Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu...

20
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber II : Yohanes Nenes

Hari/Tanggal Wawancara : Minggu, 4 Juni 2017

Waktu Wawancara : 15.00

Tempat Wawancara : Jl. Wonobaru No. 8B

Cynthia Novella (C)

Yohanes Nenes (Y)

C: Sudah berapa lama Pak aktif dalam kegiatan ini?

Y: Sudah sejak 2004, berarti sudah 13 tahun ya kira-kira.

C: Berapa banyak suku Dayak Kanayatn yang ada di Pontianak dan apa makna

dari kata Dayak?

Y: Dayak Kanayatn disebut juga sebagai Dayak Ahe. Ahe yang artinya Apa.

Karena bahasa Dayak Kanayatn merupakan bahasa paling mudah dan mirip

dengan bahasa asli Indonesia, jadinya bahasa Dayak Kanayatn dipakai sebagai

bahasa persatuan suku Dayak di seluruh Kalimantan Barat. Kalo di Kalimantan

Barat, sudah terdapat 450 bahasa Dayak dan 250 subsuku yang tersebar luas.

C: Mengapa rumah orang Dayak berbentuk persegi panjang?

Y: Rumah masyarakat Dayak disebut juga dengan Rumah Panjang atau Rumah

Radankg. Rumah tersebut memiliki fungsi untuk menghindari binatang buas,

menghindari dari musuh. Jadi ketika mereka akan diserang musuh, mereka

bersama-sama bergotong-royong melawan musuh.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

C: Ritual Naik Dango itu sendiri, makna nya apa ya?

Y: Jadi, naik dango itu biasa disebut dengan Gawai Dayak. Itu tuh acara pesta nya

orang Dayak Kanayatn sebagai tanda bahwa masa panen sudah selesai. Biasanya

kegiatan ini pasti di lakukan di semua daerah khususnya Kalimantan Barat,

termasuk di Pontianak seperti kemarin kan itu selama seminggu tanggal 20 Mei

sampai 27 Mei.

C: Apa saja persiapan yang dilakukan sebelum upacara adat Naik Dango

kemarin?

Y: Jadi pertama-tama, padi pertama yang di ambil, disimpan dan digunakan

sebagai bibit untuk tahun depan. Padi tahun lalu di ambil di Pahuman dan

Pahayaman nama tempatnya. Padi tersebut dimasukkan dalam satu lumbung,

lumbung itu dari masing-masing orang Dayak itu berbeda. Dayak Kanayatn itu

menyebutnya Baluh, Gadoponkg, atau Langko. Ada juga yang disebut Pante’. Itu

kayak sebuah wadah yang terbuat dari bambu atau kayu yang dibuat seperti rumah

tanpa atap. Fungsinya untuk menjemur padi. Padi yang mau disimpan untuk bibit

berikutnya, dipersembahkan juga kepada Sang Pencipta agar bibit tidak rusak dan

dapat menghasilkan lebih bagus. Nah, setelah itu barulah ada ritual lain lagi,

namanya Ngampar Bide. Baru terakhir itulah Naik Dango sebagai persembahan

kepada Jubata (Tuhan), ucapan syukur lah. Makanya banyak sekali acara-acara

lomba dan kesenian di Pekan Gawak Dayak kemarin.

C: Saat acara kemarin, banyak sekali orang Dayak yang memakai baju khas dan

corak yang menarik. Apa saja makna dari simbol-simbol tersebut?

Y: Corak yang dipakai suku Dayak Kanayatn itu simbolnya paku/pakis dan cucur,

artinya ada kehidupan berkelanjutan atau terus menerus. Lebih bermakna generasi

yang berkembang. Lalu, warna dominan yang biasa dipakai itu sudah pasti warna

merah, hitam dan kuning. Kalo untuk Dayak Kanayatn khususnya, Dayak

Kanayatn itu bajunya menggunakan rompi, tidak ada manik-manik, dasarnya

warna hitam dan merah. Kalau untuk laki-laki biasa disebut dengan Kapoak.

Celana dan baju terbuat dari kayu yang namanya Tarap, tidak ada manik, dari

kerang-kerangan laut. Lonceng kecil yang digunakan di kaki hanya digunakan

saat mereka ingin berdukun. Beda dengan perempuan, celana dan rok terbuat dari

bahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut

dengan lonceng kecil yang digunakan di kaki. Masyarakat Dayak juga wajib

menggunakan ikat kelapa berwarna merah dalam keadaan apapun. Jaman dulu

memang digunakan untuk sehari-hari. Ketika zaman semakin berkembang,

pakaian dan pernak-pernik hanya digunakan saat akan melakukan ritual adat

tertentu, misalnya pengobatan, upacara, dll. Makna ikat kepala berwarna merah

itu disebut dengan Rinyuakng. Kalau untuk pakaian adat di Gawai Dayak

kemarin, sudah banyak yang dikostum sendiri sebagai pelengkap. Jadi, pernak

pernik kalung yang menggunakan taring binatang itu untuk menunjukkan bahwa

dia pernah membunuh binatang tersebut. Sebagai bukti sekaligus simbol bahwa

masyarakat Dayak berburu. Simbol tengkorak pada masyarakat Dayak Kanayatn

biasanya tidak digunakan bersama pakaian adat. Tengkorak tersebut disimpan di

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

dalam suatu rumah, pada waktu itu ada budaya Ngayau. Hasil kepala Ngayau

disimpan disitu. Ngayau dilaksanakan salah satu syarat seorang laki-laki apakah ia

sudah dewasa. Saat laki-laki akan meminang perempuan, syarat yang diajukan

untuk membuktikan itu adalah dengan mendapatkan tengkorak dari kampung

yang berbeda selain Kanayatn. Laki-laki tersebut harus keluar dari kampungnya

untuk mengayau. Makna ngayau adalah sebagai identitas bahwa laki-laki sudah

mampu berumah tangga dan berhak mengikuti atau berpartisipasi dalam perang

antar suku.

C: Dari lomba-lomba yang diadakan, mengapa suku Dayak Kanayatn menerapkan

budaya memahat patung? Apa aritnya?

Y: Bagi masyarakat Dayak Kanayatn, patung disebut juga dengan Pantak’.

Pantak’ memiliki banyak bentuk, seperti wajah manusia, binatang misalnya

burung enggang gading, harimau, burung elang, beruang, orang utan dan

sebagainya yang biasanya dipakai sama suku Dayak lain sebagai pakaian khas

mereka, sebagai simbol pelengkap sajalah. Binatang yang dibentuk itu dianggap

harus memiliki kekuatan fisik. Fungsi memahat patung sebagai pengingat dan

penggambaran situasi masa lalu. Orang Dayak Kanayatn sampai saat ini masih

percaya bahwa untuk mengambil suatu roh, bisa melalui patung itu. Dihidupkan

melalui ritual-ritual tertentu. Bagi kami, patung berfungsi sebagai media interaksi

untuk berdialog atau berkomunikasi dengan roh-roh yang dianggap masih ada,

khususnya roh nenek moyang dari dunia tidak nyata ke dunia nyata. Ritual

menghidupkan patung ini biasanya harus menggunakan darah babi hitam, darah

ayam merah jatan, darah anjing hitam, sesajian makanan seperti nasi, garam,

tumpik.

C: Sebenarnya apa yang membedakan Dayak Kanayatn dengan Dayak lainnya

yang ada di Kalimantan?

Y: Jadi ada beberapa hal yang membedakan kami dengan Dayak lainnya.

Pertama, ada yang namanya budaya Ngayau dan mangkok merah. Itu tidak ada di

suku Dayak lain, hanya diterapkan oleh suku Dayak Kanayatn. Kedua, budaya

Matok, itu maksudnya menandai tempat-tempat yang akan diserang dengan

kekuatan roh dari jarak jauh. Ketiga, budaya Tariuh, sejenis ritual memanggil roh

nenek moyang, tapi ritual-ritual dengan jarak minimal 100km sudah bisa

terdengar. Sebelum menghadapi genderang perang, masyarakat biasanya orang

Dayak Kanayatn sudah mencuci dirinya agar kebal dari serangan. Dikarenakan

kepercayaan yang kuat terhadap alam, segala jenis tumbuh-tumbuhan dapat

dijadikan ilmu kekebalan, tapi hanya berlaku pada masyarakat Dayak Kanayatn

asli. Ketika Matok dan Tariuh ini sudah dijalankan, masyarakat Dayak berjalan

sudah seperti kaki Kancil, cepat sekali dan tidak meninggalkan jejak sama sekali.

Lalu, kalo mangkok merah itu biasanya digunakan dalam suasana genting, karena

waktu dulu tidak ada alat komunikasi. Jadi, mangkok merah inilah sebagai alat

komunikasi seperti saat ini yaitu SMS atau telegram. Hanya saja, mangkok merah

ini mengandung kekuatan roh yang sudah dimantra. Di dalamnya terdapat darah

ayam, bulu ayam, beras kuning, dan cangkarok (biji beras). Sebenarnya mangkok

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

merah ini tidak dijalankan oleh setan, hanya mengandung kekuatan megis dan

berjalan dari kampung A ke kampung B, berlanjut ke kampung C dan seterusnya.

Penyampaian pesan ini berjalan sangat cepat dan menandakan bahwa situasi

benar-benar sedang genting menandakan adanya perang. Berjalannya mangkok

merah ini bukan berjalan sendiri, melainkan disampaikan juga oleh masyarakat

Dayak. Ketika seseorang sudah mendapatkan Mangkok Merah, maka mereka

harus segera melanjutkan pesan ke masyarakat lainnya. Terakhir yang paling unik

itu, orang Dayak Kanayatn mampu membedakan suku dalam bentuk bau.

Misalnya orang Madura, Jawa, dan Dayak kan mirip-mirip ya. Ini salah satu

kelebihan orang Dayak Kanayatn mampu mengetahui suku lain dari jarak 400km

dengan waktu kurang dari 1 (satu) jam. Tapi hanya berlaku untuk orang Dayak

asli, kalo perkawinan campuran itu sudah tidak bisa.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber I : Feridiana Janiam

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 5 Juni 2017

Waktu Wawancara : 19.00

Tempat Wawancara : Jl. Wonobaru No. 8B

Cynthia Novella (C)

Feridiana Janiam (J)

C: Apa makna upacara adat Naik Dango bagi Ibu sebagai tokoh masyarakat

Dayak Kanayatn?

J: Naik Dango itu kan upacara adat orang Dayak ya, sebagai bentuk sukacita lah

gitu. Menandakan untuk penutupan tahun berladang.

C: Apa saja tahap-tahap yang dilakukan sebelum ritual adat Naik Dango?

J: Melanjutkan dari Pak Yohanes ya. Jadi, pertama itu pergi ke suatu tempat

disebut Nabo’ Panyugu. Artinya kita pergi ke suatu tempat namanya Nabo’.

Tanah dibuka dengan bentuk lingkaran atau segiempat dan dipasang bambu yang

dinamakan sarungkang. Nyangahatn menggunakan 1 ayam bepinta, buka lahan

besar2 lalu dibakar. Adat untuk meminta agar lahan bisa menghasilkan dan tidak

diganggu oleh hama. Saat akan menjatuhkan benih pertama, ada ritual lagi. Benih

pertama ditaruh di Jangkek itu benih tahun lalu, lalu taruh di lahan bambu. Benih

tersebut di ambil bersama-sama yang dinamakan Alean, maksudnya bekerja

secara gotong royong, jadi ramai-ramai 1 kampung. Nanti ketika padi tumbuh,

mulai matang sedikit, namanya Matahatn (ngambil 1 padi). Daun-daun diambil,

masukkan dalam 1 rumah-rumahan, dihanyutkan ke sungai. Jadi semua hama

(penyakit padi) hanyut bersama air, minta sama Sang Pencipta. Ketika padi sudah

matang, diambil lagi disebut dengan Ritual Matahatn. Nanti setelah itu, ritual lagi

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

di Panyugu terdapat Pantak’ (patung) yang tangannya membentang, tempayan,

dan daun Rinyuakng. Nabo’ itu berarti berkunjung dengan tujuan bebilang dan

minta restu kepada nenek moyang untuk melakukan acara. Mereka juga

melakukan Nyangahatn. Nyangahatn Nabo’ Panyugu pakai tali tarap (saat

bermantra) di lumbung padi, beras banyu, tampukng tawar (menawari/penawar),

ayam, beras ketan tanpa ragi dalam bambu namanya Sole Tareng. Biasanya

memang di dekat Panyugu pasti selalu ada pohon Rinyuakng, karena pohon

Rinyuakng itu selalu di tanam di tempat yang ada Pantak’ dan dianggap suci.

Jadi, tempat suci itu biasanya dipegunungan, di bawah pohon besar tetapi harus

ada patung dari kayu itu. lalu, lanjutlah ada kegiatan ritual lagi namanya Ngampar

Bide. Itu kegiatan setelah Nabo’ Panyugu, yaitu berpinta kepada roh nenek

moyang untuk mengadakan suatu pesta atau acara. Ritual ini dijalankan di rumah

yang dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan acara. Mereka menjiwai dan

memasukkan roh dalam rumah tersebut agar pesta atau acara yang dilakukan tidak

diganggu dan meminta maaf kepada roh nenek moyang jika ada kekurangan

dalam acara tersebut. Maka ada pepatah masyarakat Dayak Kanayatn dalam ritual

nyangahatn yaitu, “Jika ada kekurangan janganlah dicari, inilah yang kami punya

maka lengkapilah.” Bide merupakan peraga adat seperti lamin. Barulah terakhir

itu acara Naik Dango ya, biasanya orang Dayak itu siimpan makanan di sudut-

sudut atas rumah-rumahan (kasih makan untuk roh) namanya Tumpakng. Di

dalam Tumpakng ada tumpik, sekapur sirih, suwiran daging ayam & babi.

Nyangahatn gak pake babi, tapi pestanya bole pake babi.

Apa saja yang dibutuhkan dalam ritual Nabo’ Panyugu dan Ngampar Bide?

J: Kalo dalam Nabo’ itu sifatnya mentah atau mantak, jadi ada tumpik (cucur)

tidak boleh warna merah, harus putih. Lalu ayam di potong atau bekipis namanya.

Ayamnnya harus yang masih hidup, tunggu sebentar, kemudian di rebus, diambil

semua ramuan di dalam, baru namanya Nyangahatn masak. Kalau udah masak,

Nyangahatn masak boleh ada cucur merah pakai gula merah. Ayam 2 ekor,

tempayan, parang, sekapur sirih lengkap, pahar, uang sebagai mata, beras pulut

dan beras biasa masing-masing 1kg, piring putih 2, telur kampung 2, bontokng

(beras yang dimasak dengan daun, daun pisang/pinang), pelita, baliung. Dalam

pahar biasanya ada ayam, nasi, baliung, sekapur sirih, uang, beras, bontokng,

tumpik poe’ itu semacam cucur putih dan nasi ketan. Trus, ada piring putih

berfungsi untuk menaruh beras, seperti kita mengirim surat, sebagai bukti bahwa

kita telah melakukan ritual adat. Makna mantra memohon kepada Jubata agar saat

Pekan Gawai tidak terjadi malapetaka, tidak terjadi keruntuhan, tidak terjadi hal-

hal yang menimpa orang baik pekerja seni ataupun orang yang membantu saat

gawai. Mantra diucapkan dalam bahasa Dayak oleh roh nenek moyang. Terakhir,

barulah kegiatan makannya setelah ritual selesai, makan bersama. Dimasak

bersama babi ayam dan lain-lain. Itulah bentuk syukurannya.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

C: Apa saja makna-makna dari bahan-bahan yang digunakan sebagai peraga

dalam upacara?

J: Babi

Babi itu sebagai salah satu bahan pelengkap dalam upacara adat Dayak

Kanayatn. Babi itu penting dalam ritual ini, karena memang digunakan sebagai

lambang berkurban. Kan ingin meminta restu kepada Jubata, makanya babi

sebagai makanan pokok masyarakat Dayak pun dipersembahkan. Tanpa babi,

upacara adat tidak dapat dilaksanakan. Masyarakat Dayak Kanayatn

menggunakan babi karena melambangkan hukum adat yang perlu ditegakkan,

ketika babi sudah ada dalam ritual adat, maka upacara tersebut sudah siap

untuk dilaksanakan. Babi dianggap hewan yang sakral dan memiliki kekuatan,

keberanian, dan kehidupan dalam tradisinya. Selain itu, babi juga dianggap

sebagai syarat untuk memasuki kehidupan baru. Pada saat pembacaan

mantra/doa Nyangahatn, babi dilambangkan sebagai pengorbanan masyarakat

Dayak Kanayatn yang bertujuan untuk dipersembahkan kepada Jubata (Tuhan)

sebagai rasa balas budi, membayar kesalahan dan sebagai ucapan terima kasih

(syukur) kepada Jubata (Tuhan). Jika tidak ada seekor babi yang dikurbankan,

maka masyarakat Dayak Kanayatn dianggap memiliki hutang kepada Jubata

(Tuhan) sehingga babi hitam jantan sebesar 30-40kg yang diiris-iris harus

dikurbankan.

- Ayam

Ayam memiliki arti dan tujuan agar segala sesuatu yang sudah dilarutkan.

Ayam juga berfungsi sebagai bentuk kurban dan biasanya menggunakan seekor

ayam jantan dan seekor ayam betina berwarna putih. Ayam juga dilambangkan

sebagai kehidupan dan kemakmuran karena ayam itu kan bisa terbang bebas,

lalu bisa mencari makan sana sini (sendiri).

- Salapa Singsorongan

Di dalam nya berisi pinang, daun sirih, kapur sirih. Jadi, orang dahulu para

leluhur itu setiap kali ada pesta, pasti akan makan siirh. Makanya selalu ada

kapur sirih, bahkan biasa rokok karena dipercayai masyarakat suku Dayak

Kanayatn para leluhur akan datang pada saat pesta berlangsung.

- Tali, parang

Benda tersebut dikenali sebagai alat atau media untuk menjaga roh manusia.

- Pelita

Melambangkan lilin, sebagai cahaya dan penerangan masyarakat Dayak

Kanayatn untuk mencari jalan kepada Jubata (Tuhan), agar dalam ritual

berjalan dengan lancar.

- Air bunga kemangi

Air kemangi dipercayai orang Dayak untuk membersihkan diri baik secara

rohani maupun secara fisik.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

- Pelantaran

Di wadah ini biasanya berisi beras pulut (poe’) dan beras gunung, telur, buah

tengkawang, dan uang koin yang dipersembahkan kepada Jubata (Tuhan)

sebagai tanda penghormatan.

- Pahar

Tempat menaruh sesajian biasanya terbuat dari tembaga.

- Tempayan manyanyi

Tempat untuk menyimpan beras saat sedang mengadakan ritual sebagai bentuk

padi yang akan dipersembahkan kepada Jubata (Tuhan) dan para nenek

moyang.

- Tampukng tawar

Berisi kunyit dan beras dan dibuat dalam pesta agar jangan sampai ada hal-hal

buruk yang terjadi.

- Tumpi poe’

Biasa tumpi ini dikenal dengan cucur dan pulut, itu adalah makanan ciri khas

suku Dayak Kanayatn.

- Air pencuci yang sengaja dibuat untuk menyambut kedatangan Jubata (Tuhan)

dan menandakan awal datanya Jubata. Air pencuci ini dibuat dengan

menggunakan air biasa.

Itulah benda serta syarat-syarat yang digunakan oleh suku Dayak Kanayatn

dalam melakukan ritual adat dalam menyambut upacara adat Naik Dango.

Biasanya kalau dalam Nabo’, ada dua jenis bahan yang digunakan, tapi hanya

pilih salah satu ya. Ada yang disebut Nyangahatn mantak (mentah) dan

Nyangahatn masak. Sebenarnya tidak ada perbedaan khusus, hanya saja untuk

kegiatan Naik Dango kemarin itu menggunakan bahan mentah (mantak) karena

ada ritual memanggil roh. Dalam Nyangahatnnya, sesajian itu semua disimpan

di atas pahar. Untuk babi itu selalu ada dan selalu digunakan dalam ritual adat,

ayam, dan anjing itu hanya dipakai saat-saat tertentu, biasanya dipakai saat

genting atau saat akan perang. Jadi meminta kekuatan dari roh leluhur dengan

menggunakan darah anjing karena dipercaya bahwa roh memakan darah.

Semua sesajian yang dipersembahkan ini sebagai bentuk rasa penghormatan

kepada Jubata (Tuhan) dan roh nenek moyang agar mendapat berkat agar

melimpah dan perladangan akan meningkat setiap tahunnya.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Upacara Pembukaan Pekan Gawai Dayak XXXII

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Lomba Pahat Patung dan Melukis Kanvas

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Para finalis Bujang Dara Gawai Dayak XXXII

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Kampanye Gawai Dayak XXXII pada Sabtu, 20 Mei 2017 pkl. 13.00.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Foto bersama Joseph Odillo Oendoen, S. Sn selaku Ketua Sekretariat Bersama

Kesenian Dayak Kalimantan Barat (SEKBERKESDA).

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Foto bersama narasumber yaitu Feridiana Janiam dan Yohanes Nenes

selaku tokoh Dayak Kanayatn dan merupakan pasangan suami istri.

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Patung Pantak’ yang terdapat dalam Panyugu

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5273/5/LAMPIRAN.pdfbahan kayu yang disebut Tarap, pernak-pernik yang digunakan karang laut dengan lonceng kecil

Pemaknaan Ritual Setelah..., Cynthia Novella, FIKOM UMN, 2017