BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode...

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Syah (1995:209) Pendekatan metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melaksanakan suatu kegiatan, baik secara langsung menggunakan media yang relavan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 133), metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Menurut Aminuddin Rasyad, .Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas. Menurut Amin Suyitno (2005:3), metode demonstrasi adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan menonjolkan suatu kemampuan. Kegiatan masih berpusat pada guru. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah suatu metode mengajar yang digunakan guru untuk memperagakan serta memperlihatkan suatu proses sesuai dengan materi yang diajarkan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diikuti oleh murid agar pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan dapat dipahami dan dikuasai oleh murid tersebut.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Metode Demonstrasi

2.1.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Syah (1995:209) Pendekatan metode demonstrasi adalah metode

pengajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan

melaksanakan suatu kegiatan, baik secara langsung menggunakan media yang

relavan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 133), metode

demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang

sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang

dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam

topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

Menurut Aminuddin Rasyad, .Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran

dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan

murid di kelas atau di luar kelas.

Menurut Amin Suyitno (2005:3), metode demonstrasi adalah cara

penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan

menonjolkan suatu kemampuan. Kegiatan masih berpusat pada guru.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi

menurut penulis adalah suatu metode mengajar yang digunakan guru untuk

memperagakan serta memperlihatkan suatu proses sesuai dengan materi yang

diajarkan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diikuti oleh murid agar

pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan dapat dipahami dan dikuasai oleh murid

tersebut.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

7

2.1.1.2 Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Sanjaya W (2011: 153-154) langkah-langkah menggunakan metode

demonstrasi sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa yang harus dilakukan :

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi

berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti pengetahuan,sikap,

atau keterampilan tertentu

2. Persiapkan garis besar langkah langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk

menghindari kegagalan.

3. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang

diperagakan.

b. Tahap pelaksanaan

1. Langkah Pembukaan.

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus dipehatikan,

diantaranya:

a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya

siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari

pelaksanaan demonstrasi.

2. Langkah pelaksanaan demonstrasi

a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang

siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung teka teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik

mempehatikan demonstrasi.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

8

b. Ciptakan suasana menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya demonstrasi dengan

memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d. Berikan kesempatan kepada siwa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3. Langkah mengahiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diahiri

dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitanya dengan

pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal

ini diperlukan untuk menyampaikan apakah siswa memahami proses

demonstrasi itu apa tidak. Selain memberikan tugas yang relevan,ada

baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalanya

proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

2.1.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,

di antaranya: Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi

adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa

mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh

pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang

dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya

langsung pada guru.

Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa

keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat

sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan

pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan

dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan,

karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

9

Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa

keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan

jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan

berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat

diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek

sebenarnya.

Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga

memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 :

57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar

melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat

didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang didemonstrasikan.

2.1.2 Belajar

2.1.2.1 Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak perubahan yang

terjadi dalam diri seseorang baik sifat maupun jenisnya, sehingga belum tentu setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Pada

umumnya belajar seringkali diartikan sebagai perolehan ketrampilan dan ilmu

pengetahuan. Nana Sudjana (1989) “Belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang.” Perubahan sebagai hasil dari proses

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta

perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Bell-Gredler (dalam Winataputra: 1986) menyatakan bahwa “Belajar adalah

proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,

skill, and attitudes.” Menurut Slameto (2010) mengemukakan bahwa “Belajar adalah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

10

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula

mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai

bentuk, seperti: berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah

lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya

penerimaannya dan lain-lain aspek yang terdapat pada individu. Belajar meliputi

tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan

atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita

(Hamalik 2002 : 45). Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi

perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman

melalui interaksi dengan lingkungan.

Dari beberapa pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli

pada intinya bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan terjadinya perubahan perilaku yang

ditunjukkan dari hasil belajar itu. Tetapi proses, usaha itu harus dilakukan secara

sengaja dan sadar karena terdapat perubahan tingkahlaku seseorang yang bukan dari

hasil peristiwa yang disengaja. Contoh perubahan tingkah laku yang tidak disengaja

yaitu seorang wanita dapat menstruasi. Orang yang sedang mabuk dia adalah tidak

sadar jadi dalam keadaan mabuk dia bisa berjalan yang sempoyongan.

Hal itulah menunjukkan bahwa jalan sempoyongan bukan dari hasil belajar

karena dia sedang dalam keadaan tidak sadar. Untuk contoh peristiwa yang disengaja

adalah seseorang yang belum dapat membaca kemudian orang itu belajar membaca

sehingga setelah belajar (mengalami proses belajar) orang tersebut dapat membaca.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari kondisi semula orang tersebut belum dapat

membaca (input) setelah belajar (proses) akan memperoleh kondisi yang berbeda

dari keadaan semula tentunya lebih baik yaitu dapat membaca (output). Jadi peneliti

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

11

menyimpulkan bahwa “ Belajar adalah proses usaha seseorang yang dilakukan

secara sengaja dan sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik

dari keadaan semula dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Secara sederhana peneliti menggambarkan bahwa belajar berawal dari adanya

input (kondisi awal seseorang) dan melalui suatu proses (belajar, dilakukan secara

sengaja dan sadar) dan akan menghasilkan output atau hasil, hasil yang diperoleh

itulah yang biasa disebut hasil belajar. Apabila proses yang biasa saja akan

menghasilkan hasil yang berkualitas biasa maka peneliti mencoba memanipulasi

proses yaitu agar kualitas hasil dari proses itu menjadi lebih baik.

2.1.2.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

KBBI (2003) kata pembelajaran diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan

orang atau makhluk hidup belajar”. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang

berarti berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Sri Anitah (2008)

pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja

dikelola untuk memungkinkan siswa turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu dan Matematika adalah pengetahuan

dan ilmu mengenai logika dan problem – problem numerik, matematika membahas

faktor – faktor dan hubungan – hubungannya, serta membahas problem ruang dan

sehingga pembelajaran matematika adalah dimana proses yang disengaja untuk

mempelajari ilmu tentang logika, problem-problem numerik. Menurut Muhsetyo,

(2008) pembelajaran matematika adalah proses pemberian belajar kepada peserta

didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Menurut Bruner

bahwa anak dalam belajar konsep matematika melalui tiga tahap, yaitu enactive,

iconic, dan symbolic. Tahap enactive yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda

atau obyek konkret, tahap econic yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar,

dan tahap symbolic yaitu tahap belajar matematika melalui manipulasi lambang atau

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

12

simbol. Hal itu juga diperkuat oleh pendapat Sri Anitah (2008) yang menjelaskan

karakteristik pembelajaran matematika, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kajian yang konkret dan abstrak.

b. Pola pikirnya induktif dan deduktif.

c. Kebenarannya konsistensi dan korelasional.

d. Bertumpu pada kesepakatan.

e. Memiliki simbol kosong dari arti dan juga berarti.

Sejalan dengan pemikiran para ahli, pendapat Piaget (dalam Nabisi, 2008),

Pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkret

(Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada

objek-objek peristiwa nyata atau konkret.

Dari uraian penjelasan tentang pembelajaran matematika yang dikemukakan

oleh para ahli, pada dasarnya pembelajaran matematika hanyalah sebuah proses

dimana individu yang belajar diberikan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

memperoleh kompetensi dari bahan, konsep matematika yang dipelajari tetapi dalam

mempelajari konsep matematika diperjelas oleh bruner bahwa anak dalam

mempelajari konsep matematika melalui tiga tahap yang salah satunya adalah

enaktif. Dalam enaktif ini merupakan suatu tahap dimana anak secara langsung

memanipulasi benda-benda konkret atau situasi yang nyata karena pada dasarnya

pembelajaran matematika memiliki kajian yang abstark ditambah lagi pemikiran

anak SD masih dalam taraf berfikir secara konkret sehingga guru hendaknya

mengurangi keabstrakan dari materi yang disampiakan yaitu salah satunya dengan

menggunakan alat peraga. Peneliti beranggapan bahwa dalam pembelajaran

matematika yang menggunakan bantuan alat peraga, siswa akan lebih mudah

memahami materi, konsep yang disampaikan oleh guru. Peneliti menyimpulkan

bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya guru menyajikan materi pelajaran

dengan menghadapkan siswa pada benda-benda yang konkret atau situasi nyata

karena dengan memberikan benda-benda yang konkret, siswa akan lebih mudah

dalam memahami materi, konsep yang disampaikan oleh guru.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

13

2.1.2.3 Pengertian Hasil Belajar

Setelah individu mengalami proses belajar maka akan memperoleh output atau

hasil dari proses belajar yang dialaminya itulah yang biasa disebut hasil belajar.

Hasil belajar biasanya ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan

tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang positif misalnya anak

yang belum bisa naik bersepeda, setelah belajar anak tersebut dapat bersepeda, dari

belum bisa bersepeda menjasi bisa naik sepeda. inilah yang dimaksud hasil belajar

atau perubahan perilaku ke arah positif. Banyak para ahli yang mendefinisikan

tentang hasil belajar. Menurut Nana Sudjana (1989) hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Sedangkan menurut Dimyati (dalam Nabisi, 1999) dampak pembelajaran adalah

hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau

kemampuan meloncat setelah latihan dan Hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Rahmat. 2001) hasil belajar dalam

rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,

psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Berdasarkan uraian tentang definisi hasil belajar, pada intinya hasil belajar

merupakan dampak yang telah diperoleh dari belajar atau berinteraksi dengan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

14

lingkungan dampak tersebut dapat berupa perubahan tingkah laku yang pastinya

adalah kearah positif kemudian diperjelas pada teori bloom bahwa perubahan

perilaku digolongkan menjadi tiga ranah yang meliputi kognitif, afektif dan

psikomotorik. Oleh karena itu pembelajaran yang baik seharusnya dapat mencapai

tiga ranah tersebut tidak hanya pemahaman saja yang dicapai. Jadi peneliti

menyimpulkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada

individu yang berinteraksi dengan lingkungan (belajar) dan tingkah laku yang

dimaksud meliputi tiga ranah dan perubahan tersebut merupakan perubahan ke arah

positif dalam penelitian ini perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi

pemahaman operasi hitung bilangan bulat, melakukan operasi hitung bilangan bulat,

dapat menilai hasil kerja orang lain.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menilai hasil belajar berdasarkan ranah

koknitif dan afektif

2.1.2.4 Pengertian Alat Peraga

Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar

untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa

dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Banyak para ahli

mendefinisikan alat peraga. E.T.Ruseffendi dalam Info Diknas (dalam Info Diknas,

1994), Alat peraga, yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep

Matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan dan kacang-kacangan untuk

menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik,

ruas garis, daerah bujur sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda

bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda seperti cincin,

gelang, permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran dan

sebagainya. Aristo Rohadi (dalam Info Diknas 2003), Alat peraga adalah alat (benda)

yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu

agat tampak lebih nyata atau konkrit. I.L.Pasaribu, B.simanjuntak (dalam Info diknas

1983), Alat peraga yaitu alat untuk membantu pengajar menyampaikan pengetahuan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

15

dan mengalihkan keterampilan. Alat peraga matematika adalah alat yang dibuat

untuk mempermudah peserta didik memahami pelajaran matematika. Sri Anitah

(2008).

Dari uraian pendapat ahli hampir semua menjelaskan bahwa alat peraga adalah

alat bantu yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Dan

penggunaan alat peraga dimaksudkan untuk mempermudah Peserta didik dalam

memahami materi, konsep yang disampaikan oleh guru pada saat pembelajaran. Jadi

dengan menggunakan alat peraga, dapat membantu dalam penyampaian materi

sehingga materi/ konsep tampak lebih konkret atau nyata dan peserta didik akan

lebih mudah dalam memahami materi/konsep tersebut. Dengan demikian peneliti

meyimpulkan bahwa alat peraga adalah benda-benda yang digunakan guru dalam

penyampaian materi pelajaran sehingga materi pelajaran tampak lebih konkret dan

mudah dMatematikahami oleh peserta didik sehingga dapat membantu atau

mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

2.1.2.5 Macam – Macam Alat Peraga Pembelajaran Matematika

Macam-macam alat peraga pada pembelajaran matematika menurut Sri Anitah

(2008) adalah sebagai berikut:

a. Alat Peraga Kekekalan Luas

Luas daerah persegi panjang, luas daerah bujur sangkar, luas daerah jajaran

genjang, luas daerah segitiga, luas daerah trapesium, luas daerah belah

ketupat, luas daerah layang – layang, luas daerah segienam beraturan, luas

daerah lingkaran, dalil phytagoras, luas permukaan kubus, luas permukaan

balok, luas permukaan limas luas permukaan prisma, luas permukaan kerucut,

luas permukaan tabung, luas permukaan bola, uraian a ( b + c ), uraian (x + a)

(x + b), uraian (a + b)2, uraian a2 – b2, jumlah ukuran sudut dalam segitiga,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

16

jumlah ukuran sudut dalam segiempat, jumlah ukuran sudut dalam segi-n,

tanggram, linggram mini, pentamino, dan kartu nilai tempat.

b. Alat Peraga Kekekalan Panjang

Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, penggaris

bilangan, dan batang Cuisenaire.

c. Alat Peraga Kekekalan Volume

Uraian (a+b)3, blok dienes, volume kubus, volume balok, volume prisma

segitiga, volume tabung, volume limas segiempat beraturan, volume kerucut,

dan volume bola.

d. Alat Peraga Kekekalan Banyak

Abacus biji (Romawi, Rusia dan Cina/Jepang) lidi, dan kartu nilai tempat.

e. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan

Uang logam, dadu (bermata dan berwarna), bidang empat ( bermata dan

berwarna) bidang delapan (bermata dan berwarna), gangsingan (segitiga,

bujursangkar, segilima, segienam, dan segi – n), palu paying, kartu (domino

dan bridge), bola berwarna dan distribusi Galton (sesatan Hexagon).

f. Alat Peraga untuk Pengukuran dalam Matekatika

Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahawk, jepit bola,

sperometer, jangka sorong (segmat), hypsometer, dan klinometer.

g. Bangun – bangun Geometri

Macam – macam daerah segitiga, macam – macam daerah segiempat,

pengubahan daerah segibanyak, daerah ellips, pengubinan daerah segitiga,

pengubinan daerah segiempat, pengubinan daerah segi banyak, pengubinan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

17

daerah lingkaran, pengubinan daerah ellips, pengubinan huruf abjad latin,

kerangka benda ruang, dan benda – benda ruang.

h. Alat Peraga untuk Permainan dalam Matematika

Mesin fungsi, saringan Eratosthenes, bujursangkar ajaib, menara Hanoi,

mobiles, perkalian tulang Napier (bermacam – macam basis) nomograf, kartu

domino, pita mobius, aritmetika jam, blok logic, kode rahasia, menyusun

kartu, kartu penebak angka, kartu penebak bulan, kartu penebak “hati”, alat

kalkulasi, pita gulung dan perkalian dengan jari (untuk fakta dasar 9, untuk

perkalian dua bilangan antara 6 dan 10, dan untuk perkalian bilangan puluhan

dengan angka 9).

2.1.2.6 Kriteria Alat Peraga Matematika

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dalam pembuatan alat peraga matematika

menurut Sri Anitah (2008) antara lain:

a. Tahan lama, terbuat dari bahan-bahan yang cukup kuat

b. Bentuk dan warnanya menarik.

c. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).

d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak

e. Sesuai dengan konsep pada matematika.

f. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya

(mempersulit pemahaman konsep matematika).

g. Peragaan itu merupakan dasar bagi tumbunya konsep abstrak.

h. Bila kita mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri maupun

kelompok) alat peraga itu seyogyanya dapat diraba dipegang,

dipindahkan, di utak–atik atau dMatematikasangkan, dicopot.

i. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

18

Dari uraian kriteria alat peraga matematika di atas, maka peneliti menggunakan

alat peraga penggaris bilangan dimana alat peraga penggaris bilangan dibuat dengan

memperhatikan kriteria alat peraga matematika tersebut dan tujuannya dapat

berfaedah banyak pada pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3

Gemawang seperti yaitu dapat memudahkan dalam memahami konsep dari materi

operasi bilangan bulat yang disampaikan oleh guru dan mengoptimalkan hasil belajar

siswa.

2.1.2.7 Penggaris Bilangan

Penggaris bilangan termasuk dalam jenis alat peraga kekekalan panjang yang

disebut Penggaris bilangan adalah alat bantu yang digunakan untuk penyampaian

konsep operasi bilangan bulat yang dapat dibuat sendiri dari kertas karton yang

terdiri dari dua bagian dan terdapat skala bilangan dan merupakan pengembangan

dari garis bilangan. Penggaris bilangan ini termasuk dalam alat peraga dengan

pendekatan gerak. Penggaris bilangan yang akan digunakan terdiri dari dua buah

bagian dengan skala yang sama dan terdiri dari bilangan bulat, yaitu bilangan bulat

negatif, nol dan bilangan bulat positif.

Penggaris bilangan nampak seperti pada gambar berikut.

Gambar.2.1 penggaris bilangan

-13 -12 -1 0 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -9 -8 -11 -10 8 9 7 6 5 4 3 2 1 13 1211 10

-13 -12 -1 0 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -9 -8 -11 -10 8 9 7 6 5 4 3 2 1 13 1211 10

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

19

Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan dalam Pembelajaran

Penggunaan alat peraga penggaris bilangan dapat di aplikasikan pada mata

pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. Menurut

Kristanto (2010) Penggunaan alat peraga penggaris bilangan pada pembelajaran

matematika sesuai dengan langkah-langkah berikut:

a. Tersedia sepasang penggaris bilangan.

b. Letakkan tepat sejajar atas dan bawah.

c. Penggaris yang bergeser hanya yang di atas.

d. Jika bilangan pertama positif, penggaris geser ke kanan sebanyak bilangan

tersebut.sehingga nol lurus dengan bilangan tersebut.

e. Jika bilangan pertama negatif, penggaris geser ke kiri sebanyak bilangan

tersebut. sehingga nol lurus dengan bilangan tersebut

Prinsip penggunaan alat peraga penggaris bilangan pada dasarnya adalah hampir

sama dengan penggunaan garis bilangan hanya saja pada garis bilangan hanya berupa

gambar dan penggaris bilangan berupa benda yang dapat dipegang, diraba oleh siswa

jadi peneliti mengungkapkan bahwa penggunaan alat peraga penggaris bilangan lebih

konkret dari pada garis bilangan. Dari penjelasan yang diungkapkan oleh Danu,

peneliti menyimpulkan dan menekankan bahwa penggunaan alat peraga penggaris

bilangan dalam operasi bilangan bulat yaitu penjumlahan dan pengurangan adalah

sebagai berikut.

Penggunaan penggaris bilangan pada penjumlahan :

a. Ditambah positif, hitung dari nol ke kanan sebanyak bilangan tersebut, dan

tandai.

b. Ditambah negatif, hitung dari nol ke kiri sebanyak bilangan tersebut, dan

tandai.

c. Hasil, bilangan yang ada tepat di bawah tanda.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

20

Penggunaan penggaris bilangan pada pengurangan :

a. Dikurang positif, hitung dari nol ke kiri sebanyak bilangan tersebut, dan

tandai.

b. Dikurang negatif, hitung dari nol ke kanan sebanyak bilangan tersebut, dan

tandai.

c. Hasil, bilangan yang ada tepat di bawah tanda.

2.1.2.8 Penggunakan Alat Peraga Matematika

Sri Anitah (2008) menjelaskan bahwa seorang guru dalam melaksanakan pengajaran

dengan menggunakan alat peraga matematika sebaiknya memperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

b. Persiapan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

c. Guru harus bisa memotivasi siswa dan menyiapkan kelas

d. Penyajian pelajaran dan keperagaan.

e. Evaluasi pelajaran dan peragaan.

f. Mengadakan kegiatan belajar sehubungan dengan alat peraga.

Kemudian dijelaskan oleh Sukayati (2009) bahwa penggunaan alat peraga harus

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kebutuhan alat peraga dengan cara

menganalisis kurikulum/ standar isi yang sedang

digunakan/berlaku untuk jenjang kelas karena tidak ada satu alat

peragapun yang dapat atau sesuai untuk segala macam kegiatan

belajar.

b. Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran.

c. Guru harus terampil menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

21

d. Pemilihan alat peraga harus objektif, tidak didasarkan oleh

kesenangan pribadi.

e. Alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan

peserta didik.

f. Penggunaan alat peraga untuk kelompok harus mengaktifkan

semua anggota kelompok bukan di dominasi oleh seorang

anggota kelompok saja dan semua anggota dapat bekerja sama.

Uraian penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yang di jelaskan oleh kedua

ahli masih secara keseluruhan dan masih secara umum jadi belum dikelompokkan

tentang kegiatan pada tahap persiapan, pada tahap pelaksanaan dimana tahap

pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan dan kegiatan akhir dan pada

kegiatan peragaanya dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk tahap persiapan

sudah jelas dari kedua pendapat bahwa pada tahap ini merupakan pemilihan alat

peraga yang akan digunakan yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan dalam

penelitian ini yang sesuai dengan materi kelas IV Semester II yaitu operasi bilangan

bulat adalah alat peraga penggaris bilangan. Pada tahap pelaksanaan meliputi

ketrampilan guru dalam menggunakan alat peraga yaitu cara peragaan dalam

penyampaian materi pelajaran pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Peneliti mengkaji dan mengelompokkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

yang terstruktur yaitu sebagai berikut:

Tahap persiapan, meliputi

a. Pemilihan alat peraga sesuai materi dilakukan dengan menganalisis

kurikulum dan membuat alat peraga.

b. Menentukan tujuan, menyiapkan materi, menyiapkan instumen dalam format

RPP.

Tahap pelaksanaan, meliputi

a. Kegiatan awal

1) Menyiapkan kelas dan memotivasi peserta didik.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

22

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Membagikan alat peraga.

2) Penyajian materi pelajaran dan ketrampilan peragaan oleh guru.

3) Peniruan oleh peserta didik dan memperagakan .

4) Penilaian oleh peserta didik dan peragaan.

5) Penyimpulan dari hasil kegiatan atau peragaan.

c. Kegiatan akhir

1) Refleksi dari kegiatan dan pembelajaran.

2) Evaluasi dan peragaan.

Jadi kesimpulan dari penggunaan alat peraga penggaris bilangan dalam

pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat adalah melakukan peragaan

terhadap kegiatan pelajaran yaitu secara khusus pada kegiatan penyampaian materi

pada penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif, bilangan bulat negatif dengan

negatif dan pada pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif, bilangan bulat

negatif dengan negatif. Selanjutnya melakukan evaluasi.

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa

penelitian yang ada kaitannya dengan variabel penelitian yang dilakukan.

Menurut penelitian yang dilakukan Giarto. Slamet (2010) dengan judul

“Penerapan Metode Permainan Dengan Alat ‘ Mobil Bil Bul’ dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Bagi Siswa Kelas IV

SDN Terasan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Tahun 2009/2010”

menyimpulkan bahwa adanya peningkatan Ketuntasan belajar mulai dari

prasiklus/kondisi awal (57,14%) meningkat menjadi (85,71%) pada siklus I

kemudian meningkat menjadi (100%) pada siklus II, oleh karena itu penggunaan alat

peraga “Mobil Bil Bul” dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

23

Sudirman (2010/2011) dalam penelitiannya “ Upaya meningklatkan Prestasi

belajar Matematika Tentang Operasi Penggurangan Bilangan Bulat Menggunakan

Metode Demonstrasi Tutor Sebaya Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cikawung Pekuncen

Mbanyumas tahun 2010/2011” menyimpulkan bahwa adanya peningkatan

Ketuntasan belajar mulai dari kondisi awal nilai rata-ratanya siswa hanya 55,71

sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 60,71 jadi ada peningkatan nilai rata-rata

sebesar 5,00 atau 8,98%. Kenaikan juga terjadi dari siklus 1 ke siklus II pada siklus I

nilai rata-rata 60,71 sedangkan pada siklus II menjadi 70,71 . Ini berarti telah terjadi

peningkatan sebesar 10,00 atau meningkat 16,47 %

Menurut penelitian yang dilakukan Westi Handini (2010/2011) dalam

Penelitianya yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Tentang Keliling Bangun Datar Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas III SD 1

Kaangrejo kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo tahun Pelajaran

2010/2011”menyimpulkan bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar dari rata-rata

5,94 pada siklus I menjadi rata-rata 7,88 pada siklus II sehingga mengalami kenaikan

sebesar 32,65%

Penelitian yang dilakukan Kristanto. Danu (2010) dalam Skripsi yang berjudul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Matematika Dengan Menggunakan Alat

Peraga Penggaris Bilangan Di Kelas V Semester I SDN Tempurejo 2 Blora Tahun

Pelajaran 2009/2010” penelitian ini menyebutkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan penggaris bilangan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika

dibuktikan dari kondisi awal ketuntasan belajar hanya (29%) kemudian meningkat

pada siklus I menjadi (71%) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi (82%) dan

hasil pengamatan menunjukkan perubahan positif yaitu siswa lebih aktif dan

bersemangat dalam proses pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan Listiyono. Dwi (2011) dalam skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Penggaris Bilangan Terhadap Hasil Belajar

Matematika Kelas IV SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011” penelitian menunjukkan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

24

bahwa pada uji beda rata- rata nilai tes kelompok eksperimen yaitu dengan rata-rata

74,06 dan kelompok kontrol rata-rata nilainya hanya mencapai 56,06 dan pengujian

dilakukan dengan Independent Sampels T-test yang menunjukkan nilai sig adalah

0,000 yang artinya perbedaan rata-rata nilai kedua kelompok sangat signifikan, maka

dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga penggaris bilangan dalam

pembelajaran dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Kalimanggis.

Dari hasil penelitian yang diuraikan di atas, penggunaan alat peraga pada dasarnya

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara berkala. Hal itu menunjukkan

adanya perubahan pada hasil belajar peserta didik dan tingkat ketuntasan belajar

peserta didik yang penyajikan materi pelajaran oleh guru dengan menggunakan alat

peraga. Tapi keraguan peneliti muncul apakah penggunaan alat peraga pada sekali

pelajaran itu menunjukkan perubahan yang signifikan karena yang dilakukan pada

penelitian sebelumnya adalah dilakukannya pembelajaran secara bertahap (bersiklus)

sampai benar-benar meningkat, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian

dan pengujian apakah terdapat efektifitas yang signifikan pada hasil belajar peserta

didik dengan menggunakan metode demonstrasi dan pemanfaatan alat peraga

penggaris bilangan.

2.3 Kerangka Berfikir

Dari kajian teori yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa

penggunaan metode demonstrasi dan pemanfaatan alat peraga pada pembelajaran

matematika di Sekolah Dasar sangatlah penting karena terdapat beberapa faktor yang

mengharuskan untuk menggunakan alat peraga, faktor yang dimaksud adalah

pertama karakteristik pembelajaran matematika adalah mempunyai kajian yang

abstrak jadi seorang guru harus mengurangi keabstrakan pada pembelajaran

matematika. Kedua karakteristik peserta didik Sekolah Dasar berada pada tahap

operasional konkret oleh karena itu seharusnya peserta didik SD dihadapkan pada

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

25

benda yang nyata atau situasi konkret. Ketiga fungsi alat peraga adalah untuk

membantu menanamkan atau mengembangkan konsep yang abstrak, agar peserta

didik mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat,

meraba dan memanipulasi obyek/ alat peraga maka siswa mengalami pengalaman-

pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari suatu konsep. Oleh karena itu

pemikiran peneliti bahwa pembelajaran yang menggunakan alat peraga, peserta didik

akan lebih mudah memahami konsep, materi yang disampaikan guru sehingga hasil

belajar peserta didik dapat tercapai secara maksimal.

Gambar.2.2 Skema kerangka berpikir

Berdasarkan kerangka berfikir diatas peneliti akan menjabarkan penggunaan

metode demonstrasi dan pemanfaatan alat peraga penggaris bilangan terhadap

hasil belajar matematika. Penggunaan metode demonstrasi dan pemanfaatan alat

Dengan

Penggunaan alat

peraga penggaris

bilangan

Kognitif

Memudahkan siswa untuk memahami

proses kegiatan pembelajaran

Metode Demonstrasi dengan Penggunaan alat peraga Garis Bilangan

Persiapan

Pelaksanan

demonstrasi

Penutup

Afektif

Pembelajaran lebih menarik

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/826/3/T1_292008063_BAB II.pdf · demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian

26

peraga penggaris bilangan dapat membantu guru dalam penyampaian materi

sehingga materi/konsep tampak lebih kongkrit atau nyata, dapat memperjelas

konsep-konsep pada pembelajaran matematika, dan Peserta didik dapat belajar

aktif tidak hanya pasif. Hasil belajar matematika tidak hanya dinilai dari

kemampuan koknitif siswa tetapi dapat dinilai dari kemampuan afektif.

2.5 Hipotesis Penelitian

Dari kerangka berpikir, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik

selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Adapun hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

1. Ho = µ1 = µ2 (metode demonstrasi menggunakan alat peraga penggaris

bilangan tidak efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi siswa kelas IV SD).

Ha = µ1 ≠ µ2 (metode demonstrasi menggunakan alat peraga penggaris

bilangan efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi siswa kelas IV SD).

2. Ho = µ3 = µ4 (metode demonstrasi menggunakan alat peraga penggaris

bilangan tidak efektif terhadap hasil belajar afaktif bagi siswa kelas IV SD).

Ha = µ3 ≠ µ4 (metode demonstrasi menggunakan alat peraga penggaris

bilangan efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa kelas IV SD).

Keterangan:

μ1 = Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode

Demonstrasi menggunakan alat peraga penggaris bilangan.

μ2 =Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode

konvensional.

μ3 = Rata-rata hasil belajar afektif siswa yang belajar menggunakan metode

Demonstrasi menggunakan alat peraga penggaris bilangan.

μ4 =Rata-rata hasil belajar afektif siswa yang belajar menggunakan metode

konvensional.