BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian...

24
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori merupakan kerangka acuan yang digunakan untuk dijadikan sebagai paradigma dalam penelitian ini. Dalam pembahasan ini, teori-teori yang dikaji antara lain teori-teori tentang IPA, teori tentang minat dan teori-teori tentang belajar. Juga dikaji hasil-hasil penelitian yang relevan sebelumnya dan dari semuanya disusun sebuah hipotesis tentang penelitian ini. 2.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau sains yang semula dari bahasa Inggris ‘science’ (Triyanto, 2010:136). Kata „science‟ kata science berasal dari Bahasa Latin ‘science’ yang berarti tahu. Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010:136) dalam perkembangan science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati (Kardi dan Nur dalam Trianto 2010:136). Menurut Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori merupakan kerangka acuan yang digunakan untuk dijadikan

sebagai paradigma dalam penelitian ini. Dalam pembahasan ini, teori-teori yang

dikaji antara lain teori-teori tentang IPA, teori tentang minat dan teori-teori

tentang belajar. Juga dikaji hasil-hasil penelitian yang relevan sebelumnya dan

dari semuanya disusun sebuah hipotesis tentang penelitian ini.

2.1.1 Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu

Pengetahuan atau sains yang semula dari bahasa Inggris ‘science’ (Triyanto,

2010:136). Kata „science‟ kata science berasal dari Bahasa Latin ‘science’ yang

berarti tahu. Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010:136) dalam

perkembangan science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan

dengan etimologi.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan

bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera

maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu dalam

menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau

ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun

benda mati (Kardi dan Nur dalam Trianto 2010:136).

Menurut Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh

adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

7

Berdasarkan definisi IPA menurut para ahli tersebut, maka yang

dimaksud dengan IPA dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari

tentang bumi dan isinya baik makhluk hidup maupun benda mati.

2.1.1.1 Hakikat IPA di SD

Pada hakikatnya IPA dapat dipandang dari segi proses, produk dan

pengembangan sikap.

1) IPA Sebagai Pemupukan Sikap

Menurut Wynne Harlen (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis,

1991: 7) setidak-tidaknya ada Sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat

dikembangkan pada anak usia Sekolah dasar, yaitu:

a. Sikap ingin tahu (curiousity)

Sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah di sini maksudnya adalah suatu

sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang

diamatinya. Kata benar di sini artinya rasional atau masuk akal dan objektif

atau sesuai dengan kenyataan.

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru bertitik tolak dari kesadaran

bahwa jawaban yang telah mereka peroleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah

bersifat mutlak, tetapi masih bersifat sementara atau tentatif. Hal ini

disebabkan keterbatasan kemampuan berpikir maupun keterbatasan

pengamatan pancaindera manusia untuk menetapkan suatu kebenaran. Jadi,

jawaban benar yang mereka peroleh itu sebatas pada suatu “tembok

ketidaktahuan”. Sikap anak usia Sekolah Dasar seperti itu dapat dipupuk

dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-

objek yang terdapat di lingkungan sekolah.

c. Sikap kerja sama (cooperation)

Yang dimaksud kerjasama disini adalah untuk memperoleh pengetahuan

yang lebih banyak. Seorang yang bersikap cooperative ini menyadari bahwa

pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

8

sempurna daripada apa yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

pengetahuannya ia merasa membutuhkan kerjasama dengan orang lain.

Kerjasama ini dapat juga bersifat berkesinambungan. Anak usia Sekolah

Dasar perlu dipupuk sikapnya untuk dapat bekerjasama satu dengan yang

lain kerjasama itu dapat dalam bentuk kerja kelompok, pengumpulan data

maupun diskusi untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.

d. Sikap tidak putus asa (perseverance)

Tugas guru untuk memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami

kegagalan dalam upaya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus

asa.

e. Sikap tidak berprasangka (open-mindedness)

IPA mengajarkan kita untuk menetapkan kebenaran berdasarkan dua

kriteria, yaitu rasionalitas dan objektivitas. Munculnya faktor objektivitas

dalam menetapkan kebenaran menjadikan orang tidak lagi purba sangka.

Sikap tidak purba sangka dapat dikembangkan secara dini kepada anak usia

SD dengan jalan melakukan observasi dan eksperimen dalam mencari

kebenaran ilmu.

f. Sikap mawas diri (self criticism)

Objektivitas tidak hanya ditunjukkan di luar dirinya tetapi juga terhadap

dirinya sendiri. Itulah sikap mawas diri untuk menjunjung tinggi kebenaran.

Anak usia SD harus dikembangkan sikapnya untuk jujur pada dirinya

sendiri, menjunjung tinggi kebenaran dan berani melakukan koreksi pada

dirinya sendiri.

g. Sikap bertanggungjawab (responsibility)

Sikap bertanggungjawab harus dikembangkan sejak usia SD misalnya

dengan membuat dan melaporkan hasil pengamatan, hasil eksperimen

ataupun hasil kerjanya yang lain kepada teman sejawat, guru atau orang

lain, dengan sejujur-jujurnya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

9

h. Sikap berpikir bebas ( independence in thinking)

Tugas guru untuk dapat mengembangkan pikiran bebas dari siswa (dan

bukan sebaliknya untuk mendiktekan pendapatnya agar sesuai dengan buku

teks). Jadi, mencatat atau merekam hasil pengamatan sesuai dengan apa

adanya dan membuat kesimpulan dengan hasil kerja mereka sendiri

merupakan saat-saat yang penting bagi anak dalam mengembangkan sikap

berpikir bebas.

i. Sikap kedisiplinan diri (self discipline)

Menurut Morse dan Wingo (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis,

1991: 8) kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang

untuk dapat menngontrol ataupun mengatur dirinya menuju kepada tingkah

laku yang dikehendaki dan dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu

bentuk pengembangan kedisiplinan diri adalah pengorganisasian kelas

termasuk adanya regu-regu kebersihan dan sebagainya yang dapat diatur

sendiri oleh siswa.

2) IPA sebagai Proses

Yang dimaksud dengan proses disini adalah proses mendapatkan IPA.

Proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Untuk anak usia SD, metode ilmiah

dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa

pada akhirnya akan berbentuk suatu paduan yang lebih utuh sehingga anak SD

dapat melakukan penelitian sedarhana. Adapun tahapan pengembangannya

disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses penelitian eksperimen yang

meliputi: (1) observasi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis,

(6) mengendalikan variabel, (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian, (8)

inferensi, (9) aplikasi, dan (10) komunikasi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

10

2.1.1.2 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 ruang lingkup mata

pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1 Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2 Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3 Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4 Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, ada tujuh tujuan mata

pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), yaitu:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkaan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-

nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

11

2.1.2 Pengertian Minat

Minat menurut Suryosubroto (2003: 109), adalah kecenderungan dalam diri

individu untuk tertarik pada suatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek. Dalam

konteks belajar, maka minat belajar adalah kecenderungan dalam diri siswa untuk

tertarik pada kegiatan belajar mengajar (pelajaran, model pembelajaran yang

disampaikan guru, dan metode pembelajaran yang disajikan) yang diperoleh di

sekolahnya. Menurut Abror (1999: 112) dalam bukunya Educational

Pshychology, minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang

mendorong individu untuk merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan

ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab

partisipasi dalam kegiatan.

Menurut Hurlock (1978: 114), minat merupakan sumber motivasi yang

mendorong orang untuk dapat melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka

bebas memilih. Menurut Mappiarer (1994: 62) mengatakan bahwa minat adalah

suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan,

pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang

mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Menurut Slameto (2010: 57)

mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang.

Walgito (1994; 38) menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan dimana

seseorang mempunyai perhatian dan mempelajari maupun membuktikan lebih

lanjut terhadap obyek tersebut.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Crow dan Crow

(Gunarto, 2007: 7) adalah:

a. Faktor pendorong dari dalam (the factor inner urge)

Merupakan rangsangan yang datang dari lingkungan/ruang lingkup yang

sesuai dengan keinginan/kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

12

cenderung terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu

terhadap ilmu pengetahuan.

b. Faktor motif sosial (the factor of social motif)

Adalah minat orang terhadap suatu obyek/suatu hal, disamping dipengaruhi

oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial, misalnya:

seseorang yang berminat pada prestasi tertinggi agar dapat status sosial yang lebih

tinggi pula.

c. Faktor emosi (emotional factor)

Faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap subyek,

misalnya: perjalanan sukses yang dipakai seseorang dalam sesuatu kegiatan

tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah

semangat/kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.

Menurut Haditono dalam Subekti (2007: 8), minat dipengaruhi oleh 2 (dua)

faktor:

a. Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan memang

diinginkan karena seseorang senang melakukannya. Disini minat datang dari

dalam diri orang itu sendiri. Orang senang melakukan perbuatan itu demi

perbuatan itu sendiri. Seperti: rasa senang, mempunyai perhatian lebih,

semangat, motivasi emosi.

b. Faktor dari luar (ekstrinsik) bahwa suatu perbuatan dilaksanakan atas

dorongan/pelaksanaan dari luar. Orang melakukan perbuatan itu karena ia

didorong/dipaksa dari luar. Seperti: lingkungan, orangtua, guru, masyarakat.

Sependapat dengan Haditono, Winkel (2004:), mengatakan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi minat yaitu faktor intrinsik yang tumbuh dari

dalam diri seseorang atau faktor ekstrinsik yang berasal dari luar diri

seseorang yang merangsangnya untuk melakukan suatu aktivitas.

Selanjutnya, Syah (2002: 10-11), mengklasifikasikan faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri kedalam dua aspek yaitu fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek fisiologis berhubungan dengan aspek yang bersifat jasmaniah, sementara

aspek psikologis dimaknai sebagai aspek rohaniah. Saleh (2005: 270)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

13

memaparkan bahwa minat yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan keseluruhan pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa

minat adalah kecenderungan dalam diri siswa untuk tertarik pada kegiatan belajar

mengajar (pelajaran, model pembelajaran yang disampaikan guru, dan metode

pembelajaran yang disajikan) yang diperoleh di sekolahnya, dimana

kecenderungan ini dapat terjadi karena ketertarikan dari dalam dirinya sendiri,

maupun karena dirangsang/didorong oleh sesuatu dari luar dirinya sendiri.

2.1.3 Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,

akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah

hasil belajar. Artinya seorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan

sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. (Sumiati dan Asra 2008:38).

Menurut Gagne dalam Sumarjhono (2012:13) mengartikan

pembelajaran sebagai pengetahuan peristiwa yang berada diluar dari

pengetahuan siswa, sedangkan menurut Sugandi (2000:16) Pembelajaran adalah

suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja.

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.

Menurut Morgan (dalam Heri 2012:5) belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar

dalam hal ini merupakan proses yang bisa mengubah tingkah laku seseorang

disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses

internal yang terjadi dalam diri seseorang.

Morgan (dalam Anni, 2005:2) menyatakan bahwa “belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

14

pengalaman”. Slavin (dalam Anni, 2005:2) menyatakan bahwa “Belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”.

Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian

belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya pengalaman yang

sama dan berulang-ulang dalam situasi tertentu serta berkaitan dengan

perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan

keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman. Sedang yang

dimaksud pengalaman adalah proses belajar tidak lain adalah interaksi antara

individu dengan lingkungannya.

2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Belajar

Belajar menurut Wingo dalam Sumiati dan Asra (2008:41-43)

didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi

Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai

hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep,

kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai

kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respon yang positif

terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu

kegiatan tertentu.

2) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman

Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui

pengalaman melakukan suatu kegiatan. Dalam khasanah peristilahan

pendidikan, hal ini dikenal dengan “learning by doing-yaitu belajar dengan

jalan melakukan suatu kegiatan”. Pemahaman itu bersifat abstrak. Sesuatu

yang abstrak akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-

kegiatan yang nyata atau konkrit, sehingga orang yang bersangkutan

memperoleh pengalaman yang menuntun pada pemahaman yang abstrak.

3) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan

Dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan

dimiliki oleh setiap siswa.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

15

Prinsip belajar pada aktivitas Siswa. Prinsip belajar yang menekankan pada

aktivitas siswa antara lain :

1) Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami

2) Belajar merupakan transaksi aktif

3) Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat fital, sehingga

dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya

4) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga

mencapai pemecahan atau tujuan

5) Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkanya

motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang

bertujuan

6) Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar siswa

2.1.3.3 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Indikator

kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak didik dalam proses

belajar mengajar disebut juga dengan hasil belajar.

Menurut Purwanto (2009:44) hasil belajar adalah penilaian pendidikan

tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenan dengan penguasaan

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di

dalam kurikulum. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.

Menurut Sudjana, Nana (2009:22) mengemukakan "Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya". Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi tiga domain,

yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor. (Heri 2012:5)

Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom dalam Suprijono (2009:5-6)

secara garis besar terbagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotoris.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

16

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.

c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya, dimana kemampuan itu terjadi pada aspek kognitif

afektif dan psikomotorik. Mesikpun demikian, dalam penelitian hasil belajar

lebih dibatasi pada aspek kognitif, dimana hasilnya di ukur melalui pemberian

tes setelah diberikan tindakan tiap siklus.

2.1.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Masnur Muslich (2008:207) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa adalah:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu kondisi/keadaan

jasmani dan rohani siswa

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan sekitar

siswa

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Menurut Suryabrata (Sulistyoningsih 2010:13) ada tiga faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor psikis, fisik, dan lingkungan. Adapun

papaparannya sebagai berikut:

1. Faktor Psikis

a. Kecerdasan

Kecerdasan seseorang biasanya diukur dengan menggunakan alat tertentu,

salah satunya dengan menggunakan test. Hasil dari pengukuran kecerdasan

umumnya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan

kecerdasan yang dikenal dengan sebutan Intelligence Quiotient (IQ).

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

17

Berbagai penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara IQ dengan

hasil belajar di sekolah. Secara kasar para ahli menetapkan bahwa orang

normal memiliki IQ sekitar 90-110, lebih dari itu termasuk katagori sangat

cerdas dan kurang dari 90 maka dianggap kurang atau tidak normal. Dengan

demikian, guru diharapkan dapat memahami tingkat kecerdasan tiap siswa

agar dapat memperkirakan tindakan yang tepat dalam memperlakukan siswa

khususnya dalam proses belajar.

b. Motivasi belajar

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk belajar. Tinggi atau lemahnya motivasi

belajar pada tiap siswa dapat ditimbulkan oleh rangsangan dari luar. Motivasi

dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrensik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam

diri seseorang, sedangkan motivasi ekstrensik adalah motivasi yang berasal

dari luar diri seseorang. Salah satu contoh motivasi ekstrensik adalah motivasi

yang berasal dari guru yang dapat berupa penghargaan ataupun pengarahan

terhadapnya.

c. Disiplin diri

Siswa yang memiliki disiplin dalam belajar memiliki hasil belajar yang

baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mendisiplinkan dirinya dalam

belajar.

d. Konsentrasi

Siswa yang memiliki konsetrasi yang baik memiliki hasil tinggi,

dibandingkan siswa yang tidak memiliki konsentrasi yang baik.

e. Bakat

Manusia telah dibekali dengan bakat yang beragam dari semenjak lahir,

ada yang berbakat dalam bidang sosial, eksak, maupun kesenian. Hampir

tidak ada orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai

dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Apabila

bakat itu mendapat latihan dan pendidikan yang baik, maka bakat akan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

18

berkembang menjadi suatu kecakapan nyata dan apabila tidak, maka bakat

yang terdapat pada diri seseorang tidak akan berkembang sebagaimana

mestinya.

f. Minat

Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan dengan

obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Minat

yang ada pada seseorang mempunyai hubungan yang menentukan terhadap

proses belajar dan hasil yang dicapai, dan minat siswa biasanya berubah-ubah

sesuai dengan tujuan pengajaran yang diterimanya, dan banyak siswa yang

berminat mengikuti pelajaran yang tujuannya mendorong siswa untuk

berimanjinasi, menyempurnakan keterampilan atau membangkitkan

kreativitas.

g. Percaya diri

Siswa yang percaya diri akan kemampuan dirinya memiliki hasil yang

baik, dibandingkan dengan siswa yang tidak percaya diri.

2. Faktor Fisik

a. Panca Indera yang baik

Panca indera yang baik terutama mata dan telinga merupakan gerbang

masuknya pengaruh dalam individu.

b. Kesehatan

Siswa yang kesehatannya baik dapat menangkap pelajaran dengan baik

pula, dibandingkan siswa yang mengalami tidak enak badan.

3. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di dalam

lingkungan keluarga umumnya yang paling besar peranannya adalah orang tua.

Siswa yang mempunyai beban untuk mencari tambahan biaya penghidupan

keluarga umumnya hasil belajar yang diraih tergolong rendah karena tidak

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

19

mempunyai cukup waktu belajar. Begitu juga sebaliknya, biasanya siswa dapat

meraih hasil belajar yang lebih baik jika mempunyai waktu penuh untuk

belajar dirumahnya. Siswa yang keluarganya mengalami kesulitan ekonomi

juga kesulitan mengadakan sarana belajar sehingga menjadi pengambat bagi

siswa dalam belajar.

b. Guru dan Metode Mengajar

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran juga tergantung pada beberapa faktor

yang terdapat dalam diri pengajar tersebut seperti watak, pengalaman, tingkat

penguasaan materi pelajaran, serta kemampuannya dalam menyajikan materi

pelajaran kepada siswa.

Selain itu, metode mengajar yang digunakan guru sangat berpengaruh

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang

telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.

Dengan demikian, seorang guru hendaknya menguasai lebih dari satu metode

mengajar agar dapat mengantarkan siswa kepada tujuan pembelajaran secara

optimal.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, media dan lain-lain.

Sedangkan prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan dan

lain-lain. Apabila sarana dan prasarana tidak menunjang akan dapat

menyebabkan proses belajar mengajar terganggu atau tidak optimal.

Untuk memperoleh hasil yang baik dari suatu kegiatan belajar perlu

didukung oleh alat-alat yang lengkap. Alat-alat yang lengkap ini berfungsi

untuk membantu kelancaran bahan pelajaran yang disajikan, sehingga siswa

lebih mudah dalam menguasai suatu materi pelajaran.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa, salah satu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal dapat berupa kondisi siswa itu sendiri, dan faktor-faktor

eksternal berupa kondisi-kondisi di luar diri siswa tersebut.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

20

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009:22) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif

berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-

sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau

satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran

yang berhasil yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan

akademik (Nur dalam Isjoni (2009:27).

Menurut Agus Suprijono(2009:54) Pembelajaran kooperatif adalah

konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-

bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran

kooperatif dirancang bagi tujuan melibatkan pelajar secara aktif dalam proses

pembelajaran menerusi perbincangan dengan rekan-rekan dalam kelompok kecil

(Effandi Zakaria dalam Isjoni, 2009:21).

Berdasarkan definisi pembelajaran kooperatif menurut para ahli

tersebut, maka yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang menekankan pembelajaran secara berkelompok, dimana

setiap individu mempunyai tanggung jawab masing-masing didalam

kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.4.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif menurut Isjoni

(2009:27), yaitu sebagai berikut.

1. Setiap anggota memiliki peran

2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa

3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga

teman-teman sekelompoknya

4. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok

5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

21

Roger dan David dalam Anita Lie (2004:31) mengatakan bahwa tidak

semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, ada lima unsur pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Saling Ketergantungan Positif

Menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehungga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri, agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas

dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran

cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik.

3. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk kelompok yang menguntungkan semua anggota. Hasil

pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari

satu kepala saja.

4. Komunikasi Antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam

kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak

semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.

5. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar

selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

22

2.1.4.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Berikut ini ada beberapa langkah-langkah pembelajaran kooperatif

menurut Rusman (2012:211), dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 1

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan

motivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran

yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran

dan menekankan pentingnya topik yang

akan dipelajari dan memotivasi siswa

belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau materi

kepada siswa dengan jalan demonstrasi

atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membimbing setiap kelompok

agar melakukan transisi secara efektif dan

efisien.

Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempersentasikan hasil

kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok.

Sumber : Rusman 2012:211

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

23

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Menurut Miftahul Huda (2011:92) Pada dasarnya NHT merupakan

varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksaaannya hampir sama dengan

diskusi kelompok. Pertama-tama guru meminta siswa untuk duduk

berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai

guru memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak

memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu

seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan

memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut.

Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif

struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Slavin dalam Miftahul Huda

(2011:130) model NHT yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk

memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya

kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk

mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya

kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar

dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan

belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa,

yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik. Berdasarkan uraian tersebut yang

dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam penelitian ini adalah

adalah pembelajaran yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang

anggotanya terdiri dari 4-5 orang secara heterogen, dimana setiap siswa masing-

masing mempunyai nomor, kemudian nomor tersebut akan dipanggil oleh guru

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

24

untuk menjawab pertanyaan. Miftahul Huda (2011:138) mengemukakan tiga

tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT

yaitu :

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang tepat.

2. Meningkatkan kerjasama siswa

3. Pengembangan keterampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain

berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau

menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

2.1.5.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Menurut Ibrahim (2000:29) ada enam langkah dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,

yaitu:

1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan

membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Pembentukan Kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi

beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Guru memberi

nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang

berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau

dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.

Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test)

sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

25

3. Setiap Kelompok Harus Memiliki Buku Paket atau Buku

Panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku

paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan

LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

4. Diskusi Masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa

sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang

mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau

pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari

yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

5. Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban kepada siswa di kelas.

6. Memberi Kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

2.1.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT

Berikut ini ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Heads Together), yaitu:

1. Siswa berani mengemukakan pendapat;

2. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa;

3. Menyenangkan siswa dalam belajar;

4. Dapat mengembangkan sikap positif siswa;

5. Mampu mengembangkan sikap kepemimpinan siswa;

6. Mampu mengembangkan rasa ingin tahu siswa;

7. Mampu meningkatkan rasa percaya diri siwa.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

26

Berikut ini ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Heads Together), yaitu:

1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru

2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

3. Kelas menjadi ribut jika guru tidak dapat menguasai kelas dengan baik

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Heads Together), telah dilakukan peneliti lain. Penelitian tersebut berbentuk

skripsi, yang dilakukan oleh Alustina Isyuniarsih (2011) yang berjudul

“Upaya Meningkatkan minat dan Hasil Belajar Kognitif dan Afektif pada

Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Ngumbul

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan minat dan

hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif siswa untuk mata pelajaran

IPA kelas V semester II tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan hasil

belajar siswa pada kondisi awal siswa yang tuntas 8 orang (33,33%) dan

yang tidak tuntas 16 orang atau (66,67%). Pada siklus I siswa yang tuntas 22

orang (91,67%) dan yang tidak tuntas 2 orang (8.33%). Sedangkan pada

siklus II semua siswa yang terdiri dari 24 orang tersebut sudah memenuhi

KKM atau dapat dikatakan tuntas 100%. Sedangkan untuk untuk penigkatan

hasil belajar afektif pada kondisi awal kurang aktif (41,67%), pada siklus I

menjadi cukup aktif (45,83%) dan pada siklus II menjadi aktif (58%).

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dapat meningkatkan

hasil belajar afektif siswa kelas V SDN 03 Ngumbul, Kecamatan Todanan,

Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuni Yinarti (2012) yang

berjudul “Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

27

Banyumudal 02, Kabupaten Wonosobo, Semester 2 Tahun Pelajaran

2011/2012. Hasil yang diperoleh dai penelitian ini adalah terjadi

peningkatan keaktifan untuk mata pelajaran IPA kelas V semester 2 tahun

pelajaran 2011/2012. Siswa yang mencapai KKM 65 dari 32 siswa sebanyak

17 siswa atau 53,13% tuntas dan sebanyak 15 siswa atau 46,87% belum

tuntas.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang, pada pembelajaran IPA dikelas 5 yang masih

menggunakan metode ceramah yang konvensional, guru belum memberikan

kegiatan yang bisa membuat siswa berinteraksi dalam pembelajaran sehingga

menyebabkan masih ada siswa yang belum bisa mendapat hasil belajar yang

memuaskan dan tidak fokus dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan 10 orang

anak (36%) dari 33 siswa hasil belajarnya masih dibawah KKM khususnya untuk

mata pelajaran IPA.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pra siklus atau sebelum

tindakan pembelajaran IPA di kelas 5 mendapat nilai dengan rata-rata nilai kelas

61,7 yang kurang memenuhi KKM (65). Diduga kuat rata-rata nilai kelas yang

rendah tersebut karena pembelajaran yang masih konvesional, guru masih

mendominasi kelas dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang

berminat pada proses pembelajaran dan akibatnya hasil belajar siswa yang

menjadi rendah. Dalam mengatasi hal tersebut, peneliti melakukan perbaikan

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together). Penggunaan model kooperatif tipe NHT akan

dilakukan atau diterapkan oleh guru pada siklus I, dan bilamana pada siklus hasil

belajar siswa belum maksimal atau meningkat secara signifikan, maka akan

dilakukan perbaikan pada kesalahan siklus I dan melakukan pembelajaran

kooperatif tipe NHT pada siklus ke II. Diharapkan setelah menerapkan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT tersebut maka siswa akan lebih

aktif dalam pembelajaran, minat dalam mengikuti pembelajaran dapat meningkat

sehingga hasil belajar siswa dapat dapat meningkat secara signifikan sehingga

mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, serta keterampilan guru dan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

28

aktivitas siswa dalam pembelajaran juga dapat meningkat. Berdasarkan uraian

tersebut dapat digambarkan melalui gambar bagan berikut ini.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Guru :

Belum

menggunakan

model NHT

Siswa :

Hasil belajar IPA

belum mencapai

KKM

menggunakan

model NHT dalam

pembelajaran IPA

Pembelajaran

siklus 1

menggunakan

model NHT

Pembelajaran

siklus 2

menggunakan

model NHT

Minat dan Hasil belajar siswa

meningkat dengan menggunakan

model NHT pada mata pelajaran

IPA

Kondisi Akhir

Tindakan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA...menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia

29

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sementara

dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT (Numbered Heads Together) dalam pembelajaran IPA dengan KD:

“Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 semester II SD Negeri Tlogo Tahun 2013/2014”.