BAB-II-fixx.doc

57
Dokumen UKL-UPL PT. Herkul Jaya Abadi BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. Nama Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan Nama rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PT. Herkul Jaya Abadi selaku pemrakarsa kegiatan adalah Kegiatan Industri Pengolahan Arang (Briket). PT. Herkul Jaya Abadi bergerak dibidang perindustrian, perdagangan, dan pengangkutan beserta komponennya. PT. Herkul Jaya Abadi didirikan pada tanggal 02 Juli 2014 Nomor 07 dengan akte notaris yang dibuat oleh Sigit Suseno, S.H yang disahkan oleh Keputusan Mentri Hukum dan HAM Nomor AHU-22264.40.10.2014 yang ditetapkan di Jakarta Tanggal 28 Agustus 2014. Identitas Usaha secara lengkap : 1. Nama Perusahaan : PT. Herkul Jaya Abadi 2. Alamat Perusahaan : Jl. Benua Lame RT. 001 RW. 001 Kelurahan Negri Baru Kecamatan Benua Kayong 3. Nomor NPWP : 70.881.386.0-703.000 4. Nama Pimpinan : Leonard Raden Lucky Sulistyo Hendratno 5. Telpon : 081219283212 6. Lokasi Pabrik - Jalan : Jl. Benua Lame RT. 001 RW. 001 Kelurahan Negri Baru Kecamatan Benua Kayong - Kabupaten/Kota : Ketapang - Propinsi : Kalimantan Barat Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 1

Transcript of BAB-II-fixx.doc

Page 1: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

BAB II

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1. Nama Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Nama rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PT. Herkul Jaya Abadi

selaku pemrakarsa kegiatan adalah Kegiatan Industri Pengolahan Arang (Briket).

PT. Herkul Jaya Abadi  bergerak dibidang perindustrian, perdagangan, dan pengangkutan

beserta komponennya. PT. Herkul Jaya Abadi didirikan pada tanggal 02 Juli 2014 Nomor

07 dengan akte notaris yang dibuat oleh Sigit Suseno, S.H yang disahkan oleh Keputusan

Mentri Hukum dan HAM Nomor AHU-22264.40.10.2014 yang ditetapkan di Jakarta

Tanggal 28 Agustus 2014.

Identitas Usaha secara lengkap :

1. Nama Perusahaan : PT. Herkul Jaya Abadi

2. Alamat Perusahaan : Jl. Benua Lame RT. 001 RW. 001 Kelurahan Negri

Baru Kecamatan Benua Kayong

3. Nomor NPWP : 70.881.386.0-703.000

4. Nama Pimpinan : Leonard Raden Lucky Sulistyo Hendratno

5. Telpon : 081219283212

6. Lokasi Pabrik

- Jalan : Jl. Benua Lame RT. 001 RW. 001 Kelurahan Negri

Baru Kecamatan Benua Kayong

- Kabupaten/Kota : Ketapang

- Propinsi : Kalimantan Barat

7. a. Nomor Ijin Usaha Tetap :

b. Tanda Daftar Perusahaan : 503/740/SIUP/menengah/2014

c. Surat izin Tempat Usaha (SITU) : 503/593/SITU/PT/2014                

8. Penanggung Jawab UKL/UPL : …………………

                                                                     PT. Alam Indah Lestari

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Komplek Batara

Indah 1 Blok O No.13 – 14 Pontianak, Kalimantan

Barat.

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 1

Page 2: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

2.2. Lokasi Usaha Dan Atau Kegiatan

Lokasi rencana kegiatan terletak di Jalan Benua Lame RT. 001 RW. 001, Kelurahan Negri

Baru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.

Berdasarkan letak geografis rencana usaha berada pada koordinat 10 50’28,21”S dan 1100

0’31,99”E

Transportasi menuju lokasi dari Kota Pontianak dapat ditempuh melalui jalur darat

dengan kondisi jalan yang baik.

Lokasi geografis Kegiatan Industri Pengolahan Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara (Kiri) : Berbatasan dengan Parit Palenjo

Sebelah Selatan (Depan) : Berbatasan dengan Hasyim

Sebelah Timur (Belakang) : Berbatasan dengan Sungai Pawan

Sebelah Barat (Kanan) : Berbatasan dengan Parit Palenjo

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 2

Page 3: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 3

LokasiGudang Arang

Gambar 2. 1 Peta Lokasi Pembangunan Gudang Arang

Page 4: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Komponen Lingkungan

Telaahan terhadap informasi komponen lingkungan yang terkena dampak dengan memperhatikan aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi dan budaya.

Batas Wilayah Studi

Penentuan batas wilayah studi dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan rencana kegiatan Pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket), meliputi batas pembangunan, batas ekologi, batas administrasi dan batas sosial.

A. Batas EkologiBatas ekologi ini merupakan kondisi alam yang berada di sekitar kegiatan, batas ini berupa daerah aliran sungai, jalan raya maupun ekosistem dari suatu kegiatan yang saling berhubungan dengan kegiatan yaitu ekosistem pemukiman.

B. Batas AdministrasiBatas Wilayah administrasi sesuai dengan batas wilayah pemerintah Kabupaten Ketapang sedangkan Wilayah studi UKL-UPL ini berada di Kelurahan Negri Baru Kecamatan Benua Kayong.

C. Batas SosialBatas sosial berada pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha tepatnya di sekitar jalan Benua Lame RT 001 RW 001, Kelurahan Negri Baru, Kecamatan

Benua Kayong.

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 4

Page 5: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

2.3. Skala Usaha Dan Atau Kegiatan

2.3.1. Luas Lahan Rencana dan Atau Kegiatan

Rencana luas lahan yang dimiliki oleh PT. Herkul Jaya Abadi adalah seluas ± 15.360

M2 (Panjang : 192 M, Lebar : 80 M) yang direncanakan untuk Kegiatan Industri

Pengolahan Arang (Briket). Adapun luas peruntukan penggunaan lahan secara rinci

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Peruntukan Penggunaan Lahan PT. Herkul Jaya Abadi

No

Bangunan Jumlah Luas

1 Kantor 1 20 M2

2 Pos jaga 1 9 M2

3 Halaman parkir 1 30 M2

4 Workshop 1 2.400 M2

6 Ruang genset 1 48 M2

Luas Bangunan Total 2.507 M2

Sumber : PT. Herkul Jaya Abadi 2014

Luas total Lahan yang dikuasai oleh PT. Herkul Jaya Abadi seluas ± 15.360 m2. Luas

bangunan yang direncanakan akan dibangun adalah seluas ± 2.507 m2, dengan

demikian luas lahan yang tersisa seluas ± 12.853 m2 diperuntukkan untuk

pengembangan pembangunan pabrik, akses bangunan maupun fungsi lainnya

antara lain seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH). Lahan parkir dapat juga sekaligus

berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Adapun tata letak dan rencana lay-out dari kegiatan tersebut dapat di lihat pada

Gambar 2.3

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 5

Page 6: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 6

Gambar 2. 3 Lay out Rencana Bangunan Kegiatan PT. Herkul Jaya Abadi

Page 7: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

2.3.2. Jenis Dan Kapasitas Produksi

PT. Herkul Jaya Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

perindustrian. Perdagangan, dan pengangkutan. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh

PT. Herkul Jaya Abadi secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Armada kendaraan pengangkut limbah kayu bahan baku briket dan briket hasil

olahan

- Jumlah truk 3 buah ukuran 8 ton sistem sewa

- Pick up 2 buah ukuran 2,5 ton milik sendiri

Pabrik Pengolahan Arang (Briket)

Pabrik Pengolahan Arang (Briket) direncanakan berkapasitas 10 ton/hari

dengan waktu produksi selama 7 jam/hari. yang mana bahan baku pembuatan

arang berasal dari limbah kayu. Adapun kapasitas produksi Pabrik Pengolahan

Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi terdapat pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2. 2 Jenis Produksi dari kegiatan Operasional PT. Herkul Jaya Abadi

No. JENIS PRODUKSI SATUANKAPASITAS

(TON) / Tahun

1. Limbah Kayu Ton 500

Sumber : PT. Herkul Jaya Abadi, 2015

2.3.3. Bahan Baku

Bahan baku kegiatan Industri Pengolahan Arang (Briket) diperoleh dari dalam dan

luar daerah Kabupaten Ketapang. Bahan Baku yang dimanfaatkan untuk kegiatan

proses produksi merupakan kayu sisa (limbah). Limah kayu ada yg berupa padatan

dan juga serbuk seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.

Tabel 2. 3 Bahan Baku

Limbah Kayu Bentuk Fisik Sifat Bahan

Limbah kayu hsil kegiatan furniture/mebel

Limbah Kayu hasil kegiatan konstruksi

Padat/serbuk

Padat

Tidak Berbahaya

Tidak Berbahaya

Sumber : PT. Herkul Jaya Abadi, 2015

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 7

Page 8: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Gambar 2. 4 Limbah Kayu yang dimanfaatkan untuk pembuatan Arang (Briket)

2.3.4. Penggunaan Sumber Energi

Energi yang digunakan dalam menunjang kegiatan operasional Industri Pengolahan

Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi sebagian besar adalah berupa energi listrik.

Dalam kebutuhan listrik untuk kegiatan operasional pabrik direncanakan berasal

dari PLN. Selain itu, juga direncanakan pengadaan unit genset yang dipakai untuk

keadaan darurat jika terjadi masalah pada sumber listrik lainnya. Lokasi genset

ditempatkan di ruang kedap suara agar dapat menanggulangi gangguan kebisingan

akibat suara operasional mesin genset. Untuk mencegah terjadinya pencemaran gas

buang, dilakukan upaya perawatan mesin secara teratur dan melengkapi cerobong

dan filter yang berguna mengurangi timbulnya gas buang serta penanaman

tanaman penghijauan.

Sumber daya listrik utama untuk kebutuhan industri dan fasilitas penunjang

disuplai dari genset dengan kapasitas 450 KVA. Kapasitas listrik yang digunakan

sebesar 200 KVA. Energi tersebut digunakan untuk keperluan proses operasional

pengelolaan arang.

Dalam pemeliharaannya dalam jangka waktu tertentu genset beroperasi selama 7

jam sehari pada jam kerja yaitu hari senin – hari sabtu. Sedangkan untuk

penggantian oli mesin dilakukan secara berkala (minimal 3 bulan sekali) dan untuk

limbah B3 oli ditampung pada wadah drum bekas oli, yang selanjutnya

pengelolaannya diserahkan kepada pihak ke-3 yang memiliki izin Penampungan

LB3 dari Menteri Lingkungan Hidup.

Selanjutnya penggunaan energi tersaji pada tabel berikut ini.

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 8

Page 9: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Tabel 2. 4 Penggunaan Energi Pada Kegiatan PT. Herkul Jaya Abadi

No Jenis EnergiKapasitas Terpasang

Sumber Energi

1 PLN 500 KVA -2 Genset Diesel 450 KVA BBM Solar

Sumber : PT. Herkul Jaya Abadi, 2015

2.3.5. Penggunaan Sumber Air

Kebutuhan air Industri Pengolahan Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi bersumber

dari Sungai Pawan dan juga dari sumur yang direncanakan akan digali di area

industri sebanyak dua titik yang akan digunakan untuk keperluan produksi, utilitas

dan domestik.

Untuk kebutuhan air bersih perhari didasarkan pada jumlah pegawai, dan aktifitas

operasional industri pengolahan arang, kebutuhan akan air per hari, berdasarkan

estimasi sebagai berikut:

Jumlah Karyawan, 20 org x @ 60 liter = 1,200 M3

Jumlah estimasi operasional (50%) = 0,600 M3

Jumlah Kebutuhan = 1,800 M3

2.3.6. Jenis Alat Angkut dan Kendaraan

Jenis alat angkut dan kendaraan dalam kegiatan PT. Herkul Jaya Abadi digunakan

untuk pengangkutan bahan baku dan pengangkutan hasil produksi keluar dari

pabrik. Selain itu juga untuk transportasi staf dan karyawan sehari-hari. Adapun

jenis dan fungsi alat angkut yang digunakan dalam kegiatan ini, tersaji pada tabel

berikut:

Tabel 2. 5 Penggunaan Dan Jenis Alat Angkut

No. Penggunaan Jenis KendaraanVolume (unit)/ Waktu

Periodik

1 Bahan Baku dan Hasil Produksi Pick Up ± 5 Unit/hari

2Angkutan kepala operasional

dan buruh

Mobil ± 1 Unit/hari

Sepeda Motor ± 18 Unit/hari

Sumber : PT. Herkul Jaya Abadi, 2015

2.3.7. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 9

Page 10: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Jumlah tenaga kerja untuk operasional sekitar 20 orang. Adapun posisi untuk

penempatan tenaga kerja berupa posisi manager, kepala operasional, dan buruh.

Tenaga kerja untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus akan direkrut

tenaga berpengalaman yang akan didatangkan dari luar daerah dengan tetap

mengutamakan dan memperhatikan ketersediaan tenaga kerja yang ada di

Kabupaten Ketapang, khususnya di kelurahan Negri Baru. Sedangkan untuk

keperluan tenaga kerja yang tidak menuntut adanya keahlian khusus akan

diutamakan untuk menerima tenaga kerja setempat/lokal.

Tabel 2. 6 Jumlah dan kebutuhan Tenaga Kerja PT. Herkul Jaya Abadi

Klasifikasi Pekerjaan Jenis Kelamin

LK W JML

1. Manager ke Atas

2. Kepala Operasional

3. Buruh

1

1

18

-

-

-

1

1

18

Jumlah 20 0 0

Sumber : PT. Herkul Jaya Abadi, 2015

Adapun waktu operasional PT. Herkul Jaya Abadi adalah 7 jam sehari yang dimulai

pukul 07.00 – 12.00 Wib dan dilanjutkan pada pukul 13.00 – 15.00 Wib.

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan atau Kegiatan

2..1. Persetujuan Prinsip Atas Rencana Kegiatan

Pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket) oleh PT. Herkul Jaya Abadi

secara prinsipnya dapat dilaksanakan. Dimana pembangunan Industri ini sudah

mendapatkan persetujuan dari warga setempat dengan mendapatkan Ijin Gangguan

Usaha serta adanya Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) sehingga dapat dilakukan

Pembangunan Pabrik Pengolahan Arang (Briket), di dalam areal seluas ± 2400 m2 di

Kelurahan Negri Baru Kecamatan Benua Kayong.

2..2. Komponen Rencana Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak Lingkungan Hidup

Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket)

oleh PT. Herkul Jaya Abadi terdiri atas Tahap Pra konstruksi, Konstruksi, dan

Operasi.

A. Tahap Persiapan/Pra Konstruksi

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 10

Page 11: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada masa pra konstuksi meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1) Survei untuk studi kelayakan

Studi kelayakan terhadap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

maksud agar kegiatan pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket) PT.

Herkul Jaya Abadi lebih teratur, terarah dan jelas. Studi kelayakan yang disusun

berdasarkan hasil survei dan observasi di lapangan yang memuat pengkajian

terhadap rencana kegiatan proyek yang meliputi; pengkajian kelayakan teknis,

kelayakan ekonomi finansial dan kelayakan lingkungan dari kegiatan

pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi.

2) Pengurusan Perizinan

Perizinan dalam rangka kegiatan Industri Pengolahan Arang (Briket) PT.

Herkul Jaya Abadi yang telah diperoleh sebagai berikut ini :

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor :

503/740/SIUP/menengah/2014

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor : 1405 1 47 00350

Perizinan lain yang terkait dengan kegiatan Industri Pengolahan Arang

(Briket) PT. Herkul Jaya Abadi sedang proses pengurusan.

3) Sosialisasi Proyek

Sebelum kegiatan pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket) dimulai,

PT. Herkul Jaya Abadi melakukan kegiatan sosialisasi rencana kegiatan kepada

masyarakat di sekitar lokasi proyek. Kegiatan sosialisasi kepada masyarakat

yang terkena dampak kegiatan proyek dilakukan oleh pihak perusahaan

bersama-sama dengan instansi terkait.

4) Penentuan Batas Lokasi Proyek

PT. Herkul Jaya Abadi dalam rencana kegiatannya secara hukum telah

menguasai luas lahan ± 15.360 m2. Penentuan tata batas kegiatan PT. Herkul

Jaya Abadi disesuaikan dengan struktur dan gambar situasi yang dimiliki.

B. Tahap Konstruksi

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 11

Page 12: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana kegiatan pada masa konstruksi antara lain :

1) Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi

Tenaga kerja yang diperlukan pada tahap kontruksi diantaranya terdiri dari

tenaga ahli, pengawas dan buruh bangunan. Asal tenaga kerja diprioritaskan

diambil dari tenaga lokal namun jika tenaga kerja yang diperlukan untuk posisi

tertentu tidak tersedia di lokasi kegiatan maka akan didatangkan dari luar

daerah. Status tenaga kerja yang bekerja pada kegiatan proyek ini adalah

tenaga kerja tidak tetap (harian dan borongan) yang sistem penggajiannya

dibayar oleh pihak kontraktor yang telah ditunjuk oleh pihak pemrakarsa.

Aktifitas tenaga kerja ini hanya berlangsung selama kegiatan pada tahap

konstruksi saja dan setelah itu dilanjutkan oleh tenaga kerja yang direkrut oleh

pihak pemrakarsa untuk kegiatan operasional.

2) Mobilisasi Peralatan dan Material

Pada tahap awal pembangunan fisik proyek, akan dilaksanakan kegiatan yang

berupa mobilisasi alat-alat berat (heavy equipment) beserta kendaraan

operasional dan pengangkutan bahan/material yang diperlukan untuk kegiatan

pengerjaan pembangunan fisik proyek yang diikuti dengan pengerahan tenaga

kerja.

Sebelum kegiatan pembangunan fisik proyek dilakukan, akan didatangkan alat-

alat berat dan kendaraan operasional, yang jumlahnya disesuaikan dengan

kebutuhan umum proyek pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket).

Peralatan berat tersebut digunakan untuk keperluan pembongkaran bangunan

lama, pembukaan lahan, untuk kepentingan pembangunan dan pemeliharaan

jalan serta jaringan drainase, untuk persiapan lokasi bangunan perusahaan

serta untuk keperluan pembangunan fisik lainnya. Sedangkan kendaraan

operasional diperlukan untuk kebutuhan internal perusahaan dan kepentingan

angkutan serta keperluan lainnya untuk menjamin kelancaran pelaksanaan

pekerjaan proyek.

3) Kegiatan Pembukaan dan Persiapan lahan

Kegiatan pembukaan dan persiapan lahan dilakukan pada lahan yang

direncanakan untuk lokasi pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket).

Lahan yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan Industri Pengolahan

Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi beserta sarana dan prasarana

pendukungnya adalah seluas ± 2.507 m2.

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 12

Page 13: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Kegiatan pembersihan dan penyiapan lahan yang dimaksud adalah

pembongkaran bangunan lama (gudang) dan penimbunan pada bagian tapak

proyek dari semak-semak pohon liar, sehingga menjadi rata dan lahan menjadi

siap untuk didirikan pondasi untuk konstruksi bangunan pabrik dan fasilitas

penunjang lainnya, namun berdasarkan kondisi tanah saat ini relatif sudah

matang dan siap dibangun.

Selama kegiatan pembongkaran bangunan lama akan berkoordinasi dengan

pemilik bangunan, dan dalam kegiatan pembongkaran bangunan lama akan

memperhatikan aspek keselamatan pekerja, kenyamanan lingkungan sekitar

dengan tidak menimbun bahan sisa bangunan di tepi jalan, menempatkan

petugas untuk mengatur keluar masuk kendaraan pengangkut bahan-bahan

material. Pada tahap pra-kontruksi kegiatan yang dilakukan adalah melakukan

pembongkaran bangunan lama dan penyiapan tapak proyek diperkirakan

membutuhkan tenaga kerja 15 – 20 orang dengan rincian sebagai berikut:

Aktivitas pembukaan lahan yang dilakukan meliputi kegiatan :

- Pekerjaan penebasan pendahuluan

- Pekerjaan menebang pohon-pohon;

- Pekerjaan pembersihan areal yang telah dibuka;

- Pekerjaan penimbunan, pemadatan dan pengerasan tanah.

Kegiatan penimbunan dan perataan pondasi pada tapak proyek ini dilakukan

dengan mendatangkan material-material tanah yang berdampak pada

tingginya tingkat kebisingan dan peningkatan partikel debu yang berada di

lokasi proyek, serta tingginya mobilitas peralatan pengangkut material

sehingga dapat mengganggu lalu lintas yang ada. Untuk melindungi

pencemaran debu sekitar pembongkaran akan dipasang seng pembatas dengan

batas tanah sekitar tapak proyek dan diupayakan dilakukan penyiraman

terhadap sisa-sisa debu dan material tanah di sekitar tapak proyek, sehingga

tidak menjadi dampak negative penting.

4) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung lainnya

Sesuai dengan rencana alokasi lahan (Tabel 2.1. dan Gambar 2.3) untuk

bangunan dalam areal industri akan dibangun pabrik (Workshop), pos jaga,

halaman parkir, kantor, serta fasilitas pendukung lainnya dilakukan

sebagaimana umumnya mencakup pekerjaan sipil, mekanikal, dan elektrikal

berikut pemasangan instalasinya.

- Pembangunan Prasarana (Infrastruktur)

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 13

Page 14: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Pembangunan prasarana dikembangkan berdasarkan kebutuhan Kegiatan

Industri Pengolahan Arang (Briket) PT. Herkul Jaya Abadi. Prasarana yang akan

dibangun meliputi :

Jalan

Jalan yang direncanakan dibuat memakai beton cor disesuaikan dengan

jenis kendaraan yang melewatinya.

Drainase

Sistem drainase yang direncanakan akan bermuara ke Sungai Pawan. Pada

lokasi sebelum pembuangan ke Sungai Pawan, akan ditambah bar screen

untuk mengantisipasi ceceran serbuk/limbah kayu yang terbawa angin ke

saluran agar tidak keluar ke sungai. Saluran drainase direncanakan sebagai

saluran terbuka dengan bentuk penampang segi empat. Dasar saluran

berupa tanah dan dinding saluran menggunakan perkerasan kayu. Desain

saluran dapat di lihat pada gambar ….

Gambar 2.5 Bentuk penampang saluran segi empat dilengkapi dengan

Bar Screen

Ruang Genset

Jaringan listrik di areal perencanaan dimanfaatkan untuk industri, ataupun

fasilitas dan sarana lainnya. Kebutuhan listrik diperkirakan sebesar ± 200

KVA, sedangkan kapasitas genset mampu menyuplai kebutuhan daya hingga

± 450 KVA.

5) Pemutusan Hubungan Kerja

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 14

Page 15: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Pada akhir tahap konstruksi, tenaga kerja yang telah menyelesaikan pekerjaan

konstruksi bangunan dan fasilitas pendukung lainnya, masing-masing akan

dilepas/tidak dipekerjakan lagi. Pemutusan hubungan kerja ini dilakukan

sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan yang berlaku.

C. Tahap Operasi

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa operasi antara lain:

1) Rekrutmen tenaga kerja Operasional

Pada tahap operasi akan melibatkan jumlah tenaga kerja sekitar ± 15 - 20

orang. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut, maka akan

diutamakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar maupun dari luar

daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan

spesifikasi dan kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan.

Tabel 2.7 Rincian Kebutuhan Tenaga Kerja pada Kegiatan operasional

No. Jenis Ketenagaan Jumlah

1. Direktur Utama 1 orang

2. Manager 1 orang3. Kepala Operasional 1 orang4. Staf 17 orang

JUMLAH 20 orang

2) Operasional Mesin-mesin Pengolahan Arang (Briket)

Limbah kayu sebelum menjadi arang (briket) akan melewati beberapa tahapan

proses hingga arang (briket) siap dipasarkan. Tahapan-tahapan tersebut adalah

sebagai berikut ;

a. Limbah Kayu

Limbah kayu yang sudah tersedia pada gudang penumpukan kayu di potong

potong kecil sebelum masuk ke dalam mesin pencacah (hummermil).

Limbah kayu yang siap diproduksi adalah semua jenis kayu, baik berupa

serbuk gergaji, limbah kayu hasil kegiatan furniture, limbah kayu hasil

kegaiatan konstruksi, serta hasil dari kegiatan – kegiatan yang

menghasilkan limbah kayu.

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 15

Page 16: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Gambar 2.6 Limbah Kayu yang dipotong Kecil

b. Hummer mill – Proses Pencacahan

Mesin hammer mill berfungsi merubah ukuran suatu bahan baku produksi

menjadi butiran - butiran serbuk yang sangat halus. Ada 5 struktur yang

terdapat pada mesin hammer mill ini, yaitu :

1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna

untuk menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta

bertindak sebagai tempat hasil produksi keluar.

2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin.

Terdiri dari poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan

landasan. Bagian ini juga bekerja dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan keseimbangan setiap bagian

sebelum mesin dijalankan.

3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan

memeriksa komponen-komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini

memungkinkan untuk membersihkan saringan dan mengganti pisau

penghancur dengan lebih mudah.

4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara

bagian atas mesin dengan bagian bawahnya. Selain itu, casing ini juga

berfungsi sebagai pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi

yang cukup bersama-sama dengan rotor.

5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk

bahan baku produksi.

Prinsip kerja Hummer mill yaitu : bahan baku yang dimasukkan ke dalam

mesin selanjutnya akan dibawa oleh sebuah pelat ke bagian penghancuran.

Setelah bahan baku kayu dihancurkan, kayu akan dipotong dengan

kecepatan yang tinggi sehingga menjadi serbuk. Pada proses ini terdapat

tekanan udara sehingga serbuk kayu akan keluar dari mesin pencacah.

Serbuk kayu ini akan dimasukan secara manual ke dalam mesin penampung

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 16

Page 17: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

dan dialirkan ke rotary screen untuk dilakukan proses screening melalui

conveyor.

Dari mesin hummer mill, serbuk kayu keluar secara bebas dengan system

gravitasi, sehingga pada proses ini beresiko menghasilkan polusi debu dari

serbuk kayu yang terbawa oleh udara ke lingkungan sekitar pabrik. Maka

dari itu disarankan untuk menambahkan filter berupa kain kassa disekitar

wadah serbuk kayu agar serbuk kayu tidak mencemari udara sekitar.

c. Rotary Screen – Proses Penyaringan Partikel Kayu Berukuran Besar

Rotary screen merupakan penyaring putar yang berfungsi untuk

memisahkan kayu yang masih berukuran besar dari serbuk - serbuk kayu.

Effluent rotary screen akan dialirkan ke rotary drier dengan bantuan

conveyor untuk proses pengeringan. Sedangkan serbuk kayu yang tersaring

pada saringan rotary screen akan dipindahkan secara manual ke dalam

mesin hummer mill untuk dicacah kembali menjadi serbuk kayu. Rotary

screen menjamin proses penyaringan berlangsung kontinyu. Rotary Drier

ini berdiameter 1 m.

Gambar 2.7 Rotary Screen

d. Rotary Drier – Proses Pengeringan

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 17

Page 18: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering

berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan

dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran

udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini

lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900 oF.

Pengering rotary dryer akan digunakan untuk mengeringkan serbuk kayu.

Pemasukan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan

berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan,

gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat

berasal dari tungku yang berada di bagian belakang rotary drier.

Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan

dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang

terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas

dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang

terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut konveksi karena

sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan

menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi

penyusutan bobot.

Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga

tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun

juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian,  sehingga

pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak

mengalami penyusutan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder,

dimana bahan basah masuk di ujung yang satu dan bahan kering keluar dari

ujung yang lain. Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke

dalam silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas

mengalir dan kontak dengan bahan. Bahan yang telah kering kemudian

keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering

drum dan diteruskan ke zet blower untuk proses pendinginan.

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 18

Page 19: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Gambar 2.8 Rotary Dryer

e. Jet Blower – Proses Pendinginan

Blower merupakan alat yang digunakan untuk menaikan atau memperbesar

tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu

sebagai vakum udara. Blower yang digunakan dalam proses pengolahan

arang ini adalah jenis jet. Serbuk effluent yang masih panas dari rotary dryer

akan didinginkan pada tahap ini. Dengan jet blower serbuk kayu akan

didorong naik ke cyclone.

Gambar 2.9 Jet Blower

f. Cyclone

Cyclone merupakan alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan

tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi

berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Prinsip kerja dari

siklon pada pengolahan arang ini yaitu kumpulan partikel kayu dan gas yang

masuk dalam arah tangensial ke dalam siklon pada bagian puncaknya.

Kumpulan gas dan partikel kayu ditekan ke bawah secara spiral karena

bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal dan gaya inersia menyebabkan partikel

kayu terlempar, membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 19

Page 20: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

siklon. Dekat dengan bagian dasar siklon, gas bergerak membalik dan

bergerak ke atas dalam bentuk spiral yang lebih kecil.

Gaya gravitasi menyebabkan serbuk – serbuk kayu tersebut jatuh ke sisi

kerucut dan dialirkan ke box – box extruder dengan bantuan distributing

screw. Gas atau udara panas yang ikut masuk ke cyclone keluar dari bagian

puncak cerobong syclone. Pada tahap inilah dihasilkan emisi gas berupa

asap dari proses pendinginan serbuk kayu. Emisi gas buang ini berpotensi

tinggi mencemari udara di lingkungan sekitar sehingga disarankan untuk

memasang filter udara pada cerobong asap.

Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan yang ikut

keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut

terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari

cerobong. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan adalah

seperti cotton, nylon, orlon, darcon, fiberglass, polypropylene, wool, nomex,

dan tefloyn. Dapat juga menggunakan filter basah, serta alat pengendap

elektrostatik. Selain itu disarankan untuk melakukan program penghijauan

yang akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan melepaskan gas

oksigen maka akan mengurangi polutan udara.

Gambar 2.10 Cyclone

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 20

Page 21: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

g. Extruder – Proses Pengepresan

Mesin ekstruder akan mengempa serbuk kayu homogeny dalam suhu tinggi

menjadi briket yang berbentuk silindris. Hasil cetakan ini akan keluar ke

mesin conveyor yang kemudian akan dipindahkan secara manual ke tungku

pengarangan.

Gambar 2.11 Extruder

h. Oven – Proses Pengarangan

Briket serbuk kayu dioven di dalam tungku pengarangan, dimana pada

tahap ini terjadi proses pirolisis. Proses Pirolisis merupakan proses

pembakaran tidak sempurna dengan temperature tinggi hingga 7000C. Pada

kondisi normal, satu siklus pembakaran akan membutuhkan waktu 15 hari.

Setelah dioven selama 15 hari, arang (briket) siap dikemas.

Adapun Proses Pengolahan Industri Pengolahan Arang Briket PT. Herkul Jaya Abadi dapat

dilihat pada gambar 2.12 flow chart proses Pembuatan Arang berikut :

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 21

Page 22: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Gambar 2.12. Flow Chart Proses Pengolahan Arang

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 22

Limbah Kayu

Hummer Mill

Rotary Sreen

Rotary Dryer

Jet Blower

Cyclone

Ekxtruder

Oven

Packing Briket

Serbuk HalusSerbuk Kasar

Page 23: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

3) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Termasuk dalam kegiatan pada tahap ini adalah kegiatan pemeliharaan sarana

dan prasarana yang diperguanakan di Pusat Pengelolaan Industri, yaitu:

Penyediaan Air Bersih dan Penghijauan Lingkungan.

1) Penyediaan Air Bersih, untuk kebutuhan akan air bersih di Pusat

Pengolahan Industri Arang berasal dari sumur yang digali di area industri.

Pada kondisi eksisting sudah terbangun 1 buah sumur di area pabrik dan

direncanakan akan dibangun 1 buah sumur lagi untuk mencukupi

kebutuhan air bersih, dimana untuk kebutuhan perhari didasarkan pada

jumlah pegawai, dan aktifitas operasional industri pengolahan arang,

kebutuhan akan air per hari, berdasarkan estimasi sebagai berikut:

Jumlah Karyawan, 20 org x @ 60 liter = 1,200 M3

Jumlah estimasi operasional (50%) = 0,600 M3

Jumlah Kebutuhan = 1,800 M3

Air di dalam pabrik juga berperan penting dan harus memenuhi ketentuan

yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam pabrik.

Disarankan agar menyediakan air bersih di area workshop/pabrik dengan

memompakan air bersih dari sumur ke tempat penampungan untuk

kemudian dialirkan ke pabrik sebagai air untuk membersihkan tangan

sebagai bagian dari kesehatan lingkungan kerja.

2) Sarana dan Prasarana Pendukung di Pusat Pengolahan Industri Arang

(Briket);

Guna memberikan pelayanan dan keamanan yang optimal di lingkungan

kantor pengelola berupaya menyediakan sarana dan prasarana pendukung,

antara lain:

a) Mengantisipasi kejadian kebakaran di lingkungan industri, pihak

pengelola Pusat Pengolahan Arang menyediakan alat pemadam

kebakaran berupa pompa air sebanyak 1 s/d 2 buah, pada lokasi

strategis khususnya di workshop pengolahan arang.

b) Toilet dan WC bagi pegawai dan tamu direncanakan berjumlah 2 (dua)

pintu, yang terpisah bagi Pria dan Wanita. Limbah cair dari toilet dan wc

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 23

Page 24: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

c) di alirkan ke septictank. Estimasi limbah cair yang dihasilkan perorang

perhari adalah sebagai berikut ;

Jumlah Karyawan, 20 org x @ 60 liter air bersih = 1,200 M3

Jumlah estimasi operasional (50%) = 0,600 M3

Jumlah Kebutuhan = 1,800 M3

Limbah cair = 80% x 1,800 M3

= 1,44 M3

d) Sebagai kegiatan umum dan guna mengantisipasi kejadian kecelakaan di

lingkungan Pusat Pengolahan Arang, pihak pengelola menyediakan

keperluan dan obat-obatan pada kotak P3K.

e) Menyediakan tempat limbah hasil kegiatan domestik.

4) Pengelolaan Sampah dan Limbah Cair

Limbah-limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri ini berupa limbah cair

dan limbah padat. Jenis limbah cair dan padat yang dihasilkan berasal dari

aktifitas domestik dari workshop. Sistem pengolahan dan pengelolaan limbah

tersebut dibagi atas:

- Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di wilayah areal industri merupakan pengelolaan sampah

padat domestik. Dalam pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan pemilahan

terhadap jenis sampah agar penanganannya dapat dilakukan dengan efektif.

1) Sampah Domestik

Merupakan bahan buangan padat yang diakibatkan hasil aktivitas

domestik (kantor/workshop). Direncanakan pengelolaan sampah dengan

pemilahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan dua jenis

tong sampah yang berbeda warna, serta membuat tempat pembuangan

sementara (TPS) untuk mengumpulkan sampah sebelum diangkut Petugas

Kebersihan menuju tempat pembuangan akhir (TPA).

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 24

Page 25: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Estimasi perkiraan sampah yang dihasilkan dari hasil aktivitas domestik di

Indsutri Pengolahan arang (briket) PT. Herkul Jaya Abadi adalah sebagai

berikut:

Jumlah Karyawan, 20 org x @ 0,75 liter/hari = 15 L/hari

= 0,015 m3/hari

D. Tahap Pasca Operasi

Rencana kegiatan pada masa berakhirnya kegiatan operasi/pasca operasi dari PT.

Hekrul antara lain :

1) Pelepasan Tenaga Kerja

Pelepasan tenaga kerja dilakukan terhadap semua tenaga kerja pada tahap

pasca operasional dapat disebabkan oleh: ketika pihak perusahaan

memutuskan untuk tidak melakukan proses produksi dan atau perusahaan

mengalami kerugian secara finansial. Hal ini tentunya menyebabkan terjadinya

pemutusan hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan. Kondisi ini

dapat berdampak terhadap keresahan para karyawan. Perusahaan

bertanggung jawab dalam menanggulangi hal ini dengan pemberian pesangon

atau ganti rugi kepada karyawan. Perusahaan membuat surat perjanjian kerja

dengan karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Undang-Undang No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).

Dampak yang dapat terjadi dengan adanya kegiatan pelepasan tenaga kerja

atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini adalah berupa hilangnya pekerjaan

bagi karyawan sehingga menyebabkan menurunnya sumber penghasilan atau

pendapatan karyawan.

Lingkup Rona Lingkungan Hidup

Lingkup rona lingkungan hidup meliputi komponen lingkungan fisik-kimia, biologi

maupun komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan

masyarakat di wilayah studi PT. Herkul Jaya Abadi sebagai berikut ini:

2.5.1 Komponen Lingkungan Fisika-Kimia

A. Topografi dan Iklim

Kabupaten Ketapang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi

Kalimantan Barat. Kabupaten Ketapang merupakan kabuapten terluas di

Kalimantan Barat. Kabupaten Ketapang secara geografis terletak pada pada 0o19' –

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 25

Page 26: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

3o05' LS dan 108o42' - 111o16' BT. Batas-batas wilayah kabupaten ini adalah

sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pontianak dan Kabupaten

Sanggau

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Propinsi

Kalimantan Tengah

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Karimata

Secara rinci batas – batas wilayah Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada gambar

2.13 berikut :

Gambar 2.13. Peta Kabupaten Ketapang

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 26

Page 27: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Luas keseluruhan Kabupaten Ketapang adalah 35.809 km2, terdiri dari 33.209 km2

wilayah daratan dan 2.600 km2 wilayah perairan. Kabupaten Ketapang adalah

kabupaten terluas di propinsi Kalimantan Barat. Daerah pantai memanjang dari

utara ke selatan dan daerah aliran sungai merupakan dataran berawa-rawa, yakni

mulai dari kecamatan Telok Batang, Simpang Hilir, Sukadana, Matan Hilir Utara,

Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Pulau Maya Karimata. Sedangkan wilayah

perhuluan umumnya berupa daerah berbukit-bukit. Sungai terpanjang di

Kabupaten Ketapang adalah sungai Pawan. Juga terdapat sungai-sungai besar

lainnya, yakni sungai Merawan/Matan, Kualan, Pesaguan, Kendawangan dan Jelai.

Wilayah Kabupaten Ketapang terdiri dari 20 Kecamatan, dimana 13 Kecamatan

berada di daerah perhuluan dan selebihnya merupakan kawasan pesisir, yaitu

wilayah kecamatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan

laut.

Kecamatan Kendawangan adalah kecamatan terluas dengan luas wilayah 5.859 km2

atau 18,55 persen terhadap total luas wilayah Kabupaten Ketapang, sedangkan

kecamatan terkecil wilayahnya adalah kecamatan Delta Pawan atau 0,23 persen

terhadap total luas wilayah (Tabel 2.8).

Tabel 2.8 Luas Wilayah Kecamatan – Kecamatan di Kabupaten Ketapang

No KecamatanLuas

(Km2)

Persentase terhadap

luas Kabupaten (%)

1 Kendawangan 5.859 18,55

2 Manis Mata 2.912 9,22

3 Marau 1.160 3,67

4 Singkup 227 0,72

5 Air Upas 793 2,51

6 Jelai Hulu 1.358 4,30

7 Tumbang Titi 1.198 3,79

8 Pemahan 326 1,03

9 Sungai Melayu Rayak 122 0,39

10 Matan Hilir Selatan 1.813 5,74

11 Benua Kayong 349 1,10

12 Matan Hilir Utara 720 2,28

13 Delta Pawan 74 0,23

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 27

Page 28: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

14 Muara Pawan 611 1,93

15 Nangan Tayap 1.728 5,47

16 Sandai 1.779 5,63

17 Hulu Sungai 4.685 14,83

18 Sungai Laur 1.651 5,23

19 Simpang Hulu 3.175 10,05

20 Simpang Dua 1.048 3,32

Ketapang 31.588 100,00

Sumber : KCDA Kabupaten Ketapang

Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan

Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah iklim, letak

geografis dan perputaran/pertemuan arus angin. Pada tahun 2010 rata-rata

curah hujan di Kabupaten Ketapang lebiih rendah intensitasnya bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 292,9 mm dengan jumlah

hari hujan rata-rata sekitar 21 hari per bulan. Jumlah rata-rata hari hujan ini

paling tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan intensitas

tertinggi terjadi antara bulan April-Mei yaitu naik 128,9 mm, sedangkan

penurunan intensitas tertinggi terjadi antara bulan Maret-April yaitu turun

236,1 mm. Rata –rata curah hujan dan jumlah hari hujan di Kabupaten Ketapang

dapat dilihat pada tabel 2.9

Suhu Udara dan Kelembaban Udara

Secara Geografis wilayah Ketapang mendekati garis Khatulistiwa, maka

temperatur udara tergolong tinggi. Menurut catatan Stasiun Meteorologi Rahadi

Osman Ketapang pada tahun 2010 temperatur udara rata-rata berkisar 27,5 oC

dan suhu tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu berkisar 32,5 oC. jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, temperature udara pada tahun 2010

secara rata-rata relatif tidak mengalami banyak perubahan yaitu naik 0,02 oC.

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 28

Page 29: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rata-rata kelembaban nisbi/kelembaban udara pada tahun 2010 tercatat sekitar

85,0 persen. Kelembaban udara ini mengalami kenaikan rata-rata 1,80 persen

dibanding tahun sebelumnya. Adapun kelembaban udara tertinggi udara

tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 87,0 persen, dan kelembaban udara

rendah tercatat pada bulan Januari sampai dengan April yaitu 84,0 persen.

Secara rinci rata – rata tekanaan udara di Kabupaten Ketapang dapat dilihat

pada tabel 2.10.

Tabel 2.9. Rata-rata Curah Hujan (mm) dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Ketapang,

2007-2010

No Bulan Curah Hujan Hari hujan

(mm) (Hari)1 Januari 228,3 242 Pebruari 252,2 183 Maret 366,2 214 April 130,1 155 Mei 259,0 256 Juni 305,0 217 Juli 259,2 228 Agustus 312,7 229 September 351,0 20

10 Oktober 397,7 2011 November 378,3 2512 Desember 275,0 24

Rata -Rata

2010 292,9 212009 301,2 13,82008 286,3 15,52007 294,3 18,2

Sumber : KCDA Kabupaten Ketapang

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 29

Page 30: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Tabel 2.10. Rata-rata Tekanan Udara (Milibar) di Stasiun Meteorologi Ketapang 2010

Sumber : KCDA Kabupaten Ketapang

Kecepatan Angin dan Tekanan Udara

Rata rata kecepatan angin di wilayah Kabupaten Ketapang pada tahun 2010‐

adalah sebesar 7 Knot, Rata – rata kecepatan angin 2010 merupakan yang

tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Rata rata kecepatan angin‐

terendah terjadi selama 3 bulan yaitu 6,0 Knot, dan tertinggi terjadi selama 8

bulan yaitu sebesar 8,0 Knot sepanjang tahun 2010, dengan kecepatan angin

terbesar pada skala 10 20 Knot sepanjang tahun 2010. ‐

Rata rata tekanan udara di wilayah Kabupaten Ketapang sepanjang tahun 2010‐

relatif konstan yaitu pada kisaran 1.010,3 milibar. Dimana tekanan udara

minimum sebesar 1.007 milibar dan tekanan udara maksimum sebesar 1.016

milibar

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 30

Bulan Minimum Maksimum Rata - Rata

Januari 1009,7 1015,0 1012,3Pebruari 1010,6 1013,7 1012,2Maret 1008,8 1016,1 1012,0April 1010,2 1013,2 1011,6Mei 1007,3 1012,6 1009,7Juni 1010,0 1013,2 1011,5Juli 1008,6 1013,3 1011,3Agustus 1010,4 1013,1 1011,4September 1009,0 1013,4 1011,3Oktober 1007,8 1011,9 1010,6November 1007,2 1012,0 1010,1Desember 1007,2 1010,9 1008,7

Rata - Rata 1006,2 1014,1 1010,3

Page 31: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Tabel 2.11. Tabel Rata -Rata Kecepatan Angin dan Arah Angin Di Stasiun Meteorologi

Ketapang

No BulanRata - Rata Terbesar

Arah(Knot ) (Knot )

1 Januari 8 16 UTARA2 Pebruari 7 12 UTARA3 Maret 8 16 BARAT DAYA4 April 6 10 TENGGARA5 Mei 8 14 TENGGARA6 Juni 8 14 TIMUR LAUT7 Juli 8 14 TENGGARA8 Agustus 8 17 TIMUR9 September 8 22 TIMUR

10 Oktober 6 10 TIMUR11 November 6 12 UTARA12 Desember 8 20 UTARA

RATA -RATA

       2010 7,0 15,0 UTARA2009 5,4 15,5 TIMUR2008 4,8 14,02007 4,3 13,7  

Sumber: KCDA Ketapang 2011

Pengukuran iklim mikro di wilayah studi meliputi parameter suhu udara,

kelembaban, arah angin dan kecepatan angin. Pengukuran terhadap

parameter-parameter iklim mikro untuk melihat sejauh mana perubahan

kualitas lingkungan yang terjadi dengan adanya rencana kegiatan

pembangunan gudang dan terminal untuk kepentingan sendiri PT. Herkul Jaya

Abadi.

B. Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan

Untuk mengetahui gambaran awal kualitas udara ambien di areal sekitar

proyek maka perlu dilakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung

sebagai bahan perbandingan dan evaluasi terhadap dampak lingkungan yang

akan terjadi dimasa yang akan datang. Titik lokasi pengambilan sampel udara

untuk mengukur kualitas udara dan tingkat kebisingan di sekitar lokasi

pembangunan Gudang Arang yaitu sebanyak 2 titik yang dapat dilihat pada

gambar 2.14 berikut ini

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 31

Page 32: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 32

Gambar 2. 14 Peta Lokasi Pengambilan Titik Sampel Udara

Page 33: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan akan menimbulkan

gangguan kesehatan pada manusia, khususnya gangguan pada sistem

pernafasan, sistem saraf dan sistem pendengaran.

Pengamatan dan pengukuran terhadap kualitas udara ambien dan kebisingan

areal kegiatan PT. Herkul Jaya Abadi dilakukan pada 2 (dua) titik pengamatan

yaitu di area pabrik dan di akses jalan masuk industri.

Pengambilan sampel pada udara ambient, pada rentang waktu pukul 09.00 –

12.00 WIB. Penentuan lokasi sampling, selain memperhatikan faktor

meteorologi dan sumber pencemaran, juga didasarkan pada perhitungan

kegiatan di sekitarnya. Lokasi titik pengambilan kualitas udara berjumlah dua

titik yaitu di area pabrik/industri dan di akses jalan masuk. Parameter udara

ambient yang di teliti adalah kadar (SO2)2, (CO), (NO2)2, (H2S), (NH3), (SPM).

Hasil pengukuran kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan di sekitar

lokasi areal rencana kegiatan proyek PT. Herkul Jaya Abadi, dapat dilihat pada

Tabel 2.12.

Tabel 2.12 Hasil Analisa Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan di sekitar

Lokasi PT. Herkul Jaya Abadi

NO PARAMETER SATUANSTANDARD

MAKS

HASIL (Area

Pabrik)

HASIL (Akses Jalan

Masuk )A KIMIA:1. Sulfur Dioksida (SO2)2 g/Nmμ 3 365**) 4,7 4,82. Karbon Monoksida (CO) g/Nmμ 3 10.000*) 6,4 6,33. Nitrogen Oksida (NO2)2 g/Nmμ 3 150*) 0,5 0,84. Hidrogen Sulfide (H2S) ppm 0,02***) 0,008 0,0155. Amonia (NH3) g/Nmμ 3 0,5****) 0,15 0,26. Partikel Debu (SPM) g/Nmμ 3 230*) 28 25B FISIKA:7. Kebisingan dB (A) 70 dB 65,8 58,88. Suhu ºC - 31,5 31,89. Kelembaban % - 68,6 68,2

10. Kecepatan Angin M/s - 2,4 2,8Sumber : Laboratorium Kesehatan Pontianak, 2013

Keterangan :( * ) Baku Mutu Lingkungan menurut Kepmen LH No. 48 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan dan

PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraBaku Mutu Tingkat Kebisingan Berdasarkan Men LH Nomor. KEP. 48/MENLH/II/1996 untuk;

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 33

Page 34: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Dari Tabel 2.12 dapat diketahui bahwa tidak ada parameter pencemaran udara yang

melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Pengambilan kualitas udara di lokasi studi

menggunakan gas kolektor, dan kebisingan dengan mengguanakan sound level meter.

C. Kualitas Air Permukaan

Lokasi rencana kegiatan pembangunan gudang dan terminal untuk

kepentingan sendiri PT. Herkul Jaya Abadi berada tepat di pinggir Sungai

Pawan di Desa Negri Baru Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang, Oleh

karena itu untuk mengetahui tingkat kualitas air Sungai Pawan perlu dilakukan

pengambilan contoh air untuk dianalisa di laboratorium agar diketahui kualitas

airnya.

Parameter air Sungai Pawan yang dianalisa berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

yang selanjutnya untuk mengetahui kualitas air sungai tersebut dimana

parameter yang diuji meliputi parameter fisika dan parameter kimia , sampel

air yang telah diambil dari lokasi perencanaan pembangunan gudang arang

dianalisa pada Laboratorium Kesehatan Pontianak.

Pengamatan dan pengambilan sampel air Sungai Pawan ini dilakukan pada 2

(dua) titik yaitu :

1. Lokasi A1 : hulu Sungai Pawan

2. Lokasi A2 : hilir Sungai Pawan

Berdasarkan hasil data yang diterima dari analisa sampel air Sungai Pawan

dapat dilihat pada tabel 2.13 berikut:

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 34

Page 35: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Tabel 2.13 Hasil Analisa Lab. atas Uji Petik Kualitas Air Sungai Pawan bagian Hulu dan Bagian Hilir disekitar Lokasi Pembangunan Industri Pengolahan Arang (Briket)

No Parameter Satuan Kadar Max*)

Hasil UjiAir Sungai

Pawan (Hulu)

Hasil UjiAir Sungai Pawan

(Hilir)1 Residu Tersuspensi (TSS) Mg/L 400 28 262 Residu Terlarut (TDS) Mg/L 1000 47 553 Temperatur 0C 3 26,3 26,64 Turbidity NTU 25 27 455 Warna Pt-Co 50 95 956 Arsen (As) Mg/L 1 0,00 0,0017 Amoniak (NH4) Mg/L 0,2 0,25 0,038 Besi (Fe) Mg/L 1 0,230 0,739 Cadmium (Cd) Mg/L 0,01 0,00 0,00

10 COD Mg/L 25 28 4411 BOD Mg/L 3 4,48 14,0812 DO Mg/L 4 3,62 2,6513 Fluorida (F) Mg/L 1,5 0,00 0,0014 Khlorida (Cl) Mg/L 600 10 615 Klorin bebas (Cl2) Mg/L 0,03 0,00 0,0015 Khromium Valensi 6 (Cr+6) Mg/L 0,05 0,00 0,00116 Kalsium (Ca) Mg/L 200 3 517 Kesadahan (CaCO3) Mg/L 500 10 1018 Merkuri (Hg) Mg/L 2 <0,0002 <0,000219 Mangan (Mn) Mg/L 0,1 0,02 0,0020 Nitrat sebagai NO3-N Mg/L 10 0,162 0,20321 Nitrit sebagai NO2-N Mg/L 0,06 0,012 0,01522 pH - 6 – 9 6,55 6,2523 Selenium (Se) Mg/L 0,01 0,00 0,0024 Seng (Zn) Mg/L 0,05 0,15 0,0525 Sianida (CN) Mg/L 0,2 0,002 0,0026 Sulfat (SO4) Mg/L 400 2,003 2,527 Sulfida (H2S) Mg/L 0,002 0,001 0,0028 Timbal (Pb) Mg/L 0,03 <0,001 <0,00129 Tembaga (Cu) Mg/L 0,02 0,00 0,0030 Total Fosfat sebagai PO4 Mg/L 0,2 0,22 0,0231 Fenol Mg/L 0,001 0,12 0,000632 Minyak dan Lemak Mg/L 1 0,26 0,3033 Deterjen sebagai MBAS Mg/L 0,2 0,035 0,033

Sumber : Hasil Pengamatan dan Analisa Laboratorium Kesehatan Pontianak, 2015

Keterangan :

*) Analisis Berdasarkan PP No.82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,

Kategori Air Kelas II.

Lokasi Pengambilan sampel kualitas air Permukaan :

A-1 : Bagian Hulu Sungai Pawan dari kegiatan proyek

A- 2 : Hilir Sungai Pawan dari kegiatan proyek

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 35

Page 36: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 36

Gambar 2. 15 Peta Lokasi Pengambilan Titik Sampel Air

Page 37: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Parameter Fisika

Parameter fisika yang dianalisis meliputi residu tersuspensi (TSS), residu

terlarut (TDS), temperatur/suhu dan turbidity/kekeruhan serta warna.

Suhu/Temperatur

Hasil pengukuran terhadap parameter suhu/temperature air di titik

pengamatan di lokasi studi yaitu 26,3 oC dan 26,6 oC. Hasil pengukuran

suhu/temperatur air di lokasi studi relatif tidak menunjukkan adanya

perbedaan yang ekstrim, kondisi tersebut masih berada pada batas normal

bagi kehidupan biota perairan.

Residu Terlarut/Total Dissolved Solid (TDS)

Residu terlarut (TDS) di lokasi pengamatan studi adalah 47 mg/l dan 55 mg/l.

Kisaran nilai TDS di lokasi pengamatan studi berada di bawah ambang batas

yang diperbolehkan batu mutu kelas II sebesar 1.000 mg/l. Hasil uji TDS

menunjukan air berada pada kondisi yang sangat baik.

Residu Tersuspensi/Total Suspended Solid (TSS)

Total Suspended Solid (TSS) di lokasi pengamatan yaitu 28 mg/l dan 26 mg/l.

Kisaran nilai TSS di lokasi studi berada di bawah kadar maksimum yang

diperbolehkan menurut baku mutu kelas II yakni sebesar 400 mg/l. TSS sangat

berpengaruh terhadap tingkat kecerahan dan kekeruhan air (turbidity).

Warna

Warna perairan disebabkan oleh bahan-bahan yang terlarut di dalamnya baik

bahan organik maupun anorganik serta banyak dipengaruhi oleh

bahan/substrat dasar sungai. Kadar maksimum untuk parameter warna

menurut baku mutu air kelas II adalah 50 Pt.Co. Sedangkan kadar warna yang

terukur di lokasi pengamatan menunjukkan 95 Pt.Co. Secara visualisasi warna

air di lokasi studi berwarna bening (jernih) sampai kuning kecoklatan.

Kekeruhan /Turbidity

Kekeruhan perairan menunjukkan kemampuan transmisi cahaya dalam air.

Turbidity/Kekeruhan air di titik pengamatan di lokasi studi yaitu 27 skala NTU

hingga 45 skala NTU. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai turbidity/

kekeruhan di lokasi melebih baku mutu kelas I yaitu 25 skala NTu namun

masih berada pada batas yang diperbolehkan. Tingginya kekeruhan

menyebabkan berkurangnya transmisi cahaya dalam air.

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 37

Page 38: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Parameter Kimia

Berdasarkan hasil analisis laboratorium terhadap parameter-parameter kimia,

menunjukan bahwa kondisi rona awal kualitas air Sungai Pawan di lokasi studi

sebagian besar masih berada di bawah kadar maksimum yang diperbolehkan.

Parameter-parameter kimia yang dianalisis antara lain adalah :

Keasaman (pH)

Nilai keasaman memberikan gambaran tentang keseimbangan asam basa

dalam air yang sangat erat dengan fungsinya sebagai pelarut dalam reaksi-

reaksi kimia. Pengukuran derajat keasaman (pH) di lapangan dilakukan dengan

menggunakan pH-meter. Nilai kemasaman dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain oleh proses fotosintesis dalam perairan. Hasil pengukuran

konsentrasi pH di lokasi studi menunjukkan nilai 6,25 dan 6,50. Nilai ini masih

berada pada baku mutu yang diperbolehkan menurut baku mutu kelas II

dengan konsentrasi tergolong netral.

Oksigen Terlarut / Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen adalah unsur terpenting dalam pengendalian kualitas air, kandungan

oksigen terlarut (DO) dalam air sangat esensial bagi kehidupan biota perairan.

Air sungai yang jernih biasanya mengandung oksigen dengan kadar yang jenuh,

namun oksigen terlarut tersebut dapat berkurang secara cepat akibat adanya

limbah organik. Banyaknya bahan organik pada perairan akan berfungsi

sebagai substrat bagi mikro organisme pengurai yang membutuhkan suplai

Oksigen secara kontinyu. Dengan kata lain, makin tinggi kandungan bahan

organik dalam perairan maka kelarutan Oksigen (O2) semakin rendah.

Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan kandungan Oksigen terlarut di

lokasi studi rendah atau berada di atas baku mutu air yang di perbolehkan

untuk kelas II (4 mg/l) yakni 2,65 mg/l dan 3,62 mg/l.

Biochemical Oxygen Demand (BOD)

Oksigen yang terlarut (DO) dimanfaatkan oleh zat renik (mikro organisme)

untuk proses penguraian bahan organik (BOD). Tingginya BOD

menggambarkan bahwa di perairan tersebut mengandung bahan organik

tinggi, sebaliknya nilai BOD yang rendah belum tentu menunjukkan kandungan

bahan organiknya rendah, karena tidak semua bahan organik dapat

terdekomposisi secara biologis (biodegradable)

Hasil pengukuran konsentrasi BOD di lokasi studi menunjukkan nilai 4,48 mg/l

dan 14,08 mg/l, kondisi ini mengindikasikan bahwa pada Sungai Pawan di

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 38

Page 39: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

sekitar lokasi studi pada bagian hilir dan hulu memiliki nilai BOD berada di atas

kadar maksimum kelas II yang diperbolehkan yakni sebesar 3 mg/l, hal ini

diprakirakan disebabkan oleh buangan limbah domestik (rumah tangga) yang

berasal dari pemukiman yang berada di sekitar perairan sungai Pawan.

Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) menggambarkan jumlah total oksigen yang

dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara lengkap menjadi

anorganik. Jadi nilai COD meningkat dengan meningkatnya konsentrasi bahan

organik. BOD meningkat dengan meningkatnya COD, nilai COD bisa digunakan

untuk menduga BOD. Konsentrasi COD yang terukur di lokasi studi yaitu 28

mg/l dan 44 mg/l.

2.5.2 Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya Dan Kesehatan Masyarakat

A. Demografi/Kependudukan

PT. Herkul Jaya Abadi berlokasi di Jalan Benua Lame Kelurahan Negri

Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Berdasarkan data Profil

Kecamatan (SP2013) Dalam Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013

disebutkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Ketapang hingga Tahun 2012

berjumlah 448.779 jiwa, dimana 232.824 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan

215.955 jiwa adalah perempuan. Sedangkan Jumlah Penduduk Di Kecamatan

Benua Kayong adalah 37.069 dengan kepadatn penduduk adalah 103 jiwa/km2.

Persebaran penduduk Kabupaten Ketapang tidak merata antar wilayah

kecamatan, desa/kelurahan. Kecamatan dengan tingkat penduduk terpadat

terdapat di Kecamatan Delta Pawan Yaitu dengan kepadatan 1.033 jiwa per

Km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah

terdapat di Kecamatan Hulu Sungai dengan kepadatan 3 jiwa per Km2.

Perindustrian Di Kecamatan Benua Kayong

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga resparasi

adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi

juga dalam bentuk jasa Industri kecil dan menengah formal di Kabupaten

Ketapang mampu menyerap 4.167 orang tenaga kerja yang didominasi oleh

pekerja laki-laki. Total nilai investasi industri kecil dan menengah formal tahun

2012 adalah sebesar 34,55 miliar rupiah, jumlah ini lebih tinggi jika

dibandingkan nilai investasi tahun 2010. Daerah perkotaan seperti Kecamatan

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 39

Page 40: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Delta dan Benua Kayong menjadi lokasi utama industri kecil dan menengah

formal. Pada tahun 2012 terdapat 14 unit industri besar yang berstatus aktif di

Kabupaten Ketapang dan menyerap 756 pekerja.Berdasarkan data yang

diperoleh da ri Kecamatan Dalam Angka tahun 2011 untuk Kecamatan Benua

Kayong dijelaskan bahwa pada tahun 2011, jumlah perusahaan industri yang

ada di Kecamatan Siantan mencapai 45 unit usaha yang terdiri 9 usaha kecil, 18

usaha industri sedang dan 18 usaha industri besar.

Beroperasinya PT. Herkul Jaya Abadi di Desa Jungkat, akan meningkatkan

lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitarnya, yang pada akhirnya akan

memberikan tambahan pendapatan bagi penduduk. Disamping itu

pembangunan gudang dan terminal/dermaga di lokasi berarti terbukanya

beberapa lapangan pekerjaan khusus bagi penduduk setempat seperti tenaga

untuk bongkar muat barang, tenaga untuk kerani gudang, tenaga satpam dan

lain sebagainya serta tumbuhnya warung-warung kecil disekitar kegiatan.

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 40

Page 41: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana Usaha Dan / Atau Kegiatan II - 41

Page 42: BAB-II-fixx.doc

Dokumen UKL-UPLPT. Herkul Jaya Abadi

Rencana Usaha Dan / Kegiatan II - 42