BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Hakekat Kepemimpinan a ...repository.ump.ac.id/5118/3/BAB...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Hakekat Kepemimpinan a ...repository.ump.ac.id/5118/3/BAB...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hakekat Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Dalam bahasa inggris kepemimpinan disebut leader dari kata-kata to lead
dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja to lead
tersebut terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu,
bergerak lebih cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah pertama, berbuat
paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain,
membimbing, menuntun menggerakkan orang lain lebih awal, berjalan lebih
depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, menggerakkan orang
lain melalui pengaruhnya.
Cooley menjelaskan dalam Moedjiono, Imam (2002: 2) bahwa pemimpin
selalu merupakan “inti dari tendensi, dan di lain pihak seluruh gerakan sosial bila
diuji secara teliti akan terdiri dari berbagai tendensi yang mempunyai inti
tersebut.” Mumford menjelaskan dalam Moedjiono, Imam (2002: 2)
“kepemimpinan adalah sebuah ke unggulan seseorang atau beberapa individu dala
kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.”
Kepemimpinan sebuah posisi istimewa dan selalu berada di barisan depan
dalam sebuah kelompok tetapi juga sebuah keunggulan individual atau kolektif
dalam pengontrolan gejala-gejala sosial.
6
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
7
b. Indikator Kepemimpinan
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan
dengan tiga hal penting, yaitu: a) kekuasaan, b) kewibawaan, dan c) kemampuan.
Menurut Kartono, Kartini (2002: 31) Indikator kepemimpinan yaitu:
1. Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang
mampu “mbawani” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh
pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
3. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuataan dan
kecakapan/ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari
kemampuan anggota biasa.
Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai kekuasaan atau wewenang,
yaitu untuk mengatur atau menggerakan bawahannya untuk melakukan suatu hal.
Mempunyai kewibawaan dan kemampuan untuk mengatur suatu lembaga, begitu
pula pemimpin dalam suatu pendidikan.
Sebuah pendidikan terdapat sebuah pemimpin untuk mengarahkan
pencapaian tujuan pendidikan. Kepemimpinan dibidang pendidikan juga memiliki
pengertian bahwa pemimpin harus memiliki ketrampilan dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran
ataupun pelatihan agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efesien
yang pada gilirannya akan mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
ditetapkan.
Pemimpin dalam sekolah adalah kepala sekolah, kepala sekolah dapat
didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
8
memimpin suatu sekolah diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
2. Hakekat Kepemimpinan Kepala Sekolah
a) Peran Kepala Sekolah
Sekolah yang bermutu tidak terlepas dari peran kepala sekolah yang baik,
kepala sekolah yang baik mampu memanajemen sekolah dan harus mampu
melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan mutu sekolah. Untuk mewujudkan
sekolah yang bermutu, menurut Mulyasa (2011 : 98-120) dalam paradigma
manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu melaksanakan
pekerjaannya sebagai educator; manager; administator; dan supervisor,
Innovator dan Motivator.
1. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidikan)
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan keprofesionalisme
tenaga kependidikan disekolahnya. Pendidik, adalah orang yang mendidik.
Mendidik sendiri diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengeani
akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat memberikan induksi bahwa proses
pendidikan disamping secara khusus dilaksanakan melalui sekolah, dapat
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
9
diselenggarakan di luar sekolah yaitu pendidikan melalui keluarga dan
masyarakat. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha
menanamkan, memajukan, dan meningkatkan setidaknya empat macam nilai
yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.
2. Kepala Sekolah sebagai Manager
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada
para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang
menunjang program sekolah.
3. Kepala sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik,
kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,
mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,
mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Untuk
itu kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-
tugas operasional. Penjabaran dari segala kemampuan yang harus dimiliki
seorang kepala sekolah dalam Mulyasa (2011: 107-108) adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan Mengelola Kurikulum
Penyusunan administrasi pembelajaran; bimbingan konseling; kegiatan
praktikum; dan kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.
b. Kemampuan Mengelola Administrasi Peserta Didik
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
10
Penyusunan adminitrasi peserta didik; kegiatan ekstrakulikuler; dan
hubungan sekolah dengan orangtua peserta didik.
c. Kemampuan Mengelola Administrasi Personalia
Pengembangan administrasi tenaga guru; tenaga kependidikan non guru.
d. Kemampuan Mengelola Administrasi Sarana Prasarana
Mengembangkan administrasi mebel; alat musik kantor; alat laboratorium,
alat bengkel dan workshop.
e. Kemampuan Mengelola Administrasi Kearsipan
Pengembangan administrasi surat musik, surat keluar, surat keputusan,
dan surat edaran.
f. Kemampuan Mengelola Administrasi Keuangan
Pengembangan administarsi keuangan rutin; keuangan yang bersumber
dari masyarakat dan orang tua peserta didik; keuangan yang bersumber
dari pemerintah, bantuan operasional (DBO), bantuan keuangan, seperti
hibah.
Dalam melakukan tugas-tugas di atas, Kepala Sekolah sebagai
administrator, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas
sekolah dapat dianalisis berdasarkan beberapa pendekatan, baik pendekatan
sifat, pendekatan perilaku, maupun pendekatan situasional. Kepala Sekolah
hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan tenaga kependidikan,
agar mereka dapat mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi
dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.
4. Kepala Sekolah sebagai Supervisor.
Sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya
kemampuan profesional kepala sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras,
dalam memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah, menjadi jaminan
keberhasilan sebuah sekolah. Oleh karena itu, guna untuk mewujudkan sekolah
yang bermutu kepala berperan sebagai supervisor. Menurut Sergiovani dan
Starrat (Mulyasa, 2011: 111)
suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru
dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari disekolah, agar dapat
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
11
menggunakan untuk memberikan layanan yang lebih baik pada peserta
didik di sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat
belajar yang lebih efektif.
2Supervise sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sIstem organisasi pendidikan modern
diperlukan supervisor khusus yang 1, lebih indenpendent, dan dapat
meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. Jika
supervisor dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan.
5. Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemapuan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah, dan mendegelasikan tugas. Wahjosumijo (2005: 110)
mengemukakan bahwa Kepala Sekolah sebagai leader memiliki karakter
khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi
dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi.
6. Kepala Sekolah sebagai Innovator
Ibrahim (1988: 51) innovator merupakan “ orang yang memberikan ide,
barang atau metode sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
12
orang baik untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pemecahan suatu
masalah.” Begitu pula bagi kepala sekolah dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai Innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, memberikan
teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan
model-model pembelajaran yang inovatif.
7. Kepala Sekolah sebagai Motivator
Mc. Donald menjelaskan dalam Sardiman ( 2007: 73) motivasi adalah
“perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
(feeling) dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.” Sebagai
motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
tugas dan fungsinya.
Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis
dari tiga sifat kepemimpinan, yakni demokratis, otoriter, laissez-faire. Ketiga
sifat tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh leader, sehingga dalam
melakukan kepemimpinannya, sifat-sifat tersebut muncul secara situsional.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai leader mungkin bersifat demokratis,
otoriter, dan mungkin bersifat laissez-faire, meskipun kepala sekolah ingin
selalu bersifat demokratis namun sering kali situasi dan kondisi menuntut
untuk bersikap lain; misalnya harus otoriter.
b) Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala sekolah sangatlah berperan penting untuk meningkatkan mutu
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
13
sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan mutu.
sekolah di sekolah yang di pimpin. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui
tipe dan pola kepemimpinan yang baik agar dapat memimpin dengan baik. Kepala
sekolah harus mengetahui, bagaimanakah cara menjadi pemimpin yang baik.
Menurut Indrafachrudi, dkk (1984: 29) ada empat tipe kepemimpinan yang
sangat berkaitan dengan watak pribadi seorang pemimpin yang akan di jelaskan
sebagai berikut:
1) Kepemimpinan Otokratis
Soetopo& Soemanto (1984: 7) tipe otoriter, yaitu perilaku pemimpin
dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa. Pemimpin tipe ini mempunyai
pandangan bahwa tanggung jawabnya sebagai pemimpin sangatlah besar.
Maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya sangat bergantung kepadanya.
Sehubungnya dengan itu, dengan bekerja keras, teliti dan tertib, pemimpin
menghendaki dan mengharapkan agar bawahannya juga harus bekerja keras
dan sungguh-sungguh.
2) Kepemimpinan “Laissez-Faire”
Soetopo& Soemanto (1984: 8) tipe kepemimpinan Laissez-Faire ini
pemimpin sepertinya tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat
kepemimpinannya tidak tampak. Pemimpin yang bersifat “Laissez-Faire”
menghendaki supaya kepada bawahannya diberikan banyak kebebasan.
Pemimpin tersebut berpendapat, “ Biarlah guru-guru bekerja sesuka hatinya,
berinisiatif dan menurut kebijaksanaan sendiri. Berikan kepercayaan kepada
mereka, hargailah usaha-usaha mereka masing-masing. Jangan menghalang-
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
14
halangi mereka dalam pekerjaan, mereka tidak usah diawasi dalam
melaksanakan tugas, segala sesuatu pasti akan beres.”
3) Kepemimpinan Demokratis
Indrafachrudi, dkk (1984: 36) Tipe kepemimpinan ini dalam “pengambilan
keputusan-keputusan disesuaikan dengan anggota kelompoknya, dimana
pemimpin bersama-sama dengan anggota kelompok memutuskan keputusan
penting melalui kesepakatan bersama.” Semua guru di sekolah bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama, semua keputusan di ambil melalui
musyawarah dan mufakat serta harus ditaati. Pemimpin menghormati dan
menghargai pendapat tiap-tiap guru, pemimpin memberi kesempatan kepada
guru-guru untuk mengembangkan inisiatif dan daya kreatifnya.
Dari berbagai tipe kepemimpinan diatas dapat kita ketahui bahwa seorang
pemimpin yang baik seharusnya memiliki tipe kepemimpinan yang
demokratis. Karena tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya
bantuan dari pihak lain. Serta seorang pemimpin harus mempunyai
kompetesi-kompetensi yang harus dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin
yang baik.
c) Indikator Kompetensi Kepala Sekolah.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi guru maupun kepala sekolah
sebagaimana tercantum dalam penjelasan peraturan pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan, yaitu:
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
15
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi: (a) Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; (b) Pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan
kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan
(g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang:
(a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa;
(f) berahlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan
diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untu: (a) berkomunikasi lisan dan tertulis; (b)
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c)
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/ wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun
dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep,
struktur, dan metode keilmuan/ teknologi/ seni yang menaungi/ koheren
dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
(c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara
profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
Seorang guru maupun kepala sekolah harus mempunyai kompetensi-
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dengan mempunyai
kompetensi ini seorang kepala sekolah mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dan profesinya sebagai seorang guru. Seorang pemimpin tidak akan berhasil
dalam memimpin sekolah tanpa adanya kerjasama dengan rekannya.
Kepemimpinan kepala sekolah akan berjalan dengan baik apabila manajemen
sekolahnya baik pula, untuk mendukung terwujudnya manajemen sekolah yang
bermutu harus adanya dukungan dari guru dan komite sekolah.
Keberhasilan mutu sekolah berasal dari kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengelola sekolah dengan baik. Untuk mengelola sekolah dalam menuju suatu
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
16
keberhasilan, dibutuhkan kerja sama dengan warga sekolah untuk mendukung
tugas dari kepemimpinan kepala sekolah.
d) Pengelolaan Sekolah
1. Pengertian Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan. Sagala, Syaiful (2009: 50) manajemen merupakan
“suatu sistem tingkah laku manusia yang kooperatif dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan kepemimpinan yang teratur melalui usaha terus
menerus dilandasi tindakan yang rasional.”
Pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses, sedangkan manajer
adalah orang yang melakukan proses atau yang mengatur proses tersebut sehingga
tercapai sebuah tujuan. Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok
yang ditampilkan oleh seorang manajer/ pemimpin, yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Fattah, Nanang (2011: 1) manajemen sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif. Dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerja
sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dengan tersedianya manajemen sekolah yang baik, maka sekolah tersebut akan
mewujudkan visi dan misi dari sekolah. Dengan terwujudnya visi dan misi maka
sekolah tersebut menjadi sekolah yang bermutu.
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
17
2. Fungsi Pengelolaan
Berdasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) secara garis besar dapat
disampaikan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Sagala, Syaiful
(2009: 56-64) ada beberapa fungsi manajemen (pengelolaan) antara lain sebagai
berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Roger dalam Fattah (1972: 49) Perencanaan adalah “proses penentuan
tujuan sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapau tujuan itu seefesien mungkin.” Perencanaan
merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan
keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi.
Dengan demikian, kunci keberhasilan dalam suatu pengelolaan
tergantung pada perencanaannya. Perencanaan merupakan suatu proses dan
kegiatan pimpinan (manager) yang terus-menerus, artinya setiap kali timbul
sesuatu yang baru.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Sagala, Syaiful (2009: 58) pengorganisasian adalah “kegiatan pembagi
tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah.” Dalam
sebuah organisasi dituntut adanya kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efesien. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka perlu dipilih orang yang memiliki kemampuan dan
kompetensi dalam melaksanakan tugas serta dapat memimpin anggotanya.
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
18
c. Penggerakan
Terry menjelaskan dalam Sagala, Syaiful (2009: 60) menggerakan berarti
“merangsang anggota-anggota kelompok, melaksanakan tugas-tugas dengan
antusias dan kemauan yang baik.” Kepemimpinan kepala sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakan personal
sekolah dalam melaksanakan program kerjanya. Menggerakan dalam
organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya
melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan baik serta dengan penuh
semangat.
d. Pengkoordinasian
Sagala, Syaiful ( 2009: 61) pengkoordinasian berarti “ menjaga agar
tugas-tugas yang telah dibagi, tidak dikerjakan menurut kehendak yang
mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga tercapainya tujuan.”
Pengkoordinasian dilakukan oileh kepala sekolah, tanpa pengkoordinasian
yang benar maka tiap komponen seperti guru, tenaga kependidikan dan
karyawan pendidikan lainnya akan berjalan sendiri-sendiri tanpa arah yang
jelas.
e. Pengawasan (Controlling)
NS, Sutarno (2006: 128) menjelaskan pengawasan merupakan “kegiatan
membandingkan atau mengukur yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-rencana yang sudah
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
19
ditetapkan sebelumnya.” Pengawasan atau kontrol merupakan kegiatan
terakhir dari fungsi pengelolaan (manajemen).
Perencanaan merupakan proses awal dari suatu kegiatan pengelolaan
yang keberadaanya sangat diperlukan dalam memberikan arah atau patokan
dalam suatu kegiatan. Kemudian pengorganisasian yang berkaitan dengan
penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam
mepersiapkan pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya yaitu penggerakan,
pengkoordinasian dan tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputu
kegiatan monitoring dan evaluasi.
Dengan terlakasanakannya fungsi pengelolaan sekolah dengan baik,
maka sekolah tersebut akan mudah dalam mencapai tujuan dari pendidikan
atau sekolah. Tercapainya tujuan sekolah akan mewujudkan sekolah yang
bermutu.
3. Meningkatkan Mutu
1) Pengertian Mutu
Crosby dalam Hadis& Nurhayati (2010: 85) menjelaskan “mutu adalah
conformance to requirment, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau
distandarkan. Dalam pendidikan pengertian ini mempunyai maksud seorang
lulusan memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu tersebut meliputi input,
proses belajar mengajar dan hasil belajar mengajar.” Deming dalam Hadis&
Nurhayati (2010: 85) menjelaskan “mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan
pasar atau konsumen.” Dari pengertian tersebut, sebuah pendidikan yang bermutu
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
20
adalah pendidikan yang menguasai pangsa pasar karena lulusannya sesuai dengan
kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi pemakai jasa
pendidikan.
Mutu adalah suatu kondisi konsumen yang merasa puas karena yang mereka
inginkan telah tercapai sepenuhnya. Adapun dalam proses pendidikan, sekolah
yang bermutu terdiri dari berbagai input, antara lain: bahan ajar ( kognitif, afektif,
atau psikomotor), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana
sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya
serta penciptaan suasana yang kondusif. Sekolah yang bermutu akan tercipta
apabila pengelolaan manajemen sekolah tersebut baik.
2) Mutu Sekolah
Suatu sekolah yang berorientasi pada “mutu” dituntut untuk selalu bergerak
dinamis penuh upaya inovasi, dan mengkondisikan diri sebagai lembaga atau
organisasi pembelajar yang selalu memperhatikan tuntutan kebutuhan masyarakat
yang terus berkembang. Untuk itu sekolah dituntut untuk selalu berusaha
menyempurnakan desain atau standar proses.
Dalam bukunya Engkoswara & Komariah menurut Baker (2011: 310-311 )
memaparkan standar sekolah baik yang bermutu yaitu:
1. Administrator dan jajaranya serta guru-guru adalah para profesioanal
yang handal.
2. Tersedia kurikulum yang luas bagi seluruh siswa.
3. Memiliki filosofi yang selalu dikomunikasikan bahwa seluruh anak dapat
belajar dengan harapan yang tinggi.
4. Iklim yang baik untuk belajar, aman, bersih, memper;dulikan, dan
terorganisasi baik.
5. Suatu sistem penilaian berkelanjutan yang didukung supervisi.
6. Keterlibatan masyarakat yang tinggi.
7. Membantu para guru mengembangkan strategi,teknik intruksional dan
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
21
mendorong kerjasama kelompok.
8. Menyusun jadwal secara terprogram untuk memberikan pelatihan dalam
jabatandan seminar seluruh staf.
9. Pengorganisasian SDM untuk melayani seluruh siswa.
10. Komunikasi dengan orang tua dan menyediakan waktu yang cukup untuk
dialog.
11. Menetapkan dan mengartikulasikan tujuan secara jelas.
12. Pelihara staf yang memiliki kesimbangan ketrampilan dan kemampuan
dan ketahui kekuatan kapabilitas khusus dari staf.
13. Bekerja untuk memelihara moril tinggi yang berkontribusi terhadap
stabilitas orgnisasi dan membatasi tingkat turn – over (perputaran guru).
14. Bekerja keras untuk memelihara ukuran kelas sesuai dengan mata
pelajaran dan tingkatan kelas siswa sesuai aturan yang ada.
15. Kembangkan dengan staf dan orang tua kebijakan sekolah dalam disiplin,
penilaian, kehadiran, pengujian, promosi, dan ingatan.
16. Kerja sama guru dan orang tua untuk menyediakan dukungan pelayanan
dalam pemecahan permasalahan siswa.
17. Memelihara hubungan baik dengan pemerintah daerah.
Dalam bukunya Engkoswara & Komariah, Aan menurut Koswara (2011: 310)
merangkum indikator-indikator sekolah yang bermutu dan tidak bermutu yaitu
antara lain:
Tabel 2.1 Indikator Sekolah Bermutu dan Tidak Bermutu
Sekolah Bermutu Sekolah tidak bermutu
1. Masukan yang tepat Masukan yang banyak
2. Semangat kerja tinggi Pelaksanaan kerja santai
3. Gairah motivasi belajar tinggi Aktivitas belajar santai
4. Penggunaan biaya, waktu fasilitas,
tenaga yang proposional
Boros memakai sumber-sumber
5. Kepercayaan berbagai pihak Kurang peduli terhadap lingkungan
6. Tamatan yang bermutu Lulusan hasil katrol
7. Keluaran yang relevan dengan
kebutuhan masayarakat
Keluaran tidak produktif
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa sekolah bermutu adalah sekolah yang
mengukur seberapa banyak tujuannya tercapai. Sekolah yang bermutu lebih
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
22
mempunyai semangat belajar yang tinggi, sarana prasarana yang memadai
menjadikan pembelajaran yang efektif sehingga terciptanya prestasi yang baik dan
mempunyai lulusan yang bermutu.
Sekolah yang bermutu tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah
yang baik, serta adanya dukungan dari warga sekolah untuk melaksanakan visi
misi sekolah. Setiap manajemen sekolah harus mampu melaksanakan tugasnya
masing-masing untuk meningkatkan mutu sekolah.
4. Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian yang peneliti anggap relevan dengan penelitian peran
kepemimpinan kepala sekolah di sekolah dasar antara lain:
1). Penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah oleh Sri Murniasih (2014) tentang”
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru”
menunjukan hasil, bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk
meningkatkan kinerja guru yaitu kepemimpinan yang demokratis , sifatnya
yang baik selalu memperhatikan kebutuhan bawahan serta harus
mempunyai peran sebagai kepala sekolah sebagai educator, kepala
sekolah sebagai manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala
sekolah sebagai supervisor, climitor dan enterpreneuruship.
2). Penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah oleh Sri Purwanti (2013) tentang “Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Guru
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016
23
dan Pegawai di SMA Bakti Sejahtera Kecamatan Kongbeng Kabupaten
Kutai Timur” menunjukan hasil, kepemimpinan kepala sekolah yang baik
yang dapat meningkatkan kualitas sekolah yaitu dengan melaksanakan
tugasnya, kepala sekolah sebagai pemimpin yaitu kepala sekolah melakukan
tanggung jawab perbaikan dan pengajaran. Kepala sekolah sebagai manajer
dalam mempengaruhi guru untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Kepala sekolah sebagai pendidik, kepala sekolah sebagai administrator,
kepala sekolah sebagai motivator dengan memberikan motivasi kepada
guru dan pegawai, serta mengatur lingkingan fisik dan suasana kerja.
Kedua penelitian tersebut saling berhubungan dalam penelitian ini,
penelitian Sri Murniasih yang berkaitan dengan peran kepemimpinan kepala
sekolah yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru, dapat
memberikan gambaran yang berkaitan dengan peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah, akan tetapi penelitian itu masih
kurang mendalam berkaitan permasalahan tersebut, sehingga hasil tersebut
dijadikan acuan peneliti untuk melihat peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah. Kemudian pada penelitian Sri Purwanti
berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
sekolah, sehingga kedua penelitian tersebut saling berhubungan untuk
mengetahui dan mengali lebih dalam yang terkait peran dan upaya yang
dilakukan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
sekolah.
Peran Kepemimpinan Kepala..., Nanik Setyaningrum, FKIP, UMP, 2016