BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar -...

19
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Purwanto ( 1989 : 3 ) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Indra, hasil belajar merupakn hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siwa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkatperkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Menurut Oemar Hamalik perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sudjana ( 1990 : 22 ) pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Jadi dari para ahli diatas bisa saya simpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan segala bentuk perilaku siswa setelah selesai menerima pembelajaran. Sudjana ( 2001 : 23 ) mengungkapkan hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut : 1. Ranah kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, anaslisis, sintesis dan penilaian. a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan terjamahan dari knowledge yang. Pengetahuan disini merupakan pengetahuan yang harus dipelajari dan harus diingat. b. Pemahaman Pemahaman disini lebih pada memahami sebuah materi.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar

Purwanto ( 1989 : 3 ) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu

yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada

siswa dalam waktu tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Indra,

hasil belajar merupakn hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siwa

dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkatperkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Menurut Oemar Hamalik perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti.

Sudjana ( 1990 : 22 ) pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan –

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Jadi dari para ahli diatas bisa saya simpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan segala bentuk perilaku siswa setelah selesai menerima

pembelajaran.

Sudjana ( 2001 : 23 ) mengungkapkan hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Ranah kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, anaslisis, sintesis dan penilaian.

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan terjamahan dari knowledge yang.

Pengetahuan disini merupakan pengetahuan yang harus dipelajari dan

harus diingat.

b. Pemahaman

Pemahaman disini lebih pada memahami sebuah materi.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

7

c. Penerapan

Penerapan disini lebih pada cara menerapkan sebuah materi yang

sudah dipelajari.

d. Analisis

Analisis disini lebih pada kecakapan dalam menguraikan materi

supaya lebih bisa dimengerti.

e. Sintesis

Disini sintesis lebih pada kecakapan memadukan konsep-konsep

sehingga akan membentuk struktur atau pola baru.

f. Evaluasi

mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-

nilai materi untuk tujuan tertentu.

2. Ranah afektif

Ranah afektif, disini ranah afektif berkenaan dengan sikap dan

nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu penerima,

menjawab atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang

dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki

penguasaan kognitif tingkat tinggi. Pada afektif lebih tampak pada siswa

dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,

disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan

belajar dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil, yaitu :

a. Receving /attending, yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan (

stimulus ) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,

situasi, gejala dll.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulus yang datang dari luar.

c. Valuing ( penilaian ) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk

didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

8

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai

tersebut.

d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai, pemantapan dan prioritas

nilai yang telah dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengarui pola

kepribadian dan tingkah laku.

Sudjana (2000:72) dikemukakan bahwa keaktifan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dari:

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b. Terlibat dalam pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya.

d. Berusaha mencaru berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah.

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk gurunya dan

hasil-hasil yang diperolehnya.

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang

dihadapinya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

9

2.2 Pengertian IPA

Istilah sains berasal dari bahasa latin scientia yang dapat diartikan

sebagai pengetahuan. Dalam arti sempit sains dapat diartikan sebagai disiplin

ilmu yang terdiri atas dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences

(ilmu biologi). Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi,

kimia, geologi,mineralogi, meteorology, dan fisika, sedangkan life science

meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoology, sitologi, embriologi,

mikrobiologi). Istilah sains dimaknai secara khusus sebagai nature of science

atau ilmu pengetahuan alam.

Refandi (2006) IPA atau Sains adalah suatu kumpulan pengetahuan

yang tersusun secara sistematis dan dalam pengetahuannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam.

Conant ( Dalam Usman, 2006:1) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan

Alam sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang

berhubungan satu sama lain, dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan

observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.

Puskur, Balitbang Depdiknas (2009) menyatakan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam adalah suatu cara mencari tahu tentang alam dan gejala-

gejalanya. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-

hari. Standar Isi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar

(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI):

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

10

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada

penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta

didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

11

didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan

sendiri yang difasilitasi oleh guru.

2.2.1 Prinsip dan Tujuan Pembelajaran IPA

Dalam prinsip – prinsip Peaget dalam pengajaran IPA ( Harsono,

1993 : 34 ) diterapkan dalam program – program yang menekankan

pembelajaran melalui menemuan dan pengalaman – pengalaman nyata dan

manipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain serta peranan guru

sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan

siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar.

Implikasi dari teori Piaget pada pendidikan adalah :

1. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak

sekedar kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban siswa, guru harus

memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban

tersebut.

2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatab

aktif dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, selain mengajar secara

klasik, guru mempersiapkan beranekaragan kegiatan secara langsung

dengan dunia fisik.

3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Teori Piaget mengasumsi bahwa seluruh siswa tumbuh

dan melewati urutan perkembangan yang sama , namun pertumbuhan

itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda.

Pembelajaran IPA mempunyai beberapa tujuan pemebelajaran bagi

peserta didik. Menurut Refandy ( 2006 : 65 ), bahwa mata pelajaran IPA di

SD / MI memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan tersebut diantaranya

adalah :

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

12

2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA , lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

2.2.2. Ruang Lingkup IPA

Sumiati ( 2009 : 12 ) ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk

SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan2.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

SK dan KD untuk mata pelajaran IPA, yang ditujukan bagi siswa

kelas V SD adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menerapkan sifat-sifat cahaya

melalui kegiatan membuat

suatu karya / model

Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya

Memahami hubungan antara

gaya, gerak dan energi serta

fungsinya

Mendiskripsikan hubungan antara

gaya, gerak dan energi melalui

percobaan ( gaya gravitasi, gaya

gesek dan gaya magnet )

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

13

2.3 Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri pada prinsipnya telah lama digunakan dalam

kehidupan manusia. Tidak sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi yang dapat berguna untuk memperbaiki kehidupan manusia.

Dalam kehidupannya, seseorang dalam keluarga sejak masa kanak-kanak

sering menanyakan sesuatu, mencoba melakukan sesuatu, sehingga ia

memperoleh kejelasan atau menemukan jawabannya dari apa yang ingin

diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi untuk menyelidiki dan menemukan

sesuatu telah banyak dimiliki seseorang sejak kecil, namun sering terhambat

oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang memadai.

Orang tua sering tidak melayani atau merasa terganggu, takut rusak,

rugi dan sebagainya, apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan

sesuatu yang mungkin sampai rusak. Para guru umumnya kurang

mengembangkan metode inkuiri ini sehingga para siswa di sekolah lebih

banyak bersifat menerima informasi. Maka hal ini banyak akan menghambat

perkembangan potensi siswa.

2.3.1 Pengertian pendekatan inkuiri

Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode pembelajaran yang

dikembangkan sejak tahun 1960. Metode pembelajaran ini dikembangkan

untuk menjawab kegagalan bentuk pengajaran tradisonal, di mana siswa

dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan pengajaran.

Pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana

kemajuan dinilai dengan bagaimana siswa mengembangkan keterampilan

eksperimental dan analitik dari pada seberapa banyak pengetahuan yang

mereka miliki.

Pembelajaran berbasis inkuiri atau sains berbasis inkuiri pada intinya

mencakup keinginan bahwa pembelajaran seharusnya didasarkan pada

pertanyaan-pertanyaan siswa. Pembelajaran menginginkan siswa bekerja

bersama untuk menyelesaikan masalah daripada menerima pengajaran

langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator dalam pembelajaran

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

14

daripada bejana bagi pengetahuan. Pekerjaan guru dalam lingkungan

pembelajaran inkuiri adalah bukan menawarkan pengetahuan melainkan

membantu siswa selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.

Penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dilandasi

pandangan konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar

merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus

dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,

menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang

dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata

lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun

yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat

belajar siswa sendiri. Dengan istilah ini, dapat dikatakan bahwa hakekatnya

kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.

Pembelajaran berbasis inkuiri telah berpengaruh besar dalam

pendidikan sains, dan biasa disebut sains berbasis inkuiri. Para ilmuwan

biasanya menggunakan proses inkuiri dalam menyelesaikan suatu

permasalahan yang berkaitan dunia alam. Mereka menggunakan prinsip-

prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori untuk memahami dan menjelaskan

gejala-gejala yang terjadi di alam semesta. Ketika siswa sedang belajar

dengan menggunakan proses inkuiri, mereka menggunakan ide-ide yang

sama seperti ilmuwan gunakan bila mereka melakukan penelitian. Siswa

akan menjadi ilmuwan kecil.

Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak

mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar

bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode

yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa,

dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan

guru. Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari

belajar. Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.

Inkuiri juga didefinisikan sebagai usaha mencari kebenaran,

informasi, atau pengetahuan dengan bertanya. Proses inkuiri memulai

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

15

dengan mengumpulkan informasi dan data dengan melibatkan panca indera

seperti melihat, mendengar, menyentuh, merasakan dan mencium. Sistem

pendidikan tradisional telah terlaksana dalam cara yang menghilangkan

semangat proses alami dari inkuiri. Siswa menjadi cenderung kurang

mengajukan pertanyaan. Dalam pengajaran tradisional, siswa belajar bukan

untuk bertanya banyak pertanyaan, melainkan mendengar dan mengulang

jawaban yang diharapkan.

Beberapa kehilangan semangat proses belajar sains muncul dari

kurang pemahaman tentang hakekat dari pembelajaran berbasis inkuiri.

Bahkan hal ini cenderung memandang sebagai kegagalan pembelajaran.

Inkuiri yang efektif lebih daripada hanya bertanya. Suatu proses yang

kompleks terlibat bila setiap siswa berusaha untuk mengubah informasi dan

data ke dalam pengetahuan yang berguna. Penerapan pembelajaran inkuiri

melibatkan beberapa faktor seperti suatu konteks untuk pertanyaan,

kerangka pertanyaan, fokus pertanyaan, dan tingkat perbedaan pertanyaan.

Pembelajaran inkuiri yang dirancang baik menghasilkan bentuk

pengetahuan yang dapat diterapkan secara luas.

Pendekatan inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang banyak

melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya.

Menurut Sund (1975), inkuiri adalah proses mental, dan dalam proses itu

individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Contoh konsep: inti sel,

kecepatan, panas, energi, cahaya, masyarakat, demokrasi, tragedi, reaksi,

segitiga, dan lain-lain; contoh prinsip: logam bila dipanasi memuai, atau

lingkungan berpengaruh terhadap organisme; contoh proses-proses mental:

mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan/menduga,

menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

16

2.3.2 Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri

Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang

menekankan kepada pengembangan intelektual peserta didik. Ada beberapa

prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pendekatan

pembelajaran inkuiri:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Dengan demikian pendekatan pembelajaran ini selain

berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Oleh

karena itu, kriteria keberhasilan dan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana

peserta didik dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana

peserta didik beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari

sesuatu yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui proses berpikir

adalah sesuatu yang dapat ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh

sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang

dapat ditemukan.

b. Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik

interaksi antara peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru

bahkan interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya. Pembelajaran

sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber

belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu

sendiri. Guru perlu mengarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan

kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk

mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru

terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.

c. Prinsip bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan

pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan

peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

17

merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru

untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai

jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu

bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk

melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk

menguji.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara

maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya

dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak

dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan

rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan

memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur

estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.

e. Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala

sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika

dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang

menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus

dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis

dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

18

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri

Kelebihannya:

Beberapa kelebihan metode ini ialah:

1. Strategi (model atau siasat) pengajaran menjadi berubah dari yang

bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima

informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi

pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di

mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi

dengan kadar proses mental yang lebih tinggi atau lebih banyak.

2. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered.

Guru tidak lagi mendominasi sepenuhnya kegiatan belajar siswa,

tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan memberikan kebebasan

belajar kepada siswa.

3. Keuntungan metode ini adalah:

a. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan dalam transfer kepada

situasi-situasi proses belajar yang baru

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya

sendiri

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri

e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik

f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

4. Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju

kepada pembentukan manusia seutuhnya ( a fully functioning person);

misalnya di dalam situasi inkuiri, siswa tidak hanya belajar tentang

konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi ia juga mengalami proses

belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi

sosial.

5. Proses belajar melalui kegiatan inkuiri dapat membentuk dan

mengembangkan self-concept pada diri siswa. Dengan demikian,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

19

secara psikologis diri peserta didik akan merasa aman, terbuka

terhadap pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu

mengambil dan mengeksplorasi (menjelajahi) kesempatan-kesempatan

yang ada, lebih kreatif, dan umumnya memiliki mental yang sehat.

6. Menambah tingkat penghargaan siswa. Tidak sedikit siswa yang

mengeluh karena dia tidak dapat mengerjakan soal-soal dari guru, atau

prestasi belajarnya tidak baik. Akan tetapi dengan inkuiri mungkin

saja dia dapat mengerjakan soal-soal itu atau prestasi belajarnya

meningkat. Sering kita dengar siswa berkata bahwa ia dapat

mengerjakan tugas-tugas dengan caranya sendiri. Ini berarti ada hal-

hal tertentu yang ditemukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu.

7. Penggunaan inkuiri memungkinkan siswa belajar dengan

memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya

menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

8. Metode ini dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu.

9. Metode ini dapat menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal)

dan memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk

mengumpulkan dan mengolah informasi.

10. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang

dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi

lebih baik.

Kekurangannya:

Kekurangan metode ini adalah:

1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara berpikir siswa yang

menerima informasi dari guru secara apa adanya, kalau guru tidak ada

tidak belajar, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok

dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan

bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah

bertahun-tahun dilakukan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

20

2. Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang

umumnya sebagai pemberi atau penyaji informasi menjadi sebagai

fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun

merupakan pekerjaan yang tidak gampang karena pada umumnya guru

belum mengajar dan belum puas kalau tidak banyak menyajikan

informasi (ceramah).

3. Metode ini banyak memberikan kebebasan kepada siswa dalam

belajar, tetapi kebiasaan itu tidak berarti menjamin bahwa siswa

belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, penuh

aktivitas, dan terarah.

4. Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan berbagai

sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah

disediakan.

5. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang

lebih baik seperti pada waktu siswa melakukan penyelidikan dan

sebagainya. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru

terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.

6. Pemecahan masalah mungkin saja dapat bersifat mekanistis,

formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini terjadi tidak menjamin

penemuan yang penuh arti.

2.3.4 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri

Trianto ( 2011 : 168 ) menyatakan, bahwa kemampuan yang

diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai

berikut :

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.

Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut

dituliskan dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan

hipotesa.

b. Merumuskan hipotesa.

Hipotesa adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

21

ini, guru menanyakan pada siswa gagasan mengenai hipotesis yang

mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis

yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan data.

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data

yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.

d. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam

menguji hipotesis adalah pemikiran “ benar “ atau “ salah “. Setelah

memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji

hipotesis yang telah dirumuskan.

Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan

sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

e. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat

kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Suhana ( 2010 : 73 ) menyatakan bahwa pendekatan inkuiri dalam

prosesnya mempunyai tahapan dalam pembelajarannya yaitu sebagai

berikut :

a) Pengamatan ( observation )

b) Bertanya ( questioning )

c) Mengajukan dugaan ( hipothesis )

d) Pengumpulan data ( data gathering )

e) Penyimpulan ( conclussion )

Amri ( 2010 : 92 ) mengungkapkan bahwa pendekatan inkuiri

mempunyai langkah-langkah yang berurutan dalam proses

pembelajarannya, diantaranya :

a. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam

b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi

c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban.

d. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan yang diajukan.

e. Merumuskan kesimpulan kesimpulan berdasarkan data.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

22

Dalam pelaksanaan langkah – langkah inkuiri supaya siswa lebih

aktif dan menarik maka langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

a) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.

b) Merumuskan hipotesa.

c) Mengumpulkan data.

d) Menganalisa data

e) Membuat kesimpulan.

2.4 Hasil penelitian yang relevan

Pendekatan inkuiri ini juga pernah diteliti oleh Anjar Wikaningrum (

2009 ) yang berjudul “ upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan

metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pokok pesawat

sederhana di SD N 3 Kaloran tahun ajaran 2009 / 2010 “

Hasil penelitian menunjukkan, nilai rata-rata hasil belajar kognitif pada

siklus 1 diperoleh 70,50 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 77.69. Nilai

rata-rata hasil belajar afektif minat pada siklus 1 diperoleh 80,10 dan pada

siklus 2 meningkat menjadi 90,83. Nilai rata-rata hasil belajar afektif sikap

pada siklus 1 diperoleh 80,35 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 90,15.

Nilai rata-rata hasil belajar afektif nilai pada siklus 1 diperoleh 82,45 dan

siklus 2 meningkat menjadi 88,10. Nilai rata-rata hasil belajar psikomotorik

pada siklus 1 85,50 meningkat menjadi 93,00 pada siklus 2.

Dari hasil yang peroleh, penelitian dengan menggunakan metode inkuiri

pada siswa SD N Kaloran Temanggung dapat meningkat hasil belajar siswa

secara optimal.

Rokhmat ( 2009 ) dalam skripsi yang berjudul “ Upaya meningkatkan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA untuk kelas IV dengan

menggunakan metode inkuiri di SDN Tulusrejo Malang “.

Menurut penelitiannya secara umum ditinjau dari keaktifan dan hasil

belajar siswa belajar siswa melalui penerapan metode inkuiri memperoleh

kemajuan yang lebih baik dibandingkan sebelum menerapkan metode inkuiri.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode inkuiri sangat efektif

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

23

untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA. Hal itu

disebabkan oleh aktivitas siswa dapat timbul dengan sendirinya, seperti

menyampaikan pendapat, menemukan sendiri materi pembelajaran dengan

melakukan percobaan-percobaan, kerjasama, menghargai pendapat sesama

teman dalam berkelompok dan sebagainya.

2.5 Kerangka Berfikir

Pendekatan pembelajaran adalah sarana interaksi guru dengan siswa

didalam kegiatan belajar mengajar. Disini sangatlah penting dalam ketetapan

dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam mengajar, pendekatan

pembelajaran mengajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis dan

sifat materi yang diajarkan. Apabila dalam penggunaaan pendekatan dalam

pembelajaran kurang sesuai akan berakibat proses belajar mengajar akan

membosankan, pelajaran yang kurang dipahami serta monoton.

Disini selain pendekatan dalam pembelajaran ada hal sangat sangat

penting juga yang mempengarui, yaitu prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPA pada khususnya masih rendah. Itu semua dikarenakan

banyak siswa beranggapan bahwa IPA adalah pelajaran yang sulit dan

membutuhkan proses sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap

pelajaran IPA.

Disisi lain ada juga yang mempengaruhi yaitu sikap guru terhadap

muridnya. Biasanya guru kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa

dalam mengikuti perubahan tahap demi tahap dalam mencapai materi

pelajaran. Bisa dibilang dalam proses belajar mengajar masih berpusat pada

guru.

Berdasarkan beberapa teori mengenai pembelajaran pendekatan inkuiri,

maka terdapat suatu gagasan, diantaranya :

Pendekatan inkuiri menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi.

Pendekatan inkuiri dapat meningkatkan kompetensi dasar dari suatu

materi pelajaran.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/875/3/T1_292008123_BAB II.… · Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah ... dan life

24

2.6 Hipotesa Tindakan

Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka berfikir diatas,

maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Dengan

penggunaan pendekatan inkuiri, maka hasil belajar afektif dan kognitif siswa

kelas V mata belajaran IPA Semester II Tahun ajaran 2011 / 2012 di SD

Negeri Bansari, pada pokok bahasan sifat – sifat cahaya akan meningkat.