BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1...

19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian Belajar Belajar merupakan kebutuhan manusia dari sejak lahir sampai dengan akhir kahayat. Belajar tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena setiap individu dapat belajar dan memperoleh pembelajaran kapanpun dan dimana pun manusia itu berada belajar sudah menjadi kebutuhan . secara, sederhana Robbins (Triatno, 2009:15) mendifinisikan “belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara suatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru”. Jadi dalam makna belajar, disini merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang dikemukakan oleh Brunner (Trianto, 2009;15) bahwa “belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya”. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengelaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangannya sangat erat kaitannya. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap da dari belum tahu, dari tdak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil menjadi terampil

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar

2.1.1.Pengertian Belajar

Belajar merupakan kebutuhan manusia dari sejak lahir sampai dengan

akhir kahayat. Belajar tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia,

karena setiap individu dapat belajar dan memperoleh pembelajaran kapanpun

dan dimana pun manusia itu berada belajar sudah menjadi kebutuhan . secara,

sederhana Robbins (Triatno, 2009:15) mendifinisikan “belajar sebagai proses

menciptakan hubungan antara suatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan

sesuatu (pengetahuan) yang baru”. Jadi dalam makna belajar, disini merupakan

keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang dikemukakan oleh

Brunner (Trianto, 2009;15) bahwa “belajar adalah suatu proses aktif dimana

siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada

pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya”.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang

terjadi melalui pengelaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak

lahir bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan

perkembangannya sangat erat kaitannya.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik yang disengaja maupun

tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu

perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan

perilaku yang berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan kebiasaan

yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi

antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Jadi, belajar disini

diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap da dari belum tahu, dari tdak

paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil menjadi terampil

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

8

dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi

lingkungan maupun individu itu sendiri.

Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor

20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”

Rusman (2008:138) menyebutkan “belajar pada hakekatnya adalah proses

interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu.” Belajar dapat

dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat

melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana (Rusman, 2008:138)

mengatakan “belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami

sesuatu.’

Di dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilakukan oleh

dua orang pelaku, yaitu guru dan peserta didik. Perilaku guru dalam mengajar

dan perilaku guru dalam mengajar dan perilaku siswa dalam belajar. Perilaku

mengajar dan perilaku belajar tersebut memiliki keterkaitan dengan bahan

pembelajaran. Hubungan antara guru, peserta didik dan bahan pembelajaran

bersifat dinamis dan kompleks. Untuk dapat mencapai keberhasilan dalam suatu

kegiatan pembelajaran, terdapat komponen yang dapat menunjang proses

tersebut yaitu tujuan, materi, strategi belajar mengajar dan evaluasi. Masing-

masing komponen tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara

suatu dengan yang lain.

2.1.2. Tipe Belajar

Setiap orang mempunyai tipe belajar yang berbeda-beda, ada orang yang

dengan mudah menerima informasi baru dengan mendengarkan langsung, ada

juga yang cukup hanya dengan menulis dan ada yang harus mendemostrasikan

aktivitasnya. Seorang pendidik sangat penting sekali untuk mengenali tipe

belajar tersebut. Karena setiap peserta didik mempunyai tipe belajar yang

berbeda-beda.

DePorter (2002:168) mengatakan terdapat tiga Tipe Belajar pada manusia

yaitu Tipe Visual, Tipe Auditorial, dan Tipe Kinestik.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

9

a. Tipe Visual

Orang dengan tipe belajar visual biasa yang lebih menyukai belajar atau

pun menerima suatu informasi dengan melihat atau membaca. Orang yang

memiliki tipe belajar visual cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan

mengelolah suatu informasi melalui indera penglihatan (melihat). Adapun ciri-

ciri yang lain adalah:

1) Mudah mengingat apa yang dilihat.

2) Lebih senang membaca sendiri.

3) Dapat membaca cepat.

4) Dapat membayangkan kata-kata.

5) Tidak terganggu oleh suara.

6) Berpenampilan rapi.

7) Menyukai mendemostrasikan daripada menjelaskan.

8) Kebiasaan mencoret-coret.

9) Menyukai seni yang tidak berhubungan dengan musik

Peserta didik dengan tipe belajar visual belajar terbaik saat mereka mulai

dengan “gambaran keseluruhan”, melakukan tinjuan umum mengenai bahan

pelajaran akan sangat membantu.

b. Tipe Auditorial

Orang dengantpe belajar Auditorial ini cenderung belajar atau menerima

suatu informasi dengan mendengarkan atau secara lisan. Adapun ciri-ciri yang

lain adalah:

1) Lebih senang belajar dengan mendengarkan

2) Mudah mengingat yang diterangkan daripada melihat

3) Membaca dengan bersuara

4) Mudah terganggu oleh suara berisik

5) Biasanya pembicara ulung

6) Senang berbicara dan berdiskusi

7) Lebih menyukai musik

Peserta didik dengan tipe belajar Auditorial lebih suka merekam pada

kaset dari pada mencatat, karena mereka lebih suka mendengar informasi secara

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

10

berulang-ulang. Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang

anda katakan. Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka untuk

mendengarkannya lagi (DePorter. 2002:168).

c. Tipe Kinestik

Orang dengan tipe belajar Kinestik lebih menyukai belajar atau menerima

suati informasi dengan melalui gerakan atau sentuhan. Adapun ciri-ciri yang

lain adalah:

1) Tidak bisa diam saat belajar.

2) Tidak bisa dapat duduk diam dalam jangka waktu yang lama.

3) Mendekati orang yang diajak bicara.

4) Menggunakan jari sebagai petunjuk.

5) Suka menyentuh orang saat bicara.

6) Sulit mengingat tempat bila belum pernah kesana.

7) Menyukai bahasa isyarat.

8) Menyukai seni tari

Pelajar-pelajar ini menyukai proyek terapan. Para pelajar kinestetik lebih

menyukai belajar melalui gerakan, dan paling baik menghafal informasi dengan

mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta (DePorter. 2002:168).

2.2. Pengertian dan Karakteristik Mind Mapping

2.2.1. Pengertian Mind Mapping

Teknik mencatat peta pikiran (Mind Mapping) merupakan salah satu

teknik mencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an

dengan mendasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak dengan topik

utama di tengah dan subtopik dengan rinciannya diletakan. Teknik mencatat

peta pikiran dirancang berdasarkan bagaimana otak memproses informasi. Otak

mengambil informasi dari berbagai tanda baik itu gambar, bunyi, aroma,

pikiran, maupun perasaan. Saat mengingat informasi, otak biasanya

melakukannua dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi, perasaan dan

lain-lain. Peta pikiran menirukan cara kerja otak tersebut. Peta pikiran merekam

seluruh informasi melaluis simbol, gambar, kata dan warna. Catatan yang

dihasilkan menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

11

cabangnya. Oleh karena itu, catatan dalam bentuk peta pikiran memungkinkan

otak memahami ulang gagasan dalam wacana secara utuh dan menyeluruh.

Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi.

Hasil penilitian menunjukan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam

kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel

saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti

cabang-cabang pohon.

Dari fakta tersebut dapat disimpulkan apabila kita menyimpan informasi

seperti cara kerja otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar akan semakin

mudah. Dalam peta pikiran, kita dapat melihat hubungan antara suatu ide

dengan ide lainnya dengan tetap memahami konteksnya. Ini sangat

memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu informasi.

Otak manusia terdiri dari dua belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan

(right hemisphare) yang disambung oleh segumpul serabut yang disebut corpuss

callosum. Menurut Suyanto (2009:93) menyatakan bahwa:

Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis,

linear, saintifik seperti membaca, bahasa dan berhitung. Sedangkan belahan

otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas, kedua

belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan rtespons yang berbeda dan

harus tumbuh dalam keseimbangan

“Mind Mapping atau Peta pikiran adalah motode mencatat kreatif yang

dapat memudahkan kita dalam mengingat banyak informasi (Bobby DePorter,

2004:175). Peta pikiran merupakan perjalanan yang hebat bagi ingatan, dengan

memberi kemudahan kepada kita dalam mengatur segala fakta dan hasil

pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak akan

dilibatkan dari awal. Herdian (2009: 80) menyebutkan bahwa:

Mind Mapping merupakan teknik penyusun catatan demi membantu siswa

menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan

kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan Mind Mapping siswa dapat

meningkatkan daya ingat hingga 78%.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

12

Mind Mapping merupakan peta rute bagi ingatan, memungkinkan kita

untuk menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga arah kerja alami

otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah

dan lebih bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan secara

tradisioanal. Menurut Hernowo (Sri, 2009:24) menggemukakan bahwa:

Peta pikiran merupakan alat berpikir yang sangat efektif karena memberi

peluang kepada kita untuk membuat garis besar tentang berbagai gagasan pokok

dan menyebabkan kita melihat secara jelas dan cepat bagaimana berbagai

gagasan tadi saling berhubungan dan berkaitan.

Dengan menggunakan Mind Mappingi daftar informasi yang panjang

dapat dipetakan secara sederhana dan menarik karena dilengkapi dengan warna-

warni yang teratus, mudah diingat dan bekerja selaras dengan otak kita. Prinsip

dari Mind Mapping adalah:

a. Sinergis

Sinergis artinya penggunaan secara seimbang. Sebenarnya otak bekerja

secara sinergis di dalam sebuah sistem sinergis. Keseluruhan adalah lebih besar

daripada jumlah bagian-bagiannya. Secara singkat pelatihan salah satu otak akan

meningkatkan kemampuan otak yang lain bila digunakan secara seimbang.

b. Pengualangan

Mind Mapping sangat baik membantu siswa untu mengingat dan

berimajinasi, tetapi yang terpenting dari Mind Mapping adalah seberapa penting

kita mengkaji ulang materi yang telah kita ketahui. Rumus pengulangan

menurut Toni Buzan (2008:125) antara lain:

1) Tepat setelah pertama kali mempelajari.

2) Satu hari setelah mempelajarinya

3) Satu minggu setelah mempelajarinya.

4) Satu bulan setelah mempelajarinya.

5) Tiga sampai Enam bulan setelah mempelajarinya.

Mind Mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang

sudah ada, sehingga menimbulak adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh

siswa. Dengan penggunaan warna dan simbol-simbol yang menarik akan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

13

menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan

pekiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam

belajar. Menurut DePorter dikatakan bahwa:

Peta pikiran merupakan pendekatan kesuluruhan otak yang akan membuat

siapapun mampu membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halamn.

Dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya, peta pikiran

akan memberikan kesan yang lebih dalam.

Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam

otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk Mind Mapping seperti

peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta

jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah

dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan

sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan

diamana kita berada.

Buzan mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengelola informasi

melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk

hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah

satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap. Menurut

Yovan (2008: 12) mengatakan “aplikasi peta pikiran dapat meningkatkan

kreativitas individu maupun kelompok”. Hal ini disebabkan karena peta pikiran

memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk,

warna, dan lainnya dalam membentuk representasi mental.

Selain itu, pikiran juga mengakomodir berbagai sudut pandang yang

berbeda dari individu dan kelompok. Berbagai teknologi pikiran yang memacu

kreativitas seperti, brainwriting, brainwalking dan semantic intution sangat

kompatibel dengan aplikasi peta pikiran.

2.2.2. Karakteristik Mind Mapping

Hayati (2009:27) mengatakan teknik peralatan dengan menggunakan

Mind Mapping memliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Subjek yang menjadi perhatian mengalami kristilisasi dalam citra sentral

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

14

2. Tema utama dari subjek memancar dari citra sentral sebagai cabang-

cabang

3. Cabang-cabang terdiri dari citra kunci atau kata kunci yang dituliskan di

garis yang berasosiasi. Topik-topik dengan tingkat kepentingan yang lebih

kecil juga digambarkan sebagai cabang-cabang yang melekat pada cabang

dari tingkat yang lebih tinggi.

4. Cabang-cabang ini membentuk struktur nodus yang berhubungan.

2.2.3. Manfaat Mind Mapping

Agar terdorong untuk menggunakan peta pikiran, kita perlu mengetahui

manfaat dari peta pikiran yang diantaranya adalah menyenangkan, imajinasi dan

kreativitas kita tidak terbatas. (DePorter, 2004:172). Masih menurut DePorter

(2004:172) ada beberapa manfaat dari peta pikiran antara lain: membuat berpikir

lebih fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan

menyenangkan. Sementara itu, Buzan mind mapping (peta pikiran) memiliki

manfaat antara lain: membantu merencana, berkomunikasi, menjadi lebih

kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian,

menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik serta

belajar lebih cepat dan efisien. Berbeda dengan kedua pemikiran di atas,

Michalko (dalam Buzan, 2008: 6) mengatakan manfaat mind mapping antara

lain: mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental,

memungkinkan kita berfokus pada bahasa, membantu menunjukkan hubungan

antara bagian-bagian dari informasi yang terpisah, memberi gambaran yang

jelas pada keseluruhan dan perincian, serta memungkinkan kita

mengelompokkan konsep, juga membantu kita membandingkannya. Terakhir

mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang

membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke

ingatan jangka panjang.

2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

1. Kelebihan Mind Mapping

Keuntungan lain penggunaan catatan Mind Mapping menurut

Rostikawati (2009) yaitu dapat “membiasakan siswa untuk melatih aktivitas

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

15

kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat

bermanfaat bagi diri dan lingkungannya”. Hal lain yang berkaitan dengan sistem

limbik yaitu peranannya sebagai pengaturan emosi seperti marah, senang, lapar,

dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar

yang tinggi.

Motivasi yang tinggi dapat menambahkan kepercayaan diri siswa,

sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi

yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan

kreativitas. Pemetaan pikiran yang terdapat dalam pembelajaran kuantum adalah

salah satu produk kreatif bentuk sederhana yang dapat dikembangkan. Dengan

teknik mencatat pemataan pikiran diduga kreatifitas (sikap kreatif) siswa akan

meningkat.

2. Kekurangan Mind Mapping

Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan Mind Mapping akan

relatif lebih lama dan memerlukan banyak peralatan dan warna. Diperlukan

imajinasi dan kreatifitas yang tinggi untuk menghasilkan Mind Mapping yang

baik. Tetapi semakin kita banyak berlatih hal ini dapat diatasi, disamping guru

memberikan lingkungan yang positif dan motivasi kepada anak.

2.2.5. Sintaks Pembelajaran Mind Mapping

Selayaknya model pembelajaran, maka mind mapping sebagai salah

satu model pembelajaran, tentu memiliki sintaks pembelajarannya sendiri.

Menurut Sugiarto Iwan (2004: 67) mengutarakan bahwa langkah-langkah

(sintaks) pembelajaran dalam mind mapping adalah sebagai berikut:

1. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

3. untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua

orang.

4. menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu, menceritakan materi yang

baru diterima dari guru, dan pasangannya mendengar sambil membuat

catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok

lainnya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

16

5. menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah

menyampaikan hasil wawancaranya.

6. guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum

dipahami siswa.

7. kesimpulan/penutup.

Sementara itu, Pandley (1994: 46) mengatakan tahap-tahap pembelajaran

dengan menggunakan mind mapping adalah sebagai berikut:

1. guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi

pelajaran yang akan dipelajari.

2. siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan

bimbingan guru.

3. setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru, guru

mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan

tempat duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat

peta pikiran dari materi yang dipelajari.

4. untuuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman materi, guru menunjuk

beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil peta pikiran tentang materi

dengan mencatat atau menuliskan di papan tulis.

5. dari hasil presentasi yang ditulis di papan tulis, guru membimbing siswa

untuk membuat kesimpulan.

6. guru memberikan soal tentang materi yang telah dipelajari kepada siswa

untuk dikerjakan secara individu.

Rahayu Ratri, dkk (2012: 48) memaparkan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan mind mapping antara lain sebagai berikut:

1. guru menyampaikan materi prasyarat dan tujuan yang ingin dicapai.

2. peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4

orang peserta didik.

3. peserta didik diminta berdiskusi dengan temannya mengenai

materi/permasalahan yang disampaikan guru (mind)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

17

4. tiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil diskusi di depan kelas

secara serentak (mapping).

5. guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah

materi yang belum diungkap oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran.

Bedasarkan buku pintar Tony Buzan (2008) ada tujuh langkah dalam

pembuatan Mind Mapping, antara lain sebagai berikut:

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2) Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

3) Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Mapping lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan

4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan mengingat.

5) Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan otak.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru.

7) Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata.

Penekanan tentang langkah-langkah Mind Mapping dikemukakan oleh

Tony Busan dalam bukunya yang berjudul “The Ultimate Book of Mind Map” ,

adalah sebagai berikut:

a. Tulis judul di tengah-tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk memudahkan mengingat judul tersebut.

b. Buat cabang utama terkait topik tadi misalkan apa definisi mind map, bagaimana otak bekerja, apa itu kesuksesan, latihan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana aplikasinya.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

18

c. Teruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan gunakan warna berbeda.

d. Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin sedikit semakin baik. Anda mencatat bukan untuk menghafal melainkan untuk memahami dengan bahasa Anda sendiri.

e. Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal-hal yang saling berhubungan.

f. Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman buat Anda. Tidak ada aturan khusus dalam membuat mind mapping sebab Anda-lah sang seniman.

g. Jika ada hal-hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, Anda bisa menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut.http://www.muhammadnoer.com/2009/03/teknik-mencatat-kreatif-dengan-mind-mapping/Pendapat lain tentang langkah-langkah pembuatan Mind Mapping juga

dimuat dalam http://www.marfu78.com/cara-mudah-membuat-mind-map.html(diupload 8 September 2012) adalah sebagai berikut: 1. Tentukan tema yang akan ditulis, atau perhatikan tema apa yang sedang

dipelajari. Tulis tema ini di bagian tengah kertas. Kemudian wadahi kata ini dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa menggunakan lingkaran, persegi, segi tiga, bintang, dan lain-lain. Berikan juga warna agar lebih menarik.

2. Tentukan sub atau bagian dari tema tadi dalam beberapa kata kunci. Misalnya untuk Mind Map, sub tema dan kata kuncinya adalah Tema, Sub tema, Simbol, Konektor. Wadahi Subtema tersebut dalam gambar atau simbol yang lebih kecil dari pada wadah tema. Tarik garis penghubung dari tema ke subtema.

3. Tentukan unsur-unsur subtema sebagai penjelas. Misalnya unsur subtema simbol dalam bentuk, warna, ukuran.

4. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak warna dan simbol semakin baik merangsang kerja otak.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah pembuatan mind mapping adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tema yang akan dibuat mind mapping. Tulis tema tersebut

dengan posisi di bagian tengah kertas. Kemudian wadahi tema tersebut

dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa menggunakan lingkaran, persegi,

segi tiga, bintang, dan lain-lain. Berikan juga warna agar lebih menarik.

b. Tentukan sub tema dari tema tadi dalam beberapa kata kunci. wadahi sub

tema tersebut dalam gambar atau simbol yang lebih kecil dari pada wadah

tema. Tarik garis penghubung dari tema ke sub tema.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

19

c. Tentukan unsur-unsur tema sebagai penjelas.

a. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak warna dan

simbol semakin baik merangsang kerja otak.

Berdasarkan pemaparan ketiga pendapat di atas tentang sintaks (langkah-

langkah pembelajaran model pembelajaran mind mapping, maka dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran mind

mapping adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi sifat-sifat cahaya.

2) Siswa diminta membentuk kelompok, dimana masing-masing kelompok

beranggotakan empat siswa.

3) Setelah dibentuk kelompok, guru menginstruksikan untuk melakukan

diskusi kelompok, yaitu membuat langkah-langkah pembuatan mind

mapping dengan urut-urutan sebagai berikut:

a. Menentukan tema yang akan dibuat mind mapping. Tulis tema tersebut dengan posisi di bagian tengah kertas. Kemudian wadahi tema tersebut dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa menggunakan lingkaran, persegi, segi tiga, bintang, dan lain-lain. Berikan juga warna agar lebih menarik.

b. Tentukan sub tema dari tema tadi dalam beberapa kata kunci. wadahi sub tema tersebut dalam gambar atau simbol yang lebih kecil dari pada wadah tema. Tarik garis penghubung dari tema ke sub tema.

c. Tentukan unsur-unsur tema sebagai penjelas.d. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak warna

dan simbol semakin baik merangsang kerja otak.4) Setelah penjelasan ulang tentang materi dan pembuatan mapping, masing-

masing kelompok diminta untuk presentasi di depan kelas hasil mind

mapping materi sifat-sifat cahaya yang telah dilakukan.

5) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi.

6) Guru menjelaskan ulang materi yang belum dipahami siswa.

7) Guru memberikan tes secara individual..

2.3. IPA

2.3.1. Hakikat IPA

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ilmu

pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran wajib di

sekolah. IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan fenomena

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

20

yagn terjadi di alam. Dengan mempelajari seluk beluk alam dan fenomenanya

siswa diharapkan mampu memahami manfaat alam dalam kehidupan sehari-

hari dan dapat bermanfaat bagi siswa dalam menjalani kehidupannya. Namun

demikian, menurut Iskandar (2001:2-3) hakikat pembelajaran IPA terdiri dari:

a. IPA sebagai produk

IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan

teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benar-

benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara

objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.

Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-

konsep dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.

b. IPA sebagai proses

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para

ilmuan diantaranya adalah:

1. Mengamati.

2. Mengukur.

3. Menarik kesimpulan.

4. Mengendalikan Variabel.

5. Membuat Grafik dan Tabel Data.

6. Membuat Definisi Operasional.

7. Melakukan Eksperimen.

c. IPA sebagai sikap.

IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang

ilmuan sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha

mencapai hasil yang diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu:

1. Obyektif terhadap fakta.

2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan.

3. Bersifat terbuka terhadap kritik.

4. Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat.

5. Bersifat hati-hati.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

21

6. Ingin menyelidiki.

2.3.2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Depdiknas (2006: 61), dinyatakan bahwa salah satu tujuan pengajaran

IPA adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya

dengan kehidupan sehari-hari.

Sulistyorini (2007: 40), mengemukakan tujuan pembelajaran IPA,

sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara,

menjaga, melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segala

keteraturan sebagai salah satu ciptaaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

2.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Materi Sifat-Sifat

Cahaya

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tercakup dalam

standar isi kurikulum. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah

komponen pokok kurikulum yang ditetapkan oleh kurikulum pusat.

Indikator pencapaian tujuan pembelajaran diturunkan dari Kompetensi

Dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh kurikulum pusat. SK dan KD menjadi

pedoman untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapai tujuan pembelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai dalam

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

22

suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPA kelas V, semester

II sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk rincian SK dan

KD yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 1Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Materi Sifat-

Sifat CahayaStandar

KompetensiKompetensi

DasarIndikator

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

1. Mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap)

2. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cerming lengkung (cembung atau cekung)

3. Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.

4. Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna.

5. Memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

2.5. Kajian Penelitian Yang Relevan

Pada penerapan metode pembelajaran Mind Mapping yang dilakukan

Shofiah (2007). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, dengan penerapan

mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar kelas XI IPS dalam mata

pelajaran sejarah. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata skor

siswa dari pada hasil tes awal 33,75% meningkat menjadi 73,25% hal ini berarti

peningkatan skor sekitar 39,5% pada tes siklus I. Sedangkan pada siklus II hasil

tes awal siswa adalah 36% dan pada dan pada post tes meningkat menjadi

88,75% ini menunjukkan telah terjadi peningkatan skor siswa sebanyk 52,75%.

Fatma (2010), yang melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model

Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar IPS

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

23

Terpadu Pada Siswa Kelas VII A SMP Walisongo Gempol di Pasuruantemua.

Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya model belajar yang penulis tawarkan

dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa

kelas VII A SMP Walisongo Gempol Pasuruan (1) pada perencanaan model

mengacu pada RRP yang telah dirancang, pelaksanaan model sesuai dengan

RPP yang telah dirancang secara kolaborasi bersama ibu Vivi Rianti selaku guru

IPS Terpadu kelas VII A; (2) pada pelaksanaan dapat berjalan lancar,

pelaksanaan model mind mapping merupakan pengalaman baru bagi guru dan

siswa dan mind mapping telah memberi beberapa manfaat bagi siswa dan guru

dalam belajar, manfaat mind mapping yang diperoleh antara lain: siswa menjadi

semangat belajar, siswa mudah mengingat pelajaran dan siswa memperoleh

pengalaman menggambar dan guru lebih mudah menjelaskan materi pelajaran

pada siswa; (3) pada penilaian, dari data secara kuantitatif perolehan skor dalam

prestasi belajar dan kreativitas siswa memperoleh nilai yang cukup tinggi.

2.6. Kerangka Berpikir

Menggunakan Mind Mapping sebagai model pembelajaran, karena

ternyata model pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikanya, termasuk

dalam penjelasan teoritik tentang model pembelajaran mind mapping itu sendiri.

Penelitian ini, karena itu menggunakan model pembelajaran ini dimana

harapannya adalah bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa

dapat memaksimalkan informasi yang dimiliki tentang materi dalam pelajaran

IPA, dimana dengan kemampuan memanggil informasi tentang materi itu, dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa.

Penjelasan di atas digambarkan dalam bagan kerangka berpikir, sebagai

berikut:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

24

Alur Kerangka Berpikir Model Pembelajaran Mind Mapping dalam Mata Pelajaran IPA

Proses Pembelajaran IPAKD : Menerapkan Sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu model/karya

Pembelajaran KonvensionalMetode : Ceramah dan bersifat teacher centerGuru menjelaskan materi dengan hanya berbantuan buku pegangan/LKS saja.

Hasil belajar IPA siswa rendah

Siswa :Diam mendengarkan. Bermain sendiri, bosan, mengantuk, tidak memperhatikan

Model Pembelajaran Mind Mapping

Aktivitas menyimak penjelasan materi sifat-sifat cahaya

Tes Formatif

Aktivitas membentuk kelompok

Aktivitas bekerja sama untuk menentukan topik sifat-sifat cahaya

Aktivitas bekerja sama memberi gambar atau simbol pada topik sifat-sifat cahaya

Aktivitas bekerja sama memberi warna pada topik sifat-sifat cahaya

Aktivitas bekerja sama menarik garis penghubung dari topik ke sub topik

Aktivitas bekerja sama menuliskan kata kunci sifat-sifat cahaya

Aktivitas bekerja sama menuliskan topik di bagian tengah kertas

Aktivitas mempresentasikan hasil kerja kelompok (mapping)

Aktivitas bekerja sama membuat kesimpulan

Rubrik penilaian aktivitas

Rubrik penilaian menyimak penjelasan materi

Rubrik penilaian pembentukan kelompok

Rubrik penilaian menentukan topik

Rubrik penilaian menuliskan topik

Rubrik penilaian memberi gambar atau simbol

Rubrik penilaian memberi warna

Rubrik penilaian menuliskan kata kunci

Rubrik penilaian menarik garis penghubung

Rubrik penilaian presentasi

Rubrik penilaian membuat kesimpulan

Penilaian Proses

Skor aktivitas

Hasil Belajar Siswa Pada Mapel IPA Meningkat

Penilaian hasil

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8249/2/T1_292009289_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar 2.1.1.Pengertian

25

2.7. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pemaparan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas maka

hipotesis tindakan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran

2012/2013, dapat dilaksanakan.