Bab II Forensik

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 SURAT KETERANGAN DOKTER II.1.1 DEFINISI Surat Keterangan Dokter adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh seorang dokter secara profesional untuk tujuan tertentu tentang kesehatan atau penyakit pasien yang diketahuinya dan dapat dibuktikan kebenarannya atas permintaan pasien atau pihak ketiga dengan persetujuan pasien. II.1.2 MACAM-MACAM SURAT KETERANGAN DOKTER Surat keterangan dokter yang biasa diberikan oleh dokter antara lain adalah: 1. Surat keterangan sehat (untuk berbagai keperluan seperti memperoleh SIM, mengajukan klaim asuransi, menikah, melamar pekerjaan, dan lain-lain) 2. Surat keterangan sakit/istirahat sakit 3. Surat keterangan kelahiran 4. Surat keterangan kematian 5. Surat keterangan kematian untuk asuransi 6. Surat keterangan cacat 7. Surat keterangan ahli yang berkaitan dengan pemeriksaan forensik (Visum et Repertum); mengenai pembuatan Visum et Repertum dibahas dalam bab tersendiri.

description

forensik

Transcript of Bab II Forensik

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 SURAT KETERANGAN DOKTER

II.1.1 DEFINISISurat Keterangan Dokter adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh seorang dokter secara profesional untuk tujuan tertentu tentang kesehatan atau penyakit pasien yang diketahuinya dan dapat dibuktikan kebenarannya atas permintaan pasien atau pihak ketiga dengan persetujuan pasien. II.1.2 MACAM-MACAM SURAT KETERANGAN DOKTER

Surat keterangan dokter yang biasa diberikan oleh dokter antara lain adalah:

1. Surat keterangan sehat (untuk berbagai keperluan seperti memperoleh SIM, mengajukan klaim asuransi, menikah, melamar pekerjaan, dan lain-lain)

2. Surat keterangan sakit/istirahat sakit

3. Surat keterangan kelahiran

4. Surat keterangan kematian

5. Surat keterangan kematian untuk asuransi

6. Surat keterangan cacat

7. Surat keterangan ahli yang berkaitan dengan pemeriksaan forensik (Visum et Repertum); mengenai pembuatan Visum et Repertum dibahas dalam bab tersendiri.

8. Laporan mengenai penyakit menular

9. Kuitansi

II.1.3 KETENTUAN DALAM PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOKTER

Dalam membuat surat keterangan dokter, seorang dokter hendaknya hanya memberikan keterangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dokter yang membuat surat keterangan yang tidak benar dapat dikatakan melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia dan melanggar hukum. Aturan yang terkait dengan pembuatan surat keterangan dokter adalah: Pasal 267 KUHP

Seorang dokter yang sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau kecacatan diancam dengan hukuman penjara paling lama empat tahun.

Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhi hukuman penjara paling lama delapan tahun enam bulan.Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran. BAB I Pasal 7 KODEKI:Setiap Dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya BAB II Pasal 12 KODEKI:Setiap Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia Paragraph 4 Pasal 48 Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundangundangan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.II.2 SURAT KETERANGAN SAKITII.2.1 DEFINISI

II.2.2 FORMAT SURAT KETERANGAN SAKITFormat surat keterangan sakit terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Nama dan alamat instansi

2. Judul surat keterangan

3. Identitas pasien yang diberi keterangan

4. Isi keterangan

5. Tempat dan tanggal pembuatan surat keterangan

6. Nama lengkap dan tanda tangan dokter yang memberi surat keterangan

Gambar 1. Contoh Surat Keterangan SakitII.2.3 Wewenang Pemberian Surat Keterangan Sakit Untuk PasienII.2.4 Saksi Hukum Bagi Dokter Yang Mengeluarkan Surat Keterangan PalsuII.2SURAT KETERANGAN SAKITSURAT KETERANGAN CUTI PALSU dapat menyebabkan seorang dokter dituntut menurut pasal 263 dan 267 KUHPKUHP PASAL 263 (1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

PASAL 267 KUHP1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun

2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan.

3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.

PASAL 268 KUHP1. Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan dokter tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dengan maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau penanggung, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

2. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud yang sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu, seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu.Dalam surat keterangan dokter harus memenuhi beberapa hal supaya sebuat surat dapat disebut surat keterangan dokter, yaitu :

1. Harus ada Dokter yaitu seseorang yang telah definitif dinyatakan sebagai dokter;

2. Harus ada pasien yaitu seseorang yang akan dinyatakan kondisi atau keadaan kesehatannya oleh Dokter;

3. Harus ada surat yang berisi mengenai kondisi atau keadaan kesehatan seorang pasien. Surat tersebut harus ditandatangani oleh pembuatnya yaitu dokter dan/atau adanya stempel Dokter atau Rumah Sakit.

Surat keterangan Dokter tidak dapat dibuat oleh orang selain orang yang berprofesi sebagai dokter. Sehingga keterangan kesehatan yang diberikan bersifat mengikat kepada pihak-pihak berkepentingan sepanjang terkait kesehatan si pasien.

Pihak-pihak terkait yang dimaksud bisa berupa perorangan misal juragan atau pengusaha perorangan. Bisa juga berbentuk badan hukum misal perusahaan (perseroan terbatas), Jamsostek (BPJS) atau Pengadilan.

Surat keterangan dokter walaupun wujudnya sederhana namun surat keterangan dokter adalah sebuah akta otentik seperti halnya Akta Notaris, artinya sebuah surat yang isinya dibuat oleh orang yang mempunyai profesi yang telah menempuh pendidikan formil dan sumpah profesi. Eksistensinya diakui oleh Negara bahkan dunia, sehingga pekerjaannya didasarkan pada keilmuan dan standar yang telah ditetapkan oleh Negara dan/atau dunia.

Sehingga bila ada pemalsuan surat keterangan dokter maka pembuat surat atau penggunanya dapat dikenakan Pasal 267 KUHP dan Pasal 268 KUHP yang bunyinya lengkap :

Pasal 267 KUHP :

(1) Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

(2) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan.

(3) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.

Pasal 268 KUHP

(1) Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan dokter tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dengan maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau penanggung, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud yang sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu, seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu.

Maksud Pasal 267 KUHP sebagai berikut :

1. Bila ada seorang dokter yang membuat surat keterangan dokter palsu. Palsu mengenai isi suratnya, misalnya orang sehat namun ditulis dalam surat keterangan dokter bahwa orang itu sakit typus.

2. Maka dokter yang membuat surat palsu dimaksud dapat dipenjara maksimal selama 4 (empat) tahun.

3. Jadi yang palsu bukan bentuk surat, stempel rumah sakit atau tandatangan dokter pada surat namun yang palsu adalah isi keterangan dalam surat.

4. Bagi pemohon surat atau pasien yang memalsukan kondisi atau kedaan kesehatannya dapat terjerat dengan pasal ini juga.

Maksud Pasal 268 KUHP sebagai berikut :

1. Pengertian Pasal 268 KUHP lebih luas dari Pasal 267 KUHP.

2. Lebih luas dalam arti hal yang dipalsukan dan tempat tujuan penggunaannya.

3. Yang dipalsukan bukan hanya isi namun juga surat atau form-nya.

4. Pasal 268 KUHP terdapat kata Penguasa umum artinya adalah pejabat Negara atau tempat fasilitas umum misal Presiden, departemen kementerian, Lembaga Jamsostek (BPJS), Kelurahan, Kecamatan, Pengadilan dll.

5. Pasal 268 KUHP mengancam pidana kepada pembuat dan/atau pengguna surat keterangan dokter palsu yang digunakan pada suatu kepentingan yang terkait dengan kepentingan Penguasa Umum, misal membuat surat keterangan tidak buta warna untuk lolos ujian SIM padahal orang dimaksud sebenarnya buta warna.

Dokter dalam membuat surat keterangan dokter harus berdasar hasil pemeriksaan kesehatan terhadap pasien yang bersangkutan. Surat keterangan dokter tidak dapat dibuat hanya berdasar request atau permnintaan dari seseorang untuk kepentingan tertentu. Apabila hal tersebut dilakukan maka dokter tersebut melanggar Kode Etik Kedokteran dan KUHP tentunya.

Pasal 7 Kode Etik kedokteran : Seorang dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya ;

Pasakl 12 Kode Etik kedokteran : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia. ;

UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran : Kepentingan Kesehatan Pasien, rahasia kedokteran hanya dapat dibuka untuk memenuhi kepetingan aparatur penegak hukum, atas permintaan pasien atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Dalam kasus surat keterangan dokter palsu yang dapat disalahkan adalah pasien atau pengguna manfaat surat keterangan dokter dan dokter yang telah memberikan keterangan palsu yang dituangkan dalam surat keterangan dokter.