BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · pernak-pernik yang berfungsi untuk mempercantik diri...

51
8 BAB II KAJIAN LITERATUR II. A. PENGERTIAN JUDUL Desain adalah : - Kerangka bentuk ; rancangan ; motif ; corak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 364). - Dalam desain interior, desain industri, arsitektur, menggambarkan semua keputusan yang menentukan bagaimana ruang objek tertentu, atau bangunan akan terbentuk (John F. Pile, 1995 : 33). Interior adalah : - Bagian dalam gedung atau ruang, tatanan perabot atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 560). - Sebuah bangunan dibentuk oleh elemen-elemen arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangannya yang terdiri atas kolom, dinding, lantai, dan plafon. Elemen-elemen tersebut memberi bentuk pada bangunan, memisahkannya dengan ruang luar, dan membentuk pola tatanan ruang interior (Ching, 1996 : 160). - Ruang dalam atau bagian dalam bangunan, apapun, dan bagaimanapun bentuk bangunan tersebut (Suptandar, 1999:1). (sumber:http://www.academia.edu/3831937/Perkembangan_Visualis asi_Dalam_Dunia_Desain_Interior. Senin, 2 Maret 2015, 12.30WIB) Pusat adalah tempat terjadinya berbagai macam aktivitas, yang merupakan terjadinya daya tarik utama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 650).

Transcript of BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.uns.ac.id · pernak-pernik yang berfungsi untuk mempercantik diri...

8

BAB II

KAJIAN LITERATUR

II. A. PENGERTIAN JUDUL

Desain adalah :

- Kerangka bentuk ; rancangan ; motif ; corak (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008 : 364).

- Dalam desain interior, desain industri, arsitektur,

menggambarkan semua keputusan yang menentukan

bagaimana ruang objek tertentu, atau bangunan akan

terbentuk (John F. Pile, 1995 : 33).

Interior adalah :

- Bagian dalam gedung atau ruang, tatanan perabot atau

hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008 : 560).

- Sebuah bangunan dibentuk oleh elemen-elemen arsitektur

dari struktur dan pembentuk ruangannya yang terdiri atas

kolom, dinding, lantai, dan plafon. Elemen-elemen

tersebut memberi bentuk pada bangunan, memisahkannya

dengan ruang luar, dan membentuk pola tatanan ruang

interior (Ching, 1996 : 160).

- Ruang dalam atau bagian dalam bangunan, apapun, dan

bagaimanapun bentuk bangunan tersebut (Suptandar,

1999:1).

(sumber:http://www.academia.edu/3831937/Perkembangan_Visualis

asi_Dalam_Dunia_Desain_Interior. Senin, 2 Maret 2015, 12.30WIB) Pusat adalah tempat terjadinya berbagai macam aktivitas,

yang merupakan terjadinya daya tarik utama (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008 : 650).

9

Kerajinan adalah sebuah hasil dari pekerjaan tangan atau

mesin yang dibuat industri atau rumah tangga (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008 : 1251).

Manik-manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil

yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki

sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai

untaian (Sumarah Adhyatman, 1993). (sumber : http://uun-

halimah.blogspot.com/2007/12/manik-manik-di-indonesia.html. Senin, 2

Maret 2015, 12.00 WIB)

Aksesoris adalah hiasan atau barang tambahan sebagai

pelengkap (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 30).

Surakarta adalah sebuah kota di Jawa Tengah Indonesia,

dengan kepadatan penduduk 11,811.5 orang/km2. Kota

dengan luas 44 km2 ini berdekatan dengan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah

timur dan barat dan Kabupaten Sukoharjo di selatan (sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Surakarta. Senin, 2 Maret 2015, 13.00).

Feminim adalah :

- Sifat menyerupai wanita atau bersifat kewanitaan (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 410).

- Feminin merupakan sebuah sifat yang menggambarkan

sifat kewanitaan, sifat kewanitaan ini tidak lepas dari

konsep gender. Konsep gender yakni suatu sifat yang

melekat pada kaum laki – laki maupun perempuan yang

di konstruksi secara sosial maupun kultural (Mansour,

2013:8).

Sehingga dihimpun dari pengertian-pengertian diatas, Desain

Interior Pusat Kerajinan Manik-Manik dengan Konsep Feminim berarti

aktivitas untuk memutuskan bagaimana bagian dalam dari suatu bangunan

akan terbentuk dan dapat digunakan sebagai pusat penjualan manik dalam

10

bentuk bijian maupun untaian perhiasan hasil kerajinan tangan dari para

pengrajin dengan konsep feminim (kewanitaan).

II. B. TINJAUAN UMUM

II. B. 1. Tinjauan Tentang Aksesoris

Accecories atau aksesoris merupakan benda pelengkap yang

digunakan untuk mendukung penampilan penggunanya. Tidak hanya

manusia yang menggunakan aksesoris, binatang bahkan benda mati

sekalipun tak luput dengan penggunaan aksesoris ini.

Aksesoris lebih melekat penggunaanya kepada hal-hal yang

berkaitan dengan kesempurnaan busana seseorang. Bahkan sudah

menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi penampilan wanita.

Kebanyakan wanita memakai aksesoris untuk mendukung

penampilannya, seperti perhiasan emas (anting, kalung, cincin,

gelang), selendang atau scarf, sabuk, tas, topi, jam tangan atau

kacamata. Penggunaan aksesoris bagi laki-laki mungkin lebih simpel.

Para laki-laki biasanya menggunakan aksesoris jam tangan, sabuk,

dasi, atau topi. Dengan demikian, aksesoris adalah segala bentuk

pernak-pernik yang berfungsi untuk mempercantik diri dan menambah

kesempurnaan penampilan.

Busana tradisional pun tidak lepas dari aksesoris yang biasanya

memiliki ciri khas sebagai perlambang tertentu, misalnya tusuk konde,

kembang goyang, keris atau sindur.

A. Jenis Aksesoris Berdasarkan Bentuk

Aksesoris yang digunakan untuk menyempurnakan

penampilan memiliki jenis yang beragam. Di antaranya sebagai

berikut.

11

1. Jenis Aksesoris - Perhiasan

Perhiasan adalah bagian dari aksesoris yang digunakan

untuk mempercantik diri. Macam-macam perhiasan ini di

antaranya kalung, anting atau giwang, cincin, maupun gelang

yang biasanya terbuat dari emas atau perak.

Gambar II.1 Perhiasan

(Sumber Gambar : http://perlutahu.org/wp-content/uploads/2013/10/macam-

perhiasan-emas.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.00 WIB)

2. Jenis Aksesoris - Jam Tangan

Jam tangan atau arloji adalah penunjuk waktu yang

biasanya digunakan di pergelangan tangan. Saat ini jam tangan

sudah menjadi bagian dari aksesoris bukan hanya sebagai

penunjuk waktu dengan banyaknya model jam.

Gambar II.2 Jam Tangan

(Sumber Gambar :

http://ak1.ostkcdn.com/images/products/8236719/8236719/DKNY-Womens-

NY8183-Gold-Stainless-Steel-Quartz-Watch-with-White-Dial-P15565288.jpg.

Minggu, 30 Agustus 2015, 18.10 WIB)

12

3. Jenis Aksesoris - Tas

Tas merupakan tempat tertutup untuk menaruh barang

bawaan yang dapat dibawa untuk bepergian. Tas dapat

menunjang penampilan seseorang. Oleh karenanya tidaklah

mengherankan jika orang khusunya para wanita memburu tas

yang bagus dan unik dan sanggup membayar jutaan rupiah

untuk sebuah tas. Tas ada beberapa jenis, seperti tas selempang,

tas jinjing, tas kosmetik atau pun tas pesta.

Gambar II.3 Tas Jinjing Wanita

(Sumber Gambar : http://www.dailyjobresult.com/wp-

content/uploads/2014/07/Tips-For-Choosing-The-Right-Ladies-Bag-Part-1-

24.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.15 WIB)

4. Jenis Aksesoris - Topi

Topi adalah salah satu benda untuk menutupi kepala.

Pada umumnya topi digunakan sebagai aksesoris untuk

mempermanis penampilan. Namun di dunia kemiliteran, topi

wajib digunakan dan dijadikan lambang kepangkatan pasukan.

Gambar II.4 Topi

(Sumber Gambar : http://images6.fanpop.com/image/photos/32100000/Hats-

Caps-hats-caps-knit-caps-winter-caps-32168760-300-357.jpg. Minggu, 30

Agustus 2015, 18.20 WIB)

13

5. Jenis Aksesoris - Bros

Bros adalah salah satu aksesoris yang disematkan di

dalam pakaian. Biasanya bros ini banyak digunakan oleh para

perempuan yang berjilbab yang disematkan pada kerudung atau

disematkan pada pakaian bagi yang tidak berjilbab.

Gambar II.5 Bross Bunga

(Sumber Gambar :

http://www.balidenpasartrading.com/product/bross%20big%20-

%20small.gif. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.25 WIB)

(sumber : http://www.anneahira.com/aksesoris-3895.htm. Kamis, 28

November 2013, 12.00 WIB)

B. Jenis Aksesoris Berdasarkan Bahan Baku

Aksesoris dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku, mulai

dari bahan khusus aksesoris hingga limbahpun dapat dirangkai

menjadi aksesoris yang cantik. Tidak heran jika aksesoris memiliki

jenis yang beraneka ragam. Berikut adalah beberapa jenis bahan baku

aksesoris yang sering ditemukan di pasaran :

1. Manik-manik :

Aksesoris dari bahan manik-manik sangat mudah ditemukan

dimanapun. Karena manik memiliki banyak ukuran, sehingga

aksesoris yang terbuat dari manikpun bermacam-macam model

dan jenisnya, dari aksesoris terkecil hingga besar.

14

Gambar II.6 Gelang Manik-manik

(Sumber Gambar : http://www.polyvore.com/cgi/img-

thing?.out=jpg&size=l&tid=53503981. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.30 WIB)

2. Logam :

- Emas, banyak aksesoris khususnya perhiasan yang terbuat

dari emas. Emas merupakan bahan logam termahal diantara

logam lainnya. Emas memiliki dua jenis yaitu emas kuning

dan emas putih.

- Perak, kerajinan aksesoris perak banyak diproduksi di Kota

Gede Jogjakarta. Harga perak jauh lebih rendah daripada

harga emas sehingga perak bisa menjadi alternatif yang

baik dan murah bagi para pecinta perhiasan logam.

- Baja, selain sebagai bahan untuk membuat bangunan, baja

bisa disulap menjadi perhiasan yang menarik dan unik

meskipun jarang ditemukan di pasaran.

- Kuningan dan perunggu, bisa juga dijadikan sebagai bahan

untuk perhiasan, biasanya bahan ini digunakan sebagai

tiruan emas.

(sumber : http://puteka85.blogspot.com/2013/03/jenis-logam-untuk-

membuat-perhiasan.html. Kamis, 28 November 2013, 12.30 WIB)

15

Gambar II.7 Cincin Emas

(Sumber Gambar : http://www.cetakrupiah.com/wp-

content/uploads/2011/05/img-thing.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.40 WIB)

3. Batuan :

Batuan yang digunakan sebagai aksesoris memiliki berbagai

macam jenisnya. Dari batu alam yang cantik hingga batu mulia

yang sangat mahal. Batu mulia misalnya berlian, zamrud, ruby,

safir, dan sebagainya. Harga batu-batu ini sangat mahal, jauh

diatas harga emas.

Gambar II.8 Cincin Permata

(Sumber Gambar : http://weddingseve.com/wp-

content/uploads/2013/07/Different-diamond-rings-

3.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.45 WIB)

4. Mutiara :

Mutiara yang digunakan sebagai perhiasan bukan mutiara

sembarangan. Biasanya kerang yang memproduksi mutiara ini

dibudidaya khusus dengan perawatan yang khusus pula.

Gambar II.9 Kalung Mutiara

(Sumber Gambar :

http://www.pearlhours.com/images/201012/1292665978.jpg. Minggu, 30

Agustus 2015, 18.50 WIB)

16

5. Kulit :

Desa yang memproduksi aksesoris kulit yang cukup terkenal

adalah Magetan. Tidak hanya sepatu dan tas, bahan baku kulit

juga dapat dibuat menjadi gelang dan kalung yang unik. Kulit

yang biasa digunakan adalah kulit sapi. Tetapi untuk kalangan

atas, aksesoris khususnya tas biasa menggunakan kulit buaya

atau kulit ular yang memiliki tekstur yang cantik.

Gambar II.10 Gelang Kulit

(Sumber Gambar :

http://www.ceritamu.com/uploads/posts/HBC/files/e513bda1-9e3d-4502-

82c0-5847316368a2.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 18.55 WIB)

6. Kayu :

Kayu yang dibuat untuk aksesoris biasanya dibentuk seperti

manik-manik. Meskipun harganya terjangkau, bukan berarti

aksesoris kayu memiliki kualitas yang buruk. Aksesoris ini

cukup menarik karena kesannya yang „unik‟.

Gambar II.11 Jam Tangan Kayu

(Sumber Gambar : http://www.planetcustodian.com/wp-

content/uploads/2012/06/honey-wooden-watch-2.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015,

19.00 WIB)

17

7. Plastik :

Bahan plastik banyak ditemukan dipasaran. Aksesoris yang

terbuat dari bahan plastik biasanya diperuntukkan untuk anak-

anak. Tidak heran jika harganya sangat terjangkau.

Gambar II.12 Gelang Plastik

(Sumber Gambar : http://terselubung.in/wp-

content/uploads/2013/08/81.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 19.10 WIB)

8. Kain :

Berbagai macam jenis kain dapat dibuat menjadi aksesoris.

Dari kain batik, flanel, hingga kain perca sisa jahitan.

Gambar II.13 Gelang Kain Batik

(Sumber Gambar : http://cdn.klimg.com/vemale.com/p/banglebatik.jpg

Minggu, 30 Agustus 2015, 19.15 WIB)

9. Tali :

Aksesoris jenis ini biasanya diproduksi secara handmade.

Untaian tali yang biasa dapat disulap menjadi rangkaian bahkan

anyaman yang menarik. Khususnya gelang tali, biasanya

aksesoris ini lebih menarik bagi anak muda laki-laki karena

bentuknya yang sederhana tetapi bagus.

18

Gambar II.14 Gelang Tali

(Sumber Gambar :

http://3.bp.blogspot.com/TGGwbG9KVqw/s1600/Gelang+Kancing+dan+T

ali.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015, 19.20 WIB)

10. Dan masih banyak lagi.

II. B. 2. Tinjauan Tentang Manik

Manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil yang

berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang

atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian. Keindahan manik ini

tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya zat warna yang

ditambahkan keterampilan dan teknik pembuatannya. Seorang ahli manik

dari Amerika, Peter Francis Jr. mengatakan “Manik adalah benda

indah.Setiap butir merupakan karya seni kecil. Sesungguhnya manik

adalah bentuk seni pertama yang dikenal di mana pun. Semua orang

menggemarinya : tidak ada yang tidak menggunakannya!”

Adapun fungsi manik dalam masyarakat ialah sebagai perhiasan

dan sarana upacara keagamaan.Sebagai benda kuna manik sangat penting

bagi penelitian arkeologi dan sejarah peradaban manusia.

19

A. Sejarah Manik

Manik batu sudah dikenal di Mesir dan Mesopotamia sejak

6.500 tahun SM.Terbuat dari batu lapis lazuli, batu amber dari Laut

Baltik, batu merjan dari Laut Tengah.Semuanya itu dipakai sebagai

jimat.Teknik pembuatan manik batu dan pandai emas pada 2.500 tahun

SM sangat baik.Benda manik ini kemudian tersebar ke Asia sebagai

barang dagangan penting.

Di India pembuatan manik dari batu kuarsa sudah dikenal sejak

ribuan tahun SM. Pusat penyebaran manik di India ialah Cambay dekat

Gujarat di India Barat dan Arikamedu di pantai tenggara India.

(sumber : http://uun-halimah.blogspot.com/2007/12/manik-manik-di-indonesia.html.

Kamis, 28 November 2013, 13.00 WIB)

Adapun di Indonesia temuan manik tersebar luas, tetapi relatif

muda, yakni dari abad ke-12 M. Manik dari bahan batu, lempung dan

kaca ditemukan di situs Bukit Patenggeng daerah Subang (Jawa Barat)

pada penelitian tahun 1973 dan di situs Tri Donorejo di daerah Demak

(Jawa Tengah) pada penelitian tahun 1977.

Kuarsa adalah bahan mineral yang paling umum, sejenis

kristalin seperti batuan hablur dan kecubung serupa kaca yang

menghablur dan tembus pandang. Adapun bahan semacam mikro-kistalin

seperti kalsedon akik, oniks dan kornelian adalah padat, serba sama dan

memiliki susunan hablur yang dapat dilihat dengan mikroskop.

Endapan batu akik ditemukan di daerah Sumedang (Jawa Barat)

dan di daerah sekitar Padang (Sumatera Barat). Batu kornelian ditemukan

di sebelah barat Sukabumi (Jawa Barat) dan di selatan Solo (Jawa

Tengah). Adapun bahan hablur ditemukan di daerah Tulung Agung

(Jawa Timur), Sumatera Barat dan Kalimantan Barat. Batu giok

ditemukan di Papua, daerah Sumedang, Banten Selatan, Aceh dan

Sumatera Utara.

20

Di situs Sriwijaya dekat Palembang (situs Karang Anyar dan

Kambang Unglen) ditemukan manik dari bahan kaca warna putih, biru,

kuning, hijau, hitam, merah-cokelat dan jingga.Di situs Air Sugihan

(sebelah tenggara Palembang) ditemukan manik dari batu (dari bahan

kornelian dan oniks), manik kaca jenis kaca emas beruas-ruas dan kaca

Indo Pasifik.

Di situs Muara Jambi (30 km sebelah barat timur-laut kota

Jambi) ditemukan manik dari bahan batu dan kaca, warnanya putih, biru

muda, biru, hitam, merah-cokelat, jingga, hijau, kuning dan tungu.

Umumnya manik batu yang ditemukan di Indonesia dibuat dari bahan

kernelian, batuan bhablur, oniks, akik bergaris, kalsedon, kecubung dan

batu hijau lunak.

Di luar penelitian arkeologi, jauh sebelumnya pernah ditemukan

manik polikrom dari bahan kaca, polanya adalah gambar mata dan

pancaran matahari. Temuan manik di daerah Batujaya (Karawang, Jawa

Barat) yang jatuh ke tangan pedagang, emas butir di antaranya sama

dengan temuan manik di Arikamedu (India). Ada pula manik asal

Batujaya yang menjadi koleksi Museum Nasional yang berlekuk dan

berlubang tiga: manik ini menurut Peter Francis adalah jenis manik Indo

Pasifik.

(sumber : http://uun-halimah.blogspot.com/2007/12/manik-manik-di-indonesia.html

Kamis, 28 November 2013, 14.00 WIB)

B. Jenis Manik

Berdasarkan bahannya maka ada manik kaca, batu, kerang,

tulang, biji-bijian, kayu, merjan, mutiara, damar, lempung dan logam.

Bahan manik ini ikut menentukan keindahannya dan harganya jika

dipasarkan. Manik dari lempung tentu tidak dapat mengalahkan manik

dari batu atau kaca.

21

Gambar II.15 Macam Jenis Material Manik

(Sumber Gambar : http://g01.s.alicdn.com/kf/202283607..jpg. Minggu, 30 Agustus

2015, 19.20 WIB)

C. Teknik Pembuatan

Manik dibuat dengan tahapan :

o Peleburan

Gambar II.16 Proses Peleburan Kaca

(Sumber Gambar : http://kemenperin.go.id/artikel/2594/Menteri-

Perindustrian-Mengamati-Produk-Kerajinan-Industri-Kecil-Manik-Manik-

Dari-Kaca-di-Jombang-Pada-Safari-Ramadhan-ke-Jawa-Timur. Kamis, 28

November 2013, 18.00 WIB)

22

o Pembentukan dan Pelubangan

Gambar II.17 Proses Pembentukam dan Pelubangan

(Sumber Gambar : http://manikjawainc.blogspot.com/2013/06/czech-

fantastic-bohemian-style.html. Kamis, 28 November 2013, 18.00 WIB)

o Dihias

Bahan manik yang dapat dilebur (misalnya logam

dan kaca) atau dilunakkan (misalnya lempung dan damar),

bentuknya dapat dicetak sesuai minat pembuatnya. Dalam

proses pencetakan bentuk manik juga disiapkan lubang

untuk tali penguntai. Jika bahannya keras seperti batu dan

kayu, maka bentuknya dibuat dengan cara meraut,

menggosok atau menggerinda, sedangkan lubang penguntai

dibuat dengan cara dibor. Akibatnya bentuk manik sering

tidak simetris dan bentuk lubang penguntai tidak lurus atau

sama besarnya.

Teknik pembuatan hiasan, terutama pada manik

yang warna-warni yang bahannya dapat dilebur, dikerjakan

di bengkel peleburan. Manik dan bahan warna sama-sama

dipanaskan kemudian bahan warna dioleskan dengan alat

23

tertentu sehingga melekat sesuai dengan letak dan bentuk

yang diinginkan.

D. Bentuk Manik

Benda kecil dan indah ini bentuknya bermacam-macam, yaitu

cakram silinder, silinder, pipa, kerucut, bulat, elips, cincin, tabular,

prisma, kubus, segi empat panjang, segi lima, segi enam, kubus tanpa

sudut, prisma tanpa sudut, belah ketupat, manik berleher pipih, tong,

belimbing, bidang banyak bergalur, berpembatas, murbel, piramid

terpenggal, manik panel, beruas-ruas, panjang, manik burung, manik

pancaran matahari, manik lukut tuma dan lain-lain.

Kaitannya dengan zaman prasejarah Indonesia, manik-manik

sering ditemukandalam berbagai ekskavasi situs-situs purbakala di

Indonesia. Hasil temuan ini terbilangmasih muda, yaitu berasal dari abad

ke-12 SM. Pada masa itu, manik juga digunakansebagai jimat, sarana

upacara ritual, bekal kubur, lambang status sosial pemakainya, danlain-

lain. Manik-manik dapat bercerita banyak tentang perdagangan,gagasan,

pembaruanteknologi,perindustrian,apresiasi seni,pengaturan sosial, dan k

epercayaan magis-religius (Susantio, 2004).

Tinggalan manik kuna perlu dikaji dan dilestarikan agar dapat

menjadi acuan bagi studi ilmiah maupun acuan bagi pengembangan

kerajinan manik karena hal ini dapat menghasilkan cinderamata yang

indah, sehingga dapat menunjang perkembangan pawirisata Indonesia.

24

Gambar II.18 Macam Bentuk Manik

(Sumber Gambar : https://pixabay.com/p-508482/?no_redirect. Selasa, 25Agustus

2015, 21.05 WIB)

(sumber : http://uun-halimah.blogspot.com/2007/12/manik-manik-di-indonesia.html.

Manik-manik di Indonesia. Uun Halimah. Jumat, 29 November 2013, 12.00 WIB)

II. B . 3. Tinjauan Tentang Kota Surakarta

Surakarta juga disebut Solo atau Sala adalah kota yang terletak

di provinsi Jawa Tengah,yang pada tahun 2010 berpenduduk 503.421

jiwa dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini

berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di

sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di

sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.

Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu

keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo

merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta.. Jumat, 29 November 2013, 12.00 WIB).

25

Gambar II.19 Kota Surakarta

(Sumber Gambar : https://www.google.com/maps/@-7.559209,110.8188121,13z.

Senin, 7 September 2015, 16.25 WIB)

Di Kota Surakarta terdapat banyak toko aksesoris, dari toko

bahan baku aksesoris hingga produk aksesoris. Toko-toko ini setiap hari

ramai dikunjungi masyarakat. Toko yang menjual manik-manik adalah

salah satu yang ramai dikunjungi. Penggemar aksesoris manik-manik di

Surakarta bisa dikatakan cukup banyak, ramainya toko manik-manik

yang ada menjadi buktinya. Dengan banyaknya permintaan konsumen

akan manik-manik di Surakarta, akan lebih seimbang jika kota ini

memiliki pengrajin manik sendiri. Sehingga tidak akan ada kendala

dengan habisnya stock manik atau aksesoris manik di Surakarta.

II. C. PENDEKATAN DESAIN

II. C. 1. Tinjauan Tentang Lobby ( Ruang Tunggu )

Lobby atau lobi adalah ruang masuk gedung (M. Echols dan

Hasan Shadily, 1997) pengertian lobi lebih dikenal dengan ruangan atau

teras di dekat pintu masuk sebuah bangunan yang biasanya dilengkapi

dengan berbagai perangkat meja dan kursi, yang berfungsi sebagai ruang

26

duduk atau ruang tunggu.Kata lobi digunakan pada tahun 1640 yang

berarti ruangan masuk yang besar dalam gedung umum.

“Lobi harus dibayangkan sebagai ruang multi guna yang

dinamis. Banyak proyek bangunan akan menawarkan kesan pertama dan

kesan pertama pasti akan dibuat mencolok. Lobi pintu masuk menjadi hal

pertama yang dilihat oleh pengunjung. Karena area ini sering menjadi

tempat pertemuan. Jadi, lobi harus menyediakan ruang multiguna baik itu

untuk pembicaraan santai maupun formal, dan juga saat bekerja di depan

laptop dan menghubungkan berbagai perangkat seperti ponsel dan iPod ke

perangkat laptop. Itu berarti lobi harus diberi pengaturan terbaik pada meja

sofa dan ketersediaan kopi. Segmentasi ruang kreatif diperlukan disini.

Sediakanlah zona intim dan zona sosial dan juga jangan melupakan

furniture untuk memberikan kenyamanan dan fungsionalitas kepada

tamu“.

(sumber : http://www.dirumahidaman.com/2013/08/11-tren-desain-interior-hotel-

dengan-pertumbuhan-tercepat.html. Sabtu, 30 November 2013. 13.00 WIB)

A. Fasilitas Lobby

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan aktivitas dalam lobby,

sebaiknya lobby harus :

a. Tersedia ruang pengecekan dan meja informasi, ruang pengecekan

berada dikanan pintu masuk, dekat pintu tetapi tidak menutupi lalu

lintas. Meja informasi ada di kiri pintu masuk, karakter meja ini

tergantung pada ukuran bangunan. Posisinya dapat digantikan

dengan papan buletin atau kalender peristiwa.

b. Tersedianya fasilitas telepon.

c. Tersedianya counter penjualan (bisa dilakukan di meja informasi)

d. Tersedianya tempat display majalah dan barang-barang cetak.

27

e. Tersedianya fasilitas pameran, susunannya harus tepat, menarik,

tidak menghalangi jalan, dan sirkulasi pengunjung.

(Sumber : Dikutip dari Laporan Tugas Akhir Ristika Maharani, Jurusan Desain Interior,

tahun 2011)

B. Fungsi Lobby

a. Sebagai fungsi ekonomi, yaitu pengunjung dapat memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang tersedia di lobi dan tanpa harus pergi ke

tempat lain, sehingga menghemat tenaga dan biaya.

b. Sebagai fungsi sosial, yaitu lobi dapat memberikan informasi

kepada pengunjung tentang fasilitas-fasilitas yang disediakan di

lobi agar pengunjung dapat saling berinteraksi dengan sesama

pengunjung lain serta karyawan.

c. Lobi sebagai tempat penghubung, yaitu memberikan informasi

serta fasilitas sebagai tujuan pendidikan maupun pariwisata.

(Sumber : Dikutip dari Laporan Tugas Akhir Ristika Maharani, Jurusan Desain Interior,

tahun 2011)

28

Gambar II.20 Standar Ergonomi Kursi dan Ruang Tunggu

(Sumber Gambar: Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 :299)

II. C. 2. Tinjauan Tentang Workshop ( Tempat Kerja )

Workshop adalah tempat kerja bisa juga disebut “Bengkel”,

dimana intinya workshop adalah tempat tenaga kerja melakukan kegiatan

teknis dengan didukung alat-alat kerja, menurut Kementrian

Perindustrian RI.

(sumber:http://bpipi.kemenperin.go.id/profil/fasilitas/workshop.html. Sabtu, 30

November 2013. 15.00 WIB)

29

Berikut merupakan syarat, ketentuan dan standar sebuah ruang

kerja menurut Peraturan Mentri Perburuhan RI No.7 Tahun 1964 :

Setiap bangunan perusahaan harus memenuhi syarat-syarat untuk :

a. Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan.

b. Menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan

penyakit atau timbulnya penyakit jabatan.

c. Memajukan kebersihan dan ketertiban.

d. Mendapat penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk

melakukan pekerjaan mendapat suhu yang layak dan peredaran

udara yang cukup.

e. Menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan bauan yang tidak

menyenangkan.

A. Syarat Bangunan Tempat Kerja

1. Setiap tempat kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa,

sehingga. Tiap orang yang bekerja dalam ruangan itu mendapat

ruang udara (cubic space) yang

sedikit-dikitnya 10 m3

sebaiknya 15 m3

2. Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai daerah loteng harus

paling sedikit 3 meter.

3. Tinggi ruangan yang lebih dari 4 meter tidak dapat dipakai

untukmemperhitungkan ruang.

4. Ruang udara yang memenuhi syarat ukuran tidak dapat

membatalkan suatu ventilasi (peredaran udara) yang baik dalam

tempat kerja yang tertutup.

5. Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja

dapat tempatyang cukup untuk bergerak secara bebas, paling

sedikit 2 meter buat seorang pekerja.

30

6. Atap tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

memberikanperlindungan yang baik kepada buruh terhadap panas

matahari atau hujan. Atap tidak boleh bocor atau berlubang.

7. Dinding dan loteng dan bagian-bagiannya harus mempunyai

permukaan yangdapat dikapuri atau dicat dan mudah dibersihkan.

8. Dinding tidak boleh basah atau lembab.

9. Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras,

tahan air danbahan kimia yang merusak, datar dan tidak licin.

10. Lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan pada

waktutertentu dibersihkan (disapu, dipel atau dicuci) sehingga

selalu terlihat bersih.

11. Alat dan bahan harus selalu disusun atau disimpan secara rapi dan

tertib.

12. Susunan tersebut harus sedemikian rupah sehingga tidak

menimbulkan bahaya tertimpa atau mungkin menyebabkan buruh

terjatuh.

13. Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu

dikumpulkan dandibuang ke tempat-tempat yang rapi.

(sumber:http://share.pdfonline.com/b2421d1950de4713a5870f73e6ee01fe/modulusu

.html. Sabtu, 30 November 2013. 15.00 WIB)

Untuk buruh yang bekerja sambil duduk harus disediakan tempat

duduk. Tempat duduk tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. Harus mernenuhi ukuran-ukuran yang sesuai dengan tubuh orang

Indonesia

b. umumnya cocok dengan buruh yang memakainya.

c. Harus memberi kesenangan duduk dan menghindarkan ketegangan

otot-otot.

d. Harus mernudahkan gerak-gerik untuk bekerja.

e. Harus ada sandaran untuk punggung.

31

Untuk buruh yang melakukan pekerjaan sambil berdiri, berjalan,

merangkak, jongkok atau berbaring harus disediakan tempat-tempat duduk

pada waktu-waktu ia membutuhkan.

Gambar II.21 Standar Ergonomi Meja dan Kursi Kerja

(Sumber Gambar : Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 265)

B. Sistem Pada Bangunan Tempat Kerja

11.. Jendela-jendela, lobang-lobang atau dinding gelas yang

dimaksudkan untuk memasukkan cahaaya harus selalu bersih

dan luas seluruhnya harus 1/6 dari pada luas lantai ternpat

kerja.

22.. Dalam hal yang memaksa luas dapatdikurangkan sampai paling

sedikit 1/10 x luas lantai.

33.. Jendela-jendela, lobang-lobang atau dinding gelas harus dibuat

sedemikian rupa, sehingga memberikan penyebaran cahaya

yang merata.

44.. Bila ada penyinaran matahari langsung menimpa para pekerja,

maka harus diadakan tindakan- tindakan untuk menghalang-

halanginya.

32

55.. Apabila jendela hanya satu-satunya jalan cahaya matahari,

maka jarak antara jendela dan lantai tidak boleh melebihi 1,2

meter.

66.. Jendela-jendela itu harus ditempatkan sedemikian rupa

sehingga memungkinkan cahaya siang mencapai dinding

tempat kerja yang terletak di seberang.

(sumber:http://share.pdfonline.com/b2421d1950de4713a5870f73e6ee01fe/

modulusu.html. Sabtu, 30 November 2013. 15.00 WIB)

C. Sistem Pada Bangunan Tempat Kerja - Penerangan

1. Di dalam hal cahaya matahari tidak mencukupi atau tidak

dapat dipergunakan harus diadakan penerangan dengan

jalan lain sebagai tambahan atau pengganti cahaya

matahari.

2. Untuk pekerjaan.yang dilakukan pada malam hari harus

diadakan penerangan buatan yang aman dan cukup

intensitetnya.

3. Penerangan dengan jalan lain itu tidak boleh menyebabkan

panas yang berlebih-lebihan atau merusak susunan udara.

4. Apabila penerangan buatan menyebabkan kenaikan suhu

dalam tempat keria maka suhu itu tidak boleh naik melebihi

32 Celcius. Dalam hal itu harus dilakukan tindakantindakan

lain untuk mengurangi pengaruh kenaikan suhu tersebut

(peredaran angin, dan lain-lain).

5. Sumber penerangan yang menimbulkan asap atau gas sisa

sedapat mungkin dihindarkan dari semua tempat kerja.

Sumber penerangan semacam ini hanya dipergunakan

dalam keadaan darurat.

6. Sumber cahaya yang dipergunakan harus menghasilkan

kadar penerangan yang tetap dan menyebar serata mungkin

dan tidak boleh berkedip-kedip.

33

7. Sumber cahaya yang dipergunakan tidak boleh

menyebabkan sinar yang menyilaukan atau bayangan atau

contrast yang mengganggu pekerjaan.

8. Apabila bahan dan alat dipergunakan menyebabkan sinar

yang menyilaukan atau berkedip-kedip, maka harus

diadakan tindakan-tindakan untuk melenyapkan sinar yang

mengganggu tersebut atau mengurangkan pengaruhnya

terhadap mata.

(sumber:http://share.pdfonline.com/b2421d1950de4713a5870f73e6ee0

1fe/modulusu.html. Sabtu, 30 November 2013. 15.00 WIB)

II. C. 3. Tinjauan Tentang Shop ( Toko )

Shop atau toko atau retail adalah sebuah tempat tertutup yang di

dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda

atau barang yang khusus, misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya.

Desain dari sebuah toko memiliki karakter yang berbeda-beda, setiap jenis

toko memiliki karakternya tersendiri. Sehingga desainer diharapkan dapat

mengaplikasikan karakter tersebut agar dapat dirasakan dan dinikmati oleh

pengunjung.

Pertama-tama, sirkulasi. Pengunjung yang datang ke sebuah toko

biasanya membutuhkan informasi sebelum melakukan aktifitas belanja,

sarana informasi ini harus mudah di jangkau oleh pengunjung sehingga

sirkulasi ke arah sumber informasi tidak boleh terhalang oleh apapun. Saat

berbelanja, pengunjung kadang meminta bantuan pada pelayan toko untuk

membantunya, area sirkulasi dari pelayan toko ke arah pengunjung harus

luas sehingga pelayan dengan mudah dan cepat menjangkau calon pembeli

(John F.Pile, 1995:501). Selain sirkulasi, standar ukuran ergonomis juga

merupakan pertimbangan utama dalam mendesain sebuah toko. Dalam

sebuah lingkungan interior seperti sebuah ruang retail, dimana hal-hal

yang bersangkutan dengan kenyamanan dan kenikmatan pengunjung

menjadi kebijaksanaan perusahaan, maka rancangan yang tanggap

34

terhadap dimensi manusia dan ukuran tubuh amat diperlukan. Sebagai

contoh adalah persinggungan antara pemakai dan berbagai jenis konter

penjualan serta rak-rak display yang harus memiliki kualitas tertinggi (

Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 199 ).

A. Standar Ergonomis Letak Etalase / Display

Gambar II.22 Bidang Pandang

(Sumber Gambar : Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 200)

Ilustrasi diatas menunjukkan ketinggian optimal bidang pandang

yang ditempatkan pada posisi 30,5cm dalam interval dengan pengamatan

pada jarak tersebut dari etalase. Kondisi fisik khususnya tinggi badan

seseorang sangat berpengaruh, dalam gambar disajikan dua orang dengan

tinggi yang berbeda secara garis besar. Tinggi mata pertama didasarkan

pada kelompok wanita sedangan yang satunya adalah pria.

Diagram ini tidak bisa diterapkan secara langsung, karena belum

terdapat hal-hal tentang pergerakan kepala dan kemampuan mata dalam

memandang yang dapat digunakan untuk menentukan area penglihatan

mata. Namun dari diagram dengan pendekatan geometrik diatas, besar

35

bidang pandang optimum pengamat dari berbagai lokasi berbeda dapat

diterapkan.

(sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 200)

B. Standar Ergonomis Jarak Sirkulasi Antar Konter

Selain ukuran tubuh manusia, letak furniture juga mempengaruhi

besarnya area sirkulasi dalam sebuah toko atau shop. Ilustrasi dibawah

menunjukkan tentang jarak bersih yang disarankan pada lorong utama

yang berada diantara dua konter toko. Jarak-jarak ini memungkinkan zona

aktivitas bagi pembeli yang berdiri menghadap konter lebih rendah dan

zona aktivitas yang lebih besar bagi pembeli pada posisi berdiri atau duduk

menghadap ke arah konter yang lebih tinggi, serta sirkulasi yang terus

mengalir diantara keduanya ( Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 201).

36

Gambar II.23 Sirkulasi Antar Konter

(Sumber Gambar :Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 201)

Ilustrasi diatas juga menggambarkan tentang berbagai jarak bersih

yang disarankan pada lorong yang bukan lorong utama. Jarak bersih

didepan tempat meletakkan barang dagang ke arah kiri dengan

mempertimbangkan figur dalam posisi berlutut (memindahkan barang dari

rak bawah), sedangkan jarak bersih didepan tempat penjualan (kanan)

hanya merupakan jarak minimal yang engakomodasi seseorang yang

sedang berdiri sejajar dengan tempat tersebut. Walapun jarak antar display

37

dalam ilustrasi cukup luas, tetapi untuk kemungkinan terjadi kontak tubuh

tetap dapat terjadi (Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 201).

C. Standar Konter Display Dengan Berbagai Ketinggian

Gambar II.24 Konter Jenis 1

(Sumber Gambar :Julius Panero dan

Martin Zelnik, 2003 : 202)

Gambar II.25 Konter Jenis 2

(Sumber Gambar :Julius Panero dan

Martin Zelnik, 2003 : 202)

38

D. Standar Ketinggian Rak dan Display Toko

Rak adalah komponen interior yang paling sering

digunakan sebagai wadah penyimpanan atau display barang-barang

Gambar II.26 Konter Jenis 3

(Sumber Gambar :Julius Panero dan

Martin Zelnik, 2003 : 203)

Gambar II.27 Konter Jenis 4

(Sumber Gambar :Julius Panero dan

Martin Zelnik, 2003 : 203)

39

dagangan. Barang-barang tersebut harus dapat dijangkau secara

antropometri, selain itu juga harus terlihat oleh pembeli dengan

baik. Tinggi yang ditetapkan harus sesuai dengan jangkauan

genggaman vertikal serta tinggi mata. Dalam menentukan batas

ketinggian, data ukuran tubuh orang yang lebih kecil harus

dipertimbangkan. Ukuran fisik menjadi faktor penting dalam

menentukan ketinggian penglihatan, secara garis besar dapat

dibedakan menjadi ketinggian pria dan wanita. Ketinggian yang

disarankan merupakan perpaduan antara kebutuhan untuk

jangkauan dan penglihatan / pandangan (Julius Panero dan Martin

Zelnik, 2003: 204).

Gambar II.28 Tinggi Display dan Rak

(Sumber Gambar :Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 204)

40

E. Standar Konter Pembungkusan

Gambar II.29 Konter Pembungkusan

(Sumber Gambar :Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 206)

Gambar ini merupakan ilustrasi jarak bersih yang diperlukan untuk

konter pembungkusan barang, misalnya dalam sebuah toko aksesoris.

Berbagai jarak bersih horisontal harus mengakomodasi mayoritas tebal

tubuh kelompok orang yang bertubuh lebih besar dalam zona sirkulasi.

Tergantung pada intensitas berlangsungnya kegiatan tersebut serta jumlah

pramuniaganya, sirkulasi dan zona aktivitas dapat dikombinasikan, dan

jarak bersih antara bagian depan ke belakang konter dapat dikurangi 76cm

(Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003 : 206).

F. Sistem Display Toko

1. Serambi Pamer

Area Penjualan biasanya dilengkapi dengan serambi pamer untuk

menarik perhatian. Pemilihan barang yang dipajang mempertimbangkan

41

musim atau gaya. Serambi pamer dapat memberikan kesan yang efektif,

yang berhubungan dengan berbagai ide dan harga.

2. Display Interior

Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander (1977)

mengelompokkan display interior menjadi :

a. Merchandise Display

i) Open Display

Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada

pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan pelayan

toko.

ii) Closed Display

Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam almari dinding

(wall case). Keuntungan utamanya adalah terjaganya barang

dagangan dari pencurian dan menjaga kondidi siap jual.

iii) Architectural Display

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna menunjukkan

bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan bangunan,

seperti model bangunan perumahan, dapur, kamar mandi secara

menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah dapat memberikan

gambaran yang utuh dan nyata lewat peragaan dalam display ini.

b. Vendor Display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat penjualan.

Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang.

c. Store Sign and Decorations

42

Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu hadiah/harga, hiasan

tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa.

Perlengkapan display sebuah toko identik dengan etalase yang

beragam macamnya, diantaranya sebagai berikut :

1. Etalase Sistem Terbuka.

Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang pemasaran

sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interiornya. Penataan display

tidak menggunakan penghalang kasat mata dan arah pandangan kurang

terfokus.

2. Etalase Sistem tertutup

Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan ruang

pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan mempunyai

pandangan visual lebih terfokus.

3. Etalase Khusus

a. Etalase Sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di persimpangan dan

posisinya tepat di sudut.

b. Etalase Atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat.

Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.

c. Benam

Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah daripada

lantai disekitarnya.

43

d. Etalase bertingkat

Etalase penggabungan antara etalase atas dan etalase benam dan

lebih lagi dengan sistem etalase terbuka. Sudut pandang kurang

sesuai dengan sudut pandang pengamat.

e. Etalase Arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang

memanjang ke belakang dengan bagian muka yang sempit,

sehingga ada ruang yang kurang efisien.

G. Layout Toko

Struktur ruang retail menciptakan kendala desain keseluruhan,

seringnya pada ruang yang sudah ada, dan yang sudah memiliki banyak

kegunaan sebelumnya. Pada tahapini logistik harus ditentukan, fitur

struktural seperti kolom, tangga, ketinggian langit-langit, jendela dan jalur

darurat harus diperhitungkan dalam desain akhir . Dalam retail, seratus

persen ruang harus dimanfaatkan dan memiliki tujuan. (V. Barr and

Broudy, C.E., 1990) Denah menciptakan sirkulasi yang langsung

mengontrol arah arus lalu lintas berdasarkan psikologi yang dipelajari dari

pola gerakan konsumen dalam ruang retail. Sirkulasi penting untuk

memastikan bahwa konsumen bergerak melalui toko dari depan ke

belakang , membimbing mereka ke arah display yang penting dan pada

akhirnya menuju ke kasir (L.J. Israel, 1994). Ada enam dasar layout toko

dan rencana sirkulasi yang semuanya memberikan pengalaman yang

berbeda :

1. Straight plan : Bentuk tata ruang ini membagi wilayah transisi dari

satu bagian toko yang lain dengan menggunakan dinding untuk

menampilkan barang dagangan. Bentuk ini juga mengarahkan

44

konsumen ke bagian belakang toko. Desain ini dapat digunakan untuk

berbagai toko (V. Barr and Broudy, C.E., 1990 : 6).

Gambar II.30 Straight plan

(Sumber Gambar :http://retail.about.com/od/storedesign/ss/store_layouts.htm. Sabtu, 30

November 2013. 19.00 WIB)

2. Pathway plan : Bentuk tata ruang yang paling cocok untuk toko-toko

besar yang tingkat satu. Dalam rencana ini ada jalan yang terhalang

oleh perlengkapan toko, bentuk tata ruang ini memandu konsumen

menuju ke bagian belakang toko (V. Barr and Broudy, C.E., 1990 : 6).

Gambar II.31 Pathway plan

(Sumber Gambar : Laporan Tugas Akhir Maria Ulfa, Jurusan Desain Interior, tahun

2010)

3. Diagonal plan : Bentuk tata ruang inimenggunakan desain perimeter

yang membuat arus lalu lintas menyudut . Kasir berada di lokasi pusat

45

dan mudah diakses. Rencana atau bentuk ini paling cocok untuk self-

service retail (V. Barr and Broudy, C.E., 1990 : 6).

Gambar II.32 Diagonal plan

(Sumber Gambar :http://retail.about.com/od/storedesign/ss/store_layouts.htm. Sabtu, 30

November 2013. 19.00 WIB)

4. Curved plan : Bentuk tata ruang atau rencana ini bertujuan untuk

menciptakan lingkungan yang intim yang mengundang. Dalam

rencana ini ada penekanan pada struktur ruang termasuk dinding,

sudut dan langit-langit ini dicapai dengan membuat struktur

melengkung dan meningkatkan dengan perlengkapan lantai

melingkar. Meskipun ini adalah tata letak yang lebih mahal itu lebih

cocok untuk ruang yang lebih kecil seperti salon dan butik (V. Barr

and Broudy, C.E., 1990:7).

Gambar II.33 Curved plan

(Sumber Gambar :http://retail.about.com/od/storedesign/ss/store_layouts.htm. Sabtu, 30

November 2013. 19.00 WIB)

46

5. Varied plan: Dalam rencana atau bentuk tata ruang ini, perhatian

diarahkan ke area fokus khusus, serta tempat penyimpanan yang

berada di sepanjang dinding. Bentuk tata ruang ini paling cocok untuk

toko sepatu dan perhiasan (V. Barr and Broudy, C.E., 1990 : 7).

Gambar II.34 Varied plan

(Sumber Gambar :http://retail.about.com/od/storedesign/ss/store_layouts.htm. Sabtu, 30

November 2013. 19.00 WIB)

6. Geometric plan: Bentuk tata ruang atau rencana ini menggunakan rak

dan perlengkapan lantai ritel untuk membuat denah geometris dan

gerakan sirkulasi. Dengan merendahkan bagian dari langit-langit pada

daerah tertentu dapat menciptakan ruang retailyang terdefinisi . Ini

sangat cocok untuk toko banding (V.Barr and Broudy, C.E., 1990 : 7).

Gambar II.35 Geometric plan

(Sumber Gambar : http://retail.about.com/od/storedesign/ss/store_layouts.htm. Sabtu, 30

November 2013. 19.00 WIB)

47

Setelah keseluruhan struktur dan sirkulasi ruang telah ditentukan ,

suasana dan tematik ruang harus diciptakan melalui pencahayaan , suara ,

bahan dan merek visual. Unsur-unsur desain kohesif akan memiliki

dampak terbesar pada konsumen dan dengan demikian tingkat

produktivitas yang dapat dicapai akan maksimal.

H. Sistem Pelayanan Toko

1. Self Service

Adalah sistem pelayanan yang pengunjungnya bebas memilih dan

mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya ke

kasir untuk pembayaran.

2. Self Selection

Adalah jenis sistem pelayanan yang pengunjungnya juga dapat memilih

dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian dibantu

pramuniaga kepada kasir untuk pembayaran.

3. Personal

Adalah jenis sistem pelayanan tertutup dimana segala bentuk pembelian

dilayani oleh pramuniaga, baik dalam pemilihan maupun pengambilan

produk. Dalam sistem ini, dari proses pemilihan, pengambilan sampai

dengan pembayaran sepenuhnya dilayani pramuniaga.

Prinsip desain sarana penjualan dalam sebuah store yaitu :

Desain sarana penjualan harus disederhanakan dan tak dipaksakan.

Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih

menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan

melemahkan penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412)

48

Sistem display menyangkut beberapa hal, diantaranya :

1. Faktor Penglihatan

Penampilan materi selain dipengaruhi faktor teknis, juga dipengaruhi

faktor penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat dilihat/dinikmati.

Hal ini dipengaruhi oleh (Natahamijaya, 1979:24) :

a. Ukuran barang detail krisisnya.

b. Kontras benda-benda dengan latar belakangnya dan kontras sekitarnya.

c. Penerangan dan kecerahan benda tersebut.

d. Warna cahaya yang menerangi benda tersebut.

e. Waktu saat melihat.

2. Sistem Penyajian Materi Koleksi dan Penjualan

Pengelompokan benda-benda menurut jenis dan bentuknya dapat

mempermudah pemilihan sistem penyimpanan yang sesuai. Kelompok

yang ada misalnya foto/lukisan, film/video kaset dan lain-lain. Berapa

banyak yang perlu untuk setiap kelompok tergantung dari jumlah benda

yang ada atau yang akan ada.

(sumber : Dikutip dari Laporan Tugas Akhir Kristina Niken P.S, Jurusan Desain

Interior, tahun 2013)

I. Pencahayaan Toko

Adapun pencahayaan pada sebuah toko memiliki dampak yang

dramatis pada ruang. Pencahayaan dapat membuat toko menarik asal

barang yang dijual juga lengkap, hal ini menjadi poin penting pada toko

agar pengunjung tertarik.Pencahayaan harus berlapis dengan berbagai

intensitas dan jenis.Pertama , memeriksa cahaya alami dan apa dampaknya

49

dalam ruang. Cahaya alami menambah minat dan kejelasan ruang , juga

konsumen lebih memilih untuk memeriksa kualitas barang dagangan

dalam cahaya alami (V. Barr and Broudy, C.E., 1990). Jika tidak ada

cahaya alami, cahaya langit dapat digunakan untuk memperkenalkan ke

ruang retail. Pencahayaan dari langit-langit dan atap adalah hal berikutnya

yang perlu dipertimbangkan. Pencahayaan ini harus mencuci fitur

struktural sekaligus menciptakan vektor yang mengarahkan konsumen ke

daerah penjualan barang dagangan utama .Lapisan berikutnya harus

menekankan ke daerah penjualan. Lampu ini harus menyinari langsung

tapi tidak terlalu terang dan kasar. Pencahayaan yang buruk dapat

menyebabkan ketegangan mata dan pengalaman yang tidak nyaman bagi

konsumen . Untuk meminimalkan kemungkinan ketegangan mata , rasio

pencahayaan harus menurun antar daerah penjualan. Lapisan berikutnya

akan melengkapi dan membawa fokus ke barang dagangan , pencahayaan

ini harus menyanjung barang dan konsumen . Lapisan terakhir untuk

mempertegas pencahayaan fungsional seperti tanda keluar yang jelas (M.

J. Lopez, 2003). Sebagai tambahan, ambiance juga dapat dikembangkan

dalam atmosfer melalui suara dan audio, musik yang dimainkan dalam

toko harus mencerminkan apa target pasar yang akan dituju (E. Curtis and

Watson, H., 2007 : 213).

LIGHT LEVEL RECOMMENDATIONS

Activity Area

Foot Candles

Circulation Merchandising Feature

Displays

HIGH 30 100 500

(mass merchandiser)

MEDIUM 20 70 300

(family dept. store)

LOW

10 30 150 (boutique, specialty

store)

Tabel II.1 Light Level Recommendation

(Sumber : Joseph de Chiara, Julius Panero and Martin Zelnik,

1991:778)

50

Tinggi Ruang Kuat Penerangan

Nominal Ruang

3m sampai 500 Lux

toko / ruang

penjualan /

etalase 3m sampai 5m 500 Lux sampai

750 Lux

diatas 5m

Tabel II.2 Penerangan Ruang Bagian Dalam

(Sumber : Ernst Neufert, 1996:130)

J. Material dan Warna Toko

Materialitas ( arsitektur ) adalah kunci lain untuk menjual alat ,

pilihan yang dibuat tidak hanya harus estetis dan persuasif tetapi juga

fungsional dengan kebutuhan minimal untuk pemeliharaan (M. J. Lopez,

2003). Ruang retail memiliki lalu lintas atau sirkulasi yang padat, dengan

demikian bahan finishing materialnya harus tahan lama. Kehangatan

material akan membuat ruang lebih mengundang, lantai yang tegas dan

agak apung akan lebih nyaman bagi konsumen untuk berjalan di atasnya,

dengan demikian hal ini akan memungkinkan mereka untuk memakan

waktu lebih lama ketika menjelajahi toko (V. Barr and Broudy, C.E.,

1990). Dengan beralih bahan seluruh zona toko / wilayah dapat

didefinisikan, misalnya dengan membuat jalan dengan satu materi dan

kontras terhadap yang lain pada daerah penjualan, ini dapat membantu

untuk memandu konsumen menjelajahi toko. Warna juga penting untuk

mempertimbangkan hal itu, tidak boleh terlalu kuat atau bentrok terhadap

barang dagangan, melainkan menciptakan latar belakang pelengkap untuk

barang dagangan. Seperti barang dagangan yang akan berubah setiap

musim, warna interior tidak boleh berbasis trend melainkan memiliki daya

tarik yang lama seperti warna netral (V. Barr and Broudy, C.E., 1990).

51

II.C. 4. Tinjauan Tentang Pencahayaan

A. Cahaya

- Cahaya adalah gelombang elektromagnet dengan panjang 380 – 700 nm.

- Sinar adalah berkas cahaya yang mengarah ke suatu tujuan.

- Cahaya matahari memiliki gelombang 290 – 2300 nm. Berspektrum

lengkap.

- Cahaya langit bersumber dari terang langit, dimanfaatkan untuk

penerangan alami ruangan.

- Cahaya buatan adalah penerangan bersumber dari cahaya buatan

(sumber : Dikutip dari Materi Perkuliahan Architectural Interior System Amin Sumadyo,

Jurusan Arsitektur, tahun 2012)

Pencahayaan adalah salah satu elemen dasar dari Desain Interior.

Ini adalah cara dimana kita melihat semua aspek lain dari lingkungan, dan

sangat mempengaruhi bagaimana kita memandang ruang dan benda.

Ruangan yang sama dapat terlihat berbeda karena pencahayaannya

dirubah. Karena itulah, pencahayaan adalah bagian dari desain yang

memiliki dampak besar.

Pencahayaan yang baik adalah seni serta ilmu. Karena memiliki

kedua efek fisiologis dan emosional pada orang, hal ini tidak hanya cukup

untuk memberikan jumpal cahaya yang cukup. Kualitas cahaya juga harus

dipikirkan. Sebagai contoh, cahaya yang berlebihan dapat menyebabkan

iris untuk membuka dan menutup terus menerus seperti mencoba untuk

mengkompensasi variasi dalam pencahayaan. Hal ini menyebabkan

kelelahan fisik, sakit mata, dan penyakit fisik lainnya. Pada saat yang

bersamaan, keseragaman mutlak dalam tingkat pencahayaan dapat

monoton dan membosankan.

52

Kita bisa mempertimbangkan sumber cahaya dan dampaknya

sebagai salah satu elemen desain. Sumber cahaya dapat menjadi sebuah

titik, garis, bidang atau sebuah volume yang dapat memiliki kualitas

kecerahan dan warna. Iluminasi cahaya dapat memberikan tempat, giliran,

terlihat seperti titik, garis, atau bidang pada objek dan permukaan, masing-

masing dengan kecerahan dan warnanya sendiri. Dengan dampak ini,

pencahayaan dapat digunakan dengan elemen desain lain untuk

menciptakan penegasan, irama, keseimbangan, dan kontras.

Karena pencahayaan adalah seni dan ilmu, maka skema

pencahayaan yang baik membutuhkan kombinasi dari teknis dan kepekaan

estetika. Pencahayaan umum tentu saja harus memberikan penerangan

yang cukup untuk aktivitas yang terjadi dalam sebuah ruangan. Kita juga

harus menghindari situasi yang merugikan seperti silau, kontras yang

berlebihan, dan tampilan warna yang tidak akurat. Lebih dari itu,

bagaimanapun, desain pencahayaan yang baik dapat :

- Mengatur atau meningkatkan suasana ruang interior

- Menambah daya tarik terhadap lingkungan visual

- Memberi aksen dan mempertegas sebuah benda atau ruangan

- Menutupi area atau fitur arsitektural yang tidak diinginkan

- Menerangi permukaan dan tekstur

- Menambah warna

- Mempengaruhi persepsi spasial

(sumber : David Kent Ballast, 2010 : 9)

B. Pencahayaan Buatan

Suatu sistim pencahayaan menggunakan sumber cahaya buatan,

seperti: lampu, armatur, dan peralatan yang memendarkan cahaya.

Fungsi:

53

Mendukung pencahayaan dalam ruangan yang tidak terjangkau

pencahayaan siang hari. Digunakan bersama dg natural light untuk

mereduksi terang gelapsumber cahaya langit. Menciptakan kondisi

penerangan dalam ruang menurut aktifitas dan kebutuhan.

(Kaufman,1981)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pencahayaan:

- Kuat penerangan sumber cahaya

- Distribusi cahaya

- Refleksi dinding dan plafon

FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM MENDESAIN

PENCAHAYAAN BUATAN

1. Distribusi cahaya.

2. Kekuatan penerangan rata-rata.

3. Derajat pemerataan pencahayaan

4. Perbandingan tinggi dan jarak lampu.

5. Derajat kesilauan

6. Perhitungan kebutuhan titik lampu

7. Warna cahaya

(sumber : Dikutip dari Materi Perkuliahan Architectural Interior System Amin Sumadyo,

Jurusan Arsitektur, tahun 2012)

54

Tinggi Ruang

Kuat

Penerangan

Nominal

Ruang

3m sampai 5m

200 Lux

sampai 500

Lux

Ruang Tunggu

/ Ruang Masuk

500 Lux

sampai 750

Lux

Ruang

Penjualan /

Toko

500 Lux

sampai 750

Lux

Ruang

Pameran /

Museum

200 Lux

sampai 500

Lux

Restaurant /

Rumah Makan

500 Lux

sampai 750

Lux

Ruang Rapat /

Kantor

Tabel II.3 Standar Penerangan Ruang (LUX)

(Sumber : Ernst Neufert, 1996:130)

II. C. 4. Tinjauan Tentang Konsep Feminim

Feminin merupakan sebuah sifat yang menggambarkan sifat kewanitaan,

sifat kewanitaan ini tidak lepas dari konsep gender. Konsep gender yakni suatu

sifat yang melekat pada kaum laki – laki maupun perempuan yang di konstruksi

secara sosial maupun kultural (Mansour, 2013:8). Feminin diartikan sebagai

sesuatu yang memiliki sifat-sifat keperempuanan, misalnya; lembut, perasa,

mudah menangis, boneka, sekretaris adalah hal-hal yang dinilai feminin (sumber:

http://www.psikoterapis.com/?en_apakah-maskulin-dan-feminin-itu-,213. Senin, 6 Juli 2015,

20.00 WIB). Perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan.

Seiring dengan perkembangan zaman konsep feminin tidak hanya melekat dengan

perempuan namun terkadang melekat juga pada kaum pria, seiring dengan

perubahan sosial, lingkungan dan budaya yang ada.

Dalam perkembangannya wanita dengan segala posisi dan keadaan selalu

menjadi obyek pembahasan menarik bagi banyak kalangan, mulai dari yang

bersentuhan dengan hal ilmiah hingga yang bersifat non ilmiah. Terbukti saat ini

55

banyak dikembangkan karya yang secara khusus dibuat dengan wanita sebagai

obyek bahasannya yang bernuansa feminin. Mulai dari desain busana, desain tas,

hingga ke produk interior. Konsep feminin sudah banyak diterapkan dalam desain

interior. Gaya yang dianggap memiliki sifat kewanitaan ini cenderung didominasi

detail lentik, bentuk geometris, dan garis-garis lengkung yang lembut. Seiring

berkembangnya desain interior, konsep feminin pun melebur ke dalam banyak

gaya desain. Contohnya, gaya shabby chic, vintage, klasik rococo, bahkan pop art.

Jadi, konsep feminin tidak perlu terpaku pada dekorasi ruang yang frilly, seperti

bahan renda, motif floral, dan warna pastel. Konsep feminin dapat dikembangkan

lebih bebas dan tidak selalu harus tampak girlie.

Gambar II.36 Konsep Feminim pada Interior

(Sumber Gambar : http://ibuhomedesign.com/wp-content/uploads/2015/04/pop-art-

interior-design-imspirational-ideas-11-on-interior-design-ideas.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015.

19.00 WIB)

56

Ada beberapa hal yang menjadi kunci utama dalam menerapkan konsep feminin

pada interior, diantaranya :

Lengkung dan Geometris

Bentuk lengkung dan geometris yang tak bersudut dapat menggambarkan

sifat lembut dan dinamis dari konsep feminin. Ini dapat menjadi panduan dalam

memilih furnitur, seperti round coffee table, chandelier, dan kursi berkaki

lengkung.

Gambar II.37 Bentuk Lengkung pada Interior

(Sumber Gambar : http://www.terrysfabrics.co.uk/blog/wp-

content/uploads/2014/07/feminine-pink-kitchen-with-dining-space.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015.

19.10 WIB)

Tidak harus Pink

Banyak warna yang bisa diterapkan dalam konsep feminin, sehingga tidak

harus terpaku pada warna-warna yang dipersepsi feminin, seperti merah

atau pink. Saat ini makin banyak jenis warna yang menjadi tren dan cukup netral

untuk masuk ke dalam konsep feminin, misalnya fuchsia, ungu, turquoise,

tangerine, teal, dan marsala (oranye gelap) yang menjadi warna tren 2015. Untuk

menghindari kesan terlalu ramai, padukan warna-warna tersebut dengan warna

yang lebih kalem dan netral, seperti putih, krem atau abu-abu.

57

Gambar II.38 Konsep Feminim Warna Hijau

(Sumber Gambar : http://www.mathmorph.com/wp-content/uploads/2015/07/44-Cool-

Feminine-Dining-Room-Design-With-green-wall-and-wooden-beams-and-dresser-and-wall-

mirror.jpg. Minggu, 30 Agustus 2015. 19.20 WIB)

Tekstur juga Detail

Bahan renda, motif floral, dan warna pastel merupakan detail yang bersifat

feminin. Tapi detai lain juga dapat ditambahkan misalnya tekstur. Permainan

tekstur dapat diaplikasikan lewat pemilihan upholstery (kain pelapis sofa), pelapis

dinding, dan material lantai. Juga bisa menggunakan bahan beledu sebagai

cushion cover, shaggy rug, wallcover bermotif timbul, dan lantai parket.

58

Gambar II.39 Detail dan Tekstur pada Interior Ruang Makan

(Sumber Gambar : http://www.digsdigs.com/photos/elegant-feminine-dining-

rooms-1.jp. Minggu, 30 Agustus 2015. 19.30 WIB)

(sumber:http://www.femina.co.id/waktu.senggang/interior/interior.feminin/006/00

4/157. Senin, 6 Juli 2015, 22.00 WIB)