dipahami

dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media dalam penyampaian pesan

sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media yang menarik penerima pesan akan

lebih cepat memahami pesan tersebut.

c. Jenis – jenis Media

Media cukup banyak macamnya, Raharjo (1991) menyatakan bahwa ada media

yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Dari berbagai ragam

dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber belajar

ekonomi dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media

visual, media audio-visual, dan media serba neka. Contoh macam-macam media :

1. Media Audio : radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon.

2. Media Visual :

Media visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi

dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai

(film stip), transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram, sketsa,

poster, gambar kartun, peta, dan globe.

Media visual gerak : film bisu.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

17

172922292

3. Media Audio-visual

Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan suara, film rangkai dan suara , buku

dan suara.

Media audiovisual gerak : video, CD, film rangkai dan suara, televisi, gambar dan

suara.

4. Media Serba aneka :

- Papan dan display : papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding,

papan magnetik, white board, mesin pangganda.

- Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama, display.

- Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, bermain peran, demonstrasi,

pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi.

- Sumber belajar pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.

- Belajar terprogram Komputer

5. Media yang tidak memerlukan keahlian khusus misalnya : Papan tulis / whiteboard,

Transparansi (OHT), Bahan cetak ( buku, modul, handout ).

6. Media yang memerlukan keahlian khusus : Program audio visual Program slide,

Microsoft Powerpoint, Program internet.

d. Kreteria Pemilihan Media

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan

didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis

media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang

tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum

kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.

1) Tujuan

Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang ingin

dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau kombinasinya?

Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau

kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

18

182922292

pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia,

audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.

2) Sasaran didik

Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik

mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, bagaimana motivasi dan

minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang

kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya

sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu,

media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.

3) Karakteristik media yang bersangkutan

Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya,

sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan

dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik

masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasamya adalah kegiatan

membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang

lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik

bagaimana karaktristik media tersebut.

4) Waktu

Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk

mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang

tersedia/yang kita memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang

diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia

dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita

tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah

kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran

temyata kita kekurangan waktu.

5) Biaya

Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.

Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya

justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

19

192922292

pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau menyewa

media tersebut? Bisakah kita mengusahakan biaya tersebut/apakah besarnya biaya

seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu

tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih

murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih

efektif untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.

6) Ketersediaan

Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah

media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus

membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya?

Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah tersediakah sarana yang diperlukan

untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya

gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video. Namun karena di

sekolah tidak ada video player, maka sudah cukup bila digunakan media realia gerhana

matahari.

7) Konteks penggunaan

Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana

media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil,

kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran

secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga

tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam

pembelajaran.

8) Mutu Teknis

Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada,

misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis

media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan cocok? Apakah suaranya jelas dan enak

didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja,

lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.

e. Pengertian Media Realia

Realia adalah suatu kenyata yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Yang dimaksud dengan Media realia adalah media yang ditampilkan merupakan benda

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

20

202922292

nyatanya. Dalam pembelajaran IPA mengenai struktur bumi disini di pakai media kongrit

yang berupa tiruan bola bumi. Pengguanaan media realia lebih mendekatkan peserta didik

(penerima pesan) dengan benda nyatanya sehingga akan semakin mudah memahaminya.

”Akan tetapi sebenarnya suatu benda asli merupakan benda yang paling tepat guna,

dibandingkan tiruannya”. (Latuheru, 1988:52).

Media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi nyata atau merupakan

benda nyata akan memberikan pengalaman tersendiri bagi peserta didik yang tidak akan

mudah dilupakan. Dengan melihat sendiri benda nyatanya maka diharapkan peserta didik

akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bukan hanya secara teori

yang dipahaminya, namun benda sendiri hanya dilihat melalui gambar. Sebagai ilustrasi

seorang pilot yang diberikan pembelajaran praktek langsung dengan yang hanya diberikan

teori dan melihat gambarnya, tentunya akan mampu dilihat hasilnya. Seorang pilot yang

sudah terbiasa praktek langsung akan lebih terampil dalam menjalankan pesawatnya.

”Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang dikumpulkan dari hasil

perjalanan karya wisata, dibandingkan dengan melihat difilm strip mengenai kehidupan

binatang tersebut”. (Sudjana, dan Rival, 1990:196).

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan opersi konkret. Pada rentang usia

tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut : (1) Mulai memandang

dunia secara obyektif, bergeser dari suatu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan

memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)

Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)

Mempergunakan hubungan sebab-akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume

zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir

tersebut. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,

CV. Timur Putra Mandiri, 2006). Kecenderungan belajar anak usia SD memiliki tiga ciri,

yaitu:

1. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni

yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

21

212922292

menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa

dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga

lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna dan kebenarannya lebih dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai

suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu,

hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal yang umum ke bagian

demi bagian.

3. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap

mulai dari hal-hal yang sederhana kehal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal

tersebut maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan

cakupan keluasan dan kedalaman materi.

Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA

merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di

harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan

berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus. S, 2003: 11).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, IPA merupakan ilmu yang mempelajari

tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala

yang terdapat di alam. IPA merupakan pengetahuan mempunyai kebenaran melalui

metode ilmiah baik secara induktif ataupun deduktif.

Dalam penggunaan media realia/benda nyata ini terdapat kelebihan Menurut Anderson

(1987). Diantara kelebihan-kelebihan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Dapat memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan yang relevan dari

kerja, dengan biaya yang sedikit.

b. Dapat memberikan kesempatan yang semaksimal mungkin pada siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas nyata, atau tuga-tugas simulasi dan mengurangi transfer

belajar.

c. Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau

ketrampilan koordinasi diperlukan dalam pekerjaan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

22

222922292

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih ketrampilan

manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.

Dari kelebihan-kelebihan penggunaan media realia, ada kelemahan-kelemaha dalam

penggunaan media diantaranya:

a. Tidak selalu memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti

pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran

harus didukung dengan media lain.

b. Sulit untuk mengontrol hasil belajar, karena konflik-konflik yang mungkin terjadi

dengan pekerjaan atau dengan lingkungan kelas.

c. Seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam lingkungan

kerja.

d. Mahal, karena biaya yang diperlukan untuk peralatan tidak sedikit.

e. Seringkali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani latihan kerja, mengambil

tenaga ahli dari pekerjaannya untuk melatih yang lain dapat menurunkan

produktivitasnya.

Dalam penelitian media realia yang digunakan adalah bentuk tiruan bumi yang akan

digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik dalam

mengingat materi tersebut.

f. Pembelajaran IPA Dengan Media Realia

Langkah – langkah Pembelajaran Media Realia

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru

3. Siswa diminta membentuk kelompok (kelompok 6-7 orang) dan mengutarakan hasil

pemikiran masing – masing dalam percobaan

4. Guru Guru bersama siswa mengamati hasil percobaan tersebut

5. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa

6. Guru memberi kesimpulan dan menutup pembelajaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

23

232922292

2.1.3 Hasil Belajar

a. Hakikat Hasil Belajar

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam

mempelajari materi pelajaran atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. (Muhibbin Syah

1997).

Hasil adalah perolehan yang dicapai. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang

utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang hasil belajarnya

tinggi dapat dikatakan, bahwa dia telah berhasil dalam belajar. Demikian pula sebaliknya.

Sedangkan dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari proses belajar mengajar,

seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor

eksternal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Yang diungkap dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa kelas V di SD N 1 Pilang Kecamatan Randublatung Kabupaten

Blora .

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu keberhasilan belajar, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern

Faktor intern yang ada dalam diri siswa. Faktor inter dapat dikelompokkan, yaitu

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah meliput faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses kegiatan

seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan

cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. Agar

seseorang dapat belajar dengan baik, kesehatan badanya harus tetap terjamin. Keadaan

cacat tubuh mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

24

242922292

b) Faktor pikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Faktor intelegensi atau

kecerdasan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar siswa. Siswa yang intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai hasil

belajar yang baik. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki

perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu

menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik kesimpulan dan

melakukan abstraksi. Sebaliknya siswa yang kurang cerdas menunjukkan cirri-ciri belajar

lebih lamban, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu yang lama untuk maju,

tidak mampu melakukan abstraksi (Hamalik, 2001 : 59).

Faktor Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek

pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai

aktivitas belajar (Sardiman, 1992 : 44).

Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi, sangat penting untuk

dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan pelajaran yang tidak menarik perhatian

siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak ingin belajar dan sebagai akibat,

hasil belajarnya menjadi rendah atau menurun. Untuk menimbulkan perhatian diperlukan

dorongan atau moivasi. Dalam hal ini orang tua di rumah, sangat diharapkan peranannya.

Jika kebosanan terjadi di sekolah, maka guru dapat mengarahkan siswa untuk

memperhatikan pelajaran.

Minat belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, memiliki

pengaruh yang besar. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai hasil belajar

dalam suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu

tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat motif-

motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan

dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring). Dari manipulasi dan explorasi yang

dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan akan timbul minat terhadap sesuatu. Apa

yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik

(Purwanto, 1990 : 56).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

25

252922292

Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya

lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar.

Motif yang kuat sangatlah perlu didalam belajar, didalam membentuk motif yang

kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan dan pengruh lingkungan yang

memperkuat, jadi latihan sangat perlu dalam belajar.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik

haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ekstern

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat.

Keluarga lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan siswa. Salah satu faktor

penentu dalam keluarga adalah orang tua.orang tua harus dapat menciptakan suatu

keadaan dimana si anak berkembang dalam suasana ramah tamah, kejujuran dan

kerjasama yang diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka

setiap hari. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar anak dalam keluarga, meliputi

cara mendidik, hubungan orang tua dengan anak dan ekonomi keluarga.

Sekolah sebagai tempat dimana siswa menuntut ilmu juga ikut menentukan hasil

belajar siswa. Hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan siswa lain,

kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia dan lain-lain.

Masalah-masalah yang ada di sekolah dan kurang menarik bagi siswa akan mengurangi

minat belajar siswa di sekolah. Dan hasil belajar yang diperoleh tidak akan maksimal.

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Jika masyarakat di sekitar siswa melakukan kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh

jelek pada siswa yang ada di lingkungan itu. Akibatnya belajarnya terganggu dab bahkan

siswa kehilangan semangat belajar. Sebaliknya sebaliknya jika lingkungan siswa adalah

orang yang baik-baik, siswa terpngaruh ke hal-hal baik. Pengaruh itu dapat mendorong

siswa untuk belajar lebih giat, dan hasil belajar yang diperoleh akan baik.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

26

262922292

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Parmin, 2009 dalam penelitiannya “Pengaruh penggunaan media model dan

gambar terhadap Prestasi belajar ilmu pengetahuan alam ditinjau dari Motivasi belajar

siswa”. Menyimpulkan bahwa : Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara

penggunaan media model dan media gambar terhadap prestasi belajar IPA, ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar IPA, dan

ada interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dengan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar IPA.

Johar Makmun, 2007 dalam penelitiannya “Studi Komparasi Penggunaan Media

Realia Dan Media Grafis Bidang Diklat Menggambar Teknik Dalam Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa Ranah Kognitif”. Menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan

signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan media realia dengan kelompok

siswa yang menggunakan media grafis terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam

ranah kognitif.

Ami Sulistyowati, 2010 dalam penelitiannya “Studi Komparatif Tentang Efektivitas

Media Pembelajaran Realia Dan Flash Cards Dalam Proses Belajar Mengajar Vocabulary

Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Brebes Tahun Pelajaran 2009/2010”. Menyimpulkan

bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam penguasaan vocabulary antara siswa yang

diajar menggunakan media pembelajaran realia dengan siswa yang diajar menggunakan

media pembelajaran flash card pada siswa SD N Brebes.

2.3 Kerangka Berfikir

Untuk memperoleh ketrampilan dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana pembelajaran dapat

diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk membelajarkan peserta didik. Keberhasilan

proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar

yang maksimal diperlukan berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum,

metode belajar, media serta sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

27

272922292

Pembelajaran dengan menggunakan media dapat mengurangi kondisi yang

monoton/menjenuhkan sehingga pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik. Salah

satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah dengan

media realia/benda nyata, dengan alasan IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang

segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang

terdapat di alam. Sehingga dengan diterapkannya media yang tepat dalam pembelajaran

IPA diharapkan peserta didik mampu menerima pengetahuan yang disampaikan.

Berikut bagan kerangka berfikir Evektifitas Penggunaan Media Realia Pada Mata

Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N 01 Pilang Kecamatan Randu

Blatung Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012.

Bagan 2.2 Kerangka Berfikir Evektifitas Penggunaan Media Realia

Terhadap Hasil Belajar

Pre Test

Kelompok kelas kontrol

menggunakan

pembelajaran konvensional

Kelompok kelas

eksperimen menggunakan

media realia

penggunakan media realia lebih positif dan signifikan

daripada pembelajaran konfensional dalam pembelajaran

IPA

Post Test

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/799/3/T1_292008032_BAB II.… · serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

28

282922292

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas penulis dapat merumuskan

hipotesis bahwa peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan media realita

lebih positif dan signifikan di bandingkan penggunaan pembelajaran konfensional

dalam pembelajaran IPA.