#3 EDITION WHAT'S NEXT small

33
akan ada apa saja Surabaya di tahun 2015, apa saja harapan masyarakat di tahun yang baru untuk kotanya. 2015 SURABAYA, WHAT’S NEXT? / INSPIRATION Alek Kowalski | The Youngster Revolutioner / COMMUNITY Surabaya Tempoe Doeloe | Waftlab / GRAND SUNGKONO LAGOON Sold Out Venetian Tower, GSL Buka Harga Perdana Caspian Tower di Januari 2015 DISCOVER STORY INSIDE YOU ACACIA #03 JANUARI 2015

Transcript of #3 EDITION WHAT'S NEXT small

Page 1: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

akan ada apa saja Surabaya di tahun2015, apa saja harapan masyarakatdi tahun yang baru untuk kotanya.

2015SURABAYA,WHAT’S NEXT?

/ INSPIRATIONAlek Kowalski | The Youngster Revolutioner

/ COMMUNITYSurabaya Tempoe Doeloe | Waftlab

/ GRAND SUNGKONO LAGOONSold Out Venetian Tower, GSL BukaHarga Perdana Caspian Towerdi Januari 2015

D I S C O V E R S T O R Y I N S I D E Y O U

ACACIA #03JANUARI 2015

Page 2: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

Grand Story adalah monthly-free magazine yang mengulas gaya hidup, cerita inspiratif, komunitas, event, budaya, teknologi, dan berbagai kesenian: desain, musik, film, dan fashion di Surabaya. Di setiap edisinya akan kami tampilkan issue - issue yang berbe-da yang diaplikasikan pada rubrik di dalamn-ya. Rubrik Grand Story memperkenalkan, mendokumentasikan, dan mengarsipkan berbagai pergerakan seseorang dan kelom-pok yang bergerak membangun Surabaya, sebagai sebuah perantara arek Suroboyo untuk berpendapat, berkenalan, berbagi cerita dan ilmu, serta menjadi media penghubung pergerakan semangat muda dalam membesarkan Surabaya.

Grand Story menerima kritik, saran, atau kontribusi berupa foto, artikel, ataupun karya seni yang dapat ditampilkan pada Grand Story issue selanjutnya dengan menyertakan identitas diri: nama lengkap, e-mail, no. hp ke alamat e-mail:

Iklan dapat menghubungi Marketing Head Grand Story

project managerRudy Harsono

operating managerMuhammad Iswan

marketing headTedy Setiawan A.S

editor in chiefRosiana Ayu Dwi Merlinda

managing editorIndra Syamsu Nugroho

executive editorIrhamna Nirbhaya Carreca

creative directorArchy Sinatrya

contributor headTectona Radike

contributorDebby UtomoAtthur RazakiBintang Putra

Anton Achyar BachtiarFebrian Eka Aditya

photography contributorSYC: Juxtaposition Documentation Team

Domas RizkyPrinka SaraswatiDenantyo Bagus

Grand Story | Acacia #03 | Januari 2015

#3

[email protected]

Tedy: +62 82 233 181 612Maria: +62 87 854 668 310

Alamat Redaksi:Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 - 10

Surabaya

P I C K U P P O I N T S

Jl. Untung Suropati Jl. Slamet

Sukolilo

Desain Produk Industri ITS Jl. Gubernur Suryo

Pakuwon Trade Center

Jl. Klampis Jaya Jl. Embong Malang

Surabaya Plaza

Jl. Ketintang Jl. Abdul Wahab Siamin

Jl. Embong Ploso

Page 3: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

Memang sebuah target yang muluk merujuk usia zine ini, tapi kami akan terus berusaha dalam mencapai kondisi ideal tersebut. Kondisi ideal di mana komunitas dapat bersinergi dengan kami sebagai media, bergerak bersama dengan kami sebagai medium arsipasi, serta membagikan inspirasi kepada pembaca melalui penyuaraan kegia-tan-kegiatan, kisah-kisah inspiratif orang-orang yang besar dan mau mem-besarkan Surabaya.

Pada edisi bulan Januari ini (Acacia.03), Grand Story Magazine akan membagi kisah inspiratif dari Alek Kowalski, pencetus Sunday Market, yang dengan senang hati berbagi kisah dan pandangannya tentang kota kita ini. Berbagi tips usaha dan cerita dari La Reia Cake & Co. yang telah berhasil berkembang dan menembus persaingan usaha di Ibu Kota. Ada juga ulasan dari komunitas Surabaya Tempo Dulu yang mewariskan sejarah Kota Pahlawan melalui pengarsipan. Pada rubrik art gallery akan kami tampilkan cerita dari Betrayer Family dan Bodilpunk, illustrator yang besar dan berkembang di Suraba-ya. Tidak lupa kami akan selalu mem-bagikan cerita tentang event-event yang berlangsung di Surabaya, hang out place yang seru, musik, serta movie reference.

Happy new year. Prepare things nicely this year. Struggle to reach your dream. This year resolution. Selamat membaca. Semoga menginspirasi.

Rudy Harsono, Project Manager

Setiap orang pasti memiliki sebuah harapan. Sebuah impian. Sebuah angan yang ingin segera terlaksana. Mungkin bukan sebuah mimpi baru yang terlintas, mungkin sebuah mimpi lama yang belum sempat terwujud. Sebuah impian mendasar yang masih belum tercapai. Sebuah angan yang hanya berwujud angan sampai detik ini.

Setiap tahun berganti dan setiap orang akan kembali mengecek, mengevaluasi, menyusun rencana, menolerir realita, memasukkan kemungkinan-kemungkinan, kemudian menancapkan target. Yap, new year, new resolution. Setiap orang pasti mempu-nyai target dan keinginan yang ingin dicapai dalam satu tahun yang akan dijalani berikutnya. Beberapa orang juga berusaha mencari solusi resolusi-res-olusi tahun sebelumnya yang tak mau dianggapnya sudah kedaluwarsa. Hal tersebut tentu menimbulkan sebuah pergerakan, target, dan rencana apa yang akan dicapai pada setahun ke depan.

Bagi kami, Grand Story Magazine, tahun baru berarti semangat baru. Sebuah resolusi yang kami dengungkan dan menjadi ruh penggerak roda visi dan misi adalah senantiasa menjadi sebuah media yang jujur dan mengin-spirasi. Menciptakan ruang gerak dan media bereksperimen bagi segenap komunitas yang ada di Surabaya. Mampu menjadi media arsipasi move-ment positif yang dilakukan di Surabaya.

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 01

New Year. New Resolution.

Page 4: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

events |

Basha Market on Broadway

SYC: Juxtaposition

Restore

Electrowork

Sunday Market Vol. 8

Desa Wisata Nusantara

greenship |

hangout place | 46

Pipe and Barrel

art gallery | 48

Betrayer Family

Bodilpunk

32

42 music review |

Humi Dumi

movie references | 58

In America

The Theory of Everything

56

greetings |

cover story | 4

inspiration | 6

Alek Kowalski

community | 11

Surabaya Tempo Dulu

Waftlab

1 entrepreneur |

La Reia Cake & Co.

green design | 22

GBAA, Langkah Menuju Surabaya

Green Eco City

advertorial | 28

Sold Out Venetian Tower, GSL Buka

Harga Perdana Caspian Tower

di Januari 2015

18

C O NT E NT S -

2015Surabaya,

What’sNextIssue

#03

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 03GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 02

Page 5: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

ada edisi bulan Januari 2015 ini, Grand Story Magazine mengambil issue “2015 Surabaya, What’s Next?”, empat buah kata yang menghasilkan sebuah kalimat tanya ini ditujukan untuk Kota Surabaya dan semua elemen masyarakat yang ada di dalamnya.

“What’s Next?” adalah sebuah pertanyaan, sebuah frasa sederhana yang menuntut untuk ditemukan jawabannya, sebuah rencana maupun gagasan yang bertolak ukur dari apa yang telah dicapai sebelumnya, dalam hal ini, apa yang akan ada ataupun diharapkan untuk terjadi pada Kota Surabaya di tahun 2015 ini.

Issue pada edisi kali ini dalam sekejap dapat ditarik satu benang merah, yaitu kebutuhan akan ruang untuk para komunitas melakukan kegia-tannya dan bagaimana Surabaya menyikapi kebutuhan warganya terse-but untuk sekarang dan tahun-tahun berikutnya. Mayoritas contributor edisi kali ini mengharapkan sebuah wadah, baik itu bersifat fisik maupun hanya sebatas domain yang dapat diakses oleh masyarakat lainnya. Mereka mendam-bakan sebuah ruang, tempat untuk dapat berkegiatan, berkumpul, berbagi ilmu, dan sekedar bersenang-senang di Kotanya. Bukannya tidak ada sama sekali tempat yang dapat mereka gunakan, terkadang dalam satu waktu mereka terganjal birokrasi yang cukup membuat kewalahan. Sesuatu yang seharusnya dapat digunakan

secara leluasa oleh masyarakat umum, namun faktanya malah sebaliknya.

Visual utama cover edisi Januari 2015 adalah tiga buah huruf yang mem-bentuk formasi “SUB”. Kata SUB sendiri merupakan perwujudan sekaligus citra Kota Surabaya. SUB disini juga diumpa-makan sebagai sebuah kota, rumah bagi siapa saja yang menetap atau kebetulan singgah di dalam nya. Disini SUB berusaha untuk dapat memfasilitasi warganya untuk dapat beraktifitas dengan menyediakan ruang-ruang gerak yang layak. Seperti mini garden untuk para pecinta urban farming, mini store untuk untuk para entrepreneur, movie theatre untuk para pecinta film, catwalk untuk para penggiat fashion, golf court, music dome, pool, design office, dan laboratory. Keseluruhan ruang gerak ini bersinergi dengan SUB sebagai perwu-judan kota Surabaya, dengan harapan semua kebutuhan ruang masyarakat Surabaya akan dapat terakomodir sehingga mereka tidak perlu bingung untuk beraktifi tas di kotanya.

Surabaya What’s Next? Selanjutnya SUB juga melakukan pembangunan untuk ke depannya supaya seluruh warganya dapat beraktifitas dengan nyaman dan kebutuhan akan ruangnya terpenuhi serta menjadikan kota Surabaya menjadi kota yang maju dengan andil dari seluruh elemen masyarakat di dalamnya. (arc)

cover by:Archy Sinatrya

P

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 05GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 04

C O V E R S T O R Y

Page 6: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

Surabaya saat ini bisa dibilang sangat berkembang, bagaimana menurut Mas Alek mengenai perkembangan Surabaya daripada sebelum era tahun 2000-an?

Lumayan maju. Namun pergerakan Surabaya cenderung lebih lamban ketimbang kota kota lainnya. Hal ini dikarenakan perbedaan yang cukup jauh yaitu pada tahun 2000 kan minim info dan teknologi, sedangkan sekarang teknologi sangat berkembang. Ibarat nya, teknologi di sini seperti sebuah pisau bermata dua. Jika memang diman-faatkan baik oleh masyarakat maka akan berdampak positif, sebaliknya jika yang dihasilkan adalah keapatisan terhadap lingkungan disekitar itulah dampak negatif. Maka, untuk menjaga stabilitas kemajuan tersebut pada akhirnya kita harus pandai melakukan maintenance terhadap trend dan movement yang potensial agar tidak cepat padam.

Mas Alek, kesibukan saat ini apa saja?

Saat ini tentunya kesibukan masih seputar dunia industri kreatif, kurang lebih 13 tahun aku berkecimpung. Namun, interpretasi terhadap kesibu-kanku saat ini ialah lebih kepada teori take and give, ketika kita mengambil sesuatu niscaya reward yang didapatkan adalah sebuah “give” dengan berbagai macam bentuk. Ketika teman-teman seperjuangan lainnya sudah mulai lelah di dunia industri kreatif, kita harus me wariskan ilmu tersebut ke generasi penerus.

Mas Alek sebagai penggiat industri kreatif adalah salah satu tokoh yang cukup senior, bagaimana pada akhirnya para senior sudi mewariskan ilmunya kepada generasi penerus?

Senior tidak akan pernah pelit membagi ilmu sebenarnya, namun antusiasme anak muda Surabaya memang masih kurang. Contohnya saja dari Sunday Market, antusiasme dari bulan ke bulan makin menurun, ini pertanda memang masih kurang apresi-asi yang konsisten terhadap suatu move-ment kreatif. Justru karena teman-teman dari luar kota yang mendesak kita untuk terus bergerak di industri kreatif inilah yang membuat kami para senior berta han serta bersemangat untuk terus membuat movement sembari berbagi ilmu.

Nah, bagaimana cara Mas Alek membuat masyarakat Surabaya untuk saat ini agar turut serta bangga dengan Surabaya?

Membuat sebuah perubahan dengan cara apapun, semacam event ya. Kalau suka musik ya kita bikin acara musik, kalau suka diskusi dan research kita bikin diskusi. Ini adalah cara yang paling mendasar untuk menumbuhkan rasa bangga anak-anak Surabaya terha-dap kotanya sendiri.

inspirations

A L E KK O W A L S K I

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 07GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 06

osoknya yang humble, suka berbagi, out of the box, sekaligus fashion-able tersebut membuat kita terkadang masih sering terkagum-kagum akan kegigihannya dalam membangun Kota Surabaya yang subur dan proaktif. Berbagai kegiatan berskala massive dan revolusioner telah diciptakannya. Tak terkecuali Sunday Market, ya, inilah Alek Kowalski salah satu pemuda Surabaya yang besar di Malang dan pada akhirnya terbawa arus positif dalam mengarungi kemajuan Kota Pahlawan. More to know about him, let’s check this article, from exclusive interview with Alek Kowalski, founder Sunday Market and owner of ORE Store.

S

“Kota Surabaya tidak akan pernah menjadi sebuah kota industri, namun konten-konten kreatif di dalamnya harus menjadi suatu industri karena dari situlah kita hidup.”

– Alek Kowalski (dikutip dari Junanto Herdiawan, Chief Economist Bank Indonesia Regional Surabaya)

Page 7: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

inspirationsG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 09G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

08

Kontribusi yang dilakukan Mas Alek selama berada di Surabaya?

Kontribusi? Kalau porsi tersebut biarkan masyarakat luas yang menilai, kita hanya orang yang create to do some-thing.

Setiap orang pasti memiliki harapan, apa harapan Mas Alek untuk Surabaya 2015 mendatang?

Tahun 2015 adalah suasanya yang “panas” bagi Surabaya. Yang dimaksud panas di sini adalah suasanya yang potensial dari berbagai sektor, sekarang saatnya memikirkan bagaimana caranya menjaga stabilitas potensi tersebut dengan sebuah strategi yang tepat. Kudu banyak berkumpul, dan bekerja sama dengan berbagai pihak agar segalanya bisa tercapai dengan seimbang.

Apa yang belum tercapai dari keinginan Mas Alek yang berkaitan dengan kota Surabaya?

Banyak sebenarnya, salah satunya adalah Surabaya sampai saat ini belum memiliki platform yang bagus sekaligus layak untuk dilihat oleh warga non Surabaya, apalagi untuk non domestik. Namun, beruntungnya kita tinggal di Kota Surabaya yang pemerintahannya cukup lunak untuk diajak bekerja sama dalam pengembangan movement kreatif. Mengutip dari kata Junanto Herdiawan, Chief Economist Bank Indonesia Region-al Surabaya, ‘Kota Surabaya tidak akan pernah menjadi sebuah kota industri, namun konten-konten kreatif di dalamnya harus menjadi suatu industri karena dari situlah kita hidup.’ Kita sudah tidak bisa idealis menolak bekerja sama dengan pihak corporate, nggak bisa, itu malah nggak berkembang. Selain itu, kita harus menentukan nasib kita sendiri karena saat ini karena pemerintah belum mem-berikan kontribusi yang cukup jelas terhadap beberapa orang penggiat seperti kita-kita ini. Ketimbang menunggu cukup lama, lebih baik kita sendiri yang langsung bergerak.

The Last, bagaimana cara Mas Alek menumbuhkan sense of belonging terha-dap Kota Surabaya, khususnya untuk anak muda yang saat ini cenderung apatis terhadap kotanya sendiri dan lebih gemar mengikuti trend dari kota lain?

Hmm, caranya adalah membuat sebuah acara dengan skala yang massive, jangan intern. Karena jika ingin menyebarkan message dan menjadi inspirasi bagi masyarakat. Tentunya dengan skala yang besar, berbagai lapisan masyarakat akan tahu apa yang ada di balik dari acara tersebut. Jika membuat acara dengan skala intern, kegiatan tersebut tentunya lebih condong kepada membangun network-ing. Yaahh, memang beginilah iklim berkegiatan di Surabaya jika diruntut menurut sifatnya. Sesuatu yang boom akan menjadi jalan untuk melangkah lebih lengang ke arah selanjutnya. (debby)

Page 8: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

communityG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 11

emua berawal dari inisiatif seorang arek Suroboyo maniak buku sejarah dan sastra bernama Bambang Irawan. Bambang Irawan memiliki keter-tarikan akan sejarah kota Surabaya dan mulai mengumpulkan data-data foto Surabaya kuno sejak awan 2000-an. Ia kemudian bertemu dengan beberapa teman melalui media sosial Facebook dengan kegemaran yang sama di tahun 2010, maka pada 10 November 2010, Surabaya Tempo Dulu (STD) berdiri dengan dibuatnya page STD di Facebook. Nama Surabaya Tempo Dulu

S

dipilih karena kegiatan mereka berfokus kepada menelusuri jejak rekam sejarah kota yang tercatat maupun yang ada dalam ingatan masyarakat, inilah arti istilah “tempo dulu” pada nama STD. “Kemudian mengenai penggunaan ejaan baru pada nama STD, ini bermakna bahwa sejarah atau semua penanda jaman di masa lalu selalu dapat ditampilkan dalam kemasan kekinian sesuai dengan perkembangan jaman,” ujar Firman salah satu anggota STD.

Tujuan adanya STD disini adalah sebagai wadah dan komunitas yang memiliki antusiasme terhadap sejarah dan budaya lokal Surabaya dengan posisi diri sebagai jembatan bagi masya

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 10

SURABAYATEMPODULUMewariskan Sejarah Surabaya Melalui Pengarsipan

Page 9: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

communitycommunity

S U R A B A Y A

T E M P O

D U L U

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 13GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 12

Bukan komunitas namanya jika tidak memiliki sebuah mimpi ke depan-nya, begitu juga dengan STD. Tak muluk-muluk, mereka ingin membuat sebuah katalog buku-buku yang pernah terbit di dunia maupun Indonesia yang menceritakan atau menyertakan plot maupun sekelumit kisah tentang kota Surabaya. “Nah, selain katalog buku, kita juga ingin melakukan penulisan buku tentang bangunan-bangunan tua di kota Surabaya, sebuah coffee table book dengan pangsa pasarnya kalangan high end dan orang luar negeri.” Imbuh Firman.

“Sampai saat ini, kami memiliki kegiatan rutin bertemu antar anggota empat bulan sekali. Untuk napak tilas sejarah kami tak ada jadwal tetap, kami sering melakukan kegiatan insidental yang tak tetap waktunya, atau ikut kegiatan napak tilas dari komunitas rekan sesama pecinta sejarah lain, seperti Surabaya Punya Cerita, Roode-brug Soerabaia, Jejak Petjinan atau Manic Street Walker,” imbuh Firman.

rakat umum dan dunia sejarah. STD juga membuka diri pada semua kalangan umum dari berbagai latar belakang untuk menjadi tempat saling berbagi dan belajar tentang sejarah, sastra serta budaya Surabaya dan sekitarnya.

Untuk status keanggotannya, STD memiliki 2 istilah yang berbeda yaitu admin dan pemirsa. Admin adalah anggota inti, yang berjumlah 14 orang. Sedangkan pemirsa adalah masyarakat umum yang telah me-like FB STD dan telah menyumbangkan kontribusi pada page STD, menurut informasi nara sumber, sejauh ini sudah ada 64.000 lebih orang yang Likes dengan laman Facebook. Anggota dari STD pun berasal dari berbagai macam latar belakang. Mulai dari profesional muda, arsitek, engineer, pengusaha, pekerja kantor, hingga mahasiswa. Uniknya tidak ada yang memilik latar belakang sejarawan.

Page 10: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

community communityG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 15G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

14

Sepantasnya, Surabaya harus menggali kembali sejarah dan budaya masyarakatnya, hal ini telah terjadi juga di Bandung dan Yogyakarta, masyarakat di kedua kota itu menjadikan budaya dan sejarah sebagai cara bersikap dan berkreasi dalam keseharian, STD berharap Surabaya menempuh langkah yang sama untuk membangun karakter masyarakatnya. (dby)

Lalu, sebagai salah satu komunitas yang bergerak di bidang pengarsipan sejarah Kota Surabaya, tentunya STD memiliki angan-angan yang belum tercapai bagi kota Surabaya. Mereka ingin Surabaya menjadi kota metropoli-tan yang terbangun di atas pondasi budaya masayarakat dan sejarahnya. “Saat ini Surabaya tidak terbangun seperti itu, sejarah bangsa yang pernah tercatat di kota ini, semisal Pertempuran Surabaya di tahun 1945, hanya dijadikan jargon publikasi saja, publikasi kosmetik kalau pengamat sosial budaya M. Fadjroelrahman bilang, bukan benar-be-nar dimasukan menjadi pegangan masyarakat Surabaya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Firman. waft-lab

ada awalnya, di sekitar tahun 2005, beberapa teman mendirikan usaha clothing store dengan nama Rotten Apple yang memiliki space yang bersifat terbuka untuk publik, dari situ para pioner Waft-Lab berkumpul untuk melakukan aktivasi berupa kegiatan kreatif. Sejak awal Waft-Lab memutus-kan untuk menjadikan aktivasi ini sebagai kegiatan nonprofit.

Kegiatan ini mulai rutin berjalan sekitar tahun 2008, ada beberapa kegia-tan yang cukup banyak menghasilkan potensi potensi baru, seperti New Breed Attack, sebuah event sederhana berupa pagelaran musik elektronik yang meng-hasilkan DJ dan VJ baru. Juga ada pamer-an Abandoned yang berfokus pada seniman visual amatir.

Lalu juga ada festival video yaitu Video Werk yang saat itu video merupa-kan medium yang masih belum banyak dipilih oleh para praktisi kreatif untuk berkarya, khususnya di Surabaya. Saat usaha clothing store itu tutup, Waft-Lab sempat vakum, kemudian di tahun 2011 mereka memutuskan untuk melanjutkan kembali kegiatan-kegiatan mereka, dan mereka memilih Video Werk yang kedua, sekaligus memberikan nama pada kelompok kita dengan meluncurkan website Waft-Lab. Dan nama itulah yang dibawa sampai sekarang.

Program-program utama dari Waft-Lab sebenarnya berasal dari pengelompokan berbagai kegiatan mereka terdahulu yang disusun menjadi lima divisi. Video Work adalah kumpulan program yang medium utamanya adalah video, di dalam divisi itu ada beberapa program yang bisa dilihat di website Waft-Lab.

P

Page 11: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

communityG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 17

GRAND STORY MAGZ / AFTA / 36GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 16

Harapannya, dengan hadirnya konsep tersebut, mereka dapat menges-ampingkan pola pikir dan pola kerja skala internal, hingga bisa lebih leluasa menggali potensi baru secara luas dan bersama-sama. Untuk mendukung konsep tersebut, mereka dengan beber-apa kelompok kreatif lain membentuk program kerja kreatif dengan nama FELP (For Everyday Life Purpose) yang salah satu kegiatannya adalah kelompok belajar, di sini kesempatan untuk peleburan atau bahkan perpindahan disiplin dengan mudahnya terjadi, mereka coba membuka lebih lebar lagi sekat-sekat keterbatasan latar belakang keilmuan yang dipunyai, dengan harapan inspirasi kecil ini semakin membesar apabila dilakukan secara bersama sama, dan sanggup melengkapi kegiatan positif lainnya yang sudah dilakukan masyarakat Surabaya.

Waft-Lab berharap agar ke depann-ya anak muda di Surabaya menjadi lebih produktif agar tercipta iklim persaingan yang sehat, dengan laju pertumbuhan Surabaya yang dahsyat, kita juga harus kritis. Dan dengan harapan bahwa kerja kreatif tidak harus individual tetapi juga kolaboratif dan bisa dengan interdi-siplin ilmu sehingga menimbulkan banyak penemuan baru yang mungkin terlewat. (tect)

Ada juga Electro Work, yang muatan kegiatannya lebih kepada elektronik musik. Lalu Urban Work pada kegiatan visual art. Kemudian Global Work berupa kumpulan event popular yang pernah dikerjakan oleh tim Global Apple Work di dalam naungan Rotten Apple. Sedangkan No Work atau Nation-al Observation Work adalah program yang paling baru, di dalam No Work mereka lebih menekankan pada kegia-tan lintas disiplin yang bertujuan sebagai distribusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan baik berupa work shop, presentasi, kuliah tamu, hingga riset, dan sebagainya.

Untuk rencana ke depan, Waft-Lab memilih untuk terus mengembangkan apa yang sudah mereka bentuk, seperti jika tahun sebelumnya kegiatan mereka lebih dominan dengan aktivitas DIY atau Do It Yourself, maka ke depan mereka mengimbanginya dengan DIWO atau Do It With Other. Juga di dalam bentuk pola kerja mereka yang tahun sebelumnya lebih ke praktik interdisiplin, maka ke depan mereka mencoba lebih cair lagi dengan transdisiplin.

Page 12: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

Berawal dari eksperimen iseng Karin Binanto, 25, pada krim yang tersisa di kulkas, terciptalah sebuah kue berlayer yang cantik nan menggoda. Bersama kawan seperjuangannya di masa SMA, Andrea Sharon, 25, yang lama bergelut dibidang food photography, kini dua srikandi asal Surabaya ini siap mengge-brak kemajuan industri kreatif Surabaya dengan mille crepes home bake buatan mereka yaitu “La Reia Cake & Co”.

Uniknya, dua gadis ini adalah sarjana dari jurusan yang berbanding jauh dari bidang yang saat ini mereka tekuni, “Andrea adalah lulusan Desain Komunikasi Visual, sedang-kan aku sendiri adalah lulusan studi film di Colum-bia College Hollywood, AS,” tutur Karin.

Surabaya ada penjual mille crepes. Dari sanalah order mille crepes berawal,” tutur Karin yang pernah bekerja sama di sebuah proyek industri perfilman bersama Hanung Bramantyo. Dengan Karin sebagai chef dan Andrea mencakupi persoa-lan desain produk, La Reia Cake & Co kini berkembang menjadi sebuah bisnis mille crepes yang cukup berkem-bang di Surabaya, sekaligus Jakarta. “Saat ini kami juga mulai melebarkan sayap di kota Bandung dan Malang,” imbuh Karin.

Walaupun saat ini profesi bisnis yang dilakoni oleh mereka berdua tidak sesuai dengan bidang studi, namun totalitas sekaligus eksplora-si terhadap bisnis home made mille crepes tersebut tetap mereka tekuni sejak hingga saat ini.

Bagi mereka yang belum mengenal apa itu mille crepes, kue ini sendiri memiliki jenis sebagai dessert ala French cake yang terdiri dari berlapis-lapis olesan krim dengan berbagai varian disetiap layernya. Masih jarang memang pada waktu itu di kota panas seperti Surabaya-

entrepreneurG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 19G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

18

La ReiaCake & Co.

La Reia Cake & Co sendiri masih seumur jagung, baru Maret 2013 lalu mereka memperkenalkan produk mereka via Instagram. “Berawal dari keisengan yang tidak terduga, saat itu aku memanfaatkan krim yang tersisa di kulkas dan kemudian aku oleskan ber-layer-layer di atas crepe. Kebetulan saat itu, aku sudah kembali ke Surabaya dan memberikan hantaran kue tersebut ke Andrea yang kala itu bekerja sebagai food photography bersama Jiewa Vieri alias INIJIE. Celetukan datang dari INIJIE saat dia lihat mille crepes buatanku yang pada saat itu juga menginformasikan ke salah satu resto bahwa di-

Page 13: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

. “Bedanya kalau di pasar tematik atau pop up market, kita selalu menjual per-slice mille crepes agar mudah dibawa atau dimak-an langsung, yang mem-buat kaget hingga sampai saat ini adalah banyaknya orang yang rela antri berjam-jam demi mille crepes buatan kita” ujar Karin.

Tak hanya via online saja, penjualan juga dilakukan oleh La Reia Cake melalui keikutsertaan mereka di salah satu pasar tematik di Surabaya, yaitu Sunday Market dan Basha Market. Tak disangka, respon masyarakat selalu positif setiap mereka membuka stand, dengan bukti antrean yang selalu berjajar panjang di stand mereka.

Sebuah bisnis hendaknya selalu fleksibel dan berino-vasi agar pelanggan terse-but tidak pernah bosan, hal itulah yang juga dilakukan oleh La Reia Cake & Co. “Selain mille crepes, kami juga menambah menu baru yaitu Specially Cakes, Gooey Pies, Royal Crème, dan Tipsy Royal Crème,” kata Karin. Rencananya, sekitar perten-gahan tahun 2015 La Reia Cake & Co. akan segera melebarkan sayapnya kembali dengan membuat cafe khusus produk mereka. “Ini impian kita sejak dulu, jadi pelanggan nantinya akan bisa menikmati berbagai produk La Reia Cake secara langsung di cafe tersebut,” imbuh Andrea. (dby)

Range harga per loyang mille crepes dibrandol dengan harga Rp 200.000 s/d Rp 400.000, nominal yang cukup sebanding dengan rasa, bahan, kuali-tas, dan tingkat kerumitan yang akan kita beli dari kue manis ini. “Sampai saat ini, Puji Tuhan komplain dari pelanggan perkara harga masih minim, kita yakin bahwa masyarakat saat ini sudah mulai pandai untuk menghargai sebuah hasil karya dengan kualitas yang terjamin,” ujar Andrea.

Sistem penjualan yang digunakan oleh La Reia Cake adalah via online Instagram, dan website e-commerce, “Semuanya masih pre-order, pay it today and then you get the cake tomorrow. Hal ini kita lakukan karena kita harus membuat kuenya dahulu dalam keadaan fresh dan mengirimnya ke pelang-ganpun masih dalam keadaan fresh juga, kualitas yang baik untuk pelanggan memang paling utama” imbuh Andrea.

ini produsen berani menjual mille crepes berba-han dasar krim yang sangat sensitif terhadap udara panas, namun tidak bagi Karin dan Andrea yang terus lanjut menggunakan krim sebagai kunci utama bahan dasar olahan. “Tentunya krim yang digunakan adalah jenis pastry fresh cream lembut dan nggak bikin enek, selain kita sangat menjaga kuali-tas bahan dasar dengan menggunakan produk yang kami dapatkan secara impor,” imbuh Karin. Kabar gembiranya, produk mille crepes ini tidak menggu-nakan bahan pengawet, maka dari itu sangat sehat untuk dikonsumsi, namun dikarenakan produk tak berpengawet maka kue harus segera dihabiskan selama 4-5 hari dengan penyimpanan di kulkas.

entrepreneurG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 21G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

20

Page 14: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

green designG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 23G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

22

urabaya di masa depan adalah Surabaya yang lebih baik, sebagai kota jasa dan perdagangan, yang cerdas, manusiawi, bermartabat dan berwa-wasan lingkungan. Tantangan yang sangat jelas dari visi masa depan Surabaya memang bukan main-main. Surabaya adalah kota kedua terbesar di Indonesia, dengan laju pertumbuhan pembangunan tertinggi sesudah ibuko-ta Jakarta. Lagipula, 40 persen wilayah kota adalah perumahan.

S Dengan kondisi wilayah seperti itu, perhatian terhadap hadirnya green building adalah pilihan cerdas yang tak bisa ditawar. Namun, seberapa jauh bangunan di Surabaya telah menerap-kan konsep green building?

Pemerintah Kota Surabaya mengambil langkah progresif dengan memberikan penghargaan GBAA (Green Building Awareness Award) 2014 kepada pengelola bangunan yang telah mener-apkan konsep green building pada bangunan yang dikelolanya. Pemberian penghargaan ini sekaligus langkah untuk memperkenalkan berbagai aspek yang merupakan panduan dan standar konsep green building.

“Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah penyadaran. Memperke-nalkan apa itu green building, apa perlu-nya visi Surabaya sebagai Green Eco City,” kata Dr. Retno Hastijanti. Tanpa mengenal apa itu green building, green city, kesadaran akan perlunya kota yang ramah lingungan hanya akan berhenti sebagai slogan. Tanpa implementasi di lapangan, konsep-konsep bagus itu hanya akan tinggal sebagai konsep di atas kertas.

Green Building adalah bangunan, yang sejak tahap perencanaan, pemba-ngunan, pengoperasian, hingga opera-sional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dan kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya. Semua ciri ini berpegang kepada kaidah bersinambun-gan.

Green building bertumpu pada konsep sustainable building, dan bertumpu pada azas sustainable devel-opment (pembangunan berkelanjutan). Ada 6 aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building yang meliputi: Tepat Guna Lahan (Appro-tiate Site Development / ASD), Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC), Konservasi Air (Water Conservation / WAC), Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC), Kualitas Udara dan Kenya-manan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC), dan Manajemen Lingkun-gan Bangunan (Building and Environment Management / BEM).

G B A ALangkah Menuju SurabayaGreen Eco City

Page 15: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

D E S I G N

G R E E N

green designG

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 25G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

24

Selain itu, bangunan kolonial memiliki banyaknya jendela yang besar, sehingga memungkinkan sinar matahari masuk menerangi ruangan. Jadi siang hari tidak perlu menyalakan lampu. “Hasilnya adalah, baik penerangan dan sirkulasi udara pada bangunan secara tidak langsung menjadikan bangunan tersebut menjadi hemat energi dan ramah lingkungan, “ jelas Retno.

Bagi Surabaya, kata Retno, mewu-judkan green city meliputi 8 aspek: green planning & design, green open space, green building, green transport, green community, green waste, green water, dan green energy. Alternatif menarik tentang green building diajukan Dr. Retno Hasti-janti. Dia mengajak kita untuk kembali menoleh ke belakang, ke zaman ketika orang masih memperlakukan alam dengan hormat, dan menyesuaikan tempat tinggalnya selaras dengan lingkungan.

Menurut Retno, Salah satu konsep bangunan yang menerapkan teknik arsitektur hijau adalah konsep bangu-nan bergaya kolonial. Bangunan kolonial, juga cenderung memiliki langit-langit (ceiling) yang tinggi sehingga temperatur dalam ruangan tidak panas, dan sejuk walau tanpa pengkondisi udara.

Siapa sangka, misalnya, sampo herbal yang ternyata mengandung senyawa industri yang bisa mengancam kesehatan dan meracuni lingkungan? Juga, ada t-shirt katun organic yang ternyata menggunakan bahan pencelup yang bisa menyebabkan pekerja pabri-knya terkena leukemia. Dan yang sudah lazim kita dengar, bagaimana pula bangunan yang terlihat mentereng, penuh kaca, fiber, dan cahaya lampu, justru seringkali tak mengindahkan aspek-aspek sustainable development, yang justru harus menjadi acuan mem-bangun kota yang “hijau”. (tec)

Seringkali, label green hanyalah berhenti sebagai label. Seperti apa yang pernah diteliti Daniel Goleman (2010), yang mengungkap dampak tersembunyi barang-barang yang kita produksi dan beli terhadap lingkungan. Padahal kata, Goleman, hampir semua produk itu kini punya label “green”.

Goleman, memasukkan kesadaran terhadap lingkungan sebagai salah satu jenis kecerdasan yang perlu kita miliki agar demi menyelamatkan Bumi dan diri kita sendiri. Berdasarkan risetnya yang mendalam, Goleman menyimpukan, sebagai konsumen, seringkali kita tidak tahu menahu dampak tersembunyi dari produk dan jasa yang kita beli. Misalnya, apa dampak pemakaian energi berlebi-han di sebuah gedung, pengelolaan tempat parkirnya, sampai produk-produk kecantikan yang dijual.

Page 16: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

ADVERTORIAL GSL

S O L D O U T V E N E T I A N T O W E R

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 27GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 26

015 ini PP Property dalam rangka project Grand Sungkono Lagoon sukses di Tower Venetian saat ini dalam pembangun rangka pondasi yang di siapkan untuk sertifikasi greenship dan akan serah terima pada 2016. Tahun 2016 akhir penghuni dapat segera menempati Venetian Tower dan pada waktu yang bersamaan juga Grand Sungkono Lagoon akan segera membu-ka harga perdana, pada Januari 2015, untuk Tower Caspian. Bagi Anda yang belum bergabung dengan keluarga Grand Sungkono Lagoon segeralah bergabung untuk menciptakan keluarga sehat dan nyaman.

2

GSL BUKA HARGA PERDANA CASPIAN TOWERDI JANUARI 2015

Page 17: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

ADVERTORIAL GSL

Pada Caspian Tower, Anda dapat memilih pilihan unit mulai dari 3BR dengan luasan type 129.98 m2 sampai dengan 163.69 m2 dengan pilihan view lagoon kawasan Grand Sungkono Lagoon dan view Kota Sidoarjo sekitarn-ya dengan keunggulan view asrinya alam pegunungan. Dilengkapi dengan private lift dan juga maid room untuk 2BR, Caspain Tower hadir dengan size mulai dari 65.16 m2 sampai 71.91 m2, sedangkan untuk 1BR size hingga 33,42 m2 dan 34,75 m2 dengan keseluruhan size merupakan keunggulan dari Grand Sungkono Lagoon sehingga dapat mem-berikan luasan yang maksimal dan nyaman pada setiap tower yang dihadir-kan. Setiap tower pada Grand Sungkono Lagoon memiliki keunggulan pada luasan yang optimal dan juga didukung dengan seluruh fasilitas yang high technology.

Caspian Tower didesain sesuai dengan aturan greenship yang memiliki nilai investasi dan juga nilai ekonomis yang cukup baik selain Venetian Tower dikarenakan posisinya bergabung dengan mall di kawasan superblock Grand Sungkono Lagoon. Melihat dari nilai investasi Venetian Tower yang memiliki kenaikan harga mencapai 15% dalam waktu 1 tahun tentulah merupa-kan nilai yang luar biasa untuk sebuah investasi. Caspian Tower akan menon-jolakan greenship dilengkapi dengan smart building secara keseluruhan sehingga kenyamanan Anda terjagadi samping nilai investasi Anda yang akan terus naik.

Pasti dapat kita bayangkan kawasan super premium dengan lokasi emas di Surabaya yang merupakan idaman semua masyarakat perkotaan. Selain itu, pada perkembangannya, wilayah Surabaya adalah salah satu wilayah terbaik bagi investor dalam beinvestasi. Fenomena ini akan berim-bas pada kebutuhan tempat tinggal yang tinggi dengan fasilitas yang dapat mendukung seluruh kebutuhan masyarakat modern. Dan Grand Sungko-no Lagoon dapat menjawab semua kebutuhan tersebut.

Grand Sungkono Lagoon memiliki posisi yang luar biasa cocok sebagai tempat tinggal di perkotaan dan juga memiliki nilai investasi yang pastinya terus naik setiap tahunnya. Dapat dilihat posisi GSL dekat sekali dengan Pintu Tol Satelit di mana pintu tol satelit merupa-kan akses masuk dan keluar warga Surabaya ke dalam dan ke luar kota Surabaya. Dalam perkembangannya, kawasan Mayjend Sungkono akan menjadi perhatian pemerintah kota Surabaya, bisa di lihat dari pertumbuhan pusat-pusat bisnis dan hotel yang tumbuh dengan pesat dalam 5 tahun ke depan di mana seluruh kebutuhan dan gaya hidup perkotaan akan dapat terwu-jud di kawasan Sungkono. Dengan situa-si ini, pihak pemerintah kota akan segera membangun akses underpass dari arah HR muhamad ke Mayjend Sungkono dan sebaliknya di lokasi bundaran satelit sehingga seluruh akses menuju superblok Grand Sungkono Lagoon akan lebih mudah.

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 29GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 28

Page 18: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

ADVERTORIAL GSL

Grand Sungkono Lagoon memberi-kan kemudahan dengan beragam fasili-tas yang terintegrasi sempurna berupa kawasan apartemen, sport center, office, hotel, commercial, retail , cafe, theme park thematic, children educative playground, ATM center, access card, CCTV, intercom, basement parking area, dan 24 hours security. (iswan)

Marketing Gallery

Grand Sungkono LagoonJl Abdul Wahab Siamin Kav 9-10, SurabayaTelepon (031) 567- 0188

Grand Sungkono Lagoon memiliki luas ± 3,5 Ha dengan tagline "Your Grand Story Start Here". Hampir 30 persen area kawasan akan mengkombinasikan antara elemen air (water) berupa lagoon yang akan memberikan kesejukan dan ketenangan serta sinergi dengan konsep green enviroment dan green development (closer & community) yang menjadi komitmen pengembang dalam menye-laraskan kehidupan dengan alam sekitar. Hal tersebut membuat siapa saja yang tinggal di Grand Sungkono Lagoon akan merasakan hidup, bekerja, berolah raga, bermain, dan menikmati hidup karena memiliki hunian yang nyaman berfasilitas ruang bisnis, belanja, pendi-dikan, olahraga, dan rekreasi di dalam suatu kawasan yang terintegrasi dengan sempurna.

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 30

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 31

Page 19: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

da yang menarik di Convention Hall Tunjungan Plaza 3 pada weekend pertama Desember ini. Sebuah peman-dangan visual yang apik yang secara langsung dapat menghipnotis mata pengunjung Tunjungan Plaza Surabaya dan membuat bertanya-tanya ada apakah gerangan di Convention Hall. Bagi pengunjung Tunjungan Plaza yang tidak secara khusus menyempatkan waktu untuk berkunjung ke sana pasti akan merasa tergelitik untuk datang dan berkunjung memastikan "pameran" atau "acara" apa yang sedang dilangsungkan di sana.

menciptakan sebuah community untuk young entrepreneur Indonesia. Untuk edisi perdana ini, Basha Market mampu menyediakan lebih dari 70 vendor dengan berbagai bidang usaha strategis seperti fashion, furniture, accessories, home decoration, kids, food & beverages, dan lain sebagainya.

Nama Basha Market sendiri diambil dari Bahasa Mandarin "pasha" yang berarti pasar lalu kemudian berkem-bang menjadi Basha yang lebih ear catching dan dirasa mirip-mirip dengan bazaar. Basha dalam Bahasa Sanskrit juga berarti tenda yang mana sejalan dengan konsep utama yang digagas yakni membantu menjadi platform bagi semua bisnis yang sedang bertumbuh kembang.

Event ini tidak hanya diharapkan sebagai ajang berjualan ataupun shopping belaka, di baliknya diharapkan para entrepreneur yang terlibat dapat saling bersilaturahmi, belajar, dan berkembang bersama ke depannya. Bagi para pengunjung, Basha Market juga merupakan event di mana you can have fun, you can spent the day here.

Dan yang tak kalah menarik dari event ini adalah kemasan visual penunjang market. Tersedia banyak sekali spot bagi pengunjung yang ingin sekedar berfo-to-foto ria bersama kawan ataupun selfie. Overall, Basha Market adalah sebuah pop up market dengan konsep fresh yang dapat memanjakan pengun-jung yang hadir baik dari segi visual maupun konten bazaar yang ditawarkan. (crc)

events

BASHAMARKETON BROADWAY

Yap, di sana sedang berlangsung Basha Market on Broadway, sebuah bazaar tematik dengan vendor yang sangat dipilih mulai dari fashion sampai makanan dan minuman. Dengan konsep berupa pop up market, Basha Market menciptakan sebuah bazaar di mana pengusaha muda dapat membagikan kreativitas dan inovasinya kepada pengunjung. Sebagian besar vendor yang merupakan usaha online shop diberikan kesempatan untuk dapat terjun melayani customer secara langsung, hal ini sejalan dengan visi yang diemban para pencetusnya yaitu-

A

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 33GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 32

Page 20: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

nak muda memang dikenal sangat kreatif dan memiliki semangat yang menggebu-gebu, banyak hal yang baru berhasil diciptakan karena keterli-batan anak muda di dalamnya. Salah satunya adalah kegiatan kepemudaan di industri kreatif yaitu Surabaya Youth Carnival (SYC). Kegiatan yang seluruhn-ya dilaksanakan oleh para muda ini telah berlangsung selama 2 kali sejak tahun 2013. Mengusung tagline “Juxtaposition” yang bermakna ‘hanya posisi’, SYC 2014 membawa 5 elemen

“Saat ini adalah momentum yang tepat bagi semua pihak untuk bahu membahu mengembangkan industri kreatif di Indonesia. Terlebih lagi, Presi-den Joko Widodo memiliki komitmen untuk mengembangkan industri kreatif Indonesia. Surabaya Youth Carnival, siap menjadi partner Pemerintah Kota Surabaya untuk mendukung berbagai program pemerintah pusat dalam upaya pengembangan industri kreatif di Indonesia. Melalui Surabaya Youth Carnival, kami berharap bisa menginspi-rasi lebih banyak anak muda untuk terjun langsung menjadi praktisi indus-tri kreatif.” Ujar Aini Hanifa, panitia SYC 2014.

Aini juga menambahkan bahwa saat ini semua pihak harus berjalan berdampingan dan saling berkolaborasi untuk bisa menciptakan dampak yang lebih besar, baik dari government yang bekerja sama dengan masyarakat dan komunitas. Diharapkan, melalui Suraba-ya Youth Carnival 2014, event ini dapat memberikan inspirasi lebih banyak kepada anak muda untuk menjadi peng-giat industri kreatif. Selain itu, setelah kegiatan ini terselenggara, diharapkan akan ada lebih banyak kolaborasi antar komunitas/penggiat kreatif di Surabaya yang menjadi bagian dari tindak lanjut dari event ini. Peran serta Pemerintah Kota Surabaya juga dinantikan untuk bisa semakin mengembangkan industri kreatif di Kota Pahlawan. (debby)

events

industri kreatif yaitu musik, kuliner, crafting, design, dan film. Event kepemu-daan independen terbesar di Surabaya ini kembali digelar pada minggu (7/12) lalu.

Dalam acara ini, turut hadir juga beberapa speaker inspiratif yaitu Jflow (Rapper), Aktor Dennis Adishwara, Edi Brokoli, Dendy Darman (Founder UNKL 347), Jiewa Vieri atau yang biasa dikenal @inijie (Food Photographer) yang mem-berikan sharing dan talk show mengenai industri kreatif di anak muda. Acara ini juga akan diakhiri dengan sebuah music performance dari Mocca, dan musisi lokal Surabaya seperti Mooikite, dan Taman Nada.

A

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 35GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 34

SURABAYAYOUTHCARNIVAL2014:JUXTAPOSITION

Page 21: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

36 37

56 57GRAND STORY MAGZ / AFTA / 36

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 37events

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 36

Acara ini sekaligus menjadi nostal-gia untuk beberapa pengunjung yang merindukan penampilan Homogenic, kelompok musik yang memainkan musik bernuansa electronic ini terakhir kali singgah di Surabaya pada tahun 2010. Meskipun kedatangan mereka kali ini hanya berformat DJ set tetap tidak mengikis antusiasme para pengunjung yang sebelumnya juga disemarakkan oleh penampilan De Eagles dan Dancing Tigers x Gyrans. (atthur)

estore atau Refresh to React yang diadakan pada tanggal 6 Desem-ber kemarin di Matchbox menyuguhkan rasa yang baru untuk remaja Surabaya, di mana fashion yang terkadang hanya sebagai gimmick di tiap acara-acara di sekitaran kota ini malah diangkat sebagai suguhan utama dari awal hingga akhir acara tersebut. Seperti yang nampak di penglihatan mata kami, beberapa pelaku skena fashion di Surabaya ambil bagian untuk mem-perkenalkan tumbuh pesatnya remaja Surabaya akhir-akhir ini di skena fashion, seperti contohnya Laras yang memamerkan beberapa koleksi fashion photography-nya atau Rania yang memamerkan fashion styling-nya.

Beberapa brand berasal dari Surabaya seperti Fullus dan Denim-works hadir pula untuk memamerkan produk-produk ciptaan mereka. Tak hanya fashion, hadirnya Ruang 109 dan Craft ITS yang mengadakan workshop cukil dan bracelet crafting juga menjadi pemikat para pengunjung yang datang sejak sore.

R

RESTORE

iklan

Page 22: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

ulanya, acara ini hanyalah sebagai pembukaan dari suatu acara bernama Videowork di tahun 2009, dengan beragam respon positif yang didapat akhirnya Waft-lab menggarap acara ini agar bisa berdiri di atas namanya sendiri. Di pertengahan bulan Desember 2014, Electrowerk ke-5 akhirnya diadakan, acara yang teragen-da setahun sekali ini berlangsung dengan beragam acara yang disuguhkan mulai dari workshop juga kuliah umum di beberapa kampus di Surabaya.

lenggaraan Electrowerk tahun ini dengan tahun lalu, namun perkemban-gan animo masyarakat dengan acara ini terlihat semakin meningkat bahkan kemeriahan di puncak acara ini selalu menjadi penantian.

Aiola yang kali ini mendapat peran sebagai venue puncak acara Electrowerk ini ramai didatangi. Melangkah ke dalam ruangan Aiola terlihat diadakan show-case alat-alat ciptaan dari Noise Brut, Digital Musrik University of Roof Market, dan lain-lain. Berikut pula penampilan dari Antirender (YK), Gapapa (SUB), Kul Benji (SUB), dan lain-lain. (atthur)

Pemateri dari luar negeri dan luar surabaya pun dihadirkan untuk menyampaikan berbagai macam materi, contoh saja Georgia Sagri dari Yunani yang memberikan kuliah umum tentang experimental art and performance atau teman-teman Lifepatch dari Jogja yang mengajak partisipan untuk membuat synthesizer secara mandiri dalam workshop squaresynth, tak ketinggalan juga Rockinvisual sebagai presenter dari kota Surabaya juga ambil bagian dengan workshop visual mapping. Meski tak banyak yang berbeda antara penye-

M

events

38 39

58 59

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 38

ELECTROWORK

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 39

Page 23: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

events

4140

60

SUNDAY MARKET VOL. 8

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 40

i Surabaya terdapat sebuah event berskala massive dengan membawakan konsep dasar flea market, ialah “Sunday Market” yang dicetus oleh Alek Kowalski. Event yang di-organized oleh Soledad & The Sisters Co, CreativeWeekend, dan Surabaya Town Square ini telah mema-suki volume.08 yang telah dimulai sejak tahun 2012.

Sunday Market sendiri adalah sebuah flea market dengan konsep unik yang menggabungkan empat unsur, yaitu fashion, music, art, and good food yang kemudian dikemas menjadi sebuah entertaiment.

D Selain flea market, labels market, food market, ada juga music stage + DJs, music trade, Sunday Market Radio (Live Streaming), dan S+M Records yang selalu ada di setiap tahunnya. Bukan Sunday Market namanya jika acara ini tidak memiliki konsep yang unik setiap edisinya, pada edisi “Black Christmas” kali ini Alek dkk membawa indahnya natal dengan nuansa yang berbeda. Hadir dengan music stage bernunasa jazz yang menampilkan Monita Tahalea (JKT), Bubugiri (JKT), Art of Tree (JKT), Shaula Alnilam (SBY), dan DJ Ayren Mayden + Kitseh (SBY). Selain itu tersaji juga pop up Coffee Shop by Monopole Coffee Lab, free hot chocolate by Korte, santa photo booth by Evo Studio, children playground by Sekolah Cikal,

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 41

press conference Sunday Market vol.08 (20/12). Angka yang terus bertambah dari segi pengunjung juga menjadi barometer bahwa Kota Surabaya sepatutnya segera peka dengan perkembangan industri kreatif saat ini. Khususnya anak muda.

Kaidah tersebut nampaknya disepakati oleh Tri Rismaharini, Walikota Surabaya yang hadir saat winners announcement of Start Surabaya di Sunday Market Surabaya Town Square, “Tahun 2015 mendatang saya harap anak-anak muda lebih mendominasi semua aktivitas di Surabaya. Aktivitas yang saya maksud ini dimulai dari industri kreatif. Saya berharap anak-anak muda masuk ke dalam itu semua," kata Tri Rismaharini. (debby)

house of fortune by Coca Cola, christmas choir by St Louis 2 High School, anima-tion film screening by Institut Francais d’Indonesie (IFI Surabaya), winners announcement of Start Surabaya oleh Tri Rismaharini, book talk (Amore: Kisah Yang Berakhir di Senja & Sakrama Samaya) by Indie Book Corner, dan talk show “Ekonomi Kreatif” by Junanto Herdiawan, Chief Economist of Bank Indonesia Regional Surabaya.

Sayangnya, bagian S+M Records yang ditunggu-tunggu oleh penikmat musik Surabaya kali ini tidak dihadirkan oleh Sunday Market karena beberapa faktor yang menghalangi. “Walaupun S+M Records kali ini tidak kami hadirkan karena faktor teknis, namun pada next Sunday Market di bulan Februari 2015 rencananya kami akan merilis salah satu band yang cukup legendaris di Surabaya yaitu Nyiur Melambai,” ujar Alek Kowalk-si.

Walaupun ada beberapa part tidak diikutsertakan oleh Alek dkk, semangat dan antusiasme warga untuk datang menilik Sunday Market sepertinya tidak pernah surut. “Hingga sampai saat ini, pengunjung dari Sunday Market terus bertambah. Jika pada tahun 2012 pengunjung kami hanya 10.00, kini tahun 2014 pengunjung kurang lebih bisa mencapai 14.000 orang. Antusi-asme warga Surabaya terhadap acara ini cukup tinggi, kami sangat berterima kasih,” tutur Alek Kowalski ditemui saat-

Black Christmas

Page 24: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

42 43MASA DEPAN DARI GREEN BUILDING – HEALTHY BUILDING

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 43GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 42

embaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengap-likasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transfor-masi industri bangunan global yang berkelanjutan. GBC INDONESIA merupa-kan emerging member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat ini beranggotakan 102 negara dan hanya memiliki satu GBC di setiap negara.

L GBC INDONESIA didirikan pada tahun 2009 dan diselenggarakan oleh sinergi di antara para pemangku kepentingannya, meliputi profesional bidang jasa konstruksi, kalangan indus-tri sektor bangunan dan properti, pemerintah, institusi pendidikan dan penelitian, asosiasi profesi, dan masyarakat peduli lingkungan. Salah satu program GBC INDONESIA adalah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasar-kan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP.

Misi ini mendapatkan perhatian di antara para pelaku dunia usaha, di mana 85% pembiayaan dikeluarkan untuk gaji karyawan. Penerapan konsep bangunan hijau bukan hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat secara ekonomi.

GBC Indonesia, menanggapi misi tersebut dengan mengangkat tema “Building Efficiency & Healthy Building”. Bertempat di Jakarta Design Center pada bulan Juni kemarin, GBC Indonesia menghadirkan pembicara dari Kingspan Insulation dan International Finance Corporation (IFC).

Kedua pembicara membawakan materi mengenai pengaruh material serta perancangan bangunan hijau terhadap kesehatan penghuni dan juga efisiensi penggunaan sumber daya alam, khusus-nya energi dan air.

Toni Ede dari Kingspan berbagi mengenai bagaimana pemilihan dan penempatan material yang tepat dapat memberikan dampak signifikan kepada kesehatan penghuni bangunan. Selain itu dipaparkan juga mengenai keuntun-gan penghuni bangunan hijau diband-ingkan dengan bangunan biasa, di antaranya adalah menurunnya biaya operasional dan meningkatnya tingkat produktivitas karyawan. Tony Ede menyebutkan bahwa 48% penyewa bersedia untuk membayar harga sewa gedung hijau hingga 10% lebih tinggi dibandingkan dengan gedung biasa. Hal menarik lainnya adalah, tingkat keun-tungan yang didapatkan dari peningka-tan produktivitas lebih tinggi diband-ingkan dengan penghematan energi semata.

Selanjutnya, Autif Sayyed dari IFC memberikan informasi mengenai konsep penerapan bangunan hijau yang telah dibakukan dalam Peraturan Gubernur (PerGub) no.38 tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau. Terdapat 38 kriteria di dalam peraturan yang bersifat wajib tersebut yang kemu-dian menjadi prasyarat untuk mendapa-tkan IMB dan memperpanjang SLF.

Penerapan bangunan hijau juga dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan penghuni bangunan. Seperti dengan kebiasaan mematikan lampu, atau mem-persingkat waktu penggunaan Air Condi-tioner (AC).

Dalam hal ini PT. PP Property bersama lembaga GBC Indonesia ikut serta berkontribusi mendukung langkah menuju Indoenesia hijau dengan mem-bangun kawasan ber-standard sertifika-si hijau secara keseluruhan dan berkesinambungan demi terciptanya kehidupan yang sehat dan memberikan dampak ekonomis bagi penghuni dan juga bersahabat dengan alam, sehingga pemanfaatan dan efisiensi kawasan tidak berdampak kerusakan lingkungan namun pembukaan lahan untuk super-block di lingkungan sekitar dan juga tercipta lingkungan yang nyaman dan sehat bagi penghuni. PT PP property khususnya superblock Grand Sungkono Lagoon menerapkan pada seluruh tower dan area fasilitas umumum dengan desain sesuai dengan peruntukan sertifikasi GBC Indonesia, ini merupakan wujud komitmen secara keseluruhan dari PP property sebagai pemerhati greenship pertama di Surabaya. Dan langkah ini akan diikuti oleh pengem-bang-pengembang lain di Surabaya, maka dampak positifnya terhadap kota Surabaya adalah menjadinya Surabaya menjadi kota green dan sehat di Indone-sia. (Iswan)

greenship

Page 25: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

P I P E A N D B A R R E L

HANGOUT PLACE

44 45G

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 45G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

44

“Welcome to pipe and barrel, what's up!!" begitulah sapaan riang yang terdengar ketika kita memasuki restoran baru bernama Pipe and Barrel yang terletak di Jalan Polisi Istimewa no. 22 ini. Pipe and Barrel resmi dibuka untuk umum pada 1 November 2014 lalu dan hampir 3 bulan berjalan, tempat ini tak pernah terlihat sepi dari pengunjung. Bahkan banyak yang reservasi terlebih dahulu agar kebagian tempat. Terang saja, karena menu dengan konsep casual dining dan comfort food ini dihidangkan begitu istimewa, apalagi dengan harga yang terjangkau. Tak diragukan lagi karena kesuksesan dibalik Ini semua adalah Chef Ken, sapaan Ken Kurniawan, pria asal Surabaya jebolan Top Three Masterchef Indonesia Season 2 lalu.

Setelah 7 tahun berkecimpung di dunia manajemen restoran di Amerika maupun Indonesia, kemudian menjadi alumnus Masterchef, kini menjadi konsultan, dan mengisi berbagai acara untuk cooking class & demo, membuat Chef Ken belum puas untuk memenuhi hasrat hobi memasaknya. Belum komplit rasanya jika belum membangun resto-ran dengan signature dish ala dirinya sendiri, maka Pipe and Barrel inilah yang menjawab mimpinya, sebagai restoran pertama kebanggaan yang dibangun di kota asal kelahirannya, Surabaya. Dengan harapan dapat mem-beri sentuhan baru, meramaikan, dan membesarkan kota Surabaya ini, lebih - lebih bisa upgrade restoran di kota ini ujarnya.

Pipe and Barrel mengusung tampi-lan dining experience yang tidak biasa yaitu interior ala street industrial. Chef Ken menyulap rumah menjadi dua dining area di indoor dan juga outdoor, memanfaatkan bentuk tong sebagai konsep kursi dan meja, berbagai tampi-lan kayu, pipa-pipa yang menggantung di langit atap, serta hiasan dinding yang penuh warna ala street art serta coretan graffiti di beberapa tembok membuat para pengunjung betah untuk mengha-biskan waktu di sana, menikmati hidan-gan, bahkan untuk berfoto-foto. Untuk pemilihan nama Pipe and Barrel pun memiliki sejarah sendiri. "Ceritanya panjang, Chef Ken sendiri yang memilih namanya, tapi joke yang selalu kita utarakan ibarat 'you came in as a pipe, then you came out as a barrel'," ujar Ivana, adik ipar Chef Ken yang kini menjadi secretary director Pipe and Barrel.

Saat ini Pipe and Barrel memiliki total 9 menu main course, semua adalah signature dish ala Chef Ken. Untuk bulan Desember lalu ada menu spesial baru Meet Sally the Dory, Spicy Tuna Spaghet-ti, dan Willy Waffle Met Kip dengan porsi yang cukup besar dan harga yang terjangkau dari Rp. 35.000 - 75.000. Menu minuman yang dimiliki pun sangat bervariasi, harga mulai dari Rp. 8.000, selain beers juga terdapat menu drinks favorit seperti Special Blended Bubble Gum, Chocomint, dan Taro. Tidak menutup kemungkinan muncul menu-menu baru di bulan berikutya.

Kemenarikannya tak berhenti sampai di situ, saat ini Pipe and Barrel memiliki promo untuk follower insta-gram @pipeandbarrel yang datang dengan minimum order Rp. 200.000 mendapatkan book notes gratis, dan juga berlaku kelipatan. Bagi para pecinta hangout yang ingin bersantai hingga malam, Pipe and Barrel adalah pilihan yang tepat seperti slogan yang dibawanya "dine, drinks, and chiill". Pipe and Barrel buka setiap hari. Pada hari Minggu-Kamis buka dari pukul 10.00 - 23.00, dan pada hari Jumat, Sabtu, dan hari besar pukul 10.00 hingga dini hari pukul 01.00. Well, let's hangout there people! (ocl)

Page 26: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

46 47STILROD

eventsG

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

46G

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 47

iklan

DESA WISATA NUSANTARAMELESTARIKAN BUDAYA SECARA SWADAYA

ada bulan Desember lalu, Propan bersama dengan IAI Jatim mengadakan sebuah diskusi dan publikasi sayembara Arsitektur Nusantara yang kedua. Disku-si yang bertemakan Desa Wisata Nusan-tara ini diadakan di sebuah cottage di Pacet bernama Villa de’desa yang merupakan situs wisata bimbingan Hari Sunarko (IAI Jatim) sendiri.

Pada awal sesi diskusi, Hari Sunar-ko memberikan sebuah gambaran dan contoh praktis tentang apa itu Desa Wisata Nusantara dengan menceritakan asal mula pendirian Villa de’desa. Sejak masih berupa lahan kosong, hingga menjadi sebuah tujuan wisata. Hari bekerja sama dengan penduduk lokal untuk mewujudkan sebuah situs wisata peristirahatan yang eksotik dengan gaya arsitektur lokal, cocok bagi penduduk kota besar yang ingin menghabiskan akhir pekan dengan suasana pedesaan yang alami, jauh dari hingar bingar kota.

Contoh praktis di atas kemudian dilanjutkan dengan pemaparan eksplor-asi budaya arsitektur nusantara yang lebih mendalam oleh Yori Antar berdasarkan pengalamannya berkeliling pulau di Indonesia. Budaya dan tradisi penduduk Wae Rebo, Flores menjadi con

P toh yang paling mewakili dalam presen-tasinya. Saat berkunjung ke Wae Rebo, Yori dan tim ekspedisinya berusaha menggali kekayaan budaya lokal melalui kacamata arsitek. Dengan menginisiasi dan mendanai proyek pembangunan rumah tradisional, mereka memicu munculnya tradisi-tra-disi lokal yang tidak pernah terdoku-mentasi atau bahkan terlihat oleh penduduk asing sebelumnya. Mulai dari ritual memangkas pohon, hingga ke tari-tarian dan lagu tradisional yang mereka lakukan dalam proses pendirian rumah. Melalui proses pembuatan rumah ini, terlihat bahwa budaya lokal Wae Rebo mengedepankan relasi manu-sia dengan alam. Dari hulu ke hilir, dari material dan metode konstruksi, penduduk Wae Rebo memiliki cara tersendiri dalam menggunakan hasil bumi, tanpa mengeksploitasi kelestari-annya.

Menurut Yori, yang mereka temu-kan dalam arsitektur Wae Rebo adalah sesuatu yang benar-benar baru, belum pernah diadaptasi dalam kurikulum perkuliahan. Beberapa profesor dari arsitektur ITS bahkan berniat untuk bergabung dalam tim ekspedisi berikut-nya. Bukan sebagai guru, tetapi mereka justru ingin belajar dari penduduk Wae Rebo.

Page 27: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

48 49art gallery

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 49GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 48

iapa yang menyangka bahwa illustrator yang begitu banyak memper-oleh appreciations di Behance atas karya contemporary type lettering & illustration project dan berdiri di bawah bendera Betrayer Family ternyata bekerja dan berdomisili di Surabaya. Behance adalah sebuah platform kreatif berbasis komu-nitas yang memungkinkan semua digital artist dari seluruh dunia untuk mema-merkan karya dan mendapatkan apresi-asi secara luas.

S

Betrayer Family merupakan sebuah project yang dicetuskan oleh dua orang sahabat satu angkatan perkuliahan yaitu Anton Wardana dan Adji Herdanto. Awalnya, ini merupakan sebuah proyek jenuh dari keduanya yang pernah bersa-ma-sama membangun usaha kaos-kaosan dengan label Jenkin Dangerous yang tidak bertahan terlalu lama. Dibentuk pada 2013, Betrayer Family bermula dari keisengan dan kegemaran Anton dalam menggambar. Ia memadukan unsur-unsur ilustrasi yang sedang in pada saat ini yaitu hand lettering dan motor. Pemilihan nama Betrayer Family pun tidak kalah iseng, mereka dengan seenaknya memaknai frasa betrayer family sebagai sebuah pengalaman umum yang dialami setiap orang. “Setiap orang pernah mengalami penghianatan, entah dalam keluarga-

Nama Betrayer Family mungkin masih belum booming bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Tapi seakan berba-lik 180 derajat, nama Betrayer Family sudah sangat dikenal secara internasion-al. They did fine lettering and illustration, check them out at behance for their latest cool artworks.

buah banyak sekali apresiasi dari viewer, terutama viewer dari luar negeri. Niat awal yang hanya bermaksud mengarsip-kan sekaligus show off kepada dunia luar ternyata berbuah manis dan mereka mendapatkan banyak klien yang tertarik akan style gambar mereka.

Sampai saat ini Betrayer Family masih memfokuskan project-nya pada lettering dan ilustrasi. Tetapi menurut mereka, Betrayer Family tidak membata-si jenis usaha klien yang masuk. Mereka akan tetap mengerjakannya asalkan tetap bercirikan Betrayer Family. Klien yang pernah ditangani Betrayer Family sangatlah beragam mulai dari ilustrasi kaos, logo, label bir, ilustrasi packaging dompet, sampai pada project yang sedang mereka tangani saat ini yaitu ilustrasi untuk papan selancar. Uniknya, hampir seluruh klien mereka berasal dari luar Indonesia. "Sampai saat ini hanya satu klien asal Indonesia, kita juga bingung," imbuh Jenggot. Beberapa klien yang telah dan sedang ditangani Betrayer Family antara lain Be Combi (France VW Combi Community/Clothing), Camo Dog Craft Brewery (Canada Beer Brewery), Fantasma (Brazil Clothing), Candles That Care (US Non-Profit Org), La Rue Leather (US Leather Works), Curt & Noble (UK Clothing), My First Tattoo (Mexico Tattoo Artist, Rodrigo Sanjuan),

B E T R AY E RFAM I LY

maupun pertemanan, ada yang berse-lisih karena materi maupun beda visi dan lain hal, akhirnya jadilah betrayer family," ucap Anton. "Sebenarnya ndak terlalu nyambung, tapi terdengar ear cathing dan menarik. Ndak ada pemak-naan khusus, hanya mengangkat fenom-ena yang ada," tambahnya diselingi tawa.

Project iseng ini kemudian menjadi lebih serius setelah Jenggot, sapaan akrab Adji, mulai meng-upload karya-karya mereka. "Ketika itu karyanya udah kebanyakan, ngendon, ya iseng-is-eng aja kami upload," kata Jenggot santai. Ternyata keisengan mereka ber-

Page 28: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

50 51G

RA

ND

STOR

Y M

AG

Z / 2015 W

HAT’S N

EXT / 51G

RA

ND

STO

RY

MA

GZ

/ 2

015

WH

AT’S

NEX

T /

50

Total dalam artian mau serius dalam berkembang. "Okelah, kalian mungkin bisa banyak keahlian dalam bidang desain, tapi ketika kalian mengerjakan semuanya secara sporadis maka masyarakat tidak akan bisa menemukan spesialisasimu di mana. Itu kadang yang membuat beberapa desainer yang hebat secara kualitas kurang memiliki nama di mata masyarakat," imbuhnya. Mereka juga berpesan bahwa mindset berkarya untuk mendapatkan uang haruslah dibuang jauh-jauh karena jika kita berkarya secara sungguh-sungguh dan senang hati maka uanglah yang justru akan mendatangi secara otomatis.

Selanjutnya Betrayer Family berharap pada anak-anak muda di Surabaya khususnya agar jangan lari dari kotanya, janganlah malu pada Surabaya. "Kalo Surabaya ditinggal, yang maju lho kota yang lain jadinya."

Lebih lanjut tentang artwork Betrayer Family dapat dilihat di behance.net/betrayerfamily, instagram dengan akun @bertayerfamili, dan laman Facebook dengan nama Betrayer Family. (crc)

Sigil & Growler (Canada Custom Engraved Growlers), Localian (US Cloth-ing), Elmoot (France Clothing), Deerz (Russia Clothing), Burton Snowboards (US Snowboard & Apparel), etc.

Ketika ditanya mengenai style atau gaya gambar yang diusung, mereka berdua tampak kebingungan menjawab, "Kami sendiri tidak tau apa nama style kami, mungkin vintage contemporary, karena sebenarnya style ini sudah pernah booming dulu pada zaman 60an." Mereka mencoba mengembangkan style tersebut dengan gaya mereka sendiri, tetap black and white dengan sentuhan obyek-obyek dan gaya ilustrasi yang kekinian.

Betrayer Family juga memberikan beberapa petuah bagi illustrator yang ingin berkembang ke depannya. "Poin utamanya, kalian harus total. Kalian harus punya mimpi untuk dikejar," ucap Anton yang kelahiran Ponorogo dan berdomisili di Surabaya karena studinya. Menurut mereka, jika ingin dipandang orang lain, maka kalian harus fokus dan total pada bidang yang telah dipilih.

iklan

Page 29: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

52 53art gallery

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 53GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 52

Bodilpunk adalah seorang illustrator kelahiran Malang, 31 Januari 1991 yang berkuliah di Desain Komunikasi Visual ITS Surabaya dan telah malang-melintang di dunia gambar sejak 3 tahun yang lalu. Nama Bodilpunk telah banyak dikenal secara luas, bahkan secara internasional.

alam dunia ilustrasi nama Bodipunk tentunya sudah tak asing lagi terdengar. Illustrator yang lebih dikenal atas ilustrasi pada fashion item terutama kaos ini dengan senang hati mau mem-bagi cerita serta pandangannya terha-dap dunia ilustrasi kepada tim Grand Story Magazine. Datang dengan mengenakan jas hujan, karena memang sedang hujan deras di sore itu, Bodil, ia biasa disapa mau repot-repot memenuhi janji wawancara dengan kami di Aiola Eatery.

D

Pria dengan nama lahir Rahadil Putra Hermana ini mengakui bahwa awal terjunnya ia ke dunia ilustrasi kaos bukanlah suatu kesengajaan. Kegema-rannya akan menggambar sejak kecil menuntunnya untuk melanjutkan studi ke Desain Komunikasi Visual ITS, dari situ ia mengaku bahwa menggambar adalah hal naluriah baginya. "Pada waktu semester tiga kan saya sudah mulai mengerti di mana fokus saya ke depan, berdasarkan kegemaran saja, saya sadar passion saya atas ilustrasi lebih besar daripada passion ke peker-jaan desain lain seperti branding, 3D, fotografi, dan lain-lain, makanya di semester empat saya coba untuk fokus-kan portofolio lebih ke ilustrasi," ungkap pria berkaca mata ini. Kemudian ia melakukan arsipasi karya ke media digital seperti social media pribadi miliknya, tak disangka langkahnya ini mendapat apresiasi lebih di dunia maya.

"Banyak yang tanya, lho mas karyanya dijual ta?" imbuhnya dibarengi tawa. Menurutnya, apresiasi lebih ini kemudi-an membuatnya berpikir bahwa karya ilustrasinya ternyata memiliki nilai jual di mata orang lain. Hal ini menimbulkan kegairahan pada diri pria kelahiran Malang, 31 Januari 1991 ini, ia kemudian bertanya kepada seorang rekan berna-ma Ilham Nugroho yang lebih dikenal dengan nama panggung Tks Lowskill yang lebih dulu terjun dalam industri ilustrasi. Dari situ ia mendapatkan banyak masukan, terutama link situs-si-tus yang memang diperuntukkan bagi illustrator untuk menjual karyanya.

Nick name Bodilpunk pun dipakai secara iseng sebagai signature karya-karya awalnya. "Gak sengaja aslin-ya. Itu nama player pas main counter strike sama temen-temen di kampus," ceritanya sembari terbahak. Bodil yang memang memiliki ketertarikan pada musik genre punk iseng menambahkan embel-embel punk di belakang namanya. "Ada salah satu temenku pake nama Carreca Melodic, aku ya pake nama Bodilpunk," candanya sembari melirik teman yang dimaksud.

Fokus utama pengaplikasian ilustrasi karya Bodilpunk sampai saat ini adalah pada industri clothing, namun tidak menutup kemungkinan juga untuk industri lain. Beberapa project lain yang pernah ditangani antara lain CD cover, ilustrasi single cover musik untuk keper-luan promosi dunia maya, logo band, sampai logo clothing line. Selain karya pesanan klien, Bodilpunk pun aktif dalam keikutsertaannya dalam bebera-pa eksibisi karya dan ikut serta dalam beberapa kegiatan komunitas meng-gambar yang ada. Beberapa klien cloth-ing/apparel yang pernah ditanganinya antara lain Secret Artist (US), Good Fight Entertainment (US), No Fit State Cloth-ing (UK), Hard Times (UK), Stateside Skates (UK), etc. Klien band yang pernah ditanganinya antara lain Our Last Night (US), Protest The Hero (CA), Itchy Poopz-kid (DE), Such Gold (US), Against The Archaic (US), etc.B O D I L PUNK

Page 30: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

THISPAGE

WILL BEYOURS

Full 1 halaman

F R E E D E S I G Nd i s k o n k h u s u s u n t u k p e m a s a n g a n 6 b u l a n

- Pembayaran tunai (Cash Advance)- Pembayaran melalui buku terbit

Nomor Rek: 1410009881582 (Tedy Setiawan Adi S.)

TATA CARA PEMBAYARAN

- Data iklan dalam Final Artwork harussesuai dengan orfer iklan

- Photoshop, Adobe Illustrator, Corelresolusi min 30 dpi (.tif, .psd, . eps, .cd)

- Image berformat CMYK

PERSYARATAN TEKNIS

Grand Story MagazineJl. Abdul Wahab Siamin Kav 9-10 Surabaya

Telp. 082233181612 (Tedy)

INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI:

1/2 halaman 1/4 halaman

54 55P R O M OD I S K O NK H U S U S

AWAL TAHUN2015

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 54

Nama Bodilpunk mulai dipertim-bangkan masyarakat ketika ia berhasil menjadi juara dalam lomba yang diada-kan oleh Kreavi. Ketika itu ia menjadi juara satu dalam Kreavi Challenge 4 dengan artwork berjudul Get 'Em All Garuda. Style pointilsm yang dianutnya pun dikembangkannya sendiri dengan mengadaptasi beberapa teknik gambar lain. Terakhir ia menambahkan warna-warna khas pada setiap ilustrasi yang ia buat, merujuk pada karya-karya awalnya yang kebanyakan hitam putih saja.

Di akhir wawancara Bodil berpesan agar kita lebih bekerja sesuai dengan passion yang kita miliki karena dari dasar itu kita akan dapat bekerja ataupun berkarya secara ikhlas dan senang hati. "Ketika kamu bekerja atau berkarya secara ikhlas maka kegiatan 'bekerja'mu tidak akan terasa seperti bekerja, kamu akan merasa enjoy mengerjakannya dan dapat lebih total," imbuhnya. Bodil juga berpesan agar para illustrator atau orang yang tertarik terjun ke dunia ilustrasi untuk menghil-angkan mindset bahwa karya terbaik akan lahir di bawah tekanan deadline, ia lebih percaya bahwa karya yang maksi-mal adalah karya yang dikerjakan tanpa berada di bawah tekanan apapun.

Di tahun 2015 ini Bodilpunk memi-liki target berupa beberapa project yang berusaha direalisasikannya antara lain membuat artbook dan zine yang berisikan karya-karya dan pandangan seorang Bodilpunk terhadap keadaan di sekitar, entah keadaan sosial, kritikan-

terhadap pemerintah kota, masukan, harapan, ataupun narasi untuk memban-gun negeri ini. Untuk Surabaya, Bodil-punk berharap nantinya Surabaya memiliki sebuah wadah yang permanen bagi artist setempat untuk dapat mema-merkan karyanya secara lebih bebas dan luwes.

Lebih lanjut tentang karya Bodil-punk dapat dilihat pada laman kreavi.com/bodilpunk, instagram dengan akun @bodilpunk, shadow-ness.com/bodilpunk, facebook dengan nama bodilpunk, dan mintees.com/peo-ple/204616-bodilpunk. (crc)

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 55

Page 31: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

/photo by Humi Dumi

Genre: Indie Pop / Folk

56 57music review

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 57GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 56

eberapa kali menonton penampilan live dari Humi Dumi, kesan innocence memang benar-benar kental tersaji di setiap jengkal alunan lagunya. Ini memantapkan label innocence-folk yang tertera di halaman wiki last.fm dari band yang terbentuk pertengahan 2012 dan beranggota awal Qanita (vokal), Bimo (gitar), Irna (bas), serta Yufi (cajon) tersebut.

Pada April 2013, Brilyan bergabung dan menambah kompleksitas bebunyian gitar, lalu di Agustus 2014, Humi Dumi menambah kekayaan aransemen musik dengan masuknya Raja sebagai keyboard. Terlebih lagi, pada Juni 2014 lalu, mereka merilis 6 lagu yang dikemas dalam mini album/EP bertajuk I Am Ij Sin A.

I Am Ij Sin A sendiri bisa diartikan sebagai salah satu bentuk anagram dari imajinasi. Benar saja, seluruh lagu yang berada dalam album tersebut ternyata berisi cerita tentang imajinasi yang cenderung naif dan namun apa adanya seperti yang terdengar dalam lagu Ceria Cerita.

Lebih jauh lagi menenggelam-kan diri dalam I Am Ij Sin A, suara vokal depan terdengar seperti ada sedikit pengaruh karakter dari Bjork. Pada sound yang disajikan, sepertinya Humi Dumi banyak terpengaruh karakter dari bebunyian ala Angus & Julia Stone atau Lisa Hannigan. Namun, karena saya lebih familiar ke para musisi seperti The Vasellines atau Jen Wood, tak salah bila ada yang mengatakan bahwa Humi Dumi merupakan manifestasi hasil penggabungan dua musisi yang saya sebut tadi. Sound lugu nan gloomy namun masih menyisakan sedikit keceriaan yang murni bisa dinikmati berurutan dalam Bella on 79 Seconds dan Mirror. Bagi penggemar indie pop, kemungkinan besar Anda akan mengimajinasikan apa yang akan dihasilkan di rilisan album berikutnya dari Humi Dumi setelah mendengarkan setiap track yang terkemas apik, I Am Ij Sin A. (Febrian)

BHUMIDUMI

/photo by Humi Dumi

Page 32: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

enyambut tahun baru 2015 kali ini Grand Story mengusung tema What's Next, resolusi baru apa yang akan kita usung di tahun yang baru ini. Kali ini kami akan mengulas film yang mengambar-kan sebuah perjuangan untuh meraih sebuah cita-cita. In America dan The Theory Of Everything akan memberikan kita gambaran bagaimana mengatasi masalah dan hambatan serta berjuang untuk menggapai cita-cita dan kebahagiaan. Enjoy the film, and happy new year.

Bercerita tentang kepindahan pasangan suami istri Johny (Paddy Considine) dan Sarah (Samantha Morton) beserta kedua anaknya Christy (Sarah Bolger) dan Ariel (Emma Bolger) dari Irland-ia ke Amerika untuk mencari sebuah keba-hagian. Pencarian akan kehidupan yang lebih baik untuk kedua puterinya, dan yang lebih lagi adalah untuk melupakan trauma masa lalu atas meninggalnya anak laki-laki mereka Frankie (Ciara Cronin) karena kecelakaan.

Setelah Sampai di Amerika, Johny berusaha untuk menjadi seorang aktor dengan mengikuti beberapa audisi, namun selalu gagal karena emosinya yang tidak stabil akibat trauma yang masih menghan-tuinya. Kegagalan dalam audisi ini mem-bawanya menjadi seorang supir taksi dan membawa keluarga ini untuk tinggal di sebuah apartemen kumuh. Selama tinggal di apartemen inilah waktu kemudian mem-pertemukan mereka dengan seorang seniman pengidap HIV, Mateo (Djimon Hounsou). Kehadiran Mateo meberikan perubahan pada keluarga ini, mereka belajar untuk menghadapi trauma dan berjuang untuk memperbaiki nasib.

Sudut pandang film ini diambil dari anak tertua mereka Christy, bagaimana semangat Christy dan keceriaan Ariel untuk menyemagati kedua orang tuanya digam-barkan secara dramatis dan sederhana namun tidak sedikit pun terkesan corny. Perjalan keluarga ini untuk keluar dari masalah memberikan kita pelajaran untuk selalu menghadapi apapun masalah kita dan berjuang ke arah lebih baik. (Ant-Bach)

SutradaraJim Sheridan

ProduserJim Sheridan, Arthur Lappin

“When luck comes knocking on your door, you can't turn it away”

-Mateo-

PemeranSamantha Morton, Paddy Considine, Sarah Bolger, Emma Bolger, Ciara Cronin, Djimon Hounsou

I N A M E R I C A

T H E T H E O R Y O FE V E R Y T H I N G

/image via google.com

M

58 59MOVIE REFERENCE

Titik berat biopic film mengenai tokoh fisikawan dunia Stephen Hawking ini tidak pada segi keilmuanya, namun pada kisah cinta antara Stephen dan istri pertamanya Jane Hawking. Bagaimana perkenalan hingga pernikahan mereka, serta bagaima-na hubungan mereka setelah Stephen terkena penyakit amyotrophic lateral sclero-sis (ALS) yang secara perlahan melumpuh-kanya.

Film dimulai saat Stephen (Eddie Redmayne) masih remaja, seorang maha-siswa Univesity Of Cambridge. Stephen bertemu Jane (Felicity Jones) di sebuah pesta dansa, kedekatan mereka berlanjut hingga membawa mereka ke sebuah pernikahan. Masalah datang saat Stephen terkena ALS, Jane harus menghadapi fakta bahwa suaminya akan lumpuh secara perla-han. Hubungan pasangan ini juga diuji dengan hadirnya pihak “ketiga” dalam kehidupan mereka, Jonathan (Charlie Cox) yang merupakan guru musik anak mereka, dan Elaine (Maxine Peake) terapis dari Stephen.

Perjuangan Stephen Hawking dalam dalam menghadapi ALS dan kehidupan cintanya hingga berhasil mendapatkan berbagai penghargaan ternama ini diambil dari buku-buku karangan Jane Wilde. Kisah inspiratif ini memberikan kita pelajaran bahwa sebesar masalah apapun yang kita hadapi tidak menjadikan kita untuk menyerah, selalu berjuang untuk mengata-sinya hingga kita mencapai sebuah kesuk-sesan. (Ant-Bach)

SutradaraJames Marsh

ProduserTim Bevan, Eric Fellner, Lisa Bruce, Anthony McCarten

“There should be no boundaries to human endeavor.. However bad life may seem.. while there is life.. there is hope..”

-Stephen William Hawking-

PemeranEddie Redmayne, Felicity Jones, Maxine Peake, Charlie Cox

/im

age

via

goog

le.c

omW

RITE

R’S

BIO

Anton Achyar Bachtiar, Arsitek, anak kedua dari dua bersaudara, lahir dan besar di Surabaya sejak 22 Februari 1984. Saya menyukai film sejak kecil, kemampuan sebuah film untuk menginspirasi seseorang membuat saya sangat menyukai film. Saya dapat mengenal film secara mendalam sejak naskah film saya dan teman saya berhasil tembus sepuluh besar di sebuah kompetisi naskah film internasional di Indonesia. Dari situ kami mendapatkan kesempatan untuk ikut workshop film selama kurang lebih 10 hari di bawah bimbingan seorang dosen dari sebuah kampus film ternama di amerika. Diantara beberapa sutradara ternama saya sangat mengagumi seorang Steven Spielberg, meskipun otodidak namun karya karya film nya selalu fenomenal dan mengusai berbagai macam genre film.

GR

AN

D STO

RY

MA

GZ

/ 2015 WH

AT’S NEX

T / 59GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 58

Page 33: #3 EDITION WHAT'S NEXT small

P I C K U P P O I N T S

Berminat menjadi pick-up point kami? hubungi:

Grand Story MagazineJl. Abdul Wahab Siamin Kav 9-10 Surabaya

Telp. 082233181612 (Tedy)

60Jl. Juwono Grand City Mall

Jl. Rungkut Madya 99Jl. Slamet Jl. Embong Ploso

Tunjungan Plaza

Jl. Rungkut Asri Timur Jl. Taman ApsariSurabaya Town Square

Jl. Doktor Cipto

Jl. SemolowaruPerum Pondok JatiJl. Raya Pagerwojo Sda

Jl. Polisi Istimewa

GR

AN

D S

TOR

Y M

AG

Z /

201

5 W

HAT

’S N

EXT

/ 60

G R AN DS T OR YM AG Z

Jika kalian mempunyai komuni-tas, event, maupun ingin beriklan di majalah ini, dapat mengirimkan data diri serta data komunitas atau event yang kalian miliki ke email Grand Story Magazine di:

[email protected]

Ciputra World