BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB...

21
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan bahasa Bicara adalah produksi verbal bahasa, sedangkan bahasa adalah pengolahan konseptual komunikasi. Kemampuan terdiri atas bahasa reseptif (pemahaman) dan bahasa ekspresif (kemampuan untuk menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, dan ide-ide). Bahasa umumnya dianggap dalam bentuk lisan, tetapi juga dapat mencakup bentuk visual, seperti American Sign Language(McLaughlin, 2011). Beberapa terminologi penting keterlambatan bicara dan bahasa yang perlu untuk dipahami, antara lain (Schum, 2007): 1. Bicara merupakan produksi suara untuk berkomunikasi. 2. Bahasa merupakan kemampuan berkomunikasi yang terdiri dari empat domain yaitu semantik (memberikan makna terhadap kata), sintaks (menggabungkan kata menjadi kalimat), fonologi (menggabungkan suara dari bahasa), dan pragmatik (penggunaan sosial dari bahasa). 3. Bahasa reseptif merupakan kemampuan pembicaraan terhadap orang lain. 4. Bahasa ekspresif merupakan kemampuan berbicara atau mengeluarkan kata dan kalimat. American Academy of Pediatricsmerekomendasikan agar melakukan surveilans perkembangan pada setiap kontrol anak sehat dan melakukan skriningperkembangan pada anak yang kontrol pada usia 9, 18, dan 30 bulan atau pada anak-anak yang dicurigai memiliki keterlambatan atau kelainan 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Keterlambatan bicara dan bahasa

Bicara adalah produksi verbal bahasa, sedangkan bahasa adalah pengolahan

konseptual komunikasi. Kemampuan terdiri atas bahasa reseptif (pemahaman) dan

bahasa ekspresif (kemampuan untuk menyampaikan informasi, perasaan, pikiran,

dan ide-ide). Bahasa umumnya dianggap dalam bentuk lisan, tetapi juga dapat

mencakup bentuk visual, seperti American Sign Language(McLaughlin, 2011).

Beberapa terminologi penting keterlambatan bicara dan bahasa yang perlu

untuk dipahami, antara lain (Schum, 2007):

1. Bicara merupakan produksi suara untuk berkomunikasi.

2. Bahasa merupakan kemampuan berkomunikasi yang terdiri dari empat

domain yaitu semantik (memberikan makna terhadap kata), sintaks

(menggabungkan kata menjadi kalimat), fonologi (menggabungkan suara dari

bahasa), dan pragmatik (penggunaan sosial dari bahasa).

3. Bahasa reseptif merupakan kemampuan pembicaraan terhadap orang lain.

4. Bahasa ekspresif merupakan kemampuan berbicara atau mengeluarkan kata

dan kalimat.

American Academy of Pediatricsmerekomendasikan agar melakukan

surveilans perkembangan pada setiap kontrol anak sehat dan melakukan

skriningperkembangan pada anak yang kontrol pada usia 9, 18, dan 30 bulan atau

pada anak-anak yang dicurigai memiliki keterlambatan atau kelainan

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

2

perkembangan(yang ditemui saat surveilans perkembangan) (Dhamayanti dkk,

2009).

Bayi saat lahir membuat suara-suara, seperti menangis, tetapi mereka tidak

dapat berbicara sampai umur 8 minggu. Bayi membuat respon terhadap ibunya

dengan membuatsuara pekak dan ocehan secara spontan. Perkembangan yang

terus menerus di kemudian hari pada vokalisasi anak tergantung pada dorongan

orang tua(Sadock dkk, 2015).

Mekanisme produksi bicara terdiri atas empat proses (Shetty, 2012):

1. Pemrosesan bahasa: dimana isi dari sebuah ucapan diubah menjadi simbol

fonem di pusat bahasa otak.

2. Pembangkitan perintah motorik menuju organ-organ vokal di pusat

motorik otak.

3. Gerakan artikulatoris untuk produksi bicara oleh organ vokal perintah

motorik tersebut.

4. Emisi udara yang dikirim dari paru-paru dalam bentuk bicara.

Pusat bicara pada anak kinan dan 2/3 anak kidal terletak pada hemisfer otak kiri.

Maturasi sinaps perkembangan bicara reseptif di area Wernicke terjadi pada usia

8-24 bulan, sedangkan kemampuan ekspresif terjadi di area Broca pada usia 15-24

bulan. Seorang anak di atas dua tahun seharusnya sudah dapat berbicara dengan

baik. Adanya gangguan perkembangan hemisfer otak kiri pada anak usia di bawah

dua tahun akan menyebabkan keterlambatan bicara (Imada dkk,

2006).Perkembangan bicara dan bahasapada anak dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

3

Studi faktor risiko untuk keterlambatan bicara dan bahasa menunjukkan hasil

yang tidak konsisten, sehingga The US Preventive Services Task Force tidak dapat

mengembangkan daftar faktor risiko tertentu untuk memandu dokter perawatan

primer dalam penyaringan selektif. Faktor risiko yang paling konsisten dilaporkan

adalah riwayat keluarga bicara dan keterlambatan bahasa, jenis kelamin laki-laki,

prematuritas, dan berat lahir rendah. Faktor risiko lain yang dilaporkan kurang

konsisten termasuk tingkat pendidikan orang tua, penyakit masa kanak-kanak,

urutan kelahiran terlambat, dan keluarga besar (McLaughlin, 2011).

Orangtua umumnya sudah mengeluh mengenai keterlambatan bicara pada

umur dua tahun namun sebagian dokter memilih menunggu berdasarkan fakta

bahwa perkembangan bicara masih sangat bervariasi pada umur dua tahun. Anak

yang mengalami keterlambatan bicara, 50% akan mengejar keterlambatan tersebut

pada umur tiga tahun dan bila keterlambatan bicara hanya disebabkan oleh

keterlambatan perkembangan (maturational delay), prognosisnya cukup baik.

Diagnosis keterlambatan bicara seringkali belum ditegakkan pada umur 2-3 tahun

akibat dari adanya pandangan seperti diatas(Pusponegoro, 2010).Keterlambatan

bicara pada anak didefinisikan sebagai ketidaknormalan kemampuan berbicara

seseorang anak jika dibandingkan dengan kemampuan anakyang seusia

dengannya (APA, 2015).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

4

Tabel 2.1Perkembangan bicara dan bahasa

Umur Perkembangan bicara dan bahasa

1 Tahun Mengenali nama sendiri

Mengikuti perintah sederhana yang disertai bahasa tubuh (misalnya

mengucapkan“bye-bye”)

Mencampuradukkan kata-kata dan suara-suara jargon

Menggunakan Bahasa tubuh yang komunikatif (misalnya menunjukkan

sesuatu, menunjuk)

2 Tahun Menggunakan hingga 300 kata

Menggunakan frase yang terdiri atas dua kata atau lebih

Menggunakan beberapa kata depan (misalnya di dalam, di atas), kata

ganti (misalnya kamu, aku), akhiran kata, tetapi tidak selalu dengan benar.

Menikmati bermain dengan mainan yang dapat digunakan untuk bercerita

3 Tahun Menggunakan hingga 1000 kata

Menyusun kalimat yang terdiri dari tiga hingga empat kata, biasanya

dengan subjek dan predikat tetapi dengan struktur yang sederhana

Mengikuti perintah yang diberikan dalam dua langkah

Mengulangi klimt dengan lima hingga tujuh suku kata

Bicara biasanya bisa dipahami oleh anggota keluarga

4 Tahun Menggunakan hingga 1600 kata

Dapat mengulang kembali cerita dan kejadian-kejadian dari masa lalu

yang belum lama terjadi

Memahami sebagian besar pertanyaan tentang lingkungan di sekitarnya

Menggunakan kata penghubung (misalnya kalau, tetapi, karena)

Bicara biasanya dipahami oleh orang asing

5 Tahun Menggunakan hingga 2300 kata

Dapat mendiskusikan perasaan

Memahami sebagian besar kata depan yang berhubungan dengan tempat

dan waktu

Mengikuti perintah yang diberikan dalam tiga langkah

Menulis nama sendiri

6 Tahun

8 Tahun

Mendefinisikan kata-kata berdasarkan fungsi dan hal-hal yang terkait

dengannya

Menggunakan berbagai kalimat kompleks yang terbentuk dengan baik

Menggunakan semua bagian dari pembicaraan (misalnya kata kerja, kata

benda, kata keterangan, kata sifat, kata penghubung, kata depan)

Memahami suara-huruf yang berhubungan dalam bacaan

Membaca buku sederhana untuk kesenangan

Menikmati teka-teki dan gurauan

Dengan segera dapat melakukan verbalisasi ide dan masalah

Memahami perintah tidak langsung (misalnya “Di sini panas” dipahami

sebagai permintaan untuk membuka jendela

Memproduksi semua suara bunyi dengan cara seperti dewasa

Sumber:(Sadock dkk, 2015)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

5

Kriteria diagnosis gangguan berbahasa berdasarkan DSM-5 adalah :

A. Kesulitan yang menetap untuk memperoleh dan menggunakan bahasa

pada berbagai modalitas (misalnya secara wicara, tertulis, bahasa isyarat,

atau lainnya) karena adanya kekurangan dalam pemahaman atau produksi

yang meliputi sebagai berikut:

1. Berkurangnya kosakata (pengetahuan dan penggunaan kata)

2. Struktur kalimat yang terbatas (kemampuan untuk menyusun kata dan

akhiran kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat

berdasarkan aturan tata bahasa dan morfologi)

3. Gangguan pada bercerita (kemampuan untuk menggunakan kosakata

dan menghubungkan kalimat untuk menjelaskan atau menggambarkan

suatu topik atau serangkaian kejadian atau untuk melakukan

percakapan)

B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di bawah

yang diharapkan untuk usia yang sesuai, menyebabkan keterbatasan

fungsional pada komunikasi efektif, partisipasi social, pencapaian

akademik, atau performa dalam pekerjaan, secara individual atau dalam

kombinasi.

C. Awitan gejala adalah pada periode perkembangan awal

D. Kesulitan ini tidak disebabkan oleh gangguan pendengaran atau gangguan

sensoris lainnya, disfungsi motorik, atau kondisi medis atau neurologis

lainnya dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh hendaya intelektual

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

6

(gangguan perkembangan intelektual) atau penundaan perkembangan

global.

2.1.1 Etiologi keterlambatan bicara dan bahasa

Penyebab keterlambatan bicara sangat banyak dan bervariasi. Gangguan

tersebut ada yang ringan sampai yang berat. Penyebab keterlambatan bicara bisa

terjadi gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otot atau

organ pembuat suara. Beberapa penyebab utama keterlambatan bicara diantaranya

adalah retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi.

Keterlambatan maturasi sering juga disebut keterlambatan bicara fungsional

termasuk gangguan yang paling ringan dan saat usia tertentu akan membaik.

Penyebab lain yang relatif jarang adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik

atau kromosom, autis, mutism selektif, afasia reseptif, dan deprivasi lingkungan.

Deprivasi lingkungan bisa disebabkan lingkungan sepi, dua bahasa, status

ekonomi sosial, teknik pengajaran salah, sikap orangtua (Judarwanto, 2013).

Estimasi prevalens psikososial yang relevan secara klinis terlibat dalam

gangguan bicara-bahasa pada anak-anak dilaporkan sebagai komorbiditas sebesar

50%. Indikasi keterlibatan psikososial tersering mencakup gejala yang

berhubungan dengan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan perilaku

(seperti attention-deficit/hyperactivity disorder [ADHD], conduct disorder,

oppositional defiant disorder). Pada anak yang terdiagnosis dengan gangguan

psikiatri, ditemukan prevalens kejadian gangguan bicara-bahasa berkisar 40%

hingga 80%. Keterkaitan yang umum dilaporkan pada gangguan pemusatan

perhatian dan gangguan berbahasa, walaupun diyakini proporsi yang signifikan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

7

dari anak dengan ADHD tidak terdiagnosis dengan defisit bahasa. Datagangguan

psikiatri masih belum jelas dilaporkan sebagai konsekuensi dari gangguan

berkomunikasi atau apakah gangguan berkomunikasi merupakan gejala sekunder

dari gangguan psikiatri (Mclaughlin, 2011).

Pemahaman tentang manifestasi klinis penyebab keterlambatan bicara sangat

diperlukan untuk membedakan keterlambatan fungsional atau nonfungsional.

Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatanmaturasi

atau keterlambatan perkembangan bahasa yang disebabkan keterlambatan

maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yangdibutuhkan untuk

memproduksi kemampuan bicara pada anak. Keterlambatan bicara nonfungsional

disebabkan adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan

masalah visuo-motor,dan keterlambatan perkembangan. Keterlambatan bicara

nonfungsional dicurigai bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat

seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak,

kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata,

cerebral palsi,dan gangguan neurologis lainnya. Klinisi dan orang tua harus dapat

membedakan dengan keterlambatan bicara fungsional dan nonfungsional.

Diagnosis banding penyebab keterlambatan bicara dapat dilihat pada Tabel

2.2(Judarwanto, 2013)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

8

Tabel 2.2Diagnosis banding beberapa penyebab keterlambatan bicara dan bahasa

Ganggu

an

penden

garan

Hendaya

intelektual

Gangguan

spektrum

autisme

Gangguan

defisit

Bahasa

ekspresif

Gangguan

defisit

Bahasa

reseptif-

ekspresif

Mutisme

selektif

Gang

guan

suara

bicara

Pemahaman

Bahasa

- - - + - + +

Bahasa

ekspresif

- - - - - Bervariasi +

Audiogram - + + + Bervariasi + +

Artikulasi - - - - - + -

Bahasa dalam + + (terbatas - + + + +

Menggunakan

Bahasa tubuh

+ + (terbatas) - + + +

bervariasi

+

Meniru - + + (tidak

tepat)

+ + + +

Merespons

suara

Hanya

pada

suara

keras

atau

dengan

frekuen

si tinggi

+ - + Bervariasi + +

Mengamati

wajah

+ + - + + + +

Kinerja + - + + + + +

Sumber: (Sadock dkk, 2015)

2.1.2. Faktor risiko keterlambatan bicara pada anak

Faktor risiko yang menyebabkan seorang anak menjadi terlambat bicara dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

A. Faktor internal

a. Genetik

Gangguan bicara dan bahasa berkaitan dengan kerusakan kromosom

1,3,6,7, dan 15. Kerusakan di kromosom ini juga berhubungan dengan

gangguan membaca. Kromosom tersebut membawa gen

yangmemengaruhi perkembangan sel saraf saat prenatal (Korbin, 2008).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

9

b. Kecacatan fisik

Cacat yang berhubungan dengan gangguan bicara adalah kondisi fisik

yang menyebabkan gangguan penghantaran suara seperti gangguan pada

telinga dan bagian pendengaran. Gangguan yang lain adalah yang

memengaruhi artikulasi seperti abnormalitas bentuk lidah, frenulum yang

pendek, atau adanya celah di langit-langit mulut (Perna, 2013).

c. Malfungsi neurologis

Gangguan neurologis juga dapat berkaitan dengan gangguan penghantaran

suara di telinga akibat kerusakan sistem saraf. Proses pembentukan saraf

selama masa prenatal yang terganggu merupakan penyebab tersering

karena pemakaian obat-obatan selama kehamilan (Perna, 2013).

d. Prematur

Prematuritas dalam hal keterlambatan bicara pada anak berhubungan

dengan berat badan lahir yang rendah. Berat badan lahir rendah merupakan

indikasi bahwa nutrisi yang diedarkan ke dalam tubuh belum maksimal

sehingga perkembangan beberapa bagian tidak optimal. Prematur juga

menyebabkan belum sempurnanya pembentukan beberapa organ sehingga

dalam perkembangannya mengalami keterlambatan (Amin dkk, 2009).

e. Jenis kelamin

Keterlambatan bahasa lebih banyak pada anak laki-laki (77,8%)

dibandingkan pada perempuan(Hertanto dkk, 2011). Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hidayati di RSUD Kariadi Semarang,

dimana secara teori dikatakan bahwa level tinggi dari testosteron pada

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

10

masa prenatal memperlambat pertumbuhan neuron di hemisfer kiri

(Hidajati, 2009).

B. Faktor Eksternal

f. Urutan/jumlah anak

Anak pertama lebih sering mengalami terlambat bicara dan bahasa. Jumlah

anak yang semakin banyak maka kejadian keterlambatan bicara makin

meningkat atau insiden keterlambatan bicara sering terjadi pada anak yang

memiliki jumlah saudara banyak karena berhubungan dengan komunikasi

antara orangtua dan anak. Anak yang banyak akan mengurangi intensitas

komunikasi anak dan orangtua (Hartantodkk, 2009).

g. Pendidikan ibu

Pendidikan ibu yang rendah meningkatkan kejadian keterlambatan bicara

pada anak. Penelitian mendapatkan angka sekitar 20% anak dengan ibu

berpendidikandibawah SMAmengalami keterlambatan bicara.Pendidikan

ibu yang rendah menyebabkan ibu kurang perhatian terhadap

perkembangan anak dan kosakata yang dimiliki ibu juga kurang sehingga

tidak mampu melatih anaknya untuk bicara (Hertantodkk, 2009).

h. Status sosial ekonomi

Sosial ekonomi yang rendah meningkatkan risiko terjadinya keterlambatan

bicara. Orangtua yang tidak mampu secara ekonomi akan lebih fokus

untuk pemenuhan kebutuhan pokoknya dan mengabaikan perkembangan

anaknya. Sosial ekonomi rendah juga rawan untuk terjangkit penyakit

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

11

infeksi yang memungkinkan terjadinya gangguan saraf dan kecacatan

(Perna, 2013).

i. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga berhubungan dengan pola asuh atau interaksi orangtua

dengan anak dalam suatu keluarga. Fungsi keluarga berpengaruh terhadap

perilaku anak dan juga insiden keterlambatan bicara pada anak. Keluarga

dengan fungsi buruk maka di dalam keluarga tidak terdapat kehangatan

dan hubungan emosi tidak terjalin dengan baik. Anak sering mengalami

salah asuh atau perawatan yang salah dan pengabaian. Keluarga yang

fungsinya baik tidak akan pernah terjadi kekerasan dalam rumah tangga

terutama kehamilan yang berefek terhadap perkembangan mental anak.

Keluarga yang berfungsi buruk karena pengabaian dan kesibukan orangtua

sehingga anak dibekali dengan gadget untuk bermain sehingga tenang dan

hal tersebut membuat kemampuan anak dalam bicara dan bahasa tidak

terlatih dengan baik (Restiyani, 2013).

j. Bilingual

Penggunaan dua bahasa atau lebih di rumah dapat memperlambat

kemampuan anak menguasai kedua bahasa tersebut. Anak dengan

kemampuan bilingual dapat menguasai kedua bahasa tersebut sebelum

usia lima tahun. Pada anak dengan keterlambatan bicara yang disertai

penggunaan beberapa bahasa di rumah, akan menghambat kemajuan anak

tersebut dalam tata laksana selanjutnya sehingga bilingual harus

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

12

dihilangkan pada anak yang mengalami keterlambatan bicara

(Mangunatmadja, 2010).

2.2 Fungsi keluarga

2.2.1 Pengertian fungsi keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam satu

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Fungsi keluarga merupakan

peran yang dimainkan oleh anggota dalam keluarga serta sikap dan perilaku yang

ditampilkan saat bersama anggota keluarga lain(Defrain dkk, 2009).

Keluarga hendaknya dapat memberikan rasa nyaman serta dukungan bagi

anggota keluarganya agar dapat berfungsi dengan baik. Fungsi keluarga dapat

diartikan sebagaimana sebuah keluarga menjalankan peran dan fungsinya untuk

memenuhi kebutuhan fisik, sosial, psikologis, dan kesejahteraan anggota-

anggotanya(Mansfield, 2015).

2.2.2 Faktor-faktor terkait fungsi keluarga

Area yang harus dihadapi oleh suatu keluarga dalam memenuhi fungsi

keluarga(Mansfield, 2015), yaitu:

1. Area tugas dasar yang merupakan area yang terkait dengan kebutuhan dasar

keluarga seperti bagaimana keluarga harus menyediakan makanan, uang,

transportasi, dan tempat tinggal

2. Area tugas perkembangan yang merupakan aspek yang berhubungandengan

proses perkembangan dalam keluarga yang biasanya terjadi secara bertahap.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

13

Perkembangan ini bisa dilihat secara individu dalam keluarga seperti

perkembangan anak dari bayi hingga dewasa yang terjadi secara keseluruhan

seperti awal pernikahan, kehamilan pertama, hingga anak yang terakhir dalam

keluarga meninggalkan rumah.

3. Area tugas risiko merupakan permasalahan yang melibatkan kondisi krisis

dalam keluarga seperti ada anggota yang sakit, kecelakaan, dan kehilangan

pekerjaan.

Fungsi keluarga menurut The McMaster of Family Functioning(MMFF)

diartikan sebagai suatu keadaan dalam keluarga dimana setiap unit dari keluarga

mampu menjalankan dengan baik tugas-tugas dasar dalam kehidupan keseharian

di keluarga yang berkaitan dengan pemecahan masalah, komunikasi, peran,

respon afektif, keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku (Mansfield, 2015).

Aspek teori sistem keluarga yang menjadi dasar MMFF ini adalah:

1. Setiap bagian dari keluarga saling terkait satu sama lain

2. Satu bagian dari keluarga tidak dapat dimengerti sepenuhnya dengan hanya

memahami setiap anggota keluarga

3. Struktur dan organisasi keluarga penting dalam mepengaruhi dan menentukan

perilaku anggota keluarga

4. Pola transaksional dari sistem keluarga berpengaruh dalam membntuk

perilaku anggota keluarga

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

14

2.2.3 Dimensi McMaster Model of Family Functioning (MMFF)

McMaster Model of Family Functioning (MMFF)menggolongkan enam dimensi

yang dianggap dapat menggambarkan fungsi suatu keluarga, dengan asumsi

bahwa diperlukan banyak dimensi untuk mendapatkan pemahaman yang

komprehensif atas suatu untuk yang kompleks seperti keluarga(Mansfield, 2015).

Keenam dimensi tersebut adalah penyelesaian masalah (problem solving),

komunikasi (communication), peran (roles), responsivitas afektif

(affectiveresponsiveness), kontrol perilaku (behavior control). Dimensi selain

keenam dimensi tersebut, terdapat pula fungsi umum (general functioning) yang

mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga secara keseluruhan. Berikut ini

penjabaran dari keenam dimensi fungsi keluarga.

1. Penyelesaian masalah (problem solving)

McMaster Model of Family Functioning (MMFF)menilai kemampuan

keluarga dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mengancam integritas

dan kapasitas fungsional keluarga (Setiawan, 2007).

2. Komunikasi (Communication)

Dimensi ini menilai bagaimana pertukaran informasi antar anggota keluarga

terutama ditekankan pada kejelasan dari isi pesan-pesan verbal dan ditujukan

kepada siapa. Dimensi ini sama halnya dengan penyelesaian masalah, pada

dimensi ini juga terbagi menjadi area instrumental dan area afektif. Cara

berkomunikasinya terbagi menjadi dua kontinum, yaitu jelas vs terselubung

(apakah pesannya jelas atau maknanya tersembunyi) dan langsung vs tidak

langsung (apakah langsung ditujukan pada orang yang dimaksud atau tidak),

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

15

sehingga terdapat empat gaya berkomunikasi. Keempat gaya tersebut adalah

jelas dan langsung, jelas dan tidak langsung, terselubung dan langsung, maka

keluarga tersebut semakin efektif (Mansfield, 2015).

3. Peran (Role)

Skala ini menilai kemampuan keluarga menetapkan pola tingkah laku dalam

menjalankan fungsi-fungsi keluarga sehari-hari. Beberapa fungsi yang harus

dilakukan oleh setiap anggota keluarga agar keluarga tersebut dapat dikatakan

berfungsi dengan baik dan sehat, yang fungsi-fungsi tersebut dapat

dikelompokkan menjadi lima fungsi dasar keluarga, yaitu: (Mansfield, 2015)

a. Penyedia kebutuhan dasar, meliputi tugas dan fungsi yang berkaitan

dengan penyediaan uang, sandang, dan papan

b. Pengasuhan dan dukungan, meliputi penyedian rasa nyama, kehangatan,

dukungan bagi anggota keluarga

c. Pemenuhan kebutuhan seksual dewasa, dimana suami dan istri kebutuhan

seksualnya dapat terpenuhi serta didukung dengan kedekatan secara

emosi

d. Perkembangan pribadi, meliputi tugas-tuga yang berkaitan dengan

perkembangan fisik. Emosi, akademis, dan sosial bagi anak-anak dan

perkembangan karir dan hubungan sosial bagi dewasa.

e. Pengaturan dan pemeliharaan sistem keluarga, meliputi berbagai macam

fungsi termasuk teknik-teknik dan tidnakan yang diperlukan untuk

mempertahakan standar keluarga, seperti misalnya pengambilan

keputusan, batasan dan keanggotaan keluarga, implementasi dan kontrol

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

16

perilaku, mengatur pengeluaran rumah tangga, dan hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan anggota keluarga.

Dua fungsi tambahan selain fungsi dasar diatas sebagai pelengkap yang

masih merupakan bagian dari dimensi itu, yaitu: (Defrain dkk, 2009)

a. Pembagian peran, yaitu pola keluarga dalam menentukan peran masing-

masing anggotanya termasuk pertimbangan-pertimbangannya

b. Tanggung jawab peran, yaitu prosedur di dalam keluarga untuk melihat

apakah tugas-tugas sudah dijalankan.

Keluarga yang paling tidak efektif adalah keluarga yang fungsi dasarnya

tidak terpenuhi dan atau pembagian dan tanggung jawab peran tidak terjaga

dengan baik.

4. Responsivitas afektif (Affective responsiveness)

Dimensi ini menilai tentang kemampuan keluarga dalam memberikan reaksi

afektif yangsesuai terhadap berbagai macam rangsangan.

5. Keterlibatan afektif (Affective involvement)

Skala keterlibatan afektif menilai sejauh mana anggota keluarga memberikan

perhatian dan melibatkan diri pada kegiatan anggota keluarga yang lain.

Dimensi ini memfokuskan pada seberapa banyak dan bagaimana caranya

seorang anggota keluarga menunjukkan rasa ketertarikannya kepada satu

sama lain (Mansfield, 2015).

6. Kontrol perilaku (Behaviour control)

Dimensi kontrol perilaku didefinisikan sebagai pola yang diadopsi oleh

sebuah keluarga mengenai perilaku dalam tiga area berikut : situasi yang

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

17

membahayakan secara fisik, situasi dalam pemenuhan dan ekspresi kebutuhan

dan dorongan psikobiologis, dan situasi yang melibatkan perilaku sosialisasi

interpersonal, baik di antara anggota keluarga maupun dengan orang lian

yang bukan keluarga. Keluarga akan mengembangkan standar mereka

masing-masing mengenai perilaku-perilaku yang bisa dan tidak bisa diterima

(Mansfield, 2015).

2.3 Keluarga dengan anak terlambat bicara dan bahasa

Anak yang dibesarkan di lingkungan dengan edukasi dan stimulasi orang tua yang

rendah, miskin, jumlah anak yang banyak, stress sosial yang tinggi dan kurang

ekspresif, seringkali tertinggal dalam perkembangan bicara dan bahasa (Simms,

2007).

Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap aspek

perkembangan anak membutuhkan stimulasi lingkungan termasuk pada aspek

perkembangan bicara. Salah satu stimulasi pada perkembangan bicara dilakukan

dengan mengajak bayi bicara dalam setiap kesempatan seperti meniru ocehan bayi

saat bayi berusia 0-3 bulan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hartanto dkk

(2011) bahwa perilaku negatif orangtua berpengaruh terhadap perkembangan

anak. Perkembangan bahasa berisiko terjadi jika terdapat masalah pada orangtua.

Bahasa merupakan salah satu alat indikator perkembangan kognitif anak.

Orangtuaseringkali terlambat menyadari bahwa anaknya mengalami

keterlambatan (Beyeng dkk, 2012).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

18

Orangtua di Indonesia telah lebih peduli tentang keterlambatan bicara sebagai

salah satu perkembangan masalah pada anak-anak. Beberapa kasus keterlambatan

bicara telah ditemukan di Indonesia, orang tua hanya memiliki sedikit informasi

tentang keterlambatan bicara dan intervensinya(Jane & Tunjungsari, 2015)

Teknik pengajaran (cara dan komunikasi) yang salah merupakan salah satu

penyebab terlambat bicara yang salah pada anak karena perkembangan anak

terjadi dari proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan (Pusponegoro, 2010).

Surveytentang kepedulian orang tua terhadap perkembangan dan perilaku

anaknya membagi kategori kepedulian orang tua dalam deteksi penyimpangan

anak(Irwanto dkk, 2006), sebagai berikut:

1. Emosi dan perilaku

2. Berbicara dan berbahasa

3. Ketrampilan sosial dan menolong diri sendiri

4. Motorik kasar

5. Motorik halus

6. Membandingkan dengan lingkungan

7. Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh

Kualitas pengasuh yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap

perkembangan anak seperti kemampuan komunikasi yang lebih baik, kemampuan

mengingat, dan memecahkan masalah dengan lebih baik (Suparmiati dkk, 2013).

Keberhasilan dalam pengukuran secara cepat dan mudah dari

aspekperkembangan akan membantu menegakkan diagnosis banding dari

sebagian besar kategori utama gangguan perkembangan (delayed, deviasi, dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

19

disosiasi)pada masa bayi dan kanak-kanak dini, sehingga dapat segera dilakukan

intervensi dini untuk memberikan hasil yang terbaik (Dhamayanti & Herlina,

2009).

Pandangan family systems theorymengatakanapapun yang terjadi terhadap

seorang anggota keluarga akan mempunyai implikasi pada anggota keluarga yang

lainnya. Anggota keluarga saling berhubungan dan berjalan layaknya sebuah

kelompok, dimana kelompok tersebut sebagai sistem keluarga sehingga jika

terjadi sesuatu di dalam keluarga, maka suka ataupun tidak, hal tersebut

memberikan pengaruh terhadap semua anggota keluarga yang ada di dalamnya

(Olson & DeFrain, 2006).

2.4 Family Assessment Device (FAD)

Instrumen ini bisa diadaptasi dan digunakan sesuai dengan konteks sistem

sosialbudaya. Instrumen ini terdiriatas 60 item pernyataan yang dapat

digunakanpada subyek klinikal dan non klinikal. Instrumenini mempunyai

validitas dan realibilitas yangbaik dengan alpha untuk sub skala berkisardari 72

sampai 92. Instrumen tersebut terdiriatas tujuh sub skala yaitu; (1) Pemecahan

masalah (Problem solving), (2) Komunikasi(Communication), (3) Peranan

(Roles), (4)Rasa kebertanggungjawaban afektif (Affectiveresponsiveness), (5)

Penglibatan afektif (Activeinvolvement), (6) Kontrol perilaku (Behaviorcontrol)

dan (7) Kefungsian umum (Generalfunctioning) (Fahrudin, 2012).

Interprestasi skala fungsi keluarga, pada item soal yang berpenyataan negatif

nilainya di balik, misal jika dijawab 1 di kuisioner maka dibalik nilainya menjadi

4 begitu juga sebaliknya. Kalau nilainya 2 dibalik menjadi 3 dan sebaliknya. Skala

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

20

yang diinterpretasi skala 1-7. Skala yang dibalik:Skala 1: soal no. 3, skala 2: soal

no 2 dan 5, skala 3: soal no 3,5,8, skala 4: soal no1 dan 3, skala 5: soal no 2,4,6,

skala 6: soal no. 1,4,6, skala 7: soal no. 1,3,5,7,9,11. Masing masing skala di

jumlah dan dibagi jumlah soal per skala untuk mencari nilai rerata. Nanti nilai

rerata di sesuaikan dengan cut offpointnya. Jika kurang atau sama dengan nilai cut

off point maka fungsi skala tersebut baik sedangkan kalau diatas nilai cut off

berarti nilai fungsi skala tersebut buruk.Nilai cut off masing-masing skala: Skala 1

: 2,2, skala 2: 2,2, skala 3: 2,3, skala 4: 2,2, skala 5: 2,1, skala 6: 1,9, skala 7: 2.

Untuk mencari nilai fungsi keluarga secara keseluruhan maka semua nilai item

soal dibagi dengan total soal sampai skala 7 jika didapatkan nilai rerata 1 dan 2

berarti fungsi keluarga secara keseluruhan baik, jika mendekati 3 maka nilai

fungsi keluarga mengarah ke buruk sedangkan jika nilainya 4 berarti nilai fungsi

keluarga keseluruhan buruk(Mansfield, 2015).

Hasil penelitian reabilitas FAD di Indonesia pada uji ulang FAD

menunjukkan nilai reabilitas yang cukup tinggi (apha= 0,70). Studi validitas FAD

pada kelompok klinik dan non klinik menunjukkan perbedaan yang bermakna

(p<0,02). Skala FAD dapat diterapkan dalam penelitian di Indonesia(Yolanda,

2012).

2.5 Caput Scale

Gangguan perkembangan khususnya keterlambatan bicara dapat diskrining

dengan menggunakan metode Capute Scales (cognitive adaptive test/clinical

linguistic auditory milestone scale-CAT/CLAMS). Uji skrining spesifik metode

Capute Scales (CAT/CLAMS) dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan …erepo.unud.ac.id/17660/3/1114058103-3-BAB II.pdf · percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di

21

gangguan perkembangan bahasa dan fungsi kognitif pada usia 0-36 bulan. Metode

uji tapis CAT/CLAMS dipilih karena dapat menilai kuantifikasi developmental

quotient (DQ) yang memberikan diagnosis banding gangguan perkembangan

anak. Hasil dari pemeriksaan CAT/CLAMS digolongkan normal (DQ pada

kemampuan bahasa dan visual motor >85, FSDQ >85), suspek (DQ pada satu atau

kedua aspek 75-85), retardasi mental (DQ pada kemampuan bahasa dan visual

motor menghasilkan <75), dan gangguan komunikasi (bila aspek bahasa terlambat

tapi aspek visual motor dalam batas normal). CAT/CLAMS merupakan alat

skrining untuk deteksi dini pada keterlambatan bicara dan bahasa, sehingga

diperlukan penelusuran diagnosis lebih lanjut ( Hertanto dkk, 2009).