Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Keaktifan Slameto (2010: 36) Keaktifan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh siswa yaitu menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru, bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik. Moh Uzer Usman (1990: 20) mengemukakan “kadar keaktifan siswa itu dalam interaksi diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya”. Sedangkan menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 60) Aktif dimaksudkan “bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan” Dimyati (2009: 51) berpendapat bahwa keaktifan sebagai “Primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk itu siswa dituntut untuk aktif secara fisik dan intelektual. Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat dikaji bahwa keaktifan merupakan tindakan yang dilakukan oleh siswa dengan melibatkan seluruh aktivitas fisik maupun intelektual melalui interaksi diantara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainnya dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar siswa dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif sehingga terpacu untuk aktif dalam belajar agar memperoleh hasil yang diinginkan.

Transcript of Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode...

Page 1: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Keaktifan

Slameto (2010: 36) Keaktifan merupakan suatu tindakan yang dilakukan

oleh siswa yaitu menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik,

diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru, bila siswa menjadi

partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.

Moh Uzer Usman (1990: 20) mengemukakan “kadar keaktifan siswa itu

dalam interaksi diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya”.

Sedangkan menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 60) Aktif dimaksudkan

“bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan”

Dimyati (2009: 51) berpendapat bahwa keaktifan sebagai “Primus

motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut

untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk itu

siswa dituntut untuk aktif secara fisik dan intelektual.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat dikaji bahwa

keaktifan merupakan tindakan yang dilakukan oleh siswa dengan melibatkan

seluruh aktivitas fisik maupun intelektual melalui interaksi diantara siswa dengan

guru maupun siswa dengan siswa lainnya dengan menciptakan kondisi yang

memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar siswa

dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif sehingga terpacu untuk

aktif dalam belajar agar memperoleh hasil yang diinginkan.

Page 2: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

6

2.1.1.1 Pentingnya Keaktifan Siswa

Keaktifan merupakan hal penting dalam proses pembelajaran melalui

peran guru dengan menciptakan kondisi yang mampu membuat siswa aktif

sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dengan melibatkan siswa

secara keseluruhan baik fisik maupun intelektual sehingga siswa terpacu untuk

aktif dalam memperoleh hasil yang diinginkan.

Menurut Nana Sudjana (2012:61) keaktifan siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar dapat dilihat dalam:

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2. Terlibat dalam pemecahan masalah. 3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya. 4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah. 5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh. 7. Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau masalah yang

sejenis. 8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya di lingkungan sekolah.

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009:7) hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek

potensi kemanusiaan saja.

Bloom (dalam Sudjana, 2005: 22-23) mendifinisikan hasil belajar sebagai

hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pengetahuan, pemahaman dan aplikasi,

digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah. Analisis, sintesis dan evaluasi

Page 3: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

7

disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. Ranah afektif meliputi penerimaan,

perhatian, penanggapan, penyesuaian, penghargaan dan penyatuan. Ranah

psikomotor meliputi peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan

naturalisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah hasil dimana suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku di dalam diri manusia yang ditandai adanya perubahan

pada diri seseorang sebagai tanda dari hasil proses belajar seperti perubahan

pengetahuan, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, serta perubahan aspek –

aspek lainnya berkat adanya pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan

lingkungan.

2.1.2.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu sebagai berikut:

a) Faktor-faktor intern yaitu faktor yang berasal dari diri siswa, terbagi

menjadi tiga faktor yaitu :

1. Faktor Jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. 2. Faktor Psikologis, meliputi: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan. 3. Faktor Kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani. b) Faktor-faktor yaitu faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini

antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2. Faktor Sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran dai atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor Masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam mayarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Page 4: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

8

Faktor intern dan ekstern akan sangat mempengaruhi hasil belajar,

dan untuk memperoleh hasil belajar yang baik, maka siswa harus

memperhatikan faktor-faktor inten dan ekstern. Untuk meningkatkan hasil

belajar maka siswa dituntut untuk memiliki kebiasaan belajar yang baik.

2.1.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.1.3.1 Latar Belakang IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya

didalam kehidupan sehari-hari (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk terhadap lingkungan. Ditingkat SD diharapkan ada penekanan

pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang

diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu

karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap

Page 5: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

9

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Oleh karena itu, pembelajaran IPA diSD menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

2.1.3.2 Tujuan IPA

Mata Pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk peranserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk mengahrgai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS

2.1.3.3 Ruang Lingkup IPA

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Page 6: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

10

2.1.3.4 SK dan KD IPA

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD

mencakup standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa

dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan

pendidikan. pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran IPA kelas 4

disajikan melalui Tabel 2.2 berikut ini ( Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

2.1.4 Hakekat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Rusman (2011: 202) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan

menurut Isjoni (2012: 12) Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar

dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuaannya berbeda. Dalam menyelesaiakan tugas kelompoknya, setiap

siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum mengusai

bahan pelajaran.

Slavin (2005: 100) pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik

pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa,

ini juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosia

di dalam kelas, yang merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas

perkembangan interpersonal dan keefektifan.

Sunal dan Hans (2000) dalam Isjoni (2012: 12) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian

strategi khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar

bekerja sama selama proses pembelajaran.

Page 7: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

11

Menurut Jonhson & Jonhson (Isjoni, 2012:17) berpendapat bahwa

“kooperatif learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas kedalam

suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan

maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam

kelompok tersebut”.

2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2009:58) Pembelajaran kooperatif

merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa

bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran

koopertif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,

memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat

keputusan dalam kelompok, serta memberikan kepada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

2.1.5 Metode STAD

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) didalamnya terdapat

berbagai tipe dari model tersebut, yang salah satunya adalah STAD (Student

Team Achievement Division). STAD (Student Team Achievement Division)

adalah “salah satu strategi aktif dalam pembelajaran kooperatif yang

mendorong peserta didik agar saling membantu untuk menguasai keterampilan

yang diajarkan oleh guru” Zainal Arifin (2012: 82).

Tipe ini dikembangkan oleh Slavin (dalam Isjoni, 2012: 82) “merupakan

salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi

diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal”.

STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang dengan menggunakan

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang siswa secara heterogen.

STAD diawali dengan penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok,

presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam (kerja tim), kuis/evaluasi,

penghargaan prestasi tim Rusman (2011: 215).

Page 8: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

12

2.1.5.1 Langkah – Langkah Metode STAD Menurut Rusman (2011:215) adapun beberapa langkah-langkah dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

1. Penyampaian Tujuan dan Motivasi 2. Pembagian Kelompok 3. Presentasi dari Guru 4. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) 5. Kuis 6. Penghargaan Prestasi Tim

Langkah - langkah dalam pembelajaran dengan metode STAD dimulai dari

siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya

terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas kelas dalam prestasi

akademik, jenis kelamin, ras. Dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran

oleh guru dan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari dan guru memberi

motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Selanjutnya siswa

belajar dalam keolmpok yang telah dibentuk dan guru menyiapkan lembaran

kerja sebagai pedoman bagi siswa untuk kerja kelompok, sehingga semua anggota

menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Guru mengevaluasi hasil

belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan

penilain terhadap presentasi hasil kerja masingmasing kelompok. Setelah

pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan penilaian

dan selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok.

2.1.5.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode STAD

Menurut Ahmad Slavin (1995:17) pembelajaran kooperatif Tipe STAD

juga memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi normanorma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Page 9: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

13

Selain itu dalam pembelajaran Tipe STAD adapun kekurangan-

kekurangan menurut Dess (1991:411) , yaitu sebagai berikut:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama

2.1.6 Hakekat Media Pembelajaran

Hamalik (1994: 12) media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang

digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara

guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sedangkan

menurut Yudhi Munadi (2008:7) mengungkapkan media dapat dipahami sebagai

segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber

secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Nasional Education Association ( NEA) (Arief Sidharta, 2006:5) media

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan sehingga siswa terdorong terjadinya proses belajar pada

dirinya. Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2002:4) mengatakan media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran mislanya buku, tape-recorder, kaset, film, slide, animasi dan

lain-lain.

Pengertian media pembelajaran yang telah dikemukakan pada dasarnya

sama, yaitu sarana, alat, metode, maupun teknik komunikasi yang digunakan

untuk menyampaikan pesan atau isi materi pelajaran dalam bentuk seperti buku,

video, film, animasi dan sebagainya agar lebih efektif dan efisien dalam

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan sehingga siswa terdorong terjadinya

proses belajar pada dirinya.

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran dalam

bentuk animasi pewer point. Media animasi power point dapat menjadi sarana

komunikasi maupun penyajian materi yang membuat siswa merasa tertarik dan

Page 10: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

14

lebih antusias dalam pembelajaran, karena dengan media animasi dapat

merangsang keaktifan siswa dan media animasi power point juga bersifat konkret

artinya media animasi power point dapat memperjelas atau mempermudah

pemahaman siswa, mengenai materi pelajaran yang masih bersifat abstrak

menjadi lebih realistis dan berwujud, sehingga siswa tidak hanya membayangkan

saja

2.1.6.1 Animasi Powerpoint

Salah satu media pembelajaran yang digunakan adalah dengan

menggunakan media animasi powerpoint. Menurut Munir (2013: 334)

menyebutkan “visual animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek

perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu”. Sedangkan Arsyad

(2009: 91) menyebutkan “media berbasis visual animasi (image atau

perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran”.

Microsof Office Powerpoint adalah “program untuk membuat

presentasi yang menggunakan slide sebagai perencanaan dan layout

presentasi” menurut Hadi (dalam Susanti, R. 2014). Dilihat dari pembelajaran,

media powerpoint dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran

guna mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satu aspek media pembelajaran

yang diunggulkan yang dipercaya mampu meningkatkan hasil belajar adalah

bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur media seperti teks,

gambar, animasi, video.

Menurut Istiningsih (2012:119) manfaat microsoft powerpoint dalam

pembelajaran antara lain penyampaian materi, pembelajaran lebih menarik,

menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dan materi pembelajaran

disampaikan secara utuh melalui pointer-pointer materi.

Power point merupakan salah satu media jenis proyektor. Keunggulan

powerpoint adalah : (1) mudah menggunakannya, (2) mudah dan dapat diproduksi

oleh guru sendiri, (3) dapat digunakan secara individu, (4) dapat diulang-ulang

sehingga lebih efisien, (5) biaya tidak mahal, (6) memiliki daya tarik, (7) fleksibel

Page 11: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

15

penggunaannya, (8) dapat digunakan beberapa kali untuk kelas yang sama

maupun berbeda. Hasil penelitian Angeline dan Utomo (2012) media powerpoint

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media animasi powerpoint dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat

memberikan hubungan antara isi pelajaran dengan dunia nyata sehingga dapat

memperjelas pemahaman dan memperkuat ingatan. Karena media animasi

merupakan sebuah kumpulan gambar yang berisikan gerakan maupun perubahan

bentuk, perubahan warna maupun gerak sebuah objek dari tempat satu

ketempat yang lain.

Menurut Munadi Yudhi (2008:150) ada beberapa kelebihan dari

multimedia animasi ini, yakni:

1. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran.

2. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.

3. Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya.

4. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama memabaca dan mendengarkan secara mudah.

2.2 Kajian Hasil – Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Seno (2012). Menyimpulkan bahwa menggunakan model

pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA dari kondisi awal

47,60 atau 30% meningkat menjadi 66,40 atau 80% setelah dilakukan tindakan.

Selain itu juga didukung dengan penelitian Praminah (2012) dengan

penerapan model pembelajaran model STAD dapat meningkatkan keaktifan

dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung ketika guru memberikan pertanyaan

Page 12: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

16

dan pada saat mereka melakukan kegiatan berkelompok. Selain itu dapat dilihat

dari keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan berinteraksi dengan

temannya melalui kerjasama yang baik. Dalam penelitian tersebut diperoleh

rata-rata aktivitas siswa dari siklus I mencapai 76% meningkat pada silus II

menjadi 89%. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I

adalah 73 dan meningkat lagi pada siklus ke II menjadi 81. Dalam

penelitiannya tersebut Praminah menyimpulkan bahwa penerapan model STAD

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

dengan materi pemeliharan panca indra.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Seno (2012), dan

Praminah (2012) tentang penerapan model pembelajaran kooepratif tipe STAD

dalam kegiatan pembelajaran dapat diperoleh kesimpulan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perubahan

angka ketuntasan dari siklus I hingga siklus II. Selain itu penelitian Praminah

(2012) juga menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD juga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Dengan demikian penggunaan model pembelajaran STAD dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sesuai dengan

penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2.3 Kerangka Berpikir

Rasional penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan

keaktidan dan hasil belajar siswa karena model ini dapat membuat siswa menjadi

aktif dan dapat beinteraksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam mengusai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang

maksimal.

Page 13: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16388/2/T1... · 2018-11-02 · Melatih diri dalam memecahkan masalah soal atau

Dari skema kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi

awal guru menggunakan model pembelajaran yang monoton

ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa menjadi bosan dan malas

memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi

rendah.

Dari keadaan itu kemudian dilakukan tindakan berupa penggunaan

STAD. Dengan mod

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam mengusai materi

pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal

hasil belajar siswa akan meningkat dan semua siswa mencapai nilai KKM.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitia

animasi dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa kelas 4 SD Negeri 2 Mrisi

Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kondisi Awal

Dari skema kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi

awal guru menggunakan model pembelajaran yang monoton hanya sebatas pada

ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa menjadi bosan dan malas

memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi

Dari keadaan itu kemudian dilakukan tindakan berupa penggunaan

Dengan model ini, siswa diajak untuk aktif dan berinteraksi di antara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam mengusai materi

pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal Sehingga pada akhirnya

hasil belajar siswa akan meningkat dan semua siswa mencapai nilai KKM.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah metode STAD

dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa kelas 4 SD Negeri 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan

Tahun Pelajaran 2014/2015.

17

Dari skema kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi

hanya sebatas pada

ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa menjadi bosan dan malas

memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi

Dari keadaan itu kemudian dilakukan tindakan berupa penggunaan metode

interaksi di antara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam mengusai materi

Sehingga pada akhirnya

hasil belajar siswa akan meningkat dan semua siswa mencapai nilai KKM.

STAD berbantuan

dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan