BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Distribusi
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Distribusi
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk
mempermudah dan memperlancar penyampaian suatu barang dan jasa dari
produsen sampai ke konsumen, agar penyampaianya tapat dan sesuai dengan
sasaran yang diperlukan (jumlah, jenis, harga, tempat dan waktu yang
dibutuhkan). Distribusi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam
pemasaran.
Menurut Basu Swastha (2008), distribusi adalah saluran pemasaran yang
dipakai oleh pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau
konsumen. Lembaga yang terdapat pada saluran distribusi adalah produsen,
distributor, konsumen atau industri. Proses distribusi pada dasarnya
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam
menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat
didalamnya, yaitu :
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of
distribution/marketing channel).
2. Aktivitas yang menyalurka arus fisik barang (Physical
distribution).
Definisi manjemen distribusi adalah suatu strategi dalam mengembangkan
saluran distribusi dari perencanaan (Planning), mengorganisasi (organization),
mengoperasikan (operation), dan pengawasan (controlling) guna mencapai
12
tujuan perusahaan. Saluran distribusi sendiri merupakan sarana perpindahan
barang dari produsen melalui jalur perantara hingga ke tangan konsumen atau
pemakai terakhir.
Dalam hal distribusi, ada dua sisi yang berperan, yakni produsen dan
konsumen. Produsen sebagai sisi prinsipal berperan supaya suatu produk dapat
tersebar secara merata. Sementara pada sisi konsumen adalah bagaimana
mereka sebagai pemakai produk dapat memperoleh produk itu dengan mudah.
Kedua sisi tersebut bertemu pada titik temu, yaitu faktor kedekatan dan
kemudahan.
Dalam mengelola jalur distribusi (manajemen distribusi), ada dua sistem
yang beredar.
1. Paradigma Lama (old paradigm), menjelaskan penentuan target
penjualan untuk setiap jalur distribusi lebih berorientasi pada
produsen. Dalam paradigm ini, pihak produsen (principal)
memiliki otoritas dalam menjalankan dan menyusun permintaan
dari mitra beserta timnya dalam pendistribusian. Kunci
keberhasilan distribusi adalah SCP (spreading, coverage, dan
penetration).
2. Paradigma Baru (new paradigm), penentuan permintaan dan
penjualan produk atau jasa berasal dari kebutuhan pelanggan
(user). Jadi, pihak produsen hanya sebagai sarana untuk
pemenuhan sejumlah produk atau jasa sesuai permintaan
pelanggan. Pihak produsen harus mengatur logistiknya.
13
Keberhasilan logistik adalah Difotef (delivery in full time error
free).
Menurut Kotler (2011), saluran distribusi adalah serangkaian organisasi
yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu
barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi pada
dasarnya adalah perantara yang menghubungkan antara produsen dan
konsumen.
Dalam hal ini perantara di bedakan menjadi dua golongan yaitu, agen
perantara dan pedagang perantara, perbedaan dari keduanya adalah terletak
pada aspek kepemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang
disalurkan. Pengertian dari agen perantara dan pedagang perantara adalah
sebagai berikut :
1. Agen perantara
Agen perantara adalah agen yang tidak memiliki hak terhadap semua
barang yang dimiliki. Agen perantara dapat di bedakan kedalam dua
golongan, yaitu : (1) Agen Penunjang, yang terdiri atas: Agen
pembelian dan penjualan, agen pengangkutan dan agen penyimpanan,
(2) Agen Pelengkap, terdiri atas : Agen yang membantu dalam bidang
financial, bidang keputusan, bidang informasi, dan agen khusus.
2. Pedagang perantara
Pedagang perantara adalah pedagang yang memiliki hak penuh
terhadap barang yang di miliki serta bertanggung jawab penuh
terhadap kepemilikan semua barang yang dipasarkannya. Terdapat
14
dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu :
pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan
bahwa produsen juga bisa bertindak sekaligus sebagai pedagang,
karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.
Menurut Kotler (2011) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat
berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran
pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu :
1. Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk
perencanaan dan melancarkan pertukaran.
2. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang
persuasif mengenai penawaran.
3. Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan baik
dengan pembeli
4. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan
permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian,
dan pengemasan.
5. Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir
mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga
pemindahan pemilikan atau penguasaan bisa dilaksanakan.
6. Distribusi fisik, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana
untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
7. Pegambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
15
Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan yaitu menggunakan
sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian
khusus, dan bisa dialih-alihkan diantara penyalur.Apabila
perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan
membengkak dan akibatanya harga akan menjadi lebih tinggi.
Terdapat beberapa tipe saluran atau alternatif saluran yang bisa dipakai.
Biasanya alternatif saluran tersebut didasarkan pada golongan yaitu :
1) Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi.
Pembelian barang ini didasarkan atas kebiasaan para konsumen. Jadi,
pembelinya adalah konsumen akhir, bukan pemakai industri karena
barang-barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri.
2) Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi
atau untuk kepentingan industri. Jadi, pembeli barang industri ini adalah
perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk non laba. Berdasarkan
pengertian diatas, maka seperti halnya pupuk digolongkan kedalam
barang industri, sebab pupuk dibeli petani bukan untuk dikonsumsi
melainkan untuk digunakan dalam produksi pertaniannya. Dibawah ini
digambarkan beberapa tipe saluran untuk barang konsumsi dan industri
yaitu :
a) Tipe saluran distribusi untuk barang konsumsi
1) Produsen Konsumen
Saluran distribusi ini merupakan bentuk saluran yang paling
sederhana dan paling pendek karena tidak menggunakan perantara.
16
Produsen bisa langsung menjual produk yang di hasilkanya
langsung kepada konsumen. Saluran distribusi ini disebut juga
saluran distribusi langsung.
2) Produsen Pengecer Konsumen
Produsen disini menjual produknya kepada pengecer dalam jumlah
yang terbatas. Kemudian pengecer menjual kembali atau melayani
pembelian yang dilakukan konsumen.
3) Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen
Saluran ini dinamakan saluran tradisional yang banyak dilakukan
oleh para produsen. Disini produsen hanya melayani penjualan
dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual
kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang
besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja.
4) Produsen Agen Pengecer Konsumen
Dalam saluran distribusi ini produsen memilih agen sebagai
penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam
saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya ditujukan kepada
para pengecer besar.
5) Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen
Disini produsen lebih sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnnya kepada pedagang besar kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam
saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
17
b) Tipe saluran distribusi untuk barang industri
1) Produsen Pemakai Industri
Saluran distribusi ini biasa disebut dengan saluran distribusi
langsung karena pada saluran ini produsen langsung berhadapan
dengan pemakai industri. Saluran distribusi ini biasanya digunakan
langsung oleh produsen ketika transaksi penjualan yang dilakukan
pemakai industri tergolong cukup besar.
2) Produsen Distributor Industri Pemakai Industri
Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan peralatan
ekstra kecil dapat menggunakan distributor kecil dan dapat
menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai
penyalur, anatara lain produsen bahan bangunan. Distributor industri
dalam saluran ini usahanya terutama dalam menyalurkan parts yang
standarrized dan operating supplies yang dibutuhkan oleh pemakai
industri secara continues. Produsen memakai distributor industri
adalah dengan tujuan agar barang-barang dengan mudah dan pasti
diperoleh oleh pemakai. Biasanya distributor industri dapat
melakukan penjualan yang lebih sempurna dari produsen karena
mereka lebih dekat hubungannya dengan para pemakai dalam suatu
daerah tertentu. Seringkali distributor industri sangat disegani oleh
para pemakai, sehingga pemesanan-pemesanan pemakai tergantung
18
sekali dari distributor industri. Dalam hal ini produsen hanya dapat
menjuual barangnya melalui distributor industri.
3) Produsen Agen Distributor Industri Pemakai Industri
Saluran distribusi ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan
pertimbangan antar lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk
dijual secara langsung. Selain itu, factor penyimpanan pada penyalur
perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penyimpanan sangat
penting perananya. Produsen-produsen kecil dan industrial goods
biasanya lebih mengkonsentrir dalam bidang produksinya dan
menyerahkan distribusinya kepada para pedagang perantara. Agen
mengusahakan penjualannya, distributor industri mengatur strorage,
reselling dan shipment selanjutnya.
4) Produsen Agen Pemakai Industri
Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang
tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin
memasuki daerah pemasaran baru dan lebih suka menggunakan
agen. Produsen tidak ingin membentuk sales force sendiri dan
penjualan diserahkan kepada agen, sedangkan kegiatan distribusinya
dilakukan oleh produsen. Agen tidak memiliki barang tersebut tapi
bertanggung jawab atas pengaturan penjualan. Shipment dilakukan
langsung dari produsen kepada pemilik industri.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan didalam memilih
saluran distribusi, antara lain : (1) Jenis barang yang dipasarkan, (2)
19
Produsennya. (3) perantara yang bersedia ikut mengambil bagian, (4) Pasar
sasaran. Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka
menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan
tempat yang tepat.
Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional
Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik adalah suatu rangkaian
aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir
batas produksi kepada konsumen. Mencakup pemindahan barang mentah dari
suatu pembekal ke awal batas produksi. Manajemen distribusi fisik hanyalah
satu diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu
pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal ini
sering pula diistilahkan sebagai manjemen logistik atau logistik pemasaran.
Dengan demikian, istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama.
Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam kegiatan distribusi fisik dapat
dibagi kedalam lima macam Menurut Basu Swasta (2008) yaitu :
1. Penentuan lokasi persediaan dan sisitem penyimpananya, kebijaksanaan
terhadap lokasi persediaan didasarkan pada strategi yang diinginkan.
Jika perusahaan mengkonsentrasikan persediaanya, maka akan
memudahkan dalam mengadakan pengawasan. Penyimpanan sangat
erat kaitannya dengan pergudangan, perusahaan yang tidak mempunyai
fasilitas gudang biasanya akan menyewa gudang penyimpanan kepada
perusahaan lain atau lembaga tertentu. Besarnya sewa di tentukan oleh
seberapa besar ruangan yang digunakan.
20
2. Sistem penanganan barang yang dapat digunkan antara lain : (1) Dalam
penanganan barang-barang baik itu berupa bahan baku maupun barang
jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. (2) Pengemasan barang-
barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti
kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. (3) Sistem
pengawasan persediaan faktor penting yang lain dalam system distribusi
fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif terhadap komposisi
dan besarnya persediaan.
3. Pengawasan persediaan bertujuan untuk meminimalkan jumlah
persediaan yang diperlukan, dan meminimalkan fluktuasi dalam
persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan
sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor
biaya. Prosedur memproses pesanan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk memproses pesanan dari produsen kepada konsumen.
Pemilihan metode pengangkutan dalam hal ini, rute dan rit
pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan mempunyai
hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi
persediaannya. Selain itu, fasilitas pengangkutan yang ada juga
merupakan faktor penentu.
2.2 Agribisnis
2.2.1 Pengertian Agribisnis
Akhir-akhir ini pembahasan tentang agribisnis (agribusiness) telah
berkembang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian banyak orang, baik
21
dari kalangan yang biasa mempelajari bidang pertanian maupun kalangan
nonpertanian. Keadaan seperti ini dapat dimengerti kerena kondisi perekonoian
di Indonesia sudah mulai bergeser dari yang semula didominasi oleh peranan
sektor primer, khususnya hasil-hasil pertanian ke sektor sekunder (industri).
Disamping itu, juga adanya kemauan politik (political will) dari pemerintah
yang mengarahkan perekonomian nasional Indonesia yang berimbang antara
sektor pertanian dengan sektor industri. Sehingga perkembangan sektor
pertanian dan industri menjadi saling mendukung.
Populernya kata agribisnis belum diikuti dengan pemahaman yang benar
tentang kata agribisnis itu sendiri. Pada hakikatnya ada beberapa definisi
agribisnis yang telah berkembang secara umum. Definisi pertama hanya
menyinggung masalah sektor masukan. Jadi, definisi agribisnis yang sempit
dan tradisional hanya menunjuk pada produsen dan pembuat bahan masukan
untuk produksi pertanian. Beberapa badan usaha yang dicakup disini antara
lain penyalur bahan kimia, pupuk buatan dan mesin pertanian, pembuat benih,
dan makanan ternak, serta kredit pertanian dan lembaga keuangan lain yang
melayani sektor produksi.
Sering pula ditemukan bahwa agribisnis diartikan sebagai perdagangan
atau pemasaran hasil pertaian. Dewasa ini pandangan tentang agribisnis yang
secara umum dianggap tepat sudah semakin luas. Menurut pandangan ini,
agribisnis mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi
pertanian (farm supplies) sampai dengan tata niaga produk pertanian yang
dihasilkan usaha tani atau hasil olahanya.
22
Menurut Arsyad, dkk dalam Muhammad Firdaus (2017), yang dimaksud
agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari rantai mata produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas
adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha
yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Agribisnis digambarkan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa
subsistem, yaitu :
a. Subsistem pembuatan, pengadaan, dan penyaluran berbagai sarana produksi
pertanian (farm supplier), seperti bibit, benih, pupuk, obat-obatan, alat dan
mesin pertanian, bahan bakar dan kredit. Pelaku kegiatan ini antara lain
perusahaan swasta, koperasi, lembaga pemerintahan, bank atau perorangan
b. Subsistem kegiatan produksi dalam usaha tani yang menghasilkan berbagai
produk pertanian seperti bahan pangan, hasil perkebunan, daging, telur ikan,
dan lain-lain. Usaha tani mencakup semua bentuk organisasi produksi mulai
dari yang berskala kecil (usaha tani keluarga) sampai yang berskala besar
(pekebun, peternak), termasuk budidaya pertaian yang menggunakan lahan
pertanian yang menggunakan lahan secara intensif seperti akuakultur,
florikultur, hidroponik, dan lain-lain. Pelaku kegiatan ini antara lain petani,
perusahaan swasta, koperasi, lembaga pemeritah. Teknologi yang digunakan
bervariasi, mulai dari yang tradisional sampai dengan yang canggih
sehingga corak usaha taninya berbeda-beda. Ada yang hanya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya sendiri beserta keluarga, yang
23
disebut usaha tani subsistem; ada pula yang memang diusahakan untuk
memenuhi kebutuhan pasar, yang disebut usaha tani komersial/perusahaan
pertanian.
c. Subsistem pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyaluran berbagai
produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya ke
konsumen. Pelaku kegiatan ini antara lain perusahaan swasta, koperasi,
lembaga pemerintah, bank, atau perorangan.
Bahan pangan dan sandang merupakan kebutuhan pokok bagi setiap
individu. Bahan tersebut bukan hasil dari keajaiban melainkan hasil dari kerja
keras dan efisiensi oleh banyak orang dalam sebuah sistem yang mencakup
kegiatan-kegiatan atas bahan masukan (input), produksi (farm), pengolahan
(processing), dan pemasaran bahan pangan (output factor).
Sistem tersebut dimulai dari berbagai kegiatan dalam sektor barang
perlengkapan pertanian yang memasok berbagai macam input produksi barang
dan jasa (sarana produksi pertanian-saprotan) kepada usaha tani, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan pemrosesan/pengolahan, pemasaran/tata niaga,
dan distribusi barang kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Semakin lama sesuai dengan perkembangan zaman, proses produksi hasil-
hasil pertanian menjadi semakin bertambah kompleks dan terspesialisasi,
sehingga pemasok (supplier) sektor barang input pertanian memasuki suatu
dimensi baru yang penting. Keberadaan mereka sangat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas hasil produksi pertanian. Di lain pihak, penghasilan
konsumen semakin meningkat sehingga mereka menuntut pelayanan dan
24
kualitas yang lebih baik dalam pembelian produk-produk bahan pangan.
Kecendrungan ini terus berlanjut sehingga keberadaan sektor agribisnis
menjadi semakin penting karena tidak saja bertanggung jawab untuk
menyediakan berbagai jenis dan jumlah bahan input yang tepat, tetapi juga
bertanggung jawab kepada bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat untuk
produk, pada saat tersebut produk bergerak melalui sistem pengolahan bahan
pangan sampai dengan ke konsumen akhir.
Di tinjau dari segi ekonomi bidang pertanian dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pertanian Rakyat
Pertanian rakyat adalah usaha pertanian keluarga dimana produksi bahan
makanan utam seperti padi, palawija (jagung, kacang-kacangan, dan ubi-ubian)
dan tanaman hortikultura, yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian
rakyat diusahakan di tanah sawah, lading dan pekarangan. Walaupun tujuan
penggunaan hasil-hasil tanan ini bukan merupakan kriteria, namun pada
umumnya sebagian besar hasil pertanian rakyat adalah untuk keperluan
konsumsi keluarga. Di samping hasil-hasil usaha tani, pertanian rakyat meliputi
usaha-usaha mata pencaharian tambahan, yaitu peternakan, perikanan, dan
kadang-kadang usaha pencaharian hasil hutan.
b. Perusahaan Pertanian
perusahaan pertanian adalah pertanian yang memproduksi hasil tertentu
dengan sistem pertanian seragam dibawah siste manajemen yang terpusat
(centralized) dengan menggunakan berbagai ilmiah dan teknik pengolahan
efisien, untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
25
2.2.2 Karakteristik Produk Pertanian
1. Karakteristik Produk Pertanian Skala Kecil
Produksi secara kecil-kecilan ini adalah akibat dari usaha yang dilakukan
petani secara kecil-kecilan pula. Padi atau beras misalnya, dihasilkan oleh
berjuta-juta petani. Dengan demikian, petani-petani tidak dapat mempengaruhi
permintaan atas jenis barang yang dihasilkannya. Mereka sulit untuk saling
berkomunikasi dalam hal penjualan, penyimpanan dan sebgainya, karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan akan hal tersebut (Effendi, 2010).
A. Karakteristik produk ditinjau dari proses produksinya :
1. Produk musiman, Karena bersifat musiman maka hasil produksi akan
diperoleh pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman yang
bersangkutan. Kita tidak bisa memaksakan tanamn padi berbuah pada
umur satu bulan dikarenakan pada saat itu persediaan beras sedang telah
habis atau harga beras terlalu tinggi karena banyaknya permintaan. Sifat
produksi yang demikian inilah sering menimbulkan kesulitan dalam
proses pengimbangan.
2. Produk yang dihasilkan melalui proses biologis tumbuhan, Produk
pertanian merupakan produk yang dihasilkan melalui proses biologis
tumbuhan seperti buah, biji, umbi, daun, dll. Sehingga dalam
menyediakan produk pertanian dibutuhkan waktu untuk tanaman mampu
menyediakan produk pertanian. disamping itu poses bioligis tanaman
juga menentukan kualitas serta kuantitas produk pertania.
26
3. Produk yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
Produk pertanian sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan untuk
tanaman tumbuh berkembang. Setiap jenis tanaman memiliki syarat
tumbuh yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh iklim sekitar serta
kondisi tanah sebagai media penanaman. Keadaan ini membuat petani
tidak bisa menanam semaunya, walaupun harga beras melonjak dan
petani ingin membudidayakan padi untuk meraup keuntungan, bula
lingkungan tidak mendukung untuk budidaya padi makan hanya kerugian
yang akan didapat.
B. Karakteristik produk ditinjai dari handling product :
1. Perlakuan pascapenen untuk meningkatkan nilai tambah sangat minim
dilakukan. Hal ini disebabkan produksi pertanian skala kecil
menggunakan modal yang kecil pula, sehingga teknologi perlakuan pasca
panen untuk meningkatkan nilai tambah sangat minim dilakukan karena
keterbatasan dana.
2. Kehilangan hasil saat panen relatif besar. Dengan menggunakan
teknologi tradisional tentu saja hasil yang didapat tidak sebesar dengan
menggunakan teknologi modern. Tingkat kehilangan atau kerusakan
produk pertanian dengan menggunakan teknologi modern slebih kecil
dari pada menggunakan teknologi tradisional.
3. Produk mudah rusak, hal ini dikarenakan produk pertanian memerlukan
perlakuan khusus. Sedangkan perlakuan khusus membutuhkan teknologi
dan memerlukan biaya. Hal ini membuat petani skala kecil tidak mampu
27
untuk meminimalisir tingkat kerusakan produk pertanian karena tidak
ada biaya untuk mengintroduksi teknologi baru.
C. Karakteristik produk ditinjau dari pemasaran produk :
1. Harga produk relatif murah karena produsen sebagai price taker dan
efek dari asimetri informasi, bergainning potition yang rendah di
produsen.
2. Fluktuasi harga relatif tajam karena minimnya kemampuan
mendistribusikan produk dan melihat peluang pasar.
3. Produk bersifat generic, memasuki pasar yang cenderung bersifat
monopsoni atau oligopsoni.
4. Jumlah produk yang dipasarkan pada umumnya tidak memenuhi skala
ekonomi (jumlahnya relatif kecil).
5. Produk melalui rantai pemasaran yang relatif panjang untuk sampai
pada konsumen.
6. Pada umumnya produk tidak mengalami perubahan bentuk.
7. Resiko pemasaran relatif tinggi karena fluktuasi harga dan sifat mudah
rusaknya produk pertanian.
2. Karakteristik Produk Pertanian Skala Besar
Perusahaan-perusahaan industry produk pertanian skala besar, karena telah
memiliki kemampuan yang besar untuk menganalisis situasi pasar, melakukan
grading, penyimpanan dan sebagainya, maka mereka tidak mengalami
kesulitan dalam hal penjualannya. Mereka dapat menguasai atau
mengendalikan produksinya sewaktu-waktu jika permintaan menurun.
28
Perusahaan-perusahaan industri dengan mudah dapat di organisir atau
mengoorganisir dirinya.
A. Karakteristik produk ditinjau dari proses produksinya :
1. Produk musiman.
2. Produk yang dihasilkan melalui proses biologis tumbuhan.
3. Produk yang dihasilkan dipengaruhi oleh teknologi yang meminimalisir
pengaruh lingkungan.
B. Karakteristik produk ditinjau dari handing product :
1. Perlakuan pasca panennya dalam rangka menjaga kualitas produk dan
menghasilkan nilai tambah (added value). Produksi pertanian skala
besar menggunakan modal yang besar, sehingga teknologi perlakuan
panen maupun pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah sangat
dapat dilakukan karena dana yang tersedia.
2. Kehilangan hasil saat panen relatif lebih kecil. Dengan menggunakan
teknologi yang maju tentu saja hasil yang didapat menjadi lebih banyak
daripada dengan menggunakan teknologi tradisional. Tingkat
kehilangan dan kerusakan produk pertanian dengan menggunakan
teknologi modern dapat diminimalisir.
3. produk mudah rusak (perishibel), peroduk pertanian skala besar tidak
khawatir akan hal itu dikarenakan telah memiliki teknologi yang
modern.
C. Karakteristik produk ditinjau dari pemasaran produk :
1. Harga produk relatif lebih mahal.
29
2. Fluktuasi harga relatif lebih rendah karena kemampuan distribusi
produk dan melihat peluang pasar ada perencanaan produksi.
3. Produk terstandarisasi dan melalui serangkaian proses pemberian atribut
produk untuk menciptakan nilai tambah dan positioning produk.
4. Jumlah produk yang dipasarkan pada umumnya memenuhi skala
ekonomi (jumlah relatif besar) dan melalui perencanaan pemasaran
yang lebih baik (marketing plan).
5. Produk untuk sampai pada konsumen tidak melalui rantai pemasaran
yang panjang bahkan cenderung dari titik konsumen langsung ke pasar
dilakukan oleh produsen sendiri.
6. Unit pengolahan hasil (agroindustri) dan produksi sangat dekat sehingga
sangat dimungkinkan adanya perubahan bentuk dan atau perubahan
struktur kimia produk atas pengolahan yang dilakukan.
7. Respon tas perubahan pasar relatif lebih cepat dan mempertimbangkan
mekanisme pengalihan resiko.
8. Elastisitas harga produk relatif lebih tinggi.
2.2.3 Teori Permintaan dan Penawaran Produk Pertanian
a. Teori Permintaan
Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh seorang
konsumen karena peningkatan pendapatan rill akan tergantung dari efek
subtitusi dan efek pendapatannya. Kemampuan membeli meningkat atau
menurun tersebut akan tergantung dari sifat barang atau komoditas,
30
apakah itu termasuk : (1) bersifat normal; (2) bersifat inferior; atau (3)
bersifat super inferior atau Giffen.
Perubahan harga barang atau komoditas akan mempengaruhi
perubahan barang atau komoditas yang diminta pada pergerakan
sepanjang kurva. Perubahan faktor-faktor lain (preferensi konsumen,
pendapatan harga barang atau komoditas lain) akan mempengaruhi
perubahan barang atau komoditas yang diminta melalui pergeseran kurva
permintaan.
b. Teori Penawaran
Kurva penawaran individual sebenarnya dapat diturunkan dari kurva
biaya marjinal seorang pengusaha. Kurva penawaran agregat atau pasar
adalah merupakan penjumlahan secara horizontal kurva penawaran
individual di pasar. Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai kurva
tempat kedudukan hubungan antara jumlah barang atau komoditas yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Kurva penawaran mempunyai
slope positif.
Perubahan jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan di pasar
dapat dilihat dari : (1) pergerakan sepanjag kurva penawaran,
pencerminan perubahan yang disebabkan karena perubahan harga barang
atau komoditas itu sendiri ; dan (2) pergeseran kurva penawaran yang
mencerminkan perubahan kerena perubahan diluar harga barang atau
komoditas yang ditawarkan.
c. Keseimbangan Pasar
31
Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang naik
turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada dasarnya dibedakan
menjadi : (1) Siklus dengan fluktuasi yang jaraknya tetap; (2) Siklus yang
menuju titik keseimbangan; dan (3) Siklus yang menjauhi titik
keseimbangan.
Kondisi keseimbangan yang terjadi di pasar tentunya menjadi relatif
tidak stabil apabila ada kekuatan-kekuatan yang mendorong harga dan
jumlah barang atau komoditas yang pada akhirnya akan mencapai
keseimbangan baru. Berkaitan dengan aspek ini, dipasar ada
kemungkinan terjadi kelebihan barang atau komoditas yang ditawarkan
(surplus) dan kekurangan barang atau komoditas yang ditawarkan atau
kelebihan barang atau komoditas yang diminta (shortage).
Proses penyesuaian pasar menuju keseimbangan pasar akan
dipengaruhi oleh beberapa kondisi, antara lain : (1) Permintaan yang
berubah, dimana penawaran tetap; (2) Penawaran yang berubah, dimana
permintaan tetap; dan (3) Permintaan dan penawaran berubah secara
simultan.
32
d. Teori Cobweb (Sarang laba-laba)
Gambar 1. Teori Cobweb (Sarang laba-laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang
menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi
tersebut adalah reaksi yang terlambat (time lag) dari produsen (petani)
terhadap harga. Misalkan, pada musism pertama ( musim 10 jumlah
produk pertanian yang dihasilkan sebanyak Q1. Kita telah mengetahui
bahwa barang hasil pertanian merupakan barang tidak tahan lama (non
durable). Itulah sebab jumlah Q1 tadi harus terjual habis pada musim itu
juga dengan harga P1 (berdasarkan kurva permintaan). Untuk selanjutnya,
para petani mungkin sekali mendsarkan keputusannya untuk berproduksi
pada harga yang berlaku di pasar (P1), sehingga jumlah yang ditawarkan
pada musim berikutnya (musim 2) adalah sebanyak Q2 (sesuai dengan
hokum penawaran), dengan anggapan bahwa harga tetap pada P1. Namun,
dengan jumlah sebanyak Q2 dipasar, maka harga yang terjadi pada musim
2 adalah P2. Kemudian petani merencanakan berproduksi selanjutnya
sebanyak Q3 pada musim 3, berdasarkan harga yang berlalu (P2). Hasil
33
panen sebanyak Q3 ini akan menyebabkan harga naik menjadi P3. Dengan
harga P3 inilah petani membuat rencana produksi sebanyak Q4 pada
musim 4, dan begitu seterusnya. Apabila proses ini terus berlangsung,
fluktuasinya akan semakin mengecil dan akhirnya terjadi keseimbangan
(equilibrium), dimana harga keseimbangan Pe dan jumlah yang diproduksi
(dan dikonsumsi) sebanyak Qe. Pada tingkat ini terjadi kestabilan. Dalam
proses tersebut tingkat harga menunjukan fluktuasi (naik turun) dari satu
musim ke musim berikutnya proses ini dinamakan Cobweb atau sarang
laba-laba (Anandita dkk, 2015).
2.2.4 Karakteristik Kelompok Tani
Kelompok tani yang pada dasarnya adalah sebagai organisasi non formal
pedesaan yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani. Kelompok
tani sebagai wadah interaksi untuk saling bertukar pikiran antara petani,
menurut peraturan menteri pertanian nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang
pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dan gabungan
kelompok tani (Menteri Pertanian, 2007).
Kelompok tani mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Ciri Kelompok Tani
a. Percaya dengan anggotan kelompok tani dan saling berinteraksi.
b. Mempunyai keinginan sama memajukan usaha tani.
c. Memiliki kemasan dalam tradisi dan pemukiman serta berpendidikan.
34
d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab atas kepentingan yang di
lakukan bersama dengan mengoptimalkan kemampuan yang ada.
2. Unsur pengikat kelompok tani
a. Ada kepentingan yang sama diantara anggotanya.
b. Kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara
anggotanya.
c. Adanya kelompok tani yang menggerakkan petani, agar mempunyai
wawasan yang luas untuk meningkatkan produksi pertanian.
d. Kegiatan yang dapat bermanfaat bagi anggotanya.
e. Dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk
menunjang program yang telah ditentukan.
3. Fungsi Kelompok Tani
a. Kelas belajar, kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan yang di miliki petani,
agar produksi yang dihasilkan meningkat dan kesejahteraan petani
dapat terwujud.
b. Wahana Kerjasama, kelompok tani merupakan tempat untuk
memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani
dan antara kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama
ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
c. Unit Produksi, Usaha tani yang dilakukan oleh masing-masing anggota
kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu
35
kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas dan kualitas maupun
kontinuitas yang dimiliki petani itu sendiri.
2.3 Pemasaran
2.3.1 Konsep Pemasaran
Berkembangnya suatu sistem ekonomi sebuah Negara menyebabkan
makin kompleks dan tersepesialisasinya proses produksi. Pusat-pusat produksi
dengan konsumen makin terpisah jauh satu sama lain. Akibatnya, sistem
pemasaran makin lama makin kompleks.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus
dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha pertanian
(agribusinessman) dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya (survival), untuk mendapatkan laba, dan untuk berkembang. Berhasil
tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada keahlianya dibidang
pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia.
Menurut Philip Kotler dalam Muhammad Firdaus (2017) pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Terdapat lima
konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan
pemasarannya.
36
1. Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
mudah didapat dan murah haraganya sehingga fokus utamanya adalah
meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi.
2. Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
menawarkan mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovatif lainnya sehingga
fokus utamanya adalah membuat produk yang lebih baik dan berusaha
terus-menerus untuk menyempunakan.
3. Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka
konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.
Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi
yang agresif.
4. Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien
daripada pesaingnya. Konsep ini didasarkan pada empat sendi utama,
yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi,
serta keuntungan.
5. Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
37
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan
kebutuhan dan keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan
memenuhinya dengan lebih efektif dan efisiensi dari pada saingannya
dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen
masyarakat.
2.3.2 Proses Pemasaran
Sasaran akhir dalam setiap usaha pemasaran adalah untuk menempatkan
produk ke tangan konsumen. Ada sejumlah kegiatan pokok pemasaran yang
perlu dilaksanakan untuk mencapai sasaran tersebut, yang dinyatakan sebagai
fungsi-fungsi pemasaran (marketing function). Dalam hal ini ada tiga fungsi
pokok pemasaran, yaitu sebagai berikut.
1. Fungsi pertukaran (exchange function), terdiri dari :
a. fungsi pembelian (buying), dan
b. fungsi penjualan
2. Fungsi fisis (function of physical supply), meliputi :
a. pengangkutan,
b. penyimpanan/penggudangan, dan
c. pemrosesan
3. Fungsi penyediaan sarana (the facilitating function), meliputi :
a. informasi pasar (market information)
b. penanggungan resiko (risk taking)
c. pengumpulan (collection)
d. komunikasi (communication)
38
e. standardisasi (standardization) dan penyortiran (grading) dan
f. pembiayaan (financing)
Pasar atau market, menurut Kotler (2000) dalam Fajar Laksana (2008)
adalah sekumpulan membeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah
produk tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan). Pemasaran yaitu suatu
proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatakan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sistem pemasaran dapat dipahami oleh dua sistem umum yang di
generalisasikan yaitu struktur aliran pertukaran ekonomi modern dan sistem
pemasaran sederhana, pemasaran pada intinya adalah kegiatan pertukaran
antara sekumpulan penjual dan sekumpulan pembeli. Dimana penjual
memberikan barang dan jasa serta melalui aktifitas komunikasi, sedangkan
pembeli memberikan uang dan informasi tentang kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kepuasan adalah harapan sama dengan kenyataan. Pada umumnya
harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang
diterimanya apabila dia membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik barang
maupun jasa, sedangkan kinerja atau hasil yang dirasakan merupakan persepsi
pelanggan yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dia beli (Fajar
2008).
Fajar (2008) harga adalah jumlah uang (kemungkinan di tambah beberapa
barang ) yang di butuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah
produk dan pelayanan yang menyertainya. Berdasarkan definisi tersebut harga
39
merupkan jumlah uang yang diperlukan sabagai penukar berbagai kombinasi
produk dan jasa, seperti yang di kemukakan oleh E.Jerome MC. Carthy
terjemahan Gunawan H. (1985) dalam Fajar (2008) harga adalah apa yang
dibebankan untuk sesuatu. Setiap transaksi dagang dapat dianggap sebagai
suatu pertukaran uang, uang adalah harga untuk sesuatu.
Menurut Syafi”I dalam Sutrisno (2010) pelaku atau lembaga perantara
yang ikut terlibat dalam proses distribusi komoditas pertanian dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: (1) tengkulak adalah pembeli hasil pertanian
pada waktu panen dilakukan oleh perseorangan dengan tidak terorganisir, aktif
mendatangi petani produsen untuk membeli hasil pertanian dengan harga
tertentu, (2) pedagang pengumpul yaitu pedagang yang membeli hasil
pertanian dari petani atau tengkulak dan pedagang pengumpul kemudian dijual
kepada konsumen akhir (rumah tangga). Pengecer biasanya berupa toko-toko
kecil atau pedagang kecil di pasar.
2.3.3 Unsur Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran atau saluran distrubusi adalah serangkaian organisasi
yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk
dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Hal ini menunjukan bahwa
perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat
menyalurkan produknuya kepada konsumen akhir.
Perusahaan menyerahkan sebagian tugas penjualannya kepada pihak lain,
dikarenakan ada alas an yang menguntungkan bagi perusahaan untuk
40
memberikan tugas penjualan produknya kepada organisasi perantara, alas an
yang dapat diambil dan menguntukan tersebut yaitu :
1. Produsen mendapat keuntungan tertentu dengan menggunakan jasa
perantara.
2. Produsen kekurangan sumber keuntungan untuk melaksanakan
pemasaran langsung.
3. Penggunaan prantara akan sangat mengurangi pekerjaan perusahaan
sehingga bisa mencapai efisiensi sangat tinggi dalam membuang barang.
4. Dari sudut pandangan ekonomi, peranan dasar perantara pemasara adalah
mengubah bentuk suplay yang heterogen menjadi berbagai barang yang
diinginkan oleh masyarakat.
Berdasarkan alasan yang menguntungkan tersebut, maka saluran distribusi
memiliki fungsi, yaitu : (1) penelitian (research) pengumpulan informasi
penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukuran. (2) promosi
(promotional) pengembangan dan penyebaran komunikasi yang persuasif
mengenai penawaran. (3) kontak (contact) mencari dan menjalin hubungan
dengan calon pembeli. (4) penyelarasan (matching) mempertemukan
penawaran sesuai dengan permintaan pembeli, termasuk kegiatan seperti
pengolahan, penilaian, perakitan dan pengemasan. (5) negosiasi (negotatiation)
usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain
sehubungan dengan penawaran, sehingga perpindahan hak pemilikan bisa
dilaksanakan. (6) distribusi fisik (physical distribution) transportasi dan
penyimpangan barang. (7) pembiayaan (financing) permintaan dan penyebaran
41
dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut. (8) pengambilan
risiko (risk taking): perkiraan mengenai risiko sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan saluran itu (Fajar, 2008).
Tingkatan dalam saluran pemasaran terdiri dari:
1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung (A zero level
channel). Produsen menjual langsung kepada konsumen.
2. Saluran satu tingkat (A one-level channel). Mempunyai satu perantara
penjualan. Di dalam pasar konsumen, perantara itu sekaligus merupaka
pengecer (retailer), sedangkan dalam pasar industri merupakan sebuah
penyalur tunggal dan penyalur industri.
3. Saluran dua tingkat (A two-level channel). Mempunyai dua perantara
penjualan. Di dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau
pedagang besar (whole saler), dab sekaligus pengecer (retailer), sedang
dalam pasar industri mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal
dan penyalur industri.
4. Saluran tiga tingkat (A three-level channel). Mempunyai tiga perantara
penjualan, yaitu grosir, pemborong (jobber), dan pengecer, seorang
pemborong biasanya ada di tengah antara grosir dan pengecer.
Selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi. Menurut Fajar (2008) pemilihan saluran pemasaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor : (1) ciri-ciri konsumen yang meliputi pola pembelian, jumlah
konsumen atau langganan, penyebaran secara geografis dan metode penjualan
yang berbeda-beda, (2) ciri-ciri produk yaitu cepat dan tidak rusak, produk
42
yang tidak terstandarisasi, nilainya tinggi, tidak tahan lama, memerlukan jasa-
jasa instalasi dan pelayanan, (3) sifat perantara adalah kekuatan maupun
kelemahan perantara dan kemampuan untuk melakukan fungsi-fungsi promosi,
negosiasi, penyimpangan dan lain-lain, (4) sifat pesaing yaitu melihat perantara
yang dipergunakan oleh pesaing, (5) sifat produsen yang diukur berdasarkan
beberapa hal yaitu kekurangan finansial, ukuran produsen, kemampuan dan
kejujuran produsen. (6) sifat lingkungan yaitu kondisi perekonomian dan
legalitas atau perlindungan-perlindungan hukum.
Gambar 2. Saluran Pemasaran secara umum
Sumber: Laksana, Fajar. 2008. Manajemen pemasaran pendekatan praktis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
2.3.4 Intensitas Distribusi atau Banyaknya Perantara
Intensitas distribusi terdiri dari:
1. distribusi intensif (intensive distribution), yaitu cara penyaluran dengan
menggunakan sebanyak mungkin outlet (toko-toko), dan biasanya
Produsen Konsumen
Produsen Produsen Konsumen
Produsen Grosir Konsumen
Produsen Grosir Pengecer Kosumen
Pengecer
43
dilaksanakan oleh produsen yang menghasilkan barang-barang
convenience. Seperti: rokok, korek api, teh, kopi dan lain-lain. Barang ini
harus mempunyai guna tempat (place utility).
2. Distribusi selektif (Selective Distribution), yaitu cara penyaluran dengan
menggunakan lebih dari satu perantara untuk suatu daerah penjualan dan
lebih selektif. Biasanya berlaku untuk penyaluran barang-barang yang
memerlukan pelayanan khusus (speciality goods). Pemilih terhadap
penyalur dapat dilakukan dengan pertimbangan : (1) Pertimbangan modal
yang dimiliki oleh penyalur, (2) Letak took yang strategis, (3) Cukup atau
tidaknya jumlah karyawan, (4) Pengalaman penyalur dalam memasarkan
barang tersebut. Misalnya alat fotografi dan lain-lain.
3. Distribusi ekslusif (exclusive distribution), yaitu cara penyaluran dengan
menggunakan satu outlet saja atau dalam jumlah tertentu. Maksudnya agar
perantara tidak langsung bersaing.
Dalam bidang pertaian tata niaga merupakan keragaman aktivitas bisnis
yang mengarahkan aliran barang dari petani kepada konsumen. Pemasaran
produk pertanian terdapat unsur pokok kegiatan ekonomi yakni, produk, harga
dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk
menciptakan pemasaran yang baik serta memberikan kepuasan terhadap
konsumen, maka unsur tadi perlu dirancang sebaik mungkin terumtama dengan
memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen (Rahayu,
2009).
44
Gambar 3. Saluran distribusi secara khusus
Sumber: Jurnal yang ditulis Sudi Mardianto, Yana Supriatna dan Nur
Khoiriyah Agustin Tahun 2005
PETANI
Pedagang Pengumpul
Penebas
KUD
Pedagang Penampung
(Kilang/ Penggilingan Padi)
Dolog/Bulog
Pasar Induk/Kota Pedagang Besar
Toko/Kios Pengecer
KONSUMEN
45
Ada 5 alur distribusi, yaitu :
1. Pengecer (Retailer) adalah usaha bisnis yang menjual barang-barang ke
konsumen rumah tangga untuk digunakan secara nonbisnis. Istilah lain
pengecer, dealer, penyalur.
2. Perantara pedagang besar (Wholesaler) adalah suatu perusahaan yang
pertama-tama usaha dalam bidang perdagangan besar. Sedangkan agen dan
makelar merupakan pedagang besar juga akan tetapi tidak mengoper hak
milik atas barang-barang yang meraka perdagangkan. Disisi lain grosir
adalah meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa
kepada mereka yang membeli untuk dijual kembali atau untuk dibisniskan,
sehingga grosir sama dengan pedagang besar.
3. Makelar dan agen adalah tidak memiliki barang dan mereka hanya
menjalankan beberapa fungsi, yaitu memudahkan pembelian dan penjualan.
4. Cabang pengecer serta produsen yaitu menjual dengan partai besar yang
lebih banyak dilakukan oleh para penjual atau pembeli sendiri ketimbang
melalui para grosir bebas.
5. Grosir Serba Aneka yaitu jenis khusus yang terdapat dalam beberapa sektor
pertanian.
2.3.5 Margin Pemasaran
Menurut Downy dan Erickson (1992) dalam Rahim dan Hastuti (2007)
margin pemasaran merupakan konsep penting dalam kajian efisiensi yang
kemudian dapat menentukan apakah efisien atau tidak. Margin pemasaran
46
terdiri atas dua bagian, bagian pertama merupakan perbedaan antara harga
yang diterima oleh produsen. Bagian yang kedua adalah margin pemasaran
yang merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran tersebut. Biaya pemasaran
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam kegiatan
menyalurkan hasil pertanian dari produsen hingga ke konsumen. Lembaga
pemasaran yang terlibat lebih dari satu, besarnya biaya pemasaran berbeda
antara satu lembaga dengan lembaga yang lainnya, tergantung pada macam
komoditas yang dipasarkan, lokasi atau daerah produsen dan macam serta
peranan lembaga tata niaga (Daniel, 2002).
Margin pemasaran juga dapat didefinisikan sebagai selisih harga antara
yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima oleh petani. Panjang
pendeknya sebuah saluran pemasaran dapat mempengaruhi marginnya,
semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar pula margin
pemasaranya, sebab lembaga pemasaran yang terlibat semakin banyak.
Besarnya angka margin pemasaran dapat menyebabkan bagian harga yang
diterima oleh petani produsen semakin kecil dibandingkan dengan harga yang
dibayarkan konsumen langsung petani, sehingga saluran pemasaran yang
terjadi atau semakin panjang dapat dikatakan tidak efisien (Istiyanti, 2010).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya margin
pemasaran antara lain banyaknya lembaga yang terlibat dalam proses
pemasaran produk tersebut, atau panjang saluran yang dilalui untuk mencapai
pasar.
47
2.4 Penelitian Sebelumnya
Penelitian Agus Ariwibowo (2013), menganalisis tentang “ Analisis
Rantai Distribusi Komoditas Padi dan Beras di Kecamatan Pati Kabupaten
Pati”. Alat analisis yang digunakan deskriptif presentase dan analisis marjin
pemasaran. Hasil penelitian pola distribusi komoditas padi sawah di
Kecamatan Pati ada dua pola distribusi yang berjalan yaitu pertama, Dari
petani ke pedagang tengkulak ke penggilingan padi ke pedagang pengecer ke
konsumen; kedua, dari petani ke penggilingan padi ke pedagang pengepul ke
pedagang pengecer ke konsumen. Dengan pola distribusi yang ada para pelaku
tata niaga beras dapat memperoleh keuntungan.
Dalam penelitian Asrul (2009), menganalisis tentang “Pengaruh
Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap Kesempatan Kerja Dan Distribusi
Pendapatan Di Provinsi Jawa Tengah. Alat analisis yang digunakan analisis
deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian yang diperoleh model pertama melalui
uji F ada perbedaan pengaruh pembangunan sektor pertanian terhadap
kesempatan kerja di Provinsi Jawa Tengah sebelum dan sesudah revitalisasi
pertanian. Melalui uji T untuk variabel pembangunan sektor pertanian, ada
pengaruh pembangunan sektor pertanian terhadap kesempatan kerja di
Provinsi Jawa Tengah.Untuk variabel revitalisasi petanian ada pengaruh
revitalisasi pertanian terhadap kesempatan kerja di provinsi Jawa Tengah.
Model kedua uji F tidak ada perbedaan pengaruh pembangunan sektor
pertanian terhadap distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Tengah sebelum dan
sesudah revitalisasi pertanian, tidak ada pengaruh pembangunan sektor
48
pertanian terhadap distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Tengah, untuk
variabel revitalisasi pertanian terhadap distribusi pendapatan di Provinsi Jawa
Tengah.
2.5 Kerangka Pemikiran
Melihat dari keadaan dan ciri Negara Indonesia yang agraris maka,
pembangunan sektor pertanian tidak boleh dikesampingkan bahkan harus
diutamakan. Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional
melalui pembentukan PDRB, perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan
baku industri, mengentaskan kemiskinan dan peningkatan pendapatan
masyarakat. Melalui strategi pembangunan nasional dengan memperhatikan
keunggulan yang dimiliki Indonesia, revitalisasi pertanian menjadi salah satu
strategi utama pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian
diharapkan adanya peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan
pemerataan pendapatan petani. Berdasarkan dari teori yang mendasari
penelitian ini maka dapat disusun suatu model dalam penelitian ini, yaitu :