BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... ·...

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin dalam Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengatakan bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Menurut Nur dalam Isjoni (2011: 27) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil mengintegrasikan keterampilan social yang bermuatan akademik. Sementara menurut Nurhadi dan Senduk dalam Wena (2008: 189) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesame siswa. Sedangkan menurut Art dan Newman dalam Huda (2011: 32) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a commom goal (kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama). Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di 7

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

7

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengatakan bahwaCooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerjadalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula,keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggotakelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Menurut Nur dalam Isjoni (2011: 27) menyatakan pembelajaran kooperatif adalahmodel pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatanpembelajaran yang berhasil mengintegrasikan keterampilan social yang bermuatanakademik.

Sementara menurut Nurhadi dan Senduk dalam Wena (2008: 189) menyatakanbahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakaninteraksi yang silih asah sehingga sumber belajar bukan hanya guru dan buku ajar, tetapijuga sesame siswa.

Sedangkan menurut Art dan Newman dalam Huda (2011: 32) mendefinisikanpembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to

solve a problem, complete a task, or accomplish a commom goal (kelompok kecilpembelajar/siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah,menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kooperatif adalah suatumodel pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompokkecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk mencapaihasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagaisuatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalamstruktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

8

mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggotakelompok itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif juga dapat diartikan sebagai suatutugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.

2.1.1.2 Konsep Dasar KooperatifNurhadi dan Senduk dalam Wena (2008: 190) menyatakan ada beberapa elemen

yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) salingketergantungan positif (positive interdependence), (2) interaksi tatap muka (face to face

interaction), (3) akuntabilitas individual (individual accountability), dan (4) keterampilanuntuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengajadiajarkan (use of collarative/social skill).

Menurut Jhonson dan Jhonson dalam Huda (2011: 46) ada beberapa elemendasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan denganpembelajaran kompetitif dan individual. Elemen-elemen tersebut antara lain: (1)interpedensi positif (positive interpedence), (2) interaksi promotif (promotive interaction),(3) akuntabilitas individu (individual accountability), (4) keterampilan interpersonal dankelompok kecil (interpersonal and small-group skill), (5) Pemrosesan kelompok (group

processing).Menurut Bennet dalam Isjoni (2011: 60) menyatakan ada lima unsur dasar yang

dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: (1) positive

interpedence, (2) interaction face to face, 3) adanya tanggung jawab pribadi mengenaimateri pelajaran dalam anggota kelompok, (4) membutuhkan keluwesan, (5) meningkatkanketerampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok) (Daribeberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep dasar atau unsur yang harusdilaksanakan dalam model pembelajaran kooperatifyaitu : (1) saling ketergantungan positif,(2) interaksi tatap muka promotif, (3) akuntabilitas individu, (4) keterampilan individu dankelompok kecil, (5) meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkanmasalah (proses kelompok).

Secara khusus dalam menerapkan model ini, guru hendaknya memahami danmampu mengembangkan rancangan pembelajarannya sedemikian rupa sehingga

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

9

teraplikasikan dan terpenuhinya keseluruhan konsep-konsep dasar dari penggunaankooperatif dalam pembelajarannya.

2.1.1.3 Tipe Model Pembelajaran KooperatifMenurut Isjoni (2011: 199) dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa

variasi model yang dapat diterapkan,yaitu diantaranya: Student Team Achievement

Division (STAD), Jigsaw, Teams Games Tournaments (TGT), Group Investigation (GI),Rotating Trio Exchange, dan Group Resume (2011: 73). Menurut Made Wena beberapamodel pembelajaran kooperatif, antara lain: model STAD (Student Team Achievement

Division), model Jigsaw, dan model GI (Group Investigation).

Sedangkan menurut Kagan dalam Huda (2011: 123) beberapa modelpembelajaran kooperatif yang dikembangkan antara lain: Roundrobin, Corners,

Paraphrase, Spend-a-Buck, Group Processing, Numbered Head Together, Send-a-

Problem, Cooperative Review, Three-Step-Interview, Brainstorming, Group Discussion,

Roundtable, Partners, Co-Op Co-Op, dan Group Investigation.

Dari beberapa model tersebut, peneliti menggunakan model pembelajarankooperatif tipe group investigation dalam penelitian. Hal itu disebabkan karena modelpembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat digunakan dalam beberapa matapelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, danBahasa Indonesia.Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation jugacocok untuk semua kelas atau tingkatan.

2.1.1.4 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group InvestigationMenurut Isjoni (2011: 123) model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antaraprinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsippembelajaran demokrasi.

Menurut Wena (2008: 195) model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

adalah model pembelajaran kooperatif yang pembentukan kelompoknya didasari atasminat anggotanya. Sedangkan menurut Huda (2011: 123) model pembelajaran kooperatif

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

10

tipe group investigation yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan ini lebih menekankanpada pilihan dan kontrol siswa dari pada teknik-teknik pengajaran di ruang kelas.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwamodel pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah model pembelajarankooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif denganpembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Dimanadalam pembentukan kelompoknya didasari atas minat anggotanya, serta menekankanpada pilihan dan kontrol siswa.

2.1.1.5 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group InvestigationTujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan,dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yangbahagia dan memberikan kontribusi .

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapaisetidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000)yaitu:1) Hasil Belajar Akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaikiprestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.Beberapa ahli berpendapatbahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Parapengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaankooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahannorma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yangberhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntunganbaik pada siswa kelompok bawah maupun atas yang bekerja bersama menyelesaikantugas-tugas akademik.

2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu.Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, danketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

11

berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung padatugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar salingmenghargai satu sama lain.

3) Pengembangan Keterampilan Sosial.Isjoni (2011: 39) tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkankepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilansosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurangdalam keterampilan sosial.

2.1.1.6 Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif tipe GroupInvestigationMenurut Huda (2011: 123-124) dalam model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation, siswa diberi control dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingindipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompokkecil.Masing-masing kelompok diberi tugas atau proyek yang berbeda. Dalamkelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akandikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan bagaimanamenyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Semua anggota harus turut andil dalammenentukan topic penelitian apa yang akan mereka ambil. Mereka pula yang memutuskansendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau investigasi ini, mereka akanterlibat dalam aktivitas-aktivitas berfikir tingkat tinggi, seperti membuat sintesis, ringkasan,hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir.

Sementara menurut Isjoni (2011: 87-88 pada model pembelajaran kooperatif tipegroup investigation siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan keterkaitan akansebuah materi tanpa melanggar cirri-ciri pembelajaran kooperatif. Pada model ini siswamemilih sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang biasanya telah ditentukanguru, selanjutnya siswa dan guru merencanakan tujuan, langkah-langkah belajarberdasarkan sub topik dan materi yang dipilih. Kemudian siswa mulai belajar denganberbagai sumber belajar baik di dalam atau di luar sekolah, setelah proses pelaksanaan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

12

belajar selesai menganalisis, menyimpulkan, dan memebuat kesimpulan untukmempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas.

Sedangkan menurut Wena (2008: 196) ada enam tahapan yang menuntutketerlibatan anggota tim, yaitu sebagai berikut:1) Identifikasi topik. Setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam melakukan identifikasi

terhadap topik-topik pembelajaran yang akan dibahas.2) Perencanaan tugas belajar. Setiap topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya

adalah melakukan perencanaan tugas belajar. Dalam hal ini bisa saja tugas-tugaspembelajaran dibagi-bagi untuk setiap anggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan.

3) Pelaksanaan kegiatan penelitian. Setelah tugas pembelajaran masing-masing anggotaditetapkan, setiap anggota mulai melakukan penelitian. Setelah masing-masinganggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untukmenyimpulkan hasil penelitian.

4) Persiapan laporan akhir. Setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukanpenulisan laporan akhir penelitian.

5) Presentasi penelitian. Langkah berikutnya adalah setiap kelompok mempresentasikanhasil penelitiannya di forum kelas.

6) Evaluasi. Dari hasil diskusi kelas masing-masing kelompok mengevaluasi hasilpenelitiannya lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusikelas. Terakhir, setiap kelompok siswa membuat laporan akhir yang disempurnakan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yaitu sebagai berikut:1) Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok belajar disesuaikan dengan jumlah

masalah atau materi yang akan dibahas.2) Identifikasi topik pembelajaran. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar, setiap

topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya adalah melakukan perencanaan tugasbelajar. Dalam hal ini bisa saja tugas-tugas pembelajaran dibagi-bagi untuk setiapanggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan.

3) Pelaksanaan penelitian topik. Setelah tugas pembelajaran masing-masing anggotaditetapkan, setiap anggota mulai melakukan penelitian. Setelah masing-masing

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

13

anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untukmenyimpulkan hasil penelitian.

4) Persiapan laporan akhir. Setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukanpenulisan laporan akhir penelitian.

5) Presentasi penelitian. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya

6) Evaluasi. Dari hasil diskusi kelas masing-masing kelompok mengevaluasi hasilpenelitiannya lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusikelas. Terakhir, setiap kelompok siswa membuat laporan akhir yang disempurnakan.

2.1.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GroupInvestigation.Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menurut Isjoni

(2011: 87) antara lain: Memberikan kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secaraanalitis, kritis, kreatif, reflektif, dan produktif. Menciptakan pembelajaran yang diinginkan,karena siswa sebagai objek pembelajaran ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.

Menurut Nurhadi, Yasin, dan Senduk (2004) menjelaskan bahwa modelpembelajaran kooperatif tipe group investigation menuntut keterlibatan siswa sejakperencanaan, baik untuk menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melaluiinvestigasi (Wena, 2008: 195-196). Sedangkan menurut Huda (2011: 123) dalam modelpembelajaran kooperatif tipe group investigation, siswa diberi kontrol dan pilihan penuhuntuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi.

Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihanmodel pembelajaran kooperatif tipe group investigation yaitu:1) Memberikan kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif,

reflektif dan produktif.2) Menciptakan pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai objek pembelajaran

ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.3) Siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari

dan diinvestigasi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

14

Kendala-kendala dalam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation,

menurut identifikasi Slavin dalam Huda (2011: 68-69) yaitu:1) Jika tidak dirancang dengan baik justru dapat berdampak pada munculnya free rider

atau pengendara bebas, yaitu beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secarapersonal pada kelompoknya dan mereka hanya mengekor saja apa yang dilakukanoleh teman-teman satu kelompoknya yang lain.

2) Diffusion of responsibility (penyebaran tanggung jawab) adalah suatu kondisi dimanabeberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang lebih mampu.

3) Learning a part of task specialization,pembagian materi yang berbeda tiap kelompoksering kali membuat siswa hanya fokus pada bagian materi yang menjadi tanggungjawabnya, sementara materi bagian lain yang dikerjakan oleh kelompok lain hampertidak digubris sama sekali, pada hal semua materi tersebut saling berkaitan satu samalain.

Sementara Isjoni (2011: 36-37) berpendapat “Kelemahan model pembelajarankooperatif tipe group investigation, yaitu: 1) guru harus mempersiapkan pembelajaransecara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran, dan waktu, 2) agarproses pembelajran berjalan dengan lancer maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, danbiaya yang cukup memadai, 3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, adakecenderungan topic permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yangtidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan 4) saat diskusi kelas, terkadangdidominasi seseorang, hali ini mengakibatkan siswa yang lainmenjadi pasif.

Berdasarkan pendapat tersebut bahwa kekurangan atau kelemahan penggunaanmodel pembelajaran kooperatif tipe group investigation, yaitu:

1) Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi kepadateman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri.

2) Awal penggunaan model ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yangcukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalandengan baik.

3) Aplikasi model ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit, tapibisa diatasi dengan model team teaching.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

15

4) Kegiatan belajar mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yanglain.

5) Metode ini bagi guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga yang lebih ekstra, karenasetiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda-beda

2.1.2 Hasil Belajar2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar sangat penting untuk diketahui, baik secara perseorangan maupunsecara kelompok, karena di samping sebagai salah satu indikator keberhasilan belajarsiswa dalam mata pelajaran tertentu, juga sebagai sarana memotivasi siswa bagi siswayang mengenyam pendidikan di lembaga tersebut.

Menurut Romiszowski dalam Abdurrahman (2003: 38) “Hasil belajar merupakankeluaran (outputs) dari suatu system pemrosesan masukan (inputs).Masukan dari sistemtersebut berupa barmacam-macam informasi sedangkan keluarannnya adalah perbuatanatau kinerja (performance)”.

Seperti halnya Romiszowski, Keller dalam Abdurrahman (2003: 38) menyatakan“Hasil belajar sebagai keluaran dari suatu system pemrosesan berbagai masukan yangberupa informasi.”Berbagai masukan tersebut menurut Killer dapat dikelompokkan menjadidua macam, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukanyang berasal dari lingkungan (environmental inputs).

Menurut Sudjana dalam Padmono, (2009: 26) menyatakan “Hasil belajar adalahkemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerimapengalaman belajarnya” Hal senada diungkapkan Bloom hasil belajar mencakupkemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation

(menilai).Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikanrespons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).Domainpsikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.Psikomotor juga mencakupketerampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual .

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

16

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250), hasil belajar merupakan hal yangdapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasilbelajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan padasaat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenisranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakansaat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (dalam Indra Munawar, 2009) hasil belajar adalah bilaseseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnyadari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 201)hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enamjenjang/tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, danpenilaian.2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuanyaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatunilai atau kompleks nilai.3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular(menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karenalebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian darihasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Howard Kingsley (dalam Indra Munawar, 2009) membagi 3 macam hasil belajar,yaitu 1) Keterampilan dan kebiasaan, 2) Pengetahuan dan pengertian, dan 3) Sikap dancita-cita. Pendapat tersebut menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar.Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalamkehidupan siswa tersebut.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

17

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasilbelajar sebagai perubahan dalam kapabilitas (kemampuan tertentu) yaitu keluaran(outputs) berupa perbuatan atau kinerja (performance) dari suatu system pemrosesanmasukan (inputs) berupa bermacam-macam informasi dari masukan pribadi (personal

inputs) dan masukan yang berasal dari lingkungan (environmental inputs) atau sebagaiakibat belajar.

2.1.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil BelajarHasil belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat

kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non kognitif seperti emosi, motivasi,kepribadian serta pengaruh lingkungan (Conny Semiawan. 2001: 12).

Belajar sebagai proses disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Faktor-faktor tersebut menurutSumadi Suryabrata (2002: 233) adalah 1) Faktor-faktor dari luar diri pelajar, yangdigolongkan mejadi 2 golongan yaitu: (a) Faktor-faktor non sosial, dan (b) faktor-faktorsosial. 2) Faktor-faktor dari dalam diri pelajar, yang digolongkan menjadi duagolongan yaitu: (a) Faktor-faktor fisiologis, dan (b) Faktor-faktor psikologis.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2003: 132) faktor-faktor yangmempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan: 1) Faktor internal, yaknikeadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, 2) Faktor eksternal, yakni kondisilingkungan di sekitar siswa, 3) Faktor pendekatan belajar jenis upaya belajar siswayang meliputi strategi dan metode pembelajaran

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut: 1) faktor internal (faktor yangberasal dari dalam diri siswa), yang terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. 2)faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa), yang terdiri dari faktor -faktornon sosial, faktor-faktor sosial, dan pendekatan belajar.

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) meliputi dua aspek,yaitu: aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis diantaranya kondisiumum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya. Sedangkan aspek psikologis yang dapat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

18

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah intelegensi, sikap, bakat, minat, danmotivasi siswa.

Faktor ekternal siswa terdiri atas dua macam, yaitu: faktor lingkungan sosialdan faktor lingkungan non sosial. Lingkungan sosial antara lain para guru, stafadministrasi, teman-teman, orang tua dan keluarga siswa dapat mempengaruhisemangat belajar siswa. Lingkungan non sosial diantaranya gedung sekolah danletaknya, rumah siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktubelajar dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap tarap keberhasilanproses pembelajaran siswa siswa. Semakin mendalam cara belajar siswa maka makinbaik pula hasil belajarnya.

2.1.2 Pembelajaran IPS di SD2.1.3.1 Pengertian IPS

Istilah Pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia relatifbaru digunakan.IPS merupakan program pendidikan pada tingkat pendidikan dasar yangbanyak disorot.Oleh karena itu, IPS sangat penting dipelajari oleh siswa.IPS di beberapanegara dikenal dengan namaSocial studies atau studi sosial, sejatinya apa yang menjadipokok bahasan dan tujuan IPS maupun studi sosial adalah sama. Untuk itu perludikemukakan terlebih dahulu apakah studi sosial itu.

Sapriya, (2011: 10) Social studies is the integrated study of the socialsciences and humanities to promote civic competence. Within the schoolprogram, social studies provides coordinated, systematic study drawingupon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law,philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well asappropriate and content from the humanities, mathematics, and naturalscience. The primary purpose of social studies is to help young peopledevelop the ability to make informed and reasoned decisions for the publicgood as citizens of a culturally diverse, democratic society in aninterdependent world.

Maksud dan arti teori tersebut adalah bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan studiterintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi sipil.Dalam program sekolah, ilmu-ilmu sosial memberikan terkoordinasi, studi sistematikseperti gambar di atas disiplin seperti antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

19

filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta sesuai dan isi dari humaniora,matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama penelitian sosial adalah untuk membantu kaummuda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan informasi dan beralasanuntuk kepentingan publik sebagai warga negara yang beragam budaya, masyarakatdemokratis di dunia yang interdependen.

Sementara itu ada pengertian lain tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yaitu:Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.IPS mengkajiseperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitandengan isu sosial.Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materigeografi, sejawah, sosiologi, dan ekonomi (Depdikbud, 2007).

Sedangkan menurut Fajar (2009: 31) “IPS adalah salah satu bidang yang rumitkarena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu sepertiekonomi, sejarah, antropologi,dan apa saja yang disebut sipil perlu di tekankan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah matapelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yangberkaitan dengan isu sosial. Disamping itu, IPS juga merupakan salah satu bidang yangrumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmuseperti ekonomi, sejarah, antroplogi, dan apa saja yang disebut sipil perlu ditekankan.

2.1.3.2 Tujuan IPS di SDTujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat,kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkanpendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Solihatin dan Raharjo, 2009: 15).

Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD menurut Fajar (2009: 110) adalah: a)mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dankewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis, b) mengembangkankemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecaahkan masalah dan keterampilansosial, c) membangun komitmen kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, d)meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yangmajemuk, baik secara nasional maupun global.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

20

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagaiberikut:a) Mengenal konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan

kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis yang berkaitandengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Depdikbud, 2006).Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pendidikan IPS, yaitu:a) Mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan

diri sesuai bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagisiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

b) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat danlingkungannya.

c) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

d) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.e) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

2.1.3.3 Konsep IPS di SDBerkaitan dengan konsep IPS di SD, Solihatin dan Raharjo (2009: 15)

mengemukakan beberapa konsep IPS di Indonesia yaitu: interaksi, saling ketergantungan,kesinambungan dan perubahan, keragaman/kesamaan/ perbedaan, konflik danconsensus, pola (pattern), tempat, kekuasaan, nilai kepercayaan, keadilan danpemerataan, kelangkaan, kekhususan, budaya, nasionalisme.

Sedangkan Fajar (2009: 111) menyebutkan bahwa konsep IPS adalah: a) sistemsosial dan budaya, b) manusia, tempat, dan lingkungan, c) perilaku ekonomi dan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

21

kesejahteraan, d) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, e) sistem berbangsa danbernegara.

Konsep mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuansebagai berikut: a) manusia, tempat, dan lingkungan, b) waktu, keberlanjutan, danperubahan, c) sistem sosial dan budaya, d) perilaku ekonomi dan kesejahteraan(Depdikbud, 2007).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konsepIPS meliputi: interaksi, saling ketergantungan, kesinambungan, perubahan,keragaman/kesamaan/ perbedaan, konflik, consensus, pola (pattern), manusia, tempat,lingkungan, waktu, kekuasaan, nilai kepercayaan, keadilan dan pemerataan, kelangkaan,kekhususan, sistem sosial, budaya, perilaku ekonomi, kesejahteraan, dan nasionalismeatau sistem berbangsa dan bernegara.

2.1.3.4 Fungsi IPS di SDMata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupanbermasyarakat yang dinamis (Depdikbud, 2007).Sedangkan Fajar (2009: 110)menyebutkan fungsi IPS adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, danketerampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Martorella dalam Solihatin dan Raharjo, (2009: 14) mengatakan bahwa dalampembelajaran IPS diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep danmengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilan berdasarkan konsepyang telah dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi IPSadalah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, nilai, sikap, moral,keterampilan siswa, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalammemasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis berdasarkan konsep yang telahdimilikinya.

2.1.2.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarPencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

22

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalamKompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yangsecara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangankurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan padapemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, danpengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk matapelajaran IPS yang ditujukan bagi siswa kelas 4 SD disajikan melalui tabel berikut ini.

Tabel 2SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas 4 Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuanteknologidilingkungankabupaten/kotadanprovinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yangberkaitandengan sumber dayaalam dan potensi laindidaerahnya

2.2 Mengenal pentingny koperasidalammeningkatkankesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembanganteknologi produksi, komunikasi,dan transportasi sertapengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahansosial didaerahnya

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang RelevanPenelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyo Rini pada tahun 2011 dengan judul

“Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan hasilbelajar IPS di SDN Pagentan 01 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang” memperolehhasil bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ternyataprestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Pagentan 01 Kecamatan Singosari dapatmeningkat. Berdasarkan penilaian prestasi hasil belajar IPS nilai rata-rata tes formatif 69meningkat 86, jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus 1 ada 21 siswa, dan padasiklus 2 meningkat 31 siswa sedangkan persentase ketuntasan pada siklus 1 mencapai

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

23

58% dan pada siklus ke 2 meningkat 83 %, siswa lebih aktif dan responsif dalammelakukan diskusi dengan menggunakan media vidio visual.

Murti Rahayu melakukan penelitian pada tahun 2011 dengan judul “Peningkatanhasil belajar IPS melalui model group investigation bagi siswa kelas IV SDN Soso 03Gandusari Kabupaten Blitar” memperoleh hasil bahwa model group investigation dapatmeningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari peningkatan yang diperoleh siswa pratindakan rata-ratanya 61,2 dengan persentase 37,5%, siklus I pertemuan 1 rata-ratanya 63dengan persentase 50%, pertemuan 2 rata-ratanya 67 dengan persentase 62,5%, danpertemuan 3 rata-ratanya 71 dengan presentase 68,75%, siklus II pertemuan 1 rata-ratanya 77 dengan persentase 75%, pertemuan 2 rata-ratanya 79 dengan persentase8,25%, dan pertemuan 3 rata-ratanya 92 dengan persentase 87,5%. Dari siklus I sampaidengan siklus II mencapai peningkatan sebesar 13% dari 16 siswa yang tuntas 14 siswadan yang belum tuntas 2 siswa Karena mereka dari keluarga yang broken home danmemiliki latar belakang keluarga yang tidak berpendidikan, sehingga kurang perhatiandalam belajar., selain itu motivasi dan keinginan untuk berprestasi kurang.

2.3 Kerangka PikirDalam Pelaksanaan proses belajar mengajar saat ini, guru dituntut memiliki

kompetensi dalam mengelola proses belajar mengajar tersebut. Karena itu untuk dapatmengantarkan siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mampumerancang dan mengelola kegiatan pembelajaran yang efektif.

Anak kelas IV termasuk dalam kisaran umur 9-10 tahun, jadi tergolong pada masabelajar atau masa sekolah rendah yang memiliki rasa ingin tahu besar sekali dengan caraberfikir yang kongkrit. Anak sudah bisa berfikir logis secara sistematis untuk dapatmemecahkan masalah yang ada, dengan tetap memperhatikan kondisi fisik dan perseptualpeserta didik. Apabila seorang pengajar mengindahkan kondisi fisik dan perseptual daripeserta didik, maka kondisi belajar siswa khususnya cara berfikir siswa akan terganggu.Karena kondisi fisik dan perseptual anak akan mempengaruhi aspek perkembanganlainnya, termasuk aspek perkembangan kognitif anak.

Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator harus memahamiteori-teori belajar, strategi dalam pembelajaran dan model-model pembelajaran. Sehingga

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8006/2/T1... · pembelajaran kooperatif sebagai small group of ... Berdasarkan pengertian ... Problem,

24

guru mampu merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif danefisien, interaktif dan menyenangkan. Sedangkan siswa, dalam proses belajar mengajarharus diberi kesempatan yang luas untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dantidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dan menyimak tanpa adakegiatan untuk mengembangkan secara kreatif ide maupun sikap dan keterampilanmandiri. Di sinilah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menjadi saranauntuk meningkatkan belajar siswa aktif.Karena model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation menuntut siswa untuk mempelajari sesuatu yang kemudian diajarkan kepadasiswa lainnya.jadi, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dalam hasil belajar IPS tentang masalah sosial diharapkan dapatmeningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPS.

2.4 Hipotesis TindakanBerdasarkan paparan di atas, penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagai

berikut :1) Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diduga

dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDN PangemponKecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

2) Dengan prosedur yang tepat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDNPangempon Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013.